BAB VI PENUTUP. Kesimpulan pada bagian penutup ini berkaitan dengan rumusan masalah

dokumen-dokumen yang mirip
TRADISI NAHDLATUL ULAMA DALAM PRESPEKTIF HUKUM ISLAM (Studi Kasus Komunitas NU Kecamatan Gebog Kab. Kudus)

BAB IV PENUTUP. melalui tiga hal, yaitu satu identitas beragama Islam, dau identitas. bentuk, yaitu slametan dan nyadran.

PENGANTAR METODOLOGI STUDI ISLAM. Tabrani. ZA., S.Pd.I., M.S.I

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai sebuah komunitas beragama di antara varian komunitas

BAB IV ANALISIS DATA. ajaran Islam yang bersumber pada al-qur an dan as-sunnah. Sedangkan secara

PEMIKIRAN POLITIK DAN GERAKAN SOSIOKULTURAL KEWARGANEGARAAN KAUM INTELEKTUAL MUSLIM NEO-MODERNIS DALAM PENGUATAN DEMOKRASI DAN CIVIL SOCIETY

BAB I PENDAHULUAN. Sunnah Allah, berarti menurut qudrat dan iradat Allah dalam penciptaan alam ini,

BAB V PENUTUP Kesimpulan

Landasan Sosial Normatif dan Filosofis Akhlak Manusia

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB IV ANALISIS TERHADAP SEBAB-SEBAB JANDA TIDAK MENDAPAT WARIS

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Kerangka Dasar Agama dan Ajaran Islam

BAB VII PENUTUP. Dari kajian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut; Pertama, Realitas

Ikutilah Sunnah dan Jauhilah Bid'ah

BAB VI PENUTUP VI.1. Kesimpulan Data.

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DIALEKTIKA HUKUM ISLAM DAN HUKUM NASIONAL DALAM PERKAWINAN (Pandangan Kyai tentang Praktik Nikah Sirri di Ngaringan Kabupaten GroboganTahun )

BAB I PENDAHULUAN. Ibid hlm. 43

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan antara suku bangsa, yang harus saling menghargai nilai nilai

HILAH DALAM SYARIAH CHARGED CARD MENURUT FATWA MUI. Nomor: 42/DSN MUI/V/2004 SKRIPSI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI LARANGAN PERKAWINAN NYANDUNG WATANG DI DESA NGUWOK KECAMATAN MODO KABUPATEN LAMONGAN

JABAT TANGAN ANTARA PRIA DAN WANITA

BAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan yang berkembang di daerah-daerah di seluruh Indonesia

BAB I. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 2 pasal 3. 2

Tradisi Haul: Menelusuri Jejak Ilmu dan Amalan Spiritual

BAB I PENDAHULUAN. beragama itu dimungkinkan karena setiap agama-agama memiliki dasar. damai dan rukun dalam kehidupan sehari-hari.

KHOLIDIN CH & FAHRUR ROZI ASWAJA NU CENTER BOJONEGORO

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan dan tradisinya masing-masing. Syari at Islam tidak

40. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMA/MA/SMK/MAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. motivasi pokok penanaman pendidikan karakter negara ini. Pendidikan karakter perlu

SILABUS MATA PELAJARAN ANTROPOLOGI (PEMINATAN ILMU BAHASA DAN BUDAYA)

IDENTITAS KULTURAL DAN PENGEMBANGAN DAKWAH DI ERA GLOBALISASI

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sehari-hari, dan dalam hukum Islam jual beli ini sangat dianjurkan

BAB I PENDAHULUAN. macam suku, ras, agama, dan budaya. Keberagaman tersebut tersebar hampir

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan dengan judul Pendidikan Islam Berwawasan kebangsaan menurut perspektif KH.

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENGARAH

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi

DAFTAR ISI HALAMAN DEPAN HALAMAN DALAM PERNYATAAN KEASLIAN PERSETUJUAN PERNYATAAN KESEDIAAN PERBAIKAN DISERTASI UCAPAN TERIMA KASIH TRANSLITERASI

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH/SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/MA/SMK/MAK)

barakah sesuai dengan sosio-kultural yang membentuknya dan mendominasi cara

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. Bab ini menyajikan sejumlah kesimpulan yang meliputi kesimpulan

PROSES PERALIHAN HAK ATAS TANAH WAKAF (Studi kasus di KUA Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo)

makam kembali untuk berpamitan kepada mbah Sunan. Ada mitos tersendiri akan hal ini yaitu ada yang hanya bereluk salam ada yang agar dilancarkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Bab I Pendahuluan. Dorongan beragama bagi manusia merupakan tuntutan yang tidak dapat dihindari.

BAB IV ANALISIS URF TERHADAP PEMBERIAN RUMAH KEPADA ANAK PEREMPUAN YANG AKAN MENIKAH DI DESA AENG PANAS KECAMATAN PRAGAAN KABUPATEN SUMENEP

BAB I PENDAHULUAN. Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang. kampung adat yang secara khusus menjadi tempat tinggal masyarakat

BAB V P E N U T U P. A. Kesimpulan. berikut ini. Pertama, dinamika historis masyarakat Hatuhaha Amarima selalu

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasyarat mutlak

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. 1 Anwar Hafid Dkk, Konsep Dasar Ilmu Pendidikan, Alfabeta, Bandung, 2013, hlm

BAB VI REALISASI PANCASILA

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PERINGATAN NUZULUL QUR AN 1436 H

Sosiologi. Kelompok & Organisasi Sosial MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 07

BAB I PENDAHULUAN. rangka mewujudkan dinamika peradaban yang dinamis.

PENGERTIAN ETIKA ETIKA,

KAIDAH FIQHIYAH. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Secara biologis manusia diklasifikasikan sebagai homosapiens yaitu sejenis

SILABUS MATA PELAJARAN: ANTROPOLOGI (PEMINATAN BAHASA)

D. Antropologi Materi Pembelajaran. Alokasi Waktu. Kegiatan Pembelajaran. Sumber Belajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1 M. Munir, 2009, Metode Dakwah, Kencana, Jakarta, hlm. 5

Kurikulum SD Negeri Lecari TP 2015/ BAB I PENDAHULUAN

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ra>hmatan lil alami>n (rahmat bagi alam semesta). Dan salah satu benuk rahmat

PEDOMAN WAWANCARA Pimpinan Syi ah Tokoh Masayarakat (mayoritas NU)

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan sesuai dengan dinamika peradaban yang terjadi. Misalnya,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki akal dan pikiran yang mampu

2013 POLA PEWARISAN NILAI-NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

PERAN SOSIAL POLITIK KIAI DI INDONESIA Miftah Faridl ** Abstrak

BULETIN ORGANISASI DAN APARATUR

Pendidikan Agama Islam

BAB V PENUTUP. penulis angkat dalam mengkaji pendidikan ekologi dalam perspektif Islam,

BAB IV ANALISIS DATA. A Pelaksanaan Adat Pelangkahan dalam Perkawinan dan Dampaknya Terhadap Keharmonisan Rumah Tangga

BAB I PENDAHULUAN. lembaga sekolah, non formal yakni keluarga dan informal seperti halnya pondok

BAB I PENDAHULUAN. Soetjipto. Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, Jakarta: Rineka Cipta, 2009, hlm. 59 Ibid, hlm. 60

BAB I PENDAHULUAN. Kisbiyanto, Ilmu Pendidikan, Nora Media Enterprise : Kudus, Cet. 1, 2010, hal. 35.

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN MUATAN LOKAL ASWAJA/KE-NU-AN DI MTS AS SYAFI IYAH POGALAN, TRENGGALEK TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Islam baik bank maupun non bank. Salah satu lembaga keuangan Islam non bank

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia adalah mahkluk sosial yang dilahirkan dalam suatu pangkuan

BAB I PENDAHULUAN. Muhaimin, Rekonstruksi Pendidikan Islam, Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2009, hal.

BAB I PENDAHULUAN. jawab pemerintah di bawah koordinasi Menteri Agama, dalam hal teknis

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelilitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan bangsa yang majemuk, dimana banyak memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hindam, 2013

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

Kekeliruan Sebagian Umat Islam di Bulan Rajab

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sektor terpenting dalam perekonomian adalah lembaga

BAB I PENDAHULUAN. diwajibkan antara satu sama lain untuk saling tolong menolong karena untuk. sendiri, adakalanya meminta bantuan orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. (1996) memberikan uaraian mengenai berbagai dampak industrialisasi yang

AHLUSSUNNAH WAL JAMA AH; SOLUSI KESESATAN AKIDAH. Oleh : Ahmad Khusairi. Seiring dengan perkembangan mesin waktu yang akhirnya mengantarkan

Transkripsi:

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Kesimpulan pada bagian penutup ini berkaitan dengan rumusan masalah yang telah ditentukan dalam bab sebelumnya. Artinya, kesimpulan adalah rangkuman atau resume hasil rangkaian kegiatan penelitian dalam rangka penulisan tesis yang menjawab pertanyaan dari rumusan masalah dalam penelitian ini. Adapun kesimpulannya adalah sebagai berikut : 1. Model keberagamaan komunitas NU di kecamatan Gebog kabupaten Kudus dapat dirumuskan secara komparatif dengan teori tentang model keberagamaan yang dikembangkan oleh kelompok modernis, antropolog Jawa dan Cliffort Geertz. Jika dibandingkan dengan profil keberagamaan modernis maka dapat dipahami bahwa komunitas NU tersebut termasuk dalam kelompok tradisionalis. Rumusan ini terutama jika diukur dari kesediaan kelompok tersebut untuk menerima pengertian dan rumusan baru yang dikemukakan oleh gerakan pemurniaan Islam, reformasi dan juga kelompok modern lainnya. Kerangka dasar komunitas NU memang lebih berpegang teguh pada bentuk bentuk perilaku beragama yang selama ini telah diamalkan dan sudah mengendap menjadi tradisi umat Islam sejak beberapa abad yang lalu. Dalam profil komparatif dengan kebudayaan Jawa, perilaku beragama kelompok tersebut memang lebih memiliki responsif terhadap adat istiadat dan tradisi masyarakat Jawa. Unsur responsivitas tersebut semata-mata 1

merupakan perilaku beragama dalam kerangka melaksanakan ajaran agama yang dilatarbelakangi oleh konteks sosial budaya Jawa. Profil kultural masyarakat Jawa sarat dengan muatan tradisi terutama dalam kaitannya dengan ritus kehidupan sejak lahir sampai dengan kematian. Untuk merespons substansi tersebut komunitas NU menerima tradisi sebagai perilaku beragama dan bukan tambahan materi ajaran agama. Cliffort Geertz memang mengemukakan teori tentang masyarakat Jawa khususnya dalam kaitannya dengan ajaran agama. Dalam teori ini, Ia mengemukakan klasifikasi abangan, santri dan priyayi dalam masyarakat Jawa. Untuk memahami teori ini, perlu segera diketahui bahwa dasar pembagian klasifikasi tersebut berbeda dengan ajaran dan rumusan kelompok modernis. Geertz lebih menekankan pada kenyataan riil masyarakat jawa di dalam beragama. Dalam kaitan ini, profil keberagamaan komunitas NU memang dapat dimasukkan dalam kelompok santri meskipun tetap dengan pengertian kualitas keberagamaan yang sepenuhnya bersumber dari Al-Qur an dan Hadits. 2. Sebagai produk keberagamaan komunitas NU adalah himpunan pelaksanan ajaran agama Islam yang membentuk sebuah organisasi formal sehingga dikenal dengan sebutan Jamiyyah NU kecamatan Gebog. Sebagai pelaksana ajaran agama, jamaah NU melaksanakan substansi ajaran agama di dalam Al-qur an dan Hadits menjadi kehidupan konkret dalam kenyataan riil mereka, baik dalam bentuk keyakinan, perilaku individu, perilaku kelompok bahkan sampai pada institusi keberagamaan. Perkembangan inilah yang 2

memungkinkan pergeseran substansi ajarana normatif agama menjadi kenyataan kehidupan beragama sesuai dengan prinsip dan karakter sosial budaya pelakunya. Oleh karena itu tumbuh fenomena sosial budaya yang dalam teori Antropoli disebut tradisi keberagamaan. Pada mulanya tradisi tersebut tumbuh dalam bentuk pelaksanaan ajaran agama oleh satu orang yang kemudian cenderung dilakukan berulang dan teratur sehingga menarik perhatian orang lain. Tahap perkembangan sosial berikutnya adalah keikutsertaan orang lain, bahkan kemudian sejumlah orang sehingga profil perilaku beragama tersebut berubah menjadi perilaku bersama. Melalui proses sosial budaya, keteraturan profil perilaku ini, memiliki daya ikat bagi orang-orang di sekitarnya dan akhirnya berkembang menjadi norma sosial yang mengikat keseluruhan kelompok. Pada tahap ini muncullah tradisi keberagamaan komunitas NU yang diakui dan ditaati oleh warga nahdliyin. Apa yang disebut amaliyah NU seperti mauludan, tahlilan, ziarah dan wasilah serta manaki adalah tradisi beragama yang berkembang melalui proses tersebut di atas. 3. Kerangka tradisi komunitas NU sebagai pelaksanaan ajaran agama akan bersentuhan dengan hukum Islam. Konsekuensi ini dimungkinkan olleh pengertian hukum Islam yang merupakan firman Allah SWT, berkaitan dengan perbuatan mukallaf baik sebagai ketentuan yang harus dilaksanakan atau peluang untuk memilih bagi pelaksananya. Aspek normatif tersebut merupakan komponen ajaran agama dan bukan merupakan komponen keberagamaan yang merupakan pelaksanaannya. Oleh karena itu, fiqh 3

mengenal amaliyah urfiyah yang pada dasarnya adalah urf syar i atau kebiasaan masyarakat Islam dalam melaksanakan ajaran agamanya. Amaliyah ini, diterima oleh ajaran agama Islam sepanjang tidak bertentang dengan Al-Qur an dan Hadits. Solusi normatif tersebut dapat dipahami sebagai jalan keluar logika hukum di dalam fiqh. Jika harus dimasukkan dalam salah satu rumusan al ahkam al khamsah, tradisi komunitas NU kecamatan Gebog dapat masuk dalam hukum mubah yang pada dasarnya merupakan ruang pelaksanaan ajaran agama yang diperbolehkan untuk melakukannya. 4. Keberadaan tradisi beragama dalam suatu komunitas, termasuk di dalamnya warga NU memiliki makna yang cukup signifikan tidak hanya dalam kaitannya dengan pelaksanaan ajaran agama itu sendiri, akan tetapi juga dengan kelangsungan eksistensi dan pemenuhan fungsi agama bagi warga masyarakat dan kelompok yang memeluknya. Makna normatif tradisi komunitas NU dapat diperhatikan dalam responsivitas keberagamaan mereka terhadap kebutuhan hidup dan penyelesaian masalah yang muncul baik dalam kehidupan kelompoknya sendiri atau dalam kehidupan sosiokultural masyarakat pada umumnya. Responsivitas maksimal tersebut dapat dicapai oleh karena peluang yang dimungkinkan tradisi beragama sebagai cara atau tehnik melaksanakan norma-norma keagamaan dalam situasi dan konteks sosio kultural yang melatarbelakanginya. Peluang tersebut bergantung pada perumusan profil keberagamaan sebagai tradisi kehidupan mereka. 4

Makna lain tradisi komunitas NU adalah bersifat sosial budaya. Sebagai sebuah tradisi, porofil perilaku beragama tersebut tumbuh sepanjang proses sosial dan sejalan dengan karakter kehidupan bersama masyarakatnya sehingga pelaku ajaran agama akan memiliki jarak sosial yang sangat akrab, damai, tenang sehingga mundah membangun kesejahteraan dan kerukunan hidup bersama. Makna sosial tersebut akan menjadi semakin berarti jika dimensi sosial dalam tradisi berkembang dan mengendap menjadi profil kultural warga masyarakat. Sebagai tradisi sosial budaya, perilaku beragama telah dapat mengikat seluruh warga masyarakat dengan kekuatan yang tidak hanya berasal dari luar akan tetapi justru merupakan kekuatan internal di dalam diri mereka. Pada tahap inilah, agama benar-benar menjadi rahmatan lil alamin. B. Saran Pada dasarnya laporan penelitian dalam bentuk tesis ini dilakukan dengan semaksimal mungkin memenuhi kaidah ilmiah meskipun dengan tetap mengakui berbagai keterbatasan yang ada. Oleh karena itu, jika terdapat unsurunsur hasil penelitian yang sejalan ataupun yang kurang relevan dengan pendirian dan karakter pihak-pihak yang terkait sebaiknya dikembalikan pada komunikasi akademik yang berbasis kaidah ilmiah tersebut. Atas dasar kerangka metodologis tersebut maka, komunitas NU yang mengamalkan tradisi keberagamaan yang menjadi pokok masalah dalam penelitian ini akan menjadi lebih bijak jika senantiasa meletakkan substansi tradisi NU dalam kerangka struktur keagamaan dan keberagamaan di dalam 5

Islam. Artinya, meskipun komunitas tersebut memiliki pengertian bahwa tradisi komunitas NU dapat dihukumi dengan sunnah ataupun bid ah hasanah akan tetapi pada dasarnya tetap harus diingat bahwa substansi ajaran agama yang ada pada masa Rasul bukanlah satuan keberagamaan dalam bentuk tradisi yang bersangkutan. Jika kerangka metodologis berbasis prespektif Filsafat Ilmu Islam dipakai maka cara pandang sebagian pengurus MWC NU kecamatan Gebog menjadi pertanyaan yang menarik bagi peneliti selanjutnya. Mengikuti cara pikir ini, maka pertanyaan pokok sebelum menindaklajuti penelitian tersebut adalah jawaban atas pertanyaan bagaimana struktur perilaku beragama yang dilakukan oleh Rasulullah dan selanjutnya bagaimana merumuskan struktur perilaku beragama bagi umat Islam di kemudian hari yang harus merespons dinamika perubahan sosial dan kondisi ruang waktu. C. Penutup Sebagai penutup pada laporan penelitian tesis ini, penulis berharap laporan dalam rangka penelitian tesis ini dapat memberi sumbangsing bagi kemajuan dunia akademis terutama dalam progam magister studi Islam serta bagi para pembaca umumnya. Saran dan ktitik konstruktif penulis nantikan dari segenap pembaca yang budiman. 6