RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 63/PUU-XI/2013 Tentang Status Hukum Daerah Istimewa Surakarta Hadiningrat

dokumen-dokumen yang mirip
RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 37/PUU-X/2012 Tentang Peraturan Perundang-Undangan Yang Tepat Bagi Pengaturan Hak-Hak Hakim

Kuasa Hukum : - Fathul Hadie Utsman, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 20 Oktober 2014;

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 63/PUU-XI/2013

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN

PUTUSAN Nomor 63/PUU-XI/2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

I. PEMOHON Tomson Situmeang, S.H sebagai Pemohon I;

OBJEK PERMOHONAN Pengujian Materiil Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara terhadap Undang-Undang Dasar 1945.

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 56/PUU-X/2012 Tentang Kedudukan Hakim Ad-Hoc Pengadilan Hubungan Industrial

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 125/PUU-XIII/2015 Penyidikan terhadap Anggota Komisi Yudisial

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 85/PUU-XII/2014 Pemilihan Pimpinan DPRD Kabupaten/Kota

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 96/PUU-XIII/2015 Penundaan Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Calon Tunggal)

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 94/PUU-XII/2014 Pemilihan Pimpinan DPRD Provinsi dan Kabupaten/Kota

Kuasa Hukum Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra, S.H., M.Sc., dkk, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 2 Maret 2015.

PERBAIKAN RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 26/PUU-VII/2009 Tentang UU Pemilihan Presiden & Wakil Presiden Calon Presiden Perseorangan

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Nomor 13/PUU-XIV/2016 Penetapan sebagai Pengusaha Kena Pajak

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 39/PUU-XII/2014 Hak Memilih

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 43/PUU-XIII/2015 Proses Seleksi Pengangkatan Hakim

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 80/PUU-XII/2014 Ketiadaan Pengembalian Bea Masuk Akibat Adanya Gugatan Perdata

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 68/PUU-XII/2014 Syarat Sahnya Perkawinan (Agama)

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 84/PUU-XII/2014 Pembentukan Pengadilan Hubungan Industrial di Kabupaten/Kota

KUASA HUKUM Fathul Hadie Ustman berdasarkan surat kuasa hukum tertanggal 20 Oktober 2014.

KUASA HUKUM Heru Widodo, S.H., M.Hum., dkk berdasarkan surat kuasa hukum tertanggal 22 Januari 2015.

Kuasa Hukum Dwi Istiawan, S.H., dan Muhammad Umar, S.H., berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 29 Juli 2015

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 5/PUU-XIII/2015 Pengecualian Pembina dalam Menerima Gaji, Upah, atau Honorarium Pengurus

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

II. OBJEK PERMOHONAN Pengujian Materiil Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

KUASA HUKUM Munathsir Mustaman, S.H., M.H. dan Habiburokhman, S.H., M.H. berdasarkan surat kuasa hukum tertanggal 18 Desember 2014

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 66/PUU-XII/2014 Frasa Membuat Lambang untuk Perseorangan dan Menyerupai Lambang Negara

KUASA HUKUM Dr. A. Muhammad Asrun, S.H., M.H., dan Vivi Ayunita Kusumandari, S.H., berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 7 Oktober 2014.

Kuasa Hukum: Fathul Hadie Utsman sebagai kuasa hukum para Pemohon, berdasarkan Surat Kuasa Khusus bertanggal 20 Oktober 2012.

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 23/PUU-XIII/2015 Perincian Nominal dalam Undang-Undang APBN 2015

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 9/PUU-XIII/2015 Pengangkatan sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK)

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 5/PUU-XIII/2015 Pengecualian Pembina dalam Menerima Gaji, Upah, atau Honorarium Pengurus

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 6/PUU-XII/2014 Pemberian Manfaat Pasti Pensiun Bagi Peserta Dana Pensiun

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 42/PUU-XIV/2016 Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubenur Daerah Istimewa Yogyakarta

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 27/PUU-XV/2017 Kewenangan Menteri Keuangan Dalam Menentukan Persyaratan Sebagai Kuasa Wajib Pajak

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 21/PUU-XVI/2018

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 117/PUU-XII/2014 Bukti Permulaan untuk Menetapkan Sebagai Tersangka dan Melakukan Penahanan

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 74/PUU-XIV/2016 Frasa mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya dalam UU ITE

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 15/PUU-XIII/2015

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 98/PUU-XV/2017 Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian Bagi Aparatur Sipil Negara

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 46/PUU-XII/2014 Retribusi Terhadap Menara Telekomunikasi

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 21/PUU-XII/2014 Penyidikan, Proses Penahanan, dan Pemeriksaan Perkara

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 44/PUU-XVI/2018 Eksistensi Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi di Daerah

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 13/PUU-XIV/2016 Penetapan sebagai Pengusaha Kena Pajak

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 31/PUU-XI/2013 Tentang Pemberhentian Oleh Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu

Kuasa Hukum Dwi Istiawan, S.H., dan Muhammad Umar, S.H., berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 29 Juli 2015

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 21/PUU-XIII/2015 Kewajiban Pelaku Pembangunan Rumah Susun Dalam Memfasilitasi Terbentuknya PPPSRS

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 34/PUU-XVI/2018 Langkah Hukum yang Diambil DPR terhadap Pihak yang Merendahkan Kehormatan DPR

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 19/PUU-XIII/2015 Batas Waktu Penyerahan/Pendaftaran Putusan Arbitrase Internasional

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Nomor 41/PUU-XIII/2015 Pembatasan Pengertian dan Objek Praperadilan

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 50/PUU-XI/2013 Tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor /PUU-VII/2009 tentang UU SISDIKNAS Pendidikan usia dini

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 133/PUU-XIII/2015 Ketentuan Pengajuan Banding, Penangguhan Pembayaran Pajak, dan Pengajuan Peninjauan Kembali

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 63/PUU-XII/2014 Organisasi Notaris

I. PEMOHON Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), diwakili oleh Kartika Wirjoatmodjo selaku Kepala Eksekutif

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 70/PUU-XII/2014 Kewenangan Pengelolaan Hutan oleh Pemerintah Pusat

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 88/PUU-XII/2014 Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum

KUASA HUKUM Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra, S.H., M.Sc., dkk berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 20 Maret 2014.

I. PEMOHON Perkumpulan Tukang Gigi (PTGI) Jawa Timur yang dalam hal ini di wakili oleh Mahendra Budianta selaku Ketua dan Arifin selaku Sekretaris

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 40/PUU-XVI/2018 Dua Kali Masa Jabatan Bagi Presiden atau Wakil Presiden

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 8/PUU-XI/2013 Tentang Frasa Pihak Ketiga Yang Berkepentingan

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 30/PUU-XIV/2016

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 2/PUU-XVI/2018 Pembubaran Ormas

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 43/PUU-XI/2013 Tentang Pengajuan Kasasi Terhadap Putusan Bebas

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 66/PUU-X/2012 Tentang Penggunaan Bahan Zat Adiktif

KUASA HUKUM Dra. Endang Susilowati, S.H., M.H., dan Ibrahim Sumantri, S.H., M.Kn., berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 26 September 2013.

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 57/PUU-XV/2017

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 33/PUU-XV/2017 Eksploitasi Ekonomi Terhadap Anak

I. PEMOHON Imam Ghozali. Kuasa Pemohon: Iskandar Zulkarnaen, SH., MH., berdasarkan surat kuasa khusus tertanggal 15 Desember 2015.

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 49/PUU-XV/2017 Pembubaran Ormas

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 45/PUU-XV/2017 Kewajiban Pengunduran Diri Bagi Anggota DPR, DPD dan DPRD Dalam PILKADA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 44/PUU-XV/2017

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Nomor 67/PUU-XIII/2015 Beban Penyidik untuk Mendatangkan Ahli dalam Pembuktian Perkara Pidana

I. PEMOHON Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), diwakili oleh Kartika Wirjoatmodjo selaku Kepala Eksekutif

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 20/PUU-X/2012 Tentang Peralihan Saham Melalui Surat Kesepakatan Bersama

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 56/PUU-XIII/2015 Kualifikasi Pemohon dalam Pengujian Undang-Undang dan Alasan yang Layak dalam Pemberian Grasi

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 62/PUU-XV/2017

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Nomor 39/PUU-XIII/2015 Pengawasan Tingkah Laku Hakim oleh Mahkamah Agung

RESUME PERMOHONAN PERKARA Nomor 017/PUU-IV/2006 Perbaikan Tanggal 12 September 2006

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 60/PUU-XIII/2015 Persyaratan Menjadi Calon Kepala Daerah Melalui Jalur Independen

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 4 / PUU-X / 2012 Tentang Penggunaan Lambang Negara

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 41/PUU-XIII/2015 Pembatasan Pengertian dan Objek Praperadilan

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 27/PUU-XIII/2015 Status Pegawai Honorer dengan Berlakunya Undang-Undang Aparatur Sipil Negara

KUASA HUKUM Muhammad Sholeh, S.H., dkk, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 20 Oktober 2014.

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 108/PUU-XIV/2016 Peninjauan Kembali (PK) Lebih Satu Kali

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 34/PUU-XIV/2016 Persyaratan Bagi Kepala Daerah di Wilayah Provinsi Papua

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 129/PUU-XII/2014 Syarat Pengajuan Calon Kepala Daerah oleh Partai Politik dan Kedudukan Wakil Kepala Daerah

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 55/PUU-XV/2017

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 75/PUU-XV/2017

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 130/PUU-XII/2014 Pengisian Kekosongan Jabatan Gubernur, Bupati, dan Walikota

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 55/PUU-IX/2011 Tentang Peringatan Kesehatan dalam Promosi Rokok

OBJEK PERMOHONAN Permohonan Pengujian Materiil Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen terhadap Undang-Undang Dasar 1945.

II. OBJEK PERMOHONAN Pengujian Materiil Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan

Transkripsi:

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 63/PUU-XI/2013 Tentang Status Hukum Daerah Istimewa Surakarta Hadiningrat I. PEMOHON 1. Gray Koes Isbandiyah, sebagai PEMOHON I; 2. KP Dr. Eddy S. Wirabhumi, S.H., M.M., sebagai PEMOHON II. KUASA HUKUM Dr. Abdul Jamil, S.H., M.H., dkk berdasarkan surat kuasa khusus tertanggal 21 Mei 2013 II. OBJEK PERMOHONAN Pengujian Materiil Bagian Memutuskan angka I dan Pasal 1 ayat (1) Undang - Undang Nomor 10 Tahun 1950 tentang Pembentukan Propinsi Djawa Tengah terhadap UUD 1945. III. KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI Para Pemohon menjelaskan bahwa ketentuan-ketentuan yang mengatur mengenai kewenangan Mahkamah Konstitusi untuk menguji adalah: 1. Pasal 24C ayat (1) UUD 1945 juncto Pasal 10 ayat (1) Undang -Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi yang menyatakan bahwa Mahkamah Konstitusi sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 8 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi yang menyebutkan bahwa Mahkamah Konstitusi berwenang untuk mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final, antara lain menguji Undang-Undang terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia ; 2. Pasal 29 ayat (1) Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, yang menyebutkan bahwa salah satu kewenangan konsitutsional Mahkamah Konstitusi adalah menguji Undang-Undang terhadap UUD 1945; 3. Pasal 9 ayat (1) Undang -Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan yang mengatakan, Dalam hal Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, pengujiannya dilakukan oleh Mahkamah Konstitusi ; 4. Pasal 4 ayat (2) Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 06/PMK/2005 tentang Pedoman Beracara dalam Perkara Pengujian Undang-Undang, menyatakan, Pengujian materiil adalah pengujian UU yang berkenaan

dengan materi muatan dalam ayat, pasal, dan/atau bagian UU yang dianggap bertentangan dengan UUD 1945 ; 5. Bahwa berdasarkan uraian diatas, maka Mahkamah Konstitusi berwenang untuk memeriksa, mengadili dan memutus permohonan Pemohon. IV. KEDUDUKAN HUKUM (LEGAL STANDING) PEMOHON Para Pemohon menjelaskan kedudukan mereka sebagai berikut: 1. Pemohon I adalah perseorangan yang merupakan putra kandung dari Susuhan Paku Buwono XII dan merupakan salah satu ahli waris dari dinasti Keraton Surakarta. Oleh karena ketidakjelasan status hukum daerah istimewa Surakarta, Pemohon I telah kehilangan haknya sebagai salah satu ahli waris untuk mengelola dan/atau mengatur tanah-tanah Karaton Surakarta sehingga berdampak pula terhadap kewibawaan serta status sosial dan keluarga dan keturunan Keraton Surakarta; 2. Pemohon II adalah perseorangan yang mewakili Paguyuban Kawula Keraton Surakarta (PaKaSa) selaku ketua umum dari PaKaSa. Oleh karena tidak ada Peraturan Undang-Undangan yang khusus yang mengatur pelestarian dan pengembangan budaya Jawa dari Keraton Surakarta, Pemohon II tidak dapat melestarikan dan mengembangkan budaya Jawa dari Keraton Surakarta yang merupakan tujuan didirikannya PaKaSa. V. NORMA-NORMA YANG DIUJIKAN UNTUK DIUJI A. NORMA MATERIIL Norma-norma yang diujikan adalah: 1. Bagian Memutuskan angka I UU 10/1950 Menghapuskan Pemerintahan Daerah Karesidenan Semarang, Pati, Pekalongan, Banjumas, Kedu, dan Surakarta, serta membubarkan Dewan Perwakilan Rakjat Daerah Karesidenan-Karesidenan tersebut 2. Pasal 1 ayat (1) UU 10/1950 Daerah jang meliputi Daerah Karesidenan Semarang, Pati, Pekalongan, Tengah B. NORMA UNDANG-UNDANG DASAR 1945 Norma-norma yang dijadikan sebagai dasar pengujian adalah: 1. Pasal 1 ayat (3) UUD 1945 Negara Indonesia adalah negara hukum 2. Pasal 18B ayat (1) UUD 1945 Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintah daerah yang bersifat khusus atau bersifat istimewa yang diatur dengan undangundang

3. Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 Setiap warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya 4. Pasal 28D ayat (1) UUD 1945 Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan hukum yang sama di hadapan hukum VI. ALASAN-ALASAN PEMOHON UNDANG-UNDANG A QUO BERTENTANGAN DENGAN UUD 1945 1. Daerah Istimewa Surakarta merupakan salah satu daerah/kerajaan yang mempunyai pemerintahan sendiri yang bersifat istimewa yang secara historis dilindungi oleh konsitusi dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hal ini dibuktikan dengan, diantaranya, pengecualian keberlakuan Undang- Undang Nomor 1 Tahun 1945 tentang Peraturan Mengenai Kedudukan Komite Nasional Daerah dan pengakuan daerah istimewa Surakarta melalui Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1948 tentang Pemerintahan Derah; 2. Penghapusan dan penggabungan Status Surakarta sebagai Daerah Istimewa ke dalam Propinsi Jawa Tengah melalui diundangkannya Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1950 tentang Pembentukan Propinsi Djawa Tengah yang secara eksplisit ditentukan oleh Bagian Memutuskan angka I dan Pasal 1 ayat (1) bertentangan dengan UUD 1945 karena ketent uan-ketentuan tersebut menurut para Pemohon bertentangan dengan Pasal 18B ayat (1); 3. Materi muatan/isi Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1950 juga bertentangan dengan peraturan-peraturan hukum sebelumnya dan melalui prosedur yang tidak benar secara hukum; 4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1950 secara prosedural adalah peraturan perundangan yang cacat hukum karena Undang-Undang tersebut dibentuk berdasarkan Konstitusi RIS. Berdasarkan Dekrit Presiden pada tanggal 5 Juli 1959, konsitusi yang berlaku kembali ke UUD 1945 sehingga masalah mengenai daerah istimewa yang diatur Pasal 18 UUD 1945 (se belum amandemen) juncto Pasal 18B UUD 1945 kembali berlaku. Berdasarkan uraian diatas, Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1950 tidak memiliki kekuatan berlaku lagi; 5. Penghapusan dan penggabungan status Surakarta sebagai Daerah Istimewa adalah bentuk perlakuan yang tidak sama di depan hukum. Hal ini dilihat dari penggabungan Daerah Istimewa Surakarta ke dalam Provinsi Jawa Tengah melalui Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1950 sementara Daerah Istimewa Yogyakarta dibuatkan undang-undang sendiri melalui Undang-Undang

Nomor 3 Tahun 1950. Sehingga Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1950 bertentangan dengan Pasal 27 ayat (1) dan Pasal 28D ayat (1) UUD 1945; 6. Surakarta adalah Daerah Istimewa berdasarkan Penetapan Pemerintah No. 16/SD Tahun 1946 dan Surat Wakil Presiden tanggal 12 September 1949. Sebagai dasar hukum diundangkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1950 adalah Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1948 tentang Pemerintahan Daerah. Dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1948 tidak ada satu pasal atau ayatpun yang menyatakan penghapusan status Surakarata sebagai Daerah Istimewa. Baik Undang-Undang Nomor Tahun 1948 maupun Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1950 tidak ada ketentuan yang menyatakan Peraturan Pemerintah Nomor 16/SD Tahun 1946 tidak berlaku lagi sehingga Penetapan Pemerintah a quo sampai sekarang adalah sah menurut hukum. Maka Bagian Memutuskan angka I juncto Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1950 bertentangan dengan Pasal1 ayat (3) UUD 1945; 7. Penetapan Pemerintah No. 16/SD Tahun1946, Surat Wakil Presiden 12 September 1949, dan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1948 mengakui status Surakarta sebagai daerah istimewa. Namun, dalam perjalanannya untuk Jogjakarta dikeluarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1950 sementara Surakarta digabungkan dengan Provinsi Jawa Tengah dan dihilangkan status daerah istimewanya melalui Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1950. Amanah atau janji Penetapan Pemerintah a quo adalah membuat Undang-Undang tentang pemerintah daerah istimewa Yogyakarta dan Surakarta. Namun saat ini hanya Yogyakarta yang memperoleh status daerah istimewanya melalui undang-undang, yaitu melalui Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1950 juncto Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang Daerah Istimewa Yogyakarta. Maka ketentuan-kententuan a quo pada Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1950 tidak sejalan dengan Pasal 18B ayat (1) UUD 1945; 8. Penetapan Pemerintah No. 16/SD Tahun 1946, Surat Wakil Presiden 12 September 1949, dan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1948 mengakui status Surakarta sebagai daerah istimewa. Dengan kata lain, Penetapan Pemerintah a quo tidak pernah dicabut sehingga sampai sekarang masih berlaku. Meskipun Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1950 tidak secara eksplisit menghilangkan status Surakarta sebagai daerah istimewa ( de jure), tetapi secara de facto status keistimewaan Surakarta menjadi tidak jelas, sehingga hal ini menimbulkan ketidakpastian hukum sebagaimana menjadi amanah Pasal 28D ayat (1) UUD 1945; 9. Eksistensi Daerah Istimewa Surakarta sudah ada sebelum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan demikian ketentuan Bagian Memutuskan angka I

dan Pasal 1 ayat (1) Undang -Undang Nomor 10 Tahun 1950 sepanjang mengenai kata-kata dan Surakarta telah mengkhianati amanah UUD 1945 baik sebelum maupun sesudah diamandemen yang mengakui secara tegas eksistensi daerah-daerah yang bersifat istimewa yang akan diatur dengan undang-undang; VII. PETITUM 1. Menerima dan mengabulkan permohonan para Pemohon untuk seluruhnya; 2. Menyatakan: i. Bagian Memutuskan angka I Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1950 tentang Pembentukan Propinsi Djawa Tengah sepanjang mengenai kata-kat dan Surakarta, berbunyi: ii. Menghapuskan Pemerintahan Daerah Karesidenan Semarang, Pati, Pekalongan, Banjumas, Kedu, dan Surakarta,serta membubarkan Dewan Perwakilan Rakjat Daerah Karesidenan-Karesidenan tersebut ; iii. Pasal 1 ayat (1) Undang -Undang Nomor 10 Tahun 1950 tentang Pembentukan Propinsi Djawa Tengah sepanjang mengenai kata-kata dan Surakarta, berbunyi: Daerah jang meliputi Daerah Karesidenan Semarang, Pati, Pekalongan, Tengah. Adalah bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, khususnya Pasal 1 ayat (3), Pasal 18B, dan Pasal 28D ayat (1); 3. Menyatakan: i. Bagian Memutuskan angka I Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1950 tentang Pembentukan Propinsi Djawa Tengah sepanjang mengenai kata-kat dan Surakarta, berbunyi: Menghapuskan Pemerintahan Daerah Karesidenan Semarang, Pati, Pekalongan, Banjumas, Kedu, dan Surakarta,serta membubarkan Dewan Perwakilan Rakjat Daerah Karesidenan-Karesidenan tersebut ; ii. Pasal 1 ayat (1) Und ang-undang Nomor 10 Tahun 1950 tentang Pembentukan Propinsi Djawa Tengah sepanjang mengenai kata-kata dan Surakarta, berbunyi: Daerah jang meliputi Daerah Karesidenan Semarang, Pati, Pekalongan, Tengah Tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat. Jika Majelis Hakim berpendapat lain, maka kami mohon putusan seadil-adilnya.