KAJIAN PELUANG BISNIS RUMAH TANGGA DALAM PENGELOLAAN SAMPAH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. terhadap barang atau material yang kita gunakan sehari hari. Demikian juga

Kata Pengantar. Jakarta, Agustus Deputi Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan Kementerian Negara Lingkungan Hidup. Mohd.

SAMPAH SEBAGAI SUMBER DAYA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

POTENSI PENERAPAN PRINSIP 3R DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI DESA NGENEP KECAMATAN KARANGPLOSO KABUPATEN MALANG

BAB I PENDAHULUAN. ditanggung alam karena keberadaan sampah. Sampah merupakan masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk perkotaan di Indonesia akhir-akhir ini mengalami tingkat

PERAN GENDER DALAM MENANGANI PERMASALAHAN SAMPAH. Oleh : Tri Harningsih, M.Si

PEMILIHAN DAN PENGOLAHAN SAMPAH ELI ROHAETI

KAJIAN PELUANG BISNIS RUMAH TANGGA DALAM PENGELOLAAN SAMPAH PERKOTAAN MELALUI KETERLIBATAN MASYARAKAT DAN SWASTA DI MEDAN - PROVINSI SUMATERA UTARA

PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

SATUAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG SAMPAH PADA TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAH TANJUNG BELIT KABUPATEN ROKAN HULU

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diperoleh peneliti yaitu dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

B P L H D P R O V I N S I J A W A B A R A T PENGELOLAAN SAMPAH DI PERKANTORAN

I. PENDAHULUAN. Masalah sampah memang tidak ada habisnya. Permasalahan sampah sudah

KERJA SAMA BISNIS PENDIRIAN BANK SAMPAH MODEL BARU

PENGOLAHAN SAMPAH DENGAN SISTEM 3R (REDUCE, REUSE, RECYCLE)

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dipancarkan lagi oleh bumi sebagai sinar inframerah yang panas. Sinar inframerah tersebut di

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk dan aktivititas masyarakat di daerah perkotaan makin

BAB VI PENGELOLAAN SAMPAH 3R BERBASIS MASYARAKAT DI PERUMAHAN CIPINANG ELOK. menjadi tiga macam. Pertama, menggunakan plastik kemudian

BAB I PENDAHULUAN. dari semua pihak, karena setiap manusia pasti memproduksi sampah, disisi lain. masyarakat tidak ingin berdekatan dengan sampah.

BAB VII ANALISIS DAYA DUKUNG LINGKUNGAN UPS MUTU ELOK. Jumlah Timbulan Sampah dan Kapasitas Pengelolaan Sampah

Konsep penanganan sampah dengan sistem koperasi. Oleh Kelompok 9

PERATURAN DAERAH KOTA BAU-BAU NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN KEBERSIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BAU-BAU,

BAB I PENDAHULUAN. PPK Sampoerna merupakan Pusat Pelatihan Kewirausahaan terpadu yang

PENGOLAHAN DAN PEMANFAATAN SAMPAH ORGANIK MENJADI BRIKET ARANG DAN ASAP CAIR

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan pengelolaan yang berkelanjutan air dan sanitasi untuk semua. Pada tahun 2030,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat

PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA 3R BERBASIS MASYARAKAT

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

TEKNOLOGI TEPAT GUNA PENGOLAHAN SAMPAH ANORGANIK

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR : 3 TAHUN 2016 TENTANG

DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KABUPATEN KARANGANYAR

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. manusia yang beragam jenisnya maupun proses alam yang belum memiliki nilai

Fasilitas Pengolahan Sampah di TPA Jatibarang Semarang

Fasilitas Pengolahan Sampah di TPA Jatibarang Semarang

KAJIAN VOLUME SAMPAH DI KOTA KEDIRI ( Lokasi TPA Klotok )

KAJIAN PENGELOLAAN LIMBAH PERKOTAAN (Studi Kasus Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Jatibarang)

PEDOMAN PENGELOLAAN SAMPAH MELALUI 3R UNTUK KADER LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SUMMARY. PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA GORONTALO (Studi Kasus di UD. Loak Jaya)

BAB I PENDAHULUAN. kurang tepat serta keterbatasan kapasitas dan sumber dana meningkatkan dampak

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang banyak dan terbesar ke-4 di dunia dengan jumlah penduduk

BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan

1. Pendahuluan ABSTRAK:

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Model

TEKNIK PENGELOLAAN SAMPAH DI TPA PIYUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR PENGELOLAAN LIMBAH PADAT *) Oleh : Suhartini **) Abstrak

Infrastruktur PLP dalam Mendukung Kesehatan Masyarakat

Bagaimana Solusinya? 22/03/2017 PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA DI KOTA CIAMIS PENGERTIAN SAMPAH

DAMPAK SAMPAH TERHADAP KESEHATAN LINGKUNGAN DAN MANUSIA

Gambar 2.1 organik dan anorganik

pendahuluan dilakukan untuk memperoleh hasil pengolahan atau daur ulang yang mengefektifkan pengolahan sampah selanjutnya, termasuk upaya daur ulang.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN JEPARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MAKALAH PROGRAM PPM. Pemilahan Sampah sebagai Upaya Pengelolaan Sampah Yang Baik

BAB III STUDI LITERATUR

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manusia dalam aktivitasnya tidak terlepas dari kebutuhan terhadap ruang

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Tempat Pembuangan Akhir Pasir Sembung

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam pembangunaan kesehatan menuju Indonesia sehat ditetapkan enam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I- 1

I. PENDAHULUAN. Manusia dalam menjalani aktivitas hidup sehari-hari tidak terlepas dari

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. kapasitas atau jumlah tonnasenya. Plastik adalah bahan non-biodegradable atau tidak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

EVALUASI METODE PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK UMUR LAYAN DI TPA PUTRI CEMPO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SATUAN ACARA PENYULUHAN. Sub Pokok Bahasan : Pegelolaan Sampah : Masyarakat RW 04 Kelurahan Karang Anyar

BUPATI POLEWALI MANDAR

PENDAHULUAN Latar Belakang

KUESIONER PENELITIAN

Kajian Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Secara Terpadu Di Kampung Menoreh Kota Semarang. Tugas Akhir

KONSEP PENANGANAN SAMPAH TL 3104

Kata Kunci: Evaluasi, Masa Pakai, Reduksi, Pengomposan, Daur Ulang

BAB I PENDAHULUAN. Kepadatan penduduk yang tinggi dengan pertumbuhan cepat di kota bila

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1992

BAB I PENDAHULUAN. Penampungan Sampah Sementara (TPS) untuk selanjutnya dibuang ke. yang muncul berkepanjangan antara pemerintah daerah dan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. tidak diperlukan lagi. Pengelolaan sampah merupakan kegiatan dalam upaya

Mulai. Sistem Pengolahan Sampah Organik dan Anorganik. Formulasi Masalah. Menentukan Tujuan sistem. Evaluasi Output dan Aspek

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Uji Mikrobiologis Kompos Organik dari Sampah Organik dengan Penambahan Limbah Tomat dan EM-4 SKRIPSI

VI ANALISIS HASIL STUDI CVM

BAB I PENDAHULUAN. mengabaikan pentingnya menjaga lingkungan hidup. Untuk mencapai kondisi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sampah merupakan konsekuensi dari semua aktifitas yang dilakukan

BANTAENG, 30 JANUARI (Prof. DR. H.M. NURDIN ABDULLAH, M.Agr)

STRATEGI PENGEMBANGAN PERUSAHAAN DAERAH KEBERSIHAN KOTA BANDUNG UNTUK MEWUJUDKAN BANDUNG BERSIH dan HIJAU SECARA BERKELANJUTAN

KUISIONER FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUNG APUNG RT10/01 KELURAHAN KAPUK JAKARTA BARAT

PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA 3R BERBASIS MASYARAKAT Sri Subekti Fakultas Teknik, Teknik Lingkungan Universitas Pandanaran Semarang

WALI KOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTANN TIMUR TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN SAMPAH SEJENIS SAMPAH RUMAH TANGGA

BAB I PENDAHULUAN. yang dianggapnya sudah tidak berguna lagi, sehingga diperlakukan sebagai

KAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT (STUDI KASUS DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA)

PILOT PROJEK PENERAPAN TEKNOLOGI DALAM PENGELOLAAN SAMPAH PADAT DI TEMPAT KOST DAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS ANDALAS PADANG

BAB I PENDAHULUAN. Pulau Bali dengan luas kurang lebih 5.636,66 km 2. penduduk yang mencapai jiwa sangat rentan terhadap berbagai dampak

BAB I PENDAHULUAN. berubah; dan harganya yang sangat murah (InSWA). Keunggulan yang dimiliki

BAB I. PENDAHULUAN. Pengelolaan lingkungan hidup merupakan bagian yang tak terpisahkan

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN DESA SEGOBANG NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA SEGOBANG,

PEMBANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN ( Pertemuan ke-7 ) Disampaikan Oleh : Bhian Rangga Program Studi Pendidikan Geografi FKIP -UNS 2013

Transkripsi:

ABSTRAK KAJIAN PELUANG BISNIS RUMAH TANGGA DALAM PENGELOLAAN SAMPAH Peningkatan populasi penduduk dan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kuantitas sampah kota. Timbunan sampah yang tidak terkendali terjadi sebagai konsekuensi logis dari aktivitas manusia dan industrialisasi, yang berdampak pada permasalahan lingkungan perkotaan seperti keindahan kota, kesehatan masyarakat, dan terjadinya bencana (ledakan gas metan, tanah longsor, pencemaran udara dan lain-lain). Kegiatan pengolahan sampah ini dapat menimbulkan multiplier effect melalui pemanfaatan teknologi tepat guna. Dalam kajian ini digunakan pendekatan studi mencakup aspek data dan informasi serta publikasi yang terkait dengan pengelolaan sampah. Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa disamping sampah organik, terdapat 18 jenis sampah anorganik yang dihasilkan rumah tangga yang memiliki nilai ekonomis, yang dikelompokkan dalam 7 kategori, yaitu : plastik, kaleng, kertas, kaca, besi, tembaga, dan aluminium. Kegiatan yang dapat dijadikan usaha alternatif untuk peningkatan pendapatan keluarga antara lain (a) pengomposan; (b) pengepul plastik kresek dan PE; dan (c) daur ulang kertas. Pengelolaan sampah menjadi produk daur ulang merupakan peluang bisnis rumah tangga dan swasta menjadi lebih optimal dengan menerapkan sistem pengelolaan sampah partisipatif Melibatkan masyarakat.

PENDAHULUAN Sampah merupakan konsekuensi dari adanya aktivitas manusia. Seiring peningkatan populasi penduduk dan pertumbuhan ekonomi saat ini pengelolaan sampah sebagian besar kota masih menimbulkan permasalahan yang sulit dikendalikan. Timbunan sampah yang tidak terkendali terjadi sebagai konsekuensi logis dari aktivitas manusia dan industrialisasi, yang kemudian berdampak pada permasalahan lingkungan, kesehatan masyarakat, dan lebih jauh lagi terjadinya bencana (ledakan gas metan, tanah longsor, pencemaran udara akibat pembakaran terbuka dan lain-lain). Kebanyakan TPA bermasalah terhadap lingkungan hidup, misalnya TPA tidak dilapisi oleh lapisan kedap air seperti geotextile, tidak ada pengolahan air lindi, dan masih diizinkannya praktik open dumping dan open burning sehingga menyebabkan banyak permasalahan seperti pencemaran air lindi ke air tanah,bau busuk dan pencemaran udara. Namun demikian, sampah disamping dapat menjadikan masalah, juga dapat bermanfaat dalam menguatkan kehidupan ekonomi masyarakat. Berbagai jenis sampah yang dihasilkan oleh rumah tangga dan industri apabila tidak dapat dikelola secara baik dan benar, dapat berpotensi untuk melemahkan ekonomi masyarakat karena akan menyerap dana yang cukup besar untuk penanganannya baik dari segi kebersihan, kesehatan maupun lingkungan. Sampah yang tidak dikelola dengan baik akan mencemari lingkungan dan sebagai sumber penyakit yang pada gilirannya akan menghambat laju gerak ekonomi masyarakat. Di pihak lain, sampah dapat juga menjadi salah satu sumberdaya penting dalam mengangkat perekonomian masyarakat. Kondisi ini akan terjadi apabila sampah tersebut dapat dikelola secara professional. Beberapa peluang yang diperoleh dari sampah, diantaranya adalah aspek terbukanya lapangan kerja dari proses pemungutan sampah, aspek pengelolaan dan pemanfaatan sampah serta aspek pemasaran hasil olahan yang berbahan baku sampah. Dengan kata lain mata rantai bisnis akan tercipta apabila sampah dikelola dengan pendekatan-pendekatan ekonomi. Kegiatan pengolahan sampah ini dapat menimbulkan multiplier effect melalui pemanfaatan teknologi tepat guna.

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengelolaan Sampah Di Indonesia, timbunan sampah domestik ini didistribusikan ke TPA-TPA. Dari jumlah total volume sampah ini mengandung arti bahwa hanya sekitar 41% sampah yang terangkut dari total timbulan sampah yang terdapat di tempat-tempat pembuangan sampah sementara. Diharapkan pada tahun-tahun mendatang jumlah armada angkut sampah dapat bertambah sesuai dengan jumlah volume timbulan sampah.pada hakekatnya, terdapat banyak SDM yang membantu dalam hal pengelolaan sampah yaitu pemulung. Hal yang menarik adalah dimana pada satu sisi sektor informal, pemulung ini memiliki peranan penting dalam pengelolaan sampah. Para pemulung mencari barang yang bernilai ekonomis dari tumpukan sampah, TPS dan TPA maupun dari rumah ke rumah. Namun di lain pihak, pengelola sampah dari lembaga pemerintah melihat pemulung sebagai penghambat operasi sistem pengelolaan sampah padat modern yang efisien. Padahal pekerjaan tersebut dapat menjadi sumber kehidupan bagi puluhan ribu orang miskin dan tak berdaya yang tinggal di kota, serta juga dapat mengurangi jumlah sampah yang harus dibuang atau dibakar Nilai Ekonomis Sampah Sampah yang dibuang masyarakat tidak semuanya tidak bernilai. Ada sebagian dari jenisjenis sampah yang memiliki nilai jual (return value) dan sebagian lagi dapat dimanfaatkan kembali. antara lain yaitu botol, kertas/karton, plastik-plastik, kaleng, besi, dan aluminium. Selain itu sampah-sampah basah seperti nasi busuk, sampah sisa memasak dapat di manfaatkan untuk makanan ternak dan juga ditimbun sebagai kompos untuk tanaman perkarangan. Nilai ekonomi pengelolaan sampah pada umumnya berasal dari dua sektor, yaitu: (1) Sektor formal, yaitu sektor nilai ekonomi yang dikelola oleh pemerintah, dan (2) Sektor informal, yaitu sektor nilai ekonomi yang dikelola oleh pemulung dan pengumpul sampah.. Dalam sistem jaringan daur ulang sampah, sampah daur ulang dikumpulkan dari sumber seperti perumahan, kawasan komersial, Tempat Penampungan Sementara (TPS) dan TPA. Kebanyakan sampah daur ulang dikumpulkan oleh pemulung dan kemudian dijual (disalurkan) ke pelapak (pengepul). Pelapak memilah dan mengklasifikasikannya ke beberapa item tergantung pada tipe dan menjual atau menyalurkannya kepada pabrik daur ulang secara langsung atau terlebih dahulu melalui agen. Sebagian sampah ini didaur ulang di pabrik-pabrik dan sebagian dikirimkan ke kota lain ataupun diekspor ke luar negeri untuk menghasilkan produk yang pada akhirnya sampai ke konsumen. Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah merupakan aspek yang terpenting untuk diperhatikan dalam sistem pengelolaan sampah secara terpadu dan terdapat faktor-faktor yang mendukung, antara lain: kebutuhan, harapan, motivasi, ganjaran, kebutuhan sarana dan prasarana, dorongan moral, dan adanya kelembagaan baik informal maupun formal Usaha Alternatif Pengelolaan Sampah Bernilai Ekonomis A. Kompos Kompos merupakan hasil fermentasi dari bahan-bahan organik sehingga berubah bentuk, berwarna kehitam-hitaman dan tidak berbau. Pengomposan merupakan proses penguraian bahanbahan organik dalam suhu yang tinggi sehingga mikroorganisme dapat aktif menguraikan bahanbahan organik sehingga dapat dihasilkan bahan yang dapat digunakan tanah tanpa merugikan

lingkungan. Dari hasil pengamatan dilapangan, pengomposan merupakan salah satu usaha alternatif pengelolaan sampah yang memiliki peluang bisnis cukup menjanjikan, disamping memiliki manfaat dalam menjaga kebersihan dan keindahan kota dan mengurangi jumlah pengangguran. Persentase jumlah responden (KK) berdasarkan jumlah sampah organik Bahan baku pengomposan berupa sampah organik tersedia sangat besar, baik berasal dari pasar maupun rumah tangga. Manfaat dari segi ekonomi yaitu: dapat mengurangi jumlah sampah sehingga akan mengurangi biaya operasional pemusnahan sampah; mengurangi investasi lahan TPA; memiliki nilai kompetetif dan ekonomis yang dapat dijual. Selain dari tinjauan ekonomi, dari segi ekologi, proses pembuatan kompos memberikan manfaat bagi lingkungan, antara lain: Pengkomposan merupakan metode daur ulang yang alamiah dan mengembalikan bahan organik ke dalam siklus biologis; Mengurangi pencemaran lingkungan, karena sampah yang dibakar, yang dibuang ke sungai ataupun yang dikumpulkan di TPA akan berkurang; Pemakaian kompos pada lahan perkebunan atau pertanian akan meningkatkan kemampuan lahan dalam menahan air sehingga terjadi koservasi air serta memperbaiki dan meningkatkan kondisi kesuburan tanah (konservasi tanah). Pada prinsipnya, pengomposan yang dilakukan sebagian masyarakat terbagi atas 3, yaitu: (1) Pengomposan dengan menggunakan bioaktivator EM-4; (2) Pengomposan skala rumah tangga; dan (3) Pengomposan sederhana. Masyarakat pada umumnya melakukan pengomposan untuk skala rumah tangga dan secara sederhana B. Mengepul Sampah Plastik (Plastik Kresek dan PE) Menjadi seorang pengepul sampah plastik merupakan peluang bisnis yang cukup menjanjikan. Selain dapat meningkatkan perekonomian keluarga, usaha ini menyerap tenaga kerja yang pada akhirnya dapat meminimalkan jumlah pengangguran. Adapun hasil pengamatan dan pengumpulan data primer di lapangan menunjukkan bahwa rumah tangga menghasilkan sampah kantong plastik bervariasi 3-5 buah perhari, 6-8 buah perhari, bahkan ada yang lebih dari 8 buah perhari Menurut seorang pengusaha pengepul sampah plastik (plastik kresek dan plastik PE) yang beralamat di Jalan Kapten Sumarsono, tiap harinya bisa terkumpul 1-3 ton sampah plastik dimana setiap minggunya bisa menyalurkan ke pabrik pengolahan plastik 10 18 ton dengan nilai rupiah ± 72 juta setiap bulannya. Jika dilihat dari jumlah sampah plastik yang dibuang setiap KK dan permintaan terhadap sampah ini cukup tinggi, maka tidak menutup kemungkinan usaha alternatif sebagai pengepul sampah memberikan peluang usaha dan penyedia lapangan kerja dalam rangka peningkatan perekonomian keluarga dan pengurangan pengangguran C. Kertas Daur Ulang Berdasarkan hasil wawancara dan kuisioner, jumlah kertas yang di buang oleh masyarakat tiap KK ± 0,2-1 kg perharinya. Sedangkan pemulung bisa menjual kertas 5 10 kg perharinya dan pengepul barang bekas 3.000 7.000 kg perbulannya ke pabrik daur ulang kertas. Melihat volume jumlah kertas yang beredar di tingkat pemulung dan pengepul serta sampah kertas yang dibuang sangat besar, hal ini merupakan prospek untuk usaha daur ulang kertas baik skala rumahan maupun skala pabrik. Kertas hasil daur ulang dapat digunakan sebagai bahan baku berbagai produk kerajinan tangan. Cara membuat kertas daur ulang juga tidak membutuhkan waktu dan keahlian khusus, dan setiap orang dapat melakukannya asalkan ada kemauan dan keuletan. Analisis Usaha Kerajinan tangan dari bahan kertas daur ulang untuk 1 kg kertas bekas menghasilkan 600 g kertas daur ulang. Berat rata-rata 1 lembar kertas ukuran folio adalah 6 gram sehingga dapat menghasilkan 100 lembar kertas daur ulang dengan harga perlembarnya Rp. 500,-.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari berbagai uraian sebagaimana tersebut di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Rata-rata sampah yang dibuang oleh masyarakat 1-1,5 kg per rumah tangga perhari. 2. Disamping sampah organik, terdapat 18 jenis sampah anorganik yang dihasilkan rumah tangga yang memiliki nilai ekonomis, yang dikelompokkan dalam 7 kategori, yaitu : plastik, kaleng, kertas, kaca, besi, tembaga, dan aluminium. 3. Kegiatan yang dapat dijadikan usaha alternatif dalam rangka peningkatan pendapatan keluarga antara lain yaitu (a) pengomposan; (b) pengepul plastik kresek dan PE; dan (c) daur ulang kertas 4. Kerajinan tangan (bingkai foto) dari kertas daur ulang membuka peluang bisnis rumah tangga. Saran 1. Setiap rumah tangga diupayakan melakukan pemilahan sampah bernilai ekonomis sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku berbagai produk daur ulang selain dapat memberikan tambahan pendapatan keluarga. 2. Pemerintah daerah memberikan fasilitas pengelolaan sampah melalui bantuan penyediaan tong sampah terpilah di setiap kelurahan sehingga sampah telah terpilah sebelum diangkut ke TPA. 3. Pemerintah daerah membuat program pelatihan pengelolaan sampah organik dan anorganik bernilai ekonomis (kompos, produk kerajinan tangan) untuk tingkat rumah tangga dan kelurahan. 4. Penambahan pengetahuan tentang lingkungan hidup khususnya pengelolaan sampah ke dalam kurikulum sekolah Taman Kanak-Kanak hingga Sekolah Menengah Atas. DAFTAR PUSTAKA Neolaka, A. 2008. Kesadaran Lingkungan. Penerbit PT. Rinika Cipta. Jakarta. Nisandi. 2007. Pengelolaan dan Pemanfaatan Sampah Organik Menjadi Briket Arang dan Asap Cair. Seminar Nasional Teknologi 2007. Yogyakarta. Pratama, Y dan Soleh, A.Z. 2008. Kajian Hubungan Antara Timbulan Sampah Domestik Dengan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II 2008. Sidik, M.A., Herumartono, D., dan Sutanto, H.B. 1985. Teknologi Pemusnahan Sampah dengan Incinerator dan Landfill. Direktorat Riset Operasi dan Managemen. Umar, I. 2009. Pengelolaan Sampah Terpadu Di Wilayah Perkotaan. Http:// uwityangyoyo.wordpress.com.