BAB II STUDI PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
NASIONAL STUDI KASUS KLAIM KONSTRUKSI

STUDI PERBANDINGAN STANDAR DAN PROSEDUR DOKUMEN KONTRAK FIDIC DENGAN STANDAR MENTERI PEKERJAAN UMUM. Abstrak

HUBUNGAN HUKUM PERUSAHAAN LEMBAGA PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR DENGAN PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI. Oleh Ida Ayu Gita Srinita Gede Putra Ariana

TINJAUAN STANDAR/SISTIM KONTRAK KONSTRUKSI INTERNASIONAL (AIA, FIDIC, JCT, SIA) (RINGKASAN) Oleh : Ir. H. Nazarkhan Yasin

PANDANGAN KONTRAKTOR TERHADAP KLAUSUL-KLAUSUL KONTRAK PADA PROYEK KONSTRUKSI Theodorus Bryan 1, Yosua S. Sidarta 2, Andi 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 1999 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DAFTAR PUSTAKA. 3. Diphohusodo, Istimawan., (1996), Manajemen Proyek Konstruksi, Jilid 1 & 2, Penerbit Kanisius, Yogyakarta, Indonesia.

KONTRAK PERJANJIAN PEKERJAAN BORONGAN NO: Pada hari ini hari tanggal bulan tahun, kami yang bertanda tangan dibawah ini masing-masing :

TCE-06 DOKUMEN KONTRAK

STUDI PERSEPSI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KLAIM PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek dengan tujuan mengatur tahap tahap pelaksanaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MODUL 1 KEBIJAKAN PENYUSUNAN DOKUMEN KONTRAK

SURAT PERJANJIAN PT BGC DAYA KONTRAKTOR JAKARTA

Penjelasan tentang proyek yang akan dikerjakan. Panitia lelang nengumumkan kontraktor yang lolos dalam tahap pra kualifikasi

PERLUNYA PEMAHAMAN PENYEDIA DAN PENGGUNA BARANG/JASA TERHADAP PERJANJIAN PEMBORONGAN. Oleh: Taufik Dwi Laksono. Abstraksi

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KONTRAK PELAKSANAAN PEKERJAAN PEMBANGUNAN/RENOVASI RUMAH TINGGAL. Pada hari ini,., tanggal.. kami yang bertanda tangan di bawah ini : :..

Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra, 2

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. bab IV akan disajikan data yang telah dikumpulkan serta analisis statistik yang

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KLAIM KONTRAK DAN PENYELESAIANNYA PADA PROYEK KONSTRUKSI

Satrio Agung Utomo, Yanuar Asmara Putra, Arif Hidayat *), Frida Kistiani *)

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan yang timbul dalam setiap proyek konstruksi, salah satunya adalah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERBANDINGAN KESESUAIAN HAK DAN KEWAJIBAN KONTRAK NASIONAL DAN KONTRAK INTERNASIONAL TERHADAP STANDAR FIDIC PADA PROYEK KONSTRUKSI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KLAIM KONSTRUKSI (STUDI KASUS: PEKERJAAN PENGADAAN GEDUNG KESEHATAN PADA BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA) Herman Susila.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Berpikir Adanya perbedaan volume didalam dokumen tender antara BQ dan

PEMERINTAH KOTA SURABAYA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH...

H. Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi Pengawasan dengan nilai di atas Rp ,- (lima puluh juta rupiah)

Perbandingan Kontrak Kontruksi Indonesia..I Gusti Agung Ayu Istri Lestari 64

F. Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi dengan nilai Rp ,- (lima juta Rupiah) sampai dengan Rp ,- (lima puluh juta rupiah)

Ketentuan-ketentuan Umum PENJUALAN Barang (termasuk Perangkat lunak)

C. Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi Pengawas dengan nilai Rp ,- (lima juta rupiah) sampai dengan Rp ,- (lima puluh juta rupiah)

L. Kontrak Pengadaan Jasa Pemborongan dengan nilai di atas Rp ,- (lima puluh juta rupiah) KONTRAK PENGADAAN JASA PEMBORONGAN Nomor :..

SENGKETA DALAM KONTRAK KONSTRUKSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III KLAIM KONSTRUKSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KONTRAK PENGADAAN BARANG DAN JASA. Oleh : Rusdian Rasih Hendrato, S.H. Surakarta, 2005

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BENTUK SURAT PERINTAH KERJA (SPK) [kop surat K/L/D/I] SATUAN KERJA PPK: NOMOR DAN TANGGAL SPK NOMOR DAN TANGGAL DOKUMEN PENGADAAN :

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

E. Kontrak Pengadaan Jasa Lainnya dengan nilai Rp ,- (lima juta rupiah) sampai dengan Rp ,- (lima puluh juta rupiah)

PENYELESAIAN SENGKETA KONSTRUKSI

PERJANJIAN KERJASAMA BANGUN GUNA SERAH PEMBANGUNAN

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN STASIUN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN

RISALAH DOKUMEN PEMILIHAN DOKUMEN PEMILIHAN

BAB II TINJAUAN UMUM. Istilah kontrak berasal dari bahasa Inggris yaitu contract sedangkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang marak dengan

PEMERINTAH KABUPATEN PANGANDARAN DINAS PEKERJAAN UMUM, PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA SURAT PERJANJIAN PEKERJAAN KONSTRUKSI «REKANAN»

-2- Mengingat : Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SURABAYA SATUAN KERJA : RSUD Dr.SOETOMO SURAT PERINTAH KERJA (SPK) NOMOR DAN TANGGAL SPK : 027/15121/301/XI/2016, TGL.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

HUKUM KONSTRUKSI. Ringkasan Hukum Konstruksi UU No 18 Tahun 1999 Jasa Konstruksi. Oleh : Inggrid Permaswari C Kelas B NIM :

K. Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi dengan nilai di atas Rp ,- (lima puluh juta rupiah) KONTRAK PENGADAAN JASA KONSULTANSI Nomor :..

SURAT PERJANJIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEMBORONGAN PEKERJAAN...

I. Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi Perencanaan dengan nilai di atas Rp ,- (lima puluh juta rupiah)

KETENTUAN-KETENTUAN DAN SYARAT-SYARAT PPJB

PENGADILAN AGAMA KELAS I-A KENDAL

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI COST OVERRUNS PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA

B. Kontrak Pengadaan Barang dengan nilai Rp ,- (lima juta rupiah) sampai dengan Rp ,- (lima puluh juta rupiah)

J. Kontrak Pengadaan Jasa Lainnya dengan nilai di atas Rp ,- (lima puluh juta rupiah) KONTRAK PENGADAAN JASA LAINNYA Nomor :..

SURAT PERJANJIAN untuk melaksanakan Paket Pekerjaan Jasa Konsultan Pengawas: PENGAWASAN

Owner (Pemilik Proyek)

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam pencapaian berbagai sasaran, guna menunjang

CONTOH SURAT PERJANJIAN PEMBORONGAN PEKERJAAN

KETENTUAN DAN PERSYARATAN KHUSUS PEMBUKAAN REKENING INVESTOR

SCHOTT Igar Glass Syarat dan Ketentuan Pembelian Barang (versi Bahasa Indonesia)

SEMINAR NASIONAL NOVEMBER MANAJEMEN KLAIM PROYEK KONSTRUKSI Construction Claim Management

PELATIHAN PELAKSANA BENDUNGAN. Modul : DCE 03 DOKUMEN KONTRAK

2. Jika pengguna tetap menggunakan layanan situs setelah adanya perubahan, maka itu berarti pengguna telah menyetujui perubahan tersebut.

MASALAH SENGKETA DALAM PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI

PENYUSUNAN KONTRAK KERJA KONSTRUKSI

ADDENDUM KE 1 DOKUMEN PENGADAAN

Perjanjian Agen Pembayaran Nomor: SP- /AP/KSEI/mmyy

Syarat dan Ketentuan Umum Fasilitas Commonwealth KTA PT Bank Commonwealth

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KELOMPOK KERJA (POKJA) I UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TAHUN ANGGARAN 2016 BERITA ACARA ADENDUM DOKUMEN PENGADAAN

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

Perjanjian Pendaftaran Obligasi Di KSEI Nomor: SP- /PO/KSEI/mmyy

Memperhatikan: berbagai saran dan pendapat dari unsur dan instansi terkait dalam rapat-rapat koordinasi.

PERJANJIAN TENTANG REKENING EFEK Nomor: SP- /RE/KSEI/mmyy

G. Kontrak Pengadaan Barang dengan nilai di atas Rp ,- (lima puluh juta rupiah) KONTRAK PENGADAAN BARANG Nomor :..

KONTRAK KERJA KONSTRUKSI DI INDONESIA

SURAT PERJANJIAN SEWA RUMAH

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN (AANWIJZING) DAN ADDENDUM DOKUMEN PENGADAAN

DAFTAR ISI BAB I. UMUM... 1

Transkripsi:

5 BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 TINJAUAN UMUM Dalam merencanakan, melaksanakan dan mengawasi sebuah proyek konstruksi diperlukan suatu bentuk perikatan tertulis antara pengguna jasa (pemilik proyek/pemberi tugas) dan penyedia jasa (konsultan perencana/kontraktor pelaksana/konsultan pengawas). Bentuk perikatan mengenai kegiatan industri jasa konstruksi inilah yang dikenal dengan kontrak konstruksi atau perjanjian konstruksi yang di negara barat dikenal dengan istilah construction contract/construction agreement. (Mengenal Kontrak Konstruksi Di Indonesia, Ir. H. Nazarkhan Yasin) Kontrak kerja konstruksi adalah keseluruhan dokumen yang mengatur hubungan hukum antara pengguna jasa dan penyedia jasa dalam penyelenggaraan pekerjaan konstruksi. (UU no 18 tahun 1999) Di Indonesia kontrak konstruksi dapat dikelompokkan menjadi 3 golongan, yaitu: a. Versi pemerintah Biasanya tiap departemen memiliki standar sendiri. Standar yang biasanya dipakai adalah standar departemen pekerjaan umum. Bahkan pekerjaan umum memiliki lebih dari satu standar karena masing-masing direktorat jendral mempunyai standar sendiri-sendiri. b. Versi swasta nasional Versi ini beraneka ragam sesuai pengguna jasa / pemilik proyek. Kadangkadang mengutip standar departemen atau yang sudah lebih maju mengutip (sebagian) system kontrak luar negeri seperti FIDIC (Federation Internationale Des Ingenieurs Counsels), JCT (Joint Contract Tribunals) atau AIA (American Institute Architects). Namun karena diambil setengah-setengah maka wajah kontrak versi ini menjadi tidak karuan dan sangat rawan sengketa.

6 c. Versi swasta / asing Umumnya para pengguna jasa / pemilik proyek asing manggunakan kontrak dengan system FIDIC atau JCT. (Mengenal Kontrak Konstruksi Di Indonesia, Ir. H. Nazarkhan Yasin). 2.2 GARIS BESAR ISI KONTRAK 2.2.1 BERDASARKAN UU NO.18 TAHUN 1999 Kontrak kerja konstruksi sekurang kurangnya harus mencakup uraian mengenai : a. Para pihak, yang memuat secara jelas identitas para pihak b. Rumusan pekerjaan, yang memuat uraian yang jelas dan rinci tentang lingkup kerja, nilai pekerjaan, dan batasan waktu pelaksanaan c. Masa pertanggungan dan/atau pemeliharaan, yang memuat tentang jangka waktu pertanggungan dan/atau pemeliharaan yang menjadi tanggung jawab penyedia jasa d. Tenaga ahli, yang memuat ketentuan tentang jumlah, klasifikasi dan kualifikasi tenaga ahli untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi e. Hak dan kewajiban, yang memuat hak pengguna jasa untuk memperoleh hasil pekerjaan konstruksi serta kewajibannya untuk memenuhi ketentuan yang diperjanjikan serta hak penyedia jasa untuk memperoleh informasi dan imbalan jasa serta kewajibannya melaksanakan pekerjaan konstruksi f. Cara pembayaran, yang memuat ketentuan tentang kewajiban pengguna jasa dalam melakukan pembayaran hasil pekerjaan konstruksi g. Cidera janji, yang memuat ketentuan tentang tanggung jawab dalam hal salah satu pihak tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana diperjanjikan h. Penyelesaian perselisihan, yang memuat ketentuan tentang tata cara penyelesaian perselisihan akibat ketidaksepakatan i. Pemutusan kontrak kerja konstruksi, yang memuat ketentuan tentang pemutusan kontrak kerja konstruksi yang timbul akibat tidak dapat dipenuhinya kewajiban salah satu pihak

7 j. Keadaan memaksa (force majeure), yang memuat ketentuan tentang kejadian yang timbul di luar kemauan dan kemampuan para pihak, yang menimbulkan kerugian bagi salah satu pihak k. Kegagalan pihak, yang memuat ketentuan tentang kewajiban penyedia jasa dan/atau pengguna jasa atas kegagalan bangunan l. Perlindungan pekerja, yang memuat ketentuan tentang kewajiban para pihak dalam pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja serta jaminan sosial m. Aspek lingkungan, yang memuat kewajiban para pihak dalam pemenuhan ketentuan tentang lingkungan Kontrak kerja konstruksi untuk pekerjaan perencanaan harus memuat ketentuan tentang hak atas kekayaan intelektual. Dimana kekayaan intelektual yang dimaksud adalah hasil inovasi perencanaan konstruksi dalam suatu pelaksanaan kontrak kerja konstruksi baik bentuk hasil akhir perencanaan dan/atau bagian-bagian yang kepemilikannya dapat diperjanjikan. Kontrak kerja konstruksi dapat memuat kesepakatan para pihak tentang pemberian insentif. Yang dimaksud insentif adalah penghargaan yang diberikan kepada penyedia jasa atas prestasinya. Antara lain kemampuan menyelesaikan pekerjaan lebih awak daripada yang diperjanjikan dengan tetap menjaga mutu sesuai dengan yang dipersyaratkan. Insentif dapat berbentuk uang ataupun bentuk lainnya. Kontrak kerja konstruksi untuk kegiatan pelaksanaan dalam pekerjaan konstruksi, dapat memuat ketentuan tentang sub penyedia jasa serta pemasok bahan atau komponen bengunan dan atau peralatan yang harus memenuhi standar yang berlaku Kontrak kerja konstruksi dibuat dalam bahasa Indonesia dan dalam kontrak kerja konstruksi dengan pihak asing, maka dapat dibuat dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris (UU no 18 tahun 1999)

8 2.2.2 BERDASARKAN FIDIC Kontrak kerja berdasarkan FIDIC (Federation Internationale Des Ingenieurs Counsels) berisi mengenai : 1. Definisi dan interpretasi Pada bagian ini berisi mengenai istilah istilah hukum, pihak pihak yang terkait, dan penjelasannya di dalam kontrak. Pada bab ini dijelaskan secara mendetail untuk menghindari adanya kesalahan interpretasi. 2. Pengawas Memuat ketentuan tentang jumlah, klasifikasi dan kualifikasi pengawas untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi. Dalam bab ini dijelaskan bahwa pengawas ditunjuk langsung oleh pemberi kerja untuk mengawasi proyek. Dari mulainya proyek sampai dengan berakhirnya. Pengawas memiliki tugas untuk menjembatani antara kontaktor dan pemberi kerja, serta dituntut untuk bersikap adil dalam menghadapi permasalahan yang timbul. 3. Penggunaan Kontrak dan Pemakaian Subkontraktor Pada bagian ini menjelaskan tentang : Bahwa kontrak kerja yang telah disetujui oleh kedua belah pihak antara pemberi kerja dan kontraktor tidak dapat dilaksanakan tanpa persetujuan dari pihak pengawas. Bahwa seluruh pekerjaan yang telah disepakati tidak boleh sepenuhnya diberikan kepada subkontraktor tanpa persetujuan dari pengawas dan kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya mengenai hasil pekerjaan subkontraktor.memuat mengenai cara penugasan sub kontraktor dalam suatu proyek, kewajiban sub kontraktor. 4. Dokumen kontrak Pada bagian ini menjelaskan tentang : Bahwa kontrak tunduk sesuai dengan peraturan yang berlaku pada tempat dimana proyek berada. Dokumen kontrak yang ada berisikan dokumen dokumen pendukung lainnya seperti : Spesifikasi, Syarat Umum, Syarat Khusus. Bahwa data data teknis seperti keadaan lapangan, jenis tanah dan sebagainya, dibuat oleh kontraktor serta disetujui oleh pengawas untuk digunakan sebagaimana mestinya.

9 Jika terjadi adanya keterlambatan dari pihak pengawas dalam memberikan respon terhadap data data teknis yang telah diajukan oleh kontraktor sehingga menimbulkan adanya keterlambatan ataupun pembengkakan biaya, maka kontraktor berhak mengajukan tambahan waktu ataupun biaya yang terjadi atas keterlambatan yang ada. 5. Hak dan kewajiban Berisi mengenai hak dan kewajiban kedua belah pihak sesuai dengan kontrak. Pada bagian ini antara lain disebutkan bahwa : Kontraktor berkewajiban untuk menyelesaikan pekerjaan yang telah disepakati. Peralatan, tenaga kerja, material, serta metode kerja yang digunakan menjadi tanggung jawab kontraktor sepenuhnya demi tercapainya pekerjaan yang ada. Pemberi kerja memiliki kewajiban untuk penyediaan dana demi terlaksananya proyek yang ada. Resiko yang dihadapi oleh pemberi kerja antara lain perang, bencana alam dan jika keadaan itu timbul, kontraktor berhak mendapatkan tambahan biaya ataupun waktu atas persetujuan dari pengawas. 6. Tenaga kerja Pada bagian ini menyebutkan bahwa penyediaan tenaga kerja serta staf menjadi tanggung jawab sepenuhnya kontraktor. 7. Uji kualitas pekerjaan Pada bagian ini menyebutkan antara lain bahwa : Setiap pekerjaan yang telah usai harus lolos dari uji kualitas dan disetujui oleh pengawas. Seluruh biaya untuk tes uji kualitas dibebankan kepada kontraktor. Biaya yang digunakan untuk tes uji tersebut akan ditambahkan pada nilai kontrak. Jika ada kualitas pekerjaan yang tidak lolos uji kualitas maka pengawas harus menolak pekerjaan tersebut dan memerintahkan kontraktor untuk mengulang pekerjaan sampai pekerjaan tersebut memenuhi kualitas yang sesuai dengan kontrak

10 8. Penundaan pekerjaan Pada bagian ini menjelaskan jika sebuah pekerjaan yang ditunda atas perintah dari pengawas karena beberapa hal, maka kontraktor harus segera menghentikan pekerjaan tersebut. Kerugian kontraktor akibat penundaan pekerjaan ini akan diganti dengan perpanjangan waktu ataupun tambahan biaya yang diakibatkan penundaan pekerjaan tersebut. 9. Permulaan waktu pekerjaan Pada bagian ini menyatakan : Jika kontraktor telah menerima surat keputusan untuk memulai pekerjaan maka kontraktor harus segera memulai pekerjaan tersebut. Jika terjadi keterlambatan pekerjaan yang tidak disebabkan kesalahan kontraktor maka kontraktor berhak untuk mengajukan adanya perpanjangan waktu. Jika seluruh atau sebagian pekerjaan telah selesai sesuai dengan kualitas yang tertulis dalam kontrak maka kontraktor berhak mengajukan surat yang menyatakan bahwa pekerjaan tersebut telah selesai dengan persetujuan dari pengawas. 10. Masa pemeliharaan Pada bagian ini berisi : Setelah melewati masa pemeliharaan, pekerjaan yang ada harus segera diserahkan kepada pemberi kerja. Jika pada masa pemeliharaan ternyata terdapat cacat pekerjaan maka kontraktor bertanggung jawab untuk memperbaiki pekerjaan tersebut sampai dengan pekerjaan tersebut mencapai kualitas yang sesuai dengan kontrak. Biaya dari pekerjaan tersebut tergantung dari sebab kecacatan pekerjaan menurut penilaian dari pengawas. Jika disebabkan adanya kelalaian dari kontraktor maka biaya tersebut ditanggung oleh kontraktor. Jika disebabkan karena adanya keadaan memaksa maka biaya yang digunakan akan ditambahkan ke dalam nilai kontrak. 11. Perubahan, penambahan, dan pengurangan pekerjaan Pada bagian ini berisi mengenai adanya perubahan baik penambahan maupun pengurangan pekerjaan yang ada harus atas persetujuan dari pengawas. Dan

11 adanya biaya tambahan akibat perubahan pekerjaan tersebut akan ditambahkan nilainya ke dalam kontrak. 12. Prosedur klaim Prosedur klaim yang digunakan adalah sebagai berikut : Pemberitahuan mengenai adanya klaim paling lambat 28 hari setelah sebab klaim tersebut muncul. Pembayaran klaim, jika disetujui oleh pengawas, dilakukan pada pembayaran termin berikutnya setelah klaim tersebut muncul Jika klaim tidak disetujui oleh pengawas maka penyelesaian klaim diselesaikan melalui arbitrasi. 13. Peralatan Peralatan yang digunakan oleh kontraktor untuk sebuah pekerjaan tidak boleh dipindahkan tanpa adanya persetujuan dari pengawas. 14. Pengukuran Pada bab ini berisi: Bahwa volume pekerjaan yang terdapat pada Bill Of Quantity bersifat perkiraan sehingga masih terdapat perubahan pada saat pelaksanaan. Setiap volume pekerjaan yang ada harus diukur dengan seksama. Pengukuran yang dilakukan harus mendapatkan persetujuan dari pengawas. 15. Harga Kontrak Harga penawaran berisi mengenai seluruh volume pekerjaan, peralatan, tenaga kerja yang digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan yang ada. Kontraktor harus memberikan secara terperinci tentang hal hal tersebut.memuat tentang harga volume pekerjaan. 16. Penggunaan subkontraktor Subkontraktor yang dipilih oleh pemberi kerja dan pengawas untuk melaksanakan sebuah pekerjaan yang ada, tidak menjadi tanggung jawab kontraktor. Subkontraktor yang digunakan tersebut tidak boleh mengganggu pekerjaan kontraktor yang ada.

12 17. Cara pembayaran Setelah pekerjaan selesai serta mulai memasuki masa pemeliharaan, pembayaran retensi dilakukan sebesar 1,5 dari besarnya retensi. Sisanya dibayarkan setelah masa pemeliharaan dari pekerjaan tersebut telah selesai. 18. Perbaikan pekerjaan Mengatur mengenai perbaikan keadaan dimana kontraktor tidak mampu memperbaiki pekerjaannya dikarenakan masalah keuangannya, 19. Keadaan memaksa (Force majeure) Pada bagian ini memuat tentang kejadian memaksa. Jika terjadi kejadian yang memaksa antara lain perang, bencana alam maka kontraktor berkewajiban untuk melindungi bagian lain dari pekerjaan yang belum mengalami kejadian dengan tujuan mengurangi kerugian yang ada. Dan pemberi kerja berkewajiban untuk membayar adanya tambahan biaya dan memberikan perpanjangan waktu yang diakibatkan adanya kejadian tersebut. 20. Pemutusan hubungan kerja Memuat tentang pembayaran, apabila terjadi pemutusan hubungan pekerjaan. 21. Penyelesaian sengketa Pada bagian ini berisikan tentang penyelesaian sengketa. Jika terjadi sengketa antara kedua belah pihak dalam hal ini pemberi kerja dan kontraktor, maka pengawas memiliki otoritas untuk memutuskan penyelesaian sengketa yang terjadi. Jika keputusan pengawas tidak memuaskan maka permasalahan sengketa diselesaikan dengan cara arbitrasi. 22. Korespondensi Memuat tentang tata cara korespondesi baik kepada pengguna jasa dan penyedia jasa, aturan apabila ada perubahan alamat. 23. Kelalaian pengguna jasa Pada bagian ini dijelaskan bahwa, jika pemberi kerja tidak mampu untuk membayar pekerjaan yang telah dilaksanakan selama lebih dari 28 hari, pemberi kerja dinyatakan bangkrut maka kontraktor berhak memutuskan hubungan kerja yang ada tanpa adanya persetujuan dari pengawas dan pemberi kerja bertanggung jawab untuk mengganti rugi kerugian yang terjadi akibat adanya pemutusan hubungan kerja tersebut.

13 24. Perubahan harga Setiap perubahan harga kontrak yang terjadi, harus dihitung berdasarkan pekerjaan yang telah dilaksanakan. 25. Perubahan kurs mata uang Dalam bagian ini berisi tentang mengatur jika pada sebuah kontrak menggunakan kurs mata uang yang berbeda dengan negara dimana pekerjaan tersebut dilaksanakan maka kurs mata uang yang digunakan adalah kurs dari bank sentral dari negara tersebut. 2.3 METODE PENGOLAHAN DATA Pada pengolahan data kuesioner, metodologi yang digunakan adalah metode deskriptif. Metode diskriptif adalah sebuah metode yang berfungsi untuk mendiskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagai mana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum (Statistika untuk Penelitian, Dr.Sugiyono). Analisis ini memberikan gambaran mean (nilai rata-rata) dan peringkat masing-masing parameter yang dibahas. Jika hasil dari sebuah data memiliki mean tertinggi, maka data tersebut sering keluar. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal dengan rincian skala 1 (sangat tidak setuju), skala 2 (tidak setuju), skala 3 (Netral), skala 4 (setuju), dan skala 5 (sangat setuju). Rumus mean : Xi X = n Dengan : X : nilai mean Xi : jumlah nilai ordinal n : jumlah sampel Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin

14 dipelajari sifat sifatnya. Populasi dalam penelitian ini adalah kontraktor yang berada di Semarang. Pengambilan sampel digunakan metode purposive sampling. Purposive sampling adalah metode pengambilan sampel yang dipilih dengan cermat sehingga relevan dengan struktur penelitian, dimana pengambilan sampel dengan mengambil sample orang-orang yang dipilih oleh penulis menurut ciriciri spesifik dan karakteristik tertentu. (Djarwanto,1998). Pemilihan metode ini disebabkan karena keterbatasan biaya dan waktu yang ada. Adapun responden yang digunakan dalam penelitian harus memiliki beberapa persyaratan sebagai berikut : a. Bekerja di perusahaan yang bergerak di bidang jasa konstruksi b. Berpengalaman minimal 3 tahun dalam menangani klaim konstruksi