ANALISIS KONSUMSI PANGAN DAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KONSUMSI PANGAN DAN STATUS GIZI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN DALAM RANGKA PENCAPAIAN MILLENNIUM DEVELOPMENT GOALS DIANI OLYVIA SARI

diterangkan oleh variabel lain di luar model. Adjusted R-squared yang bernilai 79,8%

METODE. Keadaan umum 2010 wilayah. BPS, Jakarta Konsumsi pangan 2 menurut kelompok dan jenis pangan

METODE PENELITIAN. No Data Sumber Instansi 1 Konsumsi pangan menurut kelompok dan jenis pangan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KONSUMSI PANGAN SUMBER KARBOHIDRAT DI PERDESAAN DAN PERKOTAAN

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh

Penelitian ini dilakukan di Kota Bogor,karena untuk memudahkan penulis. melakukan penelitian. Lokasi penelitian dilakukan dengan sengaja (purposive),

Daftar Populasi dan Sampel Penelitian

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN BERAS DI KABUPATEN KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data

III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Permintaan Beras di Kabupaten Kudus. Faktor-Faktor Permintaan Beras. Analisis Permintaan Beras

METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN OBJEK PENELITIAN. Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara Lintang

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Desa Tugu Utara dan Kelurahan Cisarua,

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Analisis Tingkat Kesenjangan Pendapatan dan Trend Ketimpangan Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat

METODE PENELITIAN Desain, Sumber dan Jenis Data

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan data time series dengan periode waktu selama 21 tahun yaitu 1995-

BAB III METODE PENELITIAN. kabupaten induknya yaitu Kabupaten Bandung Barat dan Kota Cimahi ke

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI MENDUKUNG PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1 Perkembangan indeks harga konsumen (IHK) dan pengeluaran per kapita sebulan atas dasar harga berlaku dan konstan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berbentuk time series selama periode waktu di Sumatera Barat

konsumsi merupakan salahsatu indikator pengukuran tingkat ketahanan pangan. Dengan demikian, bila tingkat konsumsi rumahtangga sudah terpenuhi maka

menggunakan fungsi Cobb Douglas dengan metode OLS (Ordinary Least

Gambar 3 Hubungan ketahanan pangan rumahtangga, kondisi lingkungan, morbidity, konsumsi pangan dan status gizi Balita

ANALISIS POLA KONSUMSI PANGAN DI PROVINSI JAWA BARAT RATNA CAHYANINGSIH

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan di daerah setempat. Penyediaan lapangan kerja berhubungan erat dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis pengaruh antara upah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

VIII. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBELIAN DAGING SAPI

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

METODE PENELITIAN. Yayasan Yasmina Bogor (Purposive) N= 65. Kabupaten Bogor (N = 54) Populasi sumber (N=50) Contoh penelitian (n= 30)

III. METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat pertanian dalam proses pembangunan melalui peningkatan kualitas. yang bergizi seimbang dan permintaan pasar global.

BAB 5 HASIL PENGUMPULAN DATA

ANALISIS KEMANDIRIAN IKAN DAN PANGAN HEWANI LAINNYAPADA 26 KABUPATEN/KOTA DI JAWA BARAT TAHUN 2012

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi merupakan keseluruhan dari obyek yang diteliti. Populasi yang

BAB III METODE PENELITIAN. sebagai salah satu input faktor produksi yang memiliki peran penting. Permintaan

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR SOSIAL TERHADAP CURAHAN WAKTU KERJA KELOMPOK WANITA TANI PADI DI DESA BANJARAN KECAMATAN BANGSRI KABUPATEN JEPARA

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. tertinggi, standar deviasi, varian, modus, dan sebagainya.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Populasi dari penelitian ini adalah sebanyak 118 pemerintah daerah

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kudus. Dipilihnya Koperasi karyawan tersebut sebagai obyek penelitian karena

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. dipergunakan untuk melihat keadaan perekonomian di suatu wilayah.

Gambar 1 Hubungan pola asuh makan dan kesehatan dengan status gizi anak balita

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan

HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN Waktu, Tempat, dan Desain Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1

III. METODELOGI PENELITIAN. Data yang digunakan oleh penulis adalah data sekunder dalam bentuk tahunan dari tahun

ANALISIS SITUASI KETAHANAN PANGAN DAN GIZI DI JAWA BARAT TAHUN 2013 PANJI SEPTIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mempublikasikan sustainability report pada tahun Adapun jenis sampel

BAB III METODE PENELITIAN. (Sujarweni, 2015). Ada dua variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP MODAL KERJA PADA PT GUDANG GARAM TBK

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Tabel 1 Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian. Tahun Publikasi BPS Kabupaten Lampung Barat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, khususnya dalam

BAB III METODE PENELITIAN. laporan publikasi Bursa Efek Indonesia berupa data laporan keuangan tahunan perusahaanperusahaan

METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. berbatasan dengan Laut Jawa, Selatan dengan Samudra Indonesia, Timur dengan

III. METODE PENELITIAN. runtut waktu (time series) atau disebut juga data tahunan. Dan juga data sekunder

BAB I PENDAHULUAN. dunia terutama negara sedang berkembang. Masalah kemiskinan harus dihadapi

Daerah Jawa Barat, serta instansi-instansi lain yang terkait.

POLA KONSUMSI PANGAN DAN STATUS GIZI PADA RUMAH TANGGA PESERTA PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI KOTA DAN KABUPATEN BOGOR DIAH IMAS SRIMARYANI

METODE PENELITIAN. Jumlah sampel dalam kecamatan (KK) Nama Desa. KK tidak

BAB III METODE PENELITIAN. B. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel. Sampling Jenuh, yaitu teknik Sampling yang semua anggota populasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berupa data kuantitatif, yaitu Data Laporan Realisasi Anggaran APBD pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk melaksanakan pembangunan nasional. Untuk mencapai SDM

ANALISIS KETAHANAN PANGAN KABUPATEN NGANJUK BERDASARKAN ANGKA KECUKUPAN ENERGI DAN POLA PANGAN HARAPAN WILAYAH MUHAMMAD DIKFA NURHADI PURADISASTRA

BAB lll METODE PENELITIAN

BAB III DESAIN PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. pendugaan Ordinary Least Square (OLS). Data pada penelitian ini dimasukkan dalam

BAB III METODE PENELITIAN

22/02/2017. Outline SURVEI KONSUMSI PANGAN. Manfaat survei konsumsi pangan. Metode Survei Konsumsi Pangan. Tujuan Survei Konsumsi Pangan

BAB III METODOLOGI. rumah (KPR) di Indonesia. Subjek penelitian dari indikator makroekonomi

V. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI JAWA BARAT

POLA PANGAN HARAPAN PADA MASYARAKAT DI KELURAHAN BANMATI KECAMATAN SUKOHARJO KABUPATEN SUKOHARJO

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun Adapun berdasarkan sebaran

IV. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data-data

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1

BAB III METODE PENELITIAN. belum mampu memenuhi kebutuhan hidup sebagian besar petani di Indonesia. Hal

V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

TIM KAJIAN RASKIN LPPM IPB

III. METODOLOGI PENELITIAN

TINGKAT PARTISIPASI IBU DI POSYANDU DAN IMPLEMENTASI PROGRAM GIZI DALAM MENINGKATKAN STATUS GIZI BALITA. Oleh:

Transkripsi:

ANALISIS KONSUMSI PANGAN DAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012 Yayuk Farida Baliwati 1, Diani Olyvia Sari 1, dan Reisi Nurdiani 1 1 Program Studi Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia (FEMA), Institut Pertanian Bogor (IPB), Bogor yayuk_gm@yahoo.com

Outline 1 Pendahuluan 2 3 Metode Penelitian Hasil 4 Simpulan dan Saran

Pendahuluan Latar Belakang Jawa Barat, Jumlah Penduduk sebesar 44 548 431 (18% dari Penduduk Indonesia) dengan LPP sebesar 1.89% >> Masalah pangan terutama dari sisi Ketersediaan. BPS 2013 Target Nasional >> Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Perencanaan pangan dan gizi ini, dapat mendukung pencapaian target keberhasilan pembangunan wilayah >> dilihat dari kualitas sumber daya manusia Purnamasari 2012

Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis situasi konsumsi pangan dan status gizi dan menganalisis hubungan antara situasi konsumsi pangan dan status gizi wilayah Provinsi Jawa Barat dengan IPM.

Metode Penelitian Desain dan Waktu Desain Data dianalisis secara deskriftif dan inferensia. Penelitian menggunakan data sekunder berdasarkan data hasil Susenas, Riskesdas, IPM di 26 wilayah kabupaten/kota Provinsi Jawa Barat 2012. Waktu Kegiatan penelitian ini dilaksanakan dari bulan Februari sampai dengan Juni 2014.

Metode Penelitian Pola Konsumsi Pengolahan data konsumsi aplikasi Microsoft Excel dan program perencenaan pangan dan gizi wilayah yang dikembangkan oleh Baliwati, Heryanto, dan Martianto (2007). Analisis data dilakukan secara deskriptif. Analisis konsumsi pangan : Situasi Konsumsi Pangan Kuantitas TKE TKP Kualitas PPH Hardinsyah et al. (2001)

Hubungan situasi pangan dan gizi dengan Indeks Pembangunan Manusia Uji normalitas (uji Kolmogorov Smirnov) Autokorelasi (runs test). Analisis regresi linier berganda (minitab) Uji hosmoskeda stisitas (uji Breusch Pangan) Pemeriksaan Multikolinieritas (VIF)

Metode Penelitian Variabel terkait IPM Variabel bebas Jumlah penduduk, laju pertumbuhan penduduk (LPP), skor Pola Pangan Harapan (PPH), konsumsi energi dan proein, serta status gizi. Persamaan yang digunkan : Y a b x = variabel dependen IPM = konstanta = Koefisien regresi variabel = variabel

Hasil Kondisi Demografi Jumlah penduduk Jawa Barat pada tahun 2012 adalah sebesar 44 548 431 jiwa. Dengan LPP 1.89 % /tahun. jumlah penduduk TERBESAR Provinsi Jawa Barat terdiri dari 17 Kabupaten dan 9 Kota Kabupaten Bogor dengan jumlah penduduk 4 857 612 jiwa dengan kepadatan penduduk 1620.75 jiwa/km 2, JUMLAH PENDUDUK terkecil Kota Banjar dengan jumlah penduduk 178 302 jiwa dengan kepadatan penduduk 1362.54 jiwa/km 2 2013). BPS 2013

Kuantitas Konsumsi 1 Situasi Konsumsi Pangan dan Gizi Provinsi Jawa Barat Konsumsi Energi Sebanyak 80.8% kabupaten/kota di Provinsi Jawa barat memiliki tingkat konsumsi energi normal dan 19.2% kabupten/kota memiliki tingkat konsumsi energi di bawah AKE normal (AKE 90) Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Garut, Kabupaten dan Kota Tasikmalaya serta Kota Cirebon (AKE 90).

Kuantitas Konsumsi 2 Konsumsi Protein Tingkat konsumsi protein normal di wilayah Jawa Barat pada tahun 2012 mencapai 92,3% (24 wilayah). Kabupten/kota di Provinsi Jawa Barat yang memiliki tingkat konsumsi protein <90% sebanyak 7.8%. Susenas 2013 Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Garut (AKP 90).

Kualitas Pangan 3 Kualitas Konsumsi Pangan Secara keseluruhan skor PPH di Jawa Barat masih tergolong rendah, karena belum ada yang mencapai skor 90. 59,7. Wilayah dengan skor PPH tertinggi adalah Kabupaten Indramayu (83,3) dan skor terendah adalah Kabupaten Garut dengan skor PPH sebesar 59,7.

Status Gizi Balita Di Jawa Barat 4 Tahun 2012 30.8% Prevalensi gizi buruk yang termasuk dalam masalah berat (prevalensi>1%) Kabupaten Cirebon 1.98 %

Indeks Pembangunan Manusia Indikator IPM 5 IPM Jawa Barat 2012 : 72.73 Rata-rata nilai IPM pada tahun 2012 masih tergolong menengah ke atas. Wilayah yang memiliki nilai IPM tertinggi adalah Kota Depok (79,4) dan kabupaten yang memiliki IPM terendah adalah kabupaten Indramayu (68,4).

Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Variabel Dependen Indeks Pembangunan Manusia Nilai R-Sq Tahun 2012 = 71.4% Tingkat probabilitas model yang digunakan pada tahun 2012 sebesar 0.000. Y = 77.7 + 0.046 ln (X1) + 1.70 X2 + 0.239 X3 0.0100 (X4) - 0.074 X5-0.000386 X6

Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Variabel Dependen Indeks Pembangunan Manusia Variabel Indeks Pembangunan Manusia Coefficient SE coef. Prob. Jumlah Penduduk (X1) 0,0462 0,7081 0,949 LPP (X2) 1,0662 0,3425 0,006* PPH (X3) 0,2395 0,1045 0,034* Konsumsi energi (X4) -0,010041 0,004676 0,045* Konsumsi protein (X5) -0,0736 0,1957 0,711 Status Gizi (X6) -0,0003858 0,0005889 0,520 Konstanta 77,66 10,15 0,000 *signifikan pada taraf 5%

LPP satu unit maka IPM sebesar 1.07%. 1 skor PPH maka akan IPM sebesar 0.24%. 1 kkal konsumsi energi maka IPM sebesar 0.01%.

Sipulan dan Saran Simpulan Pada tahun 2012 IPM signifikan dipengaruhi oleh 3 variabel bebas yaitu LPP yang apabila meningkat 1 unit akan meningkatkan IPM sebesar 1,07%, skor PPH yang apabila ditingkatkan 1 skor akan meningkatkan IPM sebesar 0,24%, dan konsumsi energi yang apabila meningkat 1 kkal akan menurunkan IPM sebesar 0,01%.

Sipulan dan Saran Saran IPM dipengaruhi oleh Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP), sehingga penting untuk memperhatikan sisi kependudukan dalam upaya penurunan IKK dan peningkatn IPM. Peningkatan IPM juga dipengaruhi oleh skor PPH, sehingga penting untuk melakukan suatu usaha yang lebih untuk peningkatan skor PPH di Jawa Barat, selain memperhatikan faktor pembangun IPM itu sendiri (pendidikan, kesehatan, dan daya beli).

Terimakasih Thank you