ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA BERBAHASA INGGRIS PADA MATERI PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA SPLDV BERDASARKAN LANGKAH PENYELESAIAN POLYA

BAB II KAJIAN TEORETIS. Soal cerita merupakan permasalahan yang dinyatakan dalam bentuk kalimat bermakna dan

DESKRIPSI KESALAHAN SISWA DALAM MENERJEMAHKAN SOAL CERITA KEDALAM MODEL MATEMATIKA DAN PENYELESAIANNYA PADA POKOK BAHASAN SPLDV

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi lingkungannya.

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA. Ardiyanti 1), Haninda Bharata 2), Tina Yunarti 2)

PEMECAHAN MASALAH PADA SOAL CERITA UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR

BAB II KAJIAN TEORITIK

Kiki Yuni Astuty 1, Pradnyo Wijayanti 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA DIKELAS VII SMP NEGERI 2 LIMBOTO JURNAL OLEH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA PADA PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN AIR

HASIL ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL SISTEM PERSAMAAN LINEAR PESERTA DIDIK SMK ANTARTIKA 1 SIDOARJO

ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN LANGKAH POLYA SISWA KELAS VII SMP

Alamat Korespondensi: Jl. Ir. Sutami No. 36A Kentingan Surakarta, , 2)

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Hal ini

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR. A. Kajian Pustaka

Analisis Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Tentang Bangun Datar Ditinjau Dari Teori Van Hiele ABSTRAK

BAB II KAJIAN TEORI. A. Masalah Matematika. Masalah merupakan kesenjangan antara kenyataan dengan tujuan yang

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA ARITMATIKA SOSIAL (ANALYSIS OF STUDENT ERRORS TO SOLVE NARATIVE QUESTIONS SOCIAL ARITMATHIC)

ANALISIS KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 03 TUNTANG TENTANG BANGUN DATAR DITINJAU DARI TEORI VAN HIELE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORITIK. menyelesaikan permasalahan yang diberikan. Menurut NCTM (2000) pemecahan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat, ditambah

BAB II KAJIAN TEORITIK. mempelajari pola dari struktur, perubahan dan ruang. Adjie (2006) mengatakan bahwa matematika adalah bahasa, sebab matematika

KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA (THE THINKING ABILITY OF STUDENTS IN SOLVING MATHEMATICS STORY PROBLEMS)

Arif Priyanto et al., Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika...

PROFIL KEMAMPUAN SISWA SMP DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA OPEN-ENDED MATERI PECAHAN BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN MATEMATIKA

PROSES BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA DITINJAU BERDASARKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA

BAB III METODE PENELITIAN

Bunga Suci Bintari Rindyana 1 Tjang Daniel Chandra 2 Universitas Negeri Malang

JURNAL MENDIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA OPERASI BENTUK ALJABAR MELALUI PEMBELAJARAN REMEDIAL PADA. SISWA KELAS VIII MTs AL-ITTIHADIYAH

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA BILANGAN PECAHAN KELAS VIII SMP 19 MANOKWARI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mengetahui proses pemberian scaffolding untuk mengatasi kesulitan belajar siswa

JURNAL. Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Matematika OLEH DWI CAHYANI NIM :

BAB I PENDAHULUAN. oleh peserta didik dapat diterima baik dan berpengaruh terhadap pemahaman serta

1. Proses Simbolisasi

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA BERDASARKAN LANGKAH-LANGKAH POLYA PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL SISWA KELAS VII SMP N 1 BRINGIN

PENINGKATAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MEMFASILITASI KEMAMPUAN KONEKSI SISWA SMP/MTs

Analisis Kesulitan Belajar Mahasiswa pada Matakuliah Matematika Dasar

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis data mengenai letak dan penyebab kesalahan yang. persamaan linier dua variabel adalah sebagai berikut:

HASIL ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA PADA MATERI RELASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PERILAKU PEMECAHAN MASALAH PADA SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA MATERI SEGIEMPAT KELAS VII SMPN 7 SURABAYA

BAB II KAJIAN TEORI. didefinisikan sebagai pemikiran tentang pemikiran (thinking about

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA BERDASARKAN ANALISIS KESALAHAN NEWMAN

BAB I PENDAHULUAN (1982:1-2):

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan kurikulum yang sedang berlangsung sekarang merupakan salah satu

Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita Materi Operasi Hitung Campuran (Perkalian dan Pembagian) di Kelas II SDN Ngaban

DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR SISWA DAN PEMBELAJARAN REMEDIAL DALAM MATERI OPERASI PADA PECAHAN BENTUK ALJABAR DI KELAS VIII SMPN 2 JETIS BANTUL

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMP BERDASARKAN LANGKAH POLYA

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MELAKUKAN OPERASI ALJABAR. Arini Fardianasari ABSTRAK

BAB II KAJIAN PUSTAKA. belajar yang ditandai adanya hambatan-hambatan tertentu untuk menggapai hasil

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. A. Simpulan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu, manusia membutuhkan pendidikan dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang dinyatakan dalam kalimat-kalimat bentuk cerita yang perlu. rangkaian kalimat sederhana dan bermakna.

ANALISIS KESULITAN SISWA SMK CITRA MEDIKA SUKOHARJO DALAM MENYELESAIKAN SOAL BENTUK AKAR DAN ALTERNATIF PEMECAHANNYA

Oleh: Lilis Setia Ningrum dan Sri Sutarni

REMEDIASI KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA DENGAN MENGGUNAKAN WAWANCARA KLINIS PADA MATERI PERBANDINGAN

DESKRIPSI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL

STRATEGI PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP KRISTEN 2 SALATIGA DITINJAU DARI LANGKAH POLYA

BAB III METODE PENELITIAN

Disusun untuk memenuhi syarat mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Matematika. Oleh YULIANA ISMAWATI JURNAL

PROFIL PENALARAN SISWA KELAS X SMA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PERSAMAAN KUADRAT DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA

Prosiding Seminar Nasional Volume 02, Nomor 1 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. bersikap kritis, berinisiatif, unggul, dan kompetitif selain menguasai ilmu

Pertidaksamaan Jika Dikalikan dengan Bilangan Negatif, Harus Dibalik Tandanya? Oleh : Rachmadi Widdiharto*)

BAB I PENDAHULUAN. Mengingat pentingnya ilmu matematika dalam kehidupan, Al Quran telah

BAB III METODE PENELITIAN

Alvi Chusna Zahara 1), Ratri Candra Hastari 2), HM. Farid Ma ruf 3)

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN PENYELESAIAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS IV DI SDN SE- KABUPATEN MALANG

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan dirinya, baik pada dimensi intelektual moral maupun

PEMAHAMAN KONSEPTUAL SISWA DITINJAU DARI TINGKAT KEMAMPUAN MATEMATIKA MATERI ALJABAR DI SMP

ANALISIS KESALAHAN MAHASISWA CALON GURU MATEMATIKA DALAM MEMECAHKAN MASALAH PROGRAM LINIER

PERSETUJUAN PEMBIMBING

BAB V PEMBAHASAN. soal pada materi himpunan. Hal itu dapat dilihat dari kesalahan kesalahan yang

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MELATIH KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA TULIS SISWA DI KELAS VIII

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Kemampuan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Ditinjau Dari Gender Di Sekolah Dasar

BAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil penelitian pada bab IV, peneliti mengetahui hasil atau

BAB 2 PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR

LEMBAR PERSETUJUAN JURNAL

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PECAHAN DALAM BENTUK CERITA PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 5 PALOPO

BAB II KAJIAN TEORI. bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang yang mencakup

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMTIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DI SMP NEGERI 2 TELAGA

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS KESULITAN MEMECAHKAN MASALAH PADA MATA KULIAH FISIKA MODERN MAHASISWA CALON GURU FISIKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Terpadu kota Bengkulu yang menjadi sampel adalah kelas VII B dan VII C.

matematika WAJIB Kelas X PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL K-13 A. PENDAHULUAN

PROSES BERPIKIR ARITMETIKA DAN BERPIKIR ALJABAR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. untuk mengembangkan cara berfikir. Sehingga matematika sangat diperlukan baik

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

ANALISA KESULITAN SISWA KELAS DUA SDN WONOPLINTAHAN II DALAM PEMECAHAN MASALAH PEMBAGIAN BILANGAN DUA ANGKA

Transkripsi:

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA BERBAHASA INGGRIS PADA MATERI PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL Titis Nur Fitria, Pendidikan Matematika, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya Alamat: Kampus Ketintang Surabaya 60231, Telp (031) 8296427, 8280009 email : delshadi.tnf@gmail.com ABSTRAK Penggunaan bahasa Indonesia dan/atau bahasa Internasional (bilingual) dalam pembelajaran Matematika disyaratkan pada setiap RSBI. Hal ini juga terjadi di SMP Negeri 1 Blitar. Permasalahan muncul, karena setiap tahunnya banyak siswa kelas VII SMP Negeri 1 Blitar yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita berbahasa Inggris pada materi Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel sehingga melakukan banyak kesalahan dalam menyelesaikan soal jenis tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan letak, jenis, dan faktor penyebab kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal cerita berbahasa Inggris pada materi Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel. Letak kesalahan yang didapatkan dalam penelitian ini meliputi kesalahan dalam menentukan apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal, membuat model, menyelesaikan model yang sesuai dengan apa yang diketahui dari soal, dan permintaan soal. Jenis kesalahan yang didapatkan dalam penelitian ini adalah kesalahan konsep, prinsip, fakta, dan operasi. Faktor penyebab kesalahan yang didapatkan dalam penelitian ini di antaranya (1)belum memahami soal dengan baik, (2)kesulitan dalam menentukan variabel, (3)bingung untuk memodelkan apa yang diketahui ke dalam model matematika yang sesuai dengan soal, dan (4)tergesa-gesa dalam mengerjakan. Kata kunci: analisis kesalahan, soal cerita berbahasa Inggris, persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel. PENDAHULUAN Salah satu persyaratan sebuah sekolah menjadi RSBI adalah penggunaan bahasa Indonesia dan/atau bahasa Internasional (bilingual) dalam pembelajaran Matematika. Hal ini juga berlaku di SMP Negeri 1 Blitar. Pada materi yang didominasi penggunaan kalimat matematika berupa angka, simbol, dan notasi, kesulitan siswa dalam pembelajaran matematika secara bilingual dapat diminimalisir. Persoalan muncul ketika siswa dihadapkan pada topik yang lebih banyak menggunakan katakata, dalam hal ini adalah soal cerita. Berdasarkan informasi dari guru bidang studi Matematika yang mengajar di kelas VII SMP Negeri 1 Blitar, setiap tahunnya banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita pada materi Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel. Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan letak kesalahan, jenis kesalahan, dan faktor penyebab kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal cerita berbahasa Inggris pada materi Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel. KAJIAN TEORI DAN METODE PENELITIAN A. Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel Krismanto (2009: 22) menyatakan kalimat terbuka adalah kalimat yang memuat variabel, dan jika variabelnya diganti dengan konstanta akan menjadi sebuah pernyataan (yang bernilai benar saja atau salah saja). Kebenaran pernyataan tersebut dinilai dari kebenaran relasi yang dinyatakan dalam kalimatnya. Variabel didefinisikan sebagai lambang (simbol) pada kalimat terbuka yang dapat diganti oleh sebarang

anggota himpunan yang telah ditentukan. Konstanta adalah nilai tetap (tertentu) yang terdapat pada kalimat terbuka (Nuharini dan Wahyuni, 2008: 105). Persamaan linear satu variabel adalah kalimat terbuka yang dihubungkan oleh tanda sama dengan (=) dan hanya memiliki satu variabel yang berpangkat satu, serta dapat dirumuskan dalam bentuk ax + b = c dengan a,b, c R, a 0, dan x adalah variabel. Pertidaksamaan linear satu variabel adalah kalimat terbuka yang menyatakan hubungan ketidaksamaan ( <,, >, atau ) dan hanya mempunyai satu variabel berpangkat satu, serta dapat dirumuskan dalam bentuk ax + b < c, atau ax + b c, atau ax + b > c, atau ax + b c dengan a,b, c R, a 0, dan x adalah variabel. Penyelesaian pertidaksamaan linear satu variabel antara lain dapat dilakukan dengan menyatakan pertidaksamaan ke dalam pertidaksamaan yang ekuivalen. Nuharini dan Wahyuni (2008: 117) menyatakan suatu pertidaksamaan dapat dinyatakan ke dalam pertidaksamaan yang ekuivalen dengan cara sebagai berikut. a. Menambah atau mengurangi kedua ruas dengan bilangan yang sama tanpa mengubah tanda ketidaksamaan. b. Mengalikan atau membagi kedua ruas dengan bilangan positif yang sama tanpa mengubah tanda ketidaksamaan. c. Mengalikan atau membagi kedua ruas dengan bilangan negatif yang sama, tetapi tanda ketidaksamaan berubah, di mana 1) > menjadi <, 2) menjadi, 3) < menjadi >, dan 4) menjadi. B. Soal Cerita Matematika Haji dalam Rosyidi (2005) mengemukakan bahwa untuk mengetahui kemampuan siswa dalam bidang studi matematika dapat digunakan soal berbentuk soal cerita atau soal hitungan. Soal cerita merupakan modifikasi dari soal soal hitungan yang berkaitan dengan kenyataan yang ada di lingkungan sekitar siswa. Penyajian soal dalam bentuk cerita merupakan usaha menciptakan suatu cerita untuk menerapkan konsep yang sedang dipelajari sesuai dengan pengalaman sehari-hari. Menurut Rahardjo dan Waluyati (2011: 8), bentuk soal yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam pembelajaran matematika dapat berupa soal cerita atau soal non cerita. Soal cerita yang dimaksud berkaitan erat dengan masalah yang ada dalam kehidupan siswa sehari-hari, sehingga yang dimaksud dengan soal cerita matematika adalah soal matematika yang terkait dengan kehidupan sehari-hari untuk dicari penyelesaiannya menggunakan kalimat matematika yang memuat bilangan, operasi hitung (+,,,:), dan relasi (=, <, >,, ). Soal cerita tersebut berguna untuk melatih perkembangan proses berfikir siswa secara berkelanjutan dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditetapkan. Dari uraian di atas, penulis berpendapat bahwa soal cerita adalah soal yang penyajiannya berupa cerita yang dikaitkan dengan kehidupan keseharian siswa. Soal cerita berguna untuk melatih proses berpikir matematis dan analitis siswa serta melatih kemampuan penghitungan siswa. Kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita bergantung pada penguasaan konsep materi terkait, kemampuan memahami bahasa, membuat model matematika, melakukan perhitungan, dan menentukan jawaban akhir yang sesuai dengan konteks soal. C. Penyelesaian Soal Cerita Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel Penyelesaian soal cerita persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel dapat dilakukan melalui beberapa langkah-langkah. Menurut Polya yang disitir Rahardjo dan Waluyati (2011: 10) terdapat empat langkah terurut untuk memecahkan masalah. Keempat langkah tersebut dipaparkan sebagai berikut. 1. Memahami masalah (understanding the problem) 2. Menyusun rencana (devising a plan) 3. Melaksanakan rencana (carrying out the plan) 4. Memeriksa kembali (looking back) Pendapat di atas sejalan dengan pendapat Soedjadi dalam Rosyidi (2005), bahwa untuk menyelesaikan dapat ditempuh langkah-langkah: 1. Membaca soal dengan cermat untuk menangkap makna tiap kalimat.

2. Memisahkan dan mengungkapkan: a. apa yang diketahui dalam soal, b. apa yang diminta atau ditanyakan dalam soal, serta c. operasi pengerjaan apa yang diperlukan. 3. Membuat model matematika dari soal. 4. Menyelesaikan model menurut aturanaturan matematika sehingga mendapatkan jawaban dari model tersebut. 5. Mengembalikan jawaban soal kepada jawaban asal. Berdasarkan uraian di atas, dalam penelitian ini langkah-langkah yang diperlukan dalam menyelesaikan soal cerita adalah sebagai berikut. 1. Memahami masalah yang terdapat dalam soal cerita dengan memisahkan dan mengungkapkan: a. apa yang diketahui dalam soal, dan b. apa yang diminta atau ditanyakan dalam soal. 2. Membuat model matematika dari soal. 3. Menyelesaikan model matematika menurut aturan-aturan matematika sehingga mendapatkan jawaban dari model tersebut. 4. Menyatakan jawaban akhir soal yang sesuai dengan permintaan soal. Berikut ini contoh soal cerita persamaan linear satu variabel dan penyelesaiannya. Problem: Abas and Inu are brothers. They cycled from UPT Perpustakaan Bung Karno to their home passing through the same path. The speed of Abas is 12 km/hr, while the speed of Inu is 8 km/hr. Abas arrived at home 15 minutes earlier than Inu. How long did Abas cycle from UPT Perpustakaan Bung Karno to his home? (Wintarti, dkk, 2008). Solution: Given same path. : Abbas and Inu pass through the The speed of Abas is 12 km/hr, while the speed of Inu is 8 km/hr. Abas arrived at home 15 minutes earlier than Inu. (langkah 1a) Question: How long did Abas cycle from UPT Perpustakaan Bung Karno to his home? (langkah 1b) Answer : Mathematical Modeling : Let the time of cycling be t hour. Then the time of Inu cycling are (t + = (t + ) hours. ) hours Since the distances covered by Abas and Inu are same, then 12 (t) = 8.( t + ) (langkah 2) Solution of Math Modelling : 12t = 8t + 8 12t = 8t + 2 4 t = 2 t = t =. Final solution : (langkah 3) Therefore, Abas spent hour or 30 minutes to cycle from UPT Perpustakaan Bung Karno to his home. (langkah 4) D. Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita Rahardjo dan Waluyati (2011: 14) berpendapat kesulitan-kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal cerita menyebabkan kesalahankesalahan dalam menyelesaikan soal cerita. Dalam penelitian ini kesalahan-kesalahan dalam menyelesaikan soal cerita pada materi persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel digolongkan berdasarkan letak dan jenis kesalahan. Letak kesalahan siswa ditinjau dari beberapa hal di bawah ini. 1. Kesalahan dalam memahami soal yakni a. Kesalahan menentukan apa yang diketahui dari soal. b. Kesalahan menentukan hal yang ditanyakan. 2. Kesalahan dalam membuat model matematika. 3. Kesalahan dalam menyelesaikan model matematika yang benar. 4. Kesalahan dalam menuliskan jawaban akhir soal yang sesuai dengan permintaan soal. Jenis kesalahan siswa ditinjau dari beberapa hal di bawah ini.

1. Kesalahan fakta. 2. Kesalahan konsep. 3. Kesalahan operasi. 4. Kesalahan prinsip. Sedangkan faktor penyebab kesalahan siswa dapat dilihat dari faktor penyebab kesulitan belajar siswa. Soedjadi (dalam Rosyidi: 2005) menyatakan penyebab kesulitan belajar siswa secara umum dapat dibedakan yaitu faktor kognitif dan non kognitif. Faktor kognitif mencakup kemampuan intelektual siswa dan cara siswa mencerna materi matematika dalam pikirannya. Faktor non kognitif antara lain latar belakang keluarga, keadaan ekonomi, kesehatan, dan sebagainya. Untuk mengetahui faktor penyebab kesulitan berupa faktor non kognitif diperlukan waktu yang lama dan indikator yang lebih kompleks. Oleh karena itu, dalam penelitian ini faktor penyebab kesalahan yang dimaksud adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa yakni menyangkut kognitif siswa, berupa kemampuan intelektual siswa dalam memahami materi soal cerita persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel. E. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Sedangkan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk pemilihan subyek penelitian dengan cara menghitung banyaknya kesalahan yang dilakukan siswa dalam mengerjakan tes ditinjau dari letak kesalahan. Pendekatan kualitatif digunakan untuk menentukan letak dan jenis kesalahan siswa melalui analisis jawaban tes, serta untuk mengetahui faktor penyebab kesalahan yang dilakukan dengan wawancara. Sehingga data yang dihasilkan dari penelitian ini berupa deskripsi tentang analisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal cerita berbahasa Inggris pada materi Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Blitar. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 30 November 2012 dan 1 Desember 2012. Pada tanggal 30 November 2012 dilakukan pengambilan data tes. Dan pada tanggal 1 Desember 2012 dilakukan pengambilan data melalui wawancara. Subjek dalam penelitian ini adalah empat orang siswa terpilih dari 23 orang siswa kelas VII-A SMP Negeri 1 Blitar yang telah mempelajari materi pada Standar Kompetensi (SK) Menggunakan Bentuk Aljabar, Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel, dan Perbandingan dalam Pemecahan Masalah di Kelas VII Semester 1. Subjek penelitian ini tidak mewakili kelas, tetapi hanya mewakili subjek itu sendiri. Dalam penelitian ini untuk menentukan subjek penelitian, setiap letak kesalahan yang dilakukan siswa dalam mengerjakan tes diberi kode jika salah dan skor - jika tidak melakukan kesalahan. Kriteria pemilihan subjek mengacu pada beberapa hal sebagai berikut. 1. Banyaknya kesalahan yang dilakukan dalam menjawab tes. 2. Variasi bentuk kesalahan yang dilakukan dalam menjawab tes. 3. Keterbukaan dan kelancaran dalam berkomunikasi lisan berdasarkan pertimbangan guru bidang studi. Penelitian ini terdiri dari beberapa tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, tahap analisis data, dan tahap penyusunan laporan. Penjelasan tahap-tahap tersebut antara lain: 1. Tahap persiapan a. Persiapan b. Penyusunan instrumen penelitian 2. Tahap pelaksanaan a. Pemberian tes berupa soal cerita berbahasa Inggris pada materi Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel. b. Pemeriksaan hasil tes siswa. c. Pentabulasian jawaban siswa. d. Penganalisisan kesalahan siswa berdasarkan letak kesalahan. e. Penentuan empat orang subyek penelitian. f. Wawancara 3. Tahap Analisis Data 4. Tahap Penyusunan Laporan HASIL 1. Analisis Data Kuantitatif Sesuai dengan pertanyaan penelitian pada bab I, maka data yang dianalisis adalah jawaban siswa dalam mengerjakan soal tes. Siswa yang mengikuti tes yaitu 23 siswa dari 25 siswa kelas VII-A. Analisis jawaban siswa tersebut menggunakan analisis data kuantitatif. Analisis data kuantitatif dilakukan dengan memeriksa jawaban siswa. Jawaban diperiksa berdasarkan letak

kesalahan yang dilakukan dengan berpatokan pada kunci jawaban yang dibuat oleh peneliti dan telah dikonsultasikan dengan dosen pembimbing dan dua orang validator. Kunci jawaban dibuat berdasarkan pada langkah-langkah penyelesaian soal cerita yang dikemukakan pada bab sebelumnya sehingga akan memudahkan dalam penelitian. Hasil analisis tersebut dapat dilihat pada Tabel berikut. Tabel Jumlah Kesalahan Ditinjau No. Presensi dari Letak Kesalahan Jumlah Kesalahan 1. 13 2. 11 3. 13 4. 5 5. 5 6. 9 7. 6 8. 8 9. 12 10. 13 11. 12 12. 12 13. 5 14. 15 15. 13 16. 9 17. 13 18. 13 20. 10 21. 14 23 10 24. 10 25. 14 Selanjutnya, dari tabel tersebut dipilih empat orang subjek penelitian berdasarkan kriteria pada halaman 4. Subjek penelitian pertama (SP-01) adalah siswa dengan jumlah kesalahan terbanyak dari semua siswa yang mengerjakan tes tersebut yakni 15 butir kesalahan. Subjek penelitian kedua (SP-02) dan ketiga (SP-03) adalah siswa-siswa dengan jumlah kesalahan terbanyak kedua dari semua siswa yang mengerjakan tes tersebut yakni 14 butir kesalahan. Jumlah kesalahan terbanyak ketiga adalah 13 butir kesalahan. Terdapat 6 orang siswa yang memiliki jumlah kesalahan sebanyak 13 butir kesalahan. Berdasarkan konsultasi dengan guru matematika di kelas VII-A, dipilihlah siswa dengan nomor presensi 1 sebagai SP-04. Siswa dengan nomor presensi 1 tersebut memiliki kemampuan komunikasi yang lebih baik dari pada kelima siswa lainnya yang memiliki jumlah kesalahan 13 butir. Keempat subjek tersebut diwawancara untuk mengetahui kevalidan data dan faktor penyebab kesalahan sesuai dengan jadwal sebagai berikut. 2. Analisis Data Kualitatif Analisis data kualitatif merupakan kegiatan yang terpenting dalam rangka menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian yang diajukan pada bab sebelumnya. Kegiatan ini berupa analisis terhadap jawaban subjek penelitian atas soal yang diberikan melalui tes dan dipadukan dengan hasil wawancara yang bertujuan untuk memastikan kevalidan letak dan jenis kesalahan yang dilakukan oleh keempat subjek dan mengetahui faktor-faktor penyebab kesalahan. Sehingga, kesimpulan akhir tentang letak dan jenis kesalahan dan penyebab kesalahan yang dilakukan siswa diperoleh dengan membandingkan analisis hasil tes dengan analisis hasil wawancara. Analisis kesalahan ini dilakukan secara tuntas terhadap keempat subjek penelitian, mulai dari SP 01 sampai dengan SP 04. a. Analisis Kesalahan untuk Subjek Penelitian 01 (SP 01) Ditinjau dari letak kesalahan, SP-01 melakukan beberapa kesalahan. Pada soal nomor 1, SP-01 melakukan kesalahan dalam membuat model dan menyelesaikan model yang sesuai dengan apa yang diketahui dari soal. Untuk soal nomor 2, SP- 01 melakukan kesalahan dalam membuat model, soal yang sesuai dengan permintaan soal. Pada soal nomor 3 dan 4, SP-01 melakukan kesalahan dalam menentukan apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal, membuat model, menyelesaikan model yang sesuai dengan apa yang diketahui dari soal, dan permintaan soal. Jenis kesalahan yang dilakukan SP-01 meliputi: 1) Kesalahan konsep yaitu:

a) salah mengidentifikasi apa yang diketahui dari soal. b) salah menerapkan apa yang diketahui ke dalam model matematika, dan c) membuat model matematika tanpa memuat keterangan variabel yang dibuat. 3) Kesalahan fakta yakni tidak menuliskan satuan yang ada pada jawaban akhir soal. Faktor penyebab kesalahan yang dilakukan SP-01 yakni: 2) Belum terampil menggunakan cara pemodelan persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel untuk menyelesaiakan soal cerita yang berkaitan dengan materi tersebut. 3) Merasa cara memodelkan tanpa variabel atau menghitung langsung lebih cepat. 4) Tergesa-gesa dalam mengerjakan. 5) Belum menguasai prinsip penyelesaian persamaan linear satu variabel dengan benar. 6) Kesalahan pada langkah sebelumnya. 7) Kebingungan menuliskan satuan. b. Analisis Kesalahan untuk Subjek Penelitian 02 (SP 02) Ditinjau dari letak kesalahan, SP-01 melakukan beberapa kesalahan. Pada soal nomor 1, SP-02 melakukan kesalahan dalam membuat model, soal yang sesuai dengan permintaan soal. Untuk soal nomor 2, SP-02 melakukan kesalahan dalam membuat model, menyelesaikan model yang sesuai dengan apa yang diketahui dari soal, dan permintaan soal. Pada soal nomor 3 dan 4, SP-02 melakukan kesalahan dalam menentukan apa yang diketahui dari soal, membuat model, menyelesaikan model yang sesuai dengan apa yang diketahui dari soal, dan menuliskan jawaban akhir soal yang sesuai dengan permintaan soal. Jenis kesalahan yang dilakukan SP-02 meliputi: 1) Kesalahan konsep yakni: a) salah mengidentifikasi apa yang diketahui dari soal, b) salah dalam membuat variabel yang digunakan untuk membuat model, c) salah menerapkan apa yang diketahui ke dalam model matematika, dan d) salah dalam menerapkan konsep kesamaan. 3) Kesalahan operasi yakni tidak dapat menggunakan aturan operasi dengan benar. Faktor penyebab kesalahan yang dilakukan SP-02 yakni: 2) Belum memahami prinsip penyelesaian persamaan linear satu variabel dengan benar. 3) Belum memahami aturan operasi dengan benar. 4) Belum memahami konsep kesamaan. 5) Kesalahan pada langkah sebelumnya. c. Analisis Kesalahan untuk Subjek Penelitian 03 (SP 03) Ditinjau dari letak kesalahan, SP-03 melakukan beberapa kesalahan. Pada soal nomor 1, SP-03 melakukan kesalahan dalam membuat model, soal yang sesuai dengan permintaan soal. Untuk soal nomor 2, SP-03 melakukan kesalahan dalam membuat model, menyelesaikan model yang sesuai dengan apa yang diketahui dari soal, dan permintaan soal. Pada soal nomor 3 dan 4, SP-03 melakukan kesalahan dalam menentukan apa yang diketahui dari soal, membuat model, menyelesaikan model yang sesuai dengan apa yang diketahui dari soal, dan menuliskan jawaban akhir soal yang sesuai dengan permintaan soal. Jenis kesalahan yang dilakukan SP-03 meliputi: 1) Kesalahan konsep yakni: a) salah mengidentifikasi apa yang diketahui dari soal, b) salah menerapkan apa yang diketahui ke dalam model matematika, c) salah dalam menerapkan konsep kesamaan, d) variabel yang dimisalkan tidak sama dengan variabel dalam model matematika yang dibuat, 3) Kesalahan fakta yakni tidak menuliskan satuan yang ada pada pemisalan. Faktor penyebab kesalahan yang dilakukan SP-03 yakni:

2) Kesulitan dalam menentukan variabel dan membentuknya dalam sebuah persamaan linear satu variabel. 3) Bingung untuk memodelkan apa yang diketahui ke dalam model matematika yang sesuai dengan soal. 4) Kurang cermat menuliskan karena tergesagesa. 5) Lupa. 6) Kesalahan pada langkah sebelumnya. d. Analisis Kesalahan untuk Subjek Penelitian 04 (SP 04) Ditinjau dari letak kesalahan, SP-04 melakukan beberapa kesalahan. Pada soal nomor 1, SP-04 melakukan kesalahan dalam menentukan apa yang diketahui dari soal, membuat model, soal yang sesuai dengan permintaan soal. Untuk soal nomor 2, SP-04 melakukan kesalahan dalam membuat model, menyelesaikan model yang sesuai dengan apa yang diketahui dari soal, dan permintaan soal. Pada soal nomor 3 dan 4, SP-04 melakukan kesalahan dalam membuat model, soal yang sesuai dengan permintaan soal. Jenis kesalahan yang dilakukan SP-04 meliputi: 1) Kesalahan konsep yakni: a) salah mengidentifikasi apa yang diketahui dari soal, b) membuat model matematika tanpa memuat keterangan variabel yang dibuat, dan c) salah menerapkan apa yang diketahui ke dalam model matematika. 3) Kesalahan fakta yakni salah menuliskan satuan yang ada pada apa yang diketahui dan pada jawaban akhir soal. Faktor penyebab kesalahan yang dilakukan SP-04 yakni: 2) Salah mengartikan kata times pada soal. 3) Lupa. 4) Bingung untuk memodelkan apa yang diketahui ke dalam model matematika yang sesuai dengan soal. 5) Belum paham dengan baik prinsip penyelesaian persamaan linear satu variabel. 6) Tergesa-gesa mengerjakan karena waktu untuk mengerjakan sudah hampir selesai. 7) Kesalahan pada langkah sebelumnya. 3. Temuan-Temuan Penelitian Dari data hasil penelitian ini ada beberapa hal menarik sehubungan dengan kesalahan subjek dalam mengerjakan soal namun tidak dapat digolongkan pada letak dan jenis kesalahan. Hal menarik tersebut dikategorikan sebagai temuantemuan penelitian. Berikut ini temuan-temuan dalam penelitian ini. a. Kesalahan penulisan yang dilakukan untuk menyingkat tulisan. Contohnya pada soal nomor 3, pada jawaban SP-01 tertulis 100 > Kiki. Padahal secara makna hal itu salah, sebab Kiki tidak merujuk pada kuantitas. Pada soal keterangan kuantitas untuk buku dengan merek Kiki ditulis The stock of Kiki Books. Jadi, seharusnya SP-01 menulis 100 > The stock of Kiki Books. Saat ditanya yang benar ditulis Kiki saja atau The stock of Kiki Books, SP-01 menjawab The stock of Kiki Books. Namun SP- 01 menulis Kiki saja karena terbiasa. b. Pada soal nomor 3, yakni The stock of Sidu books is 100 more than Kiki, siswa sering melakukan kesalahan karena mengartikan more than sebagai pertidaksamaan linear satu variabel. Contohnya SP-01 yang menulis 100 > Kiki. c. Satuan pada pemisalan tidak dituliskan siswa. Contohnya pada penyelesaian soal nomor 3, SP- 03 menuliskan The number of Kiki books is b. Hal ini dikarenakan siswa tidak terlatih untuk menuliskan satuan pada pemisalan. 4. SIMPULAN berikut. Hasil dari penelitian ini adalah sebagai a. Letak kesalahan yang didapatkan dalam penelitian ini meliputi kesalahan dalam menentukan apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal, membuat model, menyelesaikan model yang sesuai dengan apa yang diketahui dari soal, dan menuliskan jawaban akhir soal yang sesuai dengan permintaan soal. b. Jenis kesalahan yang didapatkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Kesalahan konsep yaitu:

a) salah mengidentifikasi apa yang diketahui dari soal, b) salah dalam membuat variabel yang digunakan untuk membuat model, c) salah menerapkan apa yang diketahui ke dalam model matematika, d) membuat model matematika tanpa memuat keterangan variabel yang dibuat, e) variabel yang dimisalkan tidak sama dengan variabel dalam model matematika yang dibuat, dan f) salah dalam menerapkan konsep kesamaan. 3) Kesalahan fakta yakni tidak menuliskan satuan yang ada pada apa yang diketahui dan pada jawaban akhir soal. 4) Kesalahan operasi yakni tidak dapat menggunakan aturan operasi dengan benar. c. Faktor penyebab kesalahan yang didapatkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 2) Belum terampil menggunakan cara pemodelan persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel untuk menyelesaiakan soal cerita yang berkaitan dengan materi tersebut. 3) Kesulitan dalam menentukan variabel. 4) Bingung untuk memodelkan apa yang diketahui ke dalam model matematika yang sesuai dengan soal. 5) Tergesa-gesa dalam mengerjakan. 6) Belum menguasai prinsip penyelesaian persamaan linear satu variabel dengan benar. 7) Kebingungan menuliskan satuan. 8) Belum memahami aturan operasi dengan benar. 9) Belum memahami konsep kesamaan. 10) Lupa. 11) Salah mengartikan kata pada soal. 12) Kesalahan pada langkah sebelumnya. 13) Merasa cara memodelkan tanpa variabel atau menghitung langsung lebih cepat. REFERENSI [1] Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. [3] Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. 2011. Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional. [4] Krismanto, Al. 2009. Kapita Selekta Pembelajaran Aljabar di Kelas VII SMP. Yogyakarta: Departemen Pendidikan Nasional. [5] Moleong, Lexy. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. [6] Nuharini, Dwi dan Wahyuni, Tri. 2008. Matematika Konsep dan Aplikasinya Untuk kelas VIII SMP dan MTs. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. [7] Rahardjo, Marsudi dan Waluyati, Astuti. 2011. Pembelajaran Soal Cerita Operasi Hitung Campuran di Sekolah Dasar. Yogyakarta: Kementerian PendidikanNasional. [8] Rosyidi, Abdul Haris. 2005. Analisis Kesalahan Siswa Kelas II MTs Al Khoiriyah dalam Menyelesaikan Soal Cerita yang Terkait dengan Sistem Persamaan Linear Dua Peubah. Tesis tidak dipublikasikan. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya. [9] Subaidah. 2006. Analisis Kesalahan Siswa Kelas VII MTsN Surabaya dalam Menyelesaikan Soal Terapan Persamaan Linear Satu Variabel. Tesis tidak dipublikasikan. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya. [11] Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. [12] Sumardyono. 2004. Karakteristik Matematika dan Implikasinya terhadap Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Departemen Pendidikan Nasional. [13] Van de Walle, John A. 2008. Matematika Sekolah Dasar dan Menengah Pengembangan Pengajaran. Jakarta : Penerbit Erlangga. [14] Wintarti, Atik, dkk. 2008. Contextual Teaching and Learning Matematika Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.