III ZAT MURNI (PURE SUBSTANCE)

dokumen-dokumen yang mirip
V Reversible Processes

II HUKUM THERMODINAMIKA I

FISIKA 2. Pertemuan ke-4

KESETIMBANGAN FASE DALAM SISTEM SEDERHANA (ATURAN FASE)

IV GAS IDEAL. Tujuan Instruksional Khusus: Mahasiswa mampu menjelaskan karakteristik gas ideal dan implementasinya dalam proses-proses termodinamika

FISIKA TERMAL Bagian I

MAKALAH TERMODINAMIKA TEKNIK KIMIA

Kimia Fisika Bab 6. Kesetimbangan Fasa OLEH: RIDHAWATI, ST, MT

12/3/2013 FISIKA THERMAL I

- Fasa (phase) dalam terminology/istilah dalam mikrostrukturnya

FISIKA TERMAL(1) Yusron Sugiarto

LTM TERMODINAMIKA TEKNIK KIMIA Pemicu

AZAS TEKNIK KIMIA (NERACA ENERGI) PRODI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Kesetimbangan fase. Pak imam

THERMODINAMIKA. Oleh: Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan.

BAB 1 Energi : Pengertian, Konsep, dan Satuan

KESETIMBANGAN ENERGI

BAB II. KESEIMBANGAN

KESETIMBANGAN FASA. Sistem Satu Komponen. Aturan Fasa Gibbs

Makalah Termodinamika Pemicu 4: Kesetimbangan Fasa Uap-Cair

BAB II LANDASAN TEORI

Evaporasi S A T U A N O P E R A S I D A N P R O S E S T I P F T P UB

E V A P O R A S I PENGUAPAN

2. Fase komponen dan derajat kebebasan. Pak imam

KESETIMBANGAN FASA. Komponen sistem

BAB V SIFAT-SIFAT ZAT MURNI

Pengeringan. Shinta Rosalia Dewi

Pembekuan. Shinta Rosalia Dewi

Cara Menggunakan Tabel Uap (Steam Table)

BAB II PERANCANGAN PRODUK. : Sebagai bahan baku pembuatan ammonia, plastik,

5/30/2014 PSIKROMETRI. Ahmad Zaki M. Teknologi Hasil Pertanian UB. Komposisi dan Sifat Termal Udara Lembab

MENGUAP DAN MENDIDIH

LANDASAN TEORI. P = Pc = P 3 = P 2 = Pg P 5 P 4. x 5. x 1 =x 2 x 3 x 2 1

ENTROPI. Untuk gas ideal, dt dan V=RT/P. Dengan subtitusi dan pembagian dengan T, akan diperoleh persamaan:

Laporan Praktikum Kimia Fisik

Kesetimbangan Fasa Bab 17

BAB II STUDI LITERATUR

BAB I PENDAHULUAN A. KENAIKAN TITIK DIDIH DAN PENURUNAN TITIK BEKU

TERMODINAMIKA (II) Dr. Ifa Puspasari

BAB II SISTEM VAKUM. Vakum berasal dari kata latin, Vacuus, berarti Kosong. Kata dasar dari

Sifat fisika air. Air O. Rumus molekul kg/m 3, liquid 917 kg/m 3, solid. Kerapatan pada fasa. 100 C ( K) (212ºF) 0 0 C pada 1 atm

BAB 3. Perhitungan Perubahan Entalpi

Termodinamika II FST USD Jogja. TERMODINAMIKA II Semester Genap TA 2007/2008

Diagram Fasa Zat Murni. Pertemuan ke-1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Fugasitas. Oleh : Samuel Edo Pratama

c. Suhu atau Temperatur

Jurnal sains kimia Vol.II No.2,2010 PENURUNAN TITIK BEKU LARUTAN

TEMPERATUR. dihubungkan oleh

Gbr. 2.1 Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)

WUJUD ZAT. 1. Fasa, Komponen dan Derajat Bebas

Campuran udara uap air

PERCOBAAN I PENENTUAN BERAT MOLEKUL BERDASARKAN PENGUKURAN MASSA JENIS GAS

TOPIK: PANAS DAN HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA. 1. Berikanlah perbedaan antara temperatur, panas (kalor) dan energi dalam!

BAB II LANDASAN TEORI

DAFTAR ISI HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR SIMBOL DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR ABSTRACT Latar Belakang Keaslian Penelitian 5

BAB 4 TEMUAN DAN PEMBAHASAN. merumuskan indikator dan konsep pada submateri pokok kenaikan titik didih

SUHU DAN KALOR OLEH SAEFUL KARIM JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FPMIPA UPI

Maka persamaan energi,

PERHITUNGAN NERACA PANAS

HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA

A. Pengertian Psikometri Chart atau Humidty Chart a. Terminologi a) Humid heat ( Cs

TUGAS KIMIA FISIKA KESETIMBANGAN FASE DISUSUN OLEH KELOMPOK 4 : ANDI AZIS RUSDI MOH. SOFYAN HARMILA EKA YULIASTRI

SIFAT SIFAT TERMIS. Pendahuluan 4/23/2013. Sifat Fisik Bahan Pangan. Unit Surface Conductance (h) Latent heat (panas laten) h =

KIMIA FISIKA I TC Dr. Ifa Puspasari

BAB IV TERMOKIMIA A. PENGERTIAN KALOR REAKSI

DATA KESETIMBANGAN UAP-AIR DAN ETHANOL-AIR DARI HASIL FERMENTASI RUMPUT GAJAH

KALOR (HEAT) Kalor. padat KALOR PERPINDAHAN KALOR

Karakteristik Air. Siti Yuliawati Dosen Fakultas Perikanan Universitas Dharmawangsa Medan 25 September 2017

LAPORAN SKRIPSI ANALISA DISTRIBUSI TEMPERATUR PADA CAMPURAN GAS CH 4 -CO 2 DIDALAM DOUBLE PIPE HEAT EXCHANGER DENGAN METODE CONTROLLED FREEZE OUT-AREA

BAB II LANDASAN TEORI

Gaya Antarmolekul dan Cairan dan Padatan

Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Brawijaya

PEMBUATAN BIOETANOL DARI BAHAN BAKU TETES MENGGUNAKAN PROSES FERMENTASI DAN PENAMBAHAN ASAM STEARAT

Teknik Lingkungan S1 TERMODINAMIKA LINGKUNGAN

BAB 4 UAP JENUH DAN UAP PANAS LANJUT

KIMIA DASAR JOKO SEDYONO TEKNIK MESIN UMS 2015

KESETIMBANGAN ENERGI

BAB II DASAR TEORI. Energy balance 1 = Energy balance 2 EP 1 + EK 1 + U 1 + EF 1 + ΔQ = EP 2 + EK 2 + U 2 + EF 2 + ΔWnet ( 2.1)

BAB II DASAR TEORI. Pengujian alat pendingin..., Khalif Imami, FT UI, 2008

Bab 4 Analisis Energi dalam Sistem Tertutup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Termometri dan Kalorimetri

Fisika Panas 2 SKS. Adhi Harmoko S

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. No Jenis Pengujian Alat Kondisi Pengujian

EVAPORASI 9/26/2012. Suatu penghantaran panas pada cairan mendidih yang banyak terjadi dalam industri pengolahan adalah evaporasi.

II LANDA SAN TEO RI BAB II LANDASAN TEORI. Sulfamic acid juga dikenal sebagai asam amidosulfonic, asam amidosulfuric, asam

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAMPIRAN A HASIL PERHITUNGAN NERACA MASSA

BAB II LANDASAN TEORI

THERMODINAMIKA. Oleh: Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan.

TRANSFORMASI FASA PADA LOGAM

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II MODUL 7 WETTED WALL COLUMN

II. DESKRIPSI PROSES

ANALISA TERMODINAMIKA PADA SISTEM PEMBANGKIT TENAGA UAP DENGAN VARIASI PEMBEBANAN DI UNIT PEMBANGKIT TENAGA UAP PT

KALOR. hogasaragih.wordpress.com

6/12/2014. Distillation

Xpedia Fisika. Kapita Selekta Set Energi kinetik rata-rata dari molekul dalam sauatu bahan paling dekat berhubungan dengan

Transkripsi:

III ZAT MURNI (PURE SUBSTANCE) Tujuan Instruksional Khusus: Mahasiswa mampu 1. menjelaskan karakteristik zat murni dan proses perubahan fasa 2. menggunakan dan menginterpretasikan data dari diagram-diagram termodinamika: Diagram P-v, Diagram P-T, Diagram, P-H 3. menggunakan dan menginterpretasikan data dari tabel kukus (steam table) Materi: 3.1. Definisi 3.2. Komposisi 3.3. Proses Perubahan Fasa 3.4. Diagram Fasa (P-T, P-V) 3.5. Steam Table Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan Prodi. Tek. Perminyakan FTM - UPNVY Thermo / III / 1

Zat Murni : zat yang selalu mempunyai komposisi kimia yang sama pada semua tingkat keaadaan, tetapi dapat mempunyai beberapa fase yang berbeda. Fasa : Sejumlah zat yang mempunyai komposisi kimia dan struktur fisiknya homogen Homogen : Sistem yang mempunyai hanya satu fasa Heterogen : Sistem yang berisi lebih dari satu fasa Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan Prodi. Tek. Perminyakan FTM - UPNVY Thermo / III / 2

Zat murni dapat berupa campuran asalkan komposisinya dalam kondisi homogen N 2 Udara Nitrogen & udara, keduanya mrp zat murni Udara mrp campuran beberapa gas (terutama N 2 dan O 2 ) Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan Prodi. Tek. Perminyakan FTM - UPNVY Thermo / III / 3

Campuran minyak & air: BUKAN zat murni minyak tidak larut dalam air membentuk 2 lapisan (fasa), masing-masing komposisinya berbeda Campuran antara dua fasa atau lebih mrp suatu zat murni, jika komposisi tiap fasa sama Campuran air dan es: Zat murni, krn komposisi kimia sama Campuran cairan air dan uap air: Zat murni Campuran udara cair dan udara : BUKAN zat murni, karena komposisi udara cair berbeda dengan komposisi udara (gas) Uap Cair Zat Murni Uap Cair Bukan Zat Murni H 2 O Udara Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan Prodi. Tek. Perminyakan FTM - UPNVY Thermo / III / 4

KOMPOSISI Fraksi Massa i Mi M i i Mi M M i = Jumlah massa komponen i M = Jumlah massa total Fraksi Mol x i Ni N i i Ni N N i = Jumlah mol komponen i N = Jumlah mol total Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan Prodi. Tek. Perminyakan FTM - UPNVY Thermo / III / 5

Contoh 3.1: Udara adalah campuran dari kira-kira 3,76 mol nitrogen untuk setiap mol oksigen. Tentukan fraksi mol masing-masing komp. dan berat molekul udara! diketahui BM N 2 = 28,02 g/gmol dan BM O 2 = 32 g/gmol Jika dianggap N O2 = 1 mol, maka N N2 = 3,76 mol Jumlah mol total N = N O2 + N N2 = 1 mol + 3,76 mol = 4,76 mol x O 2 1 mol 4,76 mol 0,21 x N 2 3,76 mol 4,76 mol 0,79 BM udara = 0,21(32) + 0,79(28,02) = 28,86 g/gmol Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan Prodi. Tek. Perminyakan FTM - UPNVY Thermo / III / 6

PROSES PERUBAHAN FASA Fasa : padat, cair, gas, minyak Biasanya zat murni dapat berbentuk dua fasa dalam kesetimbangan; misalnya air dan uap air dalam boiler atau condenser Contoh perubahan fase: air dalam ruang piston-silinder STATE 1 STATE 2 STATE 3 STATE 4 STATE 5 P = 1 atm T = 20 o C P = 1 atm T = 40 o C P = 1 atm T = 100 o C P = 1 atm T = 100 o C P = 1 atm T = 300 o C heat heat heat heat heat Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan Prodi. Tek. Perminyakan FTM - UPNVY Thermo / III / 7

STATE 1: Ruang piston dan silinder berisi air pada T=20 o C dan P=1 atm; Air dalam fase cair disebut cairan sub-dingin atau cairan terkompresi STATE 2: Panas diberikan kepada air sampai suhunya menjadi 40 o C, terjadi kenaikan volume spesifik (piston naik) STATE 3: Panas terus diberikan dan tekanan dipertahankan, suhunya naik dan berhenti pada 100 o C. Fase cair tetap cair, namun jika sejumlah panas ditambahkan, cairan mulai menguap (berubah menjadi uap). Kondisi cairan yang mulai menguap kondisi cair jenuh STATE 4: Akhir dari penguapan. Pengurangan panas sekecil apapun menyebabkan pengembunan. Tingkat keadaan uap dalam kondisi siap mengembun kondisi uap jenuh. Kondisi diantara state-3 dan state-4 adalah campuran fase cair dan uap jenuh, sebab fase cair dan uap berada dalam kesetimbangan. STATE 5: Jika perubahan fase telah berakhir, panas yang diberikan digunakan untuk menaikkan suhu (misalnya, sampai 300 o C). Kondisi ini disebut kondisi uap superheated (superheated vapor) Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan Prodi. Tek. Perminyakan FTM - UPNVY Thermo / III / 8

DIAGRAM T-v untuk proses pemanasan air pada tekanan tetap T o C 300 Superheated vapor 5 Saturated liquid 100 20 1 2 3 Saturated mixture Compressed liquid 4 Saturated vapor v Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan Prodi. Tek. Perminyakan FTM - UPNVY Thermo / III / 9

DIAGRAM P-T utk zat murni disebut juga diagram fasa karena ketiga fasa dipisahkan satu sama lain oleh 3 garis P Substance that expand on freezing Substance that contract on freezing Critical point Triple point: pertemuan ke-3 garis dimana ketiga fasa dalam keadaan setimbang. Sublimation SOLID Melting LIQUID Vaporization Triple point VAPOR Ujung garis uap adalah adalah titik kritis, sebab tidak ada pembedaan antara fasa cair dan fasa uap di atas titik kritis. T Zat yang berkerut atau mengembang saat membeku dibedakan pa garis lelehnya. Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan Prodi. Tek. Perminyakan FTM - UPNVY Thermo / III / 10

P Substance that expand on freezing Substance that contract on freezing Critical point Melting LIQUID 1 Vaporization SOLID Triple point Sublimation VAPOR 30 40 100 300 T Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan Prodi. Tek. Perminyakan FTM - UPNVY Thermo / III / 11

Kesetimbangan Padat-Cair Clapeyron equation: perubahan titik beku thd tekanan dt dp Tv h f T(v h L L v h S S ) dimana h f = panas laten peleburan (latent heat of fusion) Utk sebagian besar zat murni, dt/dp kecil dan positif, namun untuk transisi es-air pada 0 o C dt/dp = 0,007 K/atm; Keanehan ini karena fase padat kurang rapat d.p. fase cair: (v L -v S ) < 0 Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan Prodi. Tek. Perminyakan FTM - UPNVY Thermo / III / 12

Contoh 3.2: Hitung perbedaan suhu terhadap tekanan sistem kesetimbangan es-air pada suhu 273 K. diketahui: es = 0,917 g/cm 3 ; air = 1 g/cm 3 ; h f = 79,6 cal/g dt dp T v h f 1 cm 273K (1 ) 0,917 g cal 79,6 g 3 K cm 0,311 cal 3 K 0,00752 atm Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan Prodi. Tek. Perminyakan FTM - UPNVY Thermo / III / 13

Kesetimbangan Uap-Cair Ketika kesetimbangan melibatkan fasa uap, maka tekanan dinyatakan sebagai tekanan uap, P o. Dari bentuk asli Clapeyron eq. diperoleh: o dp dt v h Tv h v T(v v h L v L ) dimana h v = panas laten penguapan jika dianggap gas dalam keadaan ideal v RT P o o dp dt v h Tv P o h RT 2 v dp o / P dt / T 2 o h R v diintegrasikan ln P o c v h RT c adalah konstanta; dapat digunakan untuk interpolasi atau ekstrapolasi tekanan uap, serta untuk prediksi panas laten penguapan dari data tekanan uap. Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan Prodi. Tek. Perminyakan FTM - UPNVY Thermo / III / 14

Pers. Antoine mrp. salah satu pendekatan empiris persamaan tekanan uap jenuh log P o A B C t atau ln P o A B C t dimana A, B, C adalah konstanta Antoine; t adalah suhu Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan Prodi. Tek. Perminyakan FTM - UPNVY Thermo / III / 15

Contoh 3.3: Tekanan uap jenuh (P o j) dan konstanta kesetimbangan (K j ) suatu komponen kimia dapat ditentukan dari persamaan Antoine ln o P j A T B C P o j = tekanan uap jenuh komponen j [kpa] T = temperatur sistem [K] P = tekanan sistem [kpa] A, B, C = konstanta Antoine K j o P P j j komponen A B C 1 Benzene 14,16 2948,78-44,56 2 Toluene 14,25 3242,38-47,18 3 O-Xylene 14,12 3412,02-58,68 Jika tekanan sistem, P = 150 kpa, dan suhu sistem, T = 400 K, tentukan tekanan uap jenuh (P o j) dan konstanta kesetimbangan (K j ) tiap komponen. Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan Prodi. Tek. Perminyakan FTM - UPNVY Thermo / III / 16

Jawaban Contoh 3.3: ------------------------------------------ komponen (j) P o j [kpa] K j ------------------------------------------ 1 352.0806 2.3472 2 157.6065 1.0507 3 61.7724 0.4118 ------------------------------------------ Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan Prodi. Tek. Perminyakan FTM - UPNVY Thermo / III / 17

DIAGRAM P-v P Jika tekanan uap naik, titik didih P R R (boiling point) juga naik, Titik P, Q, dan R mewakili titik didih cairan P Q Q pada P P, P Q, dan P R. P P P v Volume spesifik pada Ptinggi juga agak lebih besar d.p. pada Prendah P P R R Jika cairan dipanaskan pada tekanan konstan, tambahan panas dapat mengubah fase dari cair menjadi P Q P P Q P uap; Panas ini disebut panas laten penguapan hv pada Ptinggi lebih kecil d.p. v pada Prendah (lihat P, Q, dan R ) Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan Prodi. Tek. Perminyakan FTM - UPNVY Thermo / III / 18

P P C P R P Q P P Saturated liquid line P Q R C R Critical Pressure Q Saturated vapor line P v Tekanan pada titik pertemuan garis cair jenuh dan garis uap jenuh (titik C) disebut tekanan kritis, P C pada titik C, h v = 0 Zat yang terdapat di dalam loop t.d.d. campuran cairan dan uap kering disebut uap basah (wet vapor) Keadaan jenuh: perbahan fase terjadi pada P tetap atau T tetap. titik didih P, Q, dan R membentuk saturated liquid line. titik didih P, Q, dan R membentuk saturated vapor line. Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan Prodi. Tek. Perminyakan FTM - UPNVY Thermo / III / 19

P T 1 P C Kurva P-v T 2 T 3 C P R R T 3 R P Q P P Q P T C T 6 T 2 Q Temperatur kritis T 5 T 4 P S v T C T 3 T 1 T 2 T 1 Uap jenuh disebut juga dengan jenuh kering (dry saturated) menekankan bhw tidak ada cairan pada kondisi uap. Garis temp. konstan disebut isothermal. Garis temp. menjadi horizontal antara g.c.j. dan g.u.j. (PP, QQ, RR ) Grs temp. kritis T C menyentuh puncak loop titik kritis C. titik S: Superheated vapor; derajat superheated = T 3 T 2 Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan Prodi. Tek. Perminyakan FTM - UPNVY Thermo / III / 20

Campuran Uap-Cair Jenuh Jika diketahui suatu zat terletak pada suhu T 2 dan tekanan P Q, Apakah anda dapat mendefinisikan keadaan dari zat tersebut? cair?... cair jenuh?.. uap basah? uap jenuh? Pada (PP, QQ, RR ), suhu dan tekanan bukan variabel bebas, karena mereka konstan pada rentang volume spesifik v. Keadaan dapat didefinisikan jika salah satu sifat (misalnya v) diketahui. Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan Prodi. Tek. Perminyakan FTM - UPNVY Thermo / III / 21

Dryness fraction, x = massa uap kering di dalam 1 kg campurannya Wetness fraction = 1 x Note: x = 1 uap jenuh; x = 0 cair jenuh Pada keadaan sangat superheated, garis isothermal pada diagram P-v cenderung hiperbolik (Pv = konstan). Contohnya, garis isothermal T 6 Gas ideal (Gas sempurna) diasumsikan ketika garis suhu isothermal mengikuti bentuk hiperbola sehingga pers. Pv/T=konstan dapat tercapai. Semua zat cenderung memiliki sifat gas sempurna pada keadaan sangat superheated. Contohnya, O 2, N 2, H 2 dibahas di bab y.a.d. akan Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan Prodi. Tek. Perminyakan FTM - UPNVY Thermo / III / 22

PENGGUNAAN TABEL UAP Tabel uap tersedia untuk berbagai zat yang mana pada kondisi normal zat dalam fase uap (misalnya, steam, amonia, freon, dll.) Sifat Kondisi Jenuh Psat dan tsat ditabelkan dalam kolom paralel (kolom pertama); tekanan berkisar antara 0,006112 bar s.d. 221,2 bar (Pc); Contohnya, Steam pada p=0,34 bar mempunyai property sbb: p t s v g u f u g h f h fg h g s f s fg s g 0,34 72,0 4,649 302 2472 302 2328 2630 0,980 6,745 7,725 Perhatikan!! Satuan pada tabel di berbagai literatur mungkin berbeda. Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan Prodi. Tek. Perminyakan FTM - UPNVY Thermo / III / 23

Untuk perubahan cair jenuh uap jenuh Q = (u 2 u 1 ) + W = (u g u f ) + W Jika W = (v g v f )p Q = (u g u f ) + (v g v f )p = (u g + pv g ) (u f + pv f ) Karena h = u + pv Q = (h g h f ) = h fg (panas laten penguapan) Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan Prodi. Tek. Perminyakan FTM - UPNVY Thermo / III / 24

Properti Uap Basah v volume cairan volume uap kering massa total uap basah volume spesifik uap basah Untuk 1 kg uap basah, terdapat x kg uap kering dan (1 x) kg cairan, maka: Vol. spesifik uap basah : v = v f (1 x) + v g x karena v f sangat kecil, maka v v g x Entalpi uap basah : Energi internal : h = h f (1 x) + h g x = h f + x(h g h f ) = h f + xh fg u = u f (1 x) + u g x = u f + x(u g u f ) Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan Prodi. Tek. Perminyakan FTM - UPNVY Thermo / III / 25

Contoh 3.4: Tentukan v, h, dan u steam basah pada 18 bar dan x = 0,9 Karena dari tabel, vg>>>vf, Volume spesifik: v = xv g = 0,9 (0,1104) = 0,0994 m 3 /kg g Entalpi: h = h f + x h fg = 885 + 0,9 (1912) = 2605,8 kj/kg Energi internal: u = (1 x)u f + xu g = (1 0,9)883 + 0,9(2598) = 2426,5 kj/kg Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan Prodi. Tek. Perminyakan FTM - UPNVY Thermo / III / 26

Contoh 3.5: Tentukan dryness factor x, vol. spesifik v, energi internal u steam pada p=7 bar dan h=2600 kj/kg Pada p=7 bar h g = 2764 kj/kg; namun kenyataannya h = 2600 kj/kg, berarti steam pada keadaan uap basah h h f 2600 697 dari h = h f + x h fg x 0, 921 h 2067 h fg Vol. spesifik : v = x v g = 0,921(0,2728) = 0,2515 m 3 /kg Energi internal : u = (1 x)u f + xu g = (1 0,921)696 + 0,921(2573) = 2420 kj/kg Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan Prodi. Tek. Perminyakan FTM - UPNVY Thermo / III / 27

Properti Superheated Vapor Untuk steam pada daerah superheat, suhu dan tekanan merupakan variabel bebas; artinya, jika suhu dan tekanan telah ditentukan untuk superheated steam, maka properti lain dapat ditentukan Contoh: steam pada 2 bar 200 o C adalah superheated, karena suhu jenuh pada 2 bar adalah 120,2 o C; derajat superheat = 200 120,2 = 79,8 K Tabel superheated steam tekanannya berkisar dari 0,006112 bar s.d. tekanan kritis 221,2 bar; dan ada tambahan tabel tekanan super kritis s.d. 1000 bar Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan Prodi. Tek. Perminyakan FTM - UPNVY Thermo / III / 28

Contoh tabel superheated steam pada 20 bar p (t s ) 20 (212,2) t 250 300 350 400 450 500 600 v u h s 0,1115 2681 2904 6,547 0,1255 2774 3025 6,768 0,1386 2861 3138 6,957 0,1511 2946 3248 7,126 0,1634 3030 3357 7,283 0,1756 3116 3467 7,431 0,1995 3291 3690 7,701 Untuk tekanan > 70 bar, energi internal dapat dicari dengan: u = h pv Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan Prodi. Tek. Perminyakan FTM - UPNVY Thermo / III / 29

Contoh 3.6: Steam pada 110 bar mempunyai v=0,0196 m 3 /kg, cari suhu, entalpi dan energi internal dari tabel, pada p=110 bar, diketahui v g = 0,01598 m 3 /kg (lebih kecil dari v nyata ) berarti steam adalah superheated; dan h = 2889 kj/kg pada p = 110 bar, t s = 318 o C, pada v = 0,0196 m 3 /kg, t = 350 o C derajat superheat = 350 318 = 32 K 1 bar = 10 5 Pa = 10 5 N/m 2 = 10 5 kg/(m.s 2 ) energi internal : u = h pv = 2889 kj/kg 110x10 5 Pa x 0,0196 m 3 /kg = 2889 kj/kg 215600 kg m 2 /(s 2 kg) = 2889 kj/kg 215600 J/kg (1/10 3 ) kj/j = 2889 kj/kg 215,6 kj/kg = 2673,4 kj/kg Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan Prodi. Tek. Perminyakan FTM - UPNVY Thermo / III / 30

Interpolasi Jika data pada kondisi tertentu tidak tersedia di tabel; maka dapat dilakukan interpolasi antara nilai-nilai yang ada di tabel p bar p 2 Suhu t diantara t 1 dan t 2 : p p 1 t t p p 1 1 t 2 t1 p2 p1 t 1 t t 2 t o C Dengan cara yang sama, maka u dan h dapat dicari dengan interpolasi Dr. Eng. Yulius Deddy Hermawan Prodi. Tek. Perminyakan FTM - UPNVY Thermo / III / 31