PEMBANGUNAN YES GBHN No!

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. praktik ketatanegaraan Indonesia. Setiap gagasan akan perubahan tersebut

Sistem Pemerintahan Presidensial vs Parlementer. Teguh Kurniawan

BAB I PENDAHULUAN. pelaku sepenuhnya dari kedaulatan rakyat Indonesia, Presiden sebagai kepala

Perubahan Ketatanegaraan Pasca Amandemen UUD Tahun 1945, Dillema. Menghidupkan Kembali Perencanaan Pembangunan Nasional Model GBHN

Relevansi dan Revitalisasi GBHN dalam Perencanaan Pembangunan di Indonesia 1. Tunjung Sulaksono 2

Lembaga Kepresidenan dalam Sistem Presidensial

keberadaan MK pd awalnya adalah untuk menjalankan judicial review itu sendiri dapat dipahami sebagai and balances antar cabang kekuasaan negara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membuat UU. Sehubungan dengan judicial review, Maruarar Siahaan (2011:

Presiden dan Wakil Presiden dalam Sistem Hukum Ketatanegaraan Indonesia. Herlambang P. Wiratraman 2017

FUNGSI ANGGARAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT 1. Oleh Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH. 2

Kelompok 10. Nama :- Maria Yuni Artha (197) - Neni Lastanti (209) - Sutarni (185) Kelas : A5-14

BAB I PENDAHULUAN. RPJMD Kabupaten Ngawi Tahun BAB I - 1

GBHN = Demokrasi Mayoritas Muchamad Ali Safa at 1

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman modern sekarang ini, hampir semua negara mengklaim menjadi

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibentuk maka ditarik tiga. kesimpulan, yakni:

I. PENDAHULUAN. Perubahan Undang-Undang Dasar tahun 1945 (UUD tahun 1945) tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Provinsi dan Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten/Kota 1 periode 2014-

II. TINJAUAN PUSTAKA. kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum ( rechtsstaat), dengan

KEDUDUKAN KETETAPAN MPR DALAM SISTEM PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN INDONESIA Oleh: Muchamad Ali Safa at

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dituangkan secara eksplisit dalam Pasal 1 Ayat (3) Undang-Undang

JANGAN DIBACA! MATERI BERBAHAYA!

Kewarganegaraan. Negara dan Sistem Pemerintahan. Yuvinus Elyus, Amd. IP., SH., MH. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Manajemen

EKSEKUTIF, LEGISLATIF, DAN YUDIKATIF

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 48 partai politik peserta Pemilu Sistem multipartai ini

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2009 NOMOR 4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN NOMOR: 4 TAHUN 2009 TENTANG

BAB II TINJAUAN TERHADAP SISTEM PEMERINTAHAN. dari beberapa bagian yang memiliki hubungan fungsional, baik antara bagian yang satu dengan

SUSUNAN PEMERINTAHAN VERTIKAL DAN HORIZONTAL MATERI PERKULIAHAN HUKUM TATA NEGARA

Soal LCC 4 Pilar kehidupan berbangsa dan bernegara :)

Hubungan antara MPR dan Presiden

KLASIFIKASI SISTEM KETATANEGARAAN. Novia Kencana, MPA Universitas Indo Global Mandiri

Pemilu Serentak 2019 dan Penguatan Demokrasi Presidensial di Indonesia. Oleh Syamsuddin Haris

ASPEK SOSIOLOGIS POLITIK KEDAULATAN RAKYAT DALAM UUD NRI TAHUN Oleh: Dr. Suciati, SH., M. Hum

SEJARAH KETATANEGARAAN INDONESIA SHINTA HAPPY YUSTIARI, S.AP, MPA

TEORI DAN HUKUM KONSTITUSI WHI 3215 Block Book

UUD Pasca Dekrit Presiden 5 Juli 1959

Tugas dan Fungsi MPR Serta Hubungan Antar Lembaga Negara Dalam Sistem Ketatanegaraan

KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN WEWENANG DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN DALAM SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIA

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS ILMU SOSIAL SILABI

Hubungan Antar Lembaga Negara IRFAN SETIAWAN, S.IP, M.SI

PEMILIHAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN BERDASARKAN SISTEM PRESIDENSIL

DEMOKRASI PANCASILA. Buku Pegangan: PANCASILA dan UUD 1945 dalam Paradigma Reformasi Oleh: H. Subandi Al Marsudi, SH., MH. Oleh: MAHIFAL, SH., MH.

BAB II TINJAUAN UMUM SISTEM PEMERINTAHAN. adalah suatu keseluruhan, terdiri dari beberapa bagian yang memiliki hubungan

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan perppu (peraturan pemerintah pengganti undang-undang). 1 Karena

PEMBERLAKUAN KEMBALI GARIS BESAR HALUAN NEGARA (GBHN) DALAM UNDANG-UNDANG DASAR. Oleh:

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

I. PENDAHULUAN. meruntuhkan tirani yang terjadi bertahun-tahun di negeri ini. Salah satu hal

IHWAL GBHN, DARI TEKS KE KONTEKS

DPD memberikan peran yang lebih maksimal sebagai perwakilan daerah yang. nantinya akan berpengaruh terhadap daerah-daerah yang mereka wakili.

NEGARA DAN SISTEM PEMERINTAHAN

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia Tahun Dalam rangka penyelenggaraan

DAFTAR PUSTAKA. Asshiddiqie, Jimly Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara, Jakarta: Sekertariat Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi.

DISUSUN OLEH : Suroto, S.H., M.Hum FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS TUJUH BELAS AGUSTUS SEMARANG

I. PENDAHULUAN. ini merupakan penjelmaan dari seluruh rakyat Indonesia. DPR dan DPRD dipilih oleh rakyat serta utusan daerah dan golongan

BAB I PENDAHULUAN. dikelola salah satunya dengan mengimplementasikan nilai-nilai demokrasi

A. Pengertian Orde Lama

BAB I PENDAHULUAN. susunan organisasi negara yang terdiri dari organ-organ atau jabatan-jabatan

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah negara yang menganut paham demokrasi paling tidak terdapat

BAB I PENDAHULUAN. untuk rakyat (Abraham Lincoln). Demokrasi disebut juga pemerintahan rakyat

MENGGAPAI KEDAULATAN RAKYAT YANG MENYEJAHTERAKAN RAKYAT 1

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan sejarah, teori dan pemikiran tentang pengorganisasian kekuasaan dan

BAB I PENDAHULUAN. yang pada masa ini hampir secara global dianut adalah asas demokrasi. Pada

DESAIN SISTEM PEMERINTAHAN PRESIDENSIAL YANG EFEKTIF

FUNGSI LEGISLASI DPR PASCA AMANDEMEN UUD Sunarto 1

12 Media Bina Ilmiah ISSN No

Demokrasi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. adanya amandemen besar menuju penyelenggaraan negara yang lebih demokratis, transparan,

PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

BAB III PENUTUP. dimaksudkan sebagai jalan untuk mewujudkan gagasan meniadakan. kedudukan MPR sebagai lembaga tertinggi negara.

POLITIK DAN STRATEGI (SISTEM KONSTITUSI)

UNDANG-UNDANG NO 25 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. adanya pemerintah yang berdaulat dan terakhir yang juga merupakan unsur untuk

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DAFTAR PUSTAKA. Bagir Manan, DPR, DPD, dan MPR Dalam UUD 1945 Baru, UII Press, Yogyakarta, 2003.

e. Senat diharuskan ada, sedangkan DPR akan terdiri dari gabungan DPR RIS dan Badan Pekerja KNIP;

AMANDEMEN (amendment) artinya perubahan atau mengubah. to change the constitution Contitutional amendment To revise the constitution Constitutional

Bentuk Negara dan Sistem Pemerintahan. Pamungkas Satya Putra

negara tersebut telah menjalankan sistem demokrasi. Pemilihan umum yang disingkat pemilu

BAB I PENDAHULUAN. UUD 1945 sesudah perubahan, yaitu Pasal 1 ayat (3) yang menyatakan 1

CHECK AND BALANCES ANTAR LEMBAGA NEGARA DI DALAM SISTEM POLITIK INDONESIA. Montisa Mariana

BAB I PENDAHULUAN. atau kaderisasi kepemimpinan nasional, adanya kekuasaan kehakiman yang mandiri, adanya

DASAR PERTIMBANGAN MASUKNYA KETETAPAN MPR DALAM HIERARKI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN. Oleh : Masriyani, S.H., M.H. Abstract

BADAN EKSEKUTIF OLEH: ADIYANA SLAMET. Disampaikan Pada Kuliah Pengantar Ilmu Politik Pertemuan Ke-6 (IK-1,3,4,5)

Cita hukum Pancasila harus mencerminkan tujuan menegara dan seperangkat nilai dasar yang tercantum baik dalam Pembukaan maupun batang tubuh UUD 1945.

MPR sebelum amandemen :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam beberapa bagian, tetapi tidak dipisahkan. Hal ini membawa konsekuensi

BAB SATU PENDAHULUAN

Kedudukan Majelis Permusyawaratan Rakyat Dalam Struktur Ketatanegaraan Indonesia Pasca Amandemen UUD 1945

BAB III PROFIL PEMERINTAHAN INDONESIA

DAFTAR ISI DAFTAR PUSTAKA

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan

PENUTUP. partai politik, sedangkan Dewan Perwakilan Daerah dipandang sebagai

Soal CPNS Tata Negara + PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN DAERAH NOMOR 3 TAHUN 2011 TANGGAL 6 JUNI LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang (UU) tehadap Undang-Undang Dasar (UUD). Kewenangan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. atas hukum, yang kekuasaan tertinggi dalam negara berada di tangan rakyat.

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Dua unsur utama, yaitu: 1. Pembukaan (Preamble) ; pada dasarnya memuat latar belakang pembentukan negara merdeka, tujuan negara, dan dasar negara..

Transkripsi:

Kajian Politik Hukum terhadap Perencanaan Pembangunan Nasional Semesta Berencana Guna Meningkatkan Daya Bangsa PEMBANGUNAN YES GBHN No! REFLY HARUN (Dr. SH, MH, LL.M) Semarang, 28 Juli 2016

Sistem Pemerintahan Sistem pemerintahan (regeringsdaad) adalah penyelenggaraan pemerintahan eksekutif dalam hubungannnya dengan fungsi legislatif. Sistem pemerintahan yang dikenal di dunia secara garis besar tediri dari (Jimly Asshiddiqie, 2007, hlm. 311): 1. Sistem pemerintahan presidensial (presidential system) 2. Sistem pemerintahan parlementer (parliamentary sistem); 3. Sistem campuran (mixed system atau hybrid system).

Sistem Presidensial Setelah perubahan UUD 1945, MPR bersepakat memperkuat sistem presidensial dengan menempatkan rakyat sebagai pemilik kedaulatan tertinggi negara dan mengubah model pemilihan presiden dan wakil presiden dari dipilih lembaga perwakilan (MPR) menjadi pemilihan langsung oleh rakyat.

Prinsip Pokok dalam Sistem Pemerintahan Presidensial Menurut Jimly Asshiddiqie (2007, hlm. 316), terdapat beberapa prinsip pokok dalam sistem pemerintahan presidensial, yaitu; a. Terdapat pemisahan kekuasaan yang jelas antara cabang kekuasaan eksekutif dan legislatif; b. Presiden merupakan eksekutif tunggal. Kekuasaan eksekutif presiden tidak terbagi dan yang ada hanya presiden dan wakil presiden saja; c. Kepala pemerintahan adalah sekaligus kepala negara atau sebaliknya kepala negara adalah sekaligus merupakan kepala pemerintahan; d. Presiden mengangkat para menteri sebagai pembantu atau sebagai bawahan yang bertanggung jawab kepadanya; e. Anggota parlemen tidak boleh menduduki jabatan eksekutif dan demikian pula sebaliknya; f. Presiden tidak dapat membubarkan ataupun memaksa parlemen; g. Jika dalam sistem parlementer berlaku prinsip supremasi parlemen, maka dalam sistem pemerintahan presidensial berlaku prinsip supremasi konstitusi. Karena itu pemerintahan eksekutif bertanggung jawab kepada konstitusi; h. Eksekutif bertanggung jawab langsung kepada rakyat yang berdaulat; i. Kekuasaan tersebar secara tidak terpusat seperti dalam sistem parlementer yang terpusat pada parlemen. lanjutan

Menurut Moh. Mahfud MD (2001, hlm. 74) prinsipprinsip pokok sistem pemerintahan presidensial adalah: a. Kepala negara (eksekutif); menjadi kepala pemerintahan b. Pemerintah tidak bertanggung jawab kepada parlemen (DPR). Pemerintah dan Parlemen adalah sejajar; c. Menteri-menteri diangkat dan bertanggung jawab kepada presiden; d. Eksekutif dan legislatif sama-sama kuat.

Menghidupkan Kembali GBHN? Gagasan pemberlakuan kembali Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) atau Program Pembangunan Nasional Semesta Berencana merupakan sebuah langkah mundur dalam penguatan sistem presidensial dan demokrasi. Hal itu disebabkan besarnya potensi menempatkan kembali MPR sebagai lembaga tertinggi negara (pemegang kedaulatan tertinggi negara) atau locus of power. Jika itu terjadi, maka konsekuensi ketatanegaraan ke depannya berujung pada pola sistem pertanggungjawaban presiden tidak lagi kepada rakyat melainkan kepada MPR. Kondisi ini akan sangat menyulitkan bagi presiden terpilih dalam mewujudkan tujuan bernegara dan mengewajantahkan visi dan misi yang dijanjikan selama masa kampanye pemilihan umum presiden.

Eksistensi GBHN GBHN adalah haluan negara tentang penyelenggaraan negara dalam garis-garis besar sebagai pernyataan kehendak rakyat secara menyeluruh dan terpadu. Namun demikian sebagai garis-garis haluan negara, eksistensi GBHN tidak mampu menjawab berbagai persoalan bangsa dan sekaligus tidak berdampak signifikan terhadap peningkatan kesejahteraan rakyat secara menyeluruh di masa itu. Oleh karena itu, berdasakan hipotesis di atas, maka dapat disimpulkan bahwa secara faktual pemberlakuan GBHN tidaklah begitu istimewa (preferential), karena tidak serta merta atau otomatis memandu bangsa ini menuju keberhasilan bernegara.

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional Pasca tidak berlakukanya GBHN, maka dibelakukanlah UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, yang merupakan penjabaran dari tujuan negara dalam Pembukaan UUD 1945, yang kemudian dituangkan dalam bentuk RPJP (Rencana Pembangunan Jangka Panjang). Skala waktu RPJP adalah 20 tahun, yang kemudian dijabarkan kembali dalam RPJM (Rencana Pembangunan Jangka Menengah), yaitu perencanaan dengan skala waktu 5 tahun, yang memuat visi, misi dan program pembangunan dari presiden terpilih, dengan berpedoman pada RPJP. Mekanisme perencanaan pembangunan nasional sebagaimana diatur dalam UU Nomor 25 Tahun 2004 tersebut sudah cukup relevan atau dapat dikatakan tepat sebagai guidance of the right way yang memadukan berbagai kepentingan, baik itu kepentingan negara (presiden terpilih) maupun partisipasi masyarakat sebagai pemilik kedaulatan tertinggi negara.

Problem Pembangunan Nasional Persoalan utama dalam pembangunan nasional tidaklah terletak pada isu pemberlakuan GBHN, melainkan pada persoalan sinergitas perencanaan dan komitmen para pemimipin bangsa dalam memajukan dan membangun negara ini. Pada posisi ini, maka kepemimpinan seorang presiden menjadi sangat sentral. Pembangunan nasional yang efisien dan efektif hanya akan berhasil bila didukung oleh kepemimpinan yang mampu menyinergikan dan mengkoordinasikan seluruh kepentingan di berbagai bidang dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan nasional.