Persepsi Kriteria Kenyamanan Rumah Tinggal

dokumen-dokumen yang mirip
Persepsi Masyarakat dalam Penerapan Rumah Hemat Energi

Ruang Hobi Ideal. Dimas Nurhariyadi. Abstrak

Preferensi Masyarakat dalam Memilih Karakteristik Taman Kota Berdasarkan Motivasi Kegiatan

Persepsi Pengguna terhadap Kualitas Pencahayaan di Meja Kerja

Korespondensi antara Kriteria Tempat Kerja Alternatif Impian terhadap Profesi Pekerja

Definisi Kebetahan dalam Ranah Arsitektur dan Lingkungan- Perilaku

Analisis Faktor-faktor Penyebab Membeli Apartemen

Kriteria Fasilitas Olahraga Ideal bagi Masyarakat Perkotaan

Persepsi Penilaian dan Keinginan Pengunjung terhadap Pasar Dadakan Sunday Morning (Sunmor) di Kawasan Kampus Universitas Gadjah Mada, D.

Persepsi Masyarakat terhadap Permukiman Bantaran Sungai

Kriteria Ruang Publik untuk Masyarakat Usia Dewasa Awal

Peran Panca Indra dalam Pengalaman Ruang

Pentingnya Ruang Terbuka di dalam Kota

Korespondensi antara Faktor Penyebab Kemacetan dan Solusinya

Rumah Impian Mahasiswa

Tingkat Kenyamanan Taman Kota sebagai Ruang Interaksi- Masyarakat Perkotaan

Kepentingan Ruang Terbuka di dalam Kota

Kriteria Ruang yang Mendukung Motivasi Membaca

Lingkungan Rumah Ideal

Kegiatan Joging dan Tempat-Tempat Aktivitas Joging di Lingkungan Kota

Pemahaman Masyarakat Mengenai Dampak Pembangunan HunianTerkait Global Warming dan Penerapan Green Building

Persepsi Masyarakat terhadap Suasana pada Bangunan Kolonial yang Berfungsi sebagai Fasilitas Publik

Persepsi dan Harapan Masyarakat Kota terhadap Keberadaan Permukiman Padat

Studi Preferensi dalam Pemilihan Apartemen Ideal

Korespondensi antara Kualitas Hunian Sewa dan Tingkat Kepuasan Mahasiswa

Penilaian Masyarakat terhadap Penggunaan Material Bambu pada Bangunan

Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Persepsi Publik terhadap Kawasan Bersejarah

Respon Masyarakat terhadap Konsep Perumahan Berbasis Agama: Perumahan Islami

Alternatif Pemilihan Kawasan Pusat Olahraga di Kota Bandung

Identifikasi Pola Perumahan Rumah Sangat Sederhana di Kawasan Sematang Borang Kota Palembang

Ekspektasi Wisatawan dalam Memilih Penginapan sesuai Anggaran

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Suatu Kota Menurut Tanggapan Masyarakat Studi Kasus : Kota Bandung, Jawa Barat

Tingkat Kenyamanan Jalur Pejalan Kaki Jalan Asia Afrika, Bandung

Karakteristik Fisik-Sosial dan Kriteria Kamar yang Membuat Betah

Ruang Favorit dalam Rumah

Persepsi Pengguna terhadap Kualitas Pencahayaan Ideal Kantor

Persepsi Masyarakat terhadap Konsep Bangunan Pintar sebagai Usaha Penghematan Energi

korespondensi antara kerusakan ekologi dan penyebabnya.

Keluhan dan Harapan Masyarakat terhadap Karakteristik Toilet Umum di Indonesia

KORELASI TINGKAT KEPENTINGAN DAN KEPUASAN ELEMEN KOTA BERDASARKAN PERSEPSI MASYARAKAT INDONESIA

Kota Impian: Perspektif Keinginan Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang

Studi Persepsi Masyarakat tentang Museum Ideal

Preferensi Pejalan Kaki terkait Kondisi Lingkungan untuk Menciptakan Kenyamanan Termal di Jalan Rajawali Surabaya

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebetahan di Kafe: Perbedaan Preferensi Gender dan Motivasi

Pengaruh Penggunaan Skylight & Sidelight pada Shopping Mall terhadap Perilaku Manusia

Preferensi Masyarakat tentang Tipologi Sekolah yang Meningkatkan Semangat dan Minat Belajar Siswa

Preferensi Masyarakat terhadap Material Bangunan

Kajian Angkutan Umum yang Baik terkait Korespondensi Lokasi Tempat Tinggal dan Profesi Komuter

Citra Kota Bandung: Persepsi Mahasiswa Arsitektur terhadap Elemen Kota

Preferensi Hunian yang Ideal Bagi Pekerja dan Mahasiswa pada Kelompok Umur Dewasa Awal / Early Adulthood

Awareness dan Pemanfaatan BIM : Studi Eksplorasi

Mushola di dalam Rumah

Prioritas Pengembangan Kawasan Pusat Olahraga berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Kepuasan Pengunjung

Persepsi Masyarakat tentang Penggunaan Energi dalam Rumah Tinggal Berdasarkan Profesi

Kafe Ideal. Devi J. Tania. Abstrak

PERSEPSI TENTANG LINGKUNGAN APARTEMEN DI KOTA BANDUNG SEBAGAI TEMPAT TINGGAL TETAP PADA MAHASISWA PERANTAU FITRIYANTI

Kebutuhan Area Transisi bagi Pejalan Kakidi Kawasan Pusat Kota Bandung

Kecenderungan Penggunaan Software Pemodelan dalam Proses Desain Terkait Alasan dan Usia Pengguna

Rumah Baca sebagai Representasi Pemikiran Arsitektur Achmad Tardiyana

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan kota baik dari skala mikro maupun makro (Dwihatmojo)

Preferensi Masyarakat dalam Menikmati Streetscape Perkotaan yang Ideal

Eksplorasi Desain Kualitas Ruang pada Perpustakaan Sekolah untuk Meningkatkan Minat Baca pada Siswa

Persepsi Praktisi dan Akademisi terhadap Penerapan Teknologi BIM di Arsitektur

Eksplorasi Desain Kualitas Ruang pada Perpustakaan Sekolah untuk Meningkatkan Minat Baca pada Siswa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Eksistensi Proyek. kota besar di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan jumlah

Preferensi Pasangan Berlibur Terhadap Jenis Penginapan dan Keadaan Interior

mempunyai sirkulasi penghuninya yang berputar-putar dan penghuni bangunan mempunyai arahan secara visual dalam perjalanannya dalam mencapai unit-unit

Hubungan Karakteristik Penduduk dengan Pemilihan Ruang Publik di Kampung Luar Batang, Jakarta Utara

BAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi

BAB 1 PENDAHULUAN. di perkotaan-perkotaan salah satunya adalah kota Yogyakarta. Ini

Moda Transportasi yang Efektif dan Efisien bagi Mahasiswa ITB

Pengaruh Desain Fasade Bangunan terhadap Kondisi Pencahayaan Alami dan Kenyamanan Termal

Asrama Mahasiswa Institut Teknologi Indonesia

Pengaruh Kepuasan Berhuni terhadap Keinginan Pindah pada Hunian Sewa

Kriteria Ruang Terbuka menurut Persepsi Masyarakat di Kota Palembang

Potret Kualitas Wajah Kota Bandung

Kriteria Ruang Terbuka menurut Persepsi Masyarakat di Kota Palembang

Karakter Fisik Spasial Tempat Favorit Dewasa Muda

Pengembangan RS Harum

Kriteria Kota Ideal berdasarkan Persepsi Masyarakat

Faktor Dominan yang Mempengaruhi Kebetahan di Kafe: Motivasi dan Preferensi Gender

Teknik sampel yang dipakai adalah teknik pengambilan contoh atau sampel kasus

Perencanaan Fasilitas Permukiman di Kawasan Periferi Kasus : Kelurahan Sudiang Raya, Kecamatan Biringkanaya, Makassar

BAB I PENDAHULUAN. Kenyamanan dan perasaan nyaman adalah penilaian komprehensif

Pertimbangan Pemilihan Titik-Titik Temu Transportasi Publik

Identifikasi Faktor Kebutuhan Area Transisi :

`BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. kehidupan modern dengan tuntutan kebutuhan yang lebih tinggi. Seiring

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KAJIAN PUSTAKA. Pekalongan ini adalah arsitektur humanis. Latar belakang penekanan/

BAB V KONSEP DASAR. Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Kepanjen Educaion. Prinsip-prinsip tema Arsitektur Perilaku

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Peningkatan jumlah penduduk di Indonesia sekarang ini semakin meningkat

Kajian Karakteristik Fisik Kawasan Komersial Pusat Kota

Daya Tarik dan Karakteristik Taman Idaman pada Rumah

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN

BAB III TINJAUAN KHUSUS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek


BAB V KONSEP PERANCANGAN. kemudian memunculkan ide dasar dalam perancangan sekolah alam Junrejo batu, lebih ide dasar konse dari perancangan akan

Transkripsi:

TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Persepsi Kriteria Kenyamanan Rumah Tinggal Aulia Fikriarini Muchlis (1), Hanson E. Kusuma (2) (1) Program Studi Doktor Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung (2) Kelompok Keahlian Perancangan Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung Abstrak Rumah tinggal adalah sebuah tempat yang ditinggali oleh manusia untuk dapat melakukan aktivitas sehari-harinya dengan nyaman. Apa saja kriteria rumah nyaman itu akan bergantung pada persepsi seseorang, karena tingkat kenyamanan seseorang berbeda atau bisa sama antar satu dengan lainnya. Tujuan penelitian kualitatif ini adalah untuk melihat dan menemukenali beberapa kategori sederhana yang menjadi faktor kenyamanan dalam rumah tinggal, menurut persepsi dari 150 orang responden melalui kuisioner online (open ended), sehingga hasil akhir dari penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut pada penelitian berikutnya dan atau dapat digunakan sebagai landasan dalam merancang rumah tinggal yang sesuai dengan kriteria kenyamanan. Hasil dari analisis data teks (distribusi-frekuensi) menyimpulkan terdapat kriteria utama yaitu hemat energi, arsitektural, lingkungan sehat, dan tersedianya ruang terbuka hijau. serta kriteria pendukung berupa suasana, tampilan bangunan, interaksi sosial, lokasi dan site. Kata-kunci : kriteria kenyamanan, persepsi, rumah tinggal Pengantar Rumah hunian atau rumah tinggal adalah sebuah tempat yang ditinggali oleh manusia (penghuni) untuk dapat melakukan aktivitas sehari-harinya dalam keadaan nyaman. Beberapa kriteria rumah tinggal nyaman sering-kali dkaitkan dengan kenyamanan termal saja, terlihat dari banyaknya bahasan artikel/paper tentang hal tersebut, padahal belum tentu hanya faktor kenyamanan termal sajalah yang menjadi faktor utama dalam kenyamanan di rumah tinggal. Selain itu, banyaknya rumah tinggal yang dibangun sekarang (perumahan), tidak lagi mementingkan faktor kenyamanan, akan tetapi lebih mengedapankan soal harga (ekonomis). Bisa saja orang membeli rumah tidak mempertimbangkan lagi pada faktor kenyamanan secara menyeluruh tetapi yang diutamakan adalah masalah harga yang terjangkau (dapat membeli). Melihat kondisi ini, terlihat jelas bahwa kenyamanan bukan lagi faktor utama dalam memilih sebuah rumah tinggal. Bila kita lihat secara harfiah, kenyamanan adalah keadaan nyaman; kesegaran; kesejukan (KBBI). Kenyamanan atau sebuah kondisi nyaman, akan mempengaruhi perilaku manusia, yang artinya, akan memberikan pengaruh secara psikologis, dengan kata lain rumah yang nyaman adalah rumah yang mampu mengakomodir kebutuhan psikis penghuninya (Susanto, 2007). Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat dan menemukenali beberapa kategori sederhana yang menjadi faktor kenyamanan dalam rumah tinggal, menurut persepsi dari beberapa responden, sehingga hasil akhir dari penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut pada penelitian berikutnya dan atau dapat digunakan sebagai landasan dalam merancang rumah tinggal yang sesuai dengan kriteria kenyamanan. Hasil dari penelitian ini adalah memunculkan kategori kenyamanan apa saja yang perlu dipertimbangkan untuk sebuah rumah tinggal. Persepsi dalam arti sempit penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu. Dalam arti luas persepsi adalah pandangan atau pe- Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 D 105

Persepsi Kriteria Kenyamanan Rumah Tinggal ngertian, yaitu bagaimana seeseorang memandang atau mengartikan sesuatu. Persepsi adalah suatu proses penggunaan pengetahuan yang telah dimiliki (yang disimpan didalam ingatan) untuk mendeteksi atau memperoleh dan menginterprestasi stimulus (rangsangan) yang diterima oleh alat indera. Secara singkat dapat dikatakan bahwa persepsi merupakan suatu proses menginterprestasi atau menafsirkan informasi yang diperoleh melalui sistem indera manusia (Roihan, 2013). Dari segi psikologi dikatakan bahwa tingkah laku seseorang merupakan fungsi dari cara dia memandang. Dalam proses persepsi, terdapat tiga komponan utama berikut (Suparyanto, 2011): 1. Seleksi adalah proses penyaringan oleh indra terhadap rangsangan dari luar, intensitas dan jenisnya dapat banyak atau sedikit. 2. Interprestasi, yaitu proses mengorganisasikan informasi sehingga mempunyai arti bagi seseorang. Interprestasi dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti pengalaman masa lalu, sistem nilai yang dianut, motivasi, kepribadian, dan kecerdasan. Interprestasi juga bergantung pada kemampuan seseorang untuk mengadakan pengkatagorian informasi yang kompleks menjadi sarjana. 3. Interprestasi dan persepsi kemudian diterjemahkan dalam bentuk tingkah laku sebagai reaksi. Jadi, proses persepsi adalah melakukan seleksi, interprestasi, dan pembulatan terhadap informasi yang sampai. Penelitian ini juga berusaha menangkap hasil persepsi-interpretasi seseorang terhadap kenyamanan dalam rumah tinggal, setelah se-seorang memiliki pengalaman merasakan hidup dalam sebuah rumah tinggal, kemudian pengalaman tersebut berusaha untuk dinilai dan ditafsirkan. Hal ini tergantung dari cara pandang seseorang menafsirkan tentang kenyamanan, sehingga hasilnya tentu saja akan berbeda atau sama antar satu orang dengan yang lainnya. Perbedaan persepsi pasti akan terjadi, harapan dari penelitian ini adalah melihat beberapa kesamaan atau kemiripan dari teks bahkan ketika terjadi perbedaan sekalipun akan dapat tercatat dengan baik. D 106 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 Metode Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif (Creswell, 2014) yang bersifat eksploratif (Groat & Wang, 2002), dimana penelitian kualitatif berkembang dinamis, dikembangkan berdasarkan pada pertanyaan-pertanyaan terbuka (open ended), analisis teks dan interpretasi tema ataupun pola. Strategi yang digunakan dalam penelitian ini merupakan salah satu strategi yang digunakan dalam penelitian kualitatif, yaitu grounded theory; strategi penelitian yang di dalamnya peneliti memproduksi teori umum dan abstrak dari suatu proses, aksi atau interaksi tertentu yang berasal dari pandangan, persepsi dari responden. Peneliti menjalani sejumlah tahapan pengumpulan data, dan penyaringan kategori-kategori atas informasi yang diperoleh, untuk memaksimalkan kesamaan dan perbedaan informasi (Creswell, 2014). Penelitian kualitatif eksploratif ini bertujuan untuk mendapatkan data berupa kriteria kenyamanan rumah tinggal. Metode Pengumpulan Data Data dikumpulkan dengan menggunakan survei berbentuk kuisioner online, dengan pertanyaan terbuka (open-ended) yang berupa teks, dibagikan secara bebas (snowball-non-random- sampling), lewat media sosial dimulai dari keluarga, teman, ataupun rekan sejawat. Pertanyaan akan dijawab dalam bentuk teks, dimana responden akan menuliskan persepsinya tentang kriteria kenyamanan rumah tinggal. Jumlah responden yang terkumpul adalah 150 orang, dengan rincaian sebagai berikut: SMA&lainnya S3 S2 S1 8 20 0 20 40 60 80 Gambar 1. Jumlah responden dan latar belakang pendidikan Responden dengan variasi pendidikan untuk S1 sebanyak 75 orang, S2 sebanyak 47 orang, S3 sebanyak 8 orang dan sisanya 20 orang berlatar belakang pendidikan SMA dan lainnya. Untuk 47 75

Aulia Fikriarini Muchlis variasi umur dikatagorikan berdasarkan usia remaja (17-25 tahun) sebanyak 53 0rang (35,3%), usia dewasa (26-45 tahun) sebanyak 87 orang (58%) dan usia lansia (> 45 tahun) sebanyak 10 orang (6,7%), dimana responden perempuan sebanyak 82 orang (54,7%) dan laki-laki sebanyak 68 orang (45,3%). Metode Analisis Data 3 Tampilan Bangunan Pencahayaan Baik Udara Segar Asri Rapi hunian indah Sederhana Temuan penelitian akan dijabarkan setelah melalui proses: 1. Analisis Konten (content analysis), merupakan analisis data kualitatif dimana peneliti mencoba untuk memahami setiap jawaban (berupa teks) dari responden, kemudian dilakukan open coding atau tahapan berupa mengidentifikasi kata-kata kunci dari data teks yang diperoleh. Tahapan berikutnya adalah axial coding, merupakan tahapan membuat kategori yang lebih besar dari kata kunci yang sudah didapatkan sebelumnya dari data teks. 2. Analisis Distribusi, merupakan analisis data kuantitatif, dimana peneliti melihat kencenderungan jawaban responden dari frekuensi jawaban yang paling sering muncul. Analisis dan Interpretasi Tahapan analisis awal yang dilakukan oleh peneliti adalah analisis konten (content analysis), dimana peneliti berusaha menemukan kemudian mengidentifikasi kata-kata kunci (data teks) dari persepsi responden terhadap kategori kenyamanan rumah tinggal. Berikut adalah contoh beberapa kata kunci dan pengelompokan kategorinya berdasarkan pada persepsi responden berupa data teks. Tabel 1. Contoh axial coding kriteria kenyamanan rumah tinggal No Kategori Kata Kunci 1 Arsitektural Material Tata Ruang baik Ekonomis Luas Maintenance Mudah Fasilitas Memadai 2 Hemat Energi Sirkulasi Udara Baik Analisis data teks dilakukan untuk mencari kesamaan persepsi tentang kriteria kenyamanan rumah tinggal, dan mengelompokkan kata kunci yang memiliki kesamaan atau kemiripan ke dalam kategori-kategori yang lebih besar. Dari pengkategorisasian yang dilakukan, diperoleh 9 kategori yang masing-masing akan terlihat jumlah frekuensinya dengan analisis distribusi, sehingga pada hasil akhir akan terlihat kategorikategori mana yang paling banyak disebut (dominan), dan mana yang tidak dominan. Adapun hasil analisis distribusi pengkategorian tahap awal dapat dilihat di bawah ini: Lokasi Ruang Terbuka Hijau Lingkungan Sehat Interaksi Sosial Tampilan Bangunan Site Suasana Hemat Energi Arsitektural 5 10 18 Gambar 2. Analisis distribusi persepsi kriteria kenyamanan rumah tinggal Kategori yang paling dominan hasil pengelompokan kategori 1 adalah kriteria arsitektural sebanyak 85 (22%), kemudian disusul prinsip hemat energi sebanyak 68 (18%), suasana sebanyak 59 (15%), lingkungan sehat 58 (15%), ruang terbuka hijau 44 (11%), tampilan bangunan 38 (10%) interaksi sosial 18 (5%), lokasi 10 (3%) dan yang paling tidak dominan adalah kriteria site hanya sebanyak 5 (1%). Kategori arsitektural seringkali disebutkan oleh responden, berkaitan dengan tata ruang, luasan ruang yang memadai, fasilitas lengkap, pemilihan material/bahan bangunan yang tidak menimbulkan panas, eko-nomis/murah, 38 44 0 20 40 60 80 100 58 59 68 85 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 D 107

Persepsi Kriteria Kenyamanan Rumah Tinggal dan sesuai dengan ke-pribadian penghuni. Kebanyakan responden menginginkan rumah-nya tidak sempit (luas), kemudian disusul dengan organisasi/tata ruang yang baik. Untuk poin hemat energi, responden seringkali menyebutkan pencahayaan alami supaya rumah tidak gelap dan penghawaan udara/sirkulasi udara baik, dengan harapan apabila poin ini terpenuhi, maka poin suasana yang diharapkan ada di rumah tinggal akan tercipta yaitu seperti aman, tentram, tenang, sejuk, dingin, segar. Poin tampilan bangunan Berikutnya untuk poin lingkungan sehat dan ruang terbuka hijau, responden seringkali menyebutkan tentang sanitasi dan utilitas, termasuk di dalamnya adalah kebutuhan akan air bersih. Untuk ruang terbuka hijau, responden menginginkan adanya taman, halaman yang luas diantaranya untuk area bermain, adanya vegetasi. Poin tampilan bangunan juga menjadi pertimbangan respon-den untuk kenyamanan rumah tinggal, seperti asri, indah, rapi, bersih. Adapun untuk poin interaksi, responden menginginkan adanya interaksi dengan sesama anggota keluarga, dengan tetangga/lingkungan sekitar rumah. Lokasi dan site merupakan poin yang tidak dominan seringkali menyebutkan tentang kedekatan dengan fasilitas umum dan aksesbilitas yang mudah. Contoh kutipan dari salah satu responden adalah sebagai berikut: Hunian yang nyaman yang pertama harus memenuhi kebutuhan penghuninya, yaitu susunan ruang dan luasannya yang sesuai. Selain itu ruang-ruang yang ada juga memenuhi kualitas seperti penghawaan dan pencahayaan alami, yang sangat penting dalam memberikan kualitas rumah yang sehat dan hemat dalam pemakaian energi. Adanya ruang terbuka hijau yang cukup baik di halaman depan maupun di halaman belakang. Dari hasil distribusi tersebut di atas, maka berdasarkan pada kesamaan ataupun kemiripan peneliti mencoba untuk mengkategorikan kembali ke dalam 4 kriteria besar untuk kenyamanan rumah tinggal seperti kenyamanan visual, kenyamanan termal, kenyamanan spasial dan kenyamanan lingkungan. Adapun distribusinya dapat dilihat pada bar berikut: D 108 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 Kenyamanan Visual Kenyamanan Termal Kenyamanan Spasial Kenyamanan Lingkungan Gambar 3. Analisis distribusi persepsi kriteria kenyamanan rumah tinggal (Kategori 2) Poin kenyamanan termal menduduki prosentasi terbesar yaitu 33%, kemudian ada kenyamanan visual sebesar 31%, kenyamanan lingkungan 21% dan kenyamanan spasial 16%. Di bawah ini akan dilihat lebih detail distribusi yang dominan dari masing-masing kenyamanan, sehingga bisa dilihat poin apa yang menjadi perhatian dari responden dalam menjawab kriteria kenyamanan rumah tinggal. Tabel 2. Kriteria Kenyamanan Rumah Tinggal No Kategori 2 Kategori 1 1 Kenyamanan Visual Tampilan Bangunan Arsitektural 2 Kenyamanan Termal Suasana 3 Kenyamanan Spasial Site 4 Kenyamanan Lingkungan Hemat Energi Ruang Terbuka Hijau Lingkungan Sehat Lokasi Interaksi Sosial Masing-masing kriteria kenyamanan di atas akan dilihat kembali distribusinya dengan kategori sebelumnya, sehingga dapat dilihat poin-poin yang paling dominan dan yang tidak dominan. Kenyamanan Termal 16% 21% 30% 33% 0% 10% 20% 30% 40% Prinsip hemat energi penyumbang terbesar kategori kenyamanan termal sebesar 54%. Artinya, penghawaan dan pencahayaan alami menjadi perhatian utama untuk kriteria kenyamanan rumah tinggal bagi responden, dengan harapan rumah yang mereka tinggali akan menerapkan prinsip hemat energi.

Suasana 46% Aulia Fikriarini Muchlis beberapa kata kunci yang paling sering disebutkan oleh responden adalah aman seperti lingkungan yang aman, ataupun aman dari bencana alam seperti banjir, bersih, tanpa polusi dan utilitas air bersih. Hemat Energi 54% Kenyamanan Spasial 42% 44% 46% 48% 50% 52% 54% 56% Gambar 4. Distribusi Kenyamanan Termal Kenyamanan Visual Tampilan Bangunan 31% Dari kategori kenyamanan spasial ini merujuk pada ruang terbuka bukan pada ruang di dalam bangunan, dengan pertimbangan bahwa ruang termasuk dalam kategori arsitektural. Ruang terbuka hijau sebanyak 76% menjadi perhatian utama dari responden. Responden menginginkan adanya halaman, taman, kebun, area terbuka yang dilengkapi oleh vegetasi. Site 24% Arsitektural 69% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% Gambar 5. Distribusi Kenyamanan Visual Ruang Terbuka Hijau 76% Dalam kategori kenyamanan visual, poin arsitektural memiliki poin 69% dengan kategori tata ruang dan luasan ruang menjadi perhatian utama dari responden. Apabila ditarik kembali pada kata kunci dari responden, kata kunci yang paling sering disebutkan adalah adanya kebutuhan akan ruang privasi, penataan ruang yang baik termasuk ruang yang tidak banyak sekat (luas), penataan interior. Kenyamanan Lingkungan Interaksi Sosial Lokasi Lingkungan Sehat 12% 21% 67% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% Gambar 6. Distribusi kenyamanan Lingkungan Lingkungan sehat paling dominan dari kategori kenyamanan lingkungan sebesar 67% dengan 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% Gambar 7. Distribusi Kenyamanan Spasial Apabila ditelaah kembali, maka peneliti mencoba mengelompokkan kriteria kenyamanan rumah tinggal berdasarkan pada persepsi interpretasi dari responden dalam dua kelompok besar berdasarkan pada distribusinya di setiap kategori kenyamanan termal, kenyamanan visual, kenyamanan lingkungan dan kenyamanan spasial, sebagai berikut: 1. Kriteria Utama Merupakan hasil distribusi dengan frekuensi terbanyak, diantara kriteria lainnya dalam setiap kategori besar. Kriteria ini yang menjadi perhatian utama dari responden dibandingkan dengan kriteria lainnya, yaitu hemat energi, arsitektural, lingkungan sehat, dan tersedianya ruang terbuka hijau. 2. Kriteria Pendukung Merupakan hasil distribusi dengan frekuensi lebih rendah dibandingkan dengan kriteria lainnya, yaitu suasana, tampilan bangunan, interaksi sosial, lokasi dan site. Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 D 109

Persepsi Kriteria Kenyamanan Rumah Tinggal pendukung. Kriteria utama terdiri dari hemat energi, arsitektural, lingkungan sehat dan ruang terbuka hijau. Untuk kriteria pendukung adalah suasana, tampilan bangunan, lokasi, interaksi sosial dan site. Masing-masing kriteria kenyamanan hasil persepsi responden tersebut dapat ditelaah lebih lanjut untuk menemukan prinsip-prinsip perancangan rumah tinggal yang nyaman, Daftar Pustaka Gambar 8. Hasil Persepsi Kriteria Utama Kenyamanan Rumah Tinggal Creswell, J.W. (2014). Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Groat, L. & Wang, D. (2002). Architectural Research Methods. New York: John Wiley & Sons. Inc. Susanto, Gatot. (2007). Griya Kreasi: Agar Rumah Tidak gelap dan Tidak Pengap http://kbbi.web.id http://eprints.uny.ac.id/9686/3/bab%202.pdf http://ahmadroihan8.blogspot.co.id/2013/10/persepsidalam-psikologi-lengkap.html http://dr-suparyanto.blogspot.co.id/2011/07/konseppersepsi.html Walgito, Bimo. (2004). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Yogyakarta. Gambar 9. Hasil Persepsi Kriteria Pendukung Kenyamanan Rumah Tinggal Kesimpulan Penelitian kualitatif melalui analisis distribusifrekuensi ini meghasilkan kriteria kenyamanan rumah tinggal dengan 4 kriteria kenyamanan yaitu, kenyamanan termal, kenyamanan visual, kenyamanan lingkungan dan kenyamanan spasial. Masing-masing kriteria kenyamanan tersebut dipilah berdasarkan hasil frekuensi yang paling dominan menjadi kriteria utama dan hasil frekuensi yang tidak dominan menjadi kriteria D 110 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016