STANDAR NASIONAL INDONESIA SNI ICS SNI. Metode Estimasi Potensi Energi Panas Bumi BADAN STANDARDISASI NASIONAL-BSN

dokumen-dokumen yang mirip
SNI Standar Nasional Indonesia. Angka parameter dalam estimasi potensi energi panas bumi BSN. ICS Badan Standardisasi Nasional

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2.Rumusan Masalah 1.3. Tujuan Penelitian

Klasifikasi Potensi Energi Panas Bumi di Indonesia

POLA SISTIM PANAS DAN JENIS GEOTHERMAL DALAM ESTIMASI CADANGAN DAERAH KAMOJANG. Nur Suhartono Mahasiswa Magister Teknik Geologi UPN Veteran Yogyakarta

Perkiraan Luas Reservoir Panas Bumi dan Potensi Listrik Pada Tahap Eksplorasi (Studi Kasus Lapangan X)

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

BAB 6 PEMBAHASAN POTENSI PANAS BUMI DAERAH PENELITIAN

Metodologi Penelitian. Mulai. Pembuatan model fluida reservoir. Pembuatan model reservoir

2017, No sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 105 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2015

SIMULASI RESERVOIR PANAS BUMI METODE MONTE CARLO WKP GUNUNG LAWU. Benny F Dictus, Hari Soekarno, Rocman Isdiyanto

Metode Geofisika untuk Eksplorasi Panasbumi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Energi merupakan kebutuhan mutlak yang diperlukan dalam kehidupan manusia, serta ketersediaannya memberikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tatanan Geologi Lapangan Panas Bumi Kamojang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah. Reservoir panas bumi yang dieksploitasi untuk Pembangkit Listrik Tenaga Panas

Optimasi Produksi Lapangan X dengan Menggunakan Simulasi Reservoir

Potensi Cadangan Panas Bumi dengan Metoda Volumetrik Pada Sumur Saka-1 Lapangan Panas Bumi X Kabupaten Lembata NusaTenggara Timur

METODE BEDA HINGGA DALAM PENENTUAN DISTRIBUSI TEKANAN, ENTALPI DAN TEMPERATUR RESERVOIR PANAS BUMI FASA TUNGGAL

Potensi Panas Bumi Berdasarkan Metoda Geokimia Dan Geofisika Daerah Danau Ranau, Lampung Sumatera Selatan BAB I PENDAHULUAN

Evaluasi Konektivitas Sumur Reinjeksi Terhadap Sumur Produksi Dan Pengaruhnya Berdasarkan Analisa Tritium Pada Lapangan Panasbumi X

SNI Standar Nasional Indonesia. Pengawasan eksplorasi bahan galian BSN. ICS Badan Standardisasi Nasional

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Panas Bumi adalah sumber energi panas yang terkand

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PANAS BUMI UNTUK PEMANFAATAN TIDAK LANGSUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

POTENSI PENGEMBANGAN PEMBANGKIT LISTRIK PANASBUMI SUHU RENDAH DI KABUPATEN PEGUNUNGAN ARFAK PROVINSI PAPUA BARAT

Bab IV Model dan Optimalisasi Produksi Dengan Injeksi Surfaktan dan Polimer

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Geofisika merupakan cabang ilmu kebumian yang menerapkan konsep

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. fosil, seperti minyak dan gas bumi, merupakan masalah bagi kita saat ini. Hal ini

BAB IV MODEL GEOLOGI DAN DISTRIBUSI REKAHAN

BAB I PENDAHULUAN. Hal 1

BAB IV SIMULASI RESERVOIR REKAH ALAM DENGAN APLIKASI MULTILATERAL WELL

Bab II Tinjauan Pustaka

KONSEP PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PELAPORAN BAHAN GALIAN LAIN DAN MINERAL IKUTAN. Oleh : Tim Penyusun

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang sangat penting di dalam dunia industri perminyakan, setelah

PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. uap yang terbentuk di dalam reservoir bumi melalui pemanasan air bawah

PENYELIDIKAN GEOLISTRIK DAN HEAD-ON DAERAH PANAS BUMI SEMBALUN, KABUPATEN LOMBOK TIMUR - NTB

PEMODELAN INVERSI DATA GEOLISTRIK UNTUK MENENTUKAN STRUKTUR PERLAPISAN BAWAH PERMUKAAN DAERAH PANASBUMI MATALOKO. Abstrak

PENYELIDIKAN GEOLISTRIK DI DAERAH PANAS BUMI SONGA WAYAUA, KABUPATEN HALMAHERA SELATAN, PROVINSI MALUKU UTARA

Pemodelan Inversi Data Geolistrik untuk Menentukan Struktur Perlapisan Bawah Permukaan Daerah Panasbumi Mataloko

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

Sertifikasi Cadangan Migas Wahyu Djatmiko PPPTMGB LEMIGAS

Pengembangan Lapangan Y Menggunakan Simulasi Reservoir

SIMULASI PENGEMBANGAN LAPANGAN PANAS BUMI LAINEA THE DEVELOPMENT SIMULATION OF LAINEA GEOTHERMAL FIELD

BAB IV PEMBAHASAN. Pada lapangan XY menggunakan porositas tunggal atau single porosity.

HASIL PEMODELAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENENTUAN POTENSI PANAS BUMI

BAB 4 PENENTUAN POTENSI PANAS BUMI

STUDI PENINGKATAN PEROLEHAN MINYAK DI ZONA A LAPANGAN X DENGAN METODE INJEKSI AIR

EVALUASI POTENSI SILICA SCALING PADA PIPA PRODUKSI LAPANGAN PANASBUMI LAHENDONG SULAWESI UTARA

1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah. menjadi pusat perhatian untuk dikaji baik untuk menghindari bahayanya,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II KONSEP DASAR PERMODELAN RESERVOIR PANAS BUMI. Sistem hidrotermal magma terdiri dari dua bagian utama yaitu ruang magma dan

MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI TENTANG

SIMULASI NUMERIK SISTEM PANAS BUMI BITTUANG KABUPATEN TANATORAJA, SULAWESI SELATAN

Aplikasi Artificial Neural Network (ANN) untuk Memprediksi Perilaku Sumur Geotermal

BAB I PENDAHULUAN. dan perekonomian. Data Kementerian ESDM (2014) menyatakan bahwa

STUDI KELAYAKAN PENERAPAN INJEKSI SURFAKTAN DAN POLIMER DI LAPANGAN X MENGGUNAKAN SIMULATOR NUMERIK TESIS EMA FITRIANI NIM :

KEASLIAN KARYA ILMIAH...

Gambar 11. Perbandingan hasil produksi antara data lapangan dengan metode modifikasi Boberg- Lantz pada sumur ADA#22

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan Indonesia memiliki daerah vulkanik yang berlimpah. Sebagian besar

BAB V INTERPRETASI HASIL PENGUKURAN RESISTIVITAS

Posisi geologi Indonesia yang berada di jalur vulkanik aktif dunia. membuat Indonesia memiliki potensi sumber daya mineral dan energi yang cukup

SURVEI MEGNETOTELLURIK DAERAH PANAS BUMI LILI-SEPPORAKI, KABU- PATEN POLEWALI MANDAR, PROVINSI SULAWESI BARAT. Muhammad Kholid, Harapan Marpaung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ARTIKEL TUGAS INDUSTRI KIMIA ENERGI TERBARUKAN. Disusun Oleh: GRACE ELIZABETH ID 02

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TEORI DASAR 2.1. Metode Geologi

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang dan Pembatasan Masalah

BSN. Evaluasi laporan penyelidikan umum dan eksplorasi bahan galian SNI Standar Nasional Indonesia. Badan Standardisasi Nasional

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV PEMODELAN PETROFISIKA RESERVOIR

Kata kunci: Interpretasi seismik, Petrofisika, Volumetrik, OOIP

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KATA PENGANTAR. Penelitian dengan judul Pendugaan Suhu Reservoar Lapangan Panas. Bumi X dengan Metode Multikomponen dan Pembuatan Model Konseptual

Gambar Kedudukan Air Sepanjang Jalur Arus (a) sebelum dan (b) sesudah Tembus Air Pada Sumur Produksi 3)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kesalahan pembulatan Kesalahan ini dapat terjadi karena adanya pembulatan angka-angka di belakang koma. Adanya pembulatan ini menjadikan hasil

SNI Standar Nasional Indonesia. Tata cara umum penyusunan laporan eksplorasi bahan galian BSN. ICS Badan Standardisasi Nasional

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR...

PENINGKATAN PRODUKSI LAPANGAN M DENGAN PENDEKATAN SIMULASI UNTUK MENENTUKAN SKENARIO PENGEMBANGAN MENGGUNAKAN METODE WATERFLOODING

METODE PENENTUAN LOKASI SUMUR PENGEMBANGAN UNTUK OPTIMASI PENGEMBANGAN LAPANGAN X DENGAN MENGGUNAKAN

Pemanfaatan Teknologi Seismik 4D dalam Pengelolaan Lapangan Minyak Tua ( Usulan Sumur Tambahan untuk Pengurasan Bypass-Oil )

SURVEI GAYA BERAT DAN AUDIO MAGNETOTELURIK (AMT) DAERAH PANAS BUMI PARIANGAN, KABUPATEN TANAH DATAR PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG

BAB 4 PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DATA GEOFISIKA

BAB I PENDAHULUAN. Pulau Jawa (Busur Sunda) merupakan daerah dengan s umber daya panas

Static Line Rating untuk Integrasi PLTB di Jaringan Tegangan Menengah : Studi Kasus Master Plan Pembangkit Hibrid di Krueng Raya

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN PANAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN I-1

DISAIN WAKTU BUKA SUMUR UJI BACK PRESSURE PADA SUMUR MINYAK SEMBUR ALAMI UNTUK MEMBERIKAN HASIL PERMEABILITAS YANG LEBIH AKURAT

BAB I PENDAHULUAN. Pliosen Awal (Minarwan dkk, 1998). Pada sumur P1 dilakukan pengukuran FMT

Optimasi Penempatan Sumur Geotermal Menggunakan Artificial Neural Network (ANN)

SUMBER DAYA PANAS BUMI: ENERGI ANDALAN YANG MASIH TERTINGGALKAN

ρ i = f(z i ) (1) V r = ρ ii 2π ρ a = K V AB 2

Penentuan Absolute Open Flow Pada Akhir Periode Laju Alir Plateau Sumur Gas Estimation Absolute Open Flow Of The End Of Plateau Rate Of Gas Well

BERITA NEGARA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

SNI STANDAR NASIONAL INDONESIA SNI 13-6171-1999 ICS 73.020 Metode Estimasi Potensi Energi Panas Bumi BADAN STANDARDISASI NASIONAL-BSN

LATAR BELAKANG Estimasi besarnya potensi energi panas bumi di Indonesia sangat beraneka ragam yang disebabkan oleh perbedaan di dalam penggunaan metoda perhitungan, perkiraan besarnya parameter reservoar dan penggunaan asumsi-asumsi. Bertitik tolak dari keanekaragaman estimasi tersebut, maka Direktur Jenderal Geologi dan Sumberdaya Mineral berdasarkan Surat Keputusan No. 087.K/70.08/DJG/1998, tentang pembentukan Panitia Teknik Perumusan Rancangan Standar Nasional Indonesia di Bidang Pertambangan Sub Bidang Geologi dan Sumber daya Mineral tahun anggaran 1998/1999 membentuk Panitia Teknik Standar GSM untuk menyusun standar Metode Estimasi Potensi Panas Bumi.

DAFTAR ISI LATAR BELAKANG... i DAFTAR ISI... ii 1. Ruang lingkup... 1 2. Acuan... 1 3. Definisi... 2 4. Peristilahan..... 2 5. Metode Estimasi Potensi Energi Panas Bumi... 3 5.1 Umum... 3 5.2 Metode Perbandingan... 4 5.3 Metode Volumetrik... 5 5.4 Metode Simulasi Reservoar... 7 LAMPIRAN 10

METODE ESTIMASI POTENSI ENERGI PANAS BUMI 1. RUANG LINGKUP Standar ini merupakan pedoman untuk menentukan potensi energi panas bumi di Indonesia berdasarkan hasil-hasil penyelidikan geologi, geokimia dan geofisika, karakteristik reservoar serta estimasi kesetaraan listrik. Metode yang digunakan dalam standar ini adalah metode perbandingan, volumetrik dan simulasi reservoar. Standar ini belum mencakup harga/besaran nilai dari masing-masing parameter. 2. ACUAN Acuan yang digunakan dalam penyusunan Standar Nasional Metode Estimasi Potensi Energi Panas Bumi adalah sebagai berikut : Castanier, L.M., Sanyal, S.K., and Brigham, M.E., 1980. A Practical Analytical Model For Geothermal Reservoir Simulation, 50 th Ann. Calif. Reg. Meet. SPE-AIME, Paper SPE-8887. Gomaa E. E., 1990. Correlation For Estimating Geothermal Reserves Of Vapor Dominated Fractured Reservoirs, Proc. of 19 th Annual Convention of Indonesian Petrolium Association, Jakarta, Oktober 1990, hal. 427 456. Seminar on Geothermal Reservoir Engineering, 1989. New Zealand Geothermal Institute, The New Zealand Ministry of External Relations and Trade, Development Assistance for Indonesia. Hasil Kerja Tim Kecil Kelompok Kerja Panitia Teknis Panas Bumi Departemen Pertambangan dan Energi, tahun 1994. Hochstein, M.P., 1992. Geothermal Reservoir Engineering, Short Course, New Zealand Geothermal Institute. O Sullivan, M.J., 1987. Geothermal Reservoir Engineering, a Manual for Geothermal Reservoir Engineering Course at the Geothermal Institute University of Auckland.

Pruess, K., 1983. Development of the general purpose simulator MULKOM, Earth Sciences Division, Lawrence Berkeley Laboratory, Report LBL-15500. Rancangan Standar Nasional Klasifikasi Potensi Energi Panas Bumi di Indonesia, Direktorat Jenderal Geologi dan Sumber Daya Mineral, Konsensus Nasional, tahun 1998. 3. DEFINISI Metode estimasi potensi energi panas bumi adalah cara untuk memperkirakan besarnya potensi energi listrik di suatu daerah/lapangan panas bumi berdasarkan hasil penyelidikan geologi, geokimia dan geofisika, karakteristik reservoar, serta estimasi kesetaraan listrik. 4. PERISTILAHAN Cadangan panas bumi : Fator konversi energi : Faktor perolehan (Recovery : factor) Kapasitas pembangkit listrik : Model parameter seragam : (lumped parameter) Potensi energi panas bumi : jumlah kandungan panas yang tersimpan di bawah permukaan dan diestimasikan dengan ilmu-ilmu kebumian, kelistrikan serta ekonomi yang dapat dimanfaatkan dalam waktu tertentu. faktor/besaran yang dibutuhkan untuk merubah satuan energi panas (MW th ) menjadi energi listrik (MW e ). Bilangan yang menyatakan perbandingan antara energi yang dapat dimanfaatkan dengan energi yang terkandung dalam reservoar. Besarnya daya listrik yang dapat dibangkitkan oleh sarana konversi pembangkit listrik dalam suatu lapangan panas bumi (ME e ) model yang menggunakan anggapan bahwa sifat batuan dan fluida serta ketebalan, tekanan dan temperatur reservoar adalah sama di semua tempat (homogen). Besarnya energi yang tersimpan pada suatu daerah/lapangan panas bumi setelah diestimasi dengan ilmu-ilmu kebumian dan atau pengujian sumur.

Reservoar panas bumi : Sumber daya panas bumi : Temperatur akhir (cut off) : Usia ekonomis (Life time) : pembangkit listrik wadah di bawah permukaan yang bersifat sarang dan berdaya lulus terhadap fluida, dapat menyimpan fluida panas serta mempunyai temperatur dan tekanan dari sistim panas bumi. besarnya potensi panas bumi yang ditentukan dengan dasar estimasi parameter terbatas, untuk dibuktikan menjadi potensi cadangan. temperatur reservoar yang ditetapkan berdasarkan aspek teknologi dan ekonomi sebagai batas akhir pemanfaatan energi panas bumi apabila energi tersebut digunakan untuk pembangkit listrik. masa pakai dari suatu pembangkit listrik yang terpasang selama dalam kondisi baik menurut kaidah-kaidah teknik, ekonomi, finansial dan lingkungan yang besar. 5. METODE ESTIMASI POTENSI ENERGI PANAS BUMI 5.1 Umum Ada beberapa metode di dalam mengestimasi besarnya potensi energi panas bumi. Metode yang paling umum digunakan adalah metode perbandingan dan volumetrik. Metode perbandingan merupakan metode yang khusus digunakan untuk estimasi potensi sumber daya spekulatif dengan cara statistik sederhana, sedangkan metode volumetrik adalah estimasi potensi energi panas bumi pada kelas sumber daya hipotesis sampai dengan cadangan terbukti. Adapun dua model pendekatan yang dapat digunakan dalam metode volumetrik, yaitu : 1. Model pendekatan dengan menganggap parameter-parameter reservoarnya seragam (lumped parameter model). 2. Model pendekatan dengan menganggap parameter-parameter reservoarnya heterogen (distributed parameter model) yang digunakan dalam metoda simulasi reservoar. Metode simulasi reservoar digunakan untuk membantu estimasi potensi cadangan terbukti pada panas bumi yang sudah mempunyai sumur telah berproduksi.

5.2 Metode Perbandingan 5.2.1 Prinsip Metode Perbandingan Prinsip dasar metode perbandingan adalah menyetarakan besar potensi energi suatu daerah panas bumi baru (belum diketahui potensinya) dengan lapangan lain (diketahui potensinya) yang memiliki kemiripan kondisi geologinya. Besarnya potensi energi suatu daerah prospek panas bumi dapat diperkirakan dengan cara sebagai berikut : H el = A x Q el dengan catatan : H el = Besarnya sumber daya (MW e ) A = Luas daerah prospek panas bumi (km 2 ) Q el = Daya listrik yang dapat dibangkitkan persatuan luas (MW e /km 2 ) Luas prospek pada tahapan ini dapat diperkirakan dari penyebaran manifestasi permukaan dan pelamparan struktur geologinya secara global. Asumsi besarnya daya listrik yang dapat dibangkitkan persatuan luas (km 2 ) dapat dilihat pada lampiran 2. 5.2.2 Penerapan Metode Perbandingan Metode ini digunakan untuk mengestimasi besarnya potensi energi sumber daya panas bumi kelas spekulatif dengan persyaratan bahwa penyelidikan ilmu kebumian yang dilakukan baru sampai pada tahap penyelidikan penyebaran manifestasi permukaan dan pelamparan struktur geologinya secara global (permulaan eksplorasi). Pada tahap ini belum ada data yang dapat dipergunakan untuk mengestimasi besarnya sumber daya dengan menggunakan metode lain (secara matematis atau numerik). Oleh karena itu potensi energi sumber daya panas bumi diperkirakan berdasarkan potensi lapangan lain yang memiliki kemiripan kondisi geologi. 5.3 Metode Volumetrik 5.3.1 Prinsip Metode Volumetrik Prinsip dasar metode volumetrik adalah menganggap reservoar panas bumi sebagai suatu bentuk kotak yang volumenya dapat dihitung dengan mengalikan luas sebaran dan ketebalannya.

Dalam metoda volumetrik besarnya potensi energi sumber daya atau cadangan diperkirakan berdasarkan kandungan energi panas di dalam reservoar. Kandungan energi panas di dalam reservoar adalah jumlah keseluruhan dari kandungan panas di dalam batuan dan fluida. 5.3.2. Penerapan Metode Volumetrik Metode volumetrik digunakan pada kelas sumberdaya hipotetis sampai dengan terbukti (lihat lampiran 1). Beberapa asumsi dibutuhkan untuk estimasi kesetaraan energi panas dengan energi listrik (lihat lampiran 2). 5.3.2.1 Persamaan dasar Kandungan panas yang terdapat di dalam reservoar adalah : H e = A h {(1-Φ) ρ r c r T + Φ (ρ L U L S L + ρ v U v S v )} dimana : H e = Kandungan energi panas (kj) A = Luas area panas bumi (m 2 ) h = Tabel reservoar (m) T = Temperatur reservoar ( o C) S L = Saturasi air (fraksi) S v = Saturasi uap (fraksi) U L = Energi dalam air (kj/kg) U v = Energi dalam uap (kj/kg) Ф = Porositas batuan reservoar (fraksi) C r = kapasitas panas batuan (kj/kg o C) ρ r = density batuan (kg/m 3 ) ρ L = density air (kg/m 3 ) ρv = density uap (kg/m 3 ) 5.3.2.2 Prosedur Perhitungan Estimasi potensi energi panas bumi metode volumetrik dapat dilakukan dengan prosedur sebagai berikut :

1. Menghitung kandungan energi di dalam reservoar pada keadaan awal (Ti) : Hei = A h {(1 - Ф ) ρ r c r T i + Ф (ρ L U L S L + ρ v U v S v ) i } 2. Menghitung kandungan energi dalam reservoar pada keadaan akhir (Tf) : Hef = A h {(1 - Ф ) ρ r c r T f + Ф (ρ L U L S L + ρ v U v S v ) f } 3. Menghitung maximum energi yang dapat dimanfaatkan (sumber daya) : H th = H ei H ef 4. Menghitung energi panas yang pada kenyataannya dapat diambil (cadangan panas bumi). Apabila cadangan dinyatakan dalam satuan kj, maka besarnya cadangan ditentukan sebagai berikut : H de = R f. H th Apabila cadangan dinyatakan dalam satuan MW th, maka besarnya cadangan ditentukan sebagai berikut : H re = H de t x 365 x 24 x 3600 x 1000 6. Menghitung besarnya potensi listrik panas bumi yaitu besarnya energi listrik yang dapat dibangkitkan selama periode waktu t tahun (dalam satuan MW e ) H el = H de η t x 365 x 24 x 3600 x 1000 Dimana : Ti = temperature reservoar pada keadaan awal, o C T f = temperature reservoar pada keadaan awal, o C H ei = Kandungan energi dalam batuan dan fluida pada keadaan awal, kj H ef = Kandungan energi dalam batuan dan fluida pada keadaan akhir, kj H th = energi panas bumi maksimum yang dapat dimanfaatkan, kj

H de = energi panas bumi maksimum yang dapat diambil ke permukaan (cadangan panas bumi), kj H re = energi panas bumi maksimum yang dapat diambil ke permukaan selama perioda waktu tertentu (cadangan panas bumi), MW th H el = potensi listrik panas bumi, MW e Rf = faktor perolehan, fraksi t = lama waktu (umur) pembangkit listrik, tahun η = faktor konversi listrik, fraksi 5.4 Metode Simulasi Reservoar 5.4.1 Prinsip Metode Simulasi Reservoar Dalam metode ini digunakan model pendekatan parameter heterogen (distributed parameter approach). Kegiatan pemodelan dapat dilakukan dengan membagi sistem reservoar menjadi sejumlah blok atau grid yang satu sama lain saling berhubungan. Pembagian blok dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa faktor diantaranya adalah jenis dan karakteristik batuan, struktur batuan dan lokasi sumur. Dengan cara ini maka keanekaragaman permeabilitas, porosistas, kandungan air dan kandungan uap di dalam reservoar serta sifat fluidanya, baik secara lateral maupun secara vertikal dapat diperhitungkan. 5.4.2 Penerapan Metode Simulasi Reservoar Metode ini umumnya digunakan pada lapangan panas bumi yang mempunyai sumur telah berproduksi, sehingga keanekaragaman sifat batuan dapat diketahui dari data sumur bor. Dengan metode ini reservoar dimodelkan sebagai suatu sistim yang terdiri dari sejumlah blok dan masing-masing saling berhubungan. Dalam proses perhitungan, diperlukan simulator reservoar yang harganya relatif mahal dan diperlukan keahlian khusus untuk mengoperasikannya. Metode ini juga memberikan gambaran yang lebih baik mengenai penyebaran permeabilitas di dalam reservoar dan perubahan-perubahan yang terjadi di dalamnya pada saat diproduksikan. Dengan menggunakan simulator kemudian dihitung besarnya tekanan, temperatur, saturasi air dan saturasi uap di tiap blok serta laju alir masa dan laju alir aup dari blok

yang satu ke blok lainnya untuk berbagai variasi waktu. Hasil perhitungan yang didapat berupa : Perubahan tekanan dan temperatur terhadap kedalaman, baik di sumur maupun di tempat-tempat lainnya. perubahan tekanan, temperatur, laju alir masa dan entalpi fluida terhadap waktu. Untuk mendapatkan kondisi awal reservoar (natural state), perlu dilakukan perhitungan dengan waktu yang lama sehingga diperoleh kondisi setimbang (steady), yaitu kondisi reservoar, yang tekanan dan temperaturnya tidak berubah terhadap waktu. Model ini diuji validitasnya dengan cara membandingkan hasil perhitungan dengan data sebenarnya, yaitu hasil pengukuran di lapangan pada keadaan awal (sebelum reservoar diproduksi). Kalibrasi dilakukan dengan mengubah-ubah parameter batuan dan aliran panas ke dalam reservoar yang mempunyai tingkat ketidak pastian tinggi. Setelah dibuat model reservoar pada kondisi awal, kemudian dilakukan perhitungan untuk mengetahui kondisi reservoar pada tahap produksi. Penyelarasan hasil simulasi dengan data lapangan (history matching) dilakukan dengan mengubah-ubah harga aliran panas yang masuk ke dalam reservoar dan parameter batuan, khususnya di daerah sekitar sumur. Model tersebut dinilai telah merepresentasikan kondisi reservoar sebenarnya, apabila telah tercapai keselarasan antara hasil simulasi dengan data lapangan. Peramalan kinerja sumur dan reservoar dilakukan dengan menggunakan model tersebut diatas dengan berbagai skenario produksi dan injeksi. Secara garis besar tahapan kegiatan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut : 1. Pengkajian keseluruhan data yang mencakup data manifestasi permukaan (data geologi, geofisika, geokimia), fluida reservoar dan semua data sumur lainnya serta hasil-hasil studi yang telah dilakukan sebelumnya. 2. Interpretasi dengan mengintegrasikan semua data ilmu kebumian dan semua data sumur dengan data yang baru diperoleh.

3. Pengkajian konsep model yang ada dan melakukan revisi (apabila diperlukan) dengan mengikut sertakan hasil interpretasi data ilmu kebumian serta data sumur baru. 4. Penetapan bagian dari reservoar yang akan dimodelkan. 5. Simulasi model komputer (grid system) 6. Persiapan data masukan komputer, mengenai ukuran dan parameter-parameter reservoar di masing-masing blok seperti permeabilitas, porositas, panas spesifik, konduktivitas batuan, dll. 7. Simulasi model yang merepresentasikan kondisi reservoar sebenarnya pada keadaan awal. 8. Simulasi untuk memperoleh model yang merepresentasikan kinerja semua sumur dan reservoar pada saat diproduksi. 9. Peramalan kinerja semua sumur dan reservoar dengan berbagai skenario produksi dan injeksi (selama jangka waktu 20-30 tahun).

KLASIFIKASI SUMBER DAYA : Spekulatif Hipotetis CADANGAN : - Terduga - Mungkin - Terbukti LAMPIRAN 1 MATRIKS KLASIFIKASI DAN ESTIMASI POTENSI ENERGI PANAS BUMI DATA DASAR DAN KRITERIA RUMUSAN ESTIMASI POTENSI ENERIGI (MWe) Dicirikan oleh manifestasi panas bumi aktif. Luas reservoar dihitung dari penyebaran manifestasi dan batasan geologi, sedangkan temperatur dihitung dengan geotermometer. Daya per satuan luas ditentukan dengan asumsi Metode Perbandingan Diindikasikan oleh menifestasi panas bumi aktif, data dasar adalah hasil survei regional geologi, geokimia dan geofisika. Luas daerah prospek ditentukan berdasarkan hasil penyelidikan geologi/geokimia/geofisika sedangkan temperatur diperkirakan berdasarkan data geotermometer (air, gas atau isotop) Metode volumetrik. Ketebal an reservoar diasumsikan 2 km Luas dan ketebalan reservoar serta parameter fisik batuan dan fluida diestimasi berdasarkan data ilmu kebumian detil terpadu yang digambarkan dalam model tentatip Metode volumetrik Dibuktikan oleh satu sumur eksplorasi yang berhasil menyemburkan uap/air panas. Luas dan ketebalan reservoar didapat dari data sumur dan hasil penyelidikan ilmu kebumian detil terpadu. Parameter batuan dan fluida serta temperatur reservoar diperoleh dari data pengukuran langsung dalam sumur dan/atau data analisis laboratorium Metode volumetrik Dibuktikan oleh lebih dari satu sumur eksplorasi yang berhasil menyemburkan uap/air panas. Luas dan ketebalan reservoar didasarkan pada data sumur dan hasil penyelidikan ilmu kebumian detil terpadu. Parameter batuan dan fluida serta temperatur reservoar diperoleh dari data pengukuran langsung dalam sumur dan/atau data analisis laboratorium serta simulasi reservoar Simulasi reservoar yang digabungkan dengan metode volumetrik.

Lampiran 2. Klasifikasi reservoar dan asumsi-asumsi yang digunakan dalam estimasi potensi energi panas bumi Reservoar Batas Temperatur ( o C) Temp. Akhir/ Cut off ( o C) Daya per satuan luas (MWe/km 2 ) *) Konservasi Energi (%) Lain-lain **) Temperatur rendah < 125 90 10 10 Φ = 10 % Temperatur sedang 125-225 120 12.5 10 t = 30 th Temperatur tinggi > 225 180 15 15 S L = 100 % *) asumsi daya persatuan luas pada kelas sumber daya spekulatif **) berlaku untuk estimasi sumber daya pada kelas hipotetis dan cadangan kelas terduga.

SNI STANDAR NASIONAL INDONESIA SNI 13-6171-1999 ICS 73.020 Metode Estimasi Potensi Energi Panas Bumi BADAN STANDARDISASI NASIONAL-BSN

LATAR BELAKANG Estimasi besarnya potensi energi panas bumi di Indonesia sangat beraneka ragam yang disebabkan oleh perbedaan di dalam penggunaan metoda perhitungan, perkiraan besarnya parameter reservoar dan penggunaan asumsi-asumsi. Bertitik tolak dari keanekaragaman estimasi tersebut, maka Direktur Jenderal Geologi dan Sumberdaya Mineral berdasarkan Surat Keputusan No. 087.K/70.08/DJG/1998, tentang pembentukan Panitia Teknik Perumusan Rancangan Standar Nasional Indonesia di Bidang Pertambangan Sub Bidang Geologi dan Sumber daya Mineral tahun anggaran 1998/1999 membentuk Panitia Teknik Standar GSM untuk menyusun standar Metode Estimasi Potensi Panas Bumi.

DAFTAR ISI LATAR BELAKANG... i DAFTAR ISI... ii 1. Ruang lingkup... 1 2. Acuan... 1 3. Definisi... 2 4. Peristilahan..... 2 5. Metode Estimasi Potensi Energi Panas Bumi... 3 5.1 Umum... 3 5.2 Metode Perbandingan... 4 5.3 Metode Volumetrik... 5 5.4 Metode Simulasi Reservoar... 7 LAMPIRAN 10

METODE ESTIMASI POTENSI ENERGI PANAS BUMI 1. RUANG LINGKUP Standar ini merupakan pedoman untuk menentukan potensi energi panas bumi di Indonesia berdasarkan hasil-hasil penyelidikan geologi, geokimia dan geofisika, karakteristik reservoar serta estimasi kesetaraan listrik. Metode yang digunakan dalam standar ini adalah metode perbandingan, volumetrik dan simulasi reservoar. Standar ini belum mencakup harga/besaran nilai dari masing-masing parameter. 2. ACUAN Acuan yang digunakan dalam penyusunan Standar Nasional Metode Estimasi Potensi Energi Panas Bumi adalah sebagai berikut : Castanier, L.M., Sanyal, S.K., and Brigham, M.E., 1980. A Practical Analytical Model For Geothermal Reservoir Simulation, 50 th Ann. Calif. Reg. Meet. SPE-AIME, Paper SPE-8887. Gomaa E. E., 1990. Correlation For Estimating Geothermal Reserves Of Vapor Dominated Fractured Reservoirs, Proc. of 19 th Annual Convention of Indonesian Petrolium Association, Jakarta, Oktober 1990, hal. 427 456. Seminar on Geothermal Reservoir Engineering, 1989. New Zealand Geothermal Institute, The New Zealand Ministry of External Relations and Trade, Development Assistance for Indonesia. Hasil Kerja Tim Kecil Kelompok Kerja Panitia Teknis Panas Bumi Departemen Pertambangan dan Energi, tahun 1994. Hochstein, M.P., 1992. Geothermal Reservoir Engineering, Short Course, New Zealand Geothermal Institute. O Sullivan, M.J., 1987. Geothermal Reservoir Engineering, a Manual for Geothermal Reservoir Engineering Course at the Geothermal Institute University of Auckland.

Pruess, K., 1983. Development of the general purpose simulator MULKOM, Earth Sciences Division, Lawrence Berkeley Laboratory, Report LBL-15500. Rancangan Standar Nasional Klasifikasi Potensi Energi Panas Bumi di Indonesia, Direktorat Jenderal Geologi dan Sumber Daya Mineral, Konsensus Nasional, tahun 1998. 3. DEFINISI Metode estimasi potensi energi panas bumi adalah cara untuk memperkirakan besarnya potensi energi listrik di suatu daerah/lapangan panas bumi berdasarkan hasil penyelidikan geologi, geokimia dan geofisika, karakteristik reservoar, serta estimasi kesetaraan listrik. 4. PERISTILAHAN Cadangan panas bumi : Fator konversi energi : Faktor perolehan (Recovery : factor) Kapasitas pembangkit listrik : Model parameter seragam : (lumped parameter) Potensi energi panas bumi : jumlah kandungan panas yang tersimpan di bawah permukaan dan diestimasikan dengan ilmu-ilmu kebumian, kelistrikan serta ekonomi yang dapat dimanfaatkan dalam waktu tertentu. faktor/besaran yang dibutuhkan untuk merubah satuan energi panas (MW th ) menjadi energi listrik (MW e ). Bilangan yang menyatakan perbandingan antara energi yang dapat dimanfaatkan dengan energi yang terkandung dalam reservoar. Besarnya daya listrik yang dapat dibangkitkan oleh sarana konversi pembangkit listrik dalam suatu lapangan panas bumi (ME e ) model yang menggunakan anggapan bahwa sifat batuan dan fluida serta ketebalan, tekanan dan temperatur reservoar adalah sama di semua tempat (homogen). Besarnya energi yang tersimpan pada suatu daerah/lapangan panas bumi setelah diestimasi dengan ilmu-ilmu kebumian dan atau pengujian sumur.

Reservoar panas bumi : Sumber daya panas bumi : Temperatur akhir (cut off) : Usia ekonomis (Life time) : pembangkit listrik wadah di bawah permukaan yang bersifat sarang dan berdaya lulus terhadap fluida, dapat menyimpan fluida panas serta mempunyai temperatur dan tekanan dari sistim panas bumi. besarnya potensi panas bumi yang ditentukan dengan dasar estimasi parameter terbatas, untuk dibuktikan menjadi potensi cadangan. temperatur reservoar yang ditetapkan berdasarkan aspek teknologi dan ekonomi sebagai batas akhir pemanfaatan energi panas bumi apabila energi tersebut digunakan untuk pembangkit listrik. masa pakai dari suatu pembangkit listrik yang terpasang selama dalam kondisi baik menurut kaidah-kaidah teknik, ekonomi, finansial dan lingkungan yang besar. 5. METODE ESTIMASI POTENSI ENERGI PANAS BUMI 5.1 Umum Ada beberapa metode di dalam mengestimasi besarnya potensi energi panas bumi. Metode yang paling umum digunakan adalah metode perbandingan dan volumetrik. Metode perbandingan merupakan metode yang khusus digunakan untuk estimasi potensi sumber daya spekulatif dengan cara statistik sederhana, sedangkan metode volumetrik adalah estimasi potensi energi panas bumi pada kelas sumber daya hipotesis sampai dengan cadangan terbukti. Adapun dua model pendekatan yang dapat digunakan dalam metode volumetrik, yaitu : 1. Model pendekatan dengan menganggap parameter-parameter reservoarnya seragam (lumped parameter model). 2. Model pendekatan dengan menganggap parameter-parameter reservoarnya heterogen (distributed parameter model) yang digunakan dalam metoda simulasi reservoar. Metode simulasi reservoar digunakan untuk membantu estimasi potensi cadangan terbukti pada panas bumi yang sudah mempunyai sumur telah berproduksi.

5.2 Metode Perbandingan 5.2.1 Prinsip Metode Perbandingan Prinsip dasar metode perbandingan adalah menyetarakan besar potensi energi suatu daerah panas bumi baru (belum diketahui potensinya) dengan lapangan lain (diketahui potensinya) yang memiliki kemiripan kondisi geologinya. Besarnya potensi energi suatu daerah prospek panas bumi dapat diperkirakan dengan cara sebagai berikut : H el = A x Q el dengan catatan : H el = Besarnya sumber daya (MW e ) A = Luas daerah prospek panas bumi (km 2 ) Q el = Daya listrik yang dapat dibangkitkan persatuan luas (MW e /km 2 ) Luas prospek pada tahapan ini dapat diperkirakan dari penyebaran manifestasi permukaan dan pelamparan struktur geologinya secara global. Asumsi besarnya daya listrik yang dapat dibangkitkan persatuan luas (km 2 ) dapat dilihat pada lampiran 2. 5.2.2 Penerapan Metode Perbandingan Metode ini digunakan untuk mengestimasi besarnya potensi energi sumber daya panas bumi kelas spekulatif dengan persyaratan bahwa penyelidikan ilmu kebumian yang dilakukan baru sampai pada tahap penyelidikan penyebaran manifestasi permukaan dan pelamparan struktur geologinya secara global (permulaan eksplorasi). Pada tahap ini belum ada data yang dapat dipergunakan untuk mengestimasi besarnya sumber daya dengan menggunakan metode lain (secara matematis atau numerik). Oleh karena itu potensi energi sumber daya panas bumi diperkirakan berdasarkan potensi lapangan lain yang memiliki kemiripan kondisi geologi. 5.3 Metode Volumetrik 5.3.1 Prinsip Metode Volumetrik Prinsip dasar metode volumetrik adalah menganggap reservoar panas bumi sebagai suatu bentuk kotak yang volumenya dapat dihitung dengan mengalikan luas sebaran dan ketebalannya.

Dalam metoda volumetrik besarnya potensi energi sumber daya atau cadangan diperkirakan berdasarkan kandungan energi panas di dalam reservoar. Kandungan energi panas di dalam reservoar adalah jumlah keseluruhan dari kandungan panas di dalam batuan dan fluida. 5.3.2. Penerapan Metode Volumetrik Metode volumetrik digunakan pada kelas sumberdaya hipotetis sampai dengan terbukti (lihat lampiran 1). Beberapa asumsi dibutuhkan untuk estimasi kesetaraan energi panas dengan energi listrik (lihat lampiran 2). 5.3.2.1 Persamaan dasar Kandungan panas yang terdapat di dalam reservoar adalah : H e = A h {(1-Φ) ρ r c r T + Φ (ρ L U L S L + ρ v U v S v )} dimana : H e = Kandungan energi panas (kj) A = Luas area panas bumi (m 2 ) h = Tabel reservoar (m) T = Temperatur reservoar ( o C) S L = Saturasi air (fraksi) S v = Saturasi uap (fraksi) U L = Energi dalam air (kj/kg) U v = Energi dalam uap (kj/kg) Ф = Porositas batuan reservoar (fraksi) C r = kapasitas panas batuan (kj/kg o C) ρ r = density batuan (kg/m 3 ) ρ L = density air (kg/m 3 ) ρv = density uap (kg/m 3 ) 5.3.2.2 Prosedur Perhitungan Estimasi potensi energi panas bumi metode volumetrik dapat dilakukan dengan prosedur sebagai berikut :

1. Menghitung kandungan energi di dalam reservoar pada keadaan awal (Ti) : Hei = A h {(1 - Ф ) ρ r c r T i + Ф (ρ L U L S L + ρ v U v S v ) i } 2. Menghitung kandungan energi dalam reservoar pada keadaan akhir (Tf) : Hef = A h {(1 - Ф ) ρ r c r T f + Ф (ρ L U L S L + ρ v U v S v ) f } 3. Menghitung maximum energi yang dapat dimanfaatkan (sumber daya) : H th = H ei H ef 4. Menghitung energi panas yang pada kenyataannya dapat diambil (cadangan panas bumi). Apabila cadangan dinyatakan dalam satuan kj, maka besarnya cadangan ditentukan sebagai berikut : H de = R f. H th Apabila cadangan dinyatakan dalam satuan MW th, maka besarnya cadangan ditentukan sebagai berikut : H re = H de t x 365 x 24 x 3600 x 1000 6. Menghitung besarnya potensi listrik panas bumi yaitu besarnya energi listrik yang dapat dibangkitkan selama periode waktu t tahun (dalam satuan MW e ) H el = H de η t x 365 x 24 x 3600 x 1000 Dimana : Ti = temperature reservoar pada keadaan awal, o C T f = temperature reservoar pada keadaan awal, o C H ei = Kandungan energi dalam batuan dan fluida pada keadaan awal, kj H ef = Kandungan energi dalam batuan dan fluida pada keadaan akhir, kj H th = energi panas bumi maksimum yang dapat dimanfaatkan, kj

H de = energi panas bumi maksimum yang dapat diambil ke permukaan (cadangan panas bumi), kj H re = energi panas bumi maksimum yang dapat diambil ke permukaan selama perioda waktu tertentu (cadangan panas bumi), MW th H el = potensi listrik panas bumi, MW e Rf = faktor perolehan, fraksi t = lama waktu (umur) pembangkit listrik, tahun η = faktor konversi listrik, fraksi 5.4 Metode Simulasi Reservoar 5.4.1 Prinsip Metode Simulasi Reservoar Dalam metode ini digunakan model pendekatan parameter heterogen (distributed parameter approach). Kegiatan pemodelan dapat dilakukan dengan membagi sistem reservoar menjadi sejumlah blok atau grid yang satu sama lain saling berhubungan. Pembagian blok dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa faktor diantaranya adalah jenis dan karakteristik batuan, struktur batuan dan lokasi sumur. Dengan cara ini maka keanekaragaman permeabilitas, porosistas, kandungan air dan kandungan uap di dalam reservoar serta sifat fluidanya, baik secara lateral maupun secara vertikal dapat diperhitungkan. 5.4.2 Penerapan Metode Simulasi Reservoar Metode ini umumnya digunakan pada lapangan panas bumi yang mempunyai sumur telah berproduksi, sehingga keanekaragaman sifat batuan dapat diketahui dari data sumur bor. Dengan metode ini reservoar dimodelkan sebagai suatu sistim yang terdiri dari sejumlah blok dan masing-masing saling berhubungan. Dalam proses perhitungan, diperlukan simulator reservoar yang harganya relatif mahal dan diperlukan keahlian khusus untuk mengoperasikannya. Metode ini juga memberikan gambaran yang lebih baik mengenai penyebaran permeabilitas di dalam reservoar dan perubahan-perubahan yang terjadi di dalamnya pada saat diproduksikan. Dengan menggunakan simulator kemudian dihitung besarnya tekanan, temperatur, saturasi air dan saturasi uap di tiap blok serta laju alir masa dan laju alir aup dari blok

yang satu ke blok lainnya untuk berbagai variasi waktu. Hasil perhitungan yang didapat berupa : Perubahan tekanan dan temperatur terhadap kedalaman, baik di sumur maupun di tempat-tempat lainnya. perubahan tekanan, temperatur, laju alir masa dan entalpi fluida terhadap waktu. Untuk mendapatkan kondisi awal reservoar (natural state), perlu dilakukan perhitungan dengan waktu yang lama sehingga diperoleh kondisi setimbang (steady), yaitu kondisi reservoar, yang tekanan dan temperaturnya tidak berubah terhadap waktu. Model ini diuji validitasnya dengan cara membandingkan hasil perhitungan dengan data sebenarnya, yaitu hasil pengukuran di lapangan pada keadaan awal (sebelum reservoar diproduksi). Kalibrasi dilakukan dengan mengubah-ubah parameter batuan dan aliran panas ke dalam reservoar yang mempunyai tingkat ketidak pastian tinggi. Setelah dibuat model reservoar pada kondisi awal, kemudian dilakukan perhitungan untuk mengetahui kondisi reservoar pada tahap produksi. Penyelarasan hasil simulasi dengan data lapangan (history matching) dilakukan dengan mengubah-ubah harga aliran panas yang masuk ke dalam reservoar dan parameter batuan, khususnya di daerah sekitar sumur. Model tersebut dinilai telah merepresentasikan kondisi reservoar sebenarnya, apabila telah tercapai keselarasan antara hasil simulasi dengan data lapangan. Peramalan kinerja sumur dan reservoar dilakukan dengan menggunakan model tersebut diatas dengan berbagai skenario produksi dan injeksi. Secara garis besar tahapan kegiatan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut : 1. Pengkajian keseluruhan data yang mencakup data manifestasi permukaan (data geologi, geofisika, geokimia), fluida reservoar dan semua data sumur lainnya serta hasil-hasil studi yang telah dilakukan sebelumnya. 2. Interpretasi dengan mengintegrasikan semua data ilmu kebumian dan semua data sumur dengan data yang baru diperoleh.

3. Pengkajian konsep model yang ada dan melakukan revisi (apabila diperlukan) dengan mengikut sertakan hasil interpretasi data ilmu kebumian serta data sumur baru. 4. Penetapan bagian dari reservoar yang akan dimodelkan. 5. Simulasi model komputer (grid system) 6. Persiapan data masukan komputer, mengenai ukuran dan parameter-parameter reservoar di masing-masing blok seperti permeabilitas, porositas, panas spesifik, konduktivitas batuan, dll. 7. Simulasi model yang merepresentasikan kondisi reservoar sebenarnya pada keadaan awal. 8. Simulasi untuk memperoleh model yang merepresentasikan kinerja semua sumur dan reservoar pada saat diproduksi. 9. Peramalan kinerja semua sumur dan reservoar dengan berbagai skenario produksi dan injeksi (selama jangka waktu 20-30 tahun).

KLASIFIKASI SUMBER DAYA : Spekulatif Hipotetis CADANGAN : - Terduga - Mungkin - Terbukti LAMPIRAN 1 MATRIKS KLASIFIKASI DAN ESTIMASI POTENSI ENERGI PANAS BUMI DATA DASAR DAN KRITERIA RUMUSAN ESTIMASI POTENSI ENERIGI (MWe) Dicirikan oleh manifestasi panas bumi aktif. Luas reservoar dihitung dari penyebaran manifestasi dan batasan geologi, sedangkan temperatur dihitung dengan geotermometer. Daya per satuan luas ditentukan dengan asumsi Metode Perbandingan Diindikasikan oleh menifestasi panas bumi aktif, data dasar adalah hasil survei regional geologi, geokimia dan geofisika. Luas daerah prospek ditentukan berdasarkan hasil penyelidikan geologi/geokimia/geofisika sedangkan temperatur diperkirakan berdasarkan data geotermometer (air, gas atau isotop) Metode volumetrik. Ketebal an reservoar diasumsikan 2 km Luas dan ketebalan reservoar serta parameter fisik batuan dan fluida diestimasi berdasarkan data ilmu kebumian detil terpadu yang digambarkan dalam model tentatip Metode volumetrik Dibuktikan oleh satu sumur eksplorasi yang berhasil menyemburkan uap/air panas. Luas dan ketebalan reservoar didapat dari data sumur dan hasil penyelidikan ilmu kebumian detil terpadu. Parameter batuan dan fluida serta temperatur reservoar diperoleh dari data pengukuran langsung dalam sumur dan/atau data analisis laboratorium Metode volumetrik Dibuktikan oleh lebih dari satu sumur eksplorasi yang berhasil menyemburkan uap/air panas. Luas dan ketebalan reservoar didasarkan pada data sumur dan hasil penyelidikan ilmu kebumian detil terpadu. Parameter batuan dan fluida serta temperatur reservoar diperoleh dari data pengukuran langsung dalam sumur dan/atau data analisis laboratorium serta simulasi reservoar Simulasi reservoar yang digabungkan dengan metode volumetrik.

Lampiran 2. Klasifikasi reservoar dan asumsi-asumsi yang digunakan dalam estimasi potensi energi panas bumi Reservoar Batas Temperatur ( o C) Temp. Akhir/ Cut off ( o C) Daya per satuan luas (MWe/km 2 ) *) Konservasi Energi (%) Lain-lain **) Temperatur rendah < 125 90 10 10 Φ = 10 % Temperatur sedang 125-225 120 12.5 10 t = 30 th Temperatur tinggi > 225 180 15 15 S L = 100 % *) asumsi daya persatuan luas pada kelas sumber daya spekulatif **) berlaku untuk estimasi sumber daya pada kelas hipotetis dan cadangan kelas terduga.