BAB I PENDAHULUAN. kondisi kesehatan masyarakat akan mempengaruhi produktivitas kerja. Sehat adalah suatu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Karena

BAB I PENDAHULUAN atau 45% dari total jumlah kematian balita (WHO, 2013). UNICEF

I. PENDAHULUAN. mencapai kesejahteraan. Akan tetapi, masih banyak masyarakat dunia khususnya

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari

1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. harapan hidup yang merupakan salah satu unsur utama dalam penentuan

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan mentalnya akan lambat. Salah satu indikator kesehatan yang dinilai

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan merupakan sebuah konsep yang digunakan dalam memberikan layanan kepada

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional bidang kesehatan yang tercantum dalam

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang termasuk Indonesia (Depkes RI, 2007). dan balita. Di negara berkembang termasuk Indonesia anak-anak menderita

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang termasuk dalam kategori

BAB I PENDAHULUAN. sejak tahun 2001 dengan pengentasan kemiskinan melalui pelayanan kesehatan. gratis yang dikelola oleh Departemen Kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Dunia (WHO 1948), menetapkan bahwa kesehatan adalah hak fundamental

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (2005) kematian balita disebabkan oleh Infeksi Saluran

BAB I PENDAHULUAN. atau lendir(suraatmaja, 2007). Penyakit diare menjadi penyebab kematian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku sehat. Program PHBS telah dilaksanakan sejak tahun 1996 oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. disekelilingnya khususnya bagi mereka yang termasuk ke dalam kelompok rentan

BAB 1 PENDAHULUAN. cerdas dan produktif. Indikatornya adalah manusia yang mampu hidup lebih lama

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN. perkotaan dan pedesaan berdasarkan kriteria klasifikasi wilayah. desa/kelurahan (Badan Pusat Statistik {BPS}, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dua isu sentral masalah pembangunan yang masih menghantui Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. membangun manusia Indonesia yang tangguh. Pembangunan dalam sektor kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. lima tahun pada setiap tahunnya, sebanyak dua per tiga kematian tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Dara Sopyan, 2014

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pelayanan. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 ISPA

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang sangat menentukan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Dengan

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat

BAB 1 PENDAHULUAN. pada setiap individu. Menurut berita resmi statistik, pada bulan Maret 2013, jumlah

BAB I PENDAHULUAN. kepulauan (archipelago state) terbesar di dunia dimana dua pertiga wilayahnya

Oleh : VIVI MAYA SARI No. BP

BAB I PENDAHULUAN. SDM yang berkualitas, yaitu SDM yang memiliki fisik yang tangguh, mental

BAB 1 : PENDAHULUAN. dikonsumsi masyarakat dapat menentukan derajat kesehatan masyarakat tersebut. (1) Selain

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, dan aspek-aspek lainnya. Aspek-aspek ini saling berkaitan satu dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari

BAB I PENDAHULUAN. usaha manusia dalam rangka memajukan aktivitas. Pendidikan sebagai suatu

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Pencapaian tujuan

BAB PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. seluruh daerah geografis di dunia. Menurut data World Health Organization

BAB 1 PENDAHULUAN. informal dan hampir 30% dari pekerja di sektor informal adalah nelayan, dan secara

BAB I PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal sangat ditentukan oleh tingkat

BAB I PENDAHULUAN. agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Lanjut usia yang lazim disingkat, Lansia adalah warga negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. oleh si miskin. Penduduk miskin pada umumya ditandai oleh rendahnya tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga selanjutnya disebut

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal dapat

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 adalah mengumpulkan. dan menganalisis data indikator MDG s kesehatan dan faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dibidang kesehatan merupakan unsur yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh mikroorganisme termasuk common cold, faringitis (radang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan pembangunan suatu bangsa ditentukan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia masih memerlukan perhatian yang lebih terhadap persoalan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usia harapan hidup orang Indonesia semakin meningkat seiring

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batuk pilek merupakan gangguan saluran pernafasan atas yang paling

BAB 1 PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif (Hadi, 2005). bangsa bagi pembangunan yang berkesinambungan (sustainable

BAB 1 PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu masalah utama dalam tatanan kependudukan dunia.

BAB I PENDAHULUAN. upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk mengetaskan kemiskinan, tetapi hingga

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas di masa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung maupun tidak langsung. Status gizi secara langsung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan adalah elemen terpenting dalam kehidupan manusia, yang

BAB 1 PENDAHULUAN. masa depan yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, mampu

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan deklarasi Johannesburg yang dituangkan dalam Milleniun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

secara sosial dan ekonomis (Notoatmodjo, 2007).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang baik. Menciptakan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan lingkungan mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat,

BAB 1 : PENDAHULUAN. dalam kehidupannya. Millenium Development Goal Indicators merupakan upaya

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sejak terjadinya krisis ekonomi di Indonesia, menurut data yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan untuk mewujudkan kondisi tersebut. Disamping itu berbagai upaya

BAB 1 PENDAHULUAN. umur harapan hidup (life expectancy). Pembangunan kesehatan di Indonesia sudah

BAB I PENDAHULUAN. satu unsur penting yang harus dimiliki manusia untuk mencapai kesejahteraan.

BAB I PENDAHULUAN. (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah) termasuk jaringan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGGINYA ANGKA KEJADIAN ISPA DI RW. 03 KELURAHAN SUKAWARNA WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKAWARNA KOTA BANDUNG TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. Evaluasi pelaksanaan..., Arivanda Jaya, FE UI, 2010.

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR PENDIDIKAN, SOSIAL EKONOMI DAN JARAK TEMPAT PELAYANAN DENGAN PEMANFAATAN POS KESEHATAN DESA (PKD) DI KECAMATAN COLOMADU

BAB I PENDAHULUAN. Sampai saat ini diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Sekitar. dimensi produksi dan dimensi konsumsi. Dimensi produksi memandang keadaan sehat sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan sehat dan sejahtera adalah hak setiap warga negara. Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau kaadaan

PENDAHULUAN. waktu terjadi pasang. Daerah genangan pasang biasanya terdapat di daerah dataran

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ekonomi dan kesehatan memiliki suatu keterkaitan yang sangat erat. Pembangunan ekonomi sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan masyarakat, dan perbaikan pada kondisi kesehatan masyarakat akan mempengaruhi produktivitas kerja. Sehat adalah suatu keadaan sejahtera sempurna fisik, mental dan sosial tidak terbatas pada bebas dari penyakit atau kelemahan saja. Salah satu sasaran yang ingin dicapai dalam sistem kesehatan nasional adalah menjamin tersedianya pelayanan kesehatan bermutu, merata, dan terjangkau oleh masyarakat secara ekonomis, serta tersedianya pelayanan kesehatan tidak semata-mata berada di tangan pemerintah melainkan mengikutsertakan sebesar-besarnya peran aktif segenap anggota masyarakat (Suryandari, 2008). Pelayanan kesehatan untuk masyarakat merupakan hak asasi manusia yang harus dilaksanakan negara. Pemerintah harus mampu memberikan perlakuan yang sama kepada warganya dalam pelayanan kesehatan maupun pelayanan publik lainnya. Dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan, masyarakat dengan status ekonomi lebih tinggi mempunyai askses terhadap pelayanan kesehatan lebih baik dibandingkan dengan mereka dengan status ekonomi rendah (Susanto dan Mubasysyir, 2006). Peningkatan pelayanan kesehatan diharapkan dapat menghasilkan derajat kesehatan masyarakat lebih tinggi sehingga memungkinkan masyarakat hidup lebih produktif, baik secara ekonomi maupun sosial sehingga tercipta masyarakat sehat secara keseluruhan. Pembangunan sosial ekonomi harus sejalan, karena dengan adanya peningkatan kesehatan masyarakat saja tanpa adanya upaya memerangi kemiskinan akan memperlambat

penurunan angka kematian di masa mendatang yang memang sangat erat hubungannya dengan bidang kesehatan tersebut. Aspek ekonomi seperti pendapatan merupakan syarat utama untuk dapat menikmati fasilitas kesehatan dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat. Faktorfaktor yang mempengaruhi tingkat kesehatan antara lain, tersedianya sarana kesehatan, keadaan lingkungan yang memadai, dan mutu makanan yang di konsumsi. Penanganan faktor tersebut harus dilakukan terarah dan terpadu dengan memperhatikan kondisi sosial ekonomi yang berkaitan (Rahmi, 2008). Keadaan faktor sosial ekonomi juga berpengaruh dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan yang tersedia, seperti pendidikan, pekerjaan dan tingkat pendapatan yang diperoleh oleh rumah tangga (Yulia, 2009). Kabupaten Pasaman merupakan salah satu dari kabupaten yang termiskin kedua yang ada di Sumatera Barat. Kabupaten Pasaman masih sangat tertinggal di berbagai sektor, salah satunya di sektor kesehatan. Penyakit menular selalu menghantui warga. Pemerintah di Kabupaten Pasaman telah menyediakan sarana kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan demi tercapainya pembangunan di bidang kesehatan. Bila dilihat dari jenis penyakit utama yang banyak diderita masyarakat adalah ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan) sebesar 36,38%, diare sebesar 6,27% dan infeksi penyakit usus lainnya sebesar 15,38% (BPS, 2010). Kecamatan Simpang Alahan Mati merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di Kabupaten Pasaman yang menyelenggarakan Puskesmas sebagai salah satu bentuk pelayanan di bidang kesehatan yang dilaksanakan oleh pihak pemerintah. Kecamatan Simpang Alahan Mati sudah memiliki Puskesmas semenjak tahun 2009. Dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan yang disediakan di Kecamatan Simpang Alahan Mati, masyarakat sudah mulai menggunakan jasa pukesmas tersebut. Hal ini terlihat pada tahun 2010 pengguna jasa kesehatan mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2009 yaitu dari 1.162 orang meningkat menjadi 4.414 orang. Sedangkan pengunjung yang menggunakan akses seperti Jamkesmas juga mengalami peningkatan dari 865 orang pada tahun 2009, meningkat menjadi 2968 orang

pada tahun 2010. Dengan meningkatnya pengunjung yang menggunakan pelayanan kesehatan, berarti masyarakat sudah menyadari bahwa perlunya perhatian terhadap kesehatan. Tetapi dengan meningkatnya pengunjung tersebut dapat dikatakan bahwa kesehatan di kecamatan tersebut masih rendah. Penyakit yang sering menjadi keluhan masyarakat yang sering dirasakan yaitu diare dan adanya balita yang mengalami gizi buruk. Menurut Dinkes (2010), Kecamatan Simpang Alahan Mati merupakan kecamatan yang tingkat gizi buruknya paling tinggi dibandingkan dengan Kecamatan Tigo Nagari yang terdapat di Kabupaten Pasaman. Dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan pada dasarnya pengambilan keputusan dilakukan oleh rumah tangga. Tingginya pemanfaatan pelayanan pemerintah menggambarkan kebutuhan pelayanan dan perbedaan dalam perilaku permintaan pelanggan kesehatan. Masyarakat terkadang terkendala oleh beberapa faktor diantaranya kemiskinan, pendidikan, jumlah anggota rumah tangga, keadaan lingkungan, pendapatan, dan pekerjaan kepala rumah tangga. Kemisikinan menjadi pengaruh bagi masyarakat dalam mencapai pelayanan kesehatan. Keterjangkauan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan terkait dengan daya beli ekonomi. Kemiskinan juga menjadi hambatan besar dalam pemenuhan kebutuhan terhadap makanan yang sehat sehingga dapat melemahkan daya tahan tubuh yang dapat berdampak pada kerentanan untuk terserang penyakit tertentu (DinKes, 2008). Tingkat pendidikan memegang peranan cukup penting dalam kesehatan masyarakat. Pendidikan masyarakat yang rendah membuat mereka sulit diberi tahu mengenai pentingnya menjaga kesehatan dan sanitasi lingkungan perumahan dalam mencegah terjangkitnya penyakit menular. Dengan sulitnya mereka menerima penyuluhan, menyebabkan mereka tidak peduli terhadap upaya pencegahan penyakit menular (BPS, 2011). Jenjang pendidikan yang banyak ditamatkan di kecamatan ini adalah pendidikan Sekolah Dasar/ sederajat berjumlah 3.784 orang, dan Sekolah Menengah Pertama 1.245 orang. Hal ini dapat dikatakan rendahnya tingkat pendidikan di kecamatan tersebut, kemungkinan masyarakat banyak bekerja pada

sektor informal, sehingga pendapatan yang diperoleh rendah, dan dalam melengkapi kebutuhan akan makanan lebih sehat yang dikonsumsi sehari-hari sangat jarang. Kebutuhan anggota keluarga akan makanan berbeda-beda tergantung dari struktur umur. Menurut Akmal (2001), distribusi kebutuhan pangan dalam keluarga tidak merata, artinya setiap anggota keluarga tersebut mendapat jumlah makanan yang sesuai dengan tingkat kebutuhannya, menurut umur dan keadaan fisiknya. Zat gizi yang diperlukan oleh anak-anak dan anggota keluarga yang masih muda pada umumnya lebih tinggi dari kebutuhan orang dewasa, tetapi kalau dinyatakan dalam kuantum absolut, anak-anak tentu membutuhkan kuantum makanan yang lebih kecil dibandingkan dengan kuantum makanan yang diperlukan oleh orang dewasa (BPS, 2011). Keadaan lingkungan merupakan hal yang perlu mendapat perhatian, karena menyebabkan status kesehatan masyarakat berubah seperti peledakan penduduk, penyediaan air bersih, pengelolaan sampah, pembuangan air limbah penggunaan pestisida, masalah gizi, masalah pemukiman, pelayanan kesehatan, ketersediaan obat, populasi udara, abrasi pantai, penggundulan hutan dan banyak lagi permasalahan yang dapat menimbulkan satu model penyakit (Taringan, 2004). Lingkungan yang bersih akan terbebas dari serangan penyakit, sehingga bagi lingkungan yang bersih tersebut akan terhindar dari penyakit, dan tidak perlu mengeluarkan biaya untuk menggunakan pelayanan kesehatan. Keadaan lingkungan masyarakat di Kecamatan Simpang Alahan Mati masih kurang diperhatikan, dimana masyarakat belum menerapkan secara maksimal perilaku hidup bersih sehat, penggunaan sarana sanitasi yang baik, dan penggunaan akses air bersih (Dinkes, 2010). Pendapatan seringkali mempengaruhi status kesehatan seseorang. Orang yang miskin tidak akan mampu untuk berobat ke rumah sakit atau pukesmas karena biaya mahal walau mereka membutuhkan pertolongan (Rahmi, 2008). Rendahnya pendapatan yang diterima membuat seseorang tidak memperhatikan kesehatannya, makanan yang dikonsumsi kadang-kadang

seadanya sesuai dengan sisa uang yang ada, sehingga orang tersebut lebih rentan terserang penyakit. Pekerjaan seseorang juga merupakan suatu determinan risiko dan determinan terpapar yang khusus dalam bidang pekerjaan tertentu serta merupakan prediktor status kesehatan dan kondisi tempat seseorang bekerja (Widyastuti dalam Wulandari, 2009). Mereka yang bekerja pada sektor formal akan memperoleh pendapatan yang lebih besar bila dibandingkan dengan mereka yang bekerja disektor informal. Besarnya pendapatan yang diterima akan mempengaruhi pola konsumsi seseorang, karena mereka dapat membeli makanan yang lebih sehat sehingga kesehatan mereka dapat terbebas dari penyakit. Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk membahas tentang hubungan antara faktor sosial ekonomi rumah tangga dalam memanfaatkan pelayanan Jamkesmas di Kabupaten Pasaman khususnya di Kecamatan Simpang Alahan Mati dalam bentuk sebuah skripsi yang berjudul: Analisis Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Rumah Tangga Miskin Terhadap Pemanfaatan Pelayanan Jamkesmas Di Kabupaten Pasaman. 1.2 Rumusan Masalah Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut:

a. Bagaimana pengaruh faktor tingkat pendidikan terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan berupa Jamkesmas. b. Bagaimana pengaruh faktor jumlah anggota rumah tangga terhadap pemanfaatan c. Bagaimana pengaruh faktor keadaan lingkungan terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan berupa Jamkesmas. d. Bagaimana pengaruh faktor tingkat pendapatan dan jenis pekerjaan kepala rumah tangga terhadap pemanfaatan e. Bagaimana pengaruh pekerjaan kepala rumah tangga terhadap pemanfaatan 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan diatas, maka tujuan dari penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: a. Untuk menganalisa pengaruh faktor tingkat pendidikan terhadap pemanfaatan b. Untuk menganalisa pengaruh faktor jumlah anggota rumah tangga terhadap pemanfaatan c. Untuk menganalisa pengaruh faktor keadaan lingkungan terhadap pemanfaatan d. Untuk menganalisa pengaruh faktor tingkat pendapatan terhadap pemanfaatan e. Untuk menganalisa pengaruh pekerjaan kepala rumah tangga terhadap pemanfaatan

1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis Penelitian ini memberikan kesempatan bagi penulis untuk menerapkan ilmu dan teori-teori ekonomi yang telah diperoleh di bangku kuliah dan sebagai syarat untuk mendapatkan gelar sarjana ekonomi. 2. Bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Pasaman Sebagai bahan masukan bagi pemerintah daerah Kab. Pasaman dan dinas kesehatan dalam meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya pelayanan Jamkesmas. 3. Bagi Masyarakat Penelitian ini diharapkan bisa meningkatkan pemahaman masyarakat bahwa perlunya perhatian terhadap kesehatan. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu bahan masukan dan perbandingan bagi peneliti selanjutnya yang meneliti mengenai pemanfaatan Jamkesmas oleh rumah tangga. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Untuk lebih mengarahkan dalam penulisan skripsi ini, maka penulis membatasi ruang lingkup yang dilakukan dalam penelitian, yaitu: 1. Penelitian ini dilakukan pada masyarakat Kecamatan Simpang Alahan Mati yang memanfaatkan pelayanan kesehatan berupa Jamkesmas pada tahun 2011. 2. Analisa faktor sosial ekonomi diarahkan pada tingkat pendidikan, jumlah anggota rumah tangga, tingkat pendapatan, pekerjaan kepala rumah tangga, dan keadaan lingkungan dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan berupa Jamkesmas.

3. Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) merupakan program pelayanan kesehatan gratis bagi masyarakat miskin yang sebelumnya disebut Asuransi Kesehatan untuk masyarakat miskin (Askeskin) (DepKes, 2008). Jamkesmas yang digunakan oleh masyarakat berupa fasilitas berobat yang dapat meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan terhadap seluruh masyarakat miskin dan masyarakat tidak mampu agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal secara efektif dan efisien. 1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penelitian ini terdiri dari enam bagian yang masingmasing disusun sebagai berikut: BAB I: PENDAHULUAN Pendahuluan memuat berbagai macam pokok-pokok penelitian, yaitu latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II: KERANGKA TEORITIS Pada bagian ini memuat kerangka teori yang digunakan dalam penelitian ini. BAB III: METODE PENELITIAN Bagian ini terdiri dari sub bab data dan sumber data, metode pengumpulan data yang terdiri dari populasi dan sampel yang digunakan, model penelitian,

defenisi operasional variabel penelitian, metode analisa data dan pengujian hipotesis. BAB IV: GAMBARAN UMUM PENELITIAN Bagian ini memuat urain atau deskripsi/ gambaran secara umum mengenai Kabupaten Pasaman, dan kondisi kesehatan di Kabupaten Pasaman. BAB V: HASIL DAN PEMBAHASAN Bagian ini berisi temuan yang dihasilkan dalam penelitian dan analisis statistik. BAB VI: KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini berisi tentang kesimpulan penelitian dan saran-saran yang didasari dari hasil penelitian.