PROFIL KABUPATEN / KOTA

dokumen-dokumen yang mirip
PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA

ADMINISTRASI Profil Kota

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya. Visi Sanitasi Kabupaten

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

LAPORAN IPLT KEPUTIH KOTA SURABAYA PROPINSI JAWA TIMUR

PROFIL KABUPATEN / KOTA

INDIKATOR PROGRAM UTAMA PEMBANGUNAN PEMANFAATAN RUANG KOTA GORONTALO TAHUN

PROFIL KABUPATEN / KOTA

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH

PROFIL KABUPATEN / KOTA

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Tempat Pembuangan Akhir Pasir Sembung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

5.1 PROGRAM DAN KEGIATAN SEKTOR & ASPEK UTAMA

Deskripsi Program/ Kegiatan Sanitasi. Dinas PU Kabupaten Tapanuli Tengah

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI YANG SEDANG BERJALAN

BAB III METODE PERECANAAN. 7044`55011`` sampai 8026`35045`` Lintang Selatan. 3.2 Lokasi

MEMORANDUM PROGRAM SANITASI Program PPSP 2015

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

RINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran

BAB III: DATA DAN ANALISA PERENCANAAN

PROFIL KABUPATEN / KOTA

3.1 TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN AIR LIMBAH DOMESTIK TABEL 3.1 TUJUAN, SASARAN DAN TAHAPAN PENCAPAIAN PENGEMBANGAN AIR LIMBAH DOMESTIK

Standar Pelayanan Minimal untuk Permukiman Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 534/KPTS/M/2001 Standar Pelayanan Bidang

PROFIL PENGELOLAAN SAMPAH PERKOTAAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pelabuhan terbesar di provinsi Gorontalo yang terbuka untuk perdagangan luar

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA

Lampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah

PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO PROFIL PENGELOLAAN SAMPAH PERKOTAAN TAHUN 2006

Kecamatan Nanggulan secara administratif terbagi 6 (enam) desa yang

PROFIL KABUPATEN / KOTA

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUKIT BATU 2013

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

V. DESKRIPSI LOKASI DAN SAMPEL PENELITIAN. Kelurahan Kamal Muara merupakan wilayah pecahan dari Kelurahan

BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016

Bab 3: Profil Sanitasi Wilayah

EVALUASI SISTEM PEMROSESAN AKHIR SAMPAH DI TPA LADANG LAWEH KABUPATEN PADANG PARIAMAN MENUJU CONTROLLED LANDFILL

Transkripsi:

PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA

KOTA ADMINISTRASI Profil Wilayah Perindustrian di Kota Gorontalo masih lebih terkonsentrasi pada industri kerajinan berskala kecil dan menengah yang merupakan bidang yang banyak ditekuni oleh sebagian masyarakat Kota Gorontalo dalam menunjang kelangsungan hidupnya. Beberapa komoditi hasil industri kerajinan yang telah dikenal sebagai salah satu produk khas Gorontalo diantaranya adalah industi kerajinan meubel rotan dan kerajinan sulaman krawang tradisional KARAWO yang telah dikenal luas bahkan menjadi icon industri kecil Gorontalo. Sampai sejauh ini Kota Gorontalo memiliki kekhasan dalam bidang pertanian. Kekhasan ini dapat dilihat pada keberadaan lahan persawahan di sebagian wilayah kota yang mungkin di daerah lain sukar untuk dapat ditemui. Namun sebagai konsekuensi dari status yang disandang Kota Gorontalo sebagai ibukota Propinsi saat ini, maka luasan areal pesawahan yang ada tersebut dari waktu ke waktu cenderung makin berkurang. Salah satu bidang yang pada masa akan datang diharapkan mampu memberi kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian di Kota Gorontalo adalah bidang pariwisata. Pengembangan bidang ini tentunya sangat terkait dengan keberadaan objek-objek pariwisata dan daya tariknya terhadap para wisatawan, baik wisatawan lokal, nusantara maupun wisatawan mancanegara. Beberapa objek wisata yang telah dikembangkan di Kota Gorontalo diantaranya adalah objek wisata alam dan objek wisata budaya sekaligus perpaduan antara keduanya.

Tabel 1. LUAS WILAYAH KOTA No. Kecamatan Luas (Km²) 1. Kota Barat 15,16 2. Dungingi 4,10 3. Kota Selatan 14,39 4. Kota Timur 14,43 5. Kota Utara 16,71 Total 64,79 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota gorontalo, 2003 Kota Gorontalo terdiri dari 5 kecamatan yaitu Kecamatan Kota Barat, Dungingi, Kota Selatan, Kota Timur, dan Kota Utara seluas 64,79 km 2 dengan jumlah penduduk keseluruhan sejumlah 147.354 jiwa. Kecamatan dengan luas wilayah terbesar yaitu Kecamatan Kota Utara (16,71 km 2 ) sedangkan kecamatan dengan luas terkecil yaitu Kecamatan Dungingi (4,10 km 2 ). Penggunaan lahan di Kota Gorontalo dibedakan atas lahan sawah, lahan kebun/ladang, lahan pekarangan, dan lainnya. Lahan yang digunakan masingmasing 1.013 Ha, 695 Ha, 452 Ha, dan 39,74 Ha untuk lainnya pada tahun 2003. Tabel 2. PENGGUNAAN LAHAN KOTA S/D TAHUN 2003 Luas ( ha ) No Jenis Penggunaan Tanah 2002 2003 1 Pemukiman,jasa dan pertanahan 1.394,94 1.674,71 2 Sawah 1.163 1.066,2 3 Tegalan 56,64 194,92 4 Kelapa 762 752,04 5 Kebun Campuran 191 114,92 6 Sagu 3,2 11,2 7 Tanah kosong sudah diperuntukan 2,86 8 8 Semak 496 379,91 9 Belukar 2.295 2.159,38 10 Tanah rusak 52,96 56,32 11 Sungai 61,4 61,4 Sumber : Dinas Pertanahan Kota Gorontalo Jumlah 6.479 6.479 Orientasi Wilayah Secara geografis wilayah Kota Gorontalo terletak antara 00º 28 17-00º 35 56 Lintang Utara (LU) dan 122º 59 44-123º 05 59 Bujur Timur (BT) dengan luas wilayah 64,79 km² dengan batas-batas sebagai berikut : Batas Utara : Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango Batas Timur : Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango Batas Selatan : Teluk Tomini Batas Barat : Kecamatan Telaga dan Batudaa Kabupaten Gorontalo

Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah yang berbatasan langsung dengan daerah Kabupaten Gorontalo, daerah Kabupaten Bone Bolango dengan luas wilayah sekitar 0,53% dari luas Propinsi Gorontalo dengan 46 desa/kelurahan. Curah hujan di wilayah ini tercatat sekitar 11 mm sampai dengan 266 mm pada tahun 2003. Secara umum, suhu udara di Gorontalo rata-rata siang hari 32,1º C, sedangkan suhu udara rata-rata pada malam hari 23,5º C. Kelembaban udara relatif tinggi dengan rata-rata 79,9%. Sungai-sungai yang mengalir di wilayah ini ada 3 sungai, yaitu Sungai Bone, Sungai Bolango, dan Sungai Tamalate. PENDUDUK Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk Jumlah penduduk Kota Gorontalo tahun 2003 tercatat sebanyak 147.354 jiwa, penyebarannya di 5 kecamatan masih belum merata, 11,65% terdapat di Kecamatan Kota Barat, Kecamatan Dungingi 10,74%, Kota Selatan 22,34%, Kota Timur 24,86% dan Kota Utara 30,68%. Tabel 3. JUMLAH PENDUDUK KOTA BERDASARKAN JENIS KELAMIN DAN LUAS WILAYAH TAHUN 2003 Jumlah Penduduk Kota Gorontalo No. Kecamatan WNI WNA TOTAL L P L P 1. Kota Barat 8.522 8.650 - - 17.172 2. Dungingi 7.654 7.770 - - 15.424 3. Kota Selatan 16.317 16.564 16 14 32.911 4. Kota Timur 18.180 18.452 - - 36.632 5. Kota Utara 22.439 22.774 1 1 45.215 JUMLAH 73.112 74.210 17 15 147.354 2002 66.665 71.947 17 15 138.644 2001 65.504 69.740 33 34 135.311 2000 65.575 69.293 31 32 134.931 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Gorontalo, 2003 Jumlah penduduk terbanyak di Kota Gorontalo terdapat di Kecamatan Kota Utara yaitu sejumlah 45.215 jiwa, sedangkan penduduk terkecil terdapat di Kecamatan Dungingi yaitu sebanyak 15.424 jiwa. Perkembangan penduduk rata rata 1,2 % pertahun dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir. Namun pertumbuhan penduduk untuk 1 tahun terakhir meningkat jauh (5,29%) seiring dengan ditetapkannya kota ini sebagai Ibukota Provinsi yakni dari Jumlah 138.205 jiwa tahun 2002 menjadi 147.354 jiwa pada tahun 2003.

Sebaran dan Kepadatan Penduduk No. Tabel 4. SEBARAN DAN KEPADATAN PENDUDUK DI KOTA Kecamatan Penduduk Jumlah (Jiwa) Kepadatan (Jiwa/Km²) 1. Kota Barat 17.172 1.133 2. Dungingi 15.424 3.762 3. Kota Selatan 32.911 2.287 4. Kota Timur 36.632 2.539 5. Kota Utara 45.215 2.706 Total 147.354 2.274 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Gorontalo, 2003 Kecamatan dengan tingkat kepadatan tertinggi yaitu Kecamatan Dungingi (3.762 jiwa/ km 2 ), sedangkan kecamatan dengan tingkat kepadatan terendah yaitu Kecamatan Kota Barat (1.133 jiwa/ km 2 ). Tenaga Kerja Berdasarkan data dari PT. (Persero) JamSostek Kota Gorontalo, tenaga kerja yang terdftar pada tahun 2003 sebanyak 32.756 orang terdiri dari 21.291 orang laki-laki dan 11.456 orang perempuan. Sedng jumlah perusahaan yang terdaftar adalah sebanyak 352 buah. Tabel 5. PENDUDUK UMUR >10 TAHUN MENURUT JENIS KEGIATAN UTAMA DI KOTA TAHUN 2003 No. Kategori Kegiatan Utama Tenaga kerja Jumlah Laki-laki Perempuan 1. Angkatan Kerja Bekerja 35.718 16.092 51.800 Pengangguran 4.138 6.136 10.274 2. Bukan Angkatan Kerja Sekolah 11.749 10.670 22.419 Mengurus RT 1.899 24.922 26.821 Lainnya 2.847 2.986 5.833 JUMLAH 56.351 60.806 117.147 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Gorontalo, 2003 Menurut lapangan usaha penduduk Kota Gorontalo paling banyak bekerja pad sektor jasa yaitu sebanyak 14.663 jiwa dan sektor perdagangan sebanyak 14.060 jiwa. Sektor listrik, gas dan air paling kecil yaitu hanya 232 jiwa. Tabel 6. PENDUDUK UMUR >10 TAHUN MENURUT LAPANGAN USAHA DI KOTA TAHUN 2003 No. Lapangan Usaha Tenaga Kerja Jumlah Laki-laki Perempuan 1. Pertanian 4.854 233 5.087 2. Pertambangan 369 58 427 3. Industri 4.071 1.532 5.603 4. Listrik, Gas dan Air 174 58 232 5. Konstruksi 2.650 174 2.824 6. Perdagangan 8.777 5.283 14.060 7. Transportasi dan Komunikasi 7.200 252 7.452 8. Keuangan 930 522 1.452 9. Jasa 6.693 7.970 14.663 JUMLAH 35.718 16.082 51.800 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Gorontalo, 2003

EKONOMI Kondisi Perekonomian Daerah Salah satu fasilitas perdagangan tertua yang ada di Kota adalah Pasar Sentral Gorontalo. Sejak awal pendiriannya sampai dengan saat ini pasar sentral telah menjadi pusat transaksi berbagai komoditi masyarakat baik masyarakat kota hingga masyarakat yang berasal dari wilayah-wilayah lainnya di daerah perbatasan. Tercatat saat ini pedagang yang beraktifitas di pasar sentral sebanyak tiga ribu lebih pedagang. Jumlah ini tentunya jauh lebih besar bila dibandingkan dengan jumlah pedagang di pasar sentral sebelum diadakannya revitalisasi yakni sebanyak 1.030 pedagang. Disamping itu juga terdapat fasilitas pasar yang beroperasi secara mingguan seperti Pasar Kamis yang terletak di Kelurahan Bugis. Selain itu terdapat pula fasilitas perdagangan modern yang umumnya berada di kompleks pertokoan Pusat Kota Gorontalo, dengan konsep yang lebih modern seperti departemen store atau supermarket. Teluk Tomini sebagai berperan sebagai pintu arus barang dan orang di kawasan barat Sulawesi Utara. Ramainya kegiatan bongkar muat mengindikasikan betapa pelabuhan ini menjadi lalu luntas barang keluar dan masuk Kota Gorontalo, baik dari Kabupaten Gorontalo maupun antar provinsi di Sulawesi. Tingginya mobilitas menyebaban sektor perdagangan mendominasi kegiatan ekonomi. Produk unggulan kota ini adalah rotan polis dan kursi rotan dimana pada tahun 2000 produksinya mencapai Rp 50 milyar. Komoditas unggulan lainnya adalah sulaman kerawang yang produknya telah mampu menembus pasar regional, bahkan sampai ke Pulau Jawa. Pertanian 11,70% DISTRIBUSI PERSENTASE KEGITAN EKONOMI KOTA TAHUN 2000 Industri Pengolahan 6,87% Jasa jasa 24,44% Keuangan 5,42% Pertambangan dan Penggalian 0,07% Pengangkutan dan Komunikasi 16,15% Perdagangan, Hotel, dan Restoran 30,44% Bangunan 3,22% Listrik Gas, dan Air Bersih 1,69% Dari data tahun 2000, kontribusi yang cukup signifikan membangun perekonomian Kota Gorontalo yaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran (30,44%), kemudian diikuti oleh sektor jasa-jasa (24,44%), sektor pengangkutan dan komunikasi (16,15%), sektor pertanian (11,7%). Sedangkan sektor lainnya (17,27%) meliputi sektor pertambangan, industri pengolahan penggalian, dan bangunan listrik, gas rata-rata 3-5%.

Keuangan Daerah Dalam penyelenggaraan pembangunan di daerah dukungan dana yang cukup sangat diharapkan demi kelangsungan pembangunan. Sumber keuangan untuk membiayai pembangunan di Kota Gorontalo diperoleh melalui Dana Alokasi Kota/ APBD Kota Gorontalo ; DAU/APBD Provinsi; Dana Dekonsentrasi / APBN. APBD Kota Gorontalo baik dilihat dari penetapan target maupun realisasinya mengalami peningkatan tiap tahunnya. Pendapatan Asli Daerah juga meningkat, pada tahun 2002 dari target yang ditetapkan realisasinya mengalami peningkatan sebesar 9,45 % sedangkan tahun 2003 naik 6,6 %. Tabel 7. ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH 2001 PENERIMAAN JUMLAH (Rp) 1. Bagian Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Lalu 50.000.000 2. Bagian Pendapatan Asli Daerah 4.959.300.000 3. Bagian Dana Perimbangan 94.325.559.000 4. Bagian Pinjaman daerah 0 5. Bagian Lain lain Penerimaan yang Sah 0 TOTAL 99.334.859.000 PENGELUARAN 1. Belanja rutin 59.770.357.300 Pos DPRD 1.617.388.400 2. Belanja Pembangunan 35.564.871.000 Surplus Anggaran 3.999.630.700 TOTAL 99.334.859.000 Sumber : Direktorat Jenderal Otonomi Daerah Depdagri diolah oleh Litbang Kompas, 2001 Dari sisi penerimaan APBD kota Gorontalo pada tahun 2001, penerimaan daerah yang berasal dari Dana Perimbangan merupakan yang terbesar yaitu sekitar 95% atau sekitar 94,3 milyar dari sekitar 99,3 milyar, sedangkan penerimaan yang berasal dari Pendapatan Asli Daerah menyumbang sekitar 0.5% atau sekitar 4 milyar. Dari sisi pengeluaran, anggaran terbesar, diperuntukan bagi belanja rutin yaitu hampir sekitar 60% atau sekitar 159,7 milyar, sedangkan untuk belanja pembangunan, dialokasikan hanya sebesar 35 milyar. Dengan alokasi dana pembangunan yang cukup kecil, salah satu pertimbangan yang dipakai dalam menentukan kebijakan pengelolaan anggaran belanja seperti sebagai berikut; Belanja pembangunan difokuskan pada sektor yang bersifat cost recovery. Untuk terus memajukan perekonomian beberapa sarana dan prasarana pendukung agaknya perlu dibenahi, terutama pelabuhan sebagai sarana vital kegiatan ekonomi. Saat ini dermaga yang ada tidak dapat disandari lebih dari dua kapal yang datang ke pelabuhan di tahun 2000. terjadinya kemacetan yang terus menerus memicu turunnya jumlah kapal yang datang ke pelabuhan. Hal yang harus diperhatikan oleh warga kota adalah masalah lingkungan. Setiap musim penghujan tiba kondisi Kota Gorontalo berubah mengenaskan. Banjir terjadi di mana-mana. Selain banjir rutin, warga kota juga dihadapkan dengan fakta pendangkalan pelabuhan gorontalo yang menyakitkan. Percepatan pendangkalan pelabuhan itu terjadi akibat terbawanya lumpur dari pedalaman oleh air tiga sungai yang bertemu di tengah Kota Gorontalo yang kemudian bermuara di pelabuhan.

FASILITAS UMUM DAN SOSIAL Pendidikan Pada tahun ajaran 2003/2004 tingkat Taman Kanak-kanak jumlah sekolah mengalami perubahan, dari 55 unit sekolah menjadi 65 unit, jumlah murid berkurang dari 4.468 menjadi 2.726 murid. Jumlah Sekolah Dasar (SD) 147 unit dengan jumlah murid laki-laki 9.604 dan perempuan 9.318 murid, dan jumlah guru 1.222 orang. Jumlah SMP sebanyuak 19 buah, jumlah murid laki-laki 3.254 murid, dan perempuan 3.561 murid, dengan jumlah guru sebanyak 593 orang. Jumlah SMU berjumlah 7 unit, dengan jumlah murid laki-laki sebanyak 1.752 murid, perempuan 1.966 murid, dan 290 orang guru. No. Kecamatan Tabel 8. FASILITAS PENDIDIKAN DI KOTA TAHUN 2003 Sarana pendidikan TK SD SMP SMU Jml Murid Guru Jml Murid Guru Jml Murid Guru Jml Murid Guru 1. Kota Barat 9 29 17 36 4.130 275 4 814 88 1 550 45 2. Dungingi 6 145 10 - - - - - - - - - 3. Kota 17 777 35 71 9.347 603 10 4.758 378 4 3.005 213 Selatan 4. Kota Timur 15 616 30 - - - - - - - - - 5. Kota Utara 18 896 40 40 5.445 344 5 1.243 127 2 163 32 65 2.726 132 147 18.922 1.222 19 6.815 593 7 3.718 290 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Gorontalo, 2003 Fasilitas Kesehatan Pada tahun 2003 rumah sakit umum berjumlah 2 buah dengan jumlah tempat tidur 227 buah, rumah sakit bersalin berjumlah 1 buah dengan tempt tidur berjumlah 28 buah sedang polklinik berjumlah 2 buah dengan tempat tidur 28 buah. Tabel 9. JUMLAH FASILITAS KESEHATAN DI KOTA TAHUN 2003 No. Sarana kesehatan Kecamatan Jumlah Kota Barat Dungingi Kota Selatan Kota Timur Kota Utara 1. Rumah Sakit Umum - - - 1 1 2 2. Puskesmas 2-1 1 2 6 3. Puskesmas Pembantu 5 4 5 6 12 32 4. Balai Pengobatan - - 2 - - 2 5. BKIA 2 4 4 4 7 21 6. Posyandu 17 13 23 28 46 127 7. RSU - - - 2-2 8. RSB Swasta - - 1 - - 1 9. Poliklinik - - 2 - - 2 JUMLAH 26 21 38 42 68 195 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Gorontalo, 2003 Banyaknya tenaga medis di wilayah ini sejumlah 74 orang, sedangkan tenaga paramedis lainnya yaitu di antaranya adalah bidan sebanyak 17 orang, dan tenaga paramedis lainnya sejumlah 68 orang.

SARANA DAN PRASARANA PERMUKIMAN Komponen Air Bersih Penyediaan air bersih di Kota Gorontalo sudah dapat dipenuhi oleh PDAM Gorontalo. Hal ini dapat dilihat dari air yang diproduksi setiap tahun mengalami peningkatan, begitu pula dengan distribusi air yang sudah menjangkau 46 kelurahan. Adapun pelanggan air masih didominasi pelanggan rumah tangga disusul niaga kecil dan instansi/dinasdinas. Tabel 10. DATA PENGELOLAAN AIR BERSIH DI KOTA NO. URAIAN SATUAN BESARAN I. Pelayanan Penduduk 1. Jumlah penduduk Jiwa 147.354 2. Jumlah pelanggan Jiwa 3. Penduduk terlayani % II. Data Sumber 1. Nama pengelola : PDAM Kota Gorontalo 2. Sistem : BNA 3. Sistem sumber : sumber air permukaan 4. Kapasitas sumber Lt/dt 107,30 III. Data Produksi 1. Kapasitas produksi Lt/dt 240 2. Kapasitas desain Lt/dt 300 3. Kapasitas pasang Lt/dt 218 4. Produksi aktual m 3 /th 3.957.582 IV. Data Distribusi 1. Sistem distribusi : perpompaan 2. Kapasitas distribusi Lt/dt - 3. Asumsi kebutuhan air Lt/org/hr 14.735.400 Lt/dt 170,55 4. Ratio kebutuhan % - 5. Air terjual m 3 /th 3.928.747 6. Air terdistribusi m 3 /th 3.928.747 7. Total penjualan air Rp 5.561.224.125 8. Cakupan pelayanan air % - 9. Cakupan penduduk Jiwa - 10. Jumlah mobil tangki Unit - V. Data Kebocoran 1. Kebocoran administrasi % - 2. Kebocoran teknis % - Sumber : data PDAM Kota Gorontalo Dengan asumsi kebocoran yang diperbolehkan untuk Kota Sedang sebesar 15%, dan kebutuhan ideal adalah 100 liter/orang/hari, maka kebutuhan air bersih untuk Kota Gorontalo disajikan dalam tabel berikut ini : Tabel 11. DATA KEBUTUHAN AIR BERSIH DI KOTA Kapasitas Produksi Kebutuhan Ideal Jumlah Penduduk Kebutuhan Selisih Eksisting Kota Sedang (jiwa) Total (lt/hr) (lt/hr) Lt/dt Lt/hr (lt/org/hr) 147.354 240 20.736.000 100 14.735.400 6.000.600 Sumber : analisis

Dari tabel tersebut diatas, maka Kota Gorontalo dengan jumlah penduduk 147.354 jiwa, membutuhkan air bersih sebesar 14.735.400 liter/hari. Jumlah ini didapatkan dari jumlah penduduk dikalikan dengan jumlah/kebutuhan dasar penduduk untuk klasifikasi kota sedang (100 liter/orang/hari). Namun PDAM Kota Gorontalo dapat memproduksi sebanyak 20.736.000 liter/hari. Sehingga terdapat kelebihan kapasitas produksi (surplus) sebanyak 6.000.600 liter/hari, atau 69,45 liter/detik. Tabel 12. PERKEMBANGAN JUMLAH PELANGGAN,AIR PRODUKSI, AIR DISTRIBUSI, AIR TERBUANG DAN PEMAKAIAN AIR DI KOTA TAHUN 2002 DAN 2003 No Uraian 2002 2003 1. Jumlah Pelanggan Aktif Non Aktif 12.935 samb. 12.537 samb. 398 samb. 13.622 samb. 13.159 samb. 463 samb. 2. Air Produksi 3.867.761 m3 3.957.582 m3 3. Air Distribusi 3.868.926 m3 3.928.747 m3 4. Pemakaian Air 2.822.651 m3 2.884.967 m3 5. Air Terbuang 1.016.275 m3 1.043.780 m3 Sumber : PDAM Kota Gorontalo Pelayanan air bersih oleh PDAM Kota Gorontalo terdiri dari sistem perpipaan dan sistem non perpipaan. Pelayanan air bersih oleh PDAM Kota Gorontalo, selain melayani penduduk Kota Gorontalo juga melayani Kecamatan Suwawa dan Kecamatan Kabila di Kabupaten Gorontalo. Tabel 13. PELAYANAN AIR BERSIH OLEH PDAM KOTA No. Jenis Layanan Pelayanan Air Bersih Jumlah Sambungan Jumlah Jiwa % Terhadap Pemakai Air PDAM % Terhadap Seluruh Penduduk Kota 1. Sambungan Rumah 10.474 57.975 90,98 42,96 2. Hidran Umum 129 5.750 9,02 4,26 3. Terminal Air - - - - TOTAL 11.710 63.725 100 47,22 Sumber : PDAM Kota Gorontalo, 2001 Sistem Penyediaan Air Bersih Sistem penyediaan air bersih Kota Gorontalo menggunakan sistem Pengolahan Lengkap (Full Treatment) yang memanfaatkan Sungai Bone untuk pengambilan air baku yang kemudian di distribusikan kepada konsumen dengan cara pemompaan. Komponen sistem penyediaan air bersih yang digunakan adalah sebagai berikut : (Sumber : PDAM Kota Gorontalo Juni 2001) a. Sumber Air Sumber air baku yang digunakan oleh PDAM Kota Gorontalo berasal dari S. Bone yang mempunyai debit 107,295 m3/det. Sedangkan sumber air yang digunakan penduduk antara lain berasal dari air tanah dangkal yang dibuat sumur, sumur bor artesis di JI. Sultan Botutihe yang berdebit maksimum ± 2,5 I/det dan minimum ± 1,0 I/det, serta sumur bor artesis di Jalan Rojowali dan di lokasi Pasar Sentral (Jalan Sam Ratulangi) yang juga berdebit hampir sama. b. Intake Air baku dari S. Bone diangkat dengan 4 unit pompa vertikal ke instalasi pengolahan. Debit dan intake yang dimanfaatkan saat ini sebesar 120-240 I/det dengan operasional 18 jam/ hari dan kapasitas terpasang intake 480 I/det.

c. Sistem Transmisi Sistem transmisi air baku dilakukan dengan menggunakan pompa vertikal berkapasitas 1201/det dan head 15 meter melalui pipa transmisi sepanjang 20 m dari jenis DCIP berdiameter 350 mm. d. Instalasi Pengolahan Air (IPA) Proses pengolahan air baku menggunakan sistem pengolahan lengkap (fisik, kimia dan biologi) Paket Degremont. IPA terletak di Desa Tanggilingo Kecamatan Kabila Kabupaten Gorontalo. Air yang diolah 309,277 m3/bulan di mana jumlah produksi rata-ratanya 270,822 m3/bulan dengan operasional IPA 20 jam/hari. Kapasitas pengolahan dirancang untuk dapat memproduksi air sebanyak 240l/det. e. Reservoir Distribusi Reservoir yang ada saat ini berjumlah 3 buah dengan kapasitas total 1600 m3, dengan perincian sebagai berikut : Reservoir 300 m3 di Kompleks IPA di kabila. Ground reservoir 1000m3 di Kompleks IPA di Kabila Elevated reservoir (+ 42,41 m dpi), di lokasi dan peruntukan distribusi Kelurahan Talumolo Kec. Kota Selatan. Tabel 14. DATA PELAYANAN AIR BERSIH DI KOTA NO. URAIAN SATUAN BESARAN I. Pelayanan Penduduk 1. Jumlah penduduk Jiwa 147.354 2. Jumlah pelanggan Jiwa - 3. Penduduk terlayani % - II. Data Tarif 1. Rumah tangga Rp - 2. Niaga Rp - 3. Industri Rp - 4. Instansi Rp - 5. Sosial Rp - Tarif Rp - III. Data Konsumen 1. Jumlah sambungan rumah Unit 13.622 2. Jumlah sambungan rumah tangga Unit 24.173 3. Jumlah sambungan niaga Unit 1.605 4. Jumlah sambungan industri Unit 43 5. Jumlah sambungan sosial Unit 703 6. Jumlah sambungan instansi Unit 251 7. Terminal air Unit - 8. Hidran umum Unit 68 9. Kran umum Unit - 10. Konsumsi rumah tangga m 3 /th - 11. Konsumsi non rumah tangga m 3 /th - 12. Jumlah jiwa/sambungan rumah Jiwa/SR - 13. Jumlah jiwa/hidran umum Jiwa/unit - 14. Tingkat pelayanan umum % - IV. Data Administrasi 1. Keuangan Rp - 2. Efisiensi penagihan % - 3. Jumlah pegawai Orang - 4. SLA Rp - 5. RPD Rp - 6. Jangka waktu pinjaman SLA Tahun - 7. Jangka waktu pinjaman RPD Sumber : data PDAM Tahun -

Sistem Distribusi Sistem jaringan distribusi pada umumnya tertutup / loop. Hanya sebagian kecil saja kawasan yang memakai sistem cabang, yaitu pada kawasan berbukit di Kec. Kota Selatan. Pendistribusian air ke jaringan pipa distribusi dilakukan dengan pemompaan langsung dari reservoir di Instalasi. Pipa distribusi primer mempunyai panjang 16.844 m, pipa sekunder 39.741 m dan pipa tersier 201.237 m. Kapasitas pompa distribusi terpasang ialah 357 I/det, sedangkan kapasitas Pemakaian Air Pemakaian air bersih total di Kota Gorontalo rata-rata 7.308 m 3 /hari. Jumlah sambungan terpasang 11.651 unit, sedangkan sambungan aktif 11.436 unit (efisiensi 98,15%). Tabel 15. JUMLAH SAMBUNGAN & PEMAKAIAN AIR DI KOTA Jenis Sambungan Jumlah Sambungan Pemakaian Air Terpasang Aktif M 3 /hr l/samb/hr /org/h 1. Rumah Tangga 10,474 10,362 5,956 575 115 2. Sosial 226 221 429 1,941 78 3. Instansi 226 204 330 1,618 27 4. Niaga 570 518 436 842 * 5. Hidran Umum 129 113 98 867 9 6. Industri 24 17 36 2,118 7. Pelabuhan 2 1 23 23,000 * TOTAL 11,651 11,436 7,308 30,961 Sumber : PDAM Kota Gorontalo, Juni 2001 Kehilangan Air a. Kehilangan air selama proses produksi (Production Loss) adalah selisih antara jumlah air yang diproduksi dengan jumlah air yang didistribusikan. Production Loss Kota Gorontalo berjumlah 1.842 m 3 /bulan atau 0,71 %. b. Kehilangan air tidak jelas (Unaccounted Far) adalah selisih antara jumlah air yang didistribusikan dengan jumlah air yang terjual / dikonsumsi. Unaccounted Far Kota Gorontalo berjumlah 51.266 m3/bulan atau 19,56 %. Tabel 16. DATA PRODUKSI AIR, AIR TERDISTRIBUSI, AIR TERJUAL PER BULAN TAHUN 2003 Bulan Produksi (m 3 ) Distribuss (m 3 ) Terjual (m 3 ) Production Loss (%) Unaccountec Far (%) Januari 280,211 278,280 228,816 0,6 0,17 Februari 260,595 258,822 211,522 0,6 0,18 Maret 255,659 253,728 198,951 0,7 0,22 April 272,356 270,504 220,927 0,6 0,18 Mei 244,148 242,217 200,880 0,7 0,17 Juni 276,266 274,414 217,024 0,7 0,21 Juli 265,036 263,105 198,444 0,7 0,25 Agustus 263,422 261,491 205,660 0,7 0,21 September 253,910 252,058 207,120 0,7 0,18 Oktober 261,937 260,006 206,364 0.7 0,21 Nopember 264,009 262,157 215,541 0,7 0,18 Desember 270,822 268,891 219,226 0,7 0,18 Rata-rata / bulan 264,031 262,139 210,873 0,7 0,20 Sumber : PDAM Kota Gorontalo

Komponen Persampahan Peningkatan penanganan kebersihan Kota dengan menyediakan armada angkutan sampah yang beroperasi setiap hari. Permasalahan yang dihadapi dalam penanganan persampahan ini adalah produksi sampah 90 m3 perhari tidak sebanding dengan kemampuan armada angkutan yang tersedia. Untuk mengatasi ini disediakan Tempat Penampungan Sementara (TPS). Disamping terus meningkatkan kemampuan armada. Tabel 17. SARANA / PRASARANA PENGELOLAAN KEBERSIHAN KOTA S/D TAHUN 2003 No Uraian 2002 2003 1 Penyapu Jalan - Laki laki - Perempuan 2 Penyapu Pasar Sentral - Laki laki - Perempuan 26 28 26 30 10 1 16 1 3 Sopir 12 15 4 Pengangkut 31 35 5 Petugas TPA 2 2 6 Petugas IPLT 2 2 7 Mobil Sampah 29 23 8 Gerobak Sampah - Kelurahan - Rayon Sumber : Dinas Lingkungan Hidup Kota Gorontalo 14 26 14 26 Cakupan Pelayanan Pengelolaan sampah oleh Dinas Kebersihan Kota Gorontalo terbatas pada daerah perumahan yang berada di pusat kota (terutama di Kecamatan Kota Selatan), penyapuan pada beberapa jalan protokol dan daerah perdagangan, pemindahan sampah dari Tempat Pemindahan Sementara (TPS) ke alat angkut sampah dan mengangkutnya sampai ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sumber Sampah Timbulan sampah Kota Gorontalo rata-rata 2,55 I/ orang/ hari atau 344 m3/hari. Dari sampah tersebut yang dapat terangkut adalah sebesar 186 m3 atau 54 % dari total timbulan. Tabel di sebelah adalah timbulan sampah yang dihasilkan dan yang terlayani berdasarkan sumber sampah. Tabel 18. PELAYANAN PENGELOLAAN SAMPAH BERDASARKAN SUMBER SAMPAH SUMBER Timbulan Sampah Sampah Terangkut (m3 / Hari) % Total (m3 / Hari) % Pelayanan Permukiman 175,00 50,87 63,65 33,42 Pasar 45,00 13,08 34,13 100 Pertokoan/ Komersil 53,41 15,52 42,32 100 Perkantoran/ Institusi 25,56 7,72 16,20 100 Jalan & taman 14,00 4,06 9,00 100 Industri 19,65 5,71 10,65 100 Lain-lain 10,50 3,05 10,50 100 Total 344 100 186,50 54 Sumber : Sistem Pengelolaan Persampahan Dinas Lingkungan Hidup Kota Gorontalo

TPA sampah terletak di Kelurahan Pohe Kec. Kota Selatan dengan luas 2 Ha dan dioperasikan dengan sistem open dumping. TPA berbentuk lereng dengan kedalaman timbunan akhir + 15 m, dilengkapi dengan kantor, garasi dan pagar kawat. Jarak dari pusat kota ± 7 km, jarak dari laut ± 500 m, sedangkan jarak terdekat ke permukiman + 1 km. Karena pengoperasian TPA di Pohe sudah tidak memenuhi syarat, maka pemerintah merencanakan memindahkan TPA sampah ke Kelurahan Botu Kecamatan Kota Selatan. Metode yang dipakai di TPA Botu adalah sistem Sanitary Landfill yang dilengkapi dengan pembuatan jalan akses, jalan operasi, drainase, drainase leachate, bangunan pengolahan, kolam maturasi, tempat parkir, pagar pengaman, jalur hijau dan fasilitas lain yang dianggap perlu dalam memperlancar kegiatan. TPA ini berada di atas tanah negara dengan luas kurang lebih 5 Ha dan berjarak 5 Km dari pusat kota. Umur pakai TPA Botu diperkirakan selama 10 tahun operasi. Tabel 19. DATA PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA NO. URAIAN SATUAN BESARAN I. Data Pengumpulan Sampah 1. Nama pengelola : DKP Kota Gorontalo 2. Sistem : integrated system 3. Jumlah penduduk Jiwa 147.354 4. Asumsi produksi sampah Lt/org/hr 442.062 m 3 /hr 442,06 5. Jumlah sampah m 3 /hr 344 6. Jumlah pelayanan m 3 /hr 186 7. Cakupan layanan geografis Ha 3.498,66 8. Cakupan layanan penduduk Jiwa 79.571,16 9. Ilegal dumping : sedang II. Data TPA 1. Jumlah pelayanan TPA m 3 /hr 186 2. Nama TPA : TPA Pohe 3. Status TPA : - 4. Luas TPA Ha 2 5. Kapasitas m 3-6. Umur Tahun - 7. Sistem :open dumping 8. Jarak ke permukiman Km 1 9. Incenerator Unit - 10. Nama pengelola : - III. Data Peralatan TPA 1. Bulldozer Unit - 2. Back hoe Unit - 3. Loader Unit - 4. Shovel Unit - 5. Water tank Unit - Sumber : kompilasi data

Dengan asumsi timbulan sampah untuk kota sedang sebesar 3 liter/orang/hari, maka kebutuhan komponen persampahan Kota Gorontalo disajikan dalam tabel berikut. Jumlah Penduduk (jiwa) Tabel 20. KEBUTUHAN KOMPONEN SAMPAH KOTA Timbulan Sampah Kota Sedang Perkiraan Sampah Sampah Terangkut Timbulan (lt/org/hr) yang Total (m 3/ /hr) (m 3 /hr) Selisih (m 3 /hr) 147.354 3 442,06 186 256,06 Sumber: Analisis Sesuai dengan standar kota sedang, yaitu tingkat timbulan sampah sebanyak 3 liter/orang/hari, Kota Gorontalo dengan jumlah penduduk 147.354 jiwa, menghasilkan 442,06 m 3 /hr timbulan sampah. Jumlah ini didapatkan dari jumlah penduduk dikalikan 3/1000 (m 3 /hr). Namun Kota Gorontalo baru dapat mengelola sebanyak 186 m 3 /hr. Sehingga banyaknya sampah yang belum terlayani adalah 256,06 m 3 /hr. Dari data yang telah didapatkan jumlah sampah yang ada sebanyak 344 m 3 /hr. Jika berdasarkan data eksisting yang ada maka banyaknya sampah yang belum terlayani sekitar 158 m 3 /hr. Tabel 21. SARANA DAN PRASARANA PENGELOLAAN SAMPAH KOTA Komponen Jumlah (unit) Ritasi (rit/hari) Tahun Perolehan Kondisi Kap.Maks. (m3/hari) Pewadahan 40 2 1998/1999 60/baik 64 Pengumpulan - Gerobak 1 m3 135 1998/1999 70/baik 60 Pemindahan - TPS Kayu 0,3 m3 40 1998/1999 40/baik 13 - TPS pas bata 0,5 m3 30 1996/1997 60/baik 2 - TPS pas bata 2 m3 12 70/baik 72 1995 211 Pengangkutan - Dump Truck 6 m3 6 (3-4) 1991 1997 1994 1997 60-70/baik 120 - Arm Roll Truck 6m3 2 (3-4) 75/baik 90 210 Pembuangan Akhir - TPA Pohe 2 Ha 1 1994 baik 80/terisi - Wheel Loader 1 1993 baik - Buldozer 1 2000 Sumber : Sistem Pengelolaan Persampahan Dinas Lingkungan Hidup Kota Gorontalo, Tahun 2001 Pola Pelayanan Persampahan Polo pelayanan sampah di Kota Gorontalo dilakukan sebagai berikut : a. Pola individual langsung diangkut oleh dump truck dan truk kayu dari rumah ke rumah pada jalan-jalan yang dapat dilalui truk b. Pola individual tidak langsung diangkut dengan gerobak dari rumah ke rumah kemudian dikumpulkan di TPS bak pasangan bata 0,5-2 m3 dan container 6 m3, untuk selanjutnya diangkut dengan menggunakan truk menuju TPA. c. Pola komunal langsung dilakukan oleh masyarakat dengan cara membuang sampah langsung ke TPS terdekat.

Tabel 22. DATA PENGANGKUTAN DAN PEMBIAYAAN SAMPAH DI KOTA NO. URAIAN SATUAN BESARAN I. Data Transportasi Persampahan 1. Jumlah pelayanan terangkut m 3 /hr 186 2. Jumlah kendaraan Truk Unit 6 Arm roll Unit 2 Compactor Unit - Pick up Unit - 3. Jumlah peralatan Gerobak Unit 135 Container Unit - 4. Transfer depo Unit - 5. Jumlah TPS Unit 82 II. Data Pembiayaan 1. Retribusi Rp - 2. Biaya pembuangan Rp - 3. Biaya pengangkutan Rp - 4. Biaya pengumpulan Rp - 5. Biaya satuan Rp - 6. Biaya operasional dan pemeliharaan Rp - Sumber : kompilasi data Komponen Sanitasi / Limbah Cair Cakupan Pelayanan Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Gorontalo sampai April tahun 2001, dari 69,72 % penduduk Kota Gorontalo yang telah mempunyai sarana pembuangan limbah sistem on site 60,77 % nya memakai septic tank, 17,62 % nya menggunakan cubluk siram, 1,95 % nya memakai MCK Umum dan 19,66 % nya dengan sistem pembuangan langsung. Penduduk yang tidak mempunyai sarana sanitasi umumnya membuang limbahnya ke kali, selokan, tempat terbuka atau menumpang di tetangga. Sarana Pengelolaan Air Limbah Pengelolaan air limbah dilakukan secara individu dengan membuat septic tank dan sumur resapan. Tetapi sejak Tahun 1998 Pemerintah Kota Gorontalo telah membangun sebuah IPLT (Instalasi Pengolahan Limbah Tinja) di Kelurahan Dulomo Kecamatan Kota Utara. Untuk melayani masyarakat yang akan membuang limbah tinjanya, pemerintah kota menyediakan 2 buah mobil tinja dengan kapasitas tangki masing - masing 4 m3 dan dalam satu hari mampu mengangkut 3 m3 lumpur tinja. Sistem pengoperasian mobil truk tinja untuk dapat melayani permintaan penyedotan tinja dari masyarakat didasarkan pada permohonan yang diajukan kepada Dinas Lingkungan Hidup dan menyelesaikan administrasi pembayaran sebagai berikut : Tabel 23. TARIF PENYEDOTAN DI KOTA Penyedotan Dalam Kota Penyedotan Luar Kota Non Komersial 0-3 m³ = Rp 200.000,- Non Komersial 0-3 m³ = Rp 300.000,- Komersial 0-3 m³ = Rp 300.000,- Komersial 0-3 m³ = Rp 400.000,- Tiap penambahan / m³ = Rp 50,000,- Tiap penambahan / m³ = Rp 75.000,- Sumber : Sistem Pengelolaan Persampahan Dinas Lingkungan Hidup Kota Gorontalo Untuk produksi limbah, setiap manusia diasumsikan memproduksi limbah cair sejumlah 0,2 lt/org/hr. Angka ini merupakan kebutuhan ideal dari setiap penduduk pada kelas kota sedang. Sehingga didapatkan asumsi produksi limbah di Kota Gorontalo ini sejumlah 29.471 lt/hr dari hasil perhitungan kebutuhan ideal produksi limbah setiap manusia dikalikan dengan jumlah penduduk Kota Gorontalo.

Komponen Drainase Daerah - daerah genangan di sebagian kawasan Kota Gorontalo: Daerah genangan A Daerah genangan ini cukup Iuas, terutama pada sekitar jaian Cendrawasih, jalan Rajawali, jalan Gelatik dan pada daerah persawahan di Kelurahan Heledulaa dan Heledulaa Selatan. Daerah ini sangat rawan genangan karena dilewati oleh sungai Talamate dan saluran Kali Serdadu yang selalu meluap apabila intensitas curah hujan cukup tinggi. Tinggi genangan bervariasi mulai sekitar 20 cm dan bisa mencapai 100 cm dengan lama genangan 2-3 hari. Daerah genangan B Daerah genangan ini meliputi kawasan permukiman antara jalan Imam Bonjol, jalan Basuki Rahmat dan jalan Teuku Umar, jalan Budi Utomo dan jalan Sam Ratulangi, jaian Jamaludin Malik dan jaian Husni Thamrin dan pada kompleks pasar Sentral. Saluran primer yang melintasi kawasan permukiman, perkantoran, pertokoan dan pasar Sentral mempunyai pembuangan akhir di sungai Bolango. Tinggi genangan di kawasan ini bisa mencapai 50-75 cm dengan lama genangan 3-7 jam. Daerah genangan C Daerah genangan ini meliputi kelurahan Biawu dan kelurahan Siendeng yang dikelilingi oleh sungai Bolango. Apabila terjadi hujan dengan intensitas cukup tinggi dalam waktu sekitar 2 jam, maka kawasan ini akan tergenang dengan ketinggian 20-30 cm, sedangkan bila hujan berlangsung lebih dari 2 jam, maka kawasan Biawu tergenang sedalam 50 cm dan kawasan Siendeng tergenang sedalam 30 cm dan lama genangan 4-5 jam bahkan lebih. Genangan air sungai Bolango ini bisa mencapai ketinggian 50-150 cm dengan lama genangan sampai berharihari tergantung surutnya muka air di sungai. Daerah genangan D Daerah genangan ini terjadi di kelurahan Padebuolo, terutama pada kawasan permukiman di jalan Ponca Wardana dan jalan Kusno Danupoyo. Genangan yang terjadi tidak terlalu parah, dengan tinggi genangan rata-rata 30 cm dan lama genangan kurang lebih 2-3 jam. Daerah genangan E Daerah genangan ini terjadi di Kelurahan Ipilo, terutama pada kawasan permukiman di jalan Mongondow dan jalan 26 Februari. Genangan terjadi pada saat curah hujan cukup tinggi dan muka air di Sungai Tamalate naik sehingga merembes masuk ke saluran pembuangan. Walaupun pada ujung hilir saluran sudah dipasang pintu air, namun air sungai tetap masuk melalui celah-celah pintu. Tinggi genangan pada intensitas hujan yang cukup tinggi bisa mencapai 50 cm dengan lama genangan 1-2 hari. Daerah genangan F Daerah genangan ini terjadi pada Kelurahan Ipilo terutama pada jalan air perak. Penyebab genangan disamping akibat merembesnya air sungai (di saat air tinggi) ke saluran (melalui celah pintu air), juga disebabkan oleh topografi kawasan ini yang membentuk cekungan, adanya kebuntuan saluran pembuangan, serta rembesan air sungai melalui bawah tanggul (seepage). Untuk curah hujan yang cukup tinggi selama kurang lebih 2-3 jam ditambah dengan pengaruh banjir di sungai, genangan air di kawasan ini bisa mencapai ketinggian 50-75 cm dengan lama genangan 2-3 hari. Daerah genangan G Daerah genangan ini meliputi kawasan permukiman sebelah Timur JI. A. Yani (lapangan tenis) atau pada sisi kiri aliran Sungai Bolango. Daerah ini sangat rawan genangan air karena luapan air Sungai Bolango. Tinggi genangan ratarata mencapai 50-70 cm dengan lama genangan bisa mencapai lebih dari 5 jam.

Daerah Genangan Lainnya Kawasan genangan tersebut adalah : Daerah genangan H : Daerah genangan ini terletak di Kelurahan Leato Selatan, pada kawasan permukiman di jalan Martadinata (dahulu jl. Batu Jajar). Daerah genangan I : Daerah genangan ini terletak di Kelurahan Talumolo, pada sebagian kawasan permukiman, kompleks gudang Dolog dan JI. Mayor Dullah. Daerah genangan J : Daerah genangan ini terletak di Kelurahan Tenda, pada kawasan permukiman jalan Kamboja. Daerah genangan K : Daerah genangan ini terletak di Kelurahan Bugis, pada kawasan permukiman di JI. Gorontalo, jalan Sangir dan JI. Ambon. Daerah genangan L : Daerah genangan ini terletak di Kelurahan Ipilo, pada kawasan permukiman di JI. Tribrata, terutama di persilangan jalan MT. Haryono dengan JI. Tribrata. Daerah genangan M : Daerah genangan ini terletak di Kelurahan Heledulaa, pada JI. Kasuari dan JI. Hassanuddin. Daerah genangan N : Daerah genangan ini terletak di kompleks Pasar Sentral dan terminal. Di saat hujan (normal atau lebih), air menggenangi jalan-jalan, halaman pasar, kawasn penjualan di kompleks pasar dan terminal. Komponen Jalan Prasarana perhubungan seperti jalan dan jembatan di Kota Gorontalo yang ada saat ini dalam kategori kondisi yang baik. Tabel 24. DATA STATUS JALAN, PANJANG DAN KONDISI JALAN S/D TAHUN 2003. NO 1. 2. 3. STATUS JALAN Jalan Negara Jalan Propinsi Jalan Daerah Sumber : Dinas PU Kota Gorontalo PANJANG KONDISI (%) (KM) BAIK SEDANG RUSAK Ringan Berat 9,15 16,50 203,620 74,557 52,138 62,011 18,355 Untuk menunjang aktifitas bidang perhubungan maka saat ini terdapat beberapa sarana penunjang bidang perhubungan khususnya perhubungan darat misalnya keberadaan terminal angkutan. Untuk terminal angkutan sesuai dengan peruntukannya terdiri atas 2 terminal yakni terminal angkutan dalam kota dan terminal angkutan luar kota.

Panjang jalan di seluruh Kota Gorontalo umumnya tidak mengalami perubahan baik jalan negara, jalan propinsi maupun jalan daerah, yaitu 25,65 km. Tabel 25. PANJANG JALAN DAN KONDISI JALAN DI KOTA No. Jurusan Panjang (Km) Kondisi Jalan Jalan Negara 1. Gorontalo - Telaga 5,90 Sedang 2. Gorontalo - Pelabuhan Gorontalo 3,25 Baik 3. Pelabuhan Gorontalo - Huangobotu 5,25 Sedang Jalan Propinsi 1. Gorontalo - Potanga 8,50 Sedang 2. Gorontalo - Kabila 2,75 Baik JUMLAH 25,65 Baik Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Gorontalo, 2003