ALEXANDER HADI ASH SHIDDIEQ NPM Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
JURNAL AKUNTANSI ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA DAN PENYALURAN KREDIT TERHADAP RETURN ON ASSETS

BAB I PENDAHULUAN. mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam

PENGARUH BIAYA DANA BANK DAN PEMBERIAN KREDIT TERHADAP RENTABILITAS (Studi Kasus pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

PENGARUH KREDIT YANG DIBERIKAN DAN KREDIT BERMASALAH TERHADAP LABA OPERASIONAL. (Studi Kasus Pada PT. Bank Central Asia Tbk.

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan sangat dibutuhkan dalam suatu perekonomian. Kestabilan ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH KREDIT YANG DIBERIKAN DAN RISIKO KREDIT TERHADAP RENTABILITAS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keadaan bank pada masa sekarang memegang peranan penting, karena

BAB V PENUTUP. penelitian serta saran untuk penelitian selanjutnya dan implikasi bagi perbankan

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan adanya sebuah bank. perekonomian mendapatkan manfaat berupa

BAB I PENDAHULUAN. kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk


II. LANDASAN TEORI. Berdasarkan Undang Undang RI No 10 tahun 1998 tentang perbankan, jenisjenis

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan.

BAB V PENUTUP. dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : FBIR, IRR, dan PDN secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bahwa adanya pembangunan ekonomi yang baik dari suatu bangsa. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. perbankan yang merupakan bisnis jasa saat ini berada dalam persaingan yang

ABSTRACT. Keyword: Non Performing Loans, Cash Turn Over, Liquidity.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

PENGARUH DANA PIHAK KETIGA DAN KREDIT BERMASALAH (NON PERFORMING LOAN) TERHADAP LIKUIDITAS (Studi Kasus pada PT. BPR Siliwangi Tasikmalaya)

BAB 3 METODE PENELITIAN. menggunakan metode pengujian statistik. Penelitian analisis komparatif

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Yuliani, 2007) (Dendawijaya,2006:120).

Oleh. A. Solikhin. (Dosen pada Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid Surakarta) ABSTRAK

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ( Taswan (2006: 6) Lukman

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Riyadi : 2006) (Kasmir : 2011)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Rahim dan Irpa, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang keuangan. Pengertian bank menurut Undang-undang Nomor

PENGARUH DANA PIHAK KETIGA DAN KREDIT BERMASALAH (NON PERFORMING LOAN) TERHADAP LIKUIDITAS (Studi Kasus pada PT. BPR Siliwangi Tasikmalaya)

BAB I PENDAHULUAN. Pada prinsipnya Bank adalah suatu industri yang bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. dilakukan melalui berbagai kebijakan di bidang perbankan tujuan utamanya

Ekonomi moneter ( PROFIT, CAR, NPR dan CREDIT MACET)

BAB I PENDAHULUAN. baik saat ini maupun untuk masa mendatang, maka kesehatan bank harus

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Jenis Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan komparatif. Sumber data

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. banyak pula kebutuhan dan keinginan masyarakat sehingga menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Peran strategis tersebut terutama disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU No.10 tahun 1998 dikatakan bahwa bank adalah badan usaha. yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan uang tersebut kembali ke masyarakat. merupakan lembaga keuangan yang paling lengkap kegiatannya yaitu

BAB II LANDASAN TEORI. meminimalkan risiko dan menjamin tersedianya likuiditas yang cukup.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ABSTRAK PENGARUH DANA PIHAK KETIGA DAN PENYALURAN KREDIT TERHADAP LABA OPERASIONAL

PENGARUH KREDIT YANG DIBERIKAN TERHADAP RESIKO KREDIT DAN DAMPAKNYA PADA ARUS KAS BERSIH DARI AKTIVITAS OPERASI

ABSTRAK. PENGARUH KREDIT DIBERIKAN DAN NON PERFORMING LOAN Terhadap RETURN ON ASSETS. (Studi Kasus Pada Bank BPR Sahat Sentosa)

PENGARUH NON PERFORMING LOAN CAPITAL ADEQUACY RATIO DAN DANA PIHAK KETIGA TERHADAP PENYALURAN KREDIT PADA PT. BANK CENTRAL ASIA, Tbk

BAB I PENDAHULUAN. tugas utamanya sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihakpihak

PENGARUH BIAYA DANA BANK TERHADAP PEMBERIAN KREDIT DAN DAMPAKNYA TERHADAP RETURN ON ASSET RISMA ANNISA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. ini, mengalami perkembangan yang sangat cepat. Berdasarkan indikator-indikator

BAB I PENDAHULUAN. Berkembanya perbankan Indonesia dapat dilihat dari jumlah bank yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan sektor perbankan sebagai subsistem dalam perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia memiliki peranan cukup penting. Hal ini dikarenakan sektor

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian sebagai wujud peningkatan kualitas hidup. Peningkatan kualitas hidup

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN FINANSIAL BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE TAHUN

PENGARUH STRUKTUR PENDANAAN TERHADAP RENTABILITAS RADITYA PUTRA PAMUNGKAS.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ikhwan Al-Shafa, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. financial intermediary, yaitu suatu lembaga yang berperan menghimpun dana dari

BAB I PENDAHULUAN. modal yang diperlukan untuk selalu meningkatkan perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi acuan dalam perekonomian suatu negara. Menurut UU No 10 Tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

HUBUNGAN BIAYA DANA PIHAK KETIGA DENGAN RENTABILITAS BANK (Studi kasus pada PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Siliwangi Tasikmalaya)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. ringkasan dari suatu proses pencatatan, dari transaksi-transaksi yang terjadi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki fungsi sebagai Financial Intermediary yaitu. mendapatkan keuntungan dapat dihitung dengan menggunakan rasio keuangan,

BAB I PENDAHULUAN. keuangan antara pihak yang kelebihan dana dan yang kekurangan dana.

PENGARUH RISIKO PEMBIAYAAN TERHADAP PROFITABILITAS (Studi Kasus Pada PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tasikmalaya)

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:

BAB I PENDAHULUAN. baik secara langsung maupun tidak langsung. Banyaknya sektor yang tergantung

PENGARUH TINGKAT KECUKUPAN MODAL DAN EFISIENSI OPERASIONAL TERHADAP PROFITABILITAS

BAB I PENDAHULUAN. sangat diperlukan untuk membantu perkembangan perekonomian bangsa agar

PRAMA TRIANDY P Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Tasikmalaya ABSTRACT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. yang tidak didukung oleh peran perbankan dalam membangun negaranya.

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan

BAB I PENDAHULUAN. risiko yang dihadapi semakin besar terhadap perekonomian suatu negara.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai financial intermediary atau perantara keuangan dari dua pihak, yakni

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sektor perbankan. Dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perbankan merupakan lembaga keuangan yang berintensitas misal

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI Nomor 21 Tahun 2008 Bank adalah badan usaha

BAB I PENDAHULUAN. Krisis global yang terjadi pada saat sekarang ini telah menyebabkan

Transkripsi:

PENGARUH NON PERFORMING LOAN DAN CADANGAN KERUGIAN PENURUNAN NILAI ASET KEUANGAN TERHADAP RENTABILITAS BANK (Survei Pada Sektor Perbankan yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia) ALEXANDER HADI ASH SHIDDIEQ NPM. 083403056 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Bagaimana Non Performing Loan, Keuangan dan Rentabilitas Bank, (2) Bagaimana pengaruh Non Performing Loan terhadap Keuangan, dan (3) Bagaimana pengaruh secara parsial dan simultan Non Performing Loan dan Keuangan terhadap Rentabilitas Bank. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif analitis dengan pendekatan survei. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah data sekunder, yaitu Laporan Keuangan (Financial Report) bank tahun 2011 yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia. Alat analisis yang digunakan adalah Path Analysis. Pengujian hipotesis secara parsial dengan menggunakan uji t dan secara simultan dengan menggunakan uji F. Pada tingkat keyakinan 95%, hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Non Performing Loan berpengaruh tidak signifikan terhadap Keuangan, (2) Non Performing Loan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Rentabilitas Bank, (3) Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap Rentabilitas Bank dan (4) Non Performing Loan dan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Rentabilitas Bank sebesar 95,8% dengan nilai F sebesar 10,823. Kata kunci: Non Performing Loan, Keuangan dan Rentabilitas Bank. PENDAHULUAN Perbankan merupakan urat nadi perekonomian di seluruh negara, tidak terkecuali di Indonesia. Dalam upaya pembangunan ekonomi untuk menuju terciptanya kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia maka peran Perbankan Nasional dalam membangun perekonomian merupakan salah satu sektor yang diharapkan berperan aktif dalam menunjang kegiatan pembangunan nasional atau regional. Peran Perbankan diwujudkan dalam fungsi utamanya sebagai lembaga intermediasi atau institusi perantara antara debitor dan kreditor. Hal tersebut tercermin pada UU RI no. 10 tahun 1998, tanggal 10 November 1998 yang menjelaskan mengenai Perbankan Menurut UU RI no. 10 tahun 1998 yang dimaksud dengan BANK adalah: Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan dana dari masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. 1

Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting dalam perekonomian suatu negara sebagai lembaga perantara yang menghimpun dana dan menempatkannya dalam bentuk aktiva produktif, dalam hal ini kredit yang diberikan. Penyaluran kredit merupakan kegiatan usaha yang mendominasi pengalokasian dana bank. Penggunaan dana untuk penyaluran kredit ini mencapai 70%-80% dari volume usaha bank. Oleh karena itu sumber utama pendapatan bank berasal dari kegiatan penyaluran kredit dalam bentuk pendapatan bunga (Dahlan Siamat, 2004: 165). Peran bank seperti yang telah disebutkan di atas, telah dibuktikan juga oleh bank-bank di Indonesia dalam keikutsertaannya membangun ekonomi nasional selama ini. Dimana berkat dukungan dan kepercayaan masyarakat luas, berkembangnya kegiatan perbankan di Indonesia telah mampu menciptakan bank-bank yang go public. Definisi go public disini adalah menawarkan saham atau obligasi untuk dijual kepada umum untuk pertama kalinya (Robert Ang, 1997: 22). Pemberian kredit yang dilakukan oleh bank mengandung resiko yaitu berupa tidak lancarnya pembayaran kredit atau dengan kata lain kredit bermasalah (Non Performing Loan) sehingga akan mempengaruhi kinerja bank. Untuk meminimalkan potensi kerugian dari kredit bermasalah tersebut yaitu dengan menjaga kualitas aktiva dan membentuk cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN). Dengan besarnya kredit yang diberikan kepada nasabah, bank mempunyai risiko pengembalian piutang yang macet, hal tersebut dapat meningkatkan kredit bermasalah (Non Performing Loan) maka akibatnya bank harus menyediakan cadangan kerugian yang cukup besar. Potensi kerugian yang diakibatkan oleh penurunan nilai ekonomi aset keuangan atau memburuknya tingkat kolektibilitas aset ini dapat membawa kebangkrutan bank oleh karena itu bank wajib membentuk CKPN khususnya CKPN Aset Keuangan guna menutup risiko kemungkinan kerugian dari kredit bermasalah. Semakin besarnya penurunan nilai aset keuangan atau meningkatnya tingkat uncollectable yang dapat ditandai dengan tingginya tingkat kredit bermasalah (Non Performing Loan) maka akan semakin besar pula Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan yang dibentuk, yang pembentukannya akan dibebankan sebagai biaya sehingga perolehan laba akan semakin berkurang yang berarti menyebabkan menurunnya tingkat rentabilitas bank, karena bertambahnya atau berkurangnya perolehan laba akan mempengaruhi tingkat rentabilitas. Identifikasi Penelitian Bagaimana Non Performing Loan, Keuangan dan Rentabilitas Bank Pada Sektor Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Bagaimana pengaruh Non Performing Loan terhadap Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan Pada Sektor Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dan Bagaimana pengaruh secara parsial dan simultan Non Performing Loan dan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan terhadap Rentabilitas Bank Pada Sektor Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tinjauan Pustaka Kredit berasal dari kata Yunani yaitu credere yang berarti kepercayaan, sedangkan dalam bahasa latin yaitu creditum yang berarti kepercayaan akan kebenaran. Pengertian Kredit menurut Undangundang RI No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan: Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau 2

kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Non performing loan (NPL) disebut juga sebagai kredit bermasalah yang merupakan salah satu indikator kunci untuk menilai kinerja bank. NPL dapat dialami oleh suatu bank yang diakibatkan karena tidak terbayarnya kewajiban dari para debiturnya sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan. Adapun pengertian dari Non performing loan menurut Standar Akuntansi Keuangan No.31 (2007: 31.5), adalah sebagai berikut: Kredit bermasalah (Non Performing Loan) pada umumnya merupakan kredit yang pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga telah lewat 90 (sembilan puluh) hari atau lebih setelah jatuh tempo, atau kredit yang pembayarannya secara tepat waktu sangat diragukan. Dalam lampiran SE BI No. 12/11/DPNP tanggal 31 Maret 2010, yang dimaksud kredit bermasalah (Non Performing Loan) adalah: Kredit dengan kualitas kurang lancar, diragukan, dan macet. Non Performing Loan dapat dihitung dengan cara membandingkan antara jumlah kredit kurang lancar, diragukan, dan macet dengan total kredit (SE BI No. 12/11/DPNP tanggal 31 Maret 2010). Menurut IAS 32, Aset keuangan (financial asset) adalah aset berupa: 1. kas 2. instrumen ekuitas entitas lain 3. hak kontraktual: untuk menerima kas atau asset keuangan lainnya dari entitas lain untuk menukarkan asset keuangan atau kewajiban keuangan dengan entitas lain yang persyaratan/kondisinya mungkin menguntungkan bagi entitas sendiri 4. kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dalam instrumen ekuitas entitas sendiri dan merupakan: instrumen non-derivatif yang mewajibkan atau mungkin mewajibkan entitas itu untuk menerima instrumen ekuitas entitas sendiri dalam jumlah variabel, atau instrumen derivatif yang akan atau mungkin diselesaikan selain melalui pertukaran kas atau aset keuangan lainnya dalam jumlah tetap dengan instrumen ekuitas entitas sendiri dalam jumlah tetap. Dalam PAPI 2008 dijelaskan beberapa kategori Aset Keuangan yaitu : 1. Diukur pada Nilai Wajar melalui Laporan Laba Rugi 2. Tersedia untuk Dijual 3. Dimiliki Hingga Jatuh Tempo 4. Pinjaman yang Diberikan dan Piutang Dalam lampiran SE BI Nomor 12/ 11/ DPNP tanggal 31 Maret 2010, dijelaskan bahwa CKPN adalah cadangan yang wajib dibentuk Bank sesuai ketentuan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) mengenai Instrumen Keuangan dan Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI), yang mencakup CKPN individual dan CKPN kolektif. Cadangan kerugian penurunan nilai kredit adalah penyisihan yang dibentuk apabila nilai tercatat kredit setelah penurunan nilai kurang dari nilai tercatat awal (PAPI, 2008: 178). Penurunan nilai adalah suatu kondisi dimana terdapat bukti obyektif terjadinya peristiwa yang merugikan sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal kredit tersebut, dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa datang atas aset keuangan atau 3

kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara andal (PAPI, 2008: 178). Dalam PAPI (2008: 178) dijelaskan bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi, jika dan hanya jika, terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang merugikan), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa datang atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal. Dalam mengukur dan membentuk cadangan kerugian penurunan nilai, bank harus memperhatikan hal-hal berikut (PAPI, 2008: 199): 1. Cadangan kerugian penurunan nilai dibentuk berdasarkan selisih antara nilai tercatat kredit dan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif; 2. Bank tidak diperbolehkan membentuk cadangan kerugian penurunan nilai melebihi jumlah yang dapat dikaitkan pada kredit individual atau kelompok kredit kolektif dan didukung dengan bukti obyektif penurunan nilai; 3. Cadangan kerugian penurunan nilai dibentuk sesuai dengan mata uang denominasi kredit yang diberikan. Rentabilitas suatu bank digunakan untuk mengukur dan melihat keberhasilan, kemampuan serta kinerja suatu bank didalam menggunakan aktivanya secara produktif. Rentabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan atau laba seperti yang diungkapkan oleh para ahli sebagai berikut: Menurut Bambang Riyanto (2001: 35), mendefinisikan rentabilitas sebagai berikut: Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara 4 laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain, rentabilitas juga dapat diartikan sebagai kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Selanjutnya menurut Malayu S.P Hasibuan (2006: 100), mendefinisikan rentabilitas bank sebagai berikut: Rentabilitas bank merupakan kemampuan menghasilkan laba dari sejumlah dana yang dipakai untuk menghasilkan laba tersebut. Menurut Bambang Riyanto (2001: 36), rentabilitas dibagi ke dalam dua jenis, yaitu: 1) Rentabilitas Ekonomis Adalah perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam persentase. Dimana menurut Agnes Sawir (2003: 19), rumus yang digunakan dalam menghitung rentabilitas ekonomis adalah: ROA = Net Income Total Asset 2) Rentabilitas Modal Sendiri Adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal di satu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba tersebut di lain pihak. Menurut Agnes Sawir (2003: 19), rumus yang digunakan dalam menghitung rentabilitas modal sendiri adalah: ROE = Net Income Net Worth Dalam penelitian ini penilaian tentang rentabilitas yang digunakan untuk menilai kesehatan suatu bank, metode yang digunakan adalah Return on Asset (ROA). Hal ini sesuai dengan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 30/277/KEP/DIR tanggal 19 Maret 1998 tentang tata cara penilaian tingkat kesehatan bank yang diperbaharui melalui

Peraturan Bank Indonesia Nomor: 6/10/PBI/2004 dan terakhir digantikan oleh Peraturan Bank Indonesia Nomor: 13/1/PBI/2011 tentang penilaian tingkat kesehatan bank umum. Adapun cara penghitungan ROA adalah sebagai berikut: ROA = Laba Sebelum Pajak Volume Usaha Volume usaha yang dimaksud adalah besarnya kredit yang diberikan. Hingga kini satu-satunya aktiva produktif yang sangat diandalkan oleh suatu bank yang dapat menghasilkan pendapatan besar adalah kredit yang diberikan. Dana yang tertanam dalam bentuk kredit yang diberikan merupakan bagian terbesar dari aktiva operasional. Kredit merupakan sumber pendapatan dan keuntungan bank yang terbesar. Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa sumber dari penanaman dana dalam bentuk aktiva produktif ini adalah berasal dari dana pihak ketiga. Dana pihak ketiga dihimpun, kemudian disalurkan oleh bank kepada masyarakat atau debitur dalam bentuk aktiva produktif berupa kredit yang diberikan, dan akhirnya besarnya kredit yang diberikan bank kepada debitur inilah yang dimaksudkan dengan volume usaha. Hipotesis Non Performing Loan dan Keuangan berpengaruh baik secara parsial maupun simultan Pada Sektor Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis dengan pendekatan survei. Metode deskriptif analisis adalah suatu metode yang meneliti status kelompok manusia, objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang dengan tujuan membuat deskripsi, gambaran atau lukisan sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat, serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. (Mohammad Nazir, 2003: 54). Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis pada besarnya pengaruh yang ditimbulkan variabel independen terhadap variabel dependen, dimana variabel tersebut disesuaikan dengan judul skripsi yang dipilih penulis, yaitu: Pengaruh Non Performing Loan dan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan Terhadap Rentabilitas Bank, Survei pada Sektor Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel-variabel sehubungan dengan judul yang diajukan yaitu: 1) Variabel Independen Adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen (Sugiyono, 2006: 3). Bahkan variabel independen merupakan variabel yang keberadaannya menjadi faktor penyebab yang dapat mempengaruhi variabel lain, dalam hal ini variabel dependennya. Dalam penelitian ini yang dijadikan variabel independen adalah : (1) Non Performing Loan (X 1 ) Indikatornya adalah jumlah kredit yang diberikan dengan kolektibilitas kurang lancar, diragukan, dan macet serta jumlah kredit yang diberikan. (2) Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan (X 2 ) Indikatornya adalah total cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan. 2) Variabel Dependen Yaitu variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. (Sugiyono, 2006: 3). Dalam penelitian ini yang dijadikan variabel dependen adalah Rentabilitas Bank (Y). Adapun indikatornya adalah laba sebelum pajak dan volume usaha. Teknik pengumpulan data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu 5

data yang diperoleh dari pihak lain dalam bentuk data yang dipublikasikan tahun 2011. Adapun data diperoleh dari laporan keuangan emiten sektor perbankan yang telah dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang diperoleh dari website http://www.idx.co.id yang dikeluarkan secara resmi oleh PT. Bursa Efek Indonesia. Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah penelitian kepustakaan yaitu penelitian melalui bukubuku literatur dan sumber data serta informasi lainnya yang ada hubungannya, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan masalah yang diteliti. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dari hasil penelitian diperoleh data mengenai Non Performing Loan, Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan dan Rentabilitas Bank untuk 12 perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011. Data diperoleh dari hasil olahan berdasarkan Laporan Keuangan lengkap yang diperoleh dari website http://www.idx.co.id yang dikeluarkan secara resmi oleh PT. Bursa Efek Indonesia. Data tersebut akan dipergunakan untuk menghitung besarnya pengaruh Non Performing Loan dan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan terhadap Rentabilitas Bank. Tabel: Data Non Performing Loan, CKPN Aset Keuangan dan Rentabilitas Bank Pada Sektor Perbankan yang Terdaftar di BEI Per 31 Desember 2011 No. Nama Bank Non Performing Loan (%) CKPN Aset Keuangan Rentabilitas Bank (Rp) (%) 1 BANK ARTHA GRAHA INTERNASIONAL TBK 2,96 288.582.123.481 0,94 2 BANK CAPITAL INDONESIA TBK 0,81 26.994.000.000 1,95 3 BANK EKONOMI RAHARJA TBK 0,74 165.097.000.000 2,32 4 BANK HIMPUNAN SAUDARA 1906 TBK 1,65 29.855.000.000 3,64 5 BANK ICB BUMIPUTERA TBK 6,25 162.928.244.000-2,45 6 BANK MAYAPADA INTERNASIONAL TBK 2,51 195.470.514.000 2,63 7 BANK MUTIARA TBK 6,24 1.418.423.000.000 2,59 8 BANK NUSANTARA PARAHYANGAN TBK 0,87 49.878.045.000 1,91 9 BANK PUNDI INDONESIA TBK 9,12 216.543.000.000-4,83 10 BANK SINARMAS TBK 0,89 104.867.000.000 1,51 11 BANK VICTORIA INTERNATIONAL TBK 2,38 245.465.836.000 4,12 12 BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL TBK 3,17 71.890.000.000 1,05 (Sumber: Hasil Olahan Berdasarkan Laporan Keuangan Lengkap: http://www.idx.co.id ) Non Performing Loan Pada Sektor Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dari keseluruhan sampel yang diambil dari 12 bank, maka diperoleh Non Performing Loan berdasarkan indikator jumlah kredit yang diberikan dengan kolektibilitas kurang lancar, diragukan dan macet serta jumlah kredit yang diberikan yang terdapat pada catatan atas laporan keuangan dan neraca, yang diperoleh dari jumlah kredit yang diberikan dengan kolektibilitas kurang lancar, diragukan dan macet dibagi dengan jumlah kredit yang diberikan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, bank yang mempunyai Non Performing Loan paling tinggi tahun 2011 adalah Bank Pundi Indonesia Tbk yaitu dengan nilai 9,12%. Sedangkan bank yang mempunyai Non Performing Loan paling rendah tahun 2011 adalah Bank Ekonomi Raharja Tbk yaitu dengan nilai 0,74%. 6

Pada tahun 2011 nilai rata-rata rasio Non Performing Loan sebesar 3,13% dan secara keseluruhan rasio NPL pada tahun 2011 sebesar 2,87%. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan Pada Sektor Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Hasil penelitian mengenai Keuangan pada Bank-bank Go Public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia berdasarkan indikator total cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan terdapat pada neraca. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, bank yang mempunyai total Keuangan paling besar tahun 2011 adalah Bank Mutiara Tbk yaitu sebesar Rp. 1.418.423.000.000. Sedangkan bank yang mempunyai total Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan paling kecil tahun 2011 adalah Bank Capital Indonesia Tbk yaitu sebesar Rp. 26.994.000.000. Pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan merupakan upaya untuk meminimalkan potensi kerugian yang diakibatkan oleh penurunan nilai ekonomi aset keuangan atau memburuknya tingkat kolektibilitas aset tersebut. Cadangan kerugian tersebut dibentuk berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset dan nilai kini dari estimasi arus kas masa depan. Rentabilitas Bank Pada Sektor Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Hasil penelitian mengenai rentabilitas bank dengan mengunakan rasio Return on Asset pada Bank-bank Go Public yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia berdasarkan indikator laba sebelum pajak dan volume usaha yang terdapat pada laporan keuangan laba rugi dan neraca, diperoleh dari laba sebelum pajak dibagi dengan volume usaha. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, bank yang memiliki rentabilitas atau dalam hal ini adalah Return on Asset paling tinggi tahun 2011 adalah Bank Victoria International Tbk dengan nilai 4,12%. Sedangkan bank yang memiliki rentabilitas atau dalam hal ini Return on Asset paling rendah tahun 2011 adalah Bank Pundi Indonesia Tbk dengan nilai - 4,83%. Sebagaimana hasil penelitian mengenai tingkat rentabilitas bank yang diukur dengan mempergunakan rasio Return on Asset, secara keseluruhan pada tahun 2011 nilai ROA sebesar 1,56% dan nilai rata-rata rasio Return on Asset sebesar 1,28%. Pengaruh Non Performing Loan Terhadap Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan Pada Sektor Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pengaruh Non Performing Loan (X 1 ) terhadap Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan (X 2 ) dinyatakan dalam gambar berikut ini: ε1 rx 2 ε 1 = 0,828 X 1 rx 2 X 1 = 0,561 X 2 Gambar: Nilai Koefisien Jalur antara Variabel X 1 dengan X 2 Dari hasil perhitungan SPSS versi 13.0, diperoleh data mengenai koefisien korelasi dan koefisien determinasi, berdasarkan gambar tersebut adalah sebesar 0,561 dengan arah positif, ini berarti semakin besar kredit bermasalah (Non Performing Loan), semakin besar pula kemungkinan CKPN Aset Keuangan yang harus dibentuk, begitu pula sebaliknya apabila tingkat kredit bermasalah dapat ditekan seminimal mungkin, maka CKPN Aset Keuangan yang harus dibentuk jumlahnya dapat dikurangi. 7

Koefisien determinasi menunjukkan besarnya pengaruh Non Performing Loan terhadap CKPN Aset Keuangan, yakni sebesar 0,315 atau 31,5%. Artinya 31,5% variabilitas variabel X2 atau CKPN Aset Keuangan dipengaruhi oleh variabel bebas X1 atau Non Performing Loan. Untuk menguji hipotesis atau signifikansi pengaruh Non Performing Loan terhadap CKPN Aset Keuangan dilakukan dengan uji t. Berdasarkan perhitungan SPSS diperoleh nilai t hitung sebesar 2,140, sedangkan nilai t 1/2 α df (n-2) atau t 0,025 (10) adalah sebesar 2,228. Sehingga dengan kaidah keputusan terima H 0 jika -t 1/2 α df (n-2) t hitung t 1/2 α df (n-2) dan tolak H 0 jika -t 1/2 α df (n-2) > t hitung atau t 1/2 α df (n-2) < t hitung serta taraf signifikan α sebesar 5% maka nilai t hitung 2,140 lebih besar dari nilai -t 1/2 α -2,228. Artinya H 0 diterima atau dengan kata lain Non Performing Loan berpengaruh tidak signifikan terhadap Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan. Ketidaksignifikanan tersebut dapat terjadi karena Non Performing Loan bukanlah satu-satunya faktor yang mempengaruhi pembentukan CKPN Aset Keuangan, pembentukan CKPN Aset Keuangan dapat dipengaruhi oleh penurunan nilai atau kualitas dari aset keuangan atau aktiva produktif lainnya selain kredit, misalnya aset keuangan berupa efek-efek. Pengaruh Secara Parsial Non Performing Loan Terhadap Rentabilitas Bank Pada Sektor Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Untuk mengetahui pengaruh secara parsial Non Performing Loan (X 1 ) terhadap Rentabilitas Bank (Y), maka perlu diketahui besarnya pengaruh langsung dari Non Performing Loan (X 1 ) terhadap Rentabilitas Bank (Y) dan pengaruh tidak langsung Non Performing Loan (X 1 ) terhadap Rentabilitas Bank (Y) melalui Keuangan (X 2 ) yang dinyatakan dalam gambar berikut ini: X 1 rx 2X 1 = 0,561 X 2 ρyx 1 = - 1,005 ρyx 2 = 0,448 Gambar: Nilai Koefisien Jalur antara Variabel X 1, X 2 dan Y Koefisien beta standar (Standardized Coefficients of ) untuk pengaruh langsung Non Performing Loan (X 1 ) terhadap Rentabilitas Bank (Y) adalah sebesar 1,005 dengan hubungan arah negatif. Bahwa semakin tingginya tingkat kredit bermasalah (Non Performing Loan) maka Rentabilitas Bank akan semakin menurun, begitu pula yang terjadi sebaliknya, semakin rendahnya tingkat kredit bermasalah (Non Performing Loan) maka Rentabilitas Bank akan semakin meningkat. Besarnya koefisien determinasi adalah 1,010 atau 101% yaitu (-1,005) 2 atau ( 2 ), dimana koefisien determinasi ini menunjukkan besarnya pengaruh Non Performing Loan (X 1 ) secara langsung terhadap Rentabilitas Bank (Y). Untuk pengaruh tidak langsung Non Performing Loan (X 1 ) terhadap Rentabilitas Bank (Y) melalui Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan (X 2 ), maka perlu diketahui koefisien beta standar (Standardized Coefficients of ) untuk Non Performing Loan (X 1 ) terhadap Rentabilitas Bank (Y) yaitu sebesar -1,005, koefisien beta standar (Standardized Coefficients of ) untuk Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan (X 2 ) terhadap Rentabilitas Bank (Y), yaitu sebesar 0,448 dan nilai korelasi antara Non Y 8

Performing Loan (X 1 ) dengan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan (X 2 ), yaitu sebesar 0,561. Maka nilai pengaruh tidak langsung Non Performing Loan (X 1 ) terhadap Rentabilitas Bank (Y) melalui Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan (X 2 ) adalah sebesar - 1,005 x 0,561 x 0,448 atau -0,253 atau - 25,3%. Sehingga total pengaruh Non Performing Loan (X 1 ) terhadap Rentabilitas Bank (Y) adalah sebesar 1,010 + (-0,253) atau 0,757 atau 75,7%. Untuk menguji hipotesis atau signifikansi pengaruh secara parsial Non Performing Loan (X 1 ) terhadap Rentabilitas Bank (Y) dilakukan uji t. Berdasarkan hasil perhitungan SPSS (Tabel Coefficient), diperoleh nilai t hitung sebesar -4,608, sedangkan nilai t 1/2α (n-k-1) atau t 0,025(9) adalah sebesar 2,262. Maka dengan kriteria penolakan H 0 jika: t hitung < nilai t 1/2α (n-k-1), ternyata nilai t hitung - 4,608 lebih kecil dari nilai t 1/2α (n-k-1) sebesar -2,262. Artinya menolak H 0 atau dengan kata lain Non Performing Loan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Rentabilitas Bank. Sehingga dapat diindikasikan bahwa suatu nilai kredit bermasalah atau Non Performing Loan pada suatu bank dapat menunjukkan atau menggambarkan perolehan keuntungan atau rentabilitas dari bank tersebut. Pengaruh Secara Parsial Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan Terhadap Rentabilitas Bank Pada Sektor Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pengaruh Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan (X 2 ) terhadap Rentabilitas Bank (Y) dinyatakan dalam gambar berikut ini: X 2 ρyx 2 = 0,448 Y Gambar: Nilai Koefisien Jalur antara Variabel X 2 dengan Y Koefisien beta standar (Standardized Coefficients of ) untuk pengaruh langsung Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan (X 2 ) terhadap Rentabilitas Bank (Y) adalah sebesar 0,448 dengan hubungan arah positif. Ini berarti dengan semakin besar Keuangan (CKPN Aset Keuangan) yang dibentuk, maka Rentabilitas Bank juga semakin meningkat, begitu juga sebaliknya apabila pembentukan CKPN Aset Keuangan semakin kecil maka Rentabilitas Bank juga semakin menurun. Jika secara konseptual, hubungan CKPN Aset Keuangan terhadap Rentabilitas Bank akan berada pada arah yang negatif, karena pembentukan CKPN Aset Keuangan akan dibebankan sebagai biaya yang akan mengurangi perolehan laba, sehingga apabila perolehan laba berkurang maka berarti rentabilitas menurun. Adanya ketidaksesuaian antara konseptual dan hasil perhitungan SPSS diduga diakibatkan adanya pemulihan CKPN Aset Keuangan, pemulihan terjadi apabila adanya penerimaan kembali atas aset keuangan yang telah diberikan yang telah dihapusbukukan, sehingga kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan, dengan menyesuaikan akun penyisihan. Besarnya koefisien determinasi adalah 0,201 atau 20,1% yaitu (0,448) 2 atau ( 2 ), dimana koefisien determinasi ini menunjukkan besarnya pengaruh Keuangan (X 2 ) secara langsung terhadap Rentabilitas Bank (Y). Untuk menguji hipotesis atau signifikansi pengaruh secara parsial Keuangan (X 2 ) terhadap Rentabilitas Bank (Y) dilakukan uji t. Berdasarkan hasil perhitungan SPSS, diperoleh nilai t hitung sebesar 2,053, sedangkan nilai t 1/2α (n-k-1) atau t 0,025(9) adalah sebesar 2,262. Maka dengan kriteria penolakan H 0 jika: t hitung > nilai t 1/2α (n-k-1), ternyata nilai t hitung 2,053 lebih kecil dari nilai t 1/2α (n-k-1) sebesar 9

2,262. Artinya menerima H 0 atau dengan kata lain Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap Rentabilitas Bank. Ketidaksignifikanan tersebut dapat terjadi karena ketidaksesuaian antara konsep dasar dan hasil perhitungan spss, dimana secara konseptual CKPN Aset Keuangan akan berpengaruh dengan hubungan yang negatif terhadap Rentabilitas Bank, sedangkan dari hasil perhitungan SPSS didapatkan bahwa CKPN Aset Keuangan berpengaruh terhadap Rentabilitas Bank dengan hubungan yang positif yaitu apabila adanya pemulihan seperti yang telah dijelaskan di atas, ketika CKPN ini dalam arah yang negatif karena menjadi beban pengurang laba yang menjadikan Rentabilitas Bank menurun maka tidak hanya beban dalam bentuk CKPN saja yang menjadi pengurang laba tetapi ada beban-beban operasional lainnya sebagai pengurang laba contohnya beban bunga, dan ketika CKPN ini dalam arah yang positif karena menjadi penambah laba dan pengurang beban yang menjadikan Rentabilitas Bank meningkat karena adanya pemulihan CKPN, maka tidak hanya pemulihan CKPN saja yang berkontribusi dalam penambahan laba, tetapi tentunya banyak faktor lain diantaranya pendapatan yang diterima bank, contohnya pendapatan bunga. Pengaruh Secara Simultan Non Performing Loan dan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan Terhadap Rentabilitas Bank Pada Sektor Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Untuk mengetahui pengaruh Non Performing Loan (X 1 ) dan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan (X 2 ) terhadap Rentabilitas Bank (Y) secara simultan, maka sebagaimana hasil perhitungan masing-masing variabel pada pengaruh parsial, dapat diperoleh dengan cara menjumlahkan seluruh nilai pengaruhpengaruh parsial yaitu 0,757 + 0,201, sehingga didapat nilai sebesar 0,958 atau sebesar 95,8%. Jadi total pengaruh Non Performing Loan dan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan terhadap Rentabilitas Bank secara simultan adalah sebesar 95,8%. Sebagaimana hasil perhitungan SPSS, didapat nilai F hitung sebesar 10,823 sedangkan nilai F tabel sebesar 4,26. Maka dengan kriteria penolakan H 0, jika F hitung > F tabel dengan taraf signifikan α sebesar 5%, maka nilai F hitung sebesar 10,823 ternyata lebih besar dari F tabel sebesar 4,26. Artinya menolak H 0 atau dengan kata lain dalam tingkat keyakinan 95% Non Performing Loan dan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Rentabilitas Bank. Dimana besarnya pengaruh Non Performing Loan dan Keuangan secara simultan terhadap Rentabilitas Bank adalah sebesar 95,8%. Hal tersebut menunjukkan bahwa setiap perubahan pada keseluruhan Non Performing Loan dan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan akan mengakibatkan perubahan atau pengaruh yang signifikan terhadap tingkat Rentabilitas Bank yang diperoleh. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan pada 12 bank go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, maka dapat dibuat simpulan seperti berikut ini: 1) Pada tingkat keyakinan 95%, diperoleh hasil bahwa Non Performing Loan berpengaruh tidak signifikan terhadap Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan. 2) Pada tingkat keyakinan 95%, diperoleh hasil bahwa Non Performing Loan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Rentabilitas Bank. 10

3) Pada tingkat keyakinan 95%, diperoleh hasil bahwa Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan berpengaruh tidak signifikan terhadap Rentabilitas Bank. 4) Pada tingkat keyakinan 95%, diperoleh hasil bahwa Non Performing Loan dan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Rentabilitas Bank. Saran yang ingin diajukan oleh penulis adalah sebagai berikut : 1) Bagi Pihak Bank Mengingat dalam penelitian ini Non Performing Loan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Rentabilitas Bank, maka penting bagi pihak bank untuk menanggapi dengan serius Non Performing Loan. Maka saran penulis untuk lebih meminimalisir jumlah dan kerugian yang diakibatkan kredit bermasalah adalah: a. Membentuk divisi manajemen risiko khusus terhadap risiko kredit yang memadai, dengan terus dilakukan pengembangan dan pembaruan seiring terus berkembangnya kompleksitas dunia usaha, dan dibantu oleh internal auditor untuk menilai efektifitas dan efisiensi manajemen risiko tersebut. b. Memberikan pelatihan khusus kepada Account Officer (AO) sebelum menjalankan tugasnya, sehingga mendapatkan AO yang berkualitas. c. Mempertajam analisis rasio terhadap komposisi hutang dan modal calon debitur, karena semakin besar komposisi hutang maka kemungkinan akan mengalami kesulitan keuangan juga makin besar. d. Lebih prudent terhadap kredit tanpa agunan, karena agunan penting sebagai jalan terakhir untuk dapat menutupi kerugian kredit jika terjadi wanprestasi debitur. e. Menetapkan kebijakan limit kredit terhadap debitur untuk mengurangi terjadinya kredit bermasalah dan dilakukannya analisis terhadap kemampuan debitur secara berkala untuk lebih cepat dapat mengidentifikasi terjadinya kredit bermasalah. f. Meningkatkan potensi fee based income untuk lebih meningkatkan pendapatan bank. 2) Bagi Peneliti Selanjutnya Mengingat hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan Non Performing Loan dan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan berpengaruh signifikan terhadap Rentabilitas Bank, maka penulis menyarankan agar dalam penelitian selanjutnya, pihak peneliti dapat melakukan penelitian dengan menggunakan variabel yang berbeda, misalnya mengganti variabel Y dengan mencoba menggunakan variabel rasio biaya operasional (BOPO) sebagai pengganti variabel Rentabilitas Bank, karena terdapat juga hubungan erat secara konseptual antara Non Performing Loan dengan pendapatan operasional dan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan dengan biaya operasional. DAFTAR PUSTAKA Agnes Sawir. 2003. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 11

. 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Cetakan Kelima. Jakarta: PT Sun. Bambang Riyanto. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Keempat. Cetakan Ketujuh. Yogyakarta: BPFE. Bursa Efek Indonesia. 2012. Jakarta: http://www.idx.co.id, Sabtu 14 Juli 2012. Dahlan Siamat. 2004. Manajemen Lembaga Keuangan, Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, Bank Indonesia. Angka Neto Tertimbang Perbankan (Survei Perbankan/SP). Mei 2012, http://www.bi.go.id/web/id/statistik /Metadata/Survei/, Selasa 31 Juli 2012. Gita Mahardika Trihanjani. 2008. Pengaruh Kualitas Aktiva Produktif dan Likuiditas Terhadap Rentabilitas Bank, Survey pada Sektor Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tasikmalaya: Skripsi Akuntansi Universitas Siliwangi. Ikatan Akuntan Indonesia. 2007. Standar Akuntansi Keuangan. Per 1 September 2007. Jakarta: Salemba Empat. Kasmir. 2004. Manajemen Perbankan. Edisi kesatu Cetakan kelima. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.. 2010. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Lukman Dendawijaya. 2005. Manajemen Perbankan. Edisi Kedua. Bogor: Ghalia Indonesia. Malayu S.P. Hasibuan. 2006. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: PT BumiAksara. Mohammad Nazir. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Nirwana SK Sitepu. 1994. Analisis Jalur (Path Analysis). Bandung: Unit Pelayanan Statistika Jurusan Statistika FMIPA UNPAD. PAPI (Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia) Revisi 2008. Peraturan Bank Indonesia Nomor13/1/PBI/2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. Rd Neneng Rina. 2010. Pengaruh Non Performing Loan dan Kualitas Aktiva Produktif Terhadap Rentabilitas, Survey pada Sektor Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tasikmalaya: Jurnal Akuntansi FE Universitas Siliwangi. Redy Mulyana Setriady. 2008. Pengaruh Non Performing Loan dan Restrukturisasi Kredit Terhadap Rentabilitas Bank, Survey pada Sektor Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tasikmalaya: Skripsi Akuntansi Universitas Siliwangi. Robert Ang. 1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia. EdisiPertama. Jakarta: Mediasoft Indonesia. Sugiyono. 2006. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. 12

Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 11/ 33/ DPNP tanggal 8 Desember 2009 Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/11/DPNP tanggal 31 Maret 2010 Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/24/ DPNP tanggal 25 Oktober 2011 Undang-Undang RI No. 10 Tahun 1998.Perubahan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan. Jakarta: Sinar Grafika. Warsidi. Instrument keuangan (financial instrument): definisi menurut IAS 32 dan 39. 20 November 2009, http://www.warsidi.com/2009/12/as set-keuangan-financial-asset definisi.html, Kamis 21 Juni 2012. Winda Mediani. 2011. Analisis Pemberian Kredit dan Risiko Kredit Pengaruhnya terhadap Tingkat Profitabilitas Pada PT. Bank Negara Indonesia 46 (Persero), Tbk. Bandung: Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia. 13