BAB I PENDAHULUAN. bertanggungjawab, responsif, efektif dan efisien. e-government memanfaatkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (Information

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PELAYANAN KARTU TANDA PENDUDUK ELEKTRONIK (E-KTP) DI KECAMATAN KAIDIPANG KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2009 TENTANG PENERAPAN KARTU TANDA PENDUDUK BERBASIS NOMOR INDUK KEPENDUDUKAN SECARA NASIONAL

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah merupakan salah satu bentuk penerapan E-goverment

BAB I PENDAHULUAN. maka pemerintah perlu terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN DALAM NEGERI RI

LAPORAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) TAHUN 2014 DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. Kartu Tanda Penduduk atau KTP adalah suatu identitas resmi yang

BUPATI KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pada. terhadap penentuan status pribadi dan status hukum setiap peristiwa

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 30 TAHUN 2011 T E N T A N G

Tabel IV.B.11.1 Program dan Realisasi Anggaran Urusan Kependudukan dan Pencatatan Sipil Tahun No. Program Alokasi (Rp) Realisasi (Rp)

SISTEM DAN PROSEDUR PENDAFTARAN PENDUDUK. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Magelang

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 67 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (Information and

,00 (Belanja Langsung maupun Belanja Tidak Langsung diluar belanja hibah. IV.B.11. Urusan Wajib Kependudukan dan Pencatatan Sipil

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA

PERATURAN BUPATI TANGERANG TENTANG TATA CARA DAN PERSAYARATAN PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2009 NOMOR : 14 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG

KEPALA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA PALANGKA RAYA

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

URUSAN WAJIB KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 45 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapakali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perub

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

NASKAH AKADEMIS RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PERUBAHAN UU NO.23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

BAB I PENDAHULUAN. perubahan muatan rekaman sidik jari tangan penduduk. curang terhadap Negara dengan menduplikasi KTP-nya. Beberapa diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu program kerja Kementerian Dalam Negeri adalah memperbaharui

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 3 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 1

UU ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN UU 23 TAHUN 2006 DIPERBAHARUI UU 24 TAHUN 2013

OPTIMALISASI PELAYANAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DALAM RANGKA MENCIPTAKAN PURBALINGGA EMAS

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG. Nomor 07 Tahun 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 07 TAHUN 2010 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 69 TAHUN 2014 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

S A L I N A N BUPATI PROBOLINGGO

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan prima yangmempunyai sistem pelayanan

LEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 13 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 13 TAHUN 2013

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL

BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 03 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARO,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESlA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN

LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai hal yang melekat di dalamnya seperti kartu tanda penduduk atau

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG

SPP DAN SOP PENERBITAN KTP ELEKTRONIK (KTP-el) TEKO LANGSUNG CETAK DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KAB. PONOROGO TAHUN 2016

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BAB I PENDAHULUAN. untuk perencanaan pembangunan berkelanjutan. Selama ini data

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 17 TAHUN 2012

Penerbitan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-ktp) Secara Massal Tahun 2011; BERITA DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 35 TAHUN 2011

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 177 TAHUN : 2014 PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG

Tabel 3.1 IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN BANDUNG

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 16 TAHUN 2011 T E N T A N G PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 2 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal I. Angka 1. Pasal 1. Cukup jelas. Angka 2. Pasal 5. Huruf a. Cukup jelas. Huruf b...

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 16 TAHUN 2010

PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 16 TAHUN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 2 TAHUN 2011 T E N T A N G PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN. a. Dari hasil penelitian lapangan, pelayanan publik dalam pelaksanaan e-

URUSAN WAJIB KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL. Hal Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 77 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI DHARMASRAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN DHARMASRAYA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR TAHUN

- 1 - PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2017 TENTANG PENERBITAN KARTU PENYANDANG DISABILITAS

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASER NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL DI KABUPATEN PASER

Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi 2012

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

rangkaa standar minimal menyeluruh untuk berdasarkan Nomor Kepulauan

manusia sehingga dapat mengoptimalkan implementasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) dapat berjalan dengan maksimal.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS

- 3 - BAB II Bagian Kesatu Lingkup Pemanfaatan

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2011 S A L I N A N

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAKALAR NOMOR : 06 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

I. UMUM. Asisten Tata Pemerintahan dan KESRA : Wakil Walikota : Kepala Bagian Hukum SETDA : Sekretaris Daerah :

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 36 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 861 TAHUN 2011 T E N T A N G

TENTANG BUPATI PATI,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintah menerapkan e-government yang bertujuan untuk mewujudkan pemerintahan yang demokratis, transparan, bersih, adil, akuntabel, bertanggungjawab, responsif, efektif dan efisien. e-government memanfaatkan kemajuan komunikasi dan informasi pada berbagai aspek kehidupan, serta untuk peningkatan daya saing dengan negara-negara lain. Seperti yang tercantum dalam UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektonik. e-government menerapkan sistem pemerintahan dengan berbasis elektronik agar dapat memberikan kenyamanan, meningkatkan transparansi, dan meningkatkan interaksi dengan masyarakat, serta meningkatkan partisipasi publik. Implementasi e-government dalam pelayanan publik dengan penggunaan teknologi dan informasi yang saat ini sedang dilaksanakan dalam bidang pemerintahan adalah e-ktp. Melihat dari jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar, Pemerintah memerlukan program kependudukan yang akurat. e-ktp merupakan cara baru jitu yang akan ditempuh oleh pemerintah dengan membangun database kependudukan secara nasional untuk memberikan identitas kepada masyarakat dengan menggunakan sistem biometrik yang ada di dalamnya, maka setiap pemilik e-ktp dapat terhubung kedalam satu database nasional. Penyelenggaraan administrasi kependudukan sebagaimana diamanatkan dalam 1

2 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 adalah terwujudnya Tertib Database Kependudukan, Tertib Penerbitan Nomor Induk Kependudukan (NIK), Tertib Dokumen Kependudukan, untuk mewujudkan tujuan utama penyelenggaraan administrasi kependudukan tersebut, perlu penerapan Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang Berbasis NIK Secara Nasional (KTP Elektronik) untuk setiap penduduk wajib KTP. Pemanfaatan e-ktp diharapkan dapat berjalan lancer karena memiliki fungsi dan kegunaan yang sangat membantu pemerintah dan masyarakat yang bersangkutan dalam hal pemberian dan pemanfaatan pelayanan publik. Pelaksanaan e-ktp dipandang sangat relevan dengan rencana pemerintah dalam upaya menciptakan pelayanan publik yang berkualitas dan berbasis teknologi untuk mendapatkan hasil data kependudukan yang lebih tepat dan akurat. e-ktp merupakan KTP nasional yang sudah memenuhi semua ketentuan yang diatur dalam UU No. 23 tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan, Peraturan Presiden No. 26 Tahun 2009 tentang Penerapan KTP berbasis Nomor Induk Kependudukan secara nasional, dan Peraturan Presiden No. 35 Tahun 2010 tentang perubahan atas Peraturan Presiden No. 26 Tahun 2009. Pemerintah perlu melaksanakan program tersebut dengan sebaik-baiknya, sehingga nantinya akan mempermudah masyarakat untuk mendapatkan pelayanan dari lembaga pemerintah dan swasta karena e-ktp merupakan electronic KTP yang dibuat dengan sistem komputer, sehingga dalam penggunaannya nanti diharapkan lebih mudah, cepat dan akurat. Pemerintah membuat kebijakan program e-ktp baik bagi masyarakat, bangsa dan negara dimaksudkan agar

3 terciptanya tertib administrasi. Selain itu diharapkan agar menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, seperti mencegah dan menutup peluang adanya KTP ganda atau KTP palsu yang selama ini banyak disalahgunakan oleh masyarakat dan menyebabkan kerugian bagi negara. Untuk mendukung terwujudnya database kependudukan yang akurat, khususnya yang berkaitan dengan data penduduk wajib KTP yang identik dengan data penduduk pemilih pemilu (DP4), sehingga DPT pemilu yang selama ini sering bermasalah tidak akan terjadi lagi. Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi menerapkan program e-ktp bertujuan untuk mencegah terjadinya peluang tersebut. E-KTP ini memiliki sebuah chip yang memuat kode keamanan dan rekaman elektronik sebagai alat verifikasi dan validasi data diri seseorang. Rekaman elektronik ini berisi biodata, pasfoto, tanda tangan, sidik jari, dan iris (foto retina) penduduk. Pemerintah Pusat telah menetapkan 5 (lima) tahapan agar menjamin keakuratan data dari setiap warga sehingga e-ktp tersebut tidak dapat diperbanyak atau digandakan. Berikut 5 (lima) tahap dalam pembuatan e-ktp, yaitu: 1. Pembacaan biodata; warga datang berdasarkan waktu yang telah ditentukan dengan membawa surat pengantar yang telah diberikan oleh pihak RT/RW setempat. 2. Foto; Warga diharuskan melakukan foto diri terlebih dahulu. Foto yang dilakukan sebaiknya memakai pakaian yang rapi, karena foto e-ktp ini hanya dilakukan satu kali saja dan tidak bisa diganti dalam jangka waktu 5 (lima tahun) kecuali kartu tersebut rusak atau hilang sebelum masa perpanjangan.

4 3. Perekaman tanda tangan; Warga diwajibkan melakukan tanda tangan untuk kemudian direkam ke dalam komputer dan disimpan untuk identitas warga. 4. Scan sidik jari; Scan sidik jari ini dilakukan dengan kelima jari warga, jika warga mengalami kecacatan pada jari, maka dapat dilakukan dengan jari yang ada saja. 5. Scan retina mata; Tahap ini dilakukan untuk menjamin keakuratan dari warga tersebut karena scan jari tidak dapat menjamin keakuratan e-ktp, bisa saja ketika dilakukan tahap scan jari, warga tersebut memakai jari orang lain. Untuk itu dilakukan scan retina karena retina mata tidak dapat digantikan oleh orang lain. (sumber: Sosialisasi Penerapan e-ktp Tingkat Kecamatan, 2011). Kecamatan Cimahi Tengah merupakan salah satu dari 3 (tiga) kecamatan yang berada di wilayah Kota Cimahi yang melaksanakan penerapan e- KTP. Pemerintah pusat menetapkan dan menunjuk Kota Cimahi dalam melaksanakan program e-ktp dikarenakan Kota Cimahi telah menerapkan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) dan juga merujuk pada Peraturan Daerah Kota Cimahi Nomor 4 Tahun 2010 Tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan di Kota Cimahi. SIAK menerapkan Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang merupakan nomor identitas penduduk yang bersifat unik atau khas, tunggal dan melekat pada seseorang yang terdaftar sebagai penduduk Indonesia, yang berlaku selamanya, dalam SIAK, database antara kecamatan, kabupaten-kota, provinsi, dan Departemen Dalam Negeri (Depdagri) akan terhubung dan terintegrasi. Seseorang tidak bisa memiliki identitas ganda

5 dengan adanya nomor identitas kependudukan (NIK). Sebab, nomor bersifat unik dan akan keluar secaraotomatis ketika instansi pelaksana memasukkannya ke database kependudukan. Sehingga dari Hal tersebut menjadi faktor Kota Cimahi dari beberapa Kota atau Kabupaten di Jawa Barat yang ditunjuk oleh pemerintah pusat untuk melaksanakan program e-ktp. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cimahi, pada tanggal 29 April 2012 adalah 90.157 jiwa yang baru terekam dari jumlah keselurahan warga Kecamatan Cimahi Tengah yang wajib KTP adalah 135.216 jiwa atau baru tercapai sekitar 66.68%. Jadi masih ada 45.059 jiwa yang belum melaksanakan perekaman e-ktp. (Sumber: Data Agregrat Kependudukan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cimahi, April 2012). Hal tersebut mengindikasikan bahwa implementasi kebijakan akan program e-ktp di Kota Cimahi khususnya Kecamatan Cimahi Tengah masih memiliki permasalahan ataupun kendala dalam pencapaian target yang telah ditentukan oleh pemerintah pusat. Kendala tersebut diakibatkan dengan adanya beberapa alat perekam retina mata dan perekam sidik jari yang mengalami kerusakan. Pada proses implementasinya terjadi beberapa permasalah yang dapat menjadi kendala bagi pemerintah Kecamatan Cimahi Tengah, diantaranya: Pertama, banyak warga yang telah wajib KTP tetapi belum melaksanakan perekeman e-ktp. Warga Kecamatan Cimahi Tengah yang belum melaksanakan perekaman e-ktp pada bulan April 2012 berjumlah 45.059 dari jumlah keseluruhan warga wajib KTP berjumlah 135.216 jiwa atau sekitar

6 66.68%. Hal tersebut dapat dilihat dari tabel rekapitulasi hasil perekaman 2012, seperti tabel di bawah ini, Tabel 1.1 Rekapitulasi Hasil Perekaman e-ktp 2012 Kecamatan/Kelurahan Wajib KTP Terekam Sisa % Cimahi Tengah Kelurahan Cigugur 40,037 25,348 14,689 63.31 Kelurahan Padasuka 29,993 20,667 9,326 68.91 Kelurahan Baros 19,518 14,399 5,119 73.77 Kelurahan Setiamanah 20,262 13,455 6,807 66.41 Kelurahan 14,918 9,094 5,824 60.96 Karangmekar Kelurahan Cimahi 10,488 7,194 3,294 68.59 Total 135,216 90,157 45,059 66.68 (Sumber: Data Rekapitulasi Kecamatan Cimahi Tengah, 2012). Hasil dari data rekapitulasi di atas disebabkan adanya warga yang belum melaksanakan perekaman e-ktp yang merupakan warga pendatang dari luar Kota Cimahi khususnya Kecamatan Cimahi Tengah, selain itu sebagian warga Kecamatan Cimahi Tengah bekerja di luar kota, sehingga sulit untuk mengetahui jumlah warga wajib KTP secara tepat, dan juga adanya warga Kecamatan Cimahi Tengah yang sudah meninggal tetapi masih terdaftar sebagai warga wajib KTP, hal ini dapat menjadi suatu kendala pemerintah daerah khususnya Kecamatan Cimahi Tengah dalam mendata warganya yang wajib KTP. Kedua, Sumber Daya Manusia (SDM) yang kurang optimal dan siap. Pelaksanaan implementasi program e-ktp di Kecamatan Cimahi Tengah pegawai yang menangani program e-ktp tersebut bukanlah orang-orang yang ahli dalam bidangnya atau orang yang khusus menguasai program tersebut. Aparatur Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi telah mendapatkan pendidikan tentang mengoperasikan software (perangkat lunak) dalam hal ini adalah program dari

7 komputerisasi yang digunakan dalam perekaman e-ktp, tetapi para aparatur pelaksana tidak diberikan pendidikan akan memperbaiki peralatan yang rusak dimana proses perekaman sedang berlangsung. Sehingga peralatan yang rusak hanya diganti dengan yang masih berfungsi atau bahkan menunggu pergantian alat baru. Sehingga pelayanan yang diberikan kurang optimal, dan akan menggangu akan hasil dari implementasi kebijakan e-ktp di Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi. Ketiga, dalam pelaksanaan program e-ktp pihak Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi mendapatkan kendala akan kerusakan pada peralatan perekaman e-ktp. Sesuai yang dituturkan oleh Kasi Pemerintahan Kecamatan Cimahi Tengah, beliau mengungkapkan bahwa alat yang rusak adalah perekam retina dan perekam sidik jari. Pernyataan tersebut diperkuat dengan hasil data rekapitulasi perekaman e-ktp Kota Cimahi 2012, yaitu Gangguan teknis pada peralatan pada umumnya adalah Finger Printer Scanner (scan sidik jari), Irish Scanner (scan retina mata) yang merupakan peralatan penting dalam melakukan perekaman e-ktp di Kecamatan Cimah Tengah. (Sumber: Data rekapitulasi perekaman e-ktp Kota Cimahi 2012). Keempat, jumlah peralatan perekaman sebanyak 2 set menjadikan kekurangan peralatan perekaman e-ktp yang dialami Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi pada saat proses perekaman e-ktp yang tidak sebanding dengan jumlah warga yang datang. Kelima, dalam melaksanakan perekaman e-ktp di Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi dilakukan sistem offline akan data warga yang telah

8 melakukan perekaman e-ktp. Kerusakan/gangguan jaringan online yang menjadikan sistem offline, terjadi pada database yang berada di Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi yang seharusnya terhubung langsung ke Pemerintah Kota Cimahi yang kemudian terhubung secara langsung ke Pemerintah Pusat. Hal ini terlihat dari data perekaman e-ktp di Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi yaitu, hasil perekaman Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi sebanyak 93.460 orang, sedangkan jumlah offline sebanyak 7.032 orang dan total perekaman adalah sebanyak 100.492 orang. (Sumber: Data agegrat perekaman e-ktp Disdukcapil Kota Cimahi, 2013). Berdasarkan uraian permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan e-ktp di Kecamatan Cimahi Tengah, maka peneliti memfokuskan penelitian pada bagaimana pelaksanaan implementasi program e-ktp yang dilakukan pegawai Kecamatan Cimahi Tengah dalam pembuatan e-ktp kepada masyarakat wilayah Kecamatan Cimahi Tengah, dengan judul: Implementasi Kebijakan e-ktp Di Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, dan memperlihatkan pada fokus penelitian yang telah disebutkan dalam batasan masalah, maka ada yang menjadi kajian peneliti yaitu, bagaimanakah Implementasi Kebijakan e-ktp di Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi?

9 1.3 Maksud dan Tujuan Maksud dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui implementasi kebijakan e-ktp di Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui komunikasi pegawai Kecamatan Cimahi Tengah dalam implementasi kebijakane-ktp. 2. Untuk mengetahui Sumber Daya Manusia (SDM) pemerintah Kecamatan Cimahi Tengah kepada masyarakat Cimahi Tengah terhadap implementasi kebijakan e-ktp. 3. Untuk mengetahui disposisi pemerintah Kecamatan Cimahi Tengah dalam implementasi kebijakan e-ktp. 4. Untuk mengetahui struktur birokrasi pemerintah Kecamatan Cimahi Tengah dalam implementasi kebijakane-ktp. 1.4 Kegunaan Penelitian Sejalan dengan permasalahan diatas diharapkan memiliki kegunaan yang bersifat teoritis dan praktis sebagai berikut: 1. Bagi peneliti, kegunaan penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dibidang proses pelaksanaan, penelitian mulai dari pencarian masalah sampai dengan selesai dan juga sebagai analisis ilmu-ilmu ataupun teori-teori yang didapatkan selama perkuliahan. Banyak hal baru yang ditemukan dalam proses pelaksanaan penelitian sehingga menambah

10 pengetahuan dan dapat secara langsung menerapkan dari berbagai teori yang dipelajari sangat idealis. 2. Kegunaan teoritis, diharapkan menambah ilmu pengetahuan melalui penelitian yang dilaksanakan sehingga memberikan kontribusi pemikiran bagi pengembangan ilmu pemerintahan khususnya di bidang e-goverment. Sebagai bahan pemahaman dan pembelajaran bagi peneliti maupun mahasiswa lain untuk melakukan penelitian-penelitian secara lebih mendalam mengenai pelaksanaan pembuatan e-ktp khususnya di Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi. 3. Kegunaan praktis, diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat sebagai masukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan khususnya bagi Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi mengenai implementasi kebijakan e-ktp di Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi.