PERATURAN BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN NOMOR 0149/P/BSNP/XII/2010 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
PROSEDUR OPERASI STANDAR PENCETAKAN DAN PENDISTRIBUSIAN BAHAN UJIAN NASIONAL SMP/MTs, SMPLB, SMA/MA, SMALB, DAN SMK TAHUN PELAJARAN 2010/2011

PROSEDUR OPERASI STANDAR PENCETAKAN DAN PENDISTRIBUSIAN BAHAN UJIAN NASIONAL SD/MI DAN SDLB TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Gedung D Lantai 2 Mandikdasmen Jl. RS. Fatmawati, Cipete, Jakarta Selatan Telp. (021) Fax. (021) TENTANG

KEPUTUSAN BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN NOMOR: 0031/BSNP/I/2010 TENTANG

PROSEDUR OPERASI STANDAR TIM PEMANTAU INDEPENDEN UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2009/2010

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG

UJIAN NASIONAL SD/MI dan SDLB SMP/MTs, SMPLB, dan SMALB SMA/MA dan SMK Tahun Pelajaran 2011/2012

PROSEDUR OPERASI STANDAR PENGAWASAN PELAKSANAAN UJIAN NASIONAL SMP/MTS, SMPLB, SMA/MA, SMALB, DAN SMK TAHUN PELAJARAN 2010/2011

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 75 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2004/2005

BAHAN PRESS RELEASE PERSIAPAN PELAKSANAAN UJIAN NASIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PENYELENGGARAAN UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2005 TENTANG UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2005/2006

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 78 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

Kata Pengantar. Jakarta, Januari Tim Penyusun

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG PENYELENGGARAAN UJIAN SEKOLAH/MADRASAH DAN UJIAN NASIONAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG

PENYELENGGARAAN UJIAN NASIONAL TAHUN 2013 DINAS PENDIDIKAN PROVINSI DKI JAKARTA

A D D E N D U M D O K U M E N P E N G A D A A N

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2006 TENTANG UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

No.1678, 2014 KEMENDIKBUD. Kelulusan. Peserta Didik. Satuan Pendidikan. Ujian Sekolah. Madrasah. Kesetaraan Ujian Nasional. Kriteria.

- 1 - DRAF PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR xxx TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 144 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG

KESIAPAN JATIM DALAM UJIAN NASIONAL SMP/MTS & SMA/SMK/MA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PROSEDUR OPERASI STANDAR (POS) UJIAN NASIONAL PROGRAM PAKET A, PRORAM PAKET B, PROGRAM PAKET C, DAN PROGRAM PAKET C KEJURUAN TAHUN 2010

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR. Tahun Pelajaran 2012/2013 OLEH : KEPALA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR

OUTLINES

alam proses pembelajaran, penilaian dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi

PANDUAN PENYELENGGARAAN UJIAN NASIONAL PERBAIKAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016

UJIAN NASIONAL bagi SD/MI/SDLB dan SMA/MA-SMP/MTs/SMPLB-SMALB-SMK

Kata Pengantar. Jakarta, Desember Tim Penyusun

DINAS PENDIDIKAN JL. DI PANJAITAN Km. 8 NO. 12 LT. II TELP. (0771) FAX. (0771) TANJUNGPINANG Kode Pos : 29125

SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97 TAHUN 2013 TENTANG KRITERIA KELULUSAN PESERTA DIDIK DARI SATUAN PENDID

PERSIAPAN UJIAN NASIONAL Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

PROSEDUR OPERASI STANDAR (POS) UJIAN NASIONAL (UN) SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH (SMA/MA) TAHUN PELAJARAN 2009/2010

3 4efintuv l aeitak Orktistp&

Sosialisasi Penyelenggaraan UJIAN NASIONAL. dipersiapkan oleh. Badan Standar Nasional Pendidikan Kementrian Pendidikan Nasional, Republik Indonesia

PROSEDUR OPERASI STANDAR (POS) UJIAN NASIONAL PENDIDIKAN KESETARAAN TAHUN 2012

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

TANYA-JAWAB PELAKSANAAN UJIAN NASIONAL

PERUBAHAN PENYELENGGARAAN UN TAHUN 2011

Tanya Jawab Pelaksanaan Ujian Nasional Wednesday, 28 December :24. Kata Pengantar

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG UJIAN SEKOLAH/MADRASAH TAHUN PELAJARAN 2008/2009

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR. Tahun Pelajaran 2012/2013 OLEH : KEPALA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. NOMOR : 067 Tahun 2012

siswa yang terdiri: Peserta UAMBN MI : siswa Peserta UN MTs : siswa Peserta UN MA : siswa

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. NOMOR : 015 Tahun 2011

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR. Tahun Pelajaran 2012/2013 OLEH : KEPALA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR

PROSEDUR OPERASI STANDAR (POS) UJIAN NASIONAL (UN) SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH (SMA/MA) TAHUN PELAJARAN 2009/2010

PROSEDUR OPERASI STANDAR UJIAN NASIONAL PROGRAM PAKET A/ULA, PROGRAM PAKET B/WUSTHA, PROGRAM PAKET C, DAN PROGRAM PAKET C KEJURUAN TAHUN 2011

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG UJIAN SEKOLAH/MADRASAH TAHUN PELAJARAN 2007/2008

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG

(1) PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BERITA NEGARA. No.19, 2011 KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL. Ujian Sekolah. Ujian Nasional. SD.Ibtidaiyah. SD Luar Biasa.

Draft 24 Nop 2009 Final PROSEDUR OPERASI STANDAR (POS) UJIAN NASIONAL (UN) SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH (SMA/MA) TAHUN PELAJARAN 2009/2010

(1) PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN UJIAN NASIONAL PENDIDIKAN KESETARAAN

KEPUTUSAN BERSAMA NOMOR 593 TAHUN 2013 NOMOR 361 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG UJIAN SEKOLAH/MADRASAH TAHUN PELAJARAN 2009/2010 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG UJIAN SEKOLAH/MADRASAH TAHUN PELAJARAN 2009/2010 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Persiapan dan Kesiapan Ujian Nasional dan Ujian Sekolah Berstandar Nasional. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

UJIAN NASIONAL. SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB, DAN SMK 2007/2008

UJIAN NASIONAL. SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB, DAN SMK 2007/2008

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2012 Direktur Pembinaan SMK, Dr. Joko Sutrisno NIP

PROSEDUR OPERASI STANDAR (POS) UJIAN NASIONAL SMP, MTs, SMPLB, SMALB, DAN SMK TAHUN PELAJARAN 2009/2010

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG UJIAN NASIONAL PENDIDIKAN KESETARAAN TAHUN 2008

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

PENGUMUMAN LELANG ULANG PASCAKUALIFIKASI Nomor : 02 / PLPBKIS2 / 1115

PERATURAN BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN NOMOR : 0031/P/BSNP/III/2015 TANGGAL 13 MARET 2015

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2007 TENTANG

SOSIALISASI UJIAN NASIONAL

SURAT KEPUTUSAN KEPALA SMP NEGERI 3 MRANGGEN NOMOR : 870 / 083 / 2015 TENTANG

Draft 24 Nop PROSEDUR OPERASI STANDAR (POS) UJIAN NASIONAL SMP, MTs, SMPLB, SMALB, DAN SMK TAHUN PELAJARAN 2009/2010

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN / KEGIATAN (AANWIJZING) Nomor : 09/POKJA ULP LP-Narkotika/XII/2013

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELOLAAN KEUANGAN UJIAN NASIONAL PELAJARAN 2013/2014

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Pita Cukai. Cukai Lainnya.

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 DAFTAR GAMBAR... 3 DAFTAR TABEL... 6 GAMBARAN UMUM UN 2015/

PROSEDUR OPERASI STANDAR (POS) UJIAN AKHIR SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (UASBN) UNTUK SEKOLAH DASAR, MADRASAH IBTIDAIYAH, DAN SEKOLAH DASAR LUAR BIASA

KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DAN KEPALA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI DAERAH KHUSUS

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PEMERINTAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI 17 JAKARTA

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 264/P/2013 TENTANG

LEMBAGA PENDIDIKAN MA ARIF NU JAWA TENGAH

KEPUTUSAN BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN NOMOR 1513/BSNP/XII/2008

Rapat Koordinasi Persiapan UN dan USBN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

PROSEDUR OPERASI STANDAR (POS) UJIAN NASIONAL SMP, MTs, SMPLB, SMA, MA, SMALB, DAN SMK TAHUN PELAJARAN 2007/2008

PROSEDUR OPERASI STANDAR UJIAN NASIONAL

PENGUMUMAN LELANG PRAKUALIFIKASI Nomor : 03 / PLBK / 0314

PROSEDUR OPERASI STANDAR UJIAN NASIONAL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA, MADRASAH TSANAWIYAH, SEKOLAH MENENGAH PERTAMA LUAR BIASA, SEKOLAH MENENGAH ATAS,

Transkripsi:

PERATURAN BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN NOMOR 0149/P/BSNP/XII/2010 TENTANG PROSEDUR OPERASI STANDAR PENCETAKAN BAHAN UJIAN NASIONAL SD/MI, SDLB, SMP/MTs, SMPLB, SMA/MA, SMALB, DAN SMK TAHUN PELAJARAN 2010/2011 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Pasal 13 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 46 Tahun 2010, perlu menetapkan Peraturan Badan Standar Nasional Pendidikan tentang Prosedur Operasi Standar Pencetakan Bahan Ujian Nasional SD/MI, SDLB, SMP/MTS, SMPLB, SMA/MA, SMALB, Dan SMK Tahun Pelajaran 2010/2011; Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4301); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4496); 3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Ujian Sekolah/Madrasah dan Ujian Nasional Pada Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah, Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa, Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah, Sekolah Menengah Atas Luar Biasa, dan Sekolah Menengah Kejuruan Tahun Pelajaran 2010/2011; MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN BADAN STANDAR NASIONAL TENTANG PROSEDUR OPERASI STANDAR PENCETAKAN BAHAN UJIAN NASIONAL SD/MI, SDLB, SMP/MTs, SMPLB, SMA/MA, SMALB, DAN SMK TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Pasal 1 Prosedur Operasi Standar Pencetakan Bahan Ujian Nasional, selanjutnya disebut POS Pencetakan, SD/MI, SDLB, SMP/MTs, SMPLB, SMA/MA, SMALB, dan SMK Tahun Pelajaran 2010/2011 diatur dalam Lampiran Peraturan BSNP ini yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan BSNP ini. Pasal 2 Peraturan BSNP ini merupakan acuan dalam penyelenggaraan Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2010/2011. Pasal 3 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan BSNP ini diputuskan oleh Ketua Badan Standar Nasional Pendidikan Tinggi. Pasal 4 Peraturan BSNP ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 3 Januari 2011 Badan Standar Nasional Pendidikan Ketua, Prof. Dr. Djemari Mardapi 1

LAMPIRAN PERATURAN BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN NOMOR 0149/P/BSNP/XII/2010 TENTANG PROSEDUR OPERASI STANDAR PENCETAKAN BAHAN UJIAN NASIONAL SD/MI, SDLB, SMP/MTs, SMPLB, SMA/MA, SMALB, DAN SMK TAHUN PELAJARAN 2010/2011 I. PENYELENGGARA UJIAN NASIONAL A. Penyelenggara UN Tingkat Pusat Penyelenggara tingkat pusat mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut. 1. Menyusun Prosedur Operasi Standar (POS) pencetakan dan distribusi bahan Ujian Nasional (UN); 2. Menunjuk petugas pusat dari Kementerian Pendidikan Nasional yang memiliki sertifikat pelelangan barang/jasa sebagai anggota panitia pengadaan di provinsi; 3. Melakukan pengawasan terhadap pelelangan barang/jasa; 4. Melakukan visitasi dalam proses pelelangan barang/jasa apabila diperlukan; 4. Melakukan visitasi ke percetakan pada saat proses pencetakan; 5. Mengirimkan master naskah soal UN ke percetakan pemenang. B. Penyelenggara UN Tingkat Provinsi Penyelenggara tingkat provinsi mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut. 1. Membentuk panitia pengadaan barang/jasa sesuai dengan peraturan perundangundangan yang terdiri atas: a. Petugas Pusat b. Petugas Perguruan Tinggi c. Dinas Pendidikan Provinsi 2. Melakukan pelelangan terbuka, penggandaan, dan distribusi bahan UN; 3. Melakukan verifikasi terhadap pemenuhan spesifikasi dan persyaratan perusahaan percetakan peserta lelang; 4. Menetapkan perusahaan pemenang; 5. Menerima master copy naskah soal dari penyelenggara UN tingkat pusat; 6. Melakukan pengawasan proses pencetakan (UN SD/MI, SDLB); 7. Melakukan pengawasan pendistribusian soal (UN SD/MI, SDLB) ke kabupaten/kota; 8. Menjaga keamanan dan kerahasiaan naskah soal. C. Perguruan Tinggi Negeri 2

Perguruan tinggi negeri mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut: 1. Menunjuk petugas perguruan tinggi dalam panitia pengadaan barang/jasa; 2. Melakukan pengawasan proses percetakan (UN SMP/MTs, SMPLB, SMA/MA, SMALB, dan SMK); 3. Melakukan pengawasan pendistribusian soal (UN SMP/MTs, SMPLB, SMA/MA, SMALB, dan SMK) ke kabupaten/kota; 4. Menjaga keamanan dan kerahasiaan naskah soal. II. SPESIFIKASI DAN PERSYARATAN PERUSAHAAN PERCETAKAN A. Spesifikasi Perusahaan Percetakan Perusahaan percetakan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut. 1. Memiliki integritas dan kredibilitas sebagaimana dibuktikan dengan rekam jejak yang baik selama kurun waktu 3 (tiga) tahun; 2. Memiliki karyawan tetap yang proporsional sesuai dengan jenis, jumlah dan kualitas pencetakan bahan UN; 3. Rangkaian proses pencetakan berada dalam satu lokasi; 4. Lokasi percetakan terisolir dengan wilayah sekitarnya; 5. Lokasi percetakan memiliki pagar pengaman yang dapat menghindari komunikasi dengan pihak luar; 6. Lokasi percetakan hanya mempunyai satu akses pintu masuk; 7. Ventilasi percetakan tertutup, bila terbuka harus menggunakan kawat kasa; 8. Mempunyai ruang dan tempat khusus yang aman untuk penyimpanan master copy; 9. Mempunyai ruang dan tempat khusus yang aman untuk pembuatan plate film; 10. Mempunyai ruang dan tempat khusus yang aman untuk setting/mounting; 11. Mempunyai ruang khusus untuk produksi; 12. Mempunyai ruang khusus untuk verifikasi hasil cetakan; 13. Mempunyai ruang khusus untuk pengamplopan dan pengepakan; 14. Mempunyai ruang khusus untuk penyimpanan hasil cetakan; 15. Mempunyai ruang khusus untuk bongkar muat/distribusi; 16. mempunyai ruang keamanan/security; 17. Mempunyai ruang penggeledahan/pemeriksaan. 18. Memiliki peralatan pencetakan paling sedikit sebagai berikut : a. mesin cetak offset sheet/mesin continous (web) 2 warna; b. mesin potong; c. mesin lipat; d. mesin jilid; e. mesin praproduksi (desain, setting, film, dan plate making) serta penunjangnya; f. mesin generator listrik (genset). 3

B. Persyaratan Perusahaan Percetakan 1. Akte notaris pendirian perusahaan yang sudah disahkan oleh Kementerian Hukum dan HAM; 2. NPWP dan PKP dari perusahaan; 3. SIUP pada bidang percetakan dengan kualifikasi non kecil; 4. Tanda Daftar Perusahaan (TDP) yang masih berlaku; 5. Surat izin usaha industri percetakan; 6. Neraca akhir perusahaan tahun 2009 per 31 Desember 2009 yang telah diaudit akuntan publik dengan pernyataan/predikat wajar; 7. Bukti telah melunasi kewajiban pajak tahun 2010 (SPT/PPH) serta memiliki laporan bulanan PPH Pasal 25 dan Pasal 21 tahun terakhir Pasal 23 atau PPN sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan mulai dari Oktober, November, dan Desember 2010; 8. Bukti dukungan keuangan dari bank umum minimal sebesar 5% dari pagu dana; 9. Surat keterangan domisili yang masih berlaku; 10. Tidak dalam proses pengadilan atau kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan dan/atau direksi yang bertindak untuk dan atas nama perusahaan tidak sedang dalam menjalani sanksi pidana; 11. Bersedia menandatangani pakta integritas; 12. Tidak boleh mengerjakan pekerjaan lain selama pencetakan bahan UN. Mencetak bahan UN yang meliputi: III. BENTUK DAN JENIS PEKERJAAN 1. Naskah UN SD/MI/SDLB, terdiri atas mata pelajaran: Bahasa Indonesia, Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam; 2. Naskah UN SMP/MTs/SMPLB, terdiri atas mata pelajaran: Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam; 3. Naskah UN SMA/MA program studi IPA terdiri atas mata pelajaran: Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Fisika, Biologi, dan Kimia; 4. Naskah UN SMA/MA program studi IPS terdiri atas mata pelajaran: Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Ekonomi, Sosiologi, dan Geografi; 5. Naskah UN SMA/MA program studi Bahasa terdiri atas mata pelajaran: Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Sastra Indonesia, Sejarah Budaya/Antropologi, dan Bahasa Asing; 6. Naskah UN MA program studi Keagamaan terdiri atas mata pelajaran: Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Tafsir, Hadis, dan Fikih; 7. Naskah UN SMK terdiri atas mata pelajaran: Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Matematika; 8. Naskah UN SMALB terdiri atas mata pelajaran: Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Matematika; 9. Lembar Jawaban UN (LJUN) 10. Lembar Daftar Hadir 4

11. Lembar Berita Acara 12. Amplop Naskah IV. SPESIFIKASI KERTAS A. Kertas Naskah Ujian 1. Ukuran kertas A4 dan jenis kertas HVS 70 gram atau CD 48,8, atau kualitas yang setara; 2. Ukuran huruf sesuai dengan master copy; 3. Dua muka (bolak-balik); 4. Kualitas hasil cetakan baik, terutama dari aspek kejelasan tulisan dan gambar; 5. Kesesuaian antara jumlah kebutuhan dengan jumlah hasil cetakan. B. Kertas Lembar Jawaban Ujian Nasional 1. Ukuran kertas setiap lembar jawaban UN 18.7x25.4 cm dan jenis kertas HVS 100 gram; 2. Bentuk kertas yang digunakan pada angka 1 berasal dari kertas continues form dan dicetak dengan mesin continues form. 3. Satu muka; 4. Dapat dibaca oleh mesin pemindai. V. PENGAMPLOPAN Hasil cetakan dimasukkan ke dalam amplop dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Pengamplopan bahan UN Utama dan UN Susulan dibuat secara terpisah, yang masing-masing diberi kode tersendiri. 2. Hasil cetakan dimasukkan ke dalam amplop dengan ketentuan sebagai berikut: a. Naskah soal UN terdiri atas 5 Paket yang dimasukkan ke dalam amplop naskah soal per mata pelajaran per ruang ujian, untuk ruang yang jumlah siswanya kurang dari 20 orang jumlah naskah disesuaikan; b. Setiap paket mata pelajaran diberi kode yang berbeda; c. LJUN sejumlah 20 eksemplar, blanko daftar hadir sejumlah 3 lembar, dan berita acara sejumlah 3 lembar dimasukkan ke dalam amplop LJUN per mata pelajaran, per ruang ujian; d. Naskah Soal UN cadangan sejumlah 1 eksemplar kali jumlah ruangan dalam satuan pendidikan, dimasukkan dalam amplop naskah soal UN cadangan dan dilak; e. LJUN cadangan sejumlah 1 eksemplar kali jumlah ruangan dalam satuan pendidikan, dimasukkan dalam amplop naskah soal UN cadangan dan dilak; f. Setiap amplop yang telah diisi bahan UN ditutup rapat dan dilak; 3. Naskah soal UN, LJUN, dan amplop cadangan untuk setiap sekolah/madrasah penyelenggara dimasukkan ke dalam dus dan dipak. VI. PENDISTRIBUSIAN 5

1. Pendistribusian Bahan UN SMP/MTs, SMPLB, SMA/MA, SMALB, dan SMK: a. Perusahaan percetakan mendistribusikan bahan UN kepada Penyelenggara Tingkat Kabupaten/Kota dibawah pengawasan perguruan tinggi dan Polri disertai dengan berita acara serah terima; b. Pendistribusian bahan UN dilaksanakan sedekat mungkin dengan hari pelaksanaan Ujian; c. Penyelenggara Tingkat Kabupaten/Kota bersama perguruan tinggi menentukan tempat penyimpanan bahan UN sebelum diserahkan ke sekolah/madrasah penyelenggara UN; d. Penyelenggara Tingkat Kabupaten/Kota bersama perguruan tinggi menyampaikan bahan UN ke sekolah/madrasah penyelenggara, yang dilakukan setiap hari sesuai dengan jadwal UN, disertai dengan berita acara serah terima; e. Setiap proses serah terima dan pengiriman bahan UN dari Penyelenggara Tingkat Kabupaten/Kota ke sekolah/madrasah penyelenggara harus disertai pengawas satuan pendidikan dari perguruan tinggi. 2. Pendistribusian Bahan UN SD/MI dan SDLB: a. Perusahaan percetakan mendistribusikan bahan UN kepada Penyelenggara Tingkat Kabupaten/Kota di bawah pengawasan Penyelenggara Tingkat Provinsi dan Polri disertai dengan berita acara serah terima; b. Pendistribusian bahan UN dilaksanakan sedekat mungkin dengan hari pelaksanaan Ujian; c. Penyelenggara Tingkat Kabupaten/Kota bersama Penyelenggara Tingkat Provinsi menentukan tempat penyimpanan bahan UN sebelum diserahkan ke sekolah/madrasah penyelenggara UN; d. Penyelenggara Tingkat Kabupaten/Kota menyampaikan bahan UN ke sekolah/madrasah penyelenggara, yang dilakukan setiap hari sesuai dengan jadwal UN, disertai dengan berita acara serah terima; VII. PENGAMANAN 1. Penyelenggara Tingkat Provinsi dan/atau perusahaan percetakan tidak dibenarkan melakukan penelaahan soal, editing, pengetikan ulang naskah soal, ataupun mengubah setting layout termasuk mengatur tata letak gambar. 2. Percetakan melakukan pencetakan bahan UN dengan ketentuan: a. sesuai dengan rencana kerja dan syarat (RKS) dan kontrak/surat perjanjian; b. selama pelaksanaan pencetakan bahan UN SMP/MTs, SMPLB, SMA/MA, SMALB, dan SMK dilakukan pengawasan dan pengamanan oleh perguruan tinggi negeri dan Polri; c. selama pelaksanaan pencetakan bahan UN SD/MI dan SDLB dilakukan pengawasan dan pengamanan oleh penyelengara tingkat provinsi dan Polri; d. perguruan tinggi dan penyelenggara Tingkat Provinsi bertanggung jawab terhadap keamanan, kerahasiaan, dan kelancaran pelaksanaan pencetakan bahan UN SMP/MTs, SMPLB, SMA/ MA, SMALB dan SMK. 6

e. Penyelenggara Tingkat Provinsi bertanggung jawab terhadap keamanan, kerahasiaan, dan kelancaran pelaksanaan pencetakan bahan UN SD/MI,dan SDLB. 3. Naskah bahan UN yang telah dicetak dan dipak sesuai dengan kebutuhan, disimpan dalam gudang yang aman, dan dijaga oleh Polri dan perguruan tinggi selama bahan tersebut belum dikirim ke Penyelenggara Tingkat Kabupaten/Kota. VIII. PEMUSNAHAN 1. Percetakan bersama dengan Penyelenggara tingkat Provinsi, perguruan tinggi dan disaksikan oleh Polri segera melakukan pemusnahan bahan UN yang tidak diperlukan atau rusak disertai dengan berita acara pemusnahan. 2. Percetakan menyimpan file dan film/plate cetak yang telah digunakan di tempat yang aman, kemudian bersama Penyelenggara tingkat Provinsi dan perguruan tinggi memusnahkan file dan film/plate tersebut sebulan setelah pelaksanaan, disertai berita acara pemusnahan. IX. PELAPORAN Penyelenggara Tingkat Provinsi wajib menyerahkan laporan kepada Penyelenggara Tingkat Pusat tentang proses pelelangan penggandaan barang dan jasa sampai dengan distribusi bahan UN. X. SANKSI 1. Perusahaan percetakan yang terbukti melanggar ketentuan Bentuk, Spesifikasi, Mekanisme Pencetakan, dan Distribusi Naskah UN Tahun Pelajaran 2010/2011 diberi sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2. Perusahaan yang melanggar ketentuan tidak boleh mengikuti Pengadaan Barang/Jasa Naskah UN selama 5 tahun. XI. LAIN-LAIN Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 3 Januari 2011 Badan Standar Nasional Pendidikan Ketua, Prof. Dr. Djemari Mardapi 7