Jurnal Ilmiah Niagara Vol. 1 No. 3, Oktober 2009 PERLINDUNGAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL (HKI) TERHADAP USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM)

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 sehingga perlu diatur ketentuan mengenai Rahasia Dagang;

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Undang-undang Nomor 7/1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing the World Trade Organization (WTO)

Pengenalan Kekayaan Intelektual Oleh : dr. Gita Sekar Prihanti, M Pd Ked SENTRA KI - UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

I. PENDAHULUAN. Hak Kekayaan Intelektual (yang selanjutnya disingkat HKI) merupakan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2000 TENTANG RAHASIA DAGANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Perkembangan ekonomi global sekarang ini menuntut tiap-tiap negara untuk

P E N J E L A S A N A T A S UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2000 TENTANG RAHASIA DAGANG

PENGERTIAN USAHA KECIL DAN MENENGAH

PENGUATAN UMKM MELALUI KEKAYAAN INTELEKTUAL DI ERA PERSAINGAN BEBAS

LEGAL ASPEK PRODUK TIK IMAM AHMAD TRINUGROHO

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 T a h u n Tentang Desain Industri

MAKALAH HAK DESAIN INDUSTRI

Intellectual Property Right (IPR) Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Sumber: Ditjen HKI - Republik Indonesia. Latar Belakang

BAB I LATAR BELAKANG

PENGANTAR KOMPUTER & SOFTWARE I

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan World Trade Organization (selanjutnya disebut WTO) melalui

HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL ASPEK HUKUM DALAM EKONOMI, ANISAH SE.,MM.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1998 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KECIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL DAN HAK KEKAYAAN INDUSTRI (HAKI)

Undang Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2000 Tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2000 TENTANG RAHASIA DAGANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 32 TAHUN 1998 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KECIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Ketua Komisi VI DPR RI. Anggota Komisi VI DPR RI

Buku Panduan Permohonan Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu bagi Sivitas Akademika IPB

BAB I PENDAHULUAN. Sistem yang ada di dalam hukum merupakan upaya untuk menjaga

PEMANFAATAN DAN PENGELOLAAN HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL (HKI) SEBAGAI STRATEGI PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN SOSIALISASI HKI DAN PENDAFTARAN MERK, BATIK LABEL BAGI PENINGKATAN DAYA SAING UKM DI ERA PASAR GLOBAL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. para pemilik bisnis baik kecil, menengah, maupun besar, benar-benar harus

BEBERAPA KOMPONEN YANG MENDUKUNG DALAM PELAKSANAAN SISTEM ADMINISTRASI DANDOKUMENTASI HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL*

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 53 TAHUN 2014 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

P E N J E L A S A N A T A S UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI

STIE DEWANTARA Hak Atas Kekayaan Intelektual Dalam Bisnis

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL

BAB I PENDAHULUAN. Dalam hal ini peranan pemerintah sangatlah penting dalam

Menetapkan: PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KECIL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. karakter yang eksklusif. Berdasarkan Undang-undang No. 31 Tahun 2000 hak

I. PENDAHULUAN. manajemen. Waralaba juga dikenal sebagai jalur distribusi yang sangat efektif

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENGEMBANGAN KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEMBATA,

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA MIKRO

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

I. PENDAHULUAN. Hak kekayaan intelektual merupakan suatu hak milik hasil pemikiran yang bersifat

BUPATI BOLAANG MONGONDOW PROVINSI SULAWESI UTARA RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW NOMOR TAHUN 2015

TINJAUAN TENTANG HAKI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERDAYAAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG. Nomor : 08 Tahun 2015

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

*12398 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 32 TAHUN 2000 (32/2000) TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

(a) pembajakan merajalela akibatnya kreativitas menurun;

TUGAS MATA KULIAH HUKUM HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL. (Intelectual Property Rights Law)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2000 TENTANG RAHASIA DAGANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. dasar pembangunan yang harus didayagunakan semaksimal mungkin.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BLITAR SERI C PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk sosial yang berarti bahwa semua manusia

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN MODAL DASAR PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III TINJAUAN TEORI. A. Defenisi Usaha Mikro kecil menengah (UMKM) maupun dalam hal penyerapan tenaga kerja. UKM dianggap penyelamat

BAB 1 PENDAHULUAN. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) menjadi hal yang sangat penting

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SATUAN ACARA PERKULIAHAN. : HAKI (Hak atas kekayaan Intelektual) : Hukum Bisnis Syariah

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi kreatif di Indonesia. Konsep Ekonomi Kreatif merupakan sebuah

Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mempunyai peran yang strategis dalam

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan kemajuan masyarakat. Oleh karena itu, dalam era globalisasi. perdagangan, pembangunan hukum di Indonesia diharapkan mampu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah.

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2012

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/ 22 /PBI/2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. dari Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Keanekaragaman budaya yang dipadukan

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 73 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN FASILITASI PENDAFTARAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL

Menimbang: a. bahwa Koperasi dan Usaha Kecil memiliki peran dan

SISTIM HUKUM INDONESIA POKOK BAHASAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN

PERLINDUNGAN HUKUM PRODUK UMKM MELALUI HKI (HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL)

PERLINDUNGAN HUKUM PRODUK UMKM MELALUI HKI (HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL)

BAB I PENDAHULUAN. satu kondisi yang tidak mengenal lagi batas-batas wilayah. Aspek ekonomi

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. jumlah asset maksimal 0 sampai Rp 50 juta dan omzet total 0 sampai 300 juta.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN PURBALINGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG

I. PENDAHULUAN. Sejak dasawarsa delapan puluhan (era 1980-an), hak kekayaan intelektual atau

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar dengan menempatkan prioritas pembangunan pada bidang

Transkripsi:

PERLINDUNGAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL (HKI) TERHADAP USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM) Sulasno ABSTRAK Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) atas usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) memegang peran penting dalam era globalisasi. Upaya perlindungan dilakukan melalui pengajuan pendaftaran atas produk-produk UMKM yang memenuhi syarat untuk dapat diberikan HKI sehingga konsekuensinya pemerintah/negara akan memberikan perlindungannya seperti paten, hak cipta, merek, desain industri, serta rahasia dagang. Adapun manfaat perlindungan HKI terhadap UMKM akan meningkatkan nilai tambah bagi produk serta pengusaha termasuk perolehan atas hak eksklusif yang dipegang oleh UMKM. Penumbuhan kesadaran perlu diupayakan terus menerus bagi UMKM dalam rangka meningkatkan perolehan HKI yang signifikan sehingga berpengaruh juga pada pembangunan ekonomi kemasyarakatan dalam sektor riil. PENDAHULUAN Hak Kekayaan Intelektual 1 (selanjutnya disingkat HKI) menjadi isu yang semakin menarik untuk dikaji karena perannya yang semakin 1 Hak Kekayaan Intelektual merupakan terjemahan dari Intellectual Property Rights/IPR merupakan hak kekayaan yang timbul atau lahir dari kemampuan intelektual manusia yang ada dalam lingkup ilmu pengetahuan, seni dan sastra.. Istilah yang umum dan lazim dipakai sekarang adalah hak kekayaan intelektual yang disingkat HKI. Hal ini sejalan dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Menteri Hukum dan PerUndang-Undangan RI Nomor M.03.PR.07.10 Tahun 2000 dan Persetujuan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara, dalam surat Nomor 24/M/PAN/1/2000 istilah Hak Kekayaan Intelektual (tanpa Atas ) dapat disingkat HKI atau akronim HaKI telah resmi dipakai. Jadi bukan lagi Hak Atas Kekayaan Intelektual (dengan Atas ). 18 menentukan terhadap laju percepatan pembangunan nasional terutama dalam era globalisasi. HKI pun merambah ke segala lingkup kehidupan masyarakat. Walaupun merupakan hak privat (private rights), pada gilirannya HKI masuk ke kancah perekonomian dengan cara melayani dan menyumbang pada dunia usaha termasuk juga berurusan dengan kelompok usaha mikro kecil dan menengah ("UMKM"). Potensi dan Peran UMKM, suatu sektor yang selama ini belum tertangani secara serius, namun justru mampu menjadi tulang punggung penopang ekonomi bangsa dari masa krisis hingga saat ini. Sektor UMKM telah berperan sebagai economic safety net dan

juga social safety net yang mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang cukup besar sehingga turut mengurangi beban pengangguran nasional, membantu pengentasan kemiskinan serta memberi sumbangan yang berarti dalam Produk Domestik Bruto (PDB). Dari data Destination Statement Bank Indonesia Tahun 2005, UMKM mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 7% dari total perekonomian nasional. Oleh karena itu tidaklah berlebihan jika pemerintah dan segenap dan anggota masyarakat saat ini memberikan perhatian yang lebih besar bagi pengembangan UMKM. Pengembangan ini dengan bentuk pendekatan dalam pemberdayaan UMKM dalam kerangka jangka panjang dan berorientasi pada kebutuhan pasar serta bersifat holistik bukan berdasarkan orientasi jangka pendek melalui proyek-proyek bersubsidi atas dasar belas kasihan. Sebab apabila melihat permasalahan yang dialami oleh UMKM harus dapat dilihat dalam perspektif yang lebih luas untuk dapat diteropong dengan lebih jelas seperti permasalahan dari aspek pemasaran, aspek produksi, aspek SDM dan manajerial, aspek legalitas, aspek keuangan dan permodalan, aspek ketenagakerjaan termasuk juga aspek Hak Kekayaan Intelektual. Dari beberapa bidang yang ada dalam sistem Hak Kekayaan Intelektual/HKI 2, pemanfaatan atas sistem HKI terutama mengenai masalah pendaftaran bidang-bidang HKI atas sektor UMKM yang dipunyai oleh para pengusaha dapat dikatakan masih sedikit. Berdasarkan data Kementerian Negara Koperasi dan UKM, jumlah pengusaha kecil dan menengah yang mendaftarkan hak kekayaan intelektualnya tidak lebih dari 2% 3. Masih sedikitnya minat UMKM Indonesia untuk mendaftarkan hak paten produknya karena masih memandang bahwa HKI bukan merupakan kebutuhan. Perilaku Bisnis UMKM Indonesia masih sangat tradisional, dan belum berpikir tentang perlindungan hak paten atas produk atau desain produknya. Kendala lainnya, disebabkan akselibilitas untuk mendaftarkan hak kekayaan intelektual tidak mudah, koordinasi dalam pelaksanaan antar instansi pemerintah belum tertata serta adanya birokrasi panjang dan biaya 2 Ada 7 (tujuh) lingkup bidang HKI yang diatur di Indonesia yaitu : Hak Cipta (UU 19/2002), Merek (UU 15/2001), Paten (UU 14/2001), Rahasia Dagang (UU 30/2000), Desain Industri (UU 31/2000), Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu (UU 32/2000), dan Perlindungan Varietas Tanaman (UU 29/2000). 3 Moh. Fatkhul Maskur, Merangsang pemanfaatan hak kekayaan intelektual, Bisnis Indonesia, 12 Agustus 2008. 19

mahal. Kurangnya sosialisasi HKI pun dapat masuk ke dalam daftar bagi setiap produk hasil karya UMKM juga sangat minim sehingga pelaku usaha ada yang sama sekali tidak tahu HKI. Essensi HKI Secara historis, peraturan perundang-undangan di bidang HKI di Indonesia telah ada sejak tahun 1840-an. Pemerintah kolonial Belanda memperkenalkan Undang- Undang (UU) pertama mengenai perlindungan HKI pada tahun 1844. Selanjutnya, Pemerintah Belanda mengundangkan UU Merek (1885), UU Paten (1910), dan UU Hak Cipta (1912). Seiring dengan perkembangan HKI di dunia, Pada 15 April 1994 Pemerintah Indonesia turut serta menandatangani kesepakatan pembentukan (WTO) atau organisasi perdagangan dunia. Pembentukan organisasi ini dituangkan dalam UU No. 7/1994 tanggal 2 November 1994. Salah satu bagian penting dari pembentukan organisasi ini adalah dimasukannya Perjanjian TRIPs 4. Hal ini menandakan dimulainya era baru perkembangan HKI di seluruh dunia. Masuknya HKI dalam Perjanjian 4 TRIPs kependekan dari Trade Related Intellectual Property Rights adalah kesepakatan yang dibuat oleh negaranegara yang tergabung dalam anggota WTO (World Trade Organization) berkenaan dengan Hak Kekayaan Intelektual. 20 Jurnal Ilmiah Niagara Vol. 1 No. 3, Oktober 2009 TRIPs, menempatkan HKI sebagai substansi yang sarat dengan peningkatan kesejahteraan ekonomi bangsa. Walaupun Perjanjian TRIPs tidak memberikan definisi mengenai HKI, namun pada Part II menyatakan bahwa lingkup HKI terdiri dari: 1. Hak Cipta dan hak-hak terkait; 2. Merek; 3. Indikasi Geografis; 4. Desain Industri; 5. Paten; 6. DesainTata Letak SirkuitTerpadu; 7. Rahasia Dagang; 8. Praktek PersainganTidak Sehat. Selanjutnya, sebagai konsekuensi keikutsertaan sebagai anggota WTO, Indonesia harus mengambil langkah-langkah penting termasuk menyelaraskan perangkat peraturan perundang-undangan di bidang HKI dengan ketentuanketentuan dalam Perjanjian TRIPs. Sehingga pada tahun 1997 Pemerintah Indonesia mengadakan revisi beberapa perangkat peraturan perundang-undangan di bidang HKI, yaitu UU Hak Cipta 1987 jo. UU No. 6 tahun 1982, UU Paten 1989 dan UU Merek 1992. Di penghujung tahun 2000, disahkan tiga UU baru di bidang HKI, yaitu UU No. 30 tahun 2000 tentang Rahasia Dagang, UU No. 31 tahun 2000 tentang Desain Industri, dan UU No. 32 tahun 2000 tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu.

Dalam upaya untuk menyelaraskan semua peraturan perundang-undangan di bidang HKI dengan Perjanjian TRIPS, pada tahun 2001 Pemerintah Indonesia mengesahkan UU No. 14 tahun 2001 tentang Paten, dan UU No. 15 tahun 2001 tentang Merek. Kedua UU ini menggantikan UU yang lama di bidang terkait. Pada pertengahan tahun 2002, disahkan UU No. 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta yang menggantikan UU yang lama dan berlaku efektif satu tahun sejak diundangkannya. Perlindungan dan Manfaat HKI oleh UMKM Dalam melakukan bisnis, butuh adanya perlindungan terhadap rahasia atau informasi bisnis yang berguna dan penting dimilikinya. Hal ini dikarenakan bisnis perlu menjaga kualitas, pasar, kepercayaan, pelayanan dari produk yang dihasilkan. Ada beberapa alasan mengapa HKI fokus pada UMKM, yaitu : 1). Lebih dari 90% perusahaan di semua aktifitas ekonomi adalah UMKM yang membuat sumbangan yang berarti dalam penyerapan tenaga kerja, perdagangan, investasi dan pertumbuhan ekonomi; 2). UMKM telah terbukti sebagai alat mendorong inovasi dan dibelakang sejumlah besar terobosan-terobosan teknologi, 3). Dalam pengelolaan ekonomi yang terkait dengan pengetahuan baru, aset-aset intangible, yang mencakup ide-ide inovatif, know-how dan informasi telah menjadi sentral dari aset-aset usaha atau bisnis. Manfaat Perlindungan HKI bagi UMKM adalah sebagai berikut : a. Informasi HKI sebagai alat bagi pengembangan produk dan pemasaran; b. Perlindungan HKI akan menjamin perbaikan posisi pasar di tingkat lokal dan global, perbaikan kompetensi dari perusahaan, membuka pintu untuk lisensi dan internasionalisasi dan c.hki sebagai alat pemasaran. Pengertian UMKM Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil Menengah yang diundangkan pada tanggal 4 Juli 2008, berlaku pada tanggal diundangkan. Menurut Pasal 1 UU UMKM, Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak 21

langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini. Sedangkan usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. Prinsip Pemberdayaan UMKM serta Kriteria UMKM Menurut Pasal 4 bagian kesatu UU UMKM, Prinsip pemberdayaan yaitu : a. penumbuhan kemandirian, kebersamaan, dan kewirausahaan untuk berkarya dengan prakarsa sendiri; b. perwujudan kebijakan publik yang transparan, akuntabel, dan berkeadilan; c. pengembangan usaha berbasis potensi daerah dan berorientasi pasar sesuai dengan kompetensi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah; d. peningkatan daya saing Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah; dan e. penyelenggaraan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian secara terpadu. 22 Jurnal Ilmiah Niagara Vol. 1 No. 3, Oktober 2009 Adapun di bagian kedua Pasal 4, Tujuan pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah adalah : a. mewujudkan struktur perekonomian nasional yang seimbang, berkembang, dan berkeadilan; b. menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan menjadi usaha yang tangguh dan mandiri; dan c. meningkatkan peran dalam pembangunan daerah, penciptaan lapangan kerja, pemerataan pendapatan, pertumbuhan ekonomi, dan pengentasan rakyat dari kemiskinan. Dalam Pasal 6 ayat (1) Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut: a. memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau b. memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah). Dalam Pasal 6 ayat (2) Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut: a. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau b. memiliki h asil penjualan tahunan lebih dari Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus juta

rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sedangkan menurut Pasal 6 ayat (3) Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut: a. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah). Perlindungan HKI terhadap UMKM Atas produk industri-industri UMKM dapat diberikan perlindungan HKI berupa: Perlindungan Hak Cipta atas karyakarya kreatif pencipta dalam ilmu pengetahuan maupun karya-karya seni; Pemberian merek dagang maupun merek jasa atas gambar, nama, kata, huruf, angka, susunan warna atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang mempunyai daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa; Pemberian paten sederhana atas teknologi yang ditemukan invensinya berupa produk atau alat yang baru dan mempunyai nilai kegunaan praktis disebabkan oleh bentuk, konfigurasi, konstruksi, atau komponennya; Kreasi atas desain industri berupa bentuk, konfigurasi, komposisi garis atau warna yang memberikan kesan estetis dan dapat diterapkan pada komoditas industri dan kerajinan tangan; Rahasia dagang atas informasi yang tidak diketahui umum di bidang teknologi dan atau bisnis, bernilai ekonomi, berguna dalam kegiatan usaha dan dijaga kerahasiaannya oleh pemilik rahasia dagang; Di samping itu pemerintah pun telah melakukan upaya-upaya untuk lebih meningkatkan pemanfaatan HKI terhadap UMKM misalnya dalam bentuk pemberian fasilitas kepada industri untuk mendaftarkan desain industrinya, hak cipta, dan desain produk, bahkan sekarang pendaftaran sudah dapat dilakukan secara online. Di samping itu, Departemen Perindustrian (Depperin) sudah membentuk klinik konsultasi bagi UMKM yang memerlukan bantuan untuk mendaftarkan hak kekayaan intelektual produknya. Sebagai pendukung ada juga kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam biaya pengurusan hak paten untuk desain telah ditekan agar dapat dijangkau pelaku usaha dalam 23

bentuk diskon/pemotongan pembayaran atas produk yang akan di daftarkan. Di sisi lain pihak KADIN pun juga membantu meringankan komponen biaya yang dinilai para UMKM memberatkan. Sejak Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil Menengah diundangkan pada tanggal 4 Juli 2008, berlaku pada tanggal diundangkan, makin memperkuat posisi UMKM dalam menunjukkan kiprahnya. SIMPULAN Pemilihan perlindungan HKI untuk UMKM dan fasilitas-fasilitas yang diberikan oleh pemerintah merupakan tantangan yang harus dijawab sedemikian rupa sehingga dapat sesuai dengan prinsip dan tujuan pemberdayaan UMKM. Pencapaian UMKM dalam bentuk kemandirian dan kewirausahaan, pengembangan produk usaha berorientasi pasar, adalah bentuk dari daya saing yang harus dimiliki UMKM sehingga dengan basis HKI akan menjamin perbaikan posisi pasar di tingkat lokal dan global, perbaikan kompetensi dari perusahaan, membuka pintu untuk lisensi dan internasionalisasi serta sebagai alat pemasaran. Tujuan akhir selanjutnya yang dapat diharapkan adalah adanya peningkatan perolehan HKI yang signifikan di tingkat UMKM. 24 Jurnal Ilmiah Niagara Vol. 1 No. 3, Oktober 2009 DAFTAR PUSTAKA Bank Indonesia, Prosiding Focus Group Discussion Hasil Penelitian Pemetaan Profil dan Permasalahan UMKM di Indonesia, Jakarta 22 Desember 2005 Maskur, Moh. Fatkhul, Merangsang pemanfaatan Hak Kekayaan Intelektual, Bisnis Indonesia, 12 Agustus 2008.. Purba, A. Zen Umar, Sistem Hak Kekayaan Intelektual dan kaitannya dengan UKM, makalah, disampaikan pada acara Peresmian SME Center dan Panel Diskusi, Jakarta, 7 November 2001. Surat Keputusan Menteri Hukum dan PerUndang-Undangan RI Nomor M.03.PR.07.10 Tahun 2000 tentang Penggunaan Istilah HKI atau HaKI.