BAB I PENDAHULUAN. Perbincangan mengenai sistem politik dalam Islam, ternyata selalu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tentunya harus kembali kepada Nabi Muhammad saw. yang memperkenalkan

BAB III METODE PENELITIAN. diteliti. Adapun penelitian yang penulis lakukan ini adalah bersifat deskriptif

BAB I PENDAHULUAN. berbagai sistem ekonomipun dan carapun digunakan untuk melakukan proteksi

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yaitu dengan terjun

BAB I PENDAHULUAN. urusan rakyat, pemimpin hendaknya orang yang benar-benar bisa dipercaya,

BAB III METODE PENELITIAN

IMAMAH DALAM PANDANGAN POLITIK SUNNI DAN SYI AH

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu kegiatan mu'amalah yang paling banyak dilakukan orang adalah kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. seperti jual beli, tukar-menukar, pinjam-meminjam, utang-piutang, dan lainlainnya.

BAB I PENDAHULUAN. merugikan orang lain, seperti proteksi harga, manipulasi dan monopoli adalah

BAB IV ANALISIS Mekanisme PAW Anggota DPR/DPRD Menurut UU RI No 27 Tahun 2009 dalam Persepektif Fiqh Siyasah

BAB I PENDAHULUAN. yang wajar dan dalam ajaran nabi, pernikahan ditradisikan menjadi sunnah beliau. dan Anas melihatnya, dan beliau bersabda:

BAB I PENDAHULUAN. Jual beli adalah salah satu cara memperoleh hak (kepemilikan) suatu barang

BAB I PENDAHULUAN. benda tapi tidak sampai batas nisab zakat, namun ada pula yang tidak memiliki harta

BAB I PENDAHULUAN. cara yang haram. Artinya cara halal haruslah dituruti dan cara yang haram

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini ialah penelitian lapangan (field research). Dimana

BAB III METODE PENELITIAN. misalnya masyarakat ataupun suatu lembaga. 1 Penelitian ini dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah field research (penelitian lapangan) yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) 82 yaitu

BAB IV ANALISIS HEDGING TERHADAP KENAIKAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK-BBM DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian studi lapangan yaitu penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bernegara. Islam telah mengaturnya sedemikian rupa sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lain. Kegiatan yang lebih banyak dan efektif ialah jual beli. Disamping sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. bekerja sama untuk mencapai tujuan tersebut. 1. saling terkait dan saling membutuhkan satu sama lain dan tidak bisa lepas berdiri

BAB I PENDAHULUAN. Development Bank (IDB) tahun 1974 oleh Organisasi Konferensi Islam (OKI).

BAB I PENDAHULUAN. harta yang banyak dan sebagian lagi ada yang sebaliknya. Setelah tiba. peristiwa hukum yang lazim disebut dengan kematian.

BAB I PENDAHULUAN. Melakukan kegiatan ekonomi dan bermuamalah merupakan tabi at. manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam melakukan kegiatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam ajaran islam tidak hanya dalam persoalan aqidah, tauhid. persoalan hubungan antar sesama manusia (muamalat).

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang lengkap dan bersifat universal, berisikan ajaran-ajaran

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan umat manusia, dan usaha juga sangat menentukan pola hidup, corak

BAB I PENDAHULUAN. tertinggi dalam negara Islam. Istilah imamah lebih banyak digunakan oleh

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang keilmuan lainnya. Al-Qur an juga merupakan firman Allah

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat dilepaskan dari tanggung-jawab pemerintah, yang dalam ajaran Islam. bertujuan untuk mensejahterakan masyarakatnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman Rasulullah SAW, hadis belumlah dibukukan, beliau tidak sempat

BAB III METODE PENELITIAN. Kata metode menurut Kamus Ilmiah Populer adalah cara yang teratur dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Adakah sistem ketatanegaraan menurut islam? Pertanyaan ini barangkali

BAB III METODE PENELITIAN. yakni penelitian yang dilakukan dengan cara turun langsung kelapangan

BAB I PENDAHULUAN. Bagi kita, Islam bukan hanya agama atau sistem religi saja, tetapi di

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia

BAB I PENDAHULUAN. hukum yang berlaku dalam Islam tidak boleh bertentangan dengan al-qur an. Di

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini ialah penelitian lapangan (field research), merupakan

DAFTAR ISI HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN... HALAMAN NOTA PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... BAB I PENDAHULUAN...

BAB I PENDAHULUAN. Agama Islam adalah agama yang universal. Segala sesuatunya telah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) 1

BAB I PENDAHULUAN. mengandung kemaslahatan bagi umat manusia, kecuali hal-hal yang telah dilarang

BAB III METODE PENELITIAN. langsung ke lokasi penelitian untuk mendapatkan data yang diperlukan.

RESENSI BUKU MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PERSPEKTIF INTEGRATIF

BAB I PENDAHULUAN. Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 2002), h.398

BAB I PENDAHULUAN. dan keadaan, mengangkat dan menghilangkan segala beban umat. Hukum

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berbuat dan bertingkah laku yang baik agar dapat bermuamalah dan mencari

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan penciptaan manusia. Syariat Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad

Intisari Buku. Tarbiyah Siyasiyah. Bersama Dakwah

BAB I PENDAHULUAN. tidak mau seorang manusia haruslah berinteraksi dengan yang lain. Agar kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bersama yang disebut dengan lembaga perkawinan. merupakan ibadah (Pasal 2 Kompilasi Hukum Islam). 2

BAB I PENDAHULUAN. Hampir tidak ada satupun negara di dunia ini yang tidak memprogramkan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan riset, peneliti mengenal berbagai jenis pendekatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. lingkungan masyarakat tertentu, baik di lembaga-lembaga dan organisasi

BAB I PENDAHULUAN. bagi kehidupan manusia yakni al-qur'an dan al-hadits yang di dalamnya

JABAT TANGAN ANTARA PRIA DAN WANITA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

TINGKAT KESADARAN HUKUM ISTERI DALAM PERKARA CERAI GUGAT S K R I P S I

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan yang berguna dalam menjalani hidup. terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.

BAB I PENDAHULUAN. artinya Tuhan yang menjadi sumber hukum dalam suatu masyarakat Islam. Tuhan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian kualitatif deskriptif.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha yang bisa dilakukan oleh orang dewasa untuk memberi

TINJAUAN MAQASHID AL-SYARI AH SEBAGAI HIKMAH AL-TASYRI TERHADAP HUKUM WALI DALAM PERNIKAHAN

BAB I PENDAHULUAN. Pustaka, 1976), hlm ), hlm 6

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. identitas Indonesia adalah pluralitas, kemajemukan yang bersifat

BAB III METODE PENELITIAN. hal-hal yang terjadi di tengah-tengan kehidupan masyarakat, bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus Rasul terakhir yaitu Muhammad Saw. dengan perantaraan malaikat Jibril,

BAB I PENDAHULUAN. Segala puji bagi Allah Swt. yang mengatur dan memelihara segala sesuatu yang

BAB III METODE PENELITIAN. relevan dengan persoalan yang dihadapi. Artinya, data tersebut berkaitan,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi kerja pada manusia serta menurunkan Islam untuk membuka mata

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMIMPIN. 1) Mengetahui atau mengepalai, 2) Memenangkan paling banyak, 3)

BAB I PENDAHULUAN. bagi kaum muslimin untuk menapaki kehidupan fana di dunia ini dalam rangka

BAB II GAMBARAN UMUM GADAI EMAS (AR-RAHN) DALAM FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MAJLIS UALAMA INDONESI (DSN-MUI) TENTANG RAHN DAN RAHN EMAS

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis Penelitian ini adalah penelitian hukum empiris yaitu dengan terjun

BAB I PENDAHULUAN. dalammenjadikan dan menciptakan alam ini. Perkawinan bersifat umum,

BAB III METODE PENELITIAN. cara membaca, menalaah dan meneliti berbagai literatur-literatur yang

BAB V PENUTUP A. Simpulan

BAB I PENDAHULUAN. untuk jalan mengembangkan keturunan dan kelestarian hidupnya, maka tidak

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mencari kemaslahatan pribadi, keluarga maupun umum. Hal ini

A. Persamaan Pemikiran Imam Mawardi dengan Ali Abdul Raziq tentang Konsep

Ikutilah Sunnah dan Jauhilah Bid'ah

BAB I PENDAHULUAN. diciptakan yaitu diciptakannya Nabi Adam as kemudian disusul dengan

FAKULTAS SYARI AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN 2017 M/1438 H

Berdasarkan uraian diatas, maka yang dimaksud dalam judul skripsi ini adalah sebuah kajian yang akan fokus mengenai

Mendidik Anak Menuju Surga. Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Tugas Mendidik Generasi Unggulan

BAB I PENDAHULUAN. baik (thoyib) karena dalam Alquran Allah SWT telah memerintahkan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Hayyie Al-Kattani, Gema Insani Press, Jakarta, cet III, 2001, h Yusuf Qardhawi, Berinteraksi dengan Al-Qur an, Terj.

BAB III METODE PENELITIAN. Paradigma adalah sebagai pandangan dunia (word view) yang dimiliki oleh

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Perbincangan mengenai sistem politik dalam Islam, ternyata selalu menarik untuk dikaji sepanjang sejarah ketatanegaraan kaum muslimin. Sementara disisi lain, Islam sebagai suatu sistem ritual dan sistem kehidupan manusia yang integratif diantara kehidupan duniawi dan ukhrawi, ternyata selalu muncul ditengah-tengah pencarian konsep tatatanan pemerintahan atau bernegara. 1 Karena itu, Islam bukan hanya sekedar hubungan antar manusia dengan Tuhan-Nya, tanpa ada hubungan dengan masalah penataan kehidupan masyarakat dan persoalan politik. 2 Dari segi teori, politik itu sendiri adalah pengetahuan yang penting dan bergengsi, dan dari segi praktiknya; adalah suatu profesi yang terhormat dan bermanfaat. Sebab, politik berkaitan dengan hal penataan persoalan manusia sebaik mungkin. 3 Imam Ibnu Qayyim dari Imam Abi Wafa bin Aqil al-hambali mengatakan bahwa "politik adalah tindakan yang mendekati kebaikan dan menjauhkan dari kerusakan, selama tidak berlawanan dengan syariat. Politik yang tidak adil akan berlawanan dengan kemauan syariat, tetapi serasi dengan berbagai 1 Jeje Abdul Rojak, Politik Kenegaraan: Pemikiran-pemikiran Al-Ghazali dan Ibnu Taimiyah, (Surabaya: Bina Ilmu, 1999), h. 13. 2 Suara Hidayatullah, Edisi 10/Tahun XI, Februari, 1999, h. 18. 3 Muhammad Abdul Qadir Abu Faris, Fiqih Politik Hasan Al-Banna, Terj. Odie al-faeda, (Solo: Media Insani, 2003), h.16..

2 ketentuannya. Bahkan politik merupakan bagian darinya. Kamu menamakannya politik hanya menuruti istilah kalian, padahal politik pada dasarnya adalah keadilan Allah dan Rasul-Nya. 4 Salah seorang ulama masa lalu yaitu Imam Al-Ghazali memuji nilai dan keutamaan politik, dengan mengatakan: dunia itu adalah ladang akhirat, agama tidak akan sempurna kecuali dengan dunia. Penguasa dan agama adalah kembaran, karena agama merupakan tiang dan penguasa adalah penjaganya. Sesuatu yang tidak punya tiang akan roboh dan sesuatu tidak dijaga akan hilang. 5 Atas dasar itu pula, secara politik manusia sering disebut sebagai makhluk yang suka berpolitik (zoon politicon atau homo politicus). Karena itu, persoalan politik adalah ibarat sebuah produk yang lahir begitu saja seiring dengan arus kompetensi kehidupan manusia. Politik juga bisa disebut sebagai cara yang memang harus lahir sebagai media manusia untuk merengkuh harapan. 6 Seiring itu pula juga dengan tugas berat diberikan kepada para pemegang pemerintahan adalah agar terjaminnya kemaslahatan rakyat, bertanggung jawab, bersikap adil dan jujur. Hal ini sebagaimana dipahami dari hadis berikut : 4 Yusuf Qardhawi, Fiqh Negara, terj. Syarif Halim, (Jakarta: Gema Insani Press, 1997), h. 121. 5 Al-Ghazali, Ihya Ulumuddin, (Beirut: Dar al-ma rifah, t.th), Jlid 1, h. 17. 6 Khalid Ibrahim Jindan, Teori Pemerintahan Islam Menurut Ibnu Taimiyah, terj. Mulid, (Jakarta: Rineka Cipta, 1994), h. v.

3 عن معقل احدثك حديثا صلى اهلل عليو وسلم يقول: رائحة اجلنة. جيد )رواه البخارى(. مسعتو من رسول اهلل صلى اهلل عليو وسلم: مسعت النيب مامن عبد اسرتعاه اهلل رعية فلم حيطها بنصيحة االمل Artinya: Dari Ma qil ra. katanya: saya akan menceritakan kepada engkau hadis yang saya dengar dari Rasulullah Saw. dan saya telah mendengar beliau bersabda: seorang yang telah ditugaskan Tuhan mematuhi (mengatur urusan) rakyat, kalau dia tidak memimpin rakyatnya itu dengan jujur, niscaya dia tidak akan memperoleh bau surga. (HR. Bukhari). Hsdis tersebut menunjukkan bahwa, politik/pemerintahan punya peranan penting dan vital yaitu bagi kokohnya sebuah tatanan kemasyarakatan. Tanpa adanya perpolitikan dan pemerintahan, segala urusan masyarakat tidak akan teratur dan terlaksana dengan baik. Disisi lain, perdebatan tentang konsep pemerintahan suatu negara belum tuntas sampai sekarang dan masih hangat didalam kancah pemikiran komunitas masyarakat Islam. Bahkan lebih dari itu,di kancah pemikiran politik Islam, pada umumnya masalah politik merupakan produk perdebatan besar. Dikalangan pakar-pakar politik Islam (pemikir politik Islam), seperti Sayyid Quthub, Muhammad Rasyid Ridha dan yang paling vokal adalah Abul A la al-maududi berpandangan bahwa Islam bukanlah semata-mata hanya agama dalam pengertian Barat, yakni hanya menyangkut masalah hubungan antara manusia dan Tuhan, sebaliknya Islam adalah suatu agama yang sempurna dan lengkap dengan pengaturan bagi segala aspek bidang kehidupan manusia 7 7 Abu Abdillah Muhammad Ismail al-bukhari, Shahih Bukhari, (Bandung: Maktabah Dahlan, t.th), Jilid IV, h. 145.

4 termasuk juga membahas persoalan bidang politik dan pemerintahan (bernegara), serta sumber kekuasaan adalah berasal dari Tuhan. 8 Sebaliknya, tokoh lainnya seperti Ali Abdul Raziq dan Thaha Husein berpendapat: Islam hanyalah sebuah agama dan tidak ada kaitannya dengan persoalan politik dan negara (pemerintahan). Islam adalah agama yang tidak memiliki sistem politik atau negara Islam adalah risalah rohani semata. Muhammad Saw. tidak bermaksud mendirikan politik dan negara, sebab bukan termasuk bagian dari risalahnya. Beliau hanyalah sebagai seorang Rasul yang hanya bertugas melaksanakan dakwah secara sempurna atau murni, tidak dicampuri dengan kecenderungan terhadap kekuasaan dan seruan mendirikan negara, karena memang beliau tidak memiliki kekuasaan politik dan pemerintahan. 9 Pakar Islam lainnya, yaitu Muhammad Husein Haikal menolak kedua pendapat tersebut di atas, ia berpendirian bahwa didalam Islam tidak terdapat politik dan sistem ketatanegaraan, tetapi terdapat seperangkat tata nilai etika bagi kehidupan bangsa. Sementara, Kamal At-Turk di Turki mengemukakan bahwa Islam dan politik bernegara tidak ada hubungannya sama sekali, sehingga sistem yang berlaku di Turki adalah perpolitikan sekuler yang bebas dari aturan-aturan agama. 10 8 Munawir Sjadzali, Islam dan Tata Negara: Ajaran, Sejarah dan Pemikiran, (Jakarta: UI Press, 1993), h. 1. 9 Yusuf Qardhawi, Pedoman Bernegara dalam Perspektif Islam, (Jakarta: Pustaka Al-kautsar, 1999), h. 29. 10 Munawir Sjadzali, Op.Cit, h.224-226.

5 Memperhatikan perdebatan yang dikemukakan para pemikir politik dan pemerintahan Islam tersebut, tentunya mereka tidak membahas sedikitpun tentang bagaimana sebenarnya tentang sumber pemerintahan itu berasal dan format menentukannya, serta bagaimana sebenarnya struktur pemerintahan yang tepat dalam suatu negara. Satu-satunya tokoh atau pemikir politik Islam yang mengangkat persoalan tentang konsep pemerintahan relefan dengan masa kini dan berbeda dengan yang lainnya adalah Fazlur Rahman (1919-1988 M). Menurutnya bahwa sumber kekuasaan dalam suatu pemerintahan adalah mandat dari rakyat, yaitu dari masyarakat Muslim, bukan mandat dari Tuhan. Untuk mempertegas pendapatnya, maka ia mengutip pidato Abu Bakar saat pembaiatannya sebagai khalifah, yang isinya menegaskan bahwa ia menerima mandat kekuasaan dari rakyat yang memintanya melaksanakan al-qur'an dan sunnah. Selama ia teguh berpegang kepada keduanya, maka ia hendaknya dipertahankan dan didukung, tetapi jika ia ternyata menyimpang dari keduanya dan berbuat kesalahan, maka ia harus dipecat. 11 Negara itu dapat dibentuk apabila ada sekelompok orang yang telah menyatakan kesediaan untuk melaksanakan kehendak Allah sebagaimana tercantum dalam wahyu-nya. Dengan adanya kesediaan tersebut berarti telah terdapat kesepakatan membentuk suatu komunitas umat muslim yang memberi 11 Fazlur Rahman, Islam, (Chicago: Chicago University Press, 1979), h. 329. Lihat: Fazlur Rahman, "Konsep Negara Islam", dalam John J. Donohoe dan John L. Esposito (Penyunting), Islam dan Pembaharuan:Ensiklopedi Masalah-masalah, terj. Machnun Husein, (Jakarta: Rajawali Press, 1984), h. 481.

6 kepercayaan kepada negara untuk mengemban tugas dalam rangka memenuhi keinginan umat. Dengan begitu, teori tentang sumber kekuasaan dalam Islam berasal dari preseden sejarah, yaitu pembentukan negara (Madinah) dan pidato Abu Bakar saat pembaiatannya sebagai khalifah, sebagai tradisi awal Islam yang patut diteladani. 12 Jadi negara Islam menganut kedaulatan rakyat. Mengenai struktur pemerintahan negara, menurut Fazlur Rahman bahwa kepala negara sebagai fokus sentral dari segala kekuasaan eksekutif, kekuasaan sipil dan militer serta kekuasaan yang secara teknis dikenal dengan istilah kekuasaan "keagamaan". Tapi ia menolak pemegang kekuasaan keagamaan bukanlah seperti kepala negara Islam lalu bentindak seperti paus dalam agama Kristen. Tapi pengawasan dan bimbingan terhadap pengamalan kehidupan beragama dalam masyarakat berada di tangan kepala negara, jika kekuasaan keagamaan ini tidak dijalankan oleh pemerintahan sebuah negara, maka negara tersebut bercirikan sekuler. Seorang kepala negara menurutnya harus dipilih bebas oleh rakyat, yang kemudian memegang pemerintahan. Dalam hal ini struktur pemerintahan menurutnya terdiri: badan eksekutif, badan legislatif, dan badan yudikatif. 13 Memperhatikan pemikiran Fazlur Rahman yang dikemukakan tersebut, dapat dipandang sebagai terobosan dalam pemikiran politik Islam, karena lebih maju dari para pemikir sebelumnya yang berkutat tentang konsep negara, 12 Fazlur Rahman, Islam and Modernity: Transformation of an Intelelectual Tradition, (Chicago: Chicago University Press, 1993), h. 219. 13 Munawir Sjadzali, Op.Cit, h. 85.

7 kewajiban kepala negara, ada atau tidaknya konsep negara dalam Islam. Karena itu pemikiran Fazlur Rahman tersebut dengan jelas mengungkap sumber kekuasaan dan struktur kekuasaan pemerintahan yang tepat. Beranjak dari uraian tersebut, penulis tertarik untuk meneliti lebih mendalam permasalahan ini dari aspek siyasah Islamiyah-nya (politiknya), terutama mengenai bagaimana sebenarnya sumber kekuasaan dalam pemerintahan menurut Fazlur Rahman, dan struktur pemerintahan dalam bernegara menurut Fazlur Rahman. Diharapkan akan memperoleh format yang tepat tentang bagaimana pemerintahan yang baik dan benar. Dari penelitian yang penulis diperoleh, hasilnya kemudian dituangkan dalam sebuah karya tulis ilmiah berbentuk skripsi yang berjudul: "KONSEP PEMERINTAHAN MENURUT PEMIKIRAN FAZLUR RAHMAN". B. Rumusan Masalah. Berpedoman pada latar belakang masalah yang diuraikan tersebut, dirumuskanlah permasalahan penelitian ini, yaitu : 1. Bagaimanakah konsep sumber kekuasaan dalam pemerintahan menurut pemikiran Fazlur Rahman? 2. Bagaimanakah konsep struktur pemerintahan dalam negara menurut pemikiran Fazlur Rahman? C. Tujuan Penelitian. Untuk menjawab rumusan masalah tersebut, ditetapkanlah tujuan penelitian ini, yaitu :

8 1. Mengetahui konsep sumber kekuasaan dalam pemerintahan menurut pemikiran Fazlur Rahman. 2. Mengetahui konsep struktur pemerintahan dalam negara menurut pemikiran Fazlur Rahman. D. Signifkansi Penelitian. Dari penelitian yang penulis lakukan ini, maka diharapkan berguna sebagai: 1. Bahan kajian ilmiah dalam disiplin ilmu kesyari ahan dalam bidang siyasah Islamiyah, salah satunya adalah mengenai pemerintahan dalam hal ini menurut konsep pemikiran Fazlur Rahman, sehingga dapat menambah sumbangsih keilmuan dan pemahaman terutama mengenai permasalahan konsep pemerintahan dalam bernegara yang meliputi bagaimana sebenarnya yang sumber kekuasaan, serta struktur pemerintahan negara yang baik dan benar. 2. Bahan kajian ilmiah untuk menambah khazanah pengembangan keilmuan pada kepustakaan IAIN Antasari Banjarmasin dan Kepustakaan Fakultas Syari'ah. 3. Bahan informasi bagi peneliti yang lain yang berkeinginan meneliti masalah ini dari aspek yang berbeda. E. Defenisi Operasional. Untuk memudahkan dalam memahami maksud dalam judul penelitian ini, maka dijelaskan sebagai berikut:

9 1. Konsep, ialah ialah rancangan atau buram, rancangan (rencana) tertulis perumusan sementara mengenai suatu peraturan penetapan. 14 Maksudnya suatu rancangan tertulis dalam hal perumusan yang sifatnya sementara terhadap suatu permasalahan yang dikemukakan Fazlur Rahman. 2. Pemerintahan, ialah bagaimana sebenarnya cara mengatur atau memerintah dalam suatu negara. 15 3. Pemikiran, ialah cara atau hasil berpikir. 16 Maksudnya ialah hasil dari pemikiran yang dikemukakan oleh Fazlur Rahman terhadap suatu permasalahan. Maksud penelitian ini ialah suatu rancangan tertulis dalam bentuk perumusan sementara terhadap permasalahan yang dikemukakan Fazlur Rahman tentang bagaimana bentuk rancangan atau format pemerintahan yang sebenarnya, terutama sumber diperolehnya kekuasaan, dan struktur pemerintahan negara. F. Metode Penelitian. 1. Jenis dan Sifat Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research), yaitu dengan cara melakukaan penelitian diperpustakaan untuk menghimpun sejumlah buku yang memuat data konsep pemerintahan menurut pemikiran Fazlur Rahman. Jadi sifat penelitian adalah studi literatur, yakni penelitian dilakukan dengan terjun langsung ke perpustakaan untuk menggali data yang diperlukan. 14 Alex, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaha: Alfa, t.th), h. 204. 15 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, diolah kembali oleh Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, (Jakarta: Balai Pustaka, 2003), Edisi III,h. 208. 16 Ibid, h. 892.

10 2. Data dan Sumber Data. a. Data Data yang digali dalam penelitian ini: 1) Biografi Fazlur Rahman, meliputi: kelahiran, pendidikan, pemikiran politiknya dan karya-karyanya. 2) Konsep sumber kekuasaan dalam pemerintahan menurut pemikiran Fazlur Rahman. 3) Konsep struktur pemerintahan dalam negara menurut pemikiran Fazlur Rahman. b. Sumber Data. Sumber data dalam penelitian ini adalah : 1) Data Primer a) Islam, oleh Fazlur Rahman. b) Islam and Modernity: Transformation of an Intelelectual Tradition, oleh Fazlur Rahman. 2) Data Sekunder a) Konsep Negara Islam", oleh Fazlur Rahman. b) Gelombang Perubahan dalam Islam: Studi Fundamentalis Islam, oleh Fazlur Rahman, terj. Aam Fahmia. c) Islam dan Tantangan Modernitas: Studi Atas Pemikiran Hukum Fazlur Rahman, oleh Taufik Adnan Amal. d) Sistem Pemerintahan Islam, oleh Abdul Qadim Zallum.

11 e) Pakistan Mencari Identitas Islam, dalam John L. Esposito (ed), Islam dan Perubahan Sosial Politik di Negara Sedang Berkembang, oleh John L. Esposito, terj. Wardah Hafidz, f) Islam dan Tata Negara: Ajaran, Sejarah dan Pemikiran, oleh Munawir Sjadzali. g) Studi Kepemimpinan Islam: Telaah Normatif dan Historis, oleh Muhadi Zainuddin dan Abd. Mustaqim. 3) Bahan Hukum Tertier a) Kamus Al-Munawwir: Arab-Indonesia, oleh Ahmad Warson Munawwir. b) Kamus Umum Bahasa Indonesia, oleh W.J.S. Poerwadarmintha. 3. Teknik Pengumpulan Data Untuk pengumpulan data digunakan teknik berikut: a. Survey kepustakaan, yaitu dengan melakukan observasi di perpustakaan untuk mendata dan mengumpulkan sejumlah literatur yang diperlukan dalam penyusunan penelitian ini. Adapun perpustakaan yang menjadi tempat survei adalah Perpustakaan IAIN Antasari Banjarmasin. b. Studi literatur, yaitu dengan melakukan pengkajian dan penelaahan secara intensif terhadap data yang diperoleh, sehingga diperoleh data yang diperlukan.

12 4. Teknik Pengolahan dan Analisis Data a. Teknik Pengolahan Data Data yang diperoleh kemudian diolah dengan teknik berikut : 1) Editing, yaitu dengan melakukan pengecekan dan penyeleksian secara selektif terhadap data yang telah diperoleh, sehingga diperoleh data yang valid. 2) Interpretasi, yaitu dengan memberikan penjelasan atau penafsiran seperlunya terhadap data yang diperoleh dan dirasakan kurang jelas, sehingga lebih memudahkan dimengerti. 17 b. Analisis Data Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif, 18 yaitu dengan melakukan pengkajian atau penelaahan secara mendalam terhadap data yang diperoleh tentang konsep pemerintahan menurut pemikiran Fazlur Rahman dengan berpegang pada landasan teoritis yang disusun, sehingga diperoleh kesimpulannya. 19 5. Tahapan penelitian Untuk menyelesaikan penelitian ini hingga menjadi sebuah karya tulis ilmiah dalam bentuk skripsi yang siap di munaqasahkan, ditempuh tahapantahapan berikut : 17 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), Cet.13, h. 135. 18 Maksudnya ialah analisis secara non statistik sesuai dengan data yang telah dideskrifsikan/dipaparkan. h. 40. 19 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), Cet.15,

13 a. Tahapan Pendahuluan Pada tahap ini penulis mempelajari masalah yang akan diteliti, dan hasilnya akan dituangkan dalam proposal penelitian yang berjudul konsep pemerintahan menurut pemikiran Fazlur Rahman. Untuk kesempurnaannya dikonsultasikan kepada Dosen Penasehat dan meminta persetujuannya untuk dimasukkan ke Biro Skripsi Fakultas Syari ah. Setelah disidangkan dan diterima dengan disertai penetapan judul serta penetapan Dosen Pembimbing I dan Pembinbing II, maka dikonsultasikan kembali untuk diadakan perbaikan seperlunya, lalu diseminarkan pada hari Senin, 29 Juni 2009. b. Tahapan Pengumpulan Data Pada tahapan ini terlebih dahulu penulis mengurus surat risetnya dan kemudian menyampaikannya kepada pihak yang berwenang menanganinya. Selanjutnya melakukan pengumpulan data dengan menggunakan teknik kepustakaan dan studi literatur, yang dilakukan selama satu setengah bulan sesuai dengan surat perintah riset yang dikeluarkan Fakultas Syari ah IAIN Antasari Banjarmasin dari tanggal 27 April 2010 sampai 12 Juni 2010. c. Tahapan Pengolahan dan Analisis Data Pada tahap ini penulis melakukan pengolahan secara intensif terhadap data yang diperoleh dari penelitian kepustakaan dengan menggunakan teknik editing dan interpretasi, sehingga diperoleh data yang diperlukan. Untuk memperoleh kesimpulan hukumnya, kemudian dilakukan secara kualitatif berdasarkan hukum Islam.

14 d. Tahapan Penutup Pada tahapan ini penulis menyusun secara sistematis terhadap data yang diperoleh berdasarkan sistematika penulisan yang telah disusun. Untuk kesempurnaannya, maka dikonsultasikan secara intensif kepada Dosen Pembimbing I dan Pembimbing II dengan melakukan perbaikan-perbaikan, sehingga dianggap sempurna dan menjadi sebuah karya tulis ilmiah dalam bentuk sebuah skripsi yang siap untuk dimunaqasahkan. G. Kajian Pustaka. Skripsi yang diangkat ini merupakan penelitian normatif, yaitu penelitian kepustakaan (libarry research), dengan fokus dan pengakajiannya berpedoman pada buku-buku yang memuat tentang masalah konsep pemerintahan menurut pemikiran Fazlur Rahman. Literatur utama yang penelitian ini yaitu: Islam, oleh Fazlur Rahman, dan Islam and Modernity: Transformation of an Intelelectual Tradition, oleh Fazlur Rahman. Adapun literatur pendudukungnya adalah: Konsep Negara Islam", oleh Fazlur Rahman, Gelombang Perubahan dalam Islam: Studi Fundamentalis Islam, oleh Fazlur Rahman, terj. Aam Fahmia, Islam dan Tantangan Modernitas: Studi Atas Pemikiran Hukum Fazlur Rahman, oleh Taufik Adnan Amal, Pakistan Mencari Identitas Islam, dalam John L. Esposito (ed), Islam dan Perubahan Sosial Politik di Negara Sedang Berkembang, oleh John L. Esposito, terj. Wardah Hafidz, Islam dan Tata Negara: Ajaran, Sejarah dan Pemikiran, oleh Munawir Sjadzali, Sistem Pemerintahan Islam, oleh Abdul Qadim Zallum, dan Studi

15 Kepemimpinan Islam: Telaah Normatif dan Historis, oleh Muhadi Zainuddin dan Abd. Mustaqim. Skripsi mengenai masalah konsep pemerintahan menurut pemikiran Fazlur Rahman ini belum pernah ada yang mengangkatnya, baik dari segi isi, permasalahannya dan pengkajiannya, dan berbeda judul dan isinya dengan penelitian yang lain. Mengenai pemerintahan atau kenegaraan ini memang ada yang telah mengangkatnya, yaitu: Jamaluddin, Nim.0001133691 yang berjudul: Penetapan seorang kepala negara menurut Al-Mawardi (Hak legislasi Dewan Perwakilan dalam Islam). Kesimpulan isi skripsi ini meneliti tentang permasalahan pengangkatan seorang kepala negara oleh lembaga perwakilan masyarakat. Dalam hal ini al-mawardi menganggap hak raja atau pemimpin pemerintahan itu dapat dibatasi dan apabila ia tidak mampu menjalankan tugasnya, maka dewan perwakilan dapat mengusulkan untuk menurunkannya dan mengggantinya dengan yang baru. Jadi raja atau Perdana Menteri tidak kebal dan ia mempunyi kontrak sosial untuk berkewajiban mensejahterakan rakyatnya. Fatimah, NIM.0001133658 yang berjudul: Kementerian negara dalam pemerintahan Islam: Studi terhadap pemikiran politik Al-Mawardi dalam Al-Ahkamus Sulthaniah. Kesimpulan isi skripsi ini meneliti tentang permasalahan mengenai jabatan menteri-menteri dalam pemerintahan, seperti menteri koordinator ataupun menteri umum. Mereka mempunyai tugas tersendiri yang langsung langsung dipimpin oleh Perdana Menteri. Sementara Perdana Menteri itu ditunjuk oleh

16 raja. Normawati, NIM.0001133706 yang berjudul: Pemikiran Imam Al-Mawardi Mengenai Jabatan Gubernur. Kesimpulan isi skripsi ini meneliti tentang permasalahan kepemimpinan pemerintahan daerah, dimana terdiri dari ada daerah khusus yang pemimpinnnya adalah harus orang dari daerah bersangkutan juga, kalau tidak akan menimbulkan konflik dengan pemerintahan pusat, sehingga dapat mengatur daerahnya dengan baik. Daerah ini adalah seperti negeri taklukan perang atau yang menyerah secara damai kepada pemerintahan Islam, atau yang menyatakan bergabung. Daerah lainnya adalah daerah umum, dimana penunjukkan kepala daerahnya adalah langsung oleh kepala negara/raja, jadi perpanjangan tangan langsung oleh raja, karena kepala daerah harus bisa menterjemahkan keinginan pusat Memperhatikan skripsi-skripsi tersebut, maka jelas sekali berbeda dengan skripsi yang penulis angkat ini, yang fokus permasalahannya pada penekanan konsep pemerintahan menurut pemikiran Fazlur Rahman, yang meliputi: sumber kekuasaan dalam pemerintahan, dan struktur pemerintahan dalam bernegara. Jadi lebih kepada sumber diperolehnya kekuasaan dan susunan lembaga pemerintahan. Selain itu, ketertarikan penulis permasalahan ini ternyata yang bersangkutan memang mempunyai pemikiran sendiri tentang pentingnya memahami dengan jelas sumber kekuasaan dalam pemerintahan, dan struktur pemerintahan dalam bernegara, karena akan menentukan kekuatan dan bertahannya suatu negara.

17 Hal ini tentu kalau diperhatikan lebih jauh, ternyata para pemikir Islam tidak menyentuh persoalan sumber kekuasaan dalam pemerintahan, dan struktur pemerintahan dalam bernegara ini. Bahkan para tokoh lainnya lebih banyak mengemukakan konsep asal-usul negara, pembentukan negara, pengangkatan kepala negara, kepemimpinan dan ketaatan kepada pemimpin. Juga tidak pernah menyinggung bagaimana sebenarnya tentang sumber kekuasaan dalam pemerintahan, dan struktur pemerintahan dalam bernegara, (lihat uraian pada latar belakang masalah). H. Sistematika Penulisan. Penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab, dengan sistematika penulisan sebagai berikut: Bab I merupakan pendahuluan, yang menguraikan latar belakang permasalahan dari penelitian yang terkait dengan masalah konsep pemerintahan menurut pemikiran Fazlur Rahman. Kemudian dirumuskan permasalahannya dan tujuan penelitian. Selanjutnya dimuat defenisi operasional. Untuk memudahkan pengumpulan dan penggalian data, maka disusunlah metode penilitan, dikemukakan kajian pustaka yang menjelaskan mengenai keaslian penelitian ini dan menguraikan perbedaannya dengan skripsi yang terdahulu, dan sistematika penulisan yang menguraikan skripsi ini sebagai pijakan untuk menyusun secara detail isi dari skripsi ini. Bab II merupakan landasan teoritis, yang memuat tentang sumber kekuasaan menurut pemerintahan Islam, terdiri dari: pengertian pemerintahan,

18 dasar hukum mendirikan pemerintahan dalam Islam, aturan-aturan dalam pemerintahan Islam, mekanisme pengangkatan Kepala Pemerintahan dalam Islam,dan tujuan didirikannya pemerintahan dalam Islam. Bab III merupakan penyajian data dan analisis, terdiri dari: Pertama: data mengenai konsep pemerintahan menurut pemikiran Fazlur Rahman, terdiri dari: biografi Fazlur Rahman, konsep sumber kekuasaan dalam pemerintahan menurut pemikiran Fazlur Rahman, dan konsep struktur pemerintahan dalam negara menurut pemikiran Fazlur Rahman. Kedua; analisis, yaitu melakukan pengkajian secara mendalam terhadap hasil penelitian berpedoman pada landasan teoritis yang telah disusun. Analisi ini menelaah konsep pemerintahan menurut pemikiran Fazlur Rahman. Bab IV merupakan penutup dari penelitian ini, terdiri dari: simpulan dari hasil penelitian yang telah diuraikan, dan saran terkait penelitian ini.