JUKLAK/JUKNIS BANTUAN HIBAH PELAKSANAAN OLIMPIADE OLAHRAGA SISWA NASIONAL (O2SN) TINGKAT GUGUS DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

dokumen-dokumen yang mirip
JUKLAK/JUKNIS PELAKSANAAN HIBAH PEMBERDAYAAN GUGUS SLB DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

JUKLAK/JUKNIS BANTUAN HIBAH STIMULAN PUSAT SUMBER (RESOURCE CENTRE) DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015

PETUNJUK TEKNIS HIBAH BANTUAN PEMBINAAN DAN JAMBORE PRAMUKA DI GUGUS SLB SE JAWA BARAT TAHUN 2015

PENYALURAN DAN PEMANFAATAN DANA HIBAH SEKOLAH PENYELENGGARA PENDIDIKAN INKLUSIF DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT TAHUN ANGGARAN

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009

PANDUAN PROGRAM BANTUAN BEASISWA BEASISWA KURANG MAMPU MAHASISWA MAHASISWA PERGURUAN TINGGI PROVINSI JAWA TENGAH OLEH: TIM PENYUSUN

NORMA, STANDAR, PROSEDUR, DAN KRITERIA (NSPK) PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) FORMAL DAN PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN/KOTA

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PENYELENGGARAAN UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL MADRASAH TSANAWIYAH DAN MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2014/2015

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 17 TAHUN 2017

WALI KOTA DEPOK PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN UNTUK RAKYAT

KEBIJAKAN PROGRAM BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) Tahun Kementerian Pendidikan Nasional Jakarta, 2011

PEDOMAN PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8A TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2010 TENTANG NORMA, STANDAR, PROSEDUR, DAN KRITERIA DI BIDANG PENDIDIKAN

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 50 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 68 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF KABUPATEN BANYUWANGI

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8A TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 59 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 2 TAHUN 2017

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2014 TENTANG MUATAN LOKAL KURIKULUM 2013

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH PEMERINTAH DAERAH

BUPATI CIAMIS PROVISI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG. PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF Dl KABUPATEN CIAMIS

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 89 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 158 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2004/2005

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 59 TAHUN 2009 TENTANG

WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF DI KOTA PAREPARE

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 56 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG

PROVINSI JAMBI PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA PAREPARE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG

TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

PETUNJUK TEKNIS PEMBAYARAN TUNJANGAN PROFESI BAGI GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH MELALUI MEKANISME TRANSFER KE DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 13 TAHUN 2008 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PETUNJUK TEKNIS I. KETENTUAN UMUM

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI E

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN NOMOR 01/III/PB/2011 NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 16 TAHUN TENTANG

PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 13 TAHUN 2017

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 1 TAHUN 2009

TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN HIBAH BIAYA OPERASIONAL PENDIDIKAN DAERAH KEPADA SEKOLAH SWASTA TAHUN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 116 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSI

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 5 TAHUN 2010

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 65 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERIAN PINJAMAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 25 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 159 TAHUN 2014 TENTANG EVALUASI KURIKULUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 20 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL

SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 36 TAHUN 2011 TANGGAL 23 AGUSTUS 2011

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN DANA KEISTIMEWAAN

Pembiayaan Pendidikan Perspektif PP 48 Tahun 2008 dengan Perpres 87 Tahun Bahan Kajian

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG UJIAN SEKOLAH/MADRASAH TAHUN PELAJARAN 2008/2009

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA INSPEKTORAT

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PETUNJUK TEKNIS I. KETENTUAN UMUM

PETUNJUK TEKNIS PEMBAYARAN TUNJANGAN PROFESI BAGI GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH MELALUI MEKANISME DANA TRANSFER DAERAH

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 145 TAHUN 2017 TENTANG

DAFTAR ISI. Halaman Judul Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 15 TAHUN 2016

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 36 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PROGRAM BANJAR CERDAS JENJANG PENDIDIKAN MENENGAH

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2005 TENTANG UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2005/2006

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR: 21 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 214 TAHUN 2014

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGUMPULAN DAN PENGGUNAAN


Transkripsi:

JUKLAK/JUKNIS BANTUAN HIBAH PELAKSANAAN OLIMPIADE OLAHRAGA SISWA NASIONAL (O2SN) TINGKAT GUGUS DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015 PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN BIDANG PK DAN PLK KEGIATAN PENGEMBANGAN KURIKULUM, PENILAIAN PKPLK DAN PENINGKATAN KOMPETENSI SISWA PKPLK TAHUN 2015 JL. Dr. RADJIMAN NO.6 BANDUNG 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional bidang pendidikan merupakan salah satu sektor penting dalam meningkatkan kualitas kehidupan suatu masyarakat dan bangsa. Beberapa hal penting dalam upaya pembangunan bidang pendidikan ini antara lain menyangkut meningkatkan ketersediaan, keterjangkauan, kualitas/mutu, relevansi layanan pendidikan, kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan serta kepastian/keterjaminan memperoleh layanan pendidikan. Ketersediaan dan ketejangkauan dalam hal ini menyangkut kesempatan semua warga negara tanpa kecuali untuk memperoleh pendidikan. Prinsip ini sejalan dengan perkembangan isu-isu dunia tentang pendidikan untuk semua (Education for All). Mutu pendidikan mengandung arti bahwa program pendidikan yang dirancang dan dilaksanakan lembaga pendidikan hendaknya mengacu pada kompetensi peserta didik agar peserta didik dapat berkembang sesuai dengan tuntutan hidupnya di masyarakat. Memberikan layanan pendidikan yang berkualitas untuk semua anak merupakan tantangan yang paling berat dan sekaligus merupakan isu sangat penting dalam dunia pendidikan. Sejalan dengan hal tersebut maka salah satu hal yang diyakini memiliki nilai strategis dalam mensukseskan pilar pendidikan tersebut melalui layanan pendidikan bermutu. Layanan pendidikan yang bermutu dirancang secara ideal berdasarkan kajian dan analisis yang tidak saja berdasarkan filosofi tetapi juga melalui pendekatan yang humanis dan realistis, detail dan dilaksanakan dengan proses yang komprehensif. Selain ditentukan oleh kompetensi para profesional pendidikan layanan pendidikan bermutu juga ditentukan oleh proses layanan pendidikan dari lembaga yang menaunginya dan sarana dan parasarananya. Dengan demikian pembentukan nilai-nilai budaya mutu baik bagi para fungsional pendidikan maupun lembaga pengelolanya mendorong layanan pendidikan menjadi semakin ramah, terbuka, dan mendorong terciptanya akses dan peningkatan pelayanan pendidikan bagi semua anak. Berdasarkan hal tersebut maka sebagai upaya pemerintah memfasilitasi berbagai upaya peningkatan akses dan mutu layanan pendidikan di sekolah bagi peserta didik berkebutuhan khusus (PDBK) Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat melalui Bidang Pendidikan PK dan PLK yang tertuang dalam kegiatan Program 2

Kegiatan Pengembangan Kurikulum, Penilaian PKPLK dan Peningkatan Kompetensi Siswa PKPLK Tahun Anggaran 2015 memberikan bantuan peningkatan akses dan mutu pendidik dan tenaga kependidikan serta siswa SLB Swasta, sekolah penyelenggara pendidikan inklusif, sekolah penyelenggara program CI/BI, wadah professional Gugus SLB, dan Pusat Sumber (Resource Centre) di Jawa Barat melalui bantuan Belanja Hibah tahun 2015 Program bantuan belanja Hibah tersebut adalah fasilitasi berupa Hibah kepada SLB Swasta, sekolah penyelenggara pendidikan inklusif, sekolah penyelenggara program CI/BI, wadah professional Gugus SLB, dan Pusat Sumber (Resource Centre) serta layanan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan istimewa da bakat istimewa di Jawa Barat. Untuk memberi kejelasan bagi pihak pelaksana pemberi Hibah dan penerima Hibah mengenai pelaksanaan Bantuan Hibah O2SN maka disusunlah Juklak/Juknis Hibah Pelaksanaan O2SN Tingkat Gugus SLB Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015. B. Dasar Hukum 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen; 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahatan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru; 6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah 7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah; 8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah; 9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah 3

10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan; 11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 1 Tahun 2008 tentang Standar Proses Pendidikan Khusus Tunanetra, Tunarungu, Tunaghariha, Tunadaksa, dan Tunalaras; 12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah; 13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah; 14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah; 15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan; 16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 67 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SD/MI; 17. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 71 Tahun 2013 tentang Buku Teks Pelajaran dan Buku Panduan Guru untuk Pendidikan Dasar dan Menengah; 18. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 40 Tahun 2014 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMALB; 19. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan Nomor 57 Tahun 2014 tentang Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah; 20. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan Nomor 58 Tahun 2014 tentang Kurikulum Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah; 21. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan Nomor 59 Tahun 2014 tentang Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah; 22. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan Nomor 60 Tahun 2014 tentang Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan; 23. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah; 24. Peraturan Menteri Pendidian dan Kebudayaan Nomor 62 Tahun 2014 Tentang Kegiatan Ekstrakurikuler Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah; 4

25. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2014 Tentang Pendidikan Kepramukaan Sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah; 26. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2014 Tentang Peminatan pada Pendidikan Menengah; 27. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2014 Tentang Peran Guru Teknologi Informasi dan Komunikasi dan Guru Keterampilan Komputer Dan Pengelolaan Informasi dalam Implementasi Kurikulum 2013; 28. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2014 Tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013; 29. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103 Tahun 2014 Tentang Pembelajaran Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah; 30. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 104 Tahun 2014 Tentang Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah; 31. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 105 Tahun 2014 Tentang Pendampingan Pelaksanaan Kurikulum 2013 Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah; 32. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 111 Tahun 2014 Tentang Bimbingan Dan Konseling Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah; 33. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 144 Tahun 2014 Tentang Kriteria Kelulusan Peserta Didik Dari Satuan Pendidikan Dan Penyelenggaraan Ujian Sekolah/Madrasah/Pendidikan Kesetaraan Dan Ujian Nasional; 34. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 157 Tahun 2014 Tentang Kurikulum Pendidikan Khusus; 35. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 158 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah; 36. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 159 Tahun 2014 Tentang Evaluasi Kurikulum; 37. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 160 Tahun 2014 Tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013; 5

38. Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 18 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Bimbingan Teknis; 39. Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 156928/ MPK.A/KR/2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013; 40. Surat Edaran Bersama Menteri Dalam negeri dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 420/176/SJ dan Nomor 0258/MPK.A/KR.2014 tentang Implementasi Kurikulum 2013; 41. Peraturan Daerah Nomor 5 tahun 2003 Tentang Pemeliharaan Bahasa Sastra dan Aksara Daerah; 42. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 7 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Pendidikan; 43. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 69 Tahun 2013 Tentang Pembelajaran Muatan Lokal Bahasa dan Sastra Daerah pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. C. Tujuan Tujuan pemberian dana Belanja Hibah Pelaksanaan O2SN Tingkat Gugus SLB Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015, sebagai berikut: 1. Memberikan petunjuk pemanfaatan dana dari mata anggaran Hibah Pelaksanaan O2SN Tingkat Gugus SLB Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 2. Memberikan petunjuk bagi petugas di lapangan berkaitan dengan tahapan pelaksanaan pekerjaan meliputi penyiapan usulan kegiatan dan dokumen serta blanko-blanko yang diperlukan dalam penyaluran dan pemanfaatan Hibah Pelaksanaan O2SN Tingkat Gugus SLB Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 3. Memberikan acuan dan panduan administrasi serta pertanggungjawaban keuangan pada setiap tahap pekerjaan penyaluran dan pemanfaatan Hibah Pelaksanaan O2SN Tingkat Gugus SLB Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 4. Mengupayakan terciptanya tertib administrasi keuangan berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan di lapangan dalam penyaluran dan pemanfaatan Hibah Pelaksanaan O2SN Tingkat Gugus SLB Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 6

BAB II PENGERTIAN, TUGAS, BESAR BANTUAN, RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN WAKTU BELANJA HIBAH PELAKSANAAN O2SN TINGKAT GUGUS SLB DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2015 A. Pengertian O2SN Dalam upaya pengembangan bakat dan/atau minat serta prestasi di bidang akademik pada peserta didik berkebutuhan khusus PK-PLK maka dikembangkan kegiatan yang dapat mempromosikan serta menyeleksi dan menghargai kemampuan bakat dan/atau minat serta prestasi di bidang akademik peserta didik berkebutuhan khusus di SLB dan di sekolah umum yang menyelenggarakan Pendidikan Inklusif. Salah satu kegiatan pengembangan tersebut adalah melalui kegiatan Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) Tingkat Gugus SLB Provinsi Jawa Barat Tahun 2015. O2SN adalah kegiatan lomba dan apresiasi terhadap kemampuan peserta didik berkebutuhan khusus di bidang olahraga. Mekanisme pelaksanaan O2SN dilaksanakan secara komprehensif mulai dari tingkat sekolah, g u g u s / kabupaten/kota, provinsi, hingga tingkat nasional. B. Sasaran Hibah Sasaran Kegiatan Bantuan Hibah Pelaksanaan O2SN Tingkat Gugus SLB Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 sebanyak 52 Kelompok Kerja Guru (KKG) Olahraga di Gugus SLB, sebagai berikut: Tabel 01 Sasaran Kegiatan Bantuan Belanja Hibah Pelaksanaan O2SN Tingkat Gugus SLB Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 Terlampir C. Besar Anggaran Bantuan Belanja Hibah Besar anggaran bantuan belanja Hibah Pelaksanaan O2SN Tingkat Gugus SLB Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015, sebagai berikut: Tabel 02 Besar Anggaran Bantuan belanja Hibah Pelaksanaan O2SN Tingkat Gugus SLB Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 Terlampir 7

D. Rencana Anggaran Biaya Secara khusus pemberian bantuan belanja Hibah Pelaksanaan O2SN Tingkat Gugus SLB Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 penggunaan dana hibah tersebut yaitu untuk : No Kegiatan Prosentasi Biaya 1 Biaya Akomodasi Lomba di Tingkat Provinsi 25% 2 Biaya seleksi lomba di tingkat Gugus 35% 3 Biaya Transportasi Kontingen 25% 4 Biaya Pembelian Seragam Kontingen 15% E. Waktu Pengajuan, Verifikasi Dan Penyaluran Dana Bantuan Belanja Hibah Pengajuan, verifikasi dan penyaluran serta dan pemanfaatan Hibah Pelaksanaan O2SN Tingkat Gugus SLB di Jawa Barat akan diberikan atau disalurkan melalui mekanisme waktu yang telah ditetapkan sesuai peraturan yang berlaku. Berikut diuraikan tentang waktu, pengajuan, verifikasi dan penyaluran bantuan belanja Hibah tahun 2015 sebagai berikut : NO KEGIATAN WAKTU 2014 2015 1 Sosialisasi Hibah Januari 2014 2 Pengajuan Proposal dari Gugus Januari- Pebruari 2014 3 Input RKPD On Line tahap Pertama Pebruari 2014 4 Verifikasi awal proposal yang masuk Pebruari 2014 ke Dinas Pendidikan 4 Input RKPD On Line tahap Dua Maret 2014 (Finalisasi data CPCL) 5 Penetapan CPCL penerima bantuan Januari- pebruari HIBAH 2015 6 Pengajuan Proposal dan kelengkapan dokumen Pencairan bantuan Hibah 2015 dari Gugus 7 Verifikasi Dokumen Proposal dan kelengkapan dokumen Pencairan bantuan Hibah 2015 8 2015 Pebruari 2015 Maret 2015 8 Penyusunan NPHD pencairan Hibah April 2015 2015 9 MoU April 2015 10 Penyusunan Dokumen-dokumen pencairan ke Pemda Provinsi Jawa Barat Mei 2015

NO KEGIATAN WAKTU 2014 2015 11 Izin prinsip dari Biro keuangan Mei 2015 12 Menerbitkan Surat Perintah Juni 215 Membayar (SPM) 13 Terbit (Surat Perintah Pencairan Juli 2015 Danaq (SP2D) 14 Dana Hibah disalurkan ke rekening Agustus 2015 penerima Hibah 15 Proses pencairan oleh penerima Agustus 2015 Hibah 16 Laporan Bahwa dana Hibah sudah Agustus 2015 diterima oleh penerima Hibah (copy rekening) 17 Laporan penggunaan dana Hibah Oktober 2015 9

BAB III ALUR DAN MEKANISME PELAKSANAANBANTUAN HIBAH A. Alur Pemberian Bantuan Hibah berikut : Alur pemberian bantuan Hibah Pelaksanaan O2SN Tingkat Gugus SLB sebagai Pengajuan Proposal dari KKG Olahrga Gugus Dinformasikan ke sekolah/lembaga Input RKPD On Line Tahap 1 Verifikasi awal Pengajuan Proposal dari sekolah oleh OPD Diterimaa Ditolak Verifikasi Ulang Hasil RKPD On line Penetapan CPCL (Lokus) TAPD PROSES PELAKSANAAN MONEV PENCAIRAN 1. Pengajuan Proposal dan kelengkapan dokumen Pencairan bantuan Hibah 2015 dari KKG Olahrga Gugus 2. Verifikasi Dokumen Proposal dan kelengkapan dokumen Pencairan bantuan Hibah 2015 3. Bimbingan Teknis Penerima Bantuan belanja Hibah 4. Penyusunan NPHD pencairan Hibah 2015 5. MoU pihak penerima (sekolah) dengan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat 6. Penyusunan Dokumen-dokumen pencairan ke Pemda Provinsi Jawa Barat 7. Izin prinsip dari Biro keuangan 8. Menerbitkan Surat Perintah Membayar (SPM) 9. Terbit (Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) 10. Dana Hibah disalurkan ke rekening penerima Hibah 11. Proses pencairan oleh penerima Hibah 12. Laporan Bahwa dana Hibah sudah diterima oleh penerima Hibah (copy rekening) 13. Monitoring dan Evaluasi (MONEV) 14. Laporan penggunaan dana Hibah Bagan 1 Alur Bantuan Hibah 10

B. Mekanisme Alokasi Pengalokasian dana Hibah Pelaksanaan O2SN Tingkat Gugus SLB di Jawa Barat dilaksanakan sebagai berikut : 1. Atas dasar jumlah Gugus se-provinsi Jawa Barat, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat menentukan semua yang akan menerima hibah untuk penyaluran dan pemanfaatan hibah untuk Pelaksanaan O2SN Tingkat Gugus SLB di Jawa Barat 2. Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat menetapkan penerima hibah untuk penyaluran dan pemanfaatan Hibah Pelaksanaan O2SN Tingkat Gugus SLB di Jawa Barat C. Penyaluran Dan Pengambilan Dana Hibah 1. Mekanisme penyaluran dana sebagai berikut a. Syarat penyaluran dana 1) Untuk penyaluran dan pemanfaatan hibah Pelaksanaan O2SN Tingkat Gugus SLB di Jawa Barat bagi yang belum memiliki rekening Bank Jabar, harus membuka rekening atas nama Fokja O2SN Gugus SLB (tidak boleh atas nama pribadi) 2) Untuk penyaluran dan pemanfaatan hibah Pelaksanaan O2SN Tingkat Gugus SLB di Jawa Barat harus mengirimkan nomor rekening tersebut kepada Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. b. Penyaluran dana 1) Penyaluran dana dilakukan satu kali 2) Penyaluran dana dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat melalui Bank Pemerintah (Bank Jabar), dengan tahap-tahap sebagai berikut : a) Kegiatan Pengembangan Kurikulum, Penilaian PKLK dan Peningkatan Kompetensi Siswa PKLK Tahun 2015 Bidang PK- PLK Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat mengajukan Surat Permohonan Pembayaran Langsung (SPP-LS) dana hibah untuk penyaluran dan pemanfaatan hibah Pelaksanaan O2SN Tingkat Gugus SLB di Jawa Barat. 11

b) Unit terkait di Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat melakukan verifikasi atas pengajuan dimaksud, kemudian menerbiatkan Surat Perintah Membayar Langsung (SPM-LS) c) Dinas Pendidikan Provinsi selanjutnya mengirimkan SPM-LS dimaksud kepada Biro Keuangan Setda Provinsi Jawa Barat d) Biro Keuangan Setda Provinsi Jawa Barat melakukan verifikasi terhadap SPM-LS untuk selanjutnya menerbitkan SP2D yang dibebankan kepada rekening Kas Daerah e) Penyaluran dan pemanfaatan Hibah Pelaksanaan O2SN Tingkat Gugus SLB di Jawa Barat yang telah dicairkan dari Kasda melalui Bank Jabar ke rekening Fokja O2SN Gugus SLB. 2. Pengambilan Dana a. Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat menyerahkan data rekening Gugus penerima dana Hibah untuk penyaluran dan pemanfaatan Hibah Pelaksanaan O2SN Tingkat Gugus SLB di Jawa Barat b. Bank Jabar, mentransfer dana sekaligus ke rekening setiap Fokja O2SN Gugus SLB sebagai penerima Hibah untuk penyaluran dan pemanfaatan Hibah Pelaksanaan O2SN Tingkat Gugus SLB di Jawa Barat c. Pengambilan dana Hibah dilakukan oleh Ketua dan Bendahara Fokja O2SN Gugus SLB yang telah ditetapkan sebagai penerima bantuan Hibah. D. Penggunaan Dana Hibah Penggunaan dana Hibah untuk untuk penyaluran dan pemanfaatan Hibah Pelaksanaan O2SN Tingkat Gugus SLB di Jawa Barat harus didasarkan, kepentingan (kebutuhan) lembaga atau institusi penerima Hibah berdasarkan hasil rapat dan kesepakatan penerima bantuan Hibah. Penggunaan dana, penyaluran dan pemanfaatan Hibah untuk Pelaksanaan O2SN Tingkat Gugus SLB di Jawa Barat dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan untuk membiayai kegiatan penerima bantuan Hibah berdasarkan ketentuan yang berlaku yang telah ditetapkan. 12

J. Larangan Penggunaan Dana Hibah 1. Disimpan dalam jangka waktu lama dengan maksud dibungakan 2. Dipinjamkan kepada pihak lain 3. Membiayai kegiatan yang tidak menjadi prioritas berkaitan dengan penyaluran dan pemanfaatan Hibah Pelaksanaan O2SN Tingkat Gugus SLB SLB di Jawa Barat 4. Menanamkan saham 5. Membeli bahan/peralatan yang tidak mendukung penyelenggaraan penyaluran dan pemanfaatan Hibah Pelaksanaan O2SN Tingkat Gugus SLB SLB untuk di Jawa Barat. 13

BAB IV TATA TERTIB PENGELOLAAN DANA HIBAH UNTUK UNTUK PELAKSANAAN O2SN TINGKAT GUGUS SLB DI JAWA BARAT A. Tugas Dan Tanggung Jawab Dinas Pendidikan Provinsi 1. Menetapkan jumlah Fokja O2SN Gugus SLB sebagai penerima Hibah untuk penyaluran dan pemanfaatan Hibah Pelaksanaan O2SN Tingkat Gugus SLB di Jawa Barat yang akan mendapat bantuan. 2. Menyalurkan dana bantuan ke penerima 3. Bersedia untuk diaudit oleh lembaga yang berwenang 4. Tidak diperkenankan melakukan pemaksaaan dalam pembelian barang dan jasa dalam pemanfaatan dana Hibah untuk penyaluran dan pemanfaatan Hibah Pelaksanaan O2SN Tingkat Gugus SLB di Jawa Barat 5. Dilarang bertindak menjadi distributor atau pengecer barang kepada penerima Hibah yang bersangkutan. B. Monitoring, Supervisi dan Pelaporan Agar Kegiatan ini berjalan dengan lancar dan transparan maka perlu dilakukan monitoring dan supervisi, serta pelaporan kegiatan untuk penyaluran dan pemanfaatan Hibah untuk Pelaksanaan O2SN Tingkat Gugus SLB di Jawa Barat 1. Monitoring Dan Supervisi Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat melalui Kegiatan Pengembangan Kurikulum, Penilaian PKPLK dan Peningkatan Kompetensi Siswa PKPLK Tahun 2015 melakukan monitoring (pemantauan) dan sepervisi (pembinaan dan penyelesaian masalah) terhadap kegiatan penyaluran dan pemanfaatan Hibah Pelaksanaan O2SN Tingkat Gugus SLB di Jawa Barat yang dilakukan oleh pengelola kegiatan dan Pengawas Sekolah PLB Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. Komponen utama yang dimonitor dan disupervisi antara lain : a. Alokasi dana Hibah untuk penyaluran dan pemanfaatan Hibah Pelaksanaan O2SN Tingkat Gugus SLB di Jawa Barat b. Penyaluran dan pemanfaatan dana c. Administrasi keuangan d. Pelaporan 14

C. Pelaporan Sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban dalam pelaksanaan kegiatan penyaluran dan pemanfaatan Hibah untuk Pelaksanaan O2SN Tingkat Gugus SLB di Jawa Barat, Fokja O2SN Gugus SLB sebagai penerima Hibah diwajibkan untuk melaporkan hasil kegiatannya kepada Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat melalui Kegiatan Pengembangan Kurikulum, Penilaian PKPLK Dan Peningkatan Kompetensi Siswa PKPLK Tahun 2015 D. Pengawasan Dan Sanksi 1. Pengawasan Kegiatan pengawasan yang dimaksud adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengurangi atau menghindari masalah yang berhubungan dengan penyalahgunaan wewenang, kebocoran dan pemborosan keuangan negara, pungutan liar dan bentuk penyelewengan lainnya. Pengawasan kegiatan penyaluran dan pemanfaatan Hibah untuk Pelaksanaan O2SN Tingkat Gugus SLB di Jawa Barat meliputi pengawasan melekat dan pengawasan fungsional internal. a. Pengawasan melekat Pengawasan melekat adalah pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan masing-masing instansi kepada bawahannya. Prioritas utama adalah pengawasan yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat b. Pengawasan fungsional internal Instansi pengawas fungsional yang melakukan pengawasan terhadap kegiatan penyaluran dan pemanfaatan Hibah Pelaksanaan O2SN Tingkat Gugus SLB di Jawa Barat adalah Inspektorat Provinsi Jawa Barat. Instansi tersebut bertanggungjawab untuk melakukan audit sesuai dengan kebutuhan lembaga terebut atau permintaan instansi yang akan diaudit. 2. Sanksi Sanksi terhadap penyalahgunaan wewenang yang dapat merugikan negara dan/atau Gugus SLB/sekolah/atau siswa akan dijatuhkan oleh aparat/pejabat yang berwenang. Sanksi kepada oknum yang melakukan pelanggaran dapat diberikan dalam bentuk,misalnya : 15

a. Penerapan sanksi kepegawaian sesuai dengan peraturan dan undang-undang yang berlaku (pemberhentian, penurunan pangkat, dan mutasi kerja) b. Penerapan tuntutan perbendaharaan dan ganti rugi, yaitu pengembalian dana Hibah yang terbukti disalahgunakan pengurus Gugus ke kas daerah. c. Penerapan proses hukum, yaitu mulai proses penyelidikan, penyidikan dan proses peradilan bagi pihak yang diduga atau terbukti melakukan penyimpangan dana Hibah dalam penyaluran dan pemanfaatan Hibah Pelaksanaan O2SN Tingkat Gugus SLB di Jawa Barat 16

BAB V PENUTUP Petunjuk Teknis Dana Hibah Pelaksanaan O2SN Tingkat Gugus SLB, disusun dalam rangka memberikan pedoman dalam penyaluran dan pemanfaatan dan Hibah bagi Pengembangan Gugus di Provinsi Jawa Barat. Untuk itu sosialisasi Juknis Penyaluran dan Pemanfaatan Dana Hibah Pelaksanaan O2SN Tingkat Gugus SLB di Jawa Barat dilakukan kepada semua pihak, dengan maksud agar sumber daya manusia di Provinsi Jawa Barat yang terkait secara langsung ataupun tidak langsung dengan penyaluran, pengelolaan dan pengunaan dana Hibah dapat memiliki pengetahuan, pengertian, pemahaman dan persepsi yang sama tentang proses penyaluran dan pemanfaatan dana hibah sehingga dapat terwujud mekanisme pengelolaan, penyaluran dan pemanfaatan dana hibah Pelaksanaan O2SN Tingkat Gugus SLB di Provinsi Jawa Barat sebagaimana yang diharapkan. Bandung, Plt KEPALA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT cap ttd Dr. Ir. H. Ahmad Hadadi, M.Si Pembina Utama Madya NIP. 19611231 198703 1 042 17