BAB I PENDAHULUAN. kedua yang muncul di dunia, mempunyai masa pertumbuhan pada akhir

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Film merupakan salah satu media yang berfungsi menghibur penonton

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dan film terhadap masyarakat, hubungan antara televisi, film dan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tradisi baru dalam pola hidup masyarakat kita. televisi yang menghasilkan audio (suara) dan visualisasi (gambar

BAB I PENDAHULUAN. yang penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat

BAB I PENDAHULUAN. gaya hidup sehat untuk kehidupan sehari-hari. Di dalam komunikasi ada beberapa unsur yakni sumber pesan (source),

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide,

BAB I PENDAHULUAN. film video laser setiap minggunya. Film lebih dahulu menjadi media hiburan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan proses pernyataan manusia yang dinyatakan dalam bentuk pikiran atau

Pertemuan 1 PENGERTIAN PENYIARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi massa merupakan jenis komunikasi yang ditujukan kepada

BAB I PENDAHULUAN 1.1

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi dewasa ini telah memunculkan suatu

Pengantar Ilmu Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. menjawab pertanyaan berikut: Who Say What In Which Channel To Whom With

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi lain, yaitu Gerbner. Menurut Gerbner (1967) Mass communication is

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan suatu proses sosial yang sangat mendasar

Nanda Agus Budiono/ Bonaventura Satya Bharata, SIP., M.Si

PENGARUH PRESENTER TAYANGAN TALK SHOW HITAM PUTIH DITRANS 7 TERHADAP MINAT MENONTON (STUDI TERHADAP SISWA-SISWI SMA ADVENT JAKARTA PUSAT) SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan manusia, dan manusia tidak bisa hidup tanpa

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyiaran merupajan sebuah proses untuk menyampaikan siaran yang di

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi yang kian canggih,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dunia telah menjadi sistem pertukaran informasi yang pesat dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kehidupan manusia sehari-hari tidak dapat terpisahkan dengan komunikasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. teknologi modern sebagai saluran dalam komunikasi massa. Merupakan salah satu. elemen penting dalam proses komunikasi massa.

BAB I PENDAHULUAN. yang mudah untuk dicerna. Televisi secara universal juga mampu untuk menjangkau audiens

TEORI KOMUNIKASI MASSA

BAB I PENDAHULUAN. communicatio yang diturunkan dari kata communis yang berarti membuat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan televisi di Indonesia saat ini bertumbuh sangat pesat. Hingga

BAB I PENDAHULUAN. Televisi saat ini telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. bahasa sebagai alat penyalurnya. Dalam bahasa komunikasi, pernyataan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan teknologi tanpa disadari telah mempengaruhi hidup kita.

PERSEPSI MAHASIWA TERHADAP IKLAN LUX VERSI BANDAR UDARA ATIQAH HASIHOLAN. Ayu Maiza Faradiba. Universitas Paramadina

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. yang utama adalah menyampaikan suatu pesan. Dengan semakin majunya zaman

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era persaingan baik secara nasional maupun

1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Media massa merupakan sarana untuk menyampaikan informasi kepada

BAB I PENDAHULUAN. Televisi adalah media yang potensial sekali, tidak saja untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial. Pendek kata, komunikasi adalah bagian dimensi sosial yang khusus membahas

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Media dapat diartikan sebagai: 1. Alat. 2.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

Saya lebih takut menghadapi tiga surat kabar daripada seribu ujung bayonet. (Napoleon)

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan inti dari kehidupan. Dalam hidup, apa saja yang kita

Komunikasi massa dan efek media terhadap individu

BAB I PENDAHULUAN. luas dan pada sisi lain merupakan proses dimana pesan tersebut dicari

BAB I PENDAHULUAN. lain (non media). Ketika sumber dari non media tidak dapat memuaskan. kebutuhan kita, maka kita mencarinya dari media massa.

PERANAN SURAT KABAR DALAM MENUMBUHKAN MINAT BACA REMAJA DI KECAMATAN SINGKIL KOTA MANADO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan

Tugas Akhir Desain Komunikasi Visual 2007 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. kepada penerima dengan niat yang disadari untuk mempengaruhi perilaku

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pengetahuan masyarakat. Sekarang ini, media memiliki andil yang. budaya yang bijak untuk mengubah prilaku masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Para pemirsa televisi boleh saja membenci iklan, karena menganggap iklan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan informasi dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adalah untuk mengendalikan lingkungan fisik dan psikologi kita. 1. tersebar banyak tempat, anonym dan heterogen.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. online. Namun dari sekian banyak media masa, televisi merupakan media

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi apa saja yang sedang terjadi di dalam maupun diluar negeri. Media

Dra. Dwi Pangastuti Marhaeni, M.Si

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Dangdut merupakan musik asli Indonesia yang memiliki banyak peminat.

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan komunikasi. Setiap individu lainnya untuk berbagi pendapat, persepsi, dan bertukar pikiran. (Gregory Bateson, 1972)

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Film adalah gambar hidup, juga sering disebut movie (semula pelesetan

PENJAJAHAN TV TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu komunikasi saat ini berkembang pesat jika dibandingkan dengan masa lampau, hal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah tentang sistem pendidikan nasional, dirumuskan bahwa:

PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DALAM TALK SHOW EMPAT MATA DI TRANS 7

HAMBATAN, EFEK dan TEORI EFEK KOMUNIKASI MASSA dalam SOSIOLOGI KOMUNIKASI

ANALISIS ISI PROGRAM TELEVISI LOKAL BERJARINGAN DI BANDUNG (STUDI PADA PROGRAM KOMPAS TV, TVRI, DAN IMTV)

BAB I. Pendahuluan. baik itu lingkungan rumah, sekolah, kampus maupun lingkungan kerja 1.

Saya lebih takut menghadapi tiga surat kabar daripada seribu ujung bayonet. (Napoleon)

BAB I PENDAHULUAN. turut merubah peradaban manusia. Bukan hanya itu, teknologi juga merubah

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan industri pertelevisian dewasa ini, membuat

RESUME PRAKTEK PENELITIAN KOMUNIKASI HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON PROGRAM KUTHANE DEWE DENGAN TINGKAT PEMAHAMAN ISI BERITA YANG DIDAPAT

BAB II URAIAN TEORITIS. manusia, salah satunya adalah komunikasi massa. Konsep komunikasi massa itu

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. kabar, menonton berita, mendengarkan radio, mengakses berita melalui internet.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Suatu Pengantar, komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu communis yang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

PENGARUH TAYANGAN STAND UP COMEDY TERHADAP WAWASAN MAHASISWA MENGENAI MASALAH SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Memasuki era perkembangan teknologi, media massa mempunyai peran

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan sebagai konsumsi sehari hari seperti makanan.

Pengaruh Terpaan Berita Kriminal Dan Faktor Demografi Terhadap Tingkat Kecemasan Masyarakat Untuk Berinteraksi Dengan Lingkungan

tahun 2007 menjadi 6,9% pada tahun Adapun sekitar 6,3 juta wanita Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diah Rosmayanti, 2014

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hubungan antara film dan masyarakat memiliki sejarah yang panjang dalam kajian ahli komunikasi. Film sebagai alat komunikasi kedua yang muncul di dunia, mempunyai masa pertumbuhan pada akhir abad ke-19, dengan kata lain pada waktu unsur-unsur yang menghalangi perkembangan surat kabar yang dibuat lenyap. Ini berarti bahwa dari permulaan sejarahnya film dengan lebih mudah dapat menjadi alat komunikasi yang sejati, karena film tidak mengalami unsur teknik, politik, ekonomi, sosial dan demografi yang merintangi kemajuan surat kabar pada masa pertumbuhan dalam abad ke-18 dan permulaan abad ke-19, menurut Ocy Hong Lee (Sobur, 2004:126). Film yang merupakan alat komunikasi kedua, juga mempunya pesan baik verbal maupun non verbal bagi audience-nya. Dengan berkembangnya film, berkembang pula televisi yang dapat dibuktikan jelas mengambil alih banyak penonton film. Terutama para penonton yang sudah berkeluarga, sehingga para penonton film tinggal sedikit dan kebanyakan berusia muda (McQuail, 1987:15). Seiring dengan beralihnya penonton film menjadi penonton televisi, film mengalami intergrasi besar-besaran dengan media lainnya, terutama dengan penerbit buku, musik populer dan bahkan dengan televisi sendiri. Terlepas dari

2 kenyataan menurunnya penonton, film justru mampu mencapai kekhususan tertentu, yakni sebagai sarana pameran bagi media lain dan sebagai sumber budaya yang berkaitan erat dengan buku, film kartun, bintang televisi, film seri serta lagu. Dengan demikian, dewasa ini film berperan sebagai pembentuk budaya massa, bukannya semata-mata mengharapkan media lainnya sebagaimana peran film pada masa kejayaannya yang lalu. Televisi dan film mempunyai dampak tertentu bagi penontonnya. Dalam banyak penelitian tentang dampak serial televisi dan film terhadap masyarakat, hubungan antara televisi, film dan masyarakat dipahami secara linier. Artinya, film, baik yang ditayangkan di televisi, selalu mempengaruhi dan membentuk masyarakat berdasarkan muatan pesan (message) di baliknya, tanpa pernah berlaku sebaliknya. Selain itu, kekuatan dan film menjangkau banyak segmen sosial, lantas membuat para ahli film memiliki potensi untuk mempengaruhi khalayaknya. Namun seiring dengan kebangkitan film, muncul pula film-film yang menggambarkan seks, kriminal dan kekerasan. Dengan kata lain, film menjadi lebih bebas untuk memenuhi kebutuhan akan sajian yang berbau kekerasan, mengerikan dan pornografis ( McQuail, 1987:15). Jika di dalam film menampilkan adegan yang mengandung kekerasan, maka dapat berdampak negatif bagi penontonnya, terutama anak-anak karena bukan tidak mungkin bagi mereka untuk meniru apa yang dilihat di televisi.

3 Film dan televisi dianggap sangat efisien dalam menyebarkan gagasan dan dalam menanamkan perilaku. Televisi rupanya memiliki pengaruh yang lebih jauh dan lebih luas, maka televisi dapat berperan sebagai pembawa pengaruh lintas budaya. Televisi mampu menciptakan hubungan langsung, atau bahkan hubungan akrab sebagai anggota keluarga, karena hadir di dalam rumah. Demikian televisi bertindak sebagai model sekaligus sebagai pemberi hadiah dan pencipta proses pembiasaan. Tetapi mungkin alasan utama yang menyebabkan anak-anak begitu terpengaruh oleh televisi karena mereka menonton terlalu sering dan lama. Dengan begitu, pesan yang mereka terima sangat menempel di ingatan mereka. Selain itu, televisi juga bisa menjadi media untuk menyebarkan perilaku kekerasan. Ahli psikologi, Albert Bandura dari Universitas Standford, mengadakan eksperimen untuk mengetahui seberapa efektifnya anak-anak melakukan peniruan terhadap perilaku agresif. Dalam eksperimen itu, ditemukan bahwa anak-anak belajar mengenal perilaku agresif dengan meniru orang dewasa. Anak-anak tersebut melihat seorang model melakukan kekerasan memukul, menendang dan menduduki boneka badut. Setelah mengamati model, anak-anak tersebut ditaruh diruangan besar bersama boneka badut, secara tidak langsung anak-anak tersebut melakukan tindakan yang sama persis dilakukan oleh model sebelumnya ( Bailey, 1988 : 45 ). Beberapa ahli psikologi berpendapat bahwa kekerasan sama sekali bukanlah hal yang ditetapkan secara genetik, melainkan

4 sepenuhnya merupakan hasil belajar. Manusia belajar lewat peniruan, mengambil pola-pola perilaku yang mereka lihat dari sekitar mereka, dan juga melalui proses umum yang disebut pembiasaan. Baik peniruan maupun pembiasaan dimulai dari rumah, tetapi banyak dipengaruhi oleh dunia luar yang lebih luas, baik oleh sekolah, tradisi nasional dan agama maupun oleh buku, majalah, surat kabar terutama film dan televisi (Bailey 1988 : 44). Posisi anak-anak atas tayangan televisi memang sangat lemah. Hal ini berkaitan dengan sifat anak yang di antaranya: pertama, anak sulit membedakan mana yang baik atau buruk serta mana yang pantas ditiru atau diabaikan. Kedua, anak tak memiliki self-censorship dan belum memiliki batasan nilai. Ketiga, anak nonton bersifat pasif dan tidak kritis. Akibatnya, semua yang ditayangkan akan dianggap sebagai sebuah kewajaran. Di Indonesia sendiri banyak sekali bermunculan film dari luar negeri maupun dalam negeri sendiri dan dimana film-film tersebut sering ditayangkan di bioskop maupun di televisi. Apalagi 12 stasiun televisi di Indonesia yang dimana mereka juga berlomba-lomba menampilkan program-program acara dan film yang menarik bagi keluarga. Setiap saat, setiap waktu, televisi menjadi teman dalam mengisi waktu luang. Berbagai macam pilihan acara telah tersedia, termasuk untuk anak-anak, salah satunya adalah serial kartun. Film kartun dapat disebut juga sebagai film animasi. Film kartun adalah bentuk dari gambar animasi 2 Dimensi (2D). Istilah animasi berasal

5 dari bahasa Yunani anima, artinya jiwa atau hidup. Kata animasi dapat juga berarti memberikan hidup sebuah objek dengan cara menggerakkan objek gambar dengan waktu tertentu (Sibero, 2008:9). Animasi tidak hanya digunakan untuk hiburan saja, animasi dapat juga digunakan untuk media-media pendidikan, informasi, dan media pengetahuan lainnya. Secara harfiah animasi adalah membuat hidup atau bergerak. Animasi adalah sebuah rangkaian gambar atau obyek yang bergerak dan seolaholah hidup (Chandra, 2000 : 1). Film kartun atau animasi pada dasarnya didasarkan pada cerita-cerita dan gambar-gambar lucu yang berbau fantasi. Oleh karena itu anak-anak sangat menyukai film kartun sebab mereka menggunakannya sebagai wadah untuk berfantasi dengan gambarnya yang unik dan lucu. Fantasi bahkan menjadi unsur yang mendukung meningkatnya kreatifitas anak. Kodrat fantasi pada umumnya bersumber pada keinginan anak-anak dan kebebasan yang merupakan kebutuhan tertentu yang ada pada dirinya. Dominasi untuk berfantasi dalam kehidupan anak sangatlah besar. Masing-masing stasiun televisi memiliki serial kartun pilihan yang tentunya menarik perhatian anak-anak, apalagi sekarang telah ada stasiun televisi khusus yang hanya memutarkan film kartun saja. Padahal penelitian menunjukan bahwa 94% kartun mengandung adegan kekerasan. Hal ini tidak disadari oleh anak-anak karena kekerasan tersebut dikemas dalam kelucuan yang membuat anak-anak tertawa. Mereka sendiri belum

6 tentu menyadari dampak yang terjadi akibat menonton serial kartun tersebut. Ada banyak serial kartun di Indonesia yang diminati anak-anak di antaranya adalah Tom & Jerry. Karena beberapa waktu yang lalu sampai sekarang, televisi swasta di Indonesia masih memutarkannya. Tom & Jerry adalah serial kartun yang menceritakan tentang seekor kucing bernama Tom dan tikus yang bernama Jerry. Mereka hidup dalam satu rumah dan tidak pernah akur. Mereka selalu berusaha mengganggu satu sama lain, setelah mengganggu salah seorang dari mereka membalas dengan sadis dan kasar, seperti memukul dengan palu, membakar satu sama lain, melemparkan bom dan berbagai cara lain yang kejam dan berbahaya lainnya. Tom & Jerry adalah sebuah serial kartun yang dibuat pada tahun 1940, oleh William Hanna dan Joseph Barbera atau biasa disebut Hanna- Barbera, yang juga pencipta tokoh-tokoh kartun terkena seperti Flinstone, Yogi Bear, Scooby Doo, dan Jhony Quest. Serial kartun yang diputar di bioskop, televisi sampai di video tape ini diproduksi oleh MGM pada tahun 1940-1967. Tom & Jerry pernah memenangkan tujuh piala Oscar dan dinominasikan enam kali dalam ajang bergengsi Academy Award. Seri film Tom & Jerry yang mendapatkan piala Oscar antara lain : The Yankee Doodle Mouse (1943), Mouse Trouble (1944), Quiet Please

7 (1945), The Cut Concerto (1946), The Little Orphan (1949), The Two Mouseketeers (1952), Johann Mouse (1953). Hanna-Barbera selama tahun 1940 sampai dengan 1958 telah memproduksi 114 episode kartun Tom & Jerry. Namun sempat berhenti dan mulai memproduksi lagi pada tahun 1975, dengan nama perusahaan Hanna-Barbera Studio dan memproduksi 48 kartun The New Tom & Jerry Show, dan 2 karun Tom & Jerry Comedy Show (www.tomandjerryonline.com). Alur cerita setiap seri biasanya berpusat pada usaha Tom yang putus asa untuk menangkap Jerry, beserta kekacauan dan kehancuran yang menyertainya. Serial ini sangat terkenal karena menggunakan gurauan yang paling kasar dan merusak yang pernah dibuat untuk film animasi; Jerry memotong Tom menjadi setengah, Tom menggunakan apa pun mulai dari kapak, pistol, dinamit, racun untuk berusaha membunuh dan memakan Jerry. Kartun Tom & Jerry sendiri sudah sejak lama ditayangkan di Indonesia dan sudah beberapa kali berpindah-pindah stasiun televisi dalam penayangannya. Sekarang ini serial kartun Tom & Jerry ditayangkan setiap hari Senin sampai dengan Jumat pada pukul 13.00 14.00 WIB di stasiun televisi swasta yaitu ANTV. Dalam penayangannya selama di Indonesia serial kartun Tom & Jerry sudah beberapa kali mendapatkan teguran dari beberapa pihak untuk segera menhentikan penanyangannya, diantaranya, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), meminta masyarakat

8 mewaspadai penanyangan film kartun Tom & Jerry dan menghimbau agar mendampingi anak-anak saat menonton acara ini (www.kpi.go.id). Sementara itu Yayasan Pengembangan Media Anak (YPMA) mengkategorikan acara ini sebagai tayangan televisi yang berbahaya bagi anak-anak, karena banyak mengandung muatan negatif, termasuk kekerasan, mistis, seks, dan bahasa yang kasar. (www.kidia.org/news/tahun/2009/bulan/08/ tanggal/22/id/126/). Walaupun telah mendapatkan banyak teguran dari berbagai pihak film kartun Tom & Jerry masih saja tetap ditayangkan dan secara tidak langsung film ini tidak dikhususkan bagi orang dewasa melainkan anak-anak Melihat fakta-fakta diatas, maka peneliti merasa tertarik untuk mengkaji dan menganilisa tanggapan anak-anak di kota Makassar terhadap film kartun Tom & Jerry dengan judul : TANGGAPAN ANAK-ANAK DI KOTA MAKASSAR TERHADAP FILM KARTUN TOM & JERRY B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana tanggapan anak-anak di kota Makassar terhadap film kartun Tom & Jerry? 2. Bagaimana tanggapan anak-anak di kota Makassar terhadap adegan perkelahian dalam film kartun Tom & Jerry?

9 C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui; 1) Untuk mengetahui tanggapan anak-anak di kota Makassar terhadap film kartun Tom & Jerry. 2) Untuk mengetahui tanggapan anak-anak di kota Makassar terhadap adegan perkelahian dalam film kartun Tom & Jerry. 2. Kegunaan Penelitian 1) Kegunaan Teoritis Sebagai bahan masukan bagi pengembangan acara hiburan khususnya acara film kartun agar kedepannya lebih berkualitas, menghibur dan mendidik. 2) Kegunaan Praktis Penelitian ini diharapkan dapat dapat meningkatkan pengetahuan dan pengalaman penulis dalam penulisan karya ilmiah. Dan sebagai salah satu syarat meraih gelar kesarjanaan pada Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin.

10 D. Kerangka Konseptual 1. Komunikasi Sebagai Proses Transmisi Pesan Sebelum membahas kerangka konsep ini lebih jauh, akan di jelaskan pula beberapa definisi dasar dari komunikasi itu sendiri. Ada banyak bahkan ratusan definisi tentang komunikasi yang telah dikemukakan oleh para ahli khususnya ahli komunikasi. Sering kali suatu definisi tersebut berbeda dengan definisi lainnya. Ada yang memandang komunikasi sebagai proses transaksi, komunikasi sebagai tindakan satu arah dan komunikasi sebagai proses interaksi. Definisi komunikasi tersebut antara lain adalah : Komunikasi adalah penyampaian pesan dari seseorang (atau suatu lembaga) kepada seseorang (sekelompok orang) lainnya, baik secara langsung (tatap muka) maupun melalui media seperti surat (selebaran), surat kabar, majalah, radio atau televisi (Winarni, 2003 : 2). Dalam hal ini komunikasi dianggap sebagai proses yang linier yang dimulai dari sumber dan berakhir pada penerima. Beberapa definisi lain dari komunikasi oleh beberapa pakar komunikasi yaitu : a. H. Laswell, yaitu komunikasi lebih tepat digambarkan dengan proses yang menjelaskan siapa, mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa (Who? Says what? With Channel? To whom? With what effect?). b. M. Rogers, komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.

11 c. Carl I. Hovland, komunikasi merupakan proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan (lambing-lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain (komunikate). (Winarni, 2003:3) Berdasarkan definisi-definisi diatas maka dapat diambil beberapa kesimpulan bahwa komunikasi merupakan proses penyampaian gagasan dan informasi melalui kata-kata, gambar, angka dan melalui banyak lagi saluransaluran lain. Pesan adalah produk utama komunikasi, pesan tersebut berupa lambang-lambang yang menjalankan ide, sikap, perasaan, praktik maupun tindakan. Hal-hal tersebut dapat berupa kata-kata, gambar, gerak-gerik atau tingkah laku. Komunikasi dapat terjadi dalam diri seseorang, antara dua orang, diantara beberapa banyak orang atau banyak orang. Disamping itu komunikasi mempunyai tujuan antara lain yaitu untuk memberikan informasi kepada orang lain, untuk membujuk atau mempengaruhi orang lain, untuk saling mengerti satu sama lain dan untuk mendapatkan informasi mengenai diri sendiri. Dalam buku Cultural and communication studies, John fiske memaparkan ada dua mazhab dalam komunikasi, yaitu : mashab pertama, komunikasi dilihat sebagai proses transmisi pesan. Proses ini tertarik dengan bagaimana pengirim dan penerima pesan mengkonstruksi pesan (encode) dan menerjemahkannya (decode) dan dengan bagaimana transmiter menggunakan media komunikasi. Mazhab ini cenderung berbicara tentang kegagalan komunikasi, ia melihat tahap tahap dalam proses tersebut guna memaknai dimana kegagalan itu terjadi. Mazhab ini disebut dengan mazhab proses. Mazhab kedua, komunikasi dilihat sebagai

12 produksi dan pertukaran makna. Ia berkenaan dengan bagaimana pesan atau teks berinteraksi dengan orang-orang dalam rangka menghasilkan makna, yakni ia berkenaan dengan peran teks dalan kebudayaan kita. Mazhab ini menggunakan istilah-istilah seperti penandaan dan tidak memandang kesalahpahaman sebagai bukti yang penting dari kegagalan komunikasi. Bagi mazhab ini studi komunikasi adalah studi tentang teks dan kebudayaan (Fiske, 2004 : 8). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan mazhab yang pertama sebagai fokus penelitian yakni komunikasi sebagai proses transmisi pesan, dimana pada proses ini pengirim dan penerima pesan mengkonstruksi pesan tersebut yang akhirnya menterjemahkannya. Fokus dari mazhab ini melihat pada usaha setiap komunikan dan komunikator dalam pengiriman dan penerimaan pesan, media yang digunakan, serta efek yang terjadi. Apabila sebuah pesan atau seorang komunikator tidak mampu mengubah cara pikir atau perilaku lawan bicaranya, maka praktek komunikasi yang dilakukan dianggap gagal. Salah satu model komunikasi yang mewakili mazhab proses ini adalah Model Shannon dan Weaver s yang terdiri dari lima elemen dasar komunikasi yaitu : 1. Information sources. 2. Transmiter 3. Noise 4. Receiver 5. Destination

13 (Shannon dan Weaver, 1949 : 44) Information sources sebagai pengirim pertama dalam kegiatan berkomunikasi. Transmiter sebagai media pengiriman pesan. Noise adalah hal yang mengurangi terhalangnya pesan dari pusat pesan kepada tujuan pesan Receiver sebagai penerima pesan. Destination adalah tujuan akhir dari pengiriman pesan. Jika dihubungkan dengan penelitian ini, maka pengirim pesan adalah pembuat film dan pesannya adalah isi dari film sedangkan penerima pesan adalah anak-anak atau audience yang menonton film tersebut. Sesuai dengan tema penelitian ini, ketika anak-anak menonton film disitu akan terdapat proses transmisi pesan dari pembuat film kepada anak sehingga menimbukan interpretasi atas film tersebut kepada anak. Dari proses transmisi pesan ini antara pengirim dan penerima pesan menkonstruksi pesan yang akhirnya menimbulkan interpretasi makna, dimana antara satu anak dengan yang lain memiliki interpretasi makna yang berbeda dalam mengartikan isi pesan dalam sebuah film. Semua makhluk hidup pada dasarnya berkomunikasi. Jangankan manusia yang dibekali akal budi, binatang pun pada dasarnya melakukan komunikasi dengan sesamanya. Komunikasi sebagai praktik sudah ada seiring dengan diciptakannya manusia, dan manusia menggunakan komunikasi dalam rangka melakukan aktivitas sosialnya. Karenanya manusia tidak mungkin tidak berkomunikasi. Sedangkan komunikasi sebagai disiplin ilmu baru berkembang pada awal abad ke-15.

14 2. Teori Stimulus-Respons Teori ini pada dasarnya mengatakan bahwa efek merupakan reaksi terhadap sebuah situasi tertentu. Dengan demikian, seorang bisa mengharap sesuatu atau memperkirakan sesuatu dengan sejumlah sejumlah pesan yang disampaikan melalui penyiaran. Teori ini memiliki tiga elemen, yakni (a) pesan (stimulus); (b) penerima (receiver); dan (c) efek (respon). Prinsip stimulus respon kemudian memunculkan teori turunan yang disebut teori jarum hipodermik, yaitu teori klasik mengenai proses terjadinya efek komunikasi massa. Dalam teori ini, isi media dipandang sebagai obat yang disuntikkan kedalam pembuluh darah audiens, yang kemudian diasumsikan akan bereaksi seperti yang diharapkan. Teori stimulus respon juga memandang bahwa pesan yang dipersepsikan dan didistribusikan secara sistemik dan dalam skala yang luas. Pesan, karenanya, tidak ditujukan kepada orang dalam kapasitasnya individu, tapi sebagai bagian dari masyarakat. Untuk mendistribusikan pesan sebanyak mungkin, pengguna teknologi merupakan keharusan, sedangkan individu yang tidak terjangkau dengan terpaan pesan, diasumsikan tidak terpengaruh dengan isi pesan. Kelemahan stimulus respon adalah penyamaran individu. Bagaimanapun, pesan yang sama akan dipersepsikan secara berbeda oleh individu dalam kondisi kejiwaan yang berbeda. Karenanya, pada tahun 1970, Melvin DeFleur melakukan modifikasi terhadap teori stimulus-respons dengan teorinya yang dikenal sebagai individual difference theory. DeFleur mengatakan bahwa pesan-pesan media berisi stimulus tertentu yang

15 berinteraksi secara berbeda-beda sesuai dengan karateristik pribadi individu Tanggapan adalah kemampuan setiap individu untuk memberikan makna berdasarkan stimulus yang telah diterima. Menurut Denis Mcquail dalam Susanto (1976 : 1970) bahwa : Tanggapan adalah suatu proses dimana individu atau kelompok berusaha menerima atau menolak apa yang sudah diperhatiakan, sehingga pesan yang dirancang untuk mempengaruhi sikap, pengetahuan dan perilaku individu tersebut Stimulus merupakan pesan yang diterima lalu menjadi proses persepsi dengan penafsiran yang diterima tersebut, kemudian penerimaan tanggapan yang merupakan suatu umpan balik kepada sumber. Perubahan sikap karena adanya tanggapan sangat tergantung pada stimulus. Adapun unsur-unsur pokok dalam stimulus yaitu : 1. Stimulus yang diberikan pada individu dapat diterima dan dapat pula ditolak. Bila ditolak proses selanjutnya berhenti. 2. Tanggapan didahului oleh adanya stimulus yang diterima oleh individu, kemudian persepsi untuk mengenalnya. Setelah itu melahirkan penalaran dan perasaan untuk selanjutnya lahirlah tanggapan. Salah satu teori komunikasi menyatakan bahwa sesuatu yang diterima oleh khalayak akan melahirkan respons tertentu sesuai dengan tingkat pengaruh yang diterima. Teori ini adalah S-O-R (Stimulus-Organisme- Response). Menurut teori ini, efek yang ditimbulkan dalam suatu komunikasi khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Wright (1960), menyebutkan fungsi komunikasi massa berguna untuk menghibur. Mandelson berpendapat

16 lain, dia menyebutkan fungsi komunikasi massa dalam hal untuk menghibur akan berpengaruh terhadap trasmisi budaya dan menjauhkan kerapuhan masyarakat. Media massa memiliki nilai edukasi sebagai salah satu fungsinya. Bila terjadi tanggapan atas pesan yang disampaikan, hal ini dimungkinkan adanya komunikasi yang efektif. Artinya komunikator harus mencermati isi pesan yang diminati oleh komunikan. Sementara tanggapan timbul bermula dari adanya perhatian. Menurut Anderson, perhatian adalah proses mental ketika stimulus atau perhatian stimulus menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimulu lainnya melemah, sedangkan menurut Dennis Mcquil, tanggapan adalah suatu proses dimana individu atau kelompok berubah menerima atau menolak apa yang sudah diperhatikan, sedangkan pesan yang sudah dirancang untuk mempengaruhi sikap, pengetahuan dan perilaku individu atau kelompok tersebut, sehingga dari beberapa pernyataan di atas dapat dikemukakan proses terjadinya tanggapan. Sebelum terjadinya tanggapan, terlebih dahulu ada rangsangan yang diterima lalu timbul perhatian dan menimbulkan persepsi. Persepsi dapat didefinisikan sebagai cara manusia menangkap rangsangan. Selanjutnya adalah penalaran dan perasaan. Penalaran adalah proses dengan mana rangsangan dihubungkan dengan rangsangan lainnya. Pada tingkat pembentukan kegiatan psikologis, perasaan adalah konotasi emosional yang dihasilkan oleh diri sendiri maupun bersama-sama dengan rangsangan lain pada tingkat konseptual, untuk selanjutnya dapat melahirkan tanggapan.

17 Model S-O-R ini dilanjutkan menjadi pijakan teoritis dalam penelitian ini dengan menjadikan film kartun Tom & Jerry sebagai stimulus, anak-anak di Makassar sebagai organisme, dan response dalam bentuk tanggapan mereka terhadap tayangan film kartun Tom & Jerry Tanggapan anak-anak di Makassar dapat kita lihat bahwa proses terbentuknya tanggapan diawali dengan stimulus (Kartun Tom & Jerry), perhatian terhadap stimulus tersebut terobsesi untuk mendapatkan penalaran dan perasaan, sehingga terbentuklah tanggapan. Untuk memperjelas mengenai konsep variabel yang diteliti, selanjutnya dapat dilihat melalui gambaran kerangka konseptual sebagai berikut :

18 KERANGKA KONSEPTUAL Stimulus Film Kartun Tom & Jerry - Jam Tayang - Alur Cerita - Karakter - Adegan Kekerasan Organisme Anak-anak di Makassar - Perhatian - Penerimaan - Pengertian Respons Tanggapan Anak-anak di Makassar Gambar 1.1 Bagan Konseptual

19 E. Defenisi Operasional Untuk Menghindari penafsiran yang salah mengenai konsep konsep yang digunakan dalam penelitian ini maka dipandang perlu memberi batasan pengertian. Adapun yang diberikan batasan sebagai berikut : 1. Tanggapan yaitu kemampuan individu untuk memberikan makna atau kata interpretasi berdasarkan stimulus yang telah diterima oleh pancaindera dimana interprestasinya diukur dengan : 1) Sangat tidak tertarik, jika responden menyatakan sangat tidak suka dengan film kartun Tom & Jerry 2) Tidak tertarik, jika responden menyatakan tidak suka dengan film kartun Tom & Jerry 3) Menarik, jika responden menyatakan suka dengan film kartun Tom & Jerry 4) Sangat menarik, jika responden menyatakan sangat suka dengan film Tom & Jerry 2. Kecenderungan yaitu durasi yang digunakan responden dalam menonton film kartun Tom & Jerry di ANTV 1) Frekuensi menonton, keseringan responden menonton film kartun Tom & Jerry 2) Durasi menonton, lama waktu yang digunakan responden dalam menonton film kartun Tom & Jerry.

20 3. Menurut Sis Heyster dalam bukunya yang berjudul Ilmu Jiwa Anak Dan Masa Muda membagi masa 9 tahun anak-anak menjadi 3 stadium : 1) Stadium I : 4 8 tahun 2) Stadium II : 9 10 tahun 3) Stadium III : 11 14 tahun Stadium pertama disebut realisme fantastic dimana mereka memenuhi kebutuhan jiwanya itu mempergunakan permainan dan fantasi. Stadium kedua disebut realisme naif yang merupakan peralihan dari stadium pertama yang tadinya fantasi mulai menjadi realisme. Stadium ketiga disebut realisme reflektif disini sikap anak terhadap dunia kenyataan bertambah intelektualis artinya ia mulai mereaksi kritis terhadap realita. Dengan mencocokkan data diatas dengan data Badan Pusat Statistik Kota Makassar umur anak-anak yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah 5-14 tahun. 4. Film kartun adalah film animasi bergambar 2D (2 dimensi ) yang sering ditayangkan televisi atau layar lebar, dengan format cerita yang sederhana, karakter yang lucu dan unik, serta mengandung hal-hal yang berbau fantasi sehingga banyak disukai anak-anak. 5. Tom & Jerry adalah sebuah serial animasi Amerika Serikat hasil yang dibuat pada tahun 1940, oleh William Hanna dan Joseph Barbera atau biasa disebut Hanna-Barbera produksi MGM yang bercerita tentang

21 sepasang kucing (Tom) dan tikus (Jerry) yang selalu bertengkar. Variabel yang diteliti dalam film ini adalah sebagai berikut: 1) Jam Tayang, film kartun Tom & Jerry tayang selama 5 kali seminggu, pada hari Senin sampai dengan Jumat, pada pukul 13.00 WIB sampai dengan 14.00 WIB di stasiun swasta ANTV. 2) Alur Cerita dalam setiap episode kartun ini berpusat pada usaha-usaha mustahil si kucing Jerry dalam menangkap Tom si tikus, yang disertai dengan berbagi konflik fisik dan kerusakan materi. 3) Karakter utama dalam film ini adalah Tom si kucing dan Jerry si tikus. Tom adalah seekor kucing berwarna abu-abu kebiruan yang memiliki sifat cepat marah, dan mudah tersinggung, Tom adalah kucing yang selalu hidup dalam kemewahan dan kemanjaan, sementara Jerry adalah seekor tikus kecil berwarna coklat yang secara kebetulan tinggal satu rumah dengan Tom. Jerry memiliki sifat yang tenang dan sangat pandai dalam mengambil keputusan. Tom sendiri adalah kucing yang sangat licik dan selalu menggunakan berbagai cara kasar untuk menangkap Jerry, dan Jerry selalu membalas Tom dengan cara kasar juga. Di akhir cerita Tom selalu tak berhasil menangkap Jerry dikarenakan kepintaran Jerry. Kedua karakter ini memiliki kecenderungan untuk

22 bersikap sadis; artinya mereka berdua sangat senang untuk menyiksa satu dengan yang lain. 4) Jenis Adegan kekerasan dalam film kartun Tom & Jerry dianggap paling sadis, untuk sebuah film kartun dan untuk ditonton oleh anak-anak. Dalam beberapa episode terlihat Tom menggunakan semua jenis senjata dalam usahanya menangkap dan mebunuh Jerry antara lain kapak, pistol, bom dinamit dan racun, sementara Jerry selalu memberikan perlawanan kepada Tom, dengan memukul kepala Tom dengan tongkat baseball, menjepit kepala Tom dengan jendela atau pintu, menjatuhkan berbagai benda berat mulai dari setrika, gada besi, penutup oven, gelas, piring, kaca, dan perabotan lainnya ke kepala Tom, bahkan memotong tubuh Tom menjadi dua. E. Metode Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan selama dua bulan, Mei Juli 2013, dan lokasi Penelitian di kota Makassar.

23 2. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk menggambarkan dan menjelaskan masalah yang diteliti dengan kuisioner yang telah disebarkan. 3. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang penulis lakukan dalam penelitian ini adalah melalui: a. Observasi (pengamatan) teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara langsung dan pencacatan pada obyek yang diteliti b. Kusioner ( menggunakan daftar pertanyaan), teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan jalan mengadakan komunikasi dengan pihak yang berkepentingan untuk memberikan penjelasan yang berguna bagi penyusunan skripsi ini, berdasarkan pedoman daftar pertanyaan yang telah disiapkan terlebih dahulu. Penulis melakukan tanya jawab langsung. c. Kepustakaan, data ini diperoleh dari studi perpustakaan, dilakukan dengan cara membaca hasil penelitian, bahan kuliah yang ada relevansinya dengan masalah yang akan diteliti serta browsing internet.

24 4. Populasi Dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak-anak di kota Makassar berumur 5-14 tahun yang berjumlah 246.991 anak. Tabel 1.1 Jumlah penduduk kota Makassar 2010 usia 5-14 tahun KELOMPOK UMUR LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH 5-9 66.096 61.864 127.960 10-14 61.244 57.787 119.031 JUMLAH 127.340 119.651 N= 246.991 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Makassar dalam Makassar dalam Angka 2011 Adapun perhitungan jumlah sampel dari populasi yang berdistirbusi normal dapat dilakukan dengan rumus Slovin : n = N (1+ Ne 2 ) = 246.991 1 + (246.991)(0,0025) = 246.991 618,4775 = 399,35 = 400

25 Dimana : n = ukuran sampel (orang) N= ukuran populasi e = taraf signifikansi atau kesalahan yang ditolerir (digunakan 5%) Jadi, jumlah sampel yang akan digunakan mengikuti aturan rumus Slovin yaitu dari total populasi (N= 246.991) akan menghasilkan jumlah sampel minimum sebanyak 246.991 orang dan oleh penulis dibulatkan menjadi 400 orang 5. Teknik Pengambilan Sampel Dalam penelitian ini, teknik sampling yang digunakan adalah teknik probability sampling. Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel (Sugiyono, 2011, p.82). Sedangkan teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cluster sampling proporsional. Cluster Sampling ( sampling menurut daerah/wilayah) adalah teknik sampling yang digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas (Sugiyono, 2011, p.83). Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik dalam Makassar dalam Angka 2011 tentang jumlah penduduk berdasarkan kecamatan di kota Makassar, maka

26 sampel per kecamatan/sampel proporsional (nx) jika n = 400 orang adalah sebagai berikut : Tabel 1.2 Jumlah sampel berdasarkan Kecamatan di Kota Makassar KODE WIL KECAMATAN JUMLAH PENDUDUK n (%) n x = n(%)x n n x (dibulatkan) 010 MARISO 55.875 4,17 % 16,68 17 020 MAMAJANG 58.998 4,4 % 17,6 18 030 TAMALATE 170.878 12,75 % 51 51 031 RAPPOCINI 151.091 11,28 % 45,12 45 040 MAKASSAR 81.700 6,09 % 24,36 24 050 UJUNG PANDANG 26.904 2 % 8 8 060 WAJO 29.359 2,19 % 8,76 9 070 BONTOALA 54.197 4,04 % 16,16 16 080 UJUNG TANAH 46.688 3,48 % 13.92 14 090 TALLO 134.294 10,02 % 40.08 40 100 PANAKUKKANG 141.382 10,55 % 42,20 42 101 MANGGALA 117.075 8,74 % 34,96 35 110 BIRINGKANAYA 167.741 12,52% 50.08 50 111 TAMALANREA 103.192 7,7% 30.80 31 7371 MAKASSAR 1.339.374 99,93 % 399.72 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Makassar dalam Makassar Dalam Angka 2011 400 6. Teknik Analisis Data Setelah data terkumpul kemudian dilakukan pengolahan data secara kuantitatif. Dalam analisis data kuantitatif, dikenal dua macam statistik, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial. Untuk penelitian ini penulis menggunakan statistik deskriptif. Statistik deskriptif

27 digunakan pada riset deskriptif, yang berupaya menggambarkan gejala atau fenomena dari satu variabel yang diteliti tanpa berupaya menjelaskan hubungan-hubungan yang ada (Kryantono,2009,p.167). Langkah selanjutnya, setelah data terkumpul kemudian data dianalisis dengan menggunakan skala Likert dan skala Nominal.

28 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Komunikasi Massa Berbicara mengenai komunikasi massa tentu media massa tidak akan luput untuk diperbincangkan. Komunikasi massa merupakan komunikasi yang terjadi dengan menggunakan media massa. Media massa yang dimaksudkan disini adalah media massa modern yakni surat kabar, majalah, radio, televisi atau film. Hal ini perlu dijelaskan sebab ada sementara ahli komunikasi massa antara lain Everett M. Rogers yang mengatakan bahwa selain media massa modern terdapat media massa tradisional diantaranya teater rakyat, juru dongeng keliling, dan juru pantun. Untuk memperoleh pengertian yang lebih luas tentang komunikasi massa, kita tinjau beberapa definisi lain (dalam Darwanto, 2007: 28-29) : definisi yang paling sederhana tentang komunikasi massa dirumuskan Bittner (1980: 10) dalam bukunya Mass Communication: An Introduction menyatakan : Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (Mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people) Dari pendapat ini, terlihat bahwa Bittner lebih menekankan kepada pesan komunikasinya, belum memberikan pengertian tentang

29 komunikasi massa itu sendiri. Tentang komunikasi massa, Edwin Emery, Phillip H. Ault, Warren K. Agee (1964: 4) berpendapat sebagai berikut : Komunikasi massa ini menyampaikan informasi, ide, dan sikap kepada berbagai komunikan yang jumlahnya cukup banyak dengan menggunakan media massa (This is mass communication-delivering information, ideas and attitudest a sizable and diversified audience through use og the media developed for that purpose) Pendapat Emery tersebut, menunjukkan perbedaan penjelasan tentang arti komunikasi massa dalam hubungannya dengan penggunaan media massa. Lain lagi pendapat dari Werner J. Severin dan James W. Tankard, Jr. dalam bukunya, Communication Theories, Origins, Methods, Uses (2009:10), mengatakan sebagai berikut: Mass communication is part skill, part art, and part science. It is a skill in the sense that it involves certain fundamental learnable techniques such as focusing a television camera, operating tape recorder or taking notes during an interview. It is art in the sense that it involves creativ/e challenges such as writing a script for a television program, developing an aesthetic layout for a magazine and or coming up with a catchy lead for a news story. It is a science in the sense that there are certain principles involved in how communication works that can be verivied and used to make things work better. (Komunikasi massa adalah sebagian keterampilan, sebagian seni, dan sebagian ilmu. Ia adalah keterampilan dalam pengertian bahwa ia meliputi teknik-teknik fundamental tertentu yang dapat dipelajari seperti memfokuskan kamera televisi, mengoperasikan tape recorder, atau mencatat ketika berwawancara. Ia adalah seni dalam pengertian bahwa ia meliputi tantangan-tantangan kreatif seperti menulis skrip untuk program televisi,

30 mengembangkan tata letak estetis untuk iklan majalah, atau menampilkan teras berita yang memikat bagi sebuah kisah berita. Ia adalah ilmu dalam pengertian bahwa ia meliputi prinsip-prinsip tertentu tentang bagaimana berlangsungnya komunikasi yang dapat dikukuhkan dan dipergunakan untuk membuat berbagai hal menjadi baik). Menurut Joseph A. Devito dalam bukunya Communicology: An Introduction to the Study of Communication menampilkan definisinya mengenai komunikasi massa (Effendy, 2003: 21) : Komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya (Mass communication is communication addressed to the masses, to an extremely large audiens) Dari definisi-definisi diatas tentang komunikasi massa, maka Rakhmat (2007 : 12) merangkum definisi-definisi tersebut, yaitu : Komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. Dari definisi-definisi yang dikemukakan diatas, maka peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa komunikasi massa merupakan komunikasi yang terjadi melalui media massa dan ditujukan kepada khalayak luas. B. Televisi Media massa yang digunakan saat ini untuk menyampaikan kepada khalayak luas yang dianggap paling efektif adalah televisi. Televisi dianggap sebuah teknologi modern yang paling efektif untuk

31 menyampaikan informasi atau berita kepada khalayak. Televisi dianggap bukan barang mewah lagi sehingga semua orang disetiap rumahnya telah memiliki teknologi yang satu ini. Fasilitas audio dan visual yang dimiliki oleh perangkat teknologi ini membuat masyarakat senang memilikinya sehingga dapat dijumpai dimana saja. Selain itu, karena jangkauannya yang luas dalam menyampaikan suatu informasi atau berita maka teknologi ini dipilih karena fungsinya yang tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Dahulu sebelum ditemukannya televisi, kita akan mendapatkan kabar dari daerah atau negara lain akan sangat lama, sekarang dengan adanya televisi kita dapat dengan cepat mendapatkan kabar dari manapun dengan melihat kejadian tersebut melalui media yang satu ini. Fasilitas yang dimiliki oleh televisi seperti audio dan visual membuat teknologi ini sangat disenangi oleh masyarakat, apalagi sekarang bentuk televisi sudah semakin ekonomis dan layarnya pun sudah bisa menghadirkan yang berwarna dan berdimensi tidak sama dengan halnya dulu yaitu hitam putih. Oleh karena kedekatan media yang satu ini dengan masyarakat, maka setiap stasiun televisi berlomba-lomba untuk menampilkan tayangan-tayangan yang semenarik mungkin untuk menarik perhatian dari masyarakat. Dengan adanya televisi, seseorang bisa duduk berjam-jam menyaksikan tayangan yang digemarinya menghabiskan waktunya dibandingkan dengan waktu yang digunakan untuk kumpul bersama

32 keluarga atau pasangannya, bekerja, belajar, ataupun melakukan rutinitas lainnya. Media televisi memang memiliki posisi istimewa dalam masyarakat. Keistimewaan itu dapat dilihat dari karakteristiknya yang memberikan kemudahan maksimal kepada khalayaknya. Hal ini dapat dipahami mengingat untuk memperoleh informasi atau berita khalayak tidak perlu keluar rumah, bersifat gratis, tidak memerlukan kemampuan baca yang tinggi, dan mencapai khalayak yang heterogen sekaligus. Singkatnya, televisi lebih mampu untuk mempengaruhi kehidupan kita lebih dari hal lain (Morissan 2010: 1). 1. Televisi sebagai media massa Televisi merupakan perkembangan medium berikutnya setelah radio yang diketemukan dengan karakternya yang spesifik yaitu audio visual. Peletak dasar utama teknologi pertelevisian tersebut adalah Paul Nipkow dari Jerman yang dilakukannya pada tahun 1884. Ia menemukan sebuah alat yang kemudian disebut sebagai Jantra Nipkow atau Nipkow Sheibe. Penemuannya tersebut melahirkan electrische teleskop atau televisi praktis. Perkembangan teknologi pertelevisian saat ini sudah sedemikian pesat sehingga dampak siarannya menyebabkan seolaholah tidak ada lagi batas antara satu Negara dengan Negara lainnya (Deddy Iskandar Muda, 2005: 4). Televisi sebagai media massa modern, berbeda dengan media massa tradisional dimana media massa tradisional komunikatornya bertatap muka dengan komunikannya (face

33 to face communication). Dari beberapa media massa yang ada, televisi merupakan media massa elektronik yang paling akhir kehadirannya. Meskipun demikian, televisi dinilai sebagai media massa yang paling efektif saat ini, dan banyak menarik simpati kalangan masyarakat luas karena perkembangan teknologinya begitu cepat. Hal ini disebabkan sifat audio visualnya yang tidak dimiliki media massa lainnya, sedang penayangannya mempunyai jangkauan yang relatif tidak terbatas. Dengan modal audio visual yang dimiliki, siaran televisi sangat komunikatif dalam memberikan pesan-pesannya. Karena itu, tidak mengherankan kalau mampu memaksa penontonnya duduk berjamjam di depan pesawat televisi. Karena itulah televisi sangat bermanfaat sebagai upaya pembentukan sikap perilaku dan sekaligus perubahan pola berpikir. 2. Fungsi media massa Fungsi media massa termasuk televisi tentunya, menurut seorang ahli komunikasi Harold D. Laswell melihat fungsi utama media massa sebagai berikut : a. The surveillance of the environment. Artinya, media massa mempunyai fungsi sebagai pengamat lingkungan atau dalam bahasa sederhana sebagai pemberi informasi tentang hal-hal yang berada di luar jangkauan penglihatan kepada masyarakat luas. b. The correlation of the parts of society in responding to the environment. Artinya, media massa berfungsi untuk melakukan

34 seleksi, evaluasi, dan interpretasi dari informasi. Dalam hal ini peranan media massa adalah melakukan seleksi mengenai apa yang perlu dan pantas untuk disiarkan. Pemilihan dilakukan oleh editor, reporter, redaktur yang mengelola media massa. c. The transmission of the social heritage from one generation to the next. Artinya, media massa sebagai sarana untuk menyampaikan nilai dan warisan sosial budaya dari satu generasi ke generasi yang lain. Umumnya secara sederhana fungsi media massa ini dimaksudkan sebagai fungsi pendidikan (educational function of mass media) (Harold D. Laswell, 1948: 38). Di samping ketiga fungsi utama seperti yang dikemukakan oleh Laswell tersebut, Charles R. Wright dalam bukunya Mass Communication A Sociological Perspective (1959: 38) menambahkan fungsi keempat yaitu fungsi hiburan. Justru karena fungsi hiburan inilah orang membaca surat kabar, mendengarkan radio dan menonton televisi. Demikian pula Wilbur Schramm (1975: 34) melihat fungsi media massa sebagai sarana promosi/iklan To sell goods for us (dalam Darwanto 2007: 33). 3. Efek media massa Umumnya kita lebih tertarik bukan kepada apa yang kita lakukan pada media, tetapi kepada apa yang dilakukan media pada kita. Kita ingin tahu bukan untuk apa kita membaca surat kabar atau

35 menonton televisi, tetapi bagaimana surat kabar atau televisi menambah pengetahuan, mengubah sikap, atau menggerakkan perilaku kita. Misalnya, kita pernah terkejut mendengar beberapa orang remaja yang memperkosa anak kecil setelah menonton film porno di suatu tempat di Indonesia. Perbedaan pandangan tidak saja disebabkan karena perbedaan latar belakang teoritis atau latar belakang historis tetapi juga karena perbedaan mengartikan efek. Seperti dinyatakan Donald K. Robert (Schramm dan Roberts, 1977: 359) (dalam Rakhmat, 2007: 218) ada yang beranggapan bahwa efek hanyalah perubahan perilaku manusia setelah diterpa pesan media massa. Karena fokusnya pesan, maka efek haruslah berkaitan dengan pesan yang disampaikan media massa. Tentu saja, membatasi efek hanya selama berkaitan dengan pesan media akan mengesampingkan banyak sekali pengaruh media massa. Kita cenderung melihat efek media massa, baik yang berkaitan dengan pesan maupun media itu sendiri. Menurut Steven M. Chaffee (dalam Wilhoit dan Harold de Bock, 1980: 78) (dalam Rakhmat, 2007: 222) ini adalah pendekatan pertama dalam melihat efek media massa. Pendekatan kedua adalah melihat jenis perubahan yang terjadi pada diri khalayak komunikasi massa yakni : 1. Efek Kognitif (cognitive effect) terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami, atau dipersepsi khalayak. Efek

36 ini berkaitan dengan transmisi pengetahuan, keterampilan, kepercayaan, atau informasi. 2. Efek Afektif (affective effect) timbul bila ada perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi, atau dibenci khalayak. Efek ini ada hubungannya dengan emosi, sikap, atau nilai. 3. Efek Behavioral merujuk pada perilaku nyata yang dapat diamati meliputi tindakan, kegiatan, atau kebiasaan berperilaku yang dilakukan setelah terjadinya efek kognitif dan efek afektif terhadap khalayak. Steven H. Chaffee menyebut lima hal efek media massa yaitu : 1. Efek Ekonomis Kita mengakui bahwa kehadiran media massa menggerakkan berbagai usaha produksi, distribusi, dan konsumsi jasa media massa. Kehadiran televisi disamping menyedot energy listrik dapat member nafkah para juru kamera, juru rias, pengarah acara, dan belasan profesi lainnya. 2. Efek Sosial Berkenaan dengan perubahan pada struktur atau interaksi sosial akibat kehadiran media massa. Sudah diketahui bahwa kehadiran televisi menigkatkan status sosial pemiliknya. 3. Efek pada Penjadwalan Kegiatan Efek ini berkenaan dengan perubahan kegiatan sehari-hari akibat kehadiran media massa.

37 4. Efek pada Penyaluran/Penghilangan Perasaan Tertentu Sering terjadi orang menggunakan media untuk menghilangkan perasaan tidak enak, misalnya kesepian, marah, kecewa, dan sebagainya. Media digunakan tanpa mempersoalkan isi pesan yang disampaikannya, misalnya seorang pemuda yang kecewa menonton televisi kadang-kadang tanpa menaruh perhatian pada acara yang disajikan. 5. Efek pada Perasaan Orang Terhadap Media Kita memiliki perasaan positif atau negatif pada media tertentu. Tumbuhnya perasaan senang atau percaya apda media massa tertentu mungkin erat kaitannya dengan pengalaman individu bersama media massa tersebut, boleh jadi faktor isi pesan mulamula amat berpengaruh tetapi kemudian jenis media itu yang diperhatikan apa pun yang disiarkannya. C. Tanggapan Anak-anak di Kota Makassar 1. Pengertian Tanggapan Tanggapan adalah suatu kemampuan individu untuk memberikan makna atau interpretasi berdasarkan stimuli yang diterima oleh panca indera sehingga melahirkan refleksi dari dalam diri seseorang untuk merealisasikan stimulant yang diterimanya. Tapi ternyata manusia mempunyai kemampuan yang lain disamping kemampuan untuk mengadakan pengamatan yaitu membayangkan atau menanggapi atau tidak yang diamatinya itu. Dengan adanya

38 kemampuan ini sekaligus bahwa gambaran yang terjadi pada waktu pengamatan tidak hilang begitu saja tetapi tersimpan dalam jiwa individu itu apabila tanggapan tersebut ada di bawah sadar atau tidak disadari, maka tanggapan ini disebut latent (tersembunyi, belum terungkap), sedangkan tanggapan tersebut aktual apabila tanggapan tersebut kita sadari dan pesan atau gambar pengamatan itu lebih jelas, lebih jernih, dan lebih lengkap. Pengertian tanggapan oleh beberapa ahli akan lebih memperjelas dalam proses komunikasi di antaranya sebagai berikut : Dennis Mc. Quail Suatu proses dimana individu berubah atau menolak perubahan sehingga tanggapan terhadap pesan yang dirancang untuk mempengaruhi sikap, pengetahuan, dan perilaku Dari definisi-definisi diatas maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa tanggapan anak-anak di Makassar merupakan reaksi atau respon yang diterima anak-anak di Makassar untuk menginterpretasi sesuatu yang telah diamatinya sehingga dapat mempengaruhi kognitif, afektif, dan behavioral. 2. Proses Terjadinya Tanggapan Dalam komunikasi, proses penerimaan pesan itu merupakan suatu stimuli (rangsangan) kemudian terjadi proses persepsi pesan menerima tanggapan-tanggapan yang merupakan suatu umpan balik kepada sumber. Jadi sebelum terjadinya tanggapan, maka terlebih dahulu harus ada rangsangan atau stimulus, kemudian rangsangan

39 yang diterima dipersepsikan. Sedangkan perasaan adalah konotasi emosional yang dihasilkan oleh diri sendiri maupun bersama-sama dengan rangsangan lain pada tingkat kognitif atau konseptual untuk selanjutnya dapat melahirkan tanggapan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada skema berikut: Gambar 2.1 Skema Terjadinya Proses Tanggapan penalaran rangsangan persepsi pengenalan tanggapan perasaan Bagan diatas menggambarkan bahwa terjadinya tanggapan terlebih dahulu harus ada rangsangan. Kemudian rangsangan yang di terima kita persepsi. Persepsi dapat di definisikan sebagai cara manusia menangkap rangsangan, kemudian pengenalan rangsangan. Pengenalan adalah cara manusia memberikan arti terhadap rangsangan. Selanjutnya adalah penalaran dan perasaan. Penalaran adalah proses dengan nama rangsangan yang dihubungkan dengan rangsangan lainnya, pada tingkat pembentukan kegiatan psikologi. Sedangkan perasaan adalah konotasi emosional yang dihasilkan oleh diri sendiri maupun bersama-sama dengan rangsangan lain pada tingkat kognitif atau konseptual. Untuk selanjutnya dapat melahirkan tanggapan.

40 3. Faktor Yang Mempengaruhi Tanggapan Schramm (1971) (dalam Wiryanto, 2006: 41) menyebutkan empat faktor yang mempengaruhi tanggapan yaitu pesan, situasi ketika pesan itu diterima dan ditanggapi, kepribadian komunikan, dan konteks kelompok ketika komunikan menjadi anggotanya. Selain itu, faktor-faktor yang mempengaruhi tanggapan, yaitu : 1. Adanya perhatian yaitu proses mental ketika stimulus atau rangkaian stimulus menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimulus lainnya melemah 2. Kesukaan adalah sesuatu yang disebut komunikasi praktis. Dengan kata lain minat seseorang dapat tercipta karena adanya rasa suka terhadap sesuatu 3. Keinginan hati terjadi apabila dalam diri seseorang ada rasa ingin tahu terhadap sesuatu. Dalam komunikasi, hal ini termasuk efektif untuk menunjukkan bahwa minat seseorang dapat muncul karena adanya keinginan atau kemauan 4. Niat yaitu keinginan yang dikehendaki oleh seseorang untuk melakukan sesuatu, tanpa niat seseorang mustahil melakukan sesuatu. 5. Ingin tahu yaitu adanya perasaan ingin tahu atau pertanyaan yang muncul di dalam benak sesorang untuk diketahui atau perasaanperasaan terhadap sesuatu sehingga seorang berminat.

41 D. Deskripsi Teori 1. Teori S O R Teori ini pada dasarnya mengatakan bahwa efek merupakan reaksi terhadap situasi tertentu. Dengan demikian seseorang dapat mengharapkan sesuatu atau memperkirakan sesuatu dengan sejumlah pesan yang disampaikan melalui penyiaran. Teori ini memiliki tiga elemen yakni pesan (stimulus), penerima (organism), dan efek (respons). Teori stimulus respons juga memandang bahwa pesan dipersepsikan dan didistribusikan secara sistemik dan dalam skala yang luas. Pesan, karenanya tidak ditujukan kepada orang dalam kapasitasnya sebagai individu tapi sebagai bagian dari masyarakat. Untuk mendistribusikan pesan sebanyak mungkin penggunaan teknologi merupakan keharusan. Model S O R berasal dari model stimuli-respons menurut pendekatan psikologi dimodifikasi oleh De Fleur dengan memasukkan unsur organisme. Stimulus = rangsangan = dorongan Organisme = manusia = komunikan Respons = respon = reaksi = tanggapan = jawaban = pengaruh = efek = akibat Selanjutnya, teori ini juga menekankan perubahan sikap dengan stimulus yang datang dan berkonsentrasi terhadap bagaimana berubahnya sebuah sikap. Hovland, Jennis dan Kelly menyatakan

42 bahwa dalam menelaah perubahan sikap, ada tiga variabel penting yaitu perhatian, pengertian, dan penerimaan (Effendy, 2003: 254-255) Gambar 2.2 The Stymulus Organism Respons Theory Organism Stimulus - Perhatian - Pengertian - Penerimaan Respons (perubahan sikap) Unsur-unsur dalam model ini adalah : 1. Pesan 2. Komunikan (organism) 3. Efek (respons) 2. Teori Uses and Gratification Model ini digambarkan sebagai a dramatic break with effects traditions of the past (Swanson, 1979 dalam Rakhmat, 2007:52), suatu loncatan dramatis dari model jarum hipodermik. Model ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan media pada diri orang, tetapi ia tertarik pada apa yang dilakukan orang terhadap media. Khalayak dianggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi