ANEMIA. DYAH UMIYARNI PURNAMASARI, SKM, M.Si

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berbagai negara, dan masih menjadi masalah kesehatan utama di. dibandingkan dengan laki-laki muda karena wanita sering mengalami

Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Anemia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan juga didapatkan dari tradisi (Prasetyo, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. yang relatif sangat bebas, termasuk untuk memilih jenis-jenis makanan

Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003). Masa nifas dimulai

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat dilakukan. pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. disamping tiga masalah gizi lainya yaitu kurang energi protein (KEP), masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak. perilaku, kesehatan serta kepribadian remaja dalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. gangguan absorpsi. Zat gizi tersebut adalah besi, protein, vitamin B 6 yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata "Paham

BAB 1 PENDAHULUAN. negara berkembang, termasuk. Riskesdas, prevalensi anemia di Indonesia pada tahun 2007 adalah

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, menurut World Health Organization (WHO) (2013), prevalensi anemia

TINJAUAN PUSTAKA. a. Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterine mulai

MAKALAH GIZI ZAT BESI

BAB I PENDAHULUAN. trimester III sebesar 24,6% (Manuba, 2004). Maka dari hal itu diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya. manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. spermatozoa dan ovum kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.

NAMA : UMUR : KELAS : No. Telpon : Alamat lengkap : Untuk pertanyaan di bawah ini, beri tanda X untuk jawaban yang kamu pilih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS

HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN PROTEIN, BESI DAN VITAMIN C DENGAN KADAR HEMOGLOBIN SISWI KELAS XI SMU NEGERI I NGAWI

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan pertumbuhan fisik yang tidak optimal dan penurunan perkembangan. berakibat tingginya angka kesakitan dan kematian.

BAB I PENDAHULUAN. Kasus anemia merupakan salah satu masalah gizi yang masih sering

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Periode Kehamilan merupakan masa dimulainya konsepsi

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan. Dalam periode kehamilan ini ibu membutuhkan asupan makanan sumber energi

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan baik, bayi tumbuh sehat sesuai yang diharapkan dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. kelompok yang paling rawan dalam berbagai aspek, salah satunya terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Anemia merupakan masalah yang sering terjadi di Indonesia. Anemia

BAB I PENDAHULUAN. dengan prevalensi tertinggi dialami negara berkembang termasuk Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari batas normal kelompok orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Kekurangan zat gizi dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik, perkembangan kecerdasan, menurunnya produktifitas kerja dan

membutuhkan zat-zat gizi lebih besar jumlahnya (Tolentino & Friedman 2007). Remaja putri pada usia tahun, secara normal akan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan fisiknya dan perkembangan kecerdasannya juga terhambat.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Sukoharjo yang beralamatkan di jalan Jenderal Sudirman

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

2. Sebagai bahan masukan kepada pihak rumah sakit sehingga dapat melakukan. 3. Sebagai bahan masukan atau sebagai sumber informasi yang berguna bagi

BAB I PENDAHULUAN. sampai usia lanjut (Depkes RI, 2001). mineral. Menurut Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI 1998

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terutama diperlukan dalam hematopoiesis (pembentukan darah) yaitu dalam

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN PROTEIN, ZAT BESI, DAN VITAMIN C DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DI KELURAHAN SEMANGGI DAN SANGKRAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kualitas SDM yang dapat mempengaruhi peningkatan angka kematian. sekolah dan produktivitas adalah anemia defisiensi besi

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutritute dalam bentuk. variabel tertentu ( Istiany, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi medis dimana kadar hemoglobin kurang dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang diharapkan setiap pasangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Anemia merupakan suatu keadaan dimana kadar Hemoglobin (Hb) ambang menurut umur dan jenis kelamin (WHO, 2001).

BAB 1 : PENDAHULUAN. kurang vitamin A, Gangguan Akibat kurang Iodium (GAKI) dan kurang besi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anemia pada ibu hamil merupakan salah satu masalah yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Anemia Defisiensi Besi (ADB)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan gagalnya pertumbuhan,

BAB I PENDAHULUAN. usia subur. Perdarahan menstruasi adalah pemicu paling umum. kekurangan zat besi yang dialami wanita.meski keluarnya darah saat

BAB I PENDAHULUAN. masa dewasa. Masa ini sering disebut dengan masa pubertas, istilah. pubertas digunakan untuk menyatakan perubahan biologis.

BAB I PENDAHULUAN. 2001). Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fisik maupun mental, sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan. perkembangan janin dalam kandungannya (Pinem, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, masa remaja, dewasa sampai usia lanjut usia (Depkes, 2003).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEDOMAN PENANGGULANGAN ANEMIA GIZI UNTUK REMAJA PUTRI DAN WANITA USIA SUBUR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

3. plasebo, durasi 6 bln KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ibu hamil merupakan penentu generasi mendatang, selama periode kehamilan ibu hamil membutuhkan asupan gizi yang

HUBUNGAN ASUPAN ZAT BESI DENGAN KADAR HEMOGLOBIN DAN KADAR FERRITIN PADA ANAK USIA 6 SAMPAI 24 BULAN DI PUSKESMAS KRATONAN SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANEMIA GIZI BESI PADA TENAGA KERJA WANITA DI PT HM SAMPOERNA Oleh : Supriyono *)

BAB I PENDAHULUAN. (Suharno, 1993). Berdasarkan hasil penelitian WHO tahun 2008, diketahui bahwa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

kekurangan energi kronik (pada remaja puteri)

BAB I PENDAHULUAN. Masa kehamilan merupakan masa yang dihitung sejak Hari Pertama

BAB I PENDAHULUAN. Anemia merupakan suatu kondisi konsentrasi hemoglobin kurang dari

BAB 1 PENDAHULUAN. yang banyak terjadi dan tersebar di seluruh dunia terutama di negara

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI) tahun 2010 menyebutkan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan demikian salah satu masalah kesehatan masyarakat paling serius

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) mengacu pada jumlah kematian ibu yang terkait

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting. dalam menentukan derajat kesehatan masyatakat.

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Indonesia memiliki Angka Kematian Ibu (AKI) yang. tertinggi bila dibandingkan dengan negara-negara ASEAN

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kekurangan zat-zat gizi esensial tertentu yang akhirnya akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Anemia merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan mempunyai arti yang sangat penting bagi manusia, karena

PERBEDAAN KADAR HB DALAM PEMBERIAN TABLET FE + VITAMIN C PADA REMAJA PUTRI DI KOTA BUKITTINGGI. Hasrah Murni (Poltekkes Kemenkes Padang )

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. sel darah merah lebih rendah dari nilai normal, sebagai akibat dari defisiensi salah

BAB I PENDAHULUAN. hemoglobin dalam sirkulasi darah. Anemia juga dapat didefinisikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Mukhtar 1, Rusmilawaty 2, Yuniarti 2 ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengetahuan Remaja Putri tentang Anemia. penglihatan dan pendengaran (Notoadmodjo, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO) wanita dengan usia tahun

PERBEDAAN KADAR HEMOGLOBIN SISWI SMA PEDESAAN DAN PERKOTAAN DI KABUPATEN KLATEN

GIZI WANITA HAMIL SEMESTER VI - 6 DAN 7

LAMPIRAN 1 KUESIONER

BAB 1 : PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat ( Public Health Problem) adalah anemia gizi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak-anak dan dewasa yaitu

12 PESAN DASAR NUTRISI SEIMBANG

Transkripsi:

ANEMIA DYAH UMIYARNI PURNAMASARI, SKM, M.Si

Apa Itu Anemia Dikenal sebagai kurang darah Adalah suatu keadaan dimana jumlah Hemoglobin dalam darah kurang dari normal. Zat ini dibuat di dalam sel darah merah, sehingga Anemia dapat terjadi baik karena sel darah merah mengandung terlalu sedikit hemoglobin maupun karena jumlah sel darah yang tidak cukup. Sel-sel darah merah membawa oksigen dari paru-paru ke jaringan-jaringan dan mengangkut Karbondioksida dari jaringan-jaringan ke paru-paru. Setiap keadaan yang mengurangi kemampuan membawa oksigen dari sel-sel darah merah akan mengurangi pemasokan oksigen ke jaringan-jaringan termasuk otak dan otot. Gejala akan mencakup kelesuan, konsentrasi yang buruk dan kelemahan.

Apakah kurang darah(anemia) sama dengan darah rendah? Tekanan darah rendah adalah kurangnya kemampuan otot jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh sehingga menyebabkan kurangnya aliran darah yang sampai ke otak dan bagian tubuh lainnya. JADI KURANG DARAH DAN DARAH RENDAH TIDAK SAMA

Batasan Anemia (menurut DEPKES RI) Ibu Hamil Kelompok Anak Balita Anak Usia Sekolah Wanita dewasa Laki-laki dewasa Ibu Menyusui > 3 bulan Batas Normal Hemoglobin 11 gram % 12 gram % 12 gram % 13 gram % 11 gram % 12 gram %

Kriteria Epidemiologi kegawatan Anemia WHo menetapkan kriteria sbb : Kriteria Gawat (severe) Sedang (moderate) Ringan (mild) Prevalensi dalam suatu populasi > 40 % 10 39,9 % < 10 %

Klasifikasi Anemia A. Anemia Defisiensi Karena kekurangan (defisiensi) zat gizi tertentu B. Anemia Aplastik Kekurangan produksi sel darah merah. Hal ini bisa terjadi bila sumsum tulang berhenti bekerja sehingga tidak cukup sel darah merah yang dibentuk

C. Anemia Hemoragik Karena pengeluaran darah dari tubuh lewat pendarahan D. Anemia Hemolitik Karena penghancuran (destruksi) sel darah merah di dalam tubuh

ANEMIA DEFISIENSI 1. Anemia Gizi Besi Anemia karena kekurangan zat besi di dalam tubuh 2. Anemia Megaloblastik Anemia karena kekurangan asam folat 3. Anemia karena kekurangan zat gizi mikro lain (Vit B12, mineral)

ANEMIA GIZI BESI Tanda-Tanda Pucat, yang dapat dikenal dari penampakan di bibir, jari dan kuku, telapak tangan dan konjuntiva(mata) Denyut jantung cepat Kurang tenaga ( mudah lelah ) Mudah mengantuk Kadang-kadang pusing Kadar Hemoglobin di bawah normal

Dalam tubuh, zat besi sebagian besar terdapat dalam darah sebagai bagian dari protein yang bernama Hemoglobin (Hb) di sel-sel darah berfungsi mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh sel tubuh. Mioglobin di sel-sel otot berfungsi mengangkut dan menyimpan oksigen untuk sel-sel otot

METABOLISME BESI

Masukan zat besi setiap hari diperlukan untuk mengganti zat besi yang hilang melalui tinja, air kencing dan kulit. Kehilangan ini kira-kira 0,5 1,0 mg perhari.selain itu pada wanita adanya kehilangan karena menstruasi. Kehilangan karena menstruasi rata-rata dari bulan ke bulan merupakan kehilangan zat besi harian kira-kira 1,0 mg atau rata-rata kira-kira 28 mg setiap bulan. Kebutuhan besi sehari (usia 16-49 tahun) - Laki-laki : 13 mg/hari - Wanita : 26 mg/hari (WNPG: 2004)

Ada 2 jenis zat besi yang berbeda dalam makanan, yaitu zat besi yang berasal dari Hem dan Non Hem. 1.Zat Besi Hem Merupakan penyusun Hemoglobin dan Mioglobin. Terkandung dalam : daging, ikan, unggas serta hasil olahan darah. 2. Zat Besi Non Hem Terkandung dalam makanan nabati: sayur-sayuran yang berwarna hijau tua

Penyerapan zat besi terjadi di lambung dan usus bagian atas yang masih bersuasana asam Banyaknya zat besi yang dapat diserap tubuh tergantung pada tingkat absorpsi

Tingkat absorpsi zat besi tergantung pada : Zat besi dalam makanan - Zat aktif pemicu dan penghambat penyerapan Taraf gizi besi seseorang

Zat besi dalam makanan Absorpsi zat besi non Hem lebih rendah yaitu 2 10 %. Zat besi hem (Hewani) dalam keadaan normal absorpsi 20-30 % dan pada penderita anemia 40-50% Oleh karena zat besi non hem adalah merupakan sumber terbesar dalam pola hidangan kita sehari-hari maka perlu diperhatikan hal-hal yang dapat menambah penyerapannya :

Zat aktif yang memacu (enchancers) penyerapan zat besi Vitamin C, asam sitrat (pepaya, jambu biji, pisang, mangga, jeruk, apel, nanas) asam malat dan asam tartarat (wortel, kentang, brokoli, tomat, kobis, labu kuning(waluh) asam amino cistein (daging sapi, kambing, babi, ayam, hati, ikan) Suatu hidangan yang mengandung salah satu atau lebih dari jenis makanan tadi akan membantu OPTIMALISASI PENYERAPAN ZAT BESI

Zat AKTIF PENGHAMBAT (Inhibitors) penyerapan zat besi Biasanya berasal dari tumbuhan yang mengandung zat aktif fitat dan polipenol Fitat : selaput luar beras (dedak atau katul), beras, jagung, protein kedelai, susu Polipenol coklat, kacang-kacangan : Teh, kopi, bumbu oregano, kacangkacangan. Zat kapur (kalsium) dan pospat keju dan susu juga merupakan zat aktif penghambat penyerapan zat besi

Oleh karena zat besi non hem adalah merupakan sumber terbesar dalam pola hidangan kita sehari-hari maka perlu diperhatikan hal-hal yang dapat menambah penyerapannya : Memasukkan makanan yang mengandung vitamin C pada setiap hidangan Memasukkan sejumlah kecil daging, atau daging ikan dalam hidangan Menghindari minum teh atau minum kopi dalam makanan, karena dapat mengambat penyerapannya.

Taraf Gizi Besi Makin tinggi kebutuhan akan zat besi, misalnya pada kehamilan, penderita anemia atau pada masa pertumbuhan maka makin besar tingkat absorbsinya.

Ada istilah kurang gizi besi (iron deficiensi) KGB Anemia gizi besi (nutrition anemia) AGB Keduanya berbeda tetapi seringkali disamakan Orang dapat menderita KGB saja tetapi juga sekaligus KGB dan AGB Perbedaannya terletak pada Orang KGB saja (tidak disertai AGB), apabila cadangan besi dalam hati menurun tetapi belum pada tahap parah dan kadar Hb masih normal Orang menderita KGB dan AGB, berarti orang tersebut menderita ANEMIA

Tahapan kekurangan besi 1. Tahap pertama (KGB) Tahap pertama terjadi bila simpanan besi berkurang yang terlihat dari penurunan feritin dalam plasma hingga 12 g/l. Hal ini dikompensasi dengan peningkatan absorbsi besi yang terlihat pada peningkatan kemampuan mengikat besi total ( total-iron Binding Capacity/TIBC). Pada tahap ini belum terlihat perubahan fungsional pada tubuh.

2. Tahap kedua (KGB) Tahap kedua terlihat dengan habisnya simpanan besi, menurunnya jenuh transferin hingga kurang dari 16 % pada orang dewasa dan meningkatnya protoporfirrin, yaitu bentuk pendahulu ( precusor ) pada Hemoglobin. Hal ini dapat mengganggu metabolisme energi sehingga menyebabkan menurunnya kemampuan bekerja.

3. Tahap ketiga (AGB) Kadar hemoglobin total turun di bawah nilai normal. Anemia gizi besi berat ditandai oleh sel darah merah yang kecil (mikrositosis) dan nilai hemoglobin rendah (hipokromia). Oleh sebab itu anemia gizi besi dinamakan anemia hipokromik mikrositik.

UPAYA PENANGGULANGAN ANEMIA GIZI BESI 1. Suplementasi 2. Fortifikasi 3. Membatasi pembuangan zat besi dari tubuh secara patologis 4. Penyuluhan

Pemberian Suplementasi tablet besi Tablet tambah darah : tablet zat besi yang mengandung 200 mg Ferro Sulfat atau 60 mg besi elementer dan 0,25 mg asam folat Karena luasnya penyebaran dan prevalensi anemia yang bervariasi Tujuan pemberian suplementasi : 1. Pada daerah prevalensi tinggi, penderita anemia berat suplementasi utk pengobatan terutama golongan rawan 2. Pada daerah prevalensi tidak tinggi tetapi situasinya memungkinkan terjadi anemia akibat faktor lain (investasi parasit atau penyakit infeksi) suplementasi utk pencegahan terutama gol rawan Tablet Besi

SUPLEMENTASI Tablet Tambah Darah TTD : 200 mg Ferous Sulfat (60 mg besi elemental & 0,25 mg as.folat 1 tablet/ hari minimal 90 hari 1 tablet/ minggu 1 tablet/hari menstruasi 1 tablet/ Hari 40 hari masa nifas

Fortifikasi bahan makanan dengan zat besi Merupakan cara terbaik untuk pencegahan terutama bagi bayi dan anak Pada makanan yang mengandung zat besi rendah Contoh pada tepung terigu dan garam

Membatasi pembuangan zat besi dari tubuh secara patologis Beberapa penyakit termasuk cacing akan memperbanyak pengeluaran zat besi dari tubuh dan menghambat penyerapan besi dari makanan

Program penyuluhan Ditujukan untuk peningkatan mutu makanan sehari-hari termasuk konsumsi zat besi Pemberian ASI kandungan protein ASI membantu penyerapan zat besi dan dapat mencegah terjadinya anemia

Bagan 1 : KERANGKA PIKIR PROGRAAM PENANGGULANGAN ANEMIA GIZI PADA WUS TTD & aneka ragam makanan TTD & aneka ragam makanan BAYI SEHAT (lahir dari ibu sehat) IBU SEHAT (bebas anemia) Bumil/nifas WANITA PRA HAMIL (bebas anemia & status besi cukup) KI E KI E Keterangan : TTD = Tablet Tambah Darah) -Cukup konsumsi Fe (makanan hewani & nabati) -Suplementasi Fe -Hamil > 20 tahun -Penyuluhan (Tabu/diit)1 Keterangan : TTD = Tablet Tambah Darah = = arah pelaksanaan kegiatan ---0 = pencegahan

IMPLEMENYTASI A. Pelayanan kesehatan : 1. UPAYA KESEHATAN IBU Penyuluhan & konseling Gizi (pemeriksaan kehamilan/anc) Periksa Hb sahli: Deteksi dini Anemia : Bila tidak anemia suplementasi TTD (blanket approach) Hb < 11 g/dl = anemia dosis pengobatan Anemia Berat, Hb < 8 g/dl cari penyebab rujuk 2. UPAYA KELUARGA BERENCANA Penyuluhan & konseling Gizi (peserta KB) Periksa Hb sahli Deteksi dini Anemia : Bila tidak anemia suplementasi TTD (blanket approach) Hb < 11 g/dl = anemia dosis pengobatan Anemia Berat, Hb < 8 g/dl cari penyebab rujuk Perhatian khusus bagi peserta IUD haid berlebih

3. UPAYA KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA Promosi : Kampanye massa Penyuluhan Kelompok Diskusi Kelompok Sebaya (DKS) Skrining anemia (pemeriksaan Hb ) Tidak anemia suplementasi TTD blanket approach Hb < 12 g/dl anemia dosis pengobatan Klinik Remaja : Penyuluhan & konseling gizi KIP-K (Komunikasi Inter Personal-Konseling Deteksi dini anemia (periksa Hb)

B. Sektor lain : 1. SEKTOR BKKBN Penyuluhan & konseling Gizi /KIP-K : Pendataan keluarga Kunjungan rumah PLKB Kelompok BKR & BKB Diskusi Kelompok Sebaya (DKS) & konsultasi remaja Pertemuan kelompok UPPKS Distribusi TTD melalui : POKBD dan PPKBD Sub PPKBD Kelompok UPPKS Warung, toko obat. POD dan kain-lain

2. SEKTOR AGAMA Penyuluhan & konseling Gizi : Bimbingan pra-nikah catin khususnya wanita Pendidikan agama bagi rematri di madrasah/pontren Kelompok Remaja Masjid, Mudika, Remaja Gereja Organisasi wanita keagamaan Khotbah atau dakwah Kelompok pengajian, persekutuan doa dan lain-lain. Distribusi TTD melalui : Koperasi KUA, Kantor Catatan Sipil Koperasi Gereja, Banjar Warung, toko obat. POD dan lain-lain

3. SEKTOR PENDIDIKAN Penyuluhan & konseling Gizi : Intra kurikulum (Biologi & olah Raga) Ekstra kurikulum : UKS, OSIS, PMR Pertemuan Kelompok Pramuka dan Saka Bhakti Husaada Diskusi Kelompok Sebaya (DKS) & konsultasi remaja Distribusi TTD melalui : Warung atau kantin sekolah Koperasi Sekolah Warung, toko obat. POD dan lain-lain

4. SEKTOR SOSIAL Penyuluhan & konseling Gizi : Karang Taruna Pertemuan kelompok pemuda dan remaja Diskusi Kelompok Sebaya (DKS) & konsultasi remaja Distribusi TTD melalui : KUB (Kelompok Usaha Bersama) KUD (Koperasi Unit Desa) Warung, toko obat. POD dan kain-lain

5. SEKTOR TENAGA KERJA Penyuluhan & konseling Gizi /KIP-K : Klinik Perusahaan Pertemuan Kelompok Serikat Buruh/pekerja Kegiatan K3 (Keamanan & Keselamatan Kerja) Distribusi TTD melalui : Klinik Perusahaan Koperasi Perusahaan PT Astek & PT Jamsostek Warung, toko obat. POD dan lain-lain

6. LSM/OM : Penyuluhan & konseling Gizi /KIP-K : Pertemuan koordinasi instasi tk. Desa/kel, kec., kab/kota (Kesehatan, BKKBN, Agama. Pendidikan dan Sosial) Pertemuan kelompok kader Pertemuaan pemuka agama dan organisasi keagamaan Pertemuan TOMA Pertemuan organisasi (IBI, POGI) Distribusi TTD melalui : Koperasi desa Warung, toko obat. POD dan lain-lain

Evaluasi UNTUK MENGETAHUI PERKEMBANGAN DAN KEBERHASILAN PROGRAM PERLU DILAKUKAN EVALUASI. Kegiatan evaluasi meliputi : a. Survei Cepat b. SKRT c. SDKI d. Analisis kegiatan dan cakupan

TERIMAKASIH