KUMPULAN SKEMA SERTIFIKASI RUANG LINGKUP REFRAKSIONIS OPTISIEN LSP BIDANG KETEKNISIAN MEDIK SNI ISO/IEC : 2012

dokumen-dokumen yang mirip
SKEMA SERTIFIKASI RADIOGRAFER LSP BIDANG KETEKNISIAN MEDIK SNI ISO/IEC : 2012

KUMPULAN SKEMA SERTIFIKASI RUANG LINGKUP FISIOTERAPI

SKEMA SERTIFIKASI RUANG LINGKUP PEREKAM MEDIS LSP BIDANG KETEKNISIAN MEDIK SNI ISO/IEC : 2012

SKEMA SERTIFIKASI TEKNIK TRANFUSI DARAH LSP BIDANG KETEKNISIAN MEDIK SNI ISO/IEC : 2012

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR PELAYANAN REFRAKSI OPTISI/OPTOMETRI

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN OPTIKAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.589, 2013 KEMENTERIAN KESEHATAN. Refraksionis Optisien. Optometris. Penyelenggaraan. Pencabutan.

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKERJAAN REFRAKSIONIS OPTISIEN DAN OPTOMETRIS

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA MARKAS BESAR SKEMA SERTIFIKASI PETUGAS PENINDAKAN PELANGGARAN LALU LINTAS

SKEMA SERTIFIKASI PERSONEL ASSOCIATE SISTEM PLAMBING & ADVANCED ASSOCIATE SISTEM PLAMBING

SKEMA SERTIFIKASI PERSONEL SPESIALIS SISTEM PLAMBING BERSERTIFIKAT & ADVANCED SPESIALIS SISTEM PLAMBING BERSERTIFIKAT

SKEMA SERTIFIKASI UNIT KOMPETENSI BIDANG DISTRIBUSI SUB BIDANG PENERTIBAN PEMAKAIAN TENAGA LISTRIK (P2TL)

SKEMA SERTIFIKASI PERSONEL SPESIALIS DRAINASE DAN PEMBUANGAN & ADVANCED SPESIALIS DRAINASE DAN PEMBUANGAN

SKEMA SERTIFIKASI BIDANG PEMELIHARAAN DALAM KEADAAN BERTEGANGAN SUB BIDANG PDKB GI / GITET

SKEMA SERTIFIKASI PERSONEL SPESIALIS SUPLAI AIR & ADVANCED SPESIALIS SUPLAI AIR

SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI KLASTER PELAKSANA PEMBERDAYAAN KESEHATAN MASYARAKAT DOMPET DHUAFA Madya 2

SKEMA SERTIFIKASI AHLI TEKNIK JALAN

SKEMA SERTIFIKASI BIDANG DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

SKEMA SERTIFIKASI PENYIDIK DAN PENYIDIK PEMBANTU TINDAK PIDANA KEJAHATAN ANTAR WILAYAH (12)

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PROSES SERTIFIKASI

Visi Menjadi LSP terbaik di Indonesia yang melahirkan profesional handal dan berdaya saing global dalam upaya pemberantasan korupsi

SKEMA SERTIFIKASI UNIT KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGKIT

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 544/MENKES/SK/VI/2002 TENTANG REGISTRASI DAN IZIN KERJA REFRAKSIONIS OPTISIEN

SKEMA SERTIFIKASI KLASTER KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SUPERVISI KONSTRUKSI TRANSMISI/JARINGAN

SKEMA SERTIFIKASI UNIT KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGKIT

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36/Permentan/SM.200/6/2015 TENTANG

SKEMA SERTIFIKASI AHLI KESELAMATAN JALAN

SKEMA SERTIFIKASI AHLI TEKNIK LANSEKAP

PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 3 / BNSP / III / 2014 TENTANG PEDOMAN KETENTUAN UMUM LISENSI LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI

SKEMA SERTIFIKASI PENYIDIK DAN PENYIDIK PEMBANTU TINDAK PIDANA KEAMANAN NEGARA DAN SEPARATIS (08)

SUB BIDANG BATUBARA. 1. Latar Belakang 1.1 Personel pengujian kualitas batubara harus memiliki sertifikat kompetensi

SUB BIDANG BATUBARA. 1. Latar Belakang 1.1 Personel pengujian kualitas batubara harus memiliki sertifikat kompetensi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

PERSYARATAN UMUM TEMPAT UJI KOMPETENSI LSP PPT MIGAS

SKEMA SERTIFIKASI BIDANG PEMELIHARAAN DALAM KEADAAN BERTEGANGAN SUB BIDANG PDKB GI / GITET

Badan Nasional Sertifikasi Profesi. ==================================== Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Profesi Cabang (LSP Cabang)

LSP Teknologi Informasi Indonesia

LSP Teknologi Informasi Indonesia

SKEMA SERTIFIKASI KLASTER KOMPETENSI BIDANG DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PELAYANAN TEKNIK

SKEMA SERTIFIKASI PENYIDIK DAN PENYIDIK PEMBANTU TINDAK PIDANA PERBANKAN (14)

SKEMA SERTIFIKASI PENYIDIK DAN PENYIDIK PEMBANTU TINDAK PIDANA NARKOTIKA (20)

SKEMA SERTIFIKASI AHLI TEKNIK TEROWONGAN

Lembaga Sertifikasi Profesi Himpunan Ahli Konservasi Energi. SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI OKUpasi AUDITOR Energi

SKEMA SERTIFIKASI BIDANG PEMELIHARAAN DALAM KEADAAN BERTEGANGAN SUB BIDANG PDKB GI / GITET

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG

SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI TEKNISI PEMBESARAN UDANG

PEDOMAN VERIFIKASI TUK OLEH TUK

SKEMA SERTIFIKASI KLASTER KOMPETENSI BIDANG DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PELAYANAN TEKNIK

FR-APL-01. FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIKASI KOMPETENSI

SKEMA SERTIFIKASI TEKNISI PEMASANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS) TIPE PENERANGAN JALAN UMUM (PJU)

Lembaga Sertifikasi Profesi Himpunan Ahli Konservasi Energi. SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI OKUpasi Manajer Energi

PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI PROFESI PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

SOP (STANDARD OPERATING PROCEDURE)

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 64 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG IZIN USAHA OPTIKAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SKEMA SERTIFIKASI BIDANG INFORMASI GEOSPASIAL SUB BIDANG SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS JENJANG KOMPETENSI OPERATOR 2018

Pertama : Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi ini merupakan acuan bagi Lembaga Sertifikasi Profesi untuk pembentukan tempat uji kompetensi.

SKEMA SERTIFIKASI TEKNISI PEMASANGAN INSTALASI BIOGAS KONSTRUKSI SERAT KACA UNTUK PEMBAKARAN SKALA RUMAH TANGGA

SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM DAN LEMBAGA INSPEKSI

Badan Nasional Sertifikasi Profesi =================================== PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI OLEH PANITIA TEKNIS BNSP PEDOMAN BNSP 304

Terbitan Nomor : 4 Desember 2012

SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM DAN LEMBAGA INSPEKSI

FORMULIR PENDAFTARAN

PEDOMAN PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI OLEH PANITIA TEKNIS BNSP

FR-APL-02 ASESMEN MANDIRI

BAB I P E N D A H U L U A N

PEDOMAN PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI OLEH PANITIA TEKNIS BNSP

Komite Akreditasi Nasional

PEDOMAN KNAPPP 01:2005. Kata Pengantar

S O P PEMBERIAN SERTIFIKAT KOMPETENSI

Pedoman KAN KLASIFIKASI KETIDAKSESUAIAN

LSSM BBLM PEDOMAN MUTU ATURAN SERTIFIKASI SISTEM MANAJEMEN MUTU

Edisi/Revisi : 01/00. Tanggal Berlaku : 13 April Halaman : 1 dari 4 LSP SMK NEGERI 57 JAKARTA. No SOP Acuan Normatif Kode SOP Formulir

PANDUAN UJI KOMPETENSI

LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK

KREDENSIAL DAN KEWENANGAN KLINIS TENAGA KEFARMASIAN. Dra. Yulia Trisna, Apt., M.Pharm

PANDUAN UJI KOMPETENSI

MEMUTUSKTKN : PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL TENTANG SERTIFIKASI DAN REGISTRASI TENAGA TERAMPIL. BAB I KETENTUAN UMUM

MEMUTUSKAN : PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL TENTANG SERTIFIKASI DAN REGISTRASI TENAGA AHLI. BAB I KETENTUAN UMUM.

PANDUAN MUTU 1. RUANG LINGKUP

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA REGISTRASI TENAGA KESEHATAN

Pedoman 206 PERSYARATAN UMUM TEMPAT UJI KOMPETENSI

PANDUAN UJI KOMPETENSI

PROSEDUR KERJA PELAKSANAAN AUDIT. LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK CHEMICAL & PACKAGING (LSPro - ChemPack) : PK : 0 : 1 dari 5 :

PANDUAN UJI KOMPETENSI

PANDUAN UJI KOMPETENSI

FR-APL-02 ASESMEN MANDIRI

FORMULIR PENDAFTARAN

SKEMA SERTIFIKASI DIREKTUR TINGKAT 1 BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR)

BAB I PENDAHULUAN. lisensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi. LSP memiliki beragam jenis

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 45/Permentan/OT.140/4/2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI PROFESI PENYULUH PERTANIAN

PANDUAN UJI KOMPETENSI

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1424/MENKES/SK/XI/2002 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN OPTIKAL

FR-APL-01. FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIKASI KOMPETENSI

FR-APL-01. FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIKASI KOMPETENSI

LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI HIMPUNAN AHLI KONSERVASI ENERGI

PANDUAN UJI KOMPETENSI

LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI HIMPUNAN AHLI KONSERVASI ENERGI

PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 4/ BNSP / VII / 2014 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN DAN PEMELIHARAAN SKEMA SERTIFIKASI PROFESI

FORM APL-02 ASESMEN MANDIRI

Transkripsi:

KUMPULAN SKEMA SERTIFIKASI RUANG LINGKUP REFRAKSIONIS OPTISIEN LSP BIDANG KETEKNISIAN MEDIK SNI ISO/IEC 17024 : 2012 RSUP NASIONAL DR. CIPTO MANGUNKUSUMO JAKARTA 2015

REFRAKSIONIS OPTISIEN NO KODE UNIT KOMPETENSI UNIT KOMPETENSI HALAMAN 1. BKM01/RO-1/2009/Rev-001 Melakukan persiapan pelayanan refraksi dan pemeriksaan refraksi pada kasus dewasa 1 2. BKM01/RO-2/2009/Rev-001 Pemeriksaan dengan Alat Keratometri,Pemeriksaan Refraksi Obyektif dengan Alat Streakretinoscopy serta Pemeriksaan Refraksi Subyektif pada Kasus Anak 11 3. BKM01/RO-3/2009/Rev-001 Pelayanan Optisi 21 4. BKM01/RO-4/2009/Rev-001 Pelayanan Lensa Kontak 30 5. BKM01/RO-5/2009/Rev-001 Melakukan identifikasi kelainan Penglihatan Binokuler dan Pelayanan Penglihatan Sub Normal 39

KODE UNIT JUDUL UNIT DESKRIPSI UNIT : BKM01/RO-1/2009/REV-001 : MELAKUKAN PERSIAPAN DAN PELAYANAN REFRAKSI PADA KASUS DEWASA : Kompetensi ini mempersyaratkan pengetahuan, keterampilan dan sikap Refraksionis Optisien dalam melakukan persiapan dan pelayanan refraksi pada kasus dewasa yang meliputi melakukan persiapan ruangan dan peralatan, pemeriksaan pendahuluan, pemeriksaan refraksi obyektif dengan alat autorefraktometer, dan pemeriksaan refraksi subyektif pada kasus dewasa Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja Metode Penilaian 1. Melakukan 1.1 Standar ruangan dan peralatan Role Play persiapan ruangan refraksi diidentifikasi 1.2 Jarak pemeriksaan disiapkan sesuai dan peralatan Pertanyaan Tertulis standar 1.3 Pencahayaan ruangan disiapkan sesuai standar 1.4 Objek pemeriksaan disiapkan sesuai standar 1.5 Trial lens set, trial frame dan alat pendukung pemeriksaan refraksi disiapkan sesuai standar 2. Melakukan pemeriksaan pendahuluan 3. Pemeriksaan refraksi obyektif dengan alat autorefraktometer 4. Melakukan pemeriksaan refraksi subyektif pada kasus dewasa 2.1 Prosedur pemeriksaan pendahuluan dijelaskan dengan tepat 2.2 Identifikasi pasien dilakukan sesuai IPSG 1 2.3 Anamnesa tentang kesehatan umum, kesehatan mata dan keluhan utama terkait penglihatan dilakukan dengan benar 2.4 Pemeriksaan segmen mata depan dilakukan dengan tepat 2.5 Kekuatan lensa kacamata lama diukur dengan tepat 2.6 Jarak antar pupil diukur dengan tepat 3.1 Prosedur pemeriksaan refraksi obyektif dengan alat autorefraktometer dijelaskan dengan tepat 3.2 Pasien diposisikan sesuai SOP 3.3 Pemeriksaan refraksi obyektif menggunakan autorefraktometer dilakukan sesuai SOP 3.4 Hasil pemeriksaan autorefraktometer diinterpretasikan dengan tepat 4.1 Prosedur pemeriksaan refraksi subyektif pada kasus dewasa dijelaskan dengan tepat 4.2 Trial frame dipasangkan sesuai SOP 4.3 Visus tanpa koreksi ditetapkan Role Play Pertanyaan Tertulis Role Play Pertanyaan Tertulis Role Play Pertanyaan 1

sesuai SOP 4.4 Visus terbaik dengan lensa spheris ditetapkan sesuai SOP 4.5 Pemeriksaan astigmat dilakukan sesuai SOP 4.6 Kelainan refraksi organic atau non organic ditentukan sesuai SOP 4.7 Titik akhir refraksi monokuler ditetapkan sesuai SOP 4.8 Pemeriksaan presbyopia dilakukan sesuai SOP 4.9 Lensa addisi ditetapkan sesuai SOP 4.10 Hasil pemeriksaan refraksi didokumentasikan sesuai standar JCI Tertulis BATASAN VARIABLE 1. KONTEKS VARIABLE Unit ini menggambarkan kemampuan untuk melakukan persiapan ruangan dan peralatan refraksi, pemeriksaan pendahuluan, pemeriksaan refraksi obyektif dengan alat autorefraktometer dan pemeriksaan refraksi subyektif pada kasus dewasa. 2. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN Ruangan refraksi Trial lens set Trial frame Cross Cylinder PD meter Senter Proyektor/LCD Lampu (pencahayaan) Alat dokumentasi Alat Tulis 3. PERATURAN YANG DIPERLUKAN Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan Undang-undang Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan Peraturan Pemerintah tahun 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan Republik Indonesia Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 572/MENKES/SK/VI/2008 tentang Standar Profesi Refraksionis Optisien Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pekerjaan Refraksionis Optisien dan Optometris Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2015 tentang Stándar Pelayanan Refraksi Optisi/Optometri Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 572/MENKES/SK/VI/2008 tentang Standar Profesi Refraksionis Optisien Standar Pelayanan Refraksionis Optisien RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo 2

PANDUAN PENILAIAN 1. PROSEDUR PENILAIAN Unit ini dapat dinilai pada lingkungan tempat bekerja dengan metode yang sesuai dengan uji tulis dan praktek, Penilaian kompetensi terdiri dari penilaian uji tulis 40% dan uji praktek 60%. Uji tulis berupa pilihan ganda dan atau essay sedangkan uji praktek menggunakan acuan kriteria unjuk kerja dari elemen kompetensi dengan menggunakan metode tertentu. Standar penilaian kesesuaian kompetensi minimal mencapai nilai 70 dari uji tulis dan uji praktek. 2. PERSYARATAN KOMPETENSI Lulus pendidikan D3 Refraksionis Optisien Pelatihan tentang persiapan pelayanan refraksi dan pemeriksaan refraksi subyektif pada kasus dewasa Telah melakukan persiapan pelayanan refraksi dan pemeriksaan refraksi subyektif pada kasus dewasa minimal 50 kali dengan verifikasi dari pihak terkait. Sehat jasmani 3. PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN YANG DIPERLUKAN Fisika Optik Umum Fisika Optik Okuler Anatomi dan Fisiologi Mata Fisiologi Penglihatan dan Persepsi Refraksi Mata 4. SIKAP KERJA YANG DIPERLUKAN Mengikuti SOP atau IK dan etika profesi 5. ASPEK KRITIS Mampu melakukan persiapan ruang dan alat serta pemeriksaan refraksi pada pasien dewasa. 6. TAHAPAN SERTIFIKASI A. SERTIFIKASI AWAL a. Pemohon mengajukan permohonan sertifikasi ke LSP Bidang Keteknisian Medik dengan mengisi secara lengkap dan benar formulir permohonan sertifikasi kompetensi,formulir skema sertifikasi, formulir persetujuan asesmen, formulir penilaian mandiri serta syarat dan ketentuan LSP Bidang Keteknisian Medik yang telah dipahami dan ditandatangani pemohon. Dokumen permohonan wajib melampirkan: fotocopy ijazah, fotocopy KTP, logbook ruang lingkup kompetensi yang diajukan selama minimal 3 (tiga) bulan terakhir, Foto 4x6 sebanyak 2 lembar berlatar belakang berwarna merah, sertifikat pelatihan dengan ruang lingkup kompetensi yang diajukan, surat keterangan bekerja bagi yang sudah bekerja dan bukti pembayaran permohonan sertifikasi. Pemohon akan diberikan informasi syarat dan ketentuan LSP Bidang Keteknisian Medik ditandatangani oleh pemohon dan pemberi informasi b. Staf Administrasi 2.1 melakukan verifikasi kelengkapan dokumen permohonan paling lama 3 (tiga) hari kerja dari permohonan masuk, 3

apabila dokumen sudah lengkap staf administrasi 2.1, menyerahkan dokumen kelengkapan dan data pendukung ke Koordinator Pengembangan Profesi Dan Okupasi untuk dilakukan analisis konflik ketidakberpihakkan sesuai dengan ruang lingkup sertifikasi kompetensi menggunakan formulir penilaian konflik ketidakberpihakan yang ditandatangani oleh Koordinator Pengembangan Profesi dan Okupasi serta Kepala LSP Bidang Keteknisian Medik dengan proses paling lama 6 (enam) hari kerja setelah administrasi 2.1 menyerahkan dokumen pemohon yang lengkap ke Koordinator Pengembangan Profesi dan Okupasi. Apabila dokumen tidak lengkap, dokumen pemohon dikembalikan ke pemohon untuk dilengkapi dan respon time pelayanan permohonan diperhitungkan kembali pada saat dokumen pemohon dikembalikan dan lengkap. Prosedur penilaian konflik ketidakberpihakkan dijelaskan lebih lanjut didalam prosedur ketidakberpihakkan. c. Dokumen pada poin a dan b setelah lengkap dan benar diserahkan kembali ke administrasi 2.1 untuk penentuan dan dibuatkan jadwal asesmen kompetensi. Jadwal asesmen ditandatangani oleh Staf administrasi 2.1 dan Koordinator Pengembangan Profesi dan Okupasi, dikeluarkan paling lama 7 (tujuh) hari kerja terhitung poin a dan b dilakukan. Pelaksanaan uji kompetensi dilakukan setelah 15 (lima belas) hari kerja dari dikeluarkannya jadwal d. Staf administrasi 2.1 menyerahkan dokumen poin a, b, c ke staf administrasi 2.2 untuk dibuatkan konsep surat tugas asesor yang akan diusulkan ke Kepala Bidang Keteknisian Medik. Konsep surat tugas diparaf oleh Koordinator Pengembangan profesi dan okupasi dan diajukan ke Kepala Bidang Keteknisian Medik melalui staf administrasi 1.1. Surat tugas asesor diproses dan dikeluarkan paling lama 3 (tiga) hari kerja. e. Dokumen a-d, diserahkan ke koordinator 1.1 untuk diinventarisir dan diserahkan ke asesor yang terkait. Dokumen ini diterima paling lambat 7 (tujuh) hari kerja setelah surat tugas dikeluarkan. f. Asesor melakukan penilaian asesmen kompetensi yang disesuaikan dengan metode penilaian asesemen berdasarkan skema kompetensi sampai dikeluarkannya rekomendasi paling lama prosesnya berlangsung 20 (dua puluh) hari kerja dari proses penilaian asesmen mulai dilaksanakan. Penilaian uji tulis dinilai jumlah benar soal yang diujikan menggunakan formulir perangkat asesmen pertanyaan tertulis dan lembar jawaban, sedangkan uji praktek dinilai pada tingkat kemampuan dari tingkat penilaian kompetensi 1 sampai dengan 5 dengan menggunakan formulir perangkat asesmen praktek, yaitu : 1. Penilaian 1 Tahu (Knowledge) yaitu Tingkatan Kemampuan seseorang untuk mengetahui dan mengingat tentang sesuatu pekerjaan, tetapi tidak bisa menjelaskan kepada orang lain tentang apa yang diketahuinya tersebut. Pengetahuannya hanya tahu untuk diri sendiri 2. Penilaian 2 Mengerti (Understand) adalah Kemampuan untuk menerjemahkan atau menginterpretasikan informasi. Pada level ini, seseorang sudah tahu tentang suatu pekerjaan tertentu dan bisa menjelaskan kepada orang lain tentang segala sesuatu dari apa yang 4

diketahuinya tersebut, akan tetapi belum bisa melakukan pekerjaan tersebut dengan baik 3. Penilaian 3 Bisa (Application) adalah Kemampuan untuk mengaplikasikan informasi yang telah diketahui dan dipahaminya. Pada level ini, seseorang sudah memahami tentang suatu pekerjaan tertentu dan bisa menjelaskan kepada orang lain tentang segala sesuatu apa yang diketahuinya dan ia bisa melakukan pekerjaan tersebut dengan baik 4. Penilaian 4 Analisis (Analysis) adalah Kemampuan untuk memahami informasi ketingkat analisis dan bisa menjelaskan bagaimana semua itu bisa bekerja secara bersamaan. Pada level ini seseorang sudah memahami tentang suatu pekerjaan tertentu dan bisa menjelaskan kepada orang lain tentang segala sesuatu dari apa yang diketahuinya tersebut dan bisa melakukan pekerjaan tersebut dengan baik dan ia bisa menganalisis serta mengatasi segala permasalahan yang muncul yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut, akan tetapi ia belum bisa memberikan pelatihan tentang pekerjaan atau keahlian dari pekerjaannya tersebut kepada orang lain 5. Penilaian 5 Sintesa adalah Kemampuan untuk memahami informasi ketingkat analisis dan bisa menjelaskan bagaimana semua itu bisa bekerja secara bersamaan. Pada level ini seseorang sudah memahami tentang suatu pekerjaan tertentu dan bisa menjelaskan kepada orang lain tentang segala sesuatu dari apa yang diketahuinya tersebut dan bisa melakukan pekerjaan tersebut dengan baik dan ia bisa menganalisis serta mengatasi segala permasalahan yang muncul yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut, serta bisa memberikan pelatihan tentang pekerjaan atau keahlian dari pekerjaannya tersebut kepada orang lain Penilaian uji tulis dinilai sebesar 40% dari jumlah poin yang benar dibagi dari jumlah seluruh soal uji tulis yang ada dikali 100 dan untuk uji praktek dinilai 60% dari jumlah penilaian yang ada dibagi jumlah standar nilai minimal pencapaian kompetensi dikali 100. Standar pencapaian pada asesmen awal minimal penilaian kompetensinya 3 (tiga) pada setiap kriteria unjuk kerja skema kompetensi g. Pelaksanaan uji tulis diawasi pelaksanaannya oleh Tim Pengawas serta tim monitoring dan pelaksanaan uji praktek diawasi oleh tim monitoring. Laporan tim pengawas dan tim monitoring dilaporkan ke LSP Bidang Keteknisian Medik pada hari yang sama pada pelaksanaan kegiatan asesmen dilakukan. h. Asesor menyerahkan dokumen penilaian asesmen kompetensi ke Bidang Keteknisian Medik melalui staf administrasi 1.1 paling lambat 20 (dua puluh) hari kerja dari pelaksanaan asesmen untuk ditindaklanjuti dalam proses keputusan sertifikasi yang dirumuskan oleh 3 (tiga) koordinator Bidang Keteknisian Medik dan hasil rumusan diajukan ke Kepala Bidang Keteknisian Medik untuk ditetapkan keputusan sertifikasi yang diujikan. 5

Proses ini dilakukan selama 7 (tujuh) hari kerja setelah berkas penilaian asesmen dan rekomendasi asesor diterima. i. Keputusan dinyatakan asesi kompeten diajukan untuk dikeluarkannya sertifikat kompetensi dengan ruang lingkup yang diajukan paling lambat sertifikat terbit 7 (tujuh) hari setelah keputusan Kepala Bidang Keteknisian Medik dikeluarkan. Apabila asesi dinyatakan tidak kompeten, dikeluarkan surat pernyataan keputusan paling lambat 7 (tujuh) hari setelah ada keputusan Kepala Bidang Keteknisian Medik untuk ditindaklanjuti perbaikan kompetensi melalui pelatihan ataupun bimbingan dengan ruang lingkup kompetensi yang diujikan dan dapat mengajukan kembali paling lambat 90 (sembilan puluh) hari kerja setelah surat keputusan dikeluarkan dan tidak dikenakan biaya. Apabila dalam 90 (sembilan puluh) hari kerja tidak ada perbaikan dan pengajuan kembali diputuskan bahwa asesi tersebut tidak kompeten dan jika permohonan diajukan kembali pemohon dikenakan biaya permohonan sesuai dengan standar pembiayaan LSP Bidang Keteknisian Medik yang ditetapkan B. SERTIFIKASI ULANG a. Pemohon mengajukan permohonan sertifikasi ulang ke LSP Bidang Keteknisian Medik paling lambat minimal 90 (sembilan puluh) hari kerja sebelum masa sertifikat kompetensi habis dengan mengisi secara lengkap dan benar formulir permohonan sertifikasi kompetensi, formulir skema sertifikasi, formulir persetujuan asesmen, formulir penilaian mandiri serta syarat dan ketentuan LSP Bidang Keteknisian Medik yang telah dipahami dan ditandatangani pemohon. Dokumen permohonan wajib melampirkan: sertifikat kompetensi lama, logbook ruang lingkup kompetensi yang diajukan selama minimal 3 (tiga) bulan terakhir, bukti pengiriman logbook setiap 1 (satu) tahun sekali yang dikirimkan ke LSP Bidang Keteknisian Medik selama sertifikat kompetensi berlaku dan bukti pembayaran permohonan sertifikasi. Pemohon akan diberikan informasi syarat dan ketentuan LSP Bidang Keteknisian Medik ditandatangani oleh pemohon dan pemberi informasi b. Staf Administrasi 2.1 melakukan verifikasi kelengkapan dokumen permohonan paling lama 3 (tiga) hari kerja dari permohonan masuk, apabila dokumen sudah lengkap staf administrasi 2.1, menyerahkan dokumen kelengkapan dan data pendukung ke Koordinator Pengembangan Profesi Dan Okupasi untuk dilakukan analisis konflik ketidakberpihakkan sesuai dengan ruang lingkup sertifikasi kompetensi menggunakan formulir penilaian konflik ketidakberpihakan yang ditandatangani oleh Koordinator Pengembangan Profesi dan Okupasi serta Kepala LSP Bidang Keteknisian Medik dengan proses paling lama 6 (enam) hari kerja setelah administrasi 2.1 menyerahkan dokumen pemohon yang lengkap ke Koordinator Pengembangan Profesi dan Okupasi. Apabila dokumen tidak lengkap, dokumen pemohon dikembalikan ke pemohon untuk dilengkapi dan respon time pelayanan permohonan diperhitungkan kembali pada saat dokumen pemohon dikembalikan dan lengkap. Prosedur penilaian konflik ketidakberpihakkan dijelaskan lebih lanjut didalam prosedur ketidakberpihakkan. 6

c. Dokumen pada poin a dan b setelah lengkap dan benar diserahkan kembali ke administrasi 2.1 untuk penentuan dan dibuatkan jadwal asesmen kompetensi. Jadwal asesmen ditandatangani oleh Staf administrasi 2.1 dan Koordinator Pengembangan Profesi dan Okupasi, dikeluarkan paling lama 7 (tujuh) hari kerja terhitung poin a dan b dilakukan. Pelaksanaan uji kompetensi dilakukan setelah 15 (lima belas) hari kerja dari dikeluarkannya jadwal d. Staf administrasi 2.1 menyerahkan dokumen poin a, b, c ke staf administrasi 2.2 untuk dibuatkan konsep surat tugas asesor yang akan diusulkan ke Kepala Bidang Keteknisian Medik. Konsep surat tugas diparaf oleh Koordinator Pengembangan profesi dan okupasi dan diajukan ke Kepala Bidang Keteknisian Medik melalui staf administrasi 1.1. Surat tugas asesor diproses dan dikeluarkan paling lama 3 (tiga) hari kerja. e. Dokumen a-d, diserahkan ke koordinator 1.1 untuk diinventarisir dan diserahkan ke asesor yang terkait. Dokumen ini diterima paling lambat 7 (tujuh) hari kerja setelah surat tugas dikeluarkan. f. Asesor melakukan penilaian asesmen kompetensi yang disesuaikan dengan metode penilaian asesemen berdasarkan skema kompetensi sampai dikeluarkannya rekomendasi paling lama prosesnya berlangsung 20 (dua puluh) hari kerja dari proses pe nilaian asesmen mulai dilaksanakan. Penilaian uji tulis dinilai jumlah benar soal yang diujikan menggunakan formulir perangkat asesmen pertanyaan tertulis dan lembar jawaban, sedangkan uji praktek dinilai pada tingkat kemampuan dari tingkat penilaian kompetensi 1 sampai dengan 5 dengan menggunakan formulir perangkat asesmen praktek, yaitu : 1. Penilaian 1 Tahu (Knowledge) yaitu Tingkatan Kemampuan seseorang untuk mengetahui dan mengingat tentang sesuatu pekerjaan, tetapi tidak bisa menjelaskan kepada orang lain tentang apa yang diketahuinya tersebut. Pengetahuannya hanya tahu untuk diri sendiri 2. Penilaian 2 Mengerti (Understand) adalah Kemampuan untuk menerjemahkan atau menginterpretasikan informasi. Pada level ini, seseorang sudah tahu tentang suatu pekerjaan tertentu dan bisa menjelaskan kepada orang lain tentang segala sesuatu dari apa yang diketahuinya tersebut, akan tetapi belum bisa melakukan pekerjaan tersebut dengan baik 3. Penilaian 3 Bisa (Application) adalah Kemampuan untuk mengaplikasikan informasi yang telah diketahui dan dipahaminya. Pada level ini, seseorang sudah memahami tentang suatu pekerjaan tertentu dan bisa menjelaskan kepada orang lain tentang segala sesuatu apa yang diketahuinya dan ia bisa melakukan pekerjaan tersebut dengan baik 4. Penilaian 4 Analisis (Analysis) adalah Kemampuan untuk memahami informasi ketingkat analisis dan bisa menjelaskan bagaimana semua itu bisa bekerja secara bersamaan. Pada level ini seseorang sudah memahami tentang suatu pekerjaan tertentu dan bisa menjelaskan kepada orang lain tentang segala sesuatu dari apa 7

yang diketahuinya tersebut dan bisa melakukan pekerjaan tersebut dengan baik dan ia bisa menganalisis serta mengatasi segala permasalahan yang muncul yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut, akan tetapi ia belum bisa memberikan pelatihan tentang pekerjaan atau keahlian dari pekerjaannya tersebut kepada orang lain 5. Penilaian 5 Sintesa adalah Kemampuan untuk memahami informasi ketingkat analisis dan bisa menjelaskan bagaimana semua itu bisa bekerja secara bersamaan. Pada level ini seseorang sudah memahami tentang suatu pekerjaan tertentu dan bisa menjelaskan kepada orang lain tentang segala sesuatu dari apa yang diketahuinya tersebut dan bisa melakukan pekerjaan tersebut dengan baik dan ia bisa menganalisis serta mengatasi segala permasalahan yang muncul yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut, serta bisa memberikan pelatihan tentang pekerjaan atau keahlian dari pekerjaannya tersebut kepada orang lain Penilaian uji tulis dinilai sebesar 40% dari jumlah poin yang benar dibagi dari jumlah seluruh soal uji tulis yang ada dikali 100 dan untuk uji praktek dinilai 60% dari jumlah penilaian yang ada dibagi jumlah standar nilai minimal pencapaian kompetensi dikali 100. Standar pencapaian pada asesmen ulang periode kedua minimal penilaian kompetensinya 3 (tiga) pada setiap kriteria unjuk kerja skema kompetensi, sertifikasi ulang periode ketiga - keempat minimal penilaian pencapaian kompetensinya 4 (empat) pada kriteria unjuk kerja skema kompetensi dan sedangkan sertifikasi ulang periode kelima sampai seterusnya minimal penilaian pencapaian kompetensinya 5 (lima) pada kriteria unjuk kerja skema kompetensi. g. Pelaksanaan uji tulis diawasi pelaksanaannya oleh Tim Pengawas serta tim monitoring dan pelaksanaan uji praktek diawasi oleh tim monitoring. Laporan tim pengawas dan tim monitoring dilaporkan ke LSP Bidang Keteknisian Medik pada hari yang sama pada pelaksanaan kegiatan asesmen dilakukan. h. Asesor menyerahkan dokumen penilaian asesmen kompetensi ke Bidang Keteknisian Medik melalui staf administrasi 1.1 untuk ditindaklanjuti dalam proses keputusan sertifikasi yang dirumuskan oleh 3 (tiga) koordinator Bidang Keteknisian Medik dan hasil rumusan diajukan ke Kepala Bidang Keteknisian Medik untuk ditetapkan keputusan sertifikasi yang diujikan. Proses ini dilakukan selama 7 (tujuh) hari kerja setelah berkas penilaian asesmen dan rekomendasi asesor diterima. i. Keputusan dinyatakan asesi kompeten diajukan untuk dikeluarkannya sertifikat kompetensi dengan ruang lingkup yang diajukan paling lambat sertifikat terbit 7 (tujuh) hari setelah keputusan Kepala Bidang Keteknisian Medik dikeluarkan. Apabila asesi dinyatakan tidak kompeten, dikeluarkan surat pernyataan keputusan paling lambat 7 (tujuh) hari setelah ada keputusan Kepala Bidang Keteknisian Medik untuk ditindaklanjuti perbaikan kompetensi melalui pelatihan ataupun bimbingan dengan ruang lingkup kompetensi yang diujikan dan dapat mengajukan kembali paling lambat 90 (sembilan puluh) hari kerja setelah surat keputusan dikeluarkan dan tidak dikenakan biaya. Apabila 8

dalam 90 (sembilan puluh) hari kerja tidak ada perbaikan dan pengajuan kembali diputuskan bahwa asesi tersebut tidak kompeten dan jika permohonan diajukan kembali pemohon dikenakan biaya permohonan sesuai dengan standar pembiayaan LSP Bidang Keteknisian Medik yang ditetapkan C. PERLUASAN, PENGURANGAN PEMBEKUAN DAN PENCABUTAN SERTIFIKASI C.1 PERLUASAN SERTIFIKASI a. Pemohon dapat mengajukan permohonan sertifikasi perluasan dengan ketentuan minimal paling sedikit dalam jangka 1 (satu) tahun setelah sertifikat terakhir dikeluarkan oleh LSP Bidang Keteknisian Medik dan pengajuan perluasan dapat dilakukan bersamaan dengan pengajuan sertifikasi ulang b. Pengajuan perluasan skema sertifikasi tahapannya sesuai dengan proses sertifikasi awal c. Permohonan perluasan sertifikasi harus melampirkan logbook ruang lingkup perluasan sertifikasi yang diajukan d. Pembiayaan perluasan skema sertifikasi dibebankan diluar sertifikasi ulang apabila pengajuan permohonannya bersamaan. C. 2 PENGURANGAN, PEMBEKUAN DAN PENCABUTAN SERTIFIKASI a. Tenaga Kesehatan yang telah disertifikasi dapat dikenakan pengurangan dan pencabutan sertifikasi apabila : 1. Dari hasil surveilan menunjukkan bahwa kesesuaian kompetensi terhadap skema kompetensi yang diacu tidak dapat dipertahankan dan ketidaksesuaian yang terjadi tidak dapat diatasi dalam jangka waktu yang ditentukan. 2. Atas keinginan sendiri secara tertulis b. Apabila tidak ada perbaikan yang dipenuhi selama 3 (tiga) bulan dari ditemukannya dan atau dilaporkannya ketidaksesuaian kompetensi dengan sertifikasi kompetensi yang telah diperolehnya maka Kepala Bidang Keteknisian Medik dapat menetapkan pembekuan sertifikat, dan apabila hasil dari keputusan tidak termasuk dalam moral hazard dan ada perbaikan dengan melampirkan bukti minimal 3 (tiga) bulan dari dibekukannya sertifikat tersebut, dapat diusulkan kembali dengan hasil penilaian sesuai sertifikat sebelumnya tetap ataupun berkurang sertifikasinya sesuai dengan penilaian asesmen dan apabila hasil keputusan terkandung moral hazard yang bersangkutan ditetapkan pencabutan sertifikasi dan tidak dapat mengusulkan kembali dengan ruang lingkup sertifikasi tersebut dan yang bersangkutan tidak boleh menggunakan semua acuan berkenaan dengan status sertifikasi. 9

7. MASA BERLAKU DAN PEMANTAUAN SERTIFIKASI TENAGA KESEHATAN Periode (masa berlaku) sertifikat Tenaga Kesehatan adalah 3 (tiga) tahun. Setelah periode tersebut, Tenaga Kesehatan diharuskan melakukan sertifikasi ulang kepada LSP Bidang Keteknisian Medik. Monitoring bertujuan untuk mengawasi dan memastikan bahwa pelaksanaan uji kompetensi telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh LSP Bidang Keteknisian Medik. Monitoring terhadap Tenaga Kesehatan dilakukan setiap setahun sekali tenaga kesehatan melaporkan kegiatan sesuai dengan ruang lingkup sertifikasi yang dilaporkan ke LSP Bidang Keteknisian Medik. 10

KODE UNIT : BKM01/RO-2/2009/Rev-001 JUDUL UNIT : Pemeriksaan Dengan Alat Keratometri, Pemeriksaan Refraksi Obyektif Dengan Alat Streakretinoscopy Serta Pemeriksaan Refraksi Subyektif Pada Kasus Anak DESKRIPSI UNIT :Kompetensi ini mempersyaratkan pengetahuan, keterampilandan sikap Refraksionis Optisien dalam melakukan pemeriksaan dengan alat keratometri, pemeriksaan refraksi obyektif dengan alat streakretinoscopy dan pemeriksaan refraksi subyektif pada kasus anak Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja Metode Penilaian 1. Pemeriksaan dengan alat 1.1 Prosedur pemeriksaan dengan alat keratometri dijelaskan dengan Pertanyaan tertulis Role play keratometri tepat 1.2 Alat keratometri disiapkan sesuai instruksi kerja 1.3 Pasien disiapkan senyaman mungkin 1.4 Pemeriksaan dengan alat keratometri dilakukan sesuai instruksi kerja 1.5 Hasil pemeriksaan refraksi obyektif dengan keratometri didokumentasikan dengan tepat 1.6 Hasil pemeriksaan refraksi obyektif dengan alat keratometri 2. Pemeriksaan refraksi obyektif dengan alat streakretinoscopy 3. Pemeriksaan Refraksi subyektif pada kasus Anak diinterpretasikan dengan tepat 2.1 Prosedur pemeriksaan refraksi obyektif dengan alat streakretinoscopy dijelaskan dengan tepat 2.2 Alat streakretinoscopy disiapkan sesuai instruksi kerja 2.3 Pasien disiapkan senyaman mungkin 2.4 Pemeriksaan refraksi obyektif dengan alat streakretinosopy dilakukan sesuai instruksi kerja 2.5 Hasil pemeriksaan refraksi obyektif dengan streakretinoscopy didokumentasikan dengan tepat 2.6 Hasil pemeriksaan refraksi obyektif dengan alat streakretinoscopy diinterpretasikan dengan tepat 3.1 Prosedur pemeriksaan refraksi subyektif pada kasus anak dijelaskan dengan tepat 3.2 Trial frame dipasangkan sesuai instruksi kerja 3.3 Visus tanpa koreksi ditetapkan Pertanyaan tertulis Role paly Pertanyaan tertulis Role play 11

sesuai instruksi kerja 3.4 Visus terbaik dengan lensa spheris ditetapkan sesuai instruksi kerja 3.5 Pemeriksaan astigmat dilakukan sesuai instruksi kerja 3.6 Titik akhir refraksi monokuler ditetapkan sesuai instruksi kerja 3.7 Hasil pemeriksaan refraksi didokumentasikan BATASAN VARIABLE 1. KONTEKS VARIABLE Unit ini merupakan unjuk kemampuan untuk melakukan pemeriksaan dengan alat keratometri, pemeriksaan refraksi obyektif dengan alat streakretinoscopy serta pemeriksaan refraksi subyektif pada kasus anak. 2. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN Ruangan refraksi Keratometri Streak Retinoscopy Trial lens set Trial frame Cross Cylinder PD meter Senter Proyektor/LCD Lampu (pencahayaan) Alat tulis Alat dokumentansi 3. PERATURAN YANG DIPERLUKAN Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan Undang-undang Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan Peraturan Pemerintah tahun 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan Republik Indonesia Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 572/MENKES/SK/VI/2008 tentang Standar Profesi Refraksionis Optisien Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pekerjaan Refraksionis Optisien dan Optometris Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2015 tentang Stándar Pelayanan Refraksi Optisi/Optometri Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 572/MENKES/SK/VI/2008 tentang Standar Profesi Refraksionis Optisien Standar Pelayanan Refraksionis Optisien RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo PANDUAN PENILAIAN 1. PROSEDUR PENILAIAN Unit ini dapat dinilai pada lingkungan tempat bekerja dengan metode yang sesuai dengan uji tulis dan praktek, Penilaian kompetensi terdiri dari penilaian uji tulis 40% dan uji praktek 60%. Uji tulis berupa pilihan ganda dan atau essay sedangkan uji praktek menggunakan acuan kriteria unjuk kerja dari elemen kompetensi dengan menggunakan metode tertentu. Standar penilaian kesesuaian kompetensi minimal mencapai nilai 70 dari uji tulis dan uji praktek. 12

2. PERSYARATAN KOMPETENSI Lulus pendidikan D3 Refraksionis Optisien Lulus uji kompetensi Unit Pelatihan pemeriksaan dengan alat keratometri. Pelatihan pemeriksaan refraksi obyektif dengan alat streakretinoscopy. Pelatihan pemeriksaan refraksi subyektif pada kasus anak. Telah melakukan pemeriksaan dengan alat keratometri, pemeriksaan refraksi obyektif dengan alat streakretinoscopy serta pemeriksaan refraksi subyektif pada kasus anak-anak minimal 50 kali dengan verifikasi dari pihak terkait Sehat jasmani 3. PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN YANG DIPERLUKAN Fisika Optik Umum Fisika Optik Oculer Anatomi dan Fisiologi Mata Fisiologi Penglihatan dan Persepsi Refraksi Mata Refraksi Obyektif dengan alat keratometri Refraksi Obyektif dengan alat streakretinoscopy Komunikasi efektif kepada anak 4. SIKAP KERJA YANG DIPERLUKAN Mengikuti SOP atau IK dan etika profesi 5. ASPEK KRITIS Mampu melakukan pemeriksaan dengan alat keratometri, refraksi subyektif dengan alat streakretinoscopy dan pemeriksaan refraksi subyektif pada kasus anak dengan tepat. 6. TAHAPAN SERTIFIKASI A. SERTIFIKASI AWAL a. Pemohon mengajukan permohonan sertifikasi ke LSP Bidang Keteknisian Medik dengan mengisi secara lengkap dan benar formulir permohonan sertifikasi kompetensi,formulir skema sertifikasi, formulir persetujuan asesmen, formulir penilaian mandiri serta syarat dan ketentuan LSP Bidang Keteknisian Medik yang telah dipahami dan ditandatangani pemohon. Dokumen permohonan wajib melampirkan: fotocopy ijazah, fotocopy KTP, logbook ruang lingkup kompetensi yang diajukan selama minimal 3 (tiga) bulan terakhir, Foto 4x6 sebanyak 2 lembar berlatar belakang berwarna merah, sertifikat pelatihan dengan ruang lingkup kompetensi yang diajukan, surat keterangan bekerja bagi yang sudah bekerja dan bukti pembayaran permohonan sertifikasi. Pemohon akan diberikan informasi syarat dan ketentuan LSP Bidang Keteknisian Medik ditandatangani oleh pemohon dan pemberi informasi b. Staf Administrasi 2.1 melakukan verifikasi kelengkapan dokumen permohonan paling lama 3 (tiga) hari kerja dari permohonan masuk, apabila dokumen sudah lengkap staf administrasi 2.1, menyerahkan dokumen kelengkapan dan data pendukung ke Koordinator Pengembangan Profesi Dan Okupasi untuk dilakukan analisis konflik 13

ketidakberpihakkan sesuai dengan ruang lingkup sertifikasi kompetensi menggunakan formulir penilaian konflik ketidakberpihakan yang ditandatangani oleh Koordinator Pengembangan Profesi dan Okupasi serta Kepala LSP Bidang Keteknisian Medik dengan proses paling lama 6 (enam) hari kerja setelah administrasi 2.1 menyerahkan dokumen pemohon yang lengkap ke Koordinator Pengembangan Profesi dan Okupasi. Apabila dokumen tidak lengkap, dokumen pemohon dikembalikan ke pemohon untuk dilengkapi dan respon time pelayanan permohonan diperhitungkan kembali pada saat dokumen pemohon dikembalikan dan lengkap. Prosedur penilaian konflik ketidakberpihakkan dijelaskan lebih lanjut didalam prosedur ketidakberpihakkan. c. Dokumen pada poin a dan b setelah lengkap dan benar diserahkan kembali ke administrasi 2.1 untuk penentuan dan dibuatkan jadwal asesmen kompetensi. Jadwal asesmen ditandatangani oleh Staf administrasi 2.1 dan Koordinator Pengembangan Profesi dan Okupasi, dikeluarkan paling lama 7 (tujuh) hari kerja terhitung poin a dan b dilakukan. Pelaksanaan uji kompetensi dilakukan setelah 15 (lima belas) hari kerja dari dikeluarkannya jadwal d. Staf administrasi 2.1 menyerahkan dokumen poin a, b, c ke staf administrasi 2.2 untuk dibuatkan konsep surat tugas asesor yang akan diusulkan ke Kepala Bidang Keteknisian Medik. Konsep surat tugas diparaf oleh Koordinator Pengembangan profesi dan okupasi dan diajukan ke Kepala Bidang Keteknisian Medik melalui staf administrasi 1.1. Surat tugas asesor diproses dan dikeluarkan paling lama 3 (tiga) hari kerja. e. Dokumen a-d, diserahkan ke koordinator 1.1 untuk diinventarisir dan diserahkan ke asesor yang terkait. Dokumen ini diterima paling lambat 7 (tujuh) hari kerja setelah surat tugas dikeluarkan. f. Asesor melakukan penilaian asesmen kompetensi yang disesuaikan dengan metode penilaian asesemen berdasarkan skema kompetensi sampai dikeluarkannya rekomendasi paling lama prosesnya berlangsung 20 (dua pulu h) hari kerja dari proses penilaian asesmen mulai dilaksanakan. Penilaian uji tulis dinilai jumlah benar soal yang diujikan menggunakan formulir perangkat asesmen pertanyaan tertulis dan lembar jawaban, sedangkan uji praktek dinilai pada tingkat kemampuan dari tingkat penilaian kompetensi 1 sampai dengan 5 dengan menggunakan formulir perangkat asesmen praktek, yaitu : 1. Penilaian 1 Tahu (Knowledge) yaitu Tingkatan Kemampuan seseorang untuk mengetahui dan mengingat tentang sesuatu pekerjaan, tetapi tidak bisa menjelaskan kepada orang lain tentang apa yang diketahuinya tersebut. Pengetahuannya hanya tahu untuk diri sendiri 2. Penilaian 2 Mengerti (Understand) adalah Kemampuan untuk menerjemahkan atau menginterpretasikan informasi. Pada level ini, seseorang sudah tahu tentang suatu pekerjaan tertentu dan bisa menjelaskan kepada orang lain tentang segala sesuatu dari apa yang diketahuinya tersebut, akan tetapi belum bisa melakukan pekerjaan tersebut dengan baik 14

3. Penilaian 3 Bisa (Application) adalah Kemampuan untuk mengaplikasikan informasi yang telah diketahui dan dipahaminya. Pada level ini, seseorang sudah memahami tentang suatu pekerjaan tertentu dan bisa menjelaskan kepada orang lain tentang segala sesuatu apa yang diketahuinya dan ia bisa melakukan pekerjaan tersebut dengan baik 4. Penilaian 4 Analisis (Analysis) adalah Kemampuan untuk memahami informasi ketingkat analisis dan bisa menjelaskan bagaimana semua itu bisa bekerja secara bersamaan. Pada level ini seseorang sudah memahami tentang suatu pekerjaan tertentu dan bisa menjelaskan kepada orang lain tentang segala sesuatu dari apa yang diketahuinya tersebut dan bisa melakukan pekerjaan tersebut dengan baik dan ia bisa menganalisis serta mengatasi segala permasalahan yang muncul yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut, akan tetapi ia belum bisa memberikan pelatihan tentang pekerjaan atau keahlian dari pekerjaannya tersebut kepada orang lain 5. Penilaian 5 Sintesa adalah Kemampuan untuk memahami informasi ketingkat analisis dan bisa menjelaskan bagaimana semua itu bisa bekerja secara bersamaan. Pada level ini seseorang sudah memahami tentang suatu pekerjaan tertentu dan bisa menjelaskan kepada orang lain tentang segala sesuatu dari apa yang diketahuinya tersebut dan bisa melakukan pekerjaan tersebut dengan baik dan ia bisa menganalisis serta mengatasi segala permasalahan yang muncul yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut, serta bisa memberikan pelatihan tentang pekerjaan atau keahlian dari pekerjaannya tersebut kepada orang lain Penilaian uji tulis dinilai sebesar 40% dari jumlah poin yang benar dibagi dari jumlah seluruh soal uji tulis yang ada dikali 100 dan untuk uji praktek dinilai 60% dari jumlah penilaian yang ada dibagi jumlah standar nilai minimal pencapaian kompetensi dikali 100. Standar pencapaian pada asesmen awal minimal penilaian kompetensinya 3 (tiga) pada setiap kriteria unjuk kerja skema kompetensi g. Pelaksanaan uji tulis diawasi pelaksanaannya oleh Tim Pengawas serta tim monitoring dan pelaksanaan uji praktek diawasi oleh tim monitoring. Laporan tim pengawas dan tim monitoring dilaporkan ke LSP Bidang Keteknisian Medik pada hari yang sama pada pelaksanaan kegiatan asesmen dilakukan. h. Asesor menyerahkan dokumen penilaian asesmen kompetensi ke Bidang Keteknisian Medik melalui staf administrasi 1.1 paling lambat 20 (dua puluh) hari kerja dari pelaksanaan asesmen untuk ditindaklanjuti dalam proses keputusan sertifikasi yang dirumuskan oleh 3 (tiga) koordinator Bidang Keteknisian Medik dan hasil rumusan diajukan ke Kepala Bidang Keteknisian Medik untuk ditetapkan keputusan sertifikasi yang diujikan. Proses ini dilakukan selama 7 (tujuh) hari kerja setelah berkas penilaian asesmen dan rekomendasi asesor diterima. 15

i. Keputusan dinyatakan asesi kompeten diajukan untuk dikeluarkannya sertifikat kompetensi dengan ruang lingkup yang diajukan paling lambat sertifikat terbit 7 (tujuh) hari setelah keputusan Kepala Bidang Keteknisian Medik dikeluarkan. Apabila asesi dinyatakan tidak kompeten, dikeluarkan surat pernyataan keputusan paling lambat 7 (tujuh) hari setelah ada keputusan Kepala Bidang Keteknisian Medik untuk ditindaklanjuti perbaikan kompetensi melalui pelatihan ataupun bimbingan dengan ruang lingkup kompetensi yang diujikan dan dapat mengajukan kembali paling lambat 90 (sembilan puluh) hari kerja setelah surat keputusan dikeluarkan dan tidak dikenakan biaya. Apabila dalam 90 (sembilan puluh) hari kerja tidak ada perbaikan dan pengajuan kembali diputuskan bahwa asesi tersebut tidak kompeten dan jika permohonan diajukan kembali pemohon dikenakan biaya permohonan sesuai dengan standar pembiayaan LSP Bidang Keteknisian Medik yang ditetapkan B. SERTIFIKASI ULANG a. Pemohon mengajukan permohonan sertifikasi ulang ke LSP Bidang Keteknisian Medik paling lambat minimal 90 (sembilan puluh) hari kerja sebelum masa sertifikat kompetensi habis dengan mengisi secara lengkap dan benar formulir permohonan sertifikasi kompetensi, formulir skema sertifikasi, formulir persetujuan asesmen, formulir penilaian mandiri serta syarat dan ketentuan LSP Bidang Keteknisian Medik yang telah dipahami dan ditandatangani pemohon. Dokumen permohonan wajib melampirkan: sertifikat kompetensi lama, logbook ruang lingkup kompetensi yang diajukan selama minimal 3 (tiga) bulan terakhir, bukti pengiriman logbook setiap 1 (satu) tahun sekali yang dikirimkan ke LSP Bidang Keteknisian Medik selama sertifikat kompetensi berlaku dan bukti pembayaran permohonan sertifikasi. Pemohon akan diberikan informasi syarat dan ketentuan LSP Bidang Keteknisian Medik ditandatangani oleh pemohon dan pemberi informasi b. Staf Administrasi 2.1 melakukan verifikasi kelengkapan dokumen permohonan paling lama 3 (tiga) hari kerja dari permohonan masuk, apabila dokumen sudah lengkap staf administrasi 2.1, menyerahkan dokumen kelengkapan dan data pendukung ke Koordinator Pengembangan Profesi Dan Okupasi untuk dilakukan analisis konflik ketidakberpihakkan sesuai dengan ruang lingkup sertifikasi kompetensi menggunakan formulir penilaian konflik ketidakberpihakan yang ditandatangani oleh Koordinator Pengembangan Profesi dan Okupasi serta Kepala LSP Bidang Keteknisian Medik dengan proses paling lama 6 (enam) hari kerja setelah administrasi 2.1 menyerahkan dokumen pemohon yang lengkap ke Koordinator Pengembangan Profesi dan Okupasi. Apabila dokumen tidak lengkap, dokumen pemohon dikembalikan ke pemohon untuk dilengkapi dan respon time pelayanan permohonan diperhitungkan kembali pada saat dokumen pemohon dikembalikan dan lengkap. Prosedur penilaian konflik ketidakberpihakkan dijelaskan lebih lanjut didalam prosedur ketidakberpihakkan. c. Dokumen pada poin a dan b setelah lengkap dan benar diserahkan kembali ke administrasi 2.1 untuk penentuan dan dibuatkan jadwal asesmen kompetensi. Jadwal asesmen ditandatangani oleh Staf 16

administrasi 2.1 dan Koordinator Pengembangan Profesi dan Okupasi, dikeluarkan paling lama 7 (tujuh) hari kerja terhitung poin a dan b dilakukan. Pelaksanaan uji kompetensi dilakukan setelah 15 (lima belas) hari kerja dari dikeluarkannya jadwal d. Staf administrasi 2.1 menyerahkan dokumen poin a, b, c ke staf administrasi 2.2 untuk dibuatkan konsep surat tugas asesor yang akan diusulkan ke Kepala Bidang Keteknisian Medik. Konsep surat tugas diparaf oleh Koordinator Pengembangan profesi dan okupasi dan diajukan ke Kepala Bidang Keteknisian Medik melalui staf administrasi 1.1. Surat tugas asesor diproses dan dikeluarkan paling lama 3 (tiga) hari kerja. e. Dokumen a-d, diserahkan ke koordinator 1.1 untuk diinventarisir dan diserahkan ke asesor yang terkait. Dokumen ini diterima paling lambat 7 (tujuh) hari kerja setelah surat tugas dikeluarkan. f. Asesor melakukan penilaian asesmen kompetensi yang disesuaikan dengan metode penilaian asesemen berdasarkan skema kompetensi sampai dikeluarkannya rekomendasi paling lama prosesnya berlangsung 20 (dua puluh) hari kerja dari proses penilaian asesmen mulai dilaksanakan. Penilaian uji tulis dinilai jumlah benar soal yang diujikan menggunakan formulir perangkat asesmen pertanyaan tertulis dan lembar jawaban, sedangkan uji praktek dinilai pada tingkat kemampuan dari tingkat penilaian kompetensi 1 sampai dengan 5 dengan menggunakan formulir perangkat asesmen praktek, yaitu : 1. Penilaian 1 Tahu (Knowledge) yaitu Tingkatan Kemampuan seseorang untuk mengetahui dan mengingat tentang sesuatu pekerjaan, tetapi tidak bisa menjelaskan kepada orang lain tentang apa yang diketahuinya tersebut. Pengetahuannya hanya tahu untuk diri sendiri 2. Penilaian 2 Mengerti (Understand) adalah Kemampuan untuk menerjemahkan atau menginterpretasikan informasi. Pada level ini, seseorang sudah tahu tentang suatu pekerjaan tertentu dan bisa menjelaskan kepada orang lain tentang segala sesuatu dari apa yang diketahuinya tersebut, akan tetapi belum bisa melakukan pekerjaan tersebut dengan baik 3. Penilaian 3 Bisa (Application) adalah Kemampuan untuk mengaplikasikan informasi yang telah diketahui dan dipahaminya. Pada level ini, seseorang sudah memahami tentang suatu pekerjaan tertentu dan bisa menjelaskan kepada orang lain tentang segala sesuatu apa yang diketahuinya dan ia bisa melakukan pekerjaan tersebut dengan baik 4. Penilaian 4 Analisis (Analysis) adalah Kemampuan untuk memahami informasi ketingkat analisis dan bisa menjelaskan bagaimana semua itu bisa bekerja secara bersamaan. Pada level ini seseorang sudah memahami tentang suatu pekerjaan tertentu dan bisa menjelaskan kepada orang lain tentang segala sesuatu dari apa yang diketahuinya tersebut dan bisa melakukan pekerjaan tersebut dengan baik dan ia bisa menganalisis serta mengatasi segala permasalahan yang muncul yang berkaitan dengan pekerjaan 17

tersebut, akan tetapi ia belum bisa memberikan pelatihan tentang pekerjaan atau keahlian dari pekerjaannya tersebut kepada orang lain 5. Penilaian 5 Sintesa adalah Kemampuan untuk memahami informasi ketingkat analisis dan bisa menjelaskan bagaimana semua itu bisa bekerja secara bersamaan. Pada level ini seseorang sudah memahami tentang suatu pekerjaan tertentu dan bisa menjelaskan kepada orang lain tentang segala sesuatu dari apa yang diketahuinya tersebut dan bisa melakukan pekerjaan tersebut dengan baik dan ia bisa menganalisis serta mengatasi segala permasalahan yang muncul yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut, serta bisa memberikan pelatihan tentang pekerjaan atau keahlian dari pekerjaannya tersebut kepada orang lain Penilaian uji tulis dinilai sebesar 40% dari jumlah poin yang benar dibagi dari jumlah seluruh soal uji tulis yang ada dikali 100 dan untuk uji praktek dinilai 60% dari jumlah penilaian yang ada dibagi jumlah standar nilai minimal pencapaian kompetensi dikali 100. Standar pencapaian pada asesmen ulang periode kedua minimal penilaian kompetensinya 3 (tiga) pada setiap kriteria unjuk kerja skema kompetensi, sertifikasi ulang periode ketiga - keempat minimal penilaian pencapaian kompetensinya 4 (empat) pada kriteria unjuk kerja skema kompetensi dan sedangkan sertifikasi ulang periode kelima sampai seterusnya minimal penilaian pencapaian kompetensinya 5 (lima) pada kriteria unjuk kerja skema kompetensi. g. Pelaksanaan uji tulis diawasi pelaksanaannya oleh Tim Pengawas serta tim monitoring dan pelaksanaan uji praktek diawasi oleh tim monitoring. Laporan tim pengawas dan tim monitoring dilaporkan ke LSP Bidang Keteknisian Medik pada hari yang sama pada pelaksanaan kegiatan asesmen dilakukan. h. Asesor menyerahkan dokumen penilaian asesmen kompetensi ke Bidang Keteknisian Medik melalui staf administrasi 1.1 untuk ditindaklanjuti dalam proses keputusan sertifikasi yang dirumuskan oleh 3 (tiga) koordinator Bidang Keteknisian Medik dan hasil rumusan diajukan ke Kepala Bidang Keteknisian Medik untuk ditetapkan keputusan sertifikasi yang diujikan. Proses ini dilakukan selama 7 (tujuh) hari kerja setelah berkas penilaian asesmen dan rekomendasi asesor diterima. i. Keputusan dinyatakan asesi kompeten diajukan untuk dikeluarkannya sertifikat kompetensi dengan ruang lingkup yang diajukan paling lambat sertifikat terbit 7 (tujuh) hari setelah keputusan Kepala Bidang Keteknisian Medik dikeluarkan. Apabila asesi dinyatakan tidak kompeten, dikeluarkan surat pernyataan keputusan paling lambat 7 (tujuh) hari setelah ada keputusan Kepala Bidang Keteknisian Medik untuk ditindaklanjuti perbaikan kompetensi melalui pelatihan ataupun bimbingan dengan ruang lingkup kompetensi yang diujikan dan dapat mengajukan kembali paling lambat 90 (sembilan puluh) hari kerja setelah surat keputusan dikeluarkan dan tidak dikenakan biaya. Apabila dalam 90 (sembilan puluh) hari kerja tidak ada perbaikan dan pengajuan kembali diputuskan bahwa asesi tersebut tidak kompeten 18

dan jika permohonan diajukan kembali pemohon dikenakan biaya permohonan sesuai dengan standar pembiayaan LSP Bidang Keteknisian Medik yang ditetapkan C. PERLUASAN, PENGURANGAN PEMBEKUAN DAN PENCABUTAN SERTIFIKASI C.1 PERLUASAN SERTIFIKASI a. Pemohon dapat mengajukan permohonan sertifikasi perluasan dengan ketentuan minimal paling sedikit dalam jangka 1 (satu) tahun setelah sertifikat terakhir dikeluarkan oleh LSP Bidang Keteknisian Medik dan pengajuan perluasan dapat dilakukan bersamaan dengan pengajuan sertifikasi ulang b. Pengajuan perluasan skema sertifikasi tahapannya sesuai dengan proses sertifikasi awal c. Permohonan perluasan sertifikasi harus melampirkan logbook ruang lingkup perluasan sertifikasi yang diajukan d. Pembiayaan perluasan skema sertifikasi dibebankan diluar sertifikasi ulang apabila pengajuan permohonannya bersamaan. C. 2 PENGURANGAN, PEMBEKUAN DAN PENCABUTAN SERTIFIKASI a. Tenaga Kesehatan yang telah disertifikasi dapat dikenakan pengurangan dan pencabutan sertifikasi apabila : 1. Dari hasil surveilan menunjukkan bahwa kesesuaian kompetensi terhadap skema kompetensi yang diacu tidak dapat dipertahankan dan ketidaksesuaian yang terjadi tidak dapat diatasi dalam jangka waktu yang ditentukan. 2. Atas keinginan sendiri secara tertulis b. Apabila tidak ada perbaikan yang dipenuhi selama 3 (tiga) bulan dari ditemukannya dan atau dilaporkannya ketidaksesuaian kompetensi dengan sertifikasi kompetensi yang telah diperolehnya maka Kepala Bidang Keteknisian Medik dapat menetapkan pembekuan sertifikat, dan apabila hasil dari keputusan tidak termasuk dalam moral hazard dan ada perbaikan dengan melampirkan bukti minimal 3 (tiga) bulan dari dibekukannya sertifikat tersebut, dapat diusulkan kembali dengan hasil penilaian sesuai sertifikat sebelumnya tetap ataupun berkurang sertifikasinya sesuai dengan penilaian asesmen dan apabila hasil keputusan terkandung moral hazard yang bersangkutan ditetapkan pencabutan sertifikasi dan tidak dapat mengusulkan kembali dengan ruang lingkup sertifikasi tersebut dan yang bersangkutan tidak boleh menggunakan semua acuan berkenaan dengan status sertifikasi. 19

7. MASA BERLAKU DAN PEMANTAUAN SERTIFIKASI TENAGA KESEHATAN Periode (masa berlaku) sertifikat Tenaga Kesehatan adalah 3 (tiga) tahun. Setelah periode tersebut, Tenaga Kesehatan diharuskan melakukan sertifikasi ulang kepada LSP BIDANG KETEKNISIAN MEDIK. Monitoring bertujuan untuk mengawasi dan memastikan bahwa pelaksanaan uji kompetensi telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh LSP BIDANG KETEKNISIAN MEDIK. Monitoring terhadap Tenaga Kesehatan dilakukan setiap setahun sekali tenaga kesehatan melaporkan kegiatan sesuai dengan ruang lingkup sertifikasi yang dilaporkan ke LSP Bidang Keteknisian Medik. 20

KODE UNIT JUDUL UNIT : BKM01/RO-3/2009/Rev-001 : Pelayanan Optisi DESKRIPSI UNIT : Kompetensi ini mempersyaratkan pengetahuan, keterampilan dan sikap Refraksionis Optisien dalam melakukan penerjemahan resep dan pemilihan kacamata, prosesing dan dispensing kacamata serta edukasi pemakai kacamata Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja Metode Penilaian 1. Melakukan penerjemahan resep dan pemilihan 1.1 Prosedur penerjemahan resep dan pemilihan kacamata dapat dijelaskan dengan tepat Pertanyaan tertulis Role play kacamata 1.2 Resep kacamata diterjemahkan dengan tepat 1.3 Bingkai kacamata dipilih sesuai dengan estetika dan kebutuhan 1.4 Lensa kacamata dipilih sesuai dengan kebutuhan 1.5 Kacamata dipesan dengan tepat 2. Melakukan prosesing dan dispensing kacamata 3. Melakukan edukasi pemakai kacamata 2.1 Prosedur prosesing dan dispensing dijelaskan dengan tepat 2.2 Pemotongan lensa kacamata dilakukan dengan tepat 2.3 Pengecekan lensa kacamata hasil pemotongan dilakukan dengan tepat 2.4 Penyetelan kacamata standar dilakukan dengan tepat 2.5 Penyetelan kacamata ke wajah pasien dilakukan sesuai kebutuhan 3.1 Prosedur edukasi pemakai kacamata dijelaskan dengan tepat 3.2 Edukasi tentang fungsi kacamata dilakukan dengan tepat 3.3 Edukasi tentang adaptasi pemakaian kacamata dilakukan dengan tepat 3.4 Edukasi tentang perawatan kacamata dilakukan dengan tepat Pertanyaan tertulis Role play Pertanyaan tertulis Role play BATASAN VARIABLE 1. KONTEKS VARIABLE Unit ini merupakan unjuk kemampuan untuk melakukan penerjemahan resep dan pemilihan kacamata, prosesing dan dispensing kacamata serta edukasi pemakai kacamata. 2. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN Ruangan pamer Seperangkat tang Seperangkat obeng Pemanas bingkai kacamata Senter 21

Cermin Lenso Meter Spidol Lampu (pencahayaan) Alat dokumentansi 3. PERATURAN YANG DIPERLUKAN Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan Undang-undang Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan Peraturan Pemerintah tahun 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan Republik Indonesia Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 572/MENKES/SK/VI/2008 tentang Standar Profesi Refraksionis Optisien Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pekerjaan Refraksionis Optisien dan Optometris Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2015 tentang Stándar Pelayanan Refraksi Optisi/Optometri Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 572/MENKES/SK/VI/2008 tentang Standar Profesi Refraksionis Optisien Standar Pelayanan Refraksionis Optisien RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo PANDUAN PENILAIAN 1. PROSEDUR PENILAIAN Unit ini dapat dinilai pada lingkungan tempat bekerja dengan metode yang sesuai dengan uji tulis dan praktek, Penilaian kompetensi terdiri dari penilaian uji tulis 40% dan uji praktek 60%. Uji tulis berupa pilihan ganda dan atau essay sedangkan uji praktek menggunakan acuan kriteria unjuk kerja dari elemen kompetensi dengan menggunakan metode tertentu. Standar penilaian kesesuaian kompetensi minimal mencapai nilai 70 dari uji tulis dan uji praktek. 2. PERSYARATAN KOMPETENSI Lulus pendidikan D3 Refraksionis Optisien Lulus uji kompetensi Unit 1 dan 2 Telah melakukan penerjemahan resep dan pemilihan kacamata, prosesing dan dispensing kacamata serta edukasi pemakai kacamataminimal 50 kali dengan verifikasi dari pihak terkait. Pelatihan pelayanan optisi Sehat jasmani 3. PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN YANG DIPERLUKAN Fisika Optik Umum Fisika Optik Oculer Anatomi dan Fisiologi Mata Fisiologi Penglihatan dan Persepsi Pelayanan lensa optisi 4. SIKAP KERJA YANG DIPERLUKAN Mengikuti SOP atau IK dan etika profesi 5. ASPEK KRITIS Mampu melakukan penerjemahan resep dan pemilihan kacamata, prosesing dan dispensing kacamata serta edukasi pemakai kacamata 22