SINERGI PUSAT DAERAH DALAM UU 23/2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH Oleh: DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH Disampaikan pada Rapat Koordinasi Teknis (Rakortek) Perencanaan Penyediaan Perumahan Tahun 2015, Wilayah Jawa Yogyakarta, 12 Agustus 2015
ASUMSI-ASUMSI DASAR REVISI UU 32/2004 1. Dalam Koridor UUD 1945 (Hasil Amandemen Pasal 18, 18A dan 18B); 2. Revisi bersifatincremental, sehingga konsep yg baik ttp di pertahankan; 3. Merupakan UU POKOK PEMDA yg mencakup semua pengaturan pokok yg berkaitan dgn PEMDA & menjadi acuan UU sektor yg kewenangannya di desentralisasikan.
LATAR BELAKANG Menimbang:... b. bahwa penyelenggaraan pemerintahan daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, dan kekhasan suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia; c. bahwa efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pemerintahan daerah perlu ditingkatkan dengan lebih memperhatikan aspek-aspek hubungan antara Pemerintah Pusat dengan daerah dan antardaerah, potensi dan keanekaragaman daerah, serta peluang dan tantangan persaingan global dalam kesatuan sistem penyelenggaraan pemerintahan negara;... 1. Menjamin efektivitas penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 2. Menata manajemen pemerintahan daerah yang lebih responsif, akuntabel, transparan dan efisien. 3. Menata keseimbangan tanggung jawab antar tingkatan/susunan pemerintahan dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan. 4. Menata pembentukan daerah agar lebih selektif sesuai dengan kondisi dan kemampuan daerah. 5. Menata hubungan antara pusat dan daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
URUSAN PEMERINTAHAN PRESIDEN Pasal 5 ayat (1) Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan sesuai dengan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 MENTERI Pasal 5 ayat (3) Dalam menyelenggarakan Urusan Pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Presiden dibantu oleh menteri yang menyelenggarakan Urusan Pemerintahan tertentu Pasal 5 ayat (2) Kekuasaan Pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diuraikan dalam berbagai Urusan Pemerintahan PUSAT AZAS Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Pasal 5 Ayat (4) Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) di Daerah dilaksanakan berdasarkan asas Desentralisasi, Dekonsentrasi, dan Tugas Pembantuan DAERAH DESENTRALISASI DEKONSENTRASI TUGAS PEMBANTUAN Pembagian Urusan Pemerintahan
URUSAN PEMERINTAHAN ABSOLUT URUSAN PEMERINTAHAN UMUM KONKUREN Dibagi berdasarkan kriteria Eksternalitas, Akuntabilitas dan Efisiensi, Strategis Nasional 1. PERTAHANAN 2. KEAMANAN 3. AGAMA 4. YUSTISI 5. POLITIK LUAR NEGERI 6. MONETER & FISKAL PELAYANAN DASAR WAJIB NON PELAYANAN DASAR PILIHAN NSPK PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN S P M PEMBANGUNAN DAERAH 5
Prinsip Pembagian Urusan Konkuren Akuntabilitas : ditentukan berdasarkan kedekatannya dengan luas, besaran, dan jangkauan dampak yang ditimbulkan oleh penyelenggaraan suatu Urusan Pemerintahan. Efisiensi ditentukan berdasarkan perbandingan tingkat daya guna yang paling tinggi yang dapat diperoleh. Eksternalitas ditentukan berdasarkan luas, besaran, & jangkauan dampak yg timbul akibat penyelenggaraan suatu Urs Pemerintahan. Kepentingan Strategis Nasional ditentukan berdasarkan pertimbangan dalam rangka menjaga keutuhan dan kesatuan bangsa, menjaga kedaulatan Negara, implementasi hubungan luar negeri, pencapaian program strategis nasional dan pertimbangan lain yang diatur dalam ketentuan 6 peraturan per-uu-an
NORMA, STANDAR, PROSEDUR, DAN KRITERIA (NSPK) & SPM PENYELENGGARAAN & BINWAS URUSAN PEMERINTAHAN KONKUREN PENYELENGGARAAN URUSAN PEM KONKUREN (NSPK) PEMERINTAH PUSAT (K/L) KOORDINASI PENYUSUNAN DGN K/L TERKAIT PENYELENGGARAAN URUSAN PEM WAJIB PELAYANAN DASAR (SPM) PEDOMAN BINWAS PEDOMAN URUSAN PEMERINTAHAN WAJIB NON PELAYANAN DASAR & PILIHAN oleh prov, kab/kota URUSAN PEMERINTAHAN WAJIB PELAYANAN DASAR oleh prov, kab/kota
Urusan pemerintahan wajib yang TERKAIT dengan PELAYANAN DASAR 6 URUSAN WAJIB UU23/2014 (Psl.18: ayat 2) UU23/2014 (Psl.12: ayat 2) Urusan pemerintahan wajib yang TIDAK TERKAIT dengan PELAYANAN DASAR 18 URUSAN WAJIB PP65/2005**; PERMENDAGRI 69/2012; PERMEN Terkait PENYUSUNAN SPM OLEH K/L DILAKUKAN MELALUI KONSULTASI YANG DIKOORDINASIKAN OLEH MENDAGRI (PP65/2005, Psl. 5 ayat 1) PERMEN Terkait PERMENEG PERUMAHAN RAKYAT NO. 22/PERMEN/M/2008 **PP Pengganti sedang proses penyusunan
SPM BIDANG PERUMAHAN RAKYAT PERMENEG PERUMAHAN RAKYAT NO. 22/PERMEN/M/2008 Pemerintah memberikan pelayanan dalam bidang perumahan rakyat agar masyarakat mampu menghuni rumah yang layak huni dan terjangkaudalam lingkungan yang sehat dan aman yang didukung dengan prasarana, sarana dan utilitas umum (PSU). Untuk memberi pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menetapkan SPM bidang perumahan rakyat daerah provinsi dan daerah kabupaten/kota. Pemerintah daerah provinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota menyelenggarakan pelayanan urusan perumahan sesuai dengan SPM bidang perumahan rakyat yang terdiri dari jenis pelayanan dasar,indikator, nilai dan batas waktu pencapaian tahun 2009 2025
PEMBAGIAN URUSAN DAN KEWENANGAN TERKAIT PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN SUB URUSAN PEMERINTAH PUSAT DAERAH PROVINSI DAERAH KABUPATEN/KOTA 1. PERUMAHAN A. Penyediaan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). B. Penyediaan dan rehabilitasi rumah korban bencana nasional C. Fasilitasi penyediaan rumah bagi masyarakat yang terkena relokasi program pemerintah Pusat D. Pengembangan system pembiayaan perumahan bagi MBR. A. Penyediaan dan rehabilitasi rumah korban bencana provinsi B. Fasilitasi penyediaan rumah bagi masyarakat yang terkena relokasi program pemerintah daerah provinsi A. Penyediaan dan rehabilitasi rumah korban bencana kabupaten/kota B. Fasilitasi penyediaan rumah bagi masyarakat yang terkena relokasi program pemerintah daerah kabupaten/kota. C. Penerbitan izin pembangunan dan pengembangan perumahan. D. Penerbitan sertifikasi kepemilikan bangunan gedung (SKBG).
SUB URUSAN PEMERINTAH PUSAT DAERAH PROVINSI DAERAH KABUPATEN/KOTA 2. KAWASAN PERMUKIMAN 3. PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH 4. PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS UMUM (PSU) 5. SERTIFIKASI, KUALIFIKASI, KLASIFIKASI, DAN REGISTRASI BIDANG PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN A. Penetapan system kawasan permukiman. B. Penataan dan peningkatan kualitas kawasan permukiman kumuh dengan luas 15 (lima belas) ha atau lebih. Penataan dan peningkatan kualitas kawasan permukiman kumuh dengan luas 10 (sepuluh) ha sampai dengan dibawah 15 (lima belas) ha. A. Penerbitan izin pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman. B. Penataan dan peningkatan kualitas kawasan permukiman kumuh dengan luas dibawah 10 (sepuluh) ha. - - Pencegahan perumahan dan kawasan permukiman kumuh pada daerah kabupaten/kota. Penyelenggaraan PSU di lingkungan hunian dan kawasan permukiman Sertifikasi, kualifikasi, klasifikasi, dan registrasi bagi orang atau badan hukum yang melaksanakan perancangan dan perencanaan rumah serta perencanaan PSU tingkat kemampuan besar. Penyelenggaraan PSU permukiman Sertifikasi dan registrasi bagi orang atau badan hukum yang melaksanakan perancangan dan perencanaan rumah serta perencanaan PSU tingkat kemampuan menengah. Penyelenggaraan PSU perumahan. Sertifikasi dan registrasi bagi orang atau badan hukum yang melaksanakan perancangan dan perencanaan rumah serta perencanaan PSU tingkat kemampuan kecil.
SINERGI PUSAT DAN DAERAH TUJUAN PEMBANGUNAN NASIONAL BIDANG PERKIM TUJUAN PEMBANGUNAN DAERAH BIDANG PERKIM KOORDINASI TEKNIS PEMBANGUNAN ANTARA K/L dan DAERAH UU23/2014 (Psl.259) (1) PERENCANAAN (2) PELAKSANAAN (3) PENGENDALIAN (4) EVALUASI KOORDINASI TEKNIS BINTEK Teknis Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah UU23/2014 (Psl.374) a. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN b. KELEMBAGAAN DAERAH c. KEPEGAWAIAN PERANGKAT DAERAH d. KEUANGAN DAERAH e. PEMBANGUNAN DAERAH PEMBINAAN UMUM f. PELAYANAN PUBLIK DI DAERAH g. KERJASAMA DAERAH h. KEBIJAKAN DAERAH i. KEPALA DAERAH dan DPRD j. PEMBINAAN Lainnya sesuai peraturan NAWACITA AGENDA: 6(3) RPJMN 2015-2019
TUPOKSI (Permendagri 43/2015) REPUBLIK INDONESIA KOORDINASI TEKNIS DAN BINWAS KEMENDAGRI BERBASIS TUPOKSI DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH Tugas: Merumuskan dan melaksanakan kebijakan di bidang urusan pemerintahan dan pembinaan pembangunan daerah. Fungsi: Perumusan dan pelaksanaan kebijakan; Pelaksanaan Binwas Umum; pelaksanaan Koordinasi dan fasilitasi Penyusunan NSPK dan SPM; Pemantauan, Evaluasi, dan Pelaporan; Bintek dan supervisi; dan Pelaksanaan Administrasi Bidang fasilitasi penyelenggaraan urusan pemda, perencanana bangda, sinkronisasi dan harmonisasi bangda, dan partisipasi masyarakat. (Pasal 639 dan 640) Tugas: Melaksanakan sebagian tugas Ditjen Bina Bangda dalam bidang penyelennggaraan urusan pemerintahan dan sinkronisasi serta harmonisasi bangda lingkup PU, PERKIM, Kelautan dan Perikanan, Perhubungan, serta Kominfo, Statistik dan Persandian. Fungsi: Penyiapan perumusan kebijakan dan fasilitasi, binwas Umum, koordinasi, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan, dan bintek serta supervise bidang penyelenggaraan urusan pemerintahan, sinkronisasi, dan harmonisasi pembangunan daerah, pemetaan urusan, SPM dan NSPK. (Pasal 646 dan 647) (Pasal 569 dan 570) TUGAS: melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, binwas Umum, koordinasi, dan fasilitasi penyusunan pemetaan urusan pemerintahan, SPM, NSPK, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan, Bintek dan supervise, sinkronisasi dan harmonisasi bangda bidang perumahan dan kawasan permukiman. FUNGSI: penyiapan bahan perumusan kebijakan dan fasilitasi, koordinasi, binum, pemetaan urusan, SPM, NSPK, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan, Bintek dan supervisi, sinkronisasi dan harmonisasi bangda bidang perumahan dan kawasan permukiman
DAERAH DENGAN HDI RENDAH CUKUPDAERAH DENGAN HDI SANGAT RENDAH BINWAS UMUM DAERAH DENGAN HDI TINGGI (KUADRAN HARAPAN) DAERAH DENGAN HDI SEDANG/ BINWAS UMUM BINWAS UMUM FASILITASI KEBUTUHAN DAERAH FASILITASI K/L UNTUK ALOKASI DANA KE DAERAH (DAK, TP, DEKON, dan PRIORITAS DAERAH) SINKRONISASI DAN HARMONISASI FASILITASI KEBUTUHAN DAERAH FASILITASI K/L UNTUK ALOKASI DANA KE DAERAH (DAK, TP, DEKON, dan PRIORITAS DAERAH) SINKRONISASI DAN HARMONISASI FASILITASI KEBUTUHAN DAERAH FASILITASI K/L UNTUK ALOKASI DANA KE DAERAH (DAK, TP, DEKON, dan PRIORITAS DAERAH) SINKRONISASI DAN HARMONISASI
JUMLAH REGULASI NSPK BIDANG PERUMAHAN (2007 2014) JUMLAH NSPK Jumlah NSPK 18 Total = 66 NSPK 13 14 8 4 4 4 1 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Sumber: Rangkuman Fasilitasi Penyelennggaran Urusan Pemerintahan Bidang Perumahan, PU, dan Dukcapil (Ditjen Otonomi Daerah Kemendagri, 2014)
RATA-RATA CAPAIAN TARGET SPM BIDANG PERUMAHAN RAKYAT TAHUN 2013 100 Target Capaian Rata-rata Capaian Target 100 Indikator Kinerja (IK) 69,79 70 IK1 : Cakupan Ketersediaan Rumah Layak Huni 53,41 60,18 IK2 : Cakupan Layanan Rumah Layak Huni yang Terjangkau IK 1 IK 2 IK 3 Sumber: Rangkuman Fasilitasi Penyelennggaran Urusan Pemerintahan Bidang Perumahan, PU, dan Dukcapil (Ditjen Otonomi Daerah Kemendagri, 2014) IK3 : Cakupan lingkungan yang sehat dan aman yg didukung Prasarana, sarana, dan utilitas Umum
KEBIJAKAN DAN TARGET PENYEDIAAN PERUMAHAN (RPJMN 2015 2019) MEMPERLUAS AKSES TERHADAP TEMPAT TINGGAL YANG LAYAK DAN DILENGKAPI DENGAN SARANA DAN PRASARANA YANG MEMADAI UNTUK SELURUH KELOMPOK MASYARAKAT SECARA BERKERADILAN TARGET 1. Mengurangi Backlog Perumahan dari 7,6 juta menjadi 5 juta 2. Mengurangi rumah tidak layak huni dari 3,4 juta menjadi 1,9 juta PROGRAM 1. Pembangunan Rumah Susun 2. Fasilitasi Penyediaan Rumah Khusus 3. Fasilitasi Pemberdayaan Rumah Swadaya Melalui Pembangunan baru rumah swadaya dan peningkatan kualitas rumah tidak layak huni STRATEGI Program Sejuta Rumah yang Didukung oleh fasilitasi bantuan PSU perumahan bagi pengembang untuk membangun perumahan MBR.
SINKRONISASI PROGRAM PERKIM DALAM SISTEM PERENCANAAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PEMBANGUNAN DAERAH tahapan perencanaan satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nas. pendekatan teknokratik, politis, partisipatif, atas-bawah dan bawahatas RPJPD, RPJMD, & RKPD Perda Perkada Pedoman Renstra SKPD diselaraskan dengan pencapaian sasaran program dan kegiatan pembangunan yang ditetapkan dalam Renstra Kementerian /LPNK untuk tercapainya sasaran pembangunan nasional tahapan pengendalian tahapan evaluasi pengendalian terhadap perumusan kebijakan perencanaan pembangunan daerah, pelaksanaan rencana pembangunan daerah dan evaluasi terhadap hasil rencana pembangunan daerah Pembinaan, Pengendalian dan Evaluasi Provinsi Mendagri Pengendalian dan Evaluasi lingkup Kab/Kota Bupati/Walikota Pengendalian dan Evaluasi lingkup Prov/Kab/Kota dlm wilayah Provinsi Gubernur 18
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH ( PERMENDAGRI 54 Thn 2010 Pasal 260, Pasal 261 & Pasal 262) Daerah sesuai dengan kewenangannya menyusun rencana pembangunan Daerah sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional. RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL RPJPN RPJMN RKP PASTIKAN PROGRAM PENYEDIAAN RUMAH dan KAWASAN PERMUKIMAN MASUK DALAM DOKUMEN INI dikoordinasikan, disinergikan, dan diharmonisasikan oleh BAPPEDA PROVINSI RPJPD RPJMD RKPD RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI, KAB/KOTA Menggunakan pendekatan: teknokratik, partisipatif, politis, atas-bawah dan bawah-atas. Dirumuskan secara transparan, responsif, efisien, efektif, akuntabel, partisipatif, terukur, berkeadilan, dan berwawasan lingkungan.