HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP KEPALA KELUARGA TENTANG PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI KELURAHAN PURWOSARI KECAMATAN LAWEYAN KOTA SURAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP KELUARGA MENGGUNAKAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS PAHANDUT KOTA PALANGKA RAYA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERSEPSI PASIEN BPJS DENGAN PELAYANAN KESEHATAN BPJS DI RUANG RAWAT INAP KELAS III RSUD RADEN MATTAHER JAMBI ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional. Undang-Undang (UU) No.

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DENGAN PENGGUNAAN KARTU BPJS KESEHATAN DI DESA SOBOKERTO NGEMPLAK, BOYOLALI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. atas sumber daya di bidang kesehatan dan memperoleh pelayanan. kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau. Timbal baliknya setiap

ABSTRAK. Kata Kunci: Pengambilan Keputusan, Kepesertaan, JKN

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan derajat hidup masyarakat, sehingga semua negara berupaya

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PENDIDIKAN BIDAN DENGAN PENGGUNAAN PARTOGRAF DI PUSKESMAS PAGADEN PERIODE MARET SAMPAI JULI 2008

BAB I PENDAHULUAN. investasi dan hak asasi manusia, sehingga meningkatnya derajat kesehatan

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa (PBB) tahun 1948 tentang hak asasi manusia. Berdasarkan. kesehatan bagi semua penduduk (Universal Health Coverage).

BAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan hak bagi setiap orang. Untuk mewujudkannya pemerintah bertanggung

JURNAL KEBIDANAN Vol 3, No 2, April 2017 :94-98

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu hal yang sangat penting bagi manusia, perlu diketahui

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU IBU DALAM BERSALIN KE BIDAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Amanat Pasal 28-H dan Pasal 34 UUD 1945, Program Negara wajib

Kata kunci : pengetahuan, sikap ibu hamil, pemilihan penolong persalinan.

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. aktifitas sehari harinya. Kesehatan yang dimiliki seseorang tidak hanya ditinjau dari

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DIPUSKESMAS CAWAS

BAB 1 PENDAHULUAN. mengamanatkan bahwa jaminan kesehatan bagi masyarakat, khususnya

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur

BAB III METODE PENELITIAN. beberapa variabel. Dengan teknik korelasi dapat diketahui hubungan variasi

BAB 1 : PENDAHULUAN. mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

Oleh : Desi Evitasari, S.ST ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah hak fundamental setiap warga Negara (UUD 1945 pasal 28

Kata Kunci :Jaminan Kesehatan Nasional, Puskesmas, Pengetahuan, sikap petugas, dan persepsi pasien Kepustakaan : 20 Buah,

BAB II PENGELOLAAN JAMINAN SOSIAL DI INDONESIA. D. Pengertian dan Dasar Hukum Jaminan Sosial

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia pada undang-undang Nomor 36

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA KENCANA

Adelima C. R. Simamora, Doni Simatupang, Agustina Boru Gultom Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Medan. Abstrak

Pengetahuan Tentang Jaminan Kesehatan Nasional pada Mahasiswa Tingkat IV Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung

BAB I PENDAHULUAN. adalah jaminan kesehatan. Asuransi kesehatan memberi jaminan berupa

HUBUNGAN FAKTOR- FAKTOR PENGHAMBAT DENGAN TINGKAT KEBERHASILAN DALAM MEMBERIKAN KONSELING PADA PELAYANAN KEBIDANAN DI PUSKESMAS WILAYAH SLEMAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN PELAKSANAAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN) DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015.

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG ANTENATAL CARE DIPUSKESMAS JEPON KABUPATEN BLORA. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Deklarasi Hak Asasi Manusia oleh PBB tahun 1948 mencantumkan,

BAB I PENDAHULUAN. disebutkan dalam alinea ke-4 Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB 1 : PENDAHULUAN. Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang ditetapkan dalam UU nomor 40 tahun

PERBEDAAN MINAT KUNJUNGAN ULANG ANTENATAL CARE PADA PASIEN BPJS DAN NON BPJS DI POLIKANDUNGAN RSUD UNGARAN

BAB II GAMBARAN UMUM PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) DI INDONESIA. bisa datang ketika kita masih produktif, berpenghasilan cukup,

BAB I PENDAHULUAN. tujuan tersebut pemerintah berupaya secara maksimal untuk memberikan

HUBUNGAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG SDIDTK TERHADAP PELAKSANAAN SDIDTK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN KARANGANOM KLATEN

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi ukuran penentu penilaian. keberhasilan kesehatan pada masyarakat. Angka kematian ibu di Indonesia

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMK NEGERI 3 KABUPATEN PURWOREJO. Asih Setyorini, Deni Pratma Sari

Eka Fauzia Laila ABSTRAK

BAB 1 : PENDAHULUAN. memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau. Mengingat pentingnya

BAB 1 PENDAHULUAN. serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Pasal 34 ayat 2 menyebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Dalam memajukan kesehatan didalam Indonesia pemerintah membuat. sembilan prinsip menurut UU No 40/2004 tentang SJSN, agar dapat

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER DALAM PELAKSANAAN KELURAHAN SIAGA DI KOTA BANJARMASIN TAHUN 2013

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DIII KEBIDANAN TINGKAT I POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. beberapa indikator dari Indeks Pembangunan Manusia (Human Development. sosial ekonomi masyarakat (Koentjoro, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan khusus kepada penduduk miskin, anak-anak, dan para lanjut usia

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA `KELAS VII DAN VIII DI SMP NEGERI 7 KOTA SUKABUMI

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK LANJUT USIA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG HIPERTENSI DI KELURAHAN SRIWIDARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIPELANG KOTA SUKABUMI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG HIV/AIDS DAN VCT SERTA MOTIVASI IBU HAMIL DENGAN KESEDIAAN MENGIKUTI VCT DI KABUPATEN PATI

SIKAP LANSIA DAN PELAYANAN PETUGAS KESEHATAN TERHADAP KUNJUNGAN DI POSYANDU WILAYAH PKM PATIHAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN (KTD) DENGAN SIKAP TERHADAP ABORSI DI KELURAHAN NGEMPLAK SIMONGAN KOTA SEMARANG

Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh : R Noucie Septriliyana dan Wiwi Endah Sari Stikes A. Yani Cimahi

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA BIDAN DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN DESA SIAGA DI KABUPATEN TAPIN TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG POSYANDU TERHADAP STATUS GIZI ANAK BALITA

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan fisik maupun mental. Keadaan kesehatan seseorang akan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pembukaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DENGAN SIKAP TENTANG PENCEGAHAN HIV/AIDS DI RW 15 KELURAHAN UMBULMARTANI NGEMPLAK SLEMAN YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional yaitu mengukur

BAB III METODE PENELITIAN. sectional (sekali waktu) antara faktor risiko/ paparan dengan penyakit.

II. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan batasan masalah di atas adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah pelaksanaan

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA

PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), Jaminan Kesehatan Nasional

HASIL PENELITIAN 1. Analisis Univariat. a. Gambaran Kepuasan Pasien Jamkesmas Pada Pelayanan Keperawatan

Jurnal Siklus Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 p-issn :

drg. Usman Sumantri, MSc. Dewan Jaminan Sosial Nasional

Rizka Artanti. Kata Kunci : Pendidikan Kesehatan, Pengetahuan, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE (ANC) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AMPEL I BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Berlandaskan pada Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 alinea ke-4

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG JKN DENGAN SIKAP KEPESERTAAN JKN MANDIRI DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemerintah sebagai instansi tertinggi yang bertanggung jawab atas

HUBUNGAN SIKAP IBU BALITA TENTANG GIZI TERHADAP STATUS GIZI PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAN HERAN KECAMATAN RENGAT BARAT TAHUN 2012

UBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT DENGAN PEMANFAATAN PUSKESMAS GUGUK PANJANG OLEH MASYARAKAT DI KELURAHAN BUKIK CANGANG KR BUKITINGGI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang

BAB II TINJAUAN UMUM. 2.1 Konsep Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. menyelenggarakan program Jaminan Kesehatan Nasional sesuai dengan ketentuan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN PENERAPAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL DI RUMAH BERSALIN NGUDI SARAS KARANGANYAR

PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan kebutuhan dasar setiap manusia yang ditetapkan

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER DENGAN DETEKSI DININ FAKTOR RISIKO KEHAMILAN DIN WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTABARU KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2013

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

Data yang diperoleh dari DKK Jepara pada tahun 2012 sasaran kepesertaan ibu hamil adalah

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR

ESENSI DAN UPDATE RENCANA PENYELENGGARAAN BPJS KESEHATAN 1 JANUARI 2014

BAB 1 : PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Pembangunan

Transkripsi:

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP KEPALA KELUARGA TENTANG PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI KELURAHAN PURWOSARI KECAMATAN LAWEYAN KOTA SURAKARTA Ika Ayuning Tyas (030113a040) Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo Program Studi Diploma IV Kebidanan ABSTRAK Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang diselenggarakan dengan menggunakan mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang SJSN dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah. Pengetahuan yang merupakan hasil dari tahu seseorang yang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu akan mempengaruhi sikap seseorang untuk melakukan sesuai dengan apa yang didapat dari pengetahuan. Semakin baik pengetahuan seseorang tentang JKN maka akan semakin mendukung dengan adanya program JKN dari pemerintah. Penelitian ini bersifat korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi dan sampel pada penelitian ini adalah kepala keluarga yang bertempat tinggal di Kelurahan Purwosari Kecamatan Laweyan Kota Surakarta. Teknik sampling yang digunakan adalah stratified proportional random sampling dengan taraf kesalahan 0,1%. Jumlah sampel sebanyak 96 responden. Alat ukur pengetahuan dan sikap kepala keluarga tentang Jaminan Kesehatan Nasional menggunakan kuesioner. Uji statistiknya menggunakan uji chi square. Analisis datanya menggunakan Analisis Univariat dan Bivariat. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahaun dengan sikap masyarakat terhadap Jaminan Kesehatan Nasional di Kelurahan Purwosari Kecamatan Laweyan Kota Surakata dengan p-value 0,060. Demikian diharapkan pihak BPJS dengan pemberi sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) pada masyarakat lebih ditingkatkan supaya masyarakat tahu pentingnya menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan dapat mempengaruhi masyrakat untuk segera mendaftar menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Kata kunci : pengetahuan, sikap, Jaminan Kesehatan Nasional Kepustakan : 31 kepustakaan (2005-2014) PENDAHULUAN Latar Belakang Mencapai tujuan nasional bangsa Indonesia sesuai Pembukaan UUD 1945, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya dapat terwujud (Depkes RI, 2009). Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Kerangka mencapai 1

tujuan tersebut, pembangunan kesehatan dilaksanakan secara terarah, berkesinambungan dan realistis sesuai pentahapannya. Kesinambungan dan keberhasilan pembangunan kesehatan ditentukan oleh tersedianya pedoman penyelenggaraan pembangunan kesehatan baik berupa dokumen perencanaan maupun metode dan cara penyelenggaraannya (Depkes RI, 2009). Undang-Undang Nomor 17 tahun 2007, tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) memberikan arah pembangunan ke depan bagi bangsa Indonesia. Pernyataan tersebut juga telah tercantum arah pembangunan kesehatan dalam 20 tahun ke depan sampai dengan tahun 2025 yang metetapkan bahwa pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berdasarkan perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata, serta pengutamaan dan manfaat dengan perhatian khusus pada penduduk rentan, antara lain ibu, anak, manusia usia lanjut (manula), dan keluarga miskin. Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan dalam perubahan keempat UUD 1945, tanggal 10 Agustus 2002, Pasal 34 ayat 2. Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia bermartabat yang diterangkan dalam UUD 1945 Amandemen II pasal 28 H, ayat 3. Diterangkan juga dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional bahwa setiap orang berhak atas jaminan sosial untuk dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak dan meningkatkan martabatnya menuju terwujudnya masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil dan makmur. Mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut dilakukan upaya-upaya kesehatan.salah satu upaya kesehatan yang dilakukan pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan yang optimal adalah dengan diadakannya Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program JKN disebut Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Suatu tata cara penyelenggaraan program jaminan sosial oleh beberapa badan penyelenggara jaminan sosial disebut Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) (JKN, 2014). Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan bagian dari SJSN yang diselenggarakan dengan menggunakan mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang SJSN dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh Pemerintah yang sudah terlaksana mulai 1 Januari 2014 untuk masyarakat umum. Jaminan Kesehatan Nasional yang ditawarkan berupa; jaminan kesehatan, jaminan kecelekaan kerja, jaminan hari tua, jaminan pensiun dan jaminan kematian (JKN, 2014). Pada Peta Jalan Menuju Jaminan Kesehatan Nasional 2014-2019 yang telah disepakati semua pihak, menyatakan bahwa semua penduduk telah terdaftar sebagai peserta jaminan kesehatan dengan manfaat medis yang sama. Pentahapan Kepesertaan telah disepakati yaitu pada 1 Januari 2014 akan dimulai migrasi kepesertaan Jamkesmas, JPK Jamsostek, sebagian Jamkesda, dan perluasan kepesertaan penerima upah. Peserta bukan penerima upah dapat mendaftar dengan besaran iuran jumlah nominal per keluarga yang diharapkan semuanya telah terdaftar pada akhir September 2019.Pemerintah dan atau pemerintah daerah dapat mensponsori keluarga pekerja bukan penerima upah untuk menjadi peserta dengan membayarkan iuran kepada BPJS. Pekerja penerima upah yang kini telah menikmati jaminan kesehatan melalui pemberi kerjanya atau membeli asuransi kesehatan komersial diberi kesempatan bermigrasi setiap waktu sampai dengan bulan September 2019 (Kemenkosera dan 13 lembaga, 2012). Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) memiliki beberapa manfaat untuk masyarakat, berupa: memberikan keuntungan dengan premi yang terjangkau, asuransi jaminan 2

kesehatan nasional yang menerapkan prinsip kendali mutu dan biaya, asuransi kesehatan sosial yang menjamin kepastian pembiayaan pelayanan kesehatan yang berkelanjutan serta asuransi kesehatan sosial yang dapat digunakan diseluruh Indonesia (Kemenkes RI, 2013). Pengetahuan masyarakat tentang Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang sangat minim terutama di daerah-daerah perlu diselesaikan secara bertahap. Dalam mengatasi masalah ini, kebijakan kesehatan pemerintah harus hati-hati, cermat dan teliti sehingga investasi yang dilakukan selama ini tidak sia-sia (Kebijakan Kesehatan Indonesia, 2013). Banyak masyarakat terutama masyarakat yang sangat kurang mampu memanfaatkan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) untuk memeriksakan berbagai keluhan masalah kesehatan. Hal ini bisa kita lihat di pelayanan kesehatan milik pemerintah. Pengetahuan masyarakat yang minim tentang asuransi dan prosedur menjadi peserta JKN menjadi penyebab kurangnya pemahaman masyarakat tentang JKN. Maka untuk itu BPJS lah yang harus melakukan sosialisasi pada masyarakat. Namun begitu, masyarakat yang belum mendaftar menjadi anggota JKN, untuk segera mendaftarkan dirinya. Karena program nasional ini benar-benar sangat membantu masyarakat. Menurut hasil penelitian Lukiono (2010) mengenai jaminan kesehatan masyarakat pada 46 ibu hamil miskin, sebanyak 23 (50%) responden terdapat pengaruh signifikan (p=0.088) antara pengetahuan ibu hamil miskin terhadap pemanfaatan pelayanan antenataldengan lengkap menggunakan pembiayaan Jamkesmas dan sebanyak 28 (60.90%) responden terdapat pengaruh signifikan (p=0.031) antara sikap ibu hamil miskin terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal dengan lengkap menggunakan pembiayaan Jamkesmas. Terdapat pengaruh signifikan (p=0.003) antara pengetahuan dan sikap ibu hamil miskin secara simultan terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal dengan lengkap menggunakan pembiayaan Jamkesmas. Begitu juga dengan hasil penelitian Noviansyah, dkk (2006) menunjukan bahwa 56% responden memiliki pengetahuan cukup tentang Program Jaminan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin (PJKMM) dan 73.3% responden memiliki persepsi netral terhadap PJKM. Analisis statistik menunjukan hubungan yang signifikan antara faktor-faktor internal (pendidikan formal, pengetahuan, pengalaman dan motivasi) dan persepsi terhadap JPKMM (p<0.05) dengan kekuatan hubungan terhadap motivati (r=0.612), hubungan sedang terhadap pengetahuan (r=0.288) dan pengalaman (r=0.291). Sosialisasi dengan barbagai sumber dan media informasi sebagai faktor eksternal memiliki hubungan signifikan dengan persepsi sedang terhadap JPKMM (p<0.05). Saat penelitian kualitatif menunjukan JPKMM bermanfaat bagi masyarakat miskin yang mencari kesehatan. Dari semua variabel, motivasi untuk menggunakan pelayanan kesehatan merupakan faktor dominan mempengaruhi persepsi terhadap JPKMM. Kelurahan Purwosari yang berada di wilayah Puskesmas Purwosari Kecamatan Laweyan Kota Surakarta memiliki penduduk yang cukup padat yaitu terdapat 13631 jiwa yang terdiri dari 2284 kepala keluarga dan dibagi menjadi 14 RW dan 51 RT. Pada bulan Januari sampai April 2014 di Wilayah Puskesmas Puwosari terdapat peserta penerima bantuan iuran (PBI) dari pemerintah yang sudah terdaftar sebesar 5973 jiwa dan bukan PBI yang sudah terdaftar sebesar 3442 jiwa. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan, didapatkan 7 dari 10 kepala anggota keluarga belum mengetahui JKN secara keseluruhan, mereka hanya mengetahui bahwa JKN untuk memeriksakan kesehatan gratis di Puskesmas atau Rumah Sakit Negeri dengan cara membayar iuran setiap bulannya di kantor BPJS. Walaupun sudah ada sosialisasi dari petugas JKN kepada masyarakat Kelurahan Purwosari Kecamatan Laweyan Kota Surakarta namun mereka belum memahami JKN secara mendetail, seperti pengertian JKN, manfaat, keuntungan, besarnya iuran per kapita masih simpang siur dan kesehatan yang akan dijamin oleh program JKN karena pengumuman yang 3

disampaikan oleh petugas tersebut kurang jelas dan mendetail. Begitu pula sikap 7 dari 10 kepala anggota keluarga tidak setuju dan tidakakan mendaftarkan diri menjadi peserta JKN secara mandiri, karena dalam mengurus kepesertaan tersebut persyaratannya tidak langsung didata dari kelurahan melainkan harus mendaftar di kantor BPJS, selain itu persyaratan untuk mendapatkan JKN terlalu rumit sehingga masyarakat tidak bersedia meninggalkan pekerjaannya dengan alasan jika sehari tidak masuk kerja maka gaji mereka akan dipotong. Hal ini yang membuat penulis tertarik untuk melakukan penilitian Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Kepala Keluarga Tentang Program Jaminan Kesehatan Nasional di Kelurahan Purwosari Kecamatan Laweyan Kota Surakarta. METODE PENELITIAN Desain Penelitian Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang disusun sedemikian rupa sehingga dapat menuntun peneliti memperoleh jawaban terhadap pertanyaan penelitian (Arikunto, 2010). Desain penelitian yang digunakan ini adalah penelitian korelasi, yaitu penelitian hubungan antara dua variabel pada suatu situasi atau sekelompok subjek untuk dilihat apakah ada hubungan antara variabel bebas dan terikat. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Cross Sectional, yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (poin time approach). Artinya, tiap subyek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subyek pada saat pemeriksaan (Notoatmodjo, 2005). Populasi dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kepala keluarga terdiri dari 2284 kepala keluarga (diperoleh dari 14 RW di Kelurahan Purwosari Kecamatan Laweyan Kota Surakarta). Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Kelurahan Surakarta pada bulan Agustus tahun 2014. HASIL PENELITIAN Analisis Univariat 1. Pengetahuan tentang Jaminan Kesehatan Nasional Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan tentang Jaminan Kesehatan Nasional pada Kepala Keluarga Pengetahuan Frekuensi Persentase (%) Baik Cukup Kurang 27 66 3 28,1 68,8 3,1 Total 96 100,0 Berdasarkan tabel 5.1, dapat diketahui bahwa pengetahuan responden tentang jaminan kesehatan nasional, sebagian besar dalam kategori cukup, sejumlah 66 orang (68,8%). 2. Sikap terhadap Jaminan Kesehatan Nasional Tabel 2 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap terhadap Jaminan Kesehatan Nasional pada Kepala Keluarga Pengetahuan F (%) Mendukung Kurang Mendukung 59 37 61,5 38,5 Total 96 100,0 Berdasarkan tabel 5.2, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki sikap mendukung terhadap jaminan kesehatan nasional, sejumlah 59 orang (61,5%). Analisis Bivariat Tabel 3 Hubungan antara pengetahuan kepala keluarga dengan sikap terhadap Jaminan Kesehatan Nasional Pengetahuan Sikap Kurang Mendukung Mendukung Total Uji Chi Square p- f % f % F % χ² value Baik 22 81,5 5 18,5 27 100 5, 0,02 4

Kurang + Cukup 37 53,6 32 26,4 69 100 23 Jumlah 59 61,5 37 17,7 96 100 7 Berdasarkan tabel 5.3 dapat diketahui bahwa responden dengan pengetahuan baik yang memiliki sikap mendukung terhadap Jaminan Kesehatan Nasional sejumlah 81,5%, sedangkan responden dengan pengetahuan kurang atau cukup yang memiliki sikap mendukung sejumlah 53,6%. Ini menunjukkan bahwa sikap mendukung terhadap Jaminan Kesehatan Nasional lebih berpeluang terjadi pada responden dengan pengetahuan baik dibandingkan responden dengan pengetahuan kurang atau cukup. Hasil uji chi square didapatkan nilai χ² = 5,237 dengan p-value = 0,022. Oleh karena p-value 0,022 < α (0,05) maka disimpulkan H 0 ditolak, yang artinya ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan sikap kepala keluarga terhadap Jaminan Kesehatan Nasional di Kelurahan Purwosari Kecamatan Laweyan Kota Surakarta. PEMBAHASAN A. Analisis Univariat 1. Gambaran Pengetahuan Kepala Keluarga Tentang Jaminan Kesehatan Nasional di Kelurahan Purwosari Kecamatan Laweyan Kota Surakarta Hasil penelitian terhadap 96 responden menunjukkan bahwa sebagian besar pengetahuan kepala keluarga tentang Jaminan Kesehatan Nasional memiliki sebagian besar memiliki pengetahuan cukup (68,8%) daripada kepala keluarga yang memiliki pengetahuan baik (28,1%). Pada masyarakat di Kelurahan Surakarta sebagian besar memiliki pengetahuan cukup mengenai Jaminan Kesehatan Nasional. Hal ini dibuktikan dengan peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) meliputi masyarakat yang cukup atau mampu dalam masalah ekonomi, ada budaya menabung pada masyarakat untuk dapat menanggulangi apabila ada musibah sakit, masih adanya masyarakat yang berpikir bahwa Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) 2 bukan merupakan program pemerintah untuk mencari laba, dan masyarakat ada yang belum tahu mengenai prinsip-prinsip Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diterapkan seperti kegotong royongan, tanpa mencari laba, jaminan sosial yang berkelanjutan, dan kepesertaan wajib seluruh masyarakat Indonesia. Dari beberapa faktor pengetahuan di atas mempengaruhi masyarakat untuk mengikuti Jaminan Kesehatan Nasional dengan tujuan supaya masyarakat tersebut jika mengalami sakit tidak akan mengeluarkan biaya yang begitu besar untuk memeriksakan dan membeli obat. Jadi, Jaminan Kesehatan Nasional bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh Pemerintah (JKN, 2014). Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap objek tertentu (Notoatmodjo, 2005). Serta pengetahuan merupakan suatu usaha yang mendasari seseorang berfikir secara ilmiah, sedang tingkatannya tergantung pada ilmu pengetahuan atau dasar pendidikan orang tersebut (Nursalam dan Pariani, 2010). Sehingga pengetahuan dapat dipengaruhi oleh pendidikan, pengalaman, usia, ekonomi, informasi, lingkungan dan kebudayaan. 2. Gambaran Sikap Kepala Keluarga Tentang Jaminan Kesehatan Nasional di Kelurahan Purwosari Kecamatan Laweyan Kota Surakarta Hasil penelitian terhadap 96 responden menunjukkan bahwa sebagian besar sikap terhadap Jaminan Kesehatan Nasional memiliki sikap mendukung sebesar 61,5% dan yang memiliki sikap kurang mendukung sebesar 38,5%. Pada masyarakat di Kelurahan 5

Surakarta sebagian besar memiliki sikap mendukung terhadap Jaminan Kesehatan Masyarakat. Hal ini didapat dibuktikan dengan sebagian besar masyarakat yang sudah memiliki kartu Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) tetapi ada yang belum memiliki kartu Jaminan Kesehatan Nasional tidak segera mendaftarkan sebagai peserta JKN padahal syarat untuk mendapatkan syarat-syarat pendaftaran itu mudah, namun ada juga masyarakat yang menganggap bahwa mendapat syarat utuk mendapatkan Jaminan Kesehatan Nasional masih berbelitbelit dan masih ada juga masyarakat yang menganggap bahwa Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) bukan merupakan jaminan kesehatan masyarakat. Sebenarnya masyarakat sudah tahu mengenai Jaminan Kesehatan Nasional walaupun hanya sedikit informasi yang diserap masyarakat. Namun masyarakat masih banyak beranggapan bahwa Jaminan Kesehatan Nasional nanti dapat diurus secara mendadak ketika sedang dibutuhkan untuk memeriksakan kesehatan seperti memeriksakan kesehatan dan membiayai pengobatan yang membutuhkan biaya yang mahal. Padahal Jaminan Kesehatan Nasional memiliki 6 prinsip, yaitu gotong royong, nirlaba, portabilitas, prinsip kepesertaan wajib, dana amanat, dan hasil pengeloaan dana jaminan sosial (Kemenkes RI, 2013). Sikap merupakan perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung (unfavorable) seperti kesiapan untuk bereaksi dengan cara tertentu apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya respon (Azwar, 2008). B. Analisis Bivariat Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Kepala Keluarga terhadap Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Kelurahan Surakarta Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 96 responden diketahui bahwa masyarakat dengan sikap mendukung terhadap Jaminan Kesehatan Nasional memiliki pengetahuan (85,1%) lebih banyak dibandingkan dengan masyarakat yang memiliki pengetahuan kurang atau cukup (53,6%). Sedangkan masyarakat dengan sikap kurang mendukung terhadap Jaminan Kesehatan Nasional memiliki pengetahuan baik (18,5%) lebih banyak dibandingkan dengan masyarakat yang memiliki pengetahuan kurang atau cukup (26,4%). Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi square di dapat nilaiχ² = 5,237 dengan p-value = 0,022. Oleh karena p-value 0,022 < α (0,05), maka diputuskan bahwa H 0 gagal diterima/ditolak sedangkan H a diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara pengetahuan dengan sikap kepala keluarga terhadap Jaminan Kesehatan Nasional di Kelurahan Purwosari Kecamatan Laweyan Kota Surakarta. Pada sebagian besar masyarakat di Kelurahan Purwosari Kecamatan Laweyan Kota Surakarta memiliki sikap mendukung terhadap Jaminan Kesehatan Nasional sehingga masyarakatnya memiliki pengetahuan baik terhadap Jaminan Kesehatan Nasional. Hal ini dikarenakan masyarakatnya terdiri dari masyarakat yang memiliki ekonomi cukup sehingga pengetahuan budaya menabung yang dapat digunakan apabila ada musibah seperti sakit itu ada, selain itu masih ada pula masyarakat berpengetahuan bahwa Jaminan Kesehatan Nasional merupakan program pemerintah untuk mencari laba karena Jaminan Kesehatan Nasional tidak memiliki prinsip. Dari hal-hal tersebut akan menimbulkan sikap masyarakat 6

mendukung terhadap Jaminan Kesehatan Nasional yang dapat dibuktikan dengan banyak masyarakat yang sudah memiliki kartu Jaminan Kesehatan Nasional dan yang belum mendaftar sudah ada kemauan segera mendaftar untuk mendapatkan kartu Jaminan Kesehatan Nasional tersebut. Pada masyarakat di Kelurahan Surakarta hanya sebagian kecil memiliki sikap mendukung terhadap Jaminan Kesehatan Nasional dikarenakan masyarakat tersebut memiliki pengetahuan yang cukup. Hal ini dibuktikan bahwa ada masyarakat yang tahu tentang Jaminan Kesehatan Nasional merupakan jaminan sosial yang diselenggarakan dengan cara iuran wajib bagi peserta dalam memenuhi dasar hidupnya untuk memberikan perlindungan jaminan kesehatannya, selain itu mereka juga tahu bahwa Jaminan Kesehatan Nasional memiliki dasar hukum dalam penyelenggaraannya dan memiliki manfaat yang besar bagi dirinya. Dari halhal pengetahuan tersebut dapat menimbulkan sikap mereka untuk mendukung adanya program Jaminan Kesehatan Nasional yang dibuktikan dengan sudah memilikikartu peserta Jaminan Kesehatan Nasional. Pada masyarakat di Kelurahan Surakarta terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan sikap masyarakat terhadap Jaminan Kesehatan Nasional. Hal ini membuktikan bahwa masyarakat yang memiliki pengetahuan kurang berarti masyarakat kurang mendukung adanya program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diadakan pemerintah. Begitu sebaliknya bahwa masyarakat yang memiliki pengetahuan kurang maka masyarakat tidak akan mendukung adanya program Jaminan Kesehatan nasional. Penelitian ini mendukung pendapat Walgito (2003) bahwa sikap dipengeruhi pengatahuan. Sehingga individu mempunyai dorongan untuk mengerti dengan pengalamannya untuk memperoleh pengetahuan. Sikap seseorang terhadap suatu objek menunjukan pengetahuan tersebut mengenai objek bersangkutan. Hasil penelitian ini juga mendukung penelitian Lukiono (2010) dengan jumlah responden 46 ibu hamil menunjukan bahwa terdapat pengaruh signifikan (p=0.003) antara pengetahuan dan sikap ibu hamil miskin secara simultan terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal dengan lengkap menggunakan pembiayaan Jamkesmas. Hasil penelitian ini juga mendukung penelitian Puspadewi (2013) dengan 64 sampel ibu bersalin menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan (p=0.00) antara tingkat pengetahuan ibu bersalin pengguna Jampersal dengan sikap tentang program Jampersal. Kesimpulan Hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pengetahuan kepala keluarga tentang Jaminan Kesehatan Nasional di Kelurahan Surakarta sebagian besar termasuk kategori cukup sebesar 68,8%. 2. Sikap kepala keluarga tentang Jaminan Kesehatan Nasional di Kelurahan Surakarta sebagian besar memiliki sikap mendukung sebesar 61,5%. 3. Ada hubungan antara pengetahuan dengan sikap kepala keluarga tentang Jaminan Kesehatan Nasional di Kelurahan Surakarta dengan nilai p-value sebesar 0,022 < α (0,05). DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta. Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. 7

Azwar, Saifudin. 2008. Sikap dan Manusia: Teori dan Pengukurannya (Edisi 2). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Depkes RI. 2009. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta:http://pppl.depkes.go.id/_asset/_r egulasi/kepmenkes_374-2009_ttg_skn-2009.pdf diakses tanggal 4 Maret 2014 jam 21.10 WIB. Depkes RI. 2010. MDGs Tanggung Jawab Pemerintah Kepada Rakyat. http://www.depkes.go.id/index.php?vw= 2&id=1226. Diakses tanggal 2 Maret jam 12.44 WIB. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 2025. http://bappeda.jabarprov.go.id/assets/ima ges/berita/uu17_20073.pdf diakses tanggal 4 Maret 2014 jam 21. 15 WIB. Hidayat. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data, Edisi 1. Jakarta: Salemba Medika. JKN. 2014. FAQ-Apa Itu Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)?. http://www.jkn.kemkes.go.id. Diakses tanggal 4 Maret 2014 jam 23.21 WIB. Kebijakan Kesehatan Indonesia. 2013. Tantangan Kebijakan Kesehatan di Indonesia dalam Menghadapi Stagnasi Pencapaian MDG4 dan MDG5, dan Semakin Meningkatnya Penyakit Tidak Menular dan AIDS.http://kebijakankesehatanindonesia.net/component/content/article/1893.html. Diakses tanggal 17 Juli 2014 jam 4.27 WIB. Kemenkes RI. 2013. Buku Pegangan Sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan Sistem Jaminan Sosial Nasional. Jakarta. Kemenkes RI. 2013. Bahan Paparan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional. Jakarta. Kemenkokesra, DJSN, Kemenkes, Kemenperpenas/Deperpenas, Kemenkeu, Kemeneg BUMN, Kemenakertrans, Kemensos, Kemenham, Kemendagri, TNI/POLRI, TNP2K Sekwapres, PT Askes dan PT Jamsostek. 2012. Peta Jalan Menuju Jaminan Kesehatan Nasional 2012-2019. Jakarta: Dewan Jaminan Sosial Nasional. Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta Listiono. 2010. Pengeruh Pengetahuan dan Sikap terhadap Pemanfaatan Jaminan Kesehatan pada Ibu Hamil Miskin di Kota Blitar. Surakarta: UNS. Notoatmodjo, S. 2005. Promosi Kesehatan dan Teori Aplikasinya. Jakarta: Rineke Cipta.. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.. 2007. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineke Cipta. Nursalam, dan Pariani. 2010. Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta: CV. Agung Seto. Nursalam. 2011. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Noviansyah, dkk. 2006. Persepsi Masyarakat Terhadap Program Jaminan Bagi Masyarakat Miskin. Yogyakarta: UGM. Permenkes RI No. 71 Tahun 2013 Tentang Pelayanan Pada Jaminan Kesehatan Nasional. Perubahan keempat UUD 1945, tanggal 10 Agustus 2002, Pasal 34 ayat 2 http://www.mpr.go.id/pages/produkmpr/uud-nri-tahun-1945/perubahankeempat-uud-nri-tahun-1945. diakses tanggal 4 Maret 2014 jam 23.30 WIB. Riwidikdo. 2008. Statistik Kesehatan. Yogyakarta: Mita Cendikia Press. Soekanto. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung :Alfabeta. Suyanto. (2009). Riset Kebidanan Metodologi dan Aplikasi. Jogjakarta: Nuha Offset. Trisnantoro L, Meliala A, Hort K, Dewi S. 2012. The non State Hospital in Indonesia. Mimeo. UUD 1945 Amandemen II pasal 28 H, ayat 3 http://www.mahkamahkonstitusi. go.id/resume/resume_sidang_resume% 20005PUU2003.pdf.Diakses tanggal 4 Maret 2014 jam 23.15 WIB. 8

Walgito B. 2003. Psikologi Sosial (Suatu Pengantar). Yogyakarta : Andri Offset. Wawan dan M. Dewi 2011.Teori dan pengukuran pengetahuan,sikap dan perilaku manusia. Yogyakarta : Nuha Medika. 9