AKTIVITAS ENZIM AMILASE

dokumen-dokumen yang mirip
PERCOBAAN VII PENGARUH ph TERHADAP KEAKTIFAN SUATU ENZIM : RR. DYAH RORO ARIWULAN NIM : H

Protein ENZIM Mempercepat reaksi dengan jalan menurunkan tenaga aktivasi Tidak mengubah kesetimbangan reaksi Sangat spesifik

ENZIM. Ir. Niken Astuti, MP. Prodi Peternakan, Fak. Agroindustri, UMB YOGYA

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA HIDROLISIS AMILUM (PATI)

Nama-nama dan jenis-jenis Enzim dalam Sistem Pencernaan

ENZIM Enzim : adalah protein khusus yang mengkatalisis reaksi biokimia tertentu

Rangkaian reaksi biokimia dalam sel hidup. Seluruh proses perubahan reaksi kimia beserta perubahan energi yg menyertai perubahan reaksi kimia tsb.

DIKTAT PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XII IPA 2009/2010

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME DAN INFORMASI GENETIK PERCOBAAN 2 UJI AKTIVITAS SUKSINAT DEHIDROGENASE

II. KARAKTERISTIK ENZIM

Kecepatan Reaksi Hidrolisis Amilum Oleh Enzim Amilase

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan

LAPORAN PRAKTIKUM II.3 BIOKIMIA (AKKC 223) DENATURASI PROTEIN

Biokimia Materi Enzim

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA II KLINIK

FISIOLOGI TUMBUHAN MKK 414/3 SKS (2-1)

VI. KONSEP DASAR ENZIM DR. EDY MEIYANTO MSI APT

1. Pengertian Enzim. Makalah Baru Amilase I. PENDAHULUAN

KARBOHIDRAT II (KARAKTERISTIK ZAT PATI)

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM BIOKIMIA. (Reaksi Perubahan Warna Uji Protein)

ENZIM 1. Nomenklatur Enzim 2. Struktur Enzim

02/10/2011. Ujian Akhir Semester 2, 40 % Tugas I (PAPER), 10 % Tugas II (SEMINAR), 10 % KEHADIRAN MIN 80%

BAB 1 PENDAHULUAN. energi, menyusun bahan makanan, merombak bahan makanan, memasukkan atau

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA ENZIM

Pengertian, Macam-Macam Enzim dan Fungsinya

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Ekstraksi dan Pengujian Aktivitas Enzim Amilase (Hidrolisis Pati secara Enzimatis)

ENZIM IKA PUSPITA DEWI

KINETIKA REAKSI ENZIMATIS

Definisi Umum Enzim yg berfungsi sbg biokatalisator

IV. ENZIM MIKROBA. Keterangan: E : Enzim, S: Substrat (reaktan), ES: ikatan sementara, P: Hasil reaksi

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi

BAB I PENDAHULUAN. digunakan menjadi energi melalui tahapan metabolisme, dimana semua proses

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM BIOKIMIA. (Uji Pembentukan Emulsi Lipid)

SMA XII (DUA BELAS) BIOLOGI METABOLISME

SIFAT DAN REAKSI MONOSAKARIDA DAN DISAKARIDA

SMA Negeri 1 Nunukan Selatan METABOLISME. Pertemuan 2. Oleh. SUPARMUJI, S.Pd

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PANGAN KARBOHIDRAT II UJI MOORE. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Praktikum Biokimia Pangan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

ABSTRAK. Kata Kunci : Amilase, Zea mays L., Amonium sulfat, Fraksinasi, DNS.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK PERCOBAAN II SIFAT-SIFAT KELARUTAN SENYAWA OGANIK

R E A K S I U J I P R O T E I N

PERTEMUAN 2 PERCOBAAN KARBOHIDRAT TUGAS PRAKTIKUM : MENGIDENTIKASI LARUTAN SAMPEL, APAKAH TERMASUK MONO, DI ATAU POLISAKARIDA DAN APA JENISNYA.

LAPORAN EKSPERIMEN FOTO SISTESIS

METODA AKTIVASI ZEOLIT ALAM DAN APLIKASINYA SEBAGAI MEDIA AMOBILISASI ENZIM α-amilase. Skripsi Sarjana Kimia. Oleh WENI ASTUTI

Enzim dan koenzim - 3

Enzim dan koenzim Macam-macam enzim Cara kerja enzim Sifat kinetik enzim Faktor-faktor yang mempengaruhi katalisis enzim Regulasi dan aktivitas enzim

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II PERCOBAAN I KESETIMBANGAN KIMIA DI DALAM LARUTAN PROGRAM STUDI S-1 KIMIA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sumber genetik tanaman jagung berasal dari benua Amerika. Konon

HASIL KALI KELARUTAN (Ksp)

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA. Penentuan Kadar Glukosa Darah

Enzim-enzim Yang Terlibat Dalam Bioteknologi ( Kuliah S2)

LAPORAN PRAKTIKUM PERANAN ENZIM KATALASE

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Hasil pengukuran Nilai OD pada Media NB. Tabel 1. Pengukuran Nilai OD pada Media NB. Waktu OD (Optical Density)

I. PENDAHULUAN. Tumbuhan merupakan organisme yang tidak dapat bergerak bebas yang pertumbuhan

Metode Pengukuran Spektrofotometri (Bergmeyer et al. 1974) Pembuatan Media Heterotrof Media Heterotrof Padat. Pengaruh ph, Suhu, Konsentrasi dan

PENGAMBILAN GLUKOSA DARI TEPUNG BIJI NANGKA DENGAN CARA HIDROLISIS ENZIMATIK KECAMBAH JAGUNG

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK FARMASI PERCOBAAN I PERBEDAAN SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK

ENZIM I GEDE SUDIRGAYASA

Laboratorium Kimia SMA... Praktikum II Kelas XI IPA Semester I Tahun Pelajaran.../...

I. PENDAHULUAN. Enzim merupakan biokatalis yang banyak digunakan dalam industri, karena enzim

LAPORAN PRAKTIKUM SINTESIS KIMIA ORGANIK

PRAKTIKUM BIOKIMIA KLINIS

Menyiapkan tabung reaksi yang bersih dan kering. Setelah itu dipipet 5 ml reagen benedict lalu dimasukkan kedalam tabung.

LAPORAN PRAKTIKUM DINAMIKA KIMIA JUDUL PERCOBAAN : PENENTUAN LAJU REAKSI IODINASI ASETON DALAM SUASANA ASAM. Nama : SantiNurAini NRP :

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN RESPIRASI PADA TUMBUHAN. Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Fisiologi Tumbuhan

L/O/G/O. Penggolongan & Tata Nama Enzim. dr.syazili Mustofa Departemen Biokimia dan Biologi Molekuler Fakultas kedokteran Universitas Lampung

REAKSI KIMIA : ENZIM BAGIAN ENZIM 7 ENZIM MENGHASILKAN ENERGI (EKSERGONIK) MEMBUTUHKAN ENERGI (ENERGONIK) KEDUANYA MEMERLUKAN ENERGI PENGAKTIF

Laporan Praktikum Kimia Laju Reaksi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelenjar ludah besar dan kecil yang ada pada mukosa oral. Saliva yang terbentuk

4 Hasil dan Pembahasan

Kunci jawaban dan pembahasan soal laju reaksi

PRAKTIKUM KIMIA DASAR I KECEPATAN REAKSI. Kelompok V : Amir Hamzah Umi Kulsum

Uji Kualitatif Karbohidrat dan Hidrolisis Pati Non Enzimatis

KESETIMBANGAN KIMIA A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Keadaan setimbang adalah suatu keadaaan dimana konsentrasi seluruh zat tidak lagi mengalami

BAB 9 PENGANTAR TENTANG ENZIM Oleh: SUHARA

Volume 5 No. 2 Juni 2017 ISSN: PENGARUH PEMANASAN SARI BUAH JERUK TERHADAP TINGKAT KEHILANGAN VITAMIN C

PENGARUH KATALISIS TERHADAP TETAPAN LAJU

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

1. Ciri-Ciri Reaksi Kimia

LAPORAN RESMI PABRIKASI GULA I PENGARUH WAKTU TERHADAP KERUSAKAN MONOSAKARIDA

I. PENDAHULUAN. senyawa kompleks bersifat sebgai asam Lewis sedangkan ligan dalam senyawa

SMA Negeri 1 Nunukan Selatan METABOLISME. Pertemuan 1. Oleh. SUPARMUJI, S.Pd

ENZIM PENCERNAAN : GETAH LAMBUNG

4 Hasil dan Pembahasan

Waktu (t) Gambar 3.1 Grafik hubungan perubahan konsentrasi terhadap waktu

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Enzim α-amilase dari Bacillus Subtilis ITBCCB148 diperoleh dengan

Uji Makanan dengan Lugol, Benedict, Biuret, Kertas Minyak

LEMBAR KERJA SISWA 3

TOPIK BAHASAN: ENZIM TUJUAN PEMBELAJARAN:

Contoh Laporan Peranan Enzim Katalase (Biologi)

TINJAUAN PUSTAKA. dapat meningkatkan laju reaksi yang terdapat pada jaringan. Enzim juga dapat

I. PENDAHULUAN. pengepresan (Abbas et al., 1985). Onggok yang dihasilkan dari proses pembuatan

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Judul percobaan B. Tujuan praktikum

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II PENENTUAN LAJU REAKSI DAN TETAPAN LAJU

HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN II PERCOBAAN I AKTIVITAS ENZIM AMILASE OLEH : NAMA : ALFONSUS A. TOSARI NIM : H 411 06 056 KELOMPOK : III (TIGA) ASISTEN : BELINAYANTI, S.Si LABORATORIUM BOTANI JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2008

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Biji-biji yang sedang berkecambah dapat merupakan sumber enzim dari jaringan tumbuhan, meskipun enzim-enzim yang diperoleh masih merupakan enzim kasar. Untuk keperluan percobaan enzim yang sederhana, dapat digunakan ekstrak kecambah. Enzim aktif dalam jumlah yang sangat sedikit. Tidak terpengaruh oleh reaksi yang dikatalisisnya pada kondisi stabil. Walaupun enzim mempercepat penyelesaian suatu reaksi, enzim tidak mempengaruhi keseimbangan reaksi tersebut. Kerja katalis enzim spesifik (Tim Dosen, 2008). Enzim amilase dapat memecah ikatan pada amilum hingga terbentuk maltosa. Ada tiga macam enzim amilase, yaitu α amilase, β amilase dan γ amilase. Yang terdapat dalam saliva (ludah) dan pankreas adalah α amilase. Enzim ini memecah ikatan 1-4 yang terdapat dalam amilum dan disebut endo amilase sebab enzim ini memecah bagian dalam atau bagian tengah molekul amilum (Poedjiadi, 2006). Oleh karena itu, untuk lebih mengetahui dan memahami kerja suatu enzim, khususnya kerja enzim amilase yang terdapat pada saliva yang dilarutkan pada pati, maka percobaan ini dilakukan. I.2. Tujuan Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk melihat pengaruh kelarutan enzim amilase terhadap pati (amilum) yang dikandung umbi kentang (Solanum tuberosum).

I.3. Waktu dan Tempat Percobaan ini dilakukan pada hari selasa, 4 Maret 2008, pukul 11.00-15.00 WITA, bertempat di Laboratorium Botani, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Enzim adalah sekelompok protein yang berperan sebagai pengkatalis dalam reaksi-reaksi biologis. Enzim dapat juga didefenisikan sebagai biokatalisator yang dihasilkan oleh jaringan yang berfungsi meningkatkan laju reaksi dalam jaringan itu sendiri. Semua enzim yang diketahui hingga kini hampir seluruhnya adalah protein. Berat molekul enzim pun sangat beraneka ragam, meliputi rentang yang sangat luas (Suhtanry & Rubianty, 1985). Enzim digolongkan menurut reaksi yang diikutinya, sedangkan masingmasing enzim diberi nama menurut nama substratnya, misalnya urease, arginase dan lain-lain. Di samping itu ada pula beberapa enzim yang dikenal dengan nama lama misalnya pepsin, tripsin dan lain-lain. Oleh Commision on Enzymes of the International Union of Biochemistry, enzim dibagi dalam enam golongan besar. Penggolongan ini didasarkan atas reaksi kimia di mana enzim memegang peranan. Enam golongan tersebut ialah (Poedjiadi, 2006): 1. Oksidoreduktase 2. Transferase 3. Hidrolase 4. Liase 5. Isomerase 6. Ligase

Dalam mempelajari mengenai enzim, dikenal beberapa istilah diantaranya holoenzim, apoenzim, kofaktor, gugus prostetik, koenzim, dan substrat. Apoenzim adalah suatu enzim yang seluruhnya terdiri dari protein, sedangkan holoenzim adalah enzim yang mengandung gugus protein dan gugus non protein. Gugus yang bukan protein tadi dikenal dengan istilah kofaktor. Pada kofaktor ada yang terikat kuat pada protein dan sukar terurai dalam larutan yang disebut gugus prostetik dan adapula yang tidak terikat kuat pada protein sehingga mudah terurai yang disebut koenzim. Baik gugus prostetik maupun koenzim, keduanya merupakan bagian yang memungkinkan enzim bekerja pada substrat. Substrat merupakan zat-zat yang diubah atau direaksikan oleh enzim (Poedjadi, 2006). Enzim meningkatkan laju sehingga terbentuk kesetimbangan kimia antara produk dan pereaksi. Pada keadaaan kesetimbangan, istilah pereaksi dan produk tidaklah pasti dan bergantung pada pandangan kita. Dalam keadaan fisiologi yang normal, suatu enzim tidak mempengaruhi jumlah produk dan pereaksi yang sebenarnya dicapai tanpa kehadiran enzim. Jadi, jika keadaan kesetimbangan tidak menguntungkan bagi pembentukan senyawa, enzim tidak dapat mengubahnya (Salisbury, 1995). Sebagai mana protein pada umumnya, molekul enzim juga mempunyai struktur tiga dimensi. Diantaranya jenis-jenis struktur tersebut, hanya satu saja yang mendukung fungsi enzim sebagai biokatalisator, diantaranya jenis-jenis struktur tersebut, diperlukan suhu dan ph yang sesuai. Apabila kedua faktor tersebut tidak terpenuhi, enzim akan kehilangan sifat dan kemampuannya (Sadikin, 2002).

Secara dingkat, sifat-sifat enzim tersebut antara lain (Dwidjoseputro, 1992) : 1. berfungsi sebagi biokatalisator 2. merupakan suatu protein 3. bersifat khusus atau spesifik 4. merupakan suatu koloid 5. jumlah yang dibutuhkan tidak terlalu banyak 6. tidak tahan panas Fungsi enzim sebagai katalis untuk reaksi kimia dapat terjadi baik didalam maupun diluar sel. Suatu enzim bekerja secara khas terhadap suatu substrat tertentu. Suatu enzim dapat bekerja 10 8 sampai 10 11 kali lebih cepat dibandingkan laju reaksi tanpa katalis. Enzim bekerja sebagai katalis dengan cara menurunkan energi aktifasi, sehingga laju reaksi meningkat (Poedjadi, 2006). Enzim-enzim hingga kini diketahui berupoa molekul-molekul besar yang berat molekulnya ribuan. Karena enzim tersebut dilarutkandalam air, maka akan menjadi suatu koloid Beberapa enzim, diketahui memiliki kemampuan untuk mengubah substrat menjadi hasil akhir dan sebaliknya, yaitu mengubah kembali hasil akhir menjadi substrat jika kondisi lingkungan berubah. Contohnya adalah enzimenzim dari golongan protease dan urase serta beberapa jenis enzim lainnya (Dwidjoseputro, 1992). Suatu enzim hanya dapat bekerja spesifik pada suatu substrat untuk suatu perubahan tertentu. Misalnya, sukrase akan menguraikan rafinosa menjadi melibiosa dan fruktosa, sedangkan oleh emulsin, rafinosa tersebut akan terurai menjadi sukrosa dan galaktosa (Salisbury, 1995).

Seperti halnya katalisator, enzim juga dipengaruhi oleh temperatur. Hanya saja enzim ini tidak tahan panas seperti katalisator lainnya. Kebanyakan enzim akan menjadi non aktif pada suhu 50 o C (Poedjiadi, 2006). Apabila suhu terlalu tinggi, struktur tiga dimensi enzim akan rusak, sehingga substrat tidak lagi dapat terikat dengannya. Dengan demikian enzim tersebut tidak akan dapat menjalankan fungsinya lagi sebagai biokatalisator. Pada umumnya denaturasi ini bersifat tidak terbalikan atau permanen (Salisbury, 1995). Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi fungsi enzim diantaranya adalah (Dwidjoseputro, 1992) : 1. suhu Oleh karena reaksi kimia itu dapat dipengaruhi suhu maka reaksi menggunakan katalis enzim dapat dipengaruhi oleh suhu. Di samping itu, karena enzim adalah suatu protein maka kenaikan suhu dapat menyebabkan denaturasi dan bagian aktig enzim akan terganggu sehingga konsentrasi dan kecepatan enzim berkurang. 2. ph Umumnya enzim efektifitas maksimum pada ph optimum, yang lazimnya berkisar antara ph 4,5-8.0. Pada ph yang terlalu tinggi atau terlalu rendah umumnya enzim menjadi non aktif secara irreversibel karena menjadi denaturasi protein. 3. konsentrasi enzim Seperti pada katalis lain, kecepatan suatu reaksi yang menggunakan enzim tergantung pada konsentrasi enzim tersebut. Pada suatu konsentrasi substrat tertentu, kecepatan reaksibertambah dengan bertambahnya konsentrasi enzim.

4. konsentrasi substrat Hasil eksperimen menunjukkan bahwa dengan konsentrasi substrat akan menaikkan kecepat reaksi. Akan tetapi, pada batas tertentu tidak terjadi kecepatan reaksi, walaupn konsenrasi substrat diperbesar. 5. zat-zat penghambat Hambatan atau inhibisi suatu reaksi akan berpengaruh terhadap penggabungan substrat pada bagian aktif yang mengalami hambatan. Dalam banyak sistem akibat suhu tes reaksi enzim adalah mirip dengan tabiat bahwa laju reaksi meningkat dengan kenaikan suhu dan akhirnya enzim kehilangan semua aktivitas jika protein menjadi rusak akibat panas. Banyk enzim berfungsi optimal dalam batas-batas suhu antara 25-37 0 C. Akibat dari ph terhadap suatu reaksi enzim menjadi rumit oleh beberapa factor yang dapat saling bersaing. Laju rekasi berkurang di kedua sisi ph optimum untuk setiap kombinasi dari tiga alasan yang mungkin (Page, 1989) : Protein enzim dapat mengalami denaturasi akibat ph ektrem tinggi atau rendah. Protein enzim dapat memerlukan gugus-gugus asam amino yang terionisasi pada rantai samping yang mungkin aktif hanya pada suatu keadaan ionisasi Substrat dapat diperoleh atau kehilangan proton dan reaktif dalam hanya satu bentuk muatan.

Kelebihan enzim sebagai katalis antara lain (Suhtandry, 1985) : mempunyai tenaga katalitik yang jauh lebih besar Spesifikasi pada substrat sangat besar sekali Mempercepat reaksi tanpa produksi samping Berjalan pada suhu temperatur normal Bekerja dengan urutan reaksi tertentu Reaksi menyimpan dan menghasilkan reaksi kimia lain.

BAB III METODE PERCOBAAN III.1. Alat Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah jarum preparat, gelas arloji, tabung reaksi, pipet tetes, gegep dan stopwatch. III.2. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah saliva, kentang, air, larutan iodium, lilin, korek api dan tissue roll. III.3. Prosedur Kerja Prosedur kerja dari percobaaan ini adalah sebagai berikut : Membuat larutan pati dari kentang yang ditusuk-tusuk dengan jarum preparat. Memasukkan masingh-masing 5 ml saliva yang mengandung enzim amilase kedalam 2 tabung reaksi. Memanaskan tabung kedua hingga mendidih dan membiarkan tabung pertama pada suhu kamar. Memasukkan 5 ml larutan pati pada masing-masing tabung reaksi dan mencampurkannya hingga homogen. Menuang masing-masing larutan pada gelas arloji yang berbeda. Menambahkan 1 tetes larutan Iodium pada masing-masing larutan. Mengamati perubahan warna larutan tiap interval 2 menit, selama 10 menit. Mencatat perubahan warna yang terjadi dan membuat kesimpulan.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Hasil Pengamatan Waktu (menit) Tabung I (suhu kamar) Tabung II (dipanaskan) 2 + + + + + + + + + + + 4 + + + + + + + + + + 6 + + + + + + + + + 8 + + + + + + + + 10 + + + + + + + Keterangan : + + + + + + = Biru Kehitaman + + + + + = Biru Tua + + + + = Biru + + + = Biru Bening + + = Hampir bening + = Bening IV.2. Pembahasan Untuk melihat pengaruh enzim amilase terhadap larutan pati, dalam percobaan ini digunakan enzim amilase yang terdapat pada saliva. Larutan pati yang berperan sebagi substrat yang akan direaksikan oleh enzim amilase berasal dari kentang.. Dalam reaksi yang terjadi, enzim amilase berperan aktif sebagai katalis

yang akan mempercepat laju reaksi penguraian larutan pati (amilum) menjadi amilosa dan amilopektin. Larutan iodium berperan sebagi indikator warna untuk menandai aktivitas enzim amilase pada larutan pati. Dalam percobaan ini digunakan 2 buah tabung yang masing-masing diberikan perlakuan yang berbeda. Tabung I dibiarkan tetap dengan suhu kamar dan tabung II dipanaskan hingga mendidih. Dengan demikian kita dapat melihat pengaruh suhu terhadap kerja enzim amilase dalam memecah amilum karena pada tabung yang dipanaskan, tidak terjadi perubahan warna sedangkan yang tetap pada suhu kamar mengalami perubahan dari warna biru kehitaman menjadi bening. Pada tabung I, setelah 2 menit pertama setelah penambahan iodium warna larutan biru tua, setelah 4 menit larutan berubah warna menjadi biru, pada menit ke-6 larutan menjadi berwarna biru bening. Pada menit ke-8 larutan terus berubah warna menjadi hampir bening, akhirnya pada menit ke-10 larutan menjadi bening karena enzim amilase dapat bekerja dengan baik sehingga amilum yang terdapat dalam sari kentang dapat dipecah. Sedangkan pada tabung II setelah penambahan larutan iodium, mulai dari menit ke-2 sampai menit terakhir, yaitu menit ke 20 larutan tidak mengalami perubahan warna atau dalam hal ini tetap berwarna biru kehitaman, karena enzim amilase yang telah dipanaskan tidak dapat lagi menguraikan amilum..

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diperoleh dari percobaan ini adalah : 1. Pada suhu kamar, enzim amilase bekerja dengan sangat baik dalam mengurai amilum. 2. Enzim amilase tidak dapat bekerja dengan baik dalam memecah amilum jika suhunya dinaikkan. Hal ini menunjukkan bahwa suhu sangat mempengaruhi kerja enzim amilase. V.2. Saran Alat yang dibutuhkan dalam praktikum sebaiknya benar-benar lebih disiapkan, seperti plat tetes dalam percobaan ini.

DAFTAR PUSTAKA Dwidjoseputro, D., 1992, Pengantar Fisiologi Tumbuhan, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Page, D, S., 1989. Prinsip-Prinsip Biokimia edisi II. Erlangga, Jakarta Poedjiadi, Anna, 2006. Dasar-dasar Biokimia, Universitas Indonesia PRESS, Jakarta. Salisbury, F.B. dan Ross, C.W., 1995, Fisiologi Tumbuhan Jilid 2, ITB Press, Bandung. Suhtanry, Rubianty, 1985. Kimia Pangan. Badan Kerja Sama Perguruan Negeri Indonesia Bagian Timur, Makassar. Tim Dosen, 2008, Penuntun Praktikum FISIOLOGI TUMBUHAN II, UNHAS,Makassar