BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Manusia merupakan makhluk sosial yang memerlukan interaksi dengan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan suatu hal vital yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan (ide, gagasan) dari satu

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Komunikasi merupakan hal terpenting yang dilakukan oleh manusia dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. menunjang dalam kehidupan manusia. Peranan suatu bahasa juga sangat

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai kodratnya manusia adalah makhluk pribadi dan sosial dengan

BAB I PENDAHULUAN. diinginkan karena adanya keterbatasan-keterbatasan, baik fisik maupun mental.

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial. Ia hanya hidup, berkembang, dan

KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA TUNARUNGU DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DIDASARKAN PADA TEORI SCHOENFELD

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

PENGERTIAN KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan dengan berbagai kesempurnaan.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. gejala sosial, yang dinyatakan dalam istilah atau kata (Malo, 1985:46). Untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dunia ini banyak bahasa salah satunya adalah Bahasa Isyarat. Tetapi. dewasa ini kata-kata dalam Bahasa Isyarat yang digunakan untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini peneliti memberikan analisis terhadap hal-hal yang telah di

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterbatasan, tidak menjadi halangan bagi siapapun terutama keterbatasan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari seseorang melakukan komunikasi, baik

I. PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena bahasa

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan Hawa sebagai pendamping bagi Adam. Artinya, manusia saling

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk hidup sosial, seorang individu sejak lahir hingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karena manusia dapat berkembang dengan lingkungannya karena ada manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Deniaty Sinaga, 2015

BAB I PENDAHULUAN. menurut Dr. Everett Kleinjan dari East West Center Hawaii (Cangara, 2006:

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. tindakan dan penyimpangan terhadap kaidah di dalam interaksi lingual itu.

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,

BAB I PENDAHULUAN. Persada,2007), p.1 2 Jalaluddin Rakhmat, Retorika Modern, pendekatan praktis (Bandung ; PT. Remaja Rosdakarya, 2011), p.1.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (verbal communication) dan komunikasi nonverbal (non verbal communication).

BAB I PENDAHULUAN. negara. Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia memiliki fungsi: (a) lambang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. kaitannya dengan penelitian yang dilakukan. Kajian pustaka adalah langkah yang

Kumpulan Artikel Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat

APLIKASI KAMUS ELEKTRONIK BAHASA ISYARAT BAGI TUNARUNGU DALAM BAHASA INDONESIA BERBASIS WEB

Review Buku: Memahami Pola Komunikasi Melalui Pendekatan Etnografi

13ILMU. Modul Perkuliahan XIII. Metode Penelitian Kualitatif. Metode Etnografi. Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm KOMUNIKASI. Modul ke: Fakultas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan suatu proses atau kegiatan yang sukar dihindari

BAB I PENDAHULUAN. atau simbol sebagai media ( Uchjana Effendy, 2001 :11). Lambang

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Bukti eksistensi warga muslim Tionghoa di kota Bandung yaitu kita dapat

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dibagi menjadi 2 bagian yaitu komunikasi primer dan

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong.

BAB I PENDAHULUAN. yang beralamat di Jl. Rajekwesi 59-A Perak Bojonegoro. Di SLB-B Putra

NIM. K BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

: Ortografis dalam Register Seabreg SMS Gaul

BAB I PENDAHULUAN. atau kelompok individu terutama kelompok minoritas atau kelompok yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Mulyana (2010:108), salah satu prinsip komunikasi adalah

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

AKTIVITAS KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK TUNARUNGU

METODE PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH LUAR BIASA TUNARUNGU (SLB/B) MELALUI ALAT PERAGA UNTUK PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA

AKTIVITAS KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK TUNARUNGU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Banyak keterampilan yang harus dikuasai oleh manusia baik sebagai makhluk

BAB I PENDAHULUAN. Segala aktivitas kehidupan manusia menggunakan bahasa sebagai alat perantaranya.

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

Bentuk-Bentuk Komunikasi Karyawan dalam Rapat Internal. Mingguan di Divisi Marketing Nasmoco Janti Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Masalah Ponija, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. tidak mampu mendengar atau kurang mampu mendengar suara. Anak tuna rungu

Pengantar Ilmu Komunikasi Komunikasi Antar Pribadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak tuna rungu atau anak dengan gangguan pendengaran merupakan anak

BAB I PENDAHULUAN. serta kebiasaan dan lingkungan yang berbeda-beda, itulah yang sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun-tahun pertama kehidupan, mendengar adalah bagian. terpenting dari perkembangan sosial, emosional dan kognitif anak.

2015 STUD I D ESKRIPTIF PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PEND IDIKAN JASMANI D I SLB-A CITEREUP

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berhubungan dan saling

Komunikasi. Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan, informasi dari seseorang ke orang lain (Handoko, 2002 : 30).

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhannya, serta memungkinkan

ETNOGRAFI KOMUNIKASI. Sangra Juliano P, M.I.Kom

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. dari pembicaraan orang dan umumnya mengenai objek-objek dan kejadiankejadian.

BAB IV PEMBAHASAN. antara ayah dan anak remaja pasca perceraian, berikut peneliti memberikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. E. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang lebih menekankan

Desain bahasa gambar untuk anak tuna rungu

1. Pendahuluan 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pendengaran, baik sebagian maupun seluruhnya yang berdampak kompleks

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Alih kode..., Dewi Nuryanti, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. lain dalam kelompok (Bungin, 2006:43). Komunikasi yang terjalin dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. hubungan sosial yaitu hubungan berpacaran atau hubungan romantis.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Debby Yuwanita Anggraeni, 2013

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian pesan yang bermakna dari individu satu kepada individu lainnya

I. PENDAHULUAN. nasionalisme, menumbuh kembangkan kecintaan kepada Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran pada dasarnya adalah suatu proses terjadinya interaksi antara

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Bahasa

Oleh : Dwi Prihatin NIM K BAB I PENDAHULUAN

ERIZA MUTAQIN A

BAB I PENDAHULUAN. sehingga seseorang yang mengalami tunarungu akan kesulitan untuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk bisa mempertahankan hidupnya. Sebagai mahluk sosial manusia tidak lepas

BAB I PENDAHULUAN. maupun masyarakat sendiri. Kondisi seperti ini memberikan dampak. bisnis baru yang berkembang di Indonesia.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Manusia merupakan makhluk sosial yang memerlukan interaksi dengan sesamanya dengan salah satunya berkomunikasi. Komunikasi merupakan suatu hal yang saling mengirim sebuah pesan selain itu komunikasi merupakan sarana informasi yang dibutuhkan manusia. Dalam kehidupan sehari-hari komunikasi merupakan cara untuk berkembang dengan sesama. Komunikasi juga merupakan contoh sebuah keberhasilan dalam bekerja agar berjalan mulus dengan komunikasi antar sesama. Sebaliknya kurangnya komunikasi akan menghambat perkembangan diri sendiri serta menghambat sebuah keberhasilan. Dalam beragam komunikasi yang terjadi dalam sebuah lingkungan, terdapat komunikasi verbal dan nonverbal. Komunikasi ini sangat penting dalam bersosialisasi bahkan terjadi setiap saat kita berada dalam sebuah lingkungan untuk berinteraksi dengan yang lainnya. Dalam komunikasi verbal dan non verbal. Komunikasi verbal merupakan komunikasi secara verbal dengan mengeluarkan sebuah kata-kata dan kalimatkalimat. Komunikasi verbal dilakukan dengan cara lisan dari setiap kata dan kalimatnya mengandung makna serta dapat dipahami oleh lawan komunikasinya. Komunikasi verbal juga merupakan komunikasi yang menyatakan maksud dan tujuan. 1

2 Simbol atau Pesan verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan satu kata atau lebih. Bahasa dapat juga dianggap sebagai sistem kode verbal. Bahasa dapat didefinisikan sebagai seperangkat simbol, dengan aturan untuk mengkombinasikan simbol-simbol tersebut, yang digunakan dan dipahami (Mulyana, 2007:256) Selain bahasa verbal, ada juga bahasa nonverbal. Bahasa nonverbal merupakan bahasa yang dilakukan tanpa lisan dan tanpa mengucapkan sebuah kata atau kalimat. Komunikasi nonverbal lebih mengutarakan kepada gerakangerakan tubuh yang mengisyaratkan komunikasi. Dalam komunikasi nonverbal biasanya kita dapat mengetahui suasana atau emosi seseorang apabila pertama bertemu yang didasarkan melalui perilaku nonverbal itu sendiri. Seperti orang yang sedang sendiri dan merasa marah terhadap suatu hal dan orang itu akan melihatkan muka yang merah. Komunikasi nonverbal ini juga bisa melihatkan senang, sedih dan kecewa. Banyak sekali peristiwa komunikasi nonverbal berkaitan dengan komunikasi verbal karena dalam kenyataannya kedua jenis komunikasi ini saling menjalin dalam tatap muka. Komunikasi Nonverbal adalah komunikasi yang menggunakan pesanpesan nonverbal. Istilah nonverbal biasanya digunakan untuk melukiskan semua peristiwa komunikasi di luar kata-kata terucap dan tertulis. Secara teoritis komunikasi nonverbal dan komunikasi verbal dapat dipisahkan. Namun dalam kenyataanya, kedua jenis komunikasi ini saling jalin menjalin, saling melengkapi dalam komunikasi yang kita lakukan seharihari (Mulyana, 2007:342). Selain itu apabila mencermati di luar atau di lingkungan masyrakat terutama apabila sedang di perjalanan melihat seseorang yang mengalami cacat mental, tuna rungu atau tuna daksa. Terkadang timbul penasaran bagaimana cara mereka berkomunikasi. Berbeda dengan manusia normal yang berkomunikasi dengan mudah, tetapi tidak mudah dengan penyandang tuna rungu. Kenyataanya

3 penyandang tuna rungu sangat kesulitan apabila berkomunikasi dengan manusia normal, karena sulit mengartikan maksud dalam perbincangan. Tuna rungu adalah kekurangan atau kehilangan pendengaran yang mengakibatkan hambatan dalam perkembangan sehingga memerlukan bimbingan atau pendidikan khusus (Kuswarno, 2008:103). Tunarungu adalah penyakit yang tidak bisa mendengar. Kekurangan dalam hal pendengaran membuat penyandang tuna rungu sangat sulit dalam berkomunikasi dan melakukan kegiatan sehari-harinya. Oleh karena itu tuna rungu dapat memperoleh pendidikan di sekolah luar biasa (SLB) yang saat ini sudah banyak berdiri. Dengan adanya SLB ini para penyandang tunarungu dapat mengembangkan bakat, belajar, dan dibimbing dalam berkomunikasi dengan yang lainnya oleh guru yang ahli dalam bidangnya. Anak tunarungu banyak menggunakan komunikasi nonverbal akibat hilangnya mendengar dan dampak hilangnya kemampuan dalam berkomunikasi. Oleh karena anak tunarungu mempunyai keunikan dalam berkomunikasi sehingga tertarik untuk diteliti. Anak tunarungu selalu menggunakan bahasa Isyarat sebagai pengganti bahasa lisan. Pada komunikasi tunarungu tidaklah sama dengan bahasa lisan itu sendiri karena dapat keterbatasan yang besar dalam bahasa isyarat. contohnya, walaupun bahasa isyarat memiliki gerakan atau isyarat tertentu untuk menggambarkan perdamaian, tetapi dibutuhkan lebih dari satu isyarat untuk menerangkan makna dari konsep perdamaian itu sendiri. Hal ini disebabkan penyandang cacat tunarungu tidak terbiasa dengan tindak dan struktur bahasa lisan, yang banyak melibatkan kemampuan mendengar. sehingga seringkali

4 terjadi, mereka tahu kata tetapi tidak mengetahui maknanya atau sebaliknya, tahu benda tetapi tidak tahu namanya. Oleh karena itu sangat wajar apabila penyandang tunarungu memiliki sistem kebahasaannya sendiri. Dengan adanya sistem kebahasaan sendiri, para pencandang cacat tunarungu memiliki aturan-aturan sendiri yang berbeda dengan orang normal yang melakukan bahasa lisan, walaupun bahasa isyarat mereka adalah bahasa isyarat Indonesia. Mereka akan mempunyai cara tersendiri dalam mengungkapkan sesuatu dalam berbicara, bercerita, bahkan bercanda sekalipun. mungkin kalimat saya ingin mandi dalam bahasa lisan akan diterjemahkan berbeda dalam bahasa isyarat, menjadi empat gerakan isyarat misalkan dan lain sebagainya. Seperti halnya bahasa lisan, bahasa isyarat pun merupakan produk dari kebudayaan dan kelompok yang menggunakannya, sehingga bahasa isyarat di suatu daerah akan berbeda dengan bahasa isyarat di daerah lainnya. Dengan adanya sistem isyarat bahasa Indonesia ini, diharapkan adanya kesederajatan antara penyandang tunarungu dengan orang normal terutama dalam hal pendidikan dan kehidupan bermasyarakat. Penelitian mengenai anak tunarungu dan pola komunikasi ini penting, mengingat sangat sedikit sekali penelitian mengenai anak-anak abnormal dalam aktivitas sosial, maupun penelitian mengenai pola komunikasi. Perhatian pemerintah pun dirasakan sangat kurang dengan sedikitnya lembaga pendidikan dan keterampilan yang disediakan untuk mereka. Hal ini bisa diakibatkan terbatasnya pemahaman mengenai para penyandang cacat tunarungu.

5 Penelitian anak tunarungu ini menggunakan teori Dell Hymes yang salah satunya memakai 3 komponen yaitu Setting, peristiwa dan tindak. Dalam komunikasinya banyak peristiwa komunikasi yang berulang yang dilakukan oleh anak tunarungu dalam komunikasi dengan guru, teman dan orang tuanya. Ada pula setting yang merupakan tempat terjadinya komunikasi serta pola komunikasi yang terjadi. Dari teori Dell Hymes ini terdapat 8 komponen, peneliti hanya memakai 3 komponen saja dikarenakan teori ini sangat berkaitan dengan penelitian yang sedang peneliti lakukan. Sekolah Luar Biasa B sebagai lembaga pendidikan bagi mereka penyandang tunarungu dan memegang peranan yang sangat penting sehingga pemahaman akan realitas dan keterampilan berbahasa pada setiap penyandang tunarungu akan dimulai pada SLB/B ini. SLB/B ini merupakan salah satu SLB Negeri di kota Garut. Diantaranya di Garut terdapat SLB Negeri ada 2 sekolah dan SLB Swasta terdapat 6 sekolah. Dengan metode etnografi komunikasi di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui pola komunikasi anak tunarungu pada siswa SLB/B negri di kota Garut. 1.2 Fokus Penelitian Dari latar belakang masalah yang telah diungkapkan di atas, maka peneliti dapat merumuskan masalah yaitu Bagaimana Pola Komunikasi Anak Tunarungu yang menggunakan bahasa isyarat sebagai pengganti bahasa lisan di SLB/B Negeri Garut?

6 1.3 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka peneliti dapat menentukan identifikasi masalah sebagai berikut: 1. Apa saja peristiwa komunikasi yang terjadi pada komunikasi anak tunarungu? 2. Apa saja setting komunikasi yang membentuk peristiwa-peristiwa komunikasi tersebut? 3. Bagaimana tindak komunikatif siswa anak tunarungu di sekolah? 1.4 Tujuan Penelitian 1. Menjelaskan peristiwa komunikasi apa saja yang terjadi secara berulang pada komunikasi anak tunarungu. 2. Menjelaskan setting komunikasi yang membentuk peristiwa-peristiwa komunikasi tersebut. 3. Menjelaskan tentang tindak komunikatif yang terjadi terhadap anak tunarungu di sekolah. 1.5 Kegunaaan Penelitian 1.5.1 Kegunaan Teoritis Sebagai sumbangan pemikiran bagi perkembangan ilmu komunikasi dan komunikasi antar manusia pada umumnya. secara khusus, penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan bagi penelitian pola-pola komunikasi kelompok, terutama yang berkaitan dengan proses komunikasi yang

7 menggunakan bahasa verbal non vokal serta dapat menjadi bahan referensi bagi penelitian berikutnya terkait makna komunikasi. 1.5.2 Kegunaan Praktis Menjadi bahan masukan bagi mereka yang tertarik atau memang terlibat dengan para penyandang cacat fisik, untuk lebih meningkatkan lagi potensi yang dimiliki oleh penyandang tunarungu. lebih khusus lagi, melalui penelitian ini diharapkan semakin terbukanya jalur komunikasi baik sesama tunarungu maupun antar tunarungu dengan non tunarungu. Sehingga memperluas kesempatan bagi mereka yang tunarungu untuk berkomunikasi dengan orang lain. sekaligus memudahkan orang normal dan berkomunikasi dengan mereka. 1.6 Pembatasan Penelitian dan Pengertian Istilah 1.6.1 Pembatasan Penelitian Pembatasan masalah dan pengertian istilah ditetapkan untuk dapat menentukan arah fokus penelitian. Masalah yang diangkat oleh peneliti adalah komunikasi anak tunarungu terhadap anak tunarungu lainnya dan dengan orang normal lainnya seperti terhadap guru nya. Masalah yang diangkat tentang anak tunarungu dalam berkomunikasi di lingkungan SLB/B Garut serta berkomunikasi dengan gurunya dalam proses belajar mengajar serta pula berkomunikasi dengan orang tuanya. Analisis dalam penelitian ini dibatasi pada metedologi kualitatif dengan pendekatan studi kualitatif etnografi komunikasi.

8 1.6.2 Pengertian Istilah Pengertian istilah sebagai berikut: 1. Pola Komunikasi adalah Hubungan bentuk dan fungsi komunikasi yang selalu mengikuti aturan atau kaidah tertentu (Kuswarno, 2008:167) 2. Tunarungu adalah kekurangan atau kehilangan kemampuan mendengar yang disebabkan oleh kerusakan atau tidak berfungsinya sebagian atau seluruh alat-alat pendengaran (Kuswarno, 2008:169) 3. Bahasa Isyarat adalah bahasa yang mengutamakan bahasa manual, bahasa tubuh dan gerak bibir untuk berkomunikasi. 4. Etnografi komunikasi adalah kajian peranan bahasa, budaya, komunikasi dalam perilaku suatu masyarakat (Hymes dalam Kuswarno, 2008:22) 5. Tindak Komunikatif adalah fungsi interaksi tunggal, seperti pernyataan, permohonan, perintah, ataupun perilaku non verbal. (Hymes dalam Kuswarno, 2008:41) 1.7 Kerangka Pemikiran Komunikasi merupakan produk dari interaksi suatu kelompok masyarakat sehingga setiap kelompok memiliki pola komunikasi yang berbeda dari sekelompok yang lain. Salah satunya dalam Masyarakat terdapat anggapan bahwa apabila seseorang beraksi tanpa suara, maka orang itu disebut tuli. Anggapan ini

9 tidaklah selalu benar karena pengertian tuli itu sendiri masih sangat kabur dan tidak menggambarkan keadaan sebenarnya. Dari beragam komunikasi yang terjadi di masyarakat semua makhluk sosial melakukan komunikasi dengan yang lainnya. Khususnya berkomunikasi dengan yang mempunyai kekurangan yang seperti tunarungu, tunanetra atau tunawicara. Dikhususkan untuk tunarungu, banyak beragam cara untuk berkomunikasi dengan anak tunarungun sehingga dapat berinteraksi dan bersosialisasi dengan yang lainnya. Bahasa isyarat yang dilakukan oleh anak tunarungu adalah bahasa verbalnya. Oleh karena itu bahasa isyarat bagi anak tunarungu merupakan bahasa verbalnya yang diteliti oleh peneliti. Komunikasi verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan satu kata atau lebih. Bahasa dapat juga dianggap sebagai sistem kode verbal. Bahasa dapat didefinisikan sebagai seperangkat simbol, dengan aturan untuk mengkombinasikan simbol-simbol tersebut, yang digunakan dan dipahami (Mulyana, 2007:256). Anak Tunarungu adalah anak yang mengalami kekurangan atau kehilangan kemampuan mendengar yang disebabkan oleh kerusakan atau kehilangan kemampuan mendengar yang disebabkan oleh kerusakan atau tidak berfungsinya sebagian atau seluruh alat pengdengaran (Kuswarno, 2008:103). Komunikasi yang terjadi antar tunarungu bisa dalam bentuk komunikasi kelompok dan komunikasi interpersonal. Komunikasi kelompok adalah pertukaran informasi atau penyampaian pesan yang terjadi dalam kelompok dan dalam kaitannya dengan kelompok Oleh karena itu komunikasi kelompok dilakukan oleh segelintir kelompok dalam membahas suatu permasalahan yang dibincangkan. Komunikasi kelompok tunarungu terjadi saat mereka berinteraksi di dalam kelas sedangkan komunikasi interpersonal adalah penyampaian pesan

10 oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk membeikan umpan balik (Devito dalam Effendy, 2003:30). Komunikasi Interpersonal terjadi pada saat komunikasi dengan sesama anak tunarungu baik di kelas maupun di luar kelas. Komunikasi interpersonal ini bisa dilakukan terhadap temannya, guru atau orang tuanya. Sedangkan bahasa yang digunakan anak tunarungu adalah Bahasa Isyarat. Menurut Kamus Sistem Isyarat Bahasa Indonesia, yang dimaksud bahasa isyarat adalah salah satu media yang membantu komunikasi sesama tunarungu dalam masyarakat yang lebih luas. Wujudnya adalah tatanan yang sistematis tentang seperangkat isyarat jari dan berbagai gerak untuk melambangkan kosakata dalam bahasa Indonesia. (dalam Kuswarno, 2008:158). Bahasa isyarat merupakan bahasa yang dilakukan anak tunarungu sebagai bahasa sosial dengan yang lainnya. Dengan pedomannya kamus Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) yang dibakukan merupakan salah satu media yang membantu komunikasi sesama kaum tunarungu di dalam masyarakat yang lebih luas. Seorang peneliti etnografi komunikasi yaitu Sevvile dalam Kuswarno, memasukan bahasa isyarat ke dalam bahasa verbal non vokal, suatu jenis bahasa yang berbeda sama sekali dengan bahasa verbal ataupun nonverbal (Sevvile dalam Kuswarno, 2008:160). Teori Etnografi Komunikasi yang dikembangkan oleh Dell Hymes dalam Kuswarno. Suatu asumsi bahwa bahasa dan situasi merupakan satu kesatuan yang

11 tidak dipisahkan. Setiap ujaran selalu dikaitkan dengan situasi oleh karena itu Dell Hymes membedakan delapan unsur situasi bahasa yakni setting, participant, ends, Act, key, Instrumental, Norms, Genre. Dalam peneliti ini peneliti hanya menekankan pada 3 unsur yaitu Setting, Peristiwa dan Tindak karena unsur tersebut dianggap lebih relevan dengan penelitian ini. Setting adalah Suatu tempat di mana suatu peristiwa itu dilakukan. Dari penelitian ini Setting di kelas merupakan yang di teliti oleh karena itu terciptanya komunikasi-komunikasi yang terjadi di dalam kelas antara Siswa SLB dengan Guru dan Siswa SLB dengan Siswa SLB. Peristiwa adalah keseluruhan perangkat komponen yang utuh, yang dimulai dengan tujuan komunikasi, topik umum yang sama dan melibatkan partisipan yang sama, yang secara umum menggunakan variates bahasa yang sama, mempertahankan tone yang sama dan kaidah-kaidah yang sama untuk berinteraksi dan dalam setting yang sama. Sebuah peristiwa berakhir bila ada perubahan dalam batasan-batasannya, misalnya ketika terdapat keheningan atau perubahan posisi tubuh partisipan komunikasi. (Kuswarno, 2008:166) Peristiwa yang terjadi antara lain komunikasi kelompok dan komunikasi interpersonal. Komunikasi kelompok yang tyerjadi antara Siswa SLB dengan Guru dan Komunikasi Interpersoal terjadi antara Siswa SLB dengan Siswa SLB. Peristiwa ini terjadi setiap saat keadaan belajar mengajar dalam kelas sehingga peneliti menyimpulkan dua komunikasi tersebut. Tindak Komunikatif adalah fungsi interaksi tunggal, seperti pernyataan, permohonan, perintah, ataupun perilaku non verbal (Hymes dalam Kuswarno, 2008:41).

12 Komunikasi Kelompok Anak Tunarungu Siswa SLBN / B Garut Komunikasi Interpersonal Setting Peristiwa Tindak Etnografi Komunikasi Sumber: Peneliti Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Anak Tunarungu ini menekankan pada 3 komponen yaitu Setting, Peristiwa dan Tindak. Lalu terciptanya komunikasi-komunikasi yang bersangkutan dengan komunikasi anak tunarungu.