BAB I PENDAHULUAN. problematika individu di lingkungan keluarga, tidak terkecuali dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan pendidikan kedua setelah lingkungan keluarga, manfaat

I. PENDAHULUAN. pelepah dasar terbentuknya kepribadian seorang anak. Kedudukan dan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Remaja merupakan generasi penerus bangsa di masa depan, harapanya

2015 IMPLEMENTASI PENDIDIKAN SEKSUAL UNTUK ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan anak untuk optimalisasi bagi perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing tahap perkembangannya adalah pada masa kanak-kanak, masa

HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG KEKERASAN PADA ANAK DENGAN TINDAKAN PERILAKU KEKERASAN PADA ANAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berbicara terkait kasus-kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)

BAB I PENDAHULUAN. akhirnya menikah. Pada hakikatnya pernikahan adalah ikatan yang

2015 PENGARUH PROGRAM BIMBINGAN INDIVIDUA TERHADAP KEHARMONISAN KELUARGA

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh antara pendidik dengan yang di didik (Sukmadinata, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. remaja (Hurlock, 2003). Di dalam masa remaja juga terdapat tahapan perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. adalah kekerasan yang terjadi pada anak. Menurut data yang di dapat dari

BAB I PENDAHULUAN. penggemarnya amat luas. Jika kita bicara di era globalisasi sepak bola,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bagi sebagian besar orang, masa remaja adalah masa yang paling berkesan

BAB I PENDAHALUAN. A. Latar Belakang Masalah. status sebagai orang dewasa tetapi tidak lagi sebagai masa anak-anak. Fase remaja

BAB I PENDAHULUAN. pada era reformasi adalah diangkatnya masalah kekerasan dalam rumah tangga

BAB I PENDAHULUAN. dialami perempuan, sebagian besar terjadi dalam lingkungan rumah. tangga. Dalam catatan tahunan pada tahun 2008 Komisi Nasional

BAB I PENDAHULUAN. akan ia jalani kelak (Perkins, 1995). Para remaja yang mulai menjalin hubungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan sebuah lembaga atau tempat yang dirancang untuk

2016 FENOMENA CERAI GUGAT PADA PASANGAN KELUARGA SUNDA

I. PENDAHULUAN. mencari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana guna

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. potensi yang ada pada diri manusia. Pendidikan mampu menyeimbangkan hidup manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tingkat perceraian di Indonesia meningkat dari tahun ke tahun. hal

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perkawinan yang didirikan berdasarkan azas-azas yang Islami

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bahwa aksi-aksi kekerasan baik individual maupun massal sudah merupakan

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi, namun cenderung rasa penasaran itu berdampak negatif bagi remaja,

BAB I PENDAHULUAN. jenis kelamin, pendidikan, maupun status sosial seseorang. Untuk mendukung

BAB I PENDAHULUAN. Salah satunya adalah krisis multidimensi yang diderita oleh siswa sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN. alami di bawah pengawasan guru. Siswa berproses dalam kegiatan. pembelajaran, pengembangan keterampilan, pengembangan sikap sosial,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Di era sekarang perceraian seolah-olah menjadi. langsung oleh Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama Mahkamah

BAB I PENDAHULUAN. terjadi akhir-akhir ini sangat memprihatinkan. Perilaku Agresi sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini sering kita dengar tentang banyaknya kasus kekerasan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah tangga merupakan unit yang terkecil dari susunan kelompok

BAB I PENDAHULUAN. yang menunjukkan kebaikan dan perilaku yang terpuji. Akan tetapi, banyak kita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tindakan kekerasan yang terjadi di lingkungan masyarakat semakin

BAB I PENDAHULUAN. manusia lainnya. Mereka selalu ingin mengetahui lingkungan sekitarnya. Rasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peristiwa merosotnya moral di kalangan remaja, akhir-akhir ini

BAB V PENUTUP. pukulan, cubitan dan ditendang ayahnya bila subjek tidak langsung. mengalami kekerasan secara seksual dan penelantaran.

BAB I PENDAHULUAN. indah itu adalah masa remaja, karena pada saat remaja manusia banyak

BAB I PENDAHULUAN. dan pelanjut masa depan bangsa. Secara real, situasi anak Indonesia masih dan terus

BAB I PENDAHULUAN. penuh dengan kenangan yang tidak mungkin akan terlupakan. Menurut. dari masa anak ke masa dewasa yang mengalami perkembangan semua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kegiatan belajar dengan aman dan nyaman. Hal tersebut dapat terjadi, karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. ini dibuktikan oleh pernyataan Amrullah, Child Protection Program

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN. insan manusia pria dan wanita dalam satu ikatan suci dengan limpahan dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. rubrik kesehatan, rubrik iklan maupun slogan iklan kendaraan yang akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keluarga merupakan tempat utama dimana seorang anak tumbuh dan

yang mendorong terjadinya KDRT dalam masyarakat Minangkabau perkotaan? Apakah Ada Hubungan antara pergeseran peran keluarga luas dan mamak dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bagi manusia bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembagian tugas kerja di dalam rumah tangga. tua tunggal atau tinggal tanpa anak (Papalia, Olds, & Feldman, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. tindak kekerasan di dalam rumah tangga khususnya yang berkaitan dengan anak.

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang di buat keluarganya dapat mempengaruhi anak begitupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kasus gangguan perilaku eksternal sudah menjadi topik yang

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penilitian ini adalah keluarga yang tinggal di Wilayah

BAB I PENDAHULUAN. pewarta. Dalam melakukan kerjanya, wartawan berhadapan dengan massa,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kekerasan terhadap sesama manusia, sumber maupun alasannya

BAB I PENDAHULUAN. Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) merupakan fenomena sosial yang saat ini

KECEMASAN PADA WANITA YANG HENDAK MENIKAH KEMBALI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. batas kewajaran. Kekerasan yang mereka lakukan cukup mengerikan, baik di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berbicara tentang siswa sangat menarik karena siswa berada dalam kategori

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam diri manusia selalu terdapat ketidak puasan, oleh sebab itu ia akan

2015 PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK TOKEN EKONOMI DALAM MENGURANGI PERILAKU KEKERASAN PADA SISWA KELAS VI DI MADRASAH IBTIDAIYAH AISYAH KOTA BANDUNG

I. PENDAHULUAN. adalah bertujuan untuk mencari kebenaran materi terhadap perkara tersebut. Hal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan pendidikan memberikan pengaruh terhadap perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kasus kekerasan dalam rumah tangga di Indonesia dapat diibaratkan seperti gunung

BAB I PENDAHULUAN. atau adopsi; membentuk suatu rumah tangga tunggal; saling berinteraksi dan berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. panti tidak terdaftar yang mengasuh sampai setengah juta anak. Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. apabila individu dihadapkan pada suatu masalah. Individu akan menghadapi masalah yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap individu yang berkeluarga mendambakan kehidupan yang harmonis

BAB I PENDAHULUAN. relasi antar individu yang kompleks Selain para penjual dan pembeli yang

BAB I PENDAHULUAN. terbitan kota Medan seperti Waspada, Posmetro dan lain sebagainya tentang

BAB I PENDAHULUAN. Hampir setiap hari kasus perilaku agresi remaja selalu ditemukan di media

BAB I PENDAHULUAN. adalah aset yang paling berharga dan memiliki kesempatan yang besar untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi bisa terjadi apabila ada korelasi yang baik antara penutur dan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh penyelesaian yang lebih baik. Walaupun demikian, masih banyak

BAB I PENDAHULUAN. emosional. Salah satu tahap yang akan dihadapi individu jika sudah melewati. masa anak-anak akhir yaitu masa remaja.

BAB I PENDAHULUAN. bukan hanya cerita khayal atau angan-angan dari pengarangnya, melainkan wujud

SKRIPSI IDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB KENAKALAN REMAJA PADA SISWA SMP PGRI 4 KOTA JAMBI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. tinggi dimana mereka mencari tahu hal baru dan berkembang, namun pada tahap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menulis bukanlah suatu keterampilan yang mudah untuk dipelajari,

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan periode transisi antara masa anak-anak ke masa dewasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. faktor yang secara sengaja atau tidak sengaja penghambat keharmonisan

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan mereka telah dilukai dengan senjata. Guru-guru banyak mengatakan

DINAMIKA PSIKOLOGIS PERILAKU MEMBUNUH (Study Kasus pada Seorang Pelaku Pembunuhan)

PERBEDAAN PENYESUAIAN SOSIAL PASCA PERCERAIAN ANTARA WANITA BEKERJA DAN WANITA TIDAK BEKERJA

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan kemajuan zaman banyak dampak yang dialami manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berpacaran sebagai proses dua manusia lawan jenis untuk mengenal dan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu memiliki kepribadian atau sifat polos dan ada yang berbelit-belit, ada

BAB I PENDAHULUAN. ini diangkat karena adanya berbagai aspek kesalahan terutama terdapat

BAB IV UPAYA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENANGANI STRES SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. tidak adil, dan tidak dapat dibenarkan, yang disertai dengan emosi yang hebat atau

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu problematika yang ada di dalam masyarakat adalah problematika individu di lingkungan keluarga, tidak terkecuali dalam keluarga muslim. Dalam kasus ini, individu mengalami kesulitan mewujudkan hubungan yang harmonis antara anggota keluarga. Bahkan, satu kejadian yang sering ditemui di masa sekarang ini adalah maraknya tindak kekerasan yang dilakukan oleh orangtua terhadap anaknya, yang menandakan bahwa memang tidak adanya suatu keharmonisan yang terwujud. Meskipun, keluarga tersebut merupakan sebuah keluarga muslim. Kejadian kekerasan merupakan hal yang sering menjadi topik pemberitaan di media massa. Apalagi jika kekerasan terjadi di sebuah keluarga dengan kesejahteraaan dan tingkat pendidikan orangtua yang tinggi, serta keluarga tersebut merupakan keluarga muslim. Seperti yang disampaikan oleh Sri Lestari dalam bukunya Psikologi Keluarga : Penanaman Nilai dan Penanganan Konflik dalam Keluarga, bahwa pola relasi orangtua-anak dalam keluarga bersifat unik dan berbeda-beda antara keluarga yang satu dengan yang lain. Karakteristik orangtua seperti jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan jenis pekerjaan, serta karakteristik anak seperti usia dan jenis kelamin diduga berpengaruh terhadap pola relasi

2 yang terbentuk dalam relasi orangtua dengan anak (2012: 175). Dengan demikian, tingkat pendidikan orangtua diduga memiliki pengaruh dengan tingkat kekerasan yang terjadi pada anak. Tentunya, kebanyakan masyarakat akan beranggapan bahwa orangtua dengan tingkat pendidikan yang tinggi akan dapat mewujudkan hubungan keluarga yang harmonis. Dengan kata lain, sebuah keluarga dengan orangtua yang memiliki tingkat pendidikan tinggi atau pengetahuan tinggi, kecil kemungkinannya terjadi kekerasan terhadap anak dalam keluarganya tersebut. Asumsi tersebut muncul karena tidak terlepas dari logika manusia dan persepsi yang ada dalam diri masyarakat. Namun kenyataannya, Menurut Jurnal Pendidikan Penabur (2004: 129) yang mengutip dari surat kabar harian Kompas, Kamis 23 Mei 2002, kekerasan domestik atau kekerasan yang terjadi di dalam lingkungan keluarga menduduki porsi terbesar dalam kasus kekerasan yang menimpa anak-anak pada rentang usia 3-6 tahun. Sebanyak 80% kekerasan yang menimpa anak-anak dilakukan oleh keluarga mereka, 10% terjadi di lingkungan pendidikan, dan sisanya orang tak dikenal. Setiap bulannya terdapat 30 kasus kekerasan yang diadukan oleh korbannya kepada lembaga konseling Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia. Sebanyak 60% merupakan korban kekerasan ringan, berupa kekerasan verbal atau cacimaki, sedangkan 40% sisanya mengalami kekerasan fisik hingga seksual.

3 Kondisi tersebut juga terdapat di desa Karangwaru, Kecamatan Plupuh, Kabupaten Sragen. Peneliti yang sejak kecil tinggal di desa tersebut telah banyak melihat dan mengamati peristiwa-peristiwa yang terjadi di desa tersebut. Salah satu diantara peristiwa yang pernah peneliti lihat dan amati di desa tersebut adalah adanya kejadian anak berani menentang orangtuanya karena tidak terima ketika dibentak oleh orangtuanya, bahkan terjadi saling adu mulut atau cekcok antara mereka yang berujung dengan dihukumnya si anak oleh orangtuanya dengan cara ditampar, tidak dibolehkan keluar rumah, bahkan dipukul dengan suatu benda. Kemudian, berdasarkan observasi yang telah dilakukan dalam rangka memperoleh informasi yang digunakan sebagai gambaran umum lokasi penelitian ini, peneliti beberapa kali melihat adanya tindak kekerasan di desa tersebut yang dilakukan oleh orangtua pada anaknya. Misalnya, orangtua membentak anak, orangtua bertengkar dengan pasangan di hadapan anak, orangtua memaksa anak, bahkan hingga orangtua membiarkan anak melakukan suatu tindakan menyimpang. Dari sekitar 30 orangtua yang diamati secara non-partisipan, peneliti memperkirakan lebih dari 70 % orangtua yang diamati tersebut telah melakukan suatu tindak kekerasan pada anaknya. Baik itu kekerasan fisik, emosional, maupun penelantaran (observasi, tanggal 15-21 Maret 2015). Selanjutnya, peneliti juga mengamati kondisi yang tampak di desa Karangwaru, yang di desa tersebut banyak anak berperilaku menyimpang. Misalnya, banyak anak yang suka minum minuman keras, merokok,

4 berperilaku premanisme, berbicara menggunakan kata-kata yang kotor, bahkan sampai gemar melakukan judi dan taruhan. Peneliti berasumsi bahwa perilaku menyimpang yang ditunjukkan oleh anak diduga terpengaruh oleh pola pendidikan yang diterapkan orangtua di dalam keluarga. Serta, peneliti juga mempunyai persepsi bahwa perilaku menyimpang anak terpengaruh oleh pola pendidikan yang keras. Berdasarkan logika dan persepsi tersebut, dapat dikatakan masih ada dugaan kemungkinan kekerasan yang terjadi dalam suatu keluarga muslim, meskipun dalam suatu keluarga muslim tersebut orangtua memiliki tingkat pendidikan yang tinggi. Perlu adanya sebuah penelitian yang menelaah tentang ada atau tidaknya hubungan antara tingkat pendidikan orangtua dengan tingkat kekerasan pada anak dalam keluarga. Khususnya, dalam keluarga muslim yang merupakan masyarakat mayoritas di Indonesia ini tidak terkecuali di desa Karangwaru. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana tingkat pendidikan orangtua dalam keluarga muslim di desa Karangwaru? 2. Bagaimana tingkat kekerasan anak yang terjadi dalam keluarga muslim di desa Karangwaru? 3. Adakah hubungan antara tingkat pendidikan orangtua dengan tingkat kekerasan pada anak dalam keluarga muslim di desa Karangwaru?

5 C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui tingkat pendidikan orangtua dalam keluarga muslim di desa Karangwaru. 2. Untuk mengidentifikasi tingkat kekerasan anak yang terjadi di dalam keluarga muslim di desa Karangwaru. 3. Untuk mengkaji hubungan antara tingkat pendidikan orangtua dengan tingkat kekerasan pada anak dalam keluarga muslim di desa Karangwaru. D. Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah dan mengembangkan penelitian-penelitian sebelumnya yang serupa, sehingga akan menjadi tambahan yang baik di bidang keilmuan psikologi perkembangan dan psikologi keluarga. 2. Kegunaan praktis Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan orangtua akan pentingnya menjaga keharmonisan keluarga bagaimanapun keadaannya. Serta, dapat menambah wawasan orangtua dalam mendidik anak. E. Sistematika Pembahasan Untuk memudahkan dalam mengkaji dan memahami secara keseluruhan skripsi ini, peneliti akan menguraikan tentang sistematika pembahasan sebagai berikut:

6 Bab I membahas tentang pendahuluan, meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika pembahasan. hipotesis. Bab II membahas tentang tinjauan pustaka, kerangka teori, dan Bab III membahas tentang metode penelitian yang meliputi jenis penelitian, variabel penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen dan uji instrumen penelitian, analisis data, prosedur penelitian, serta jadwal penelitian. Bab IV membahas tentang gambaran umum Desa Karangwaru, hasil penelitian, dan pembahasan. Bab V menyajikan tentang kesimpulan, keterbatasan penelitian, saran-saran, daftar pustaka dan lampiran-lampiran