BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stunting adalah keadaan tubuh yang sangat pendek hingga melampaui defisit 2 SD dibawah median panjang atau tinggi badan populasi yang menjadi referensi internasional (Gibney, 2008). Faktor penyebab langsung dari kejadian stunting (kurang gizi kronis) pertama adalah konsumsi makanan yang tidak memenuhi jumlah dan komposisi zat gizi yang memenuhi syarat gizi seimbang yaitu beragam, sesuai kebutuhan, bersih dan aman (m isalnya karena bayi tidak mendapatkan ASI Eksklusif). Faktor penyebab langsung kedua adalah penyakit infeksi yang berkaitan dengan tingginya kejadian penyakit menular terutama diare dan penyakit pernapasan akut (ISPA). Faktor ini banyak terkait dengan mutu pelayanan kesehatan dasar khususnya imunisasi, kualitas lingkungan hidup dan perilaku hidup sehat. Kualitas lingkungan hidup terutama adalah ketersediaan air bersih, sarana sanitasi dan perilaku hidup sehat seperti kebiasaan mencuci tangan dengan sabun, buang air besar di jamban, tidak merokok, sirkulasi udara dalam rumah tangga dan sebagainya. Faktor lain yang juga berpengaruh yaitu ketersediaan pangan di keluarga, khususnya pangan untuk bayi 0 6 bulan (ASI Eksklusif) dan 6 23 bulan (MP -ASI), dan pangan yang bergizi seimbang khususnya bagi ibu hamil. Semuanya itu terkait pada kualitas pola asuh anak. Pola asuh, sanitasi lingkungan, akses pangan keluarga, dan pelayanan kesehatan, dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, pendapatan, dan akses informasi terutama tentang gizi dan kesehatan (Kemkes RI, 2012 cit UNICEF 1990 & Ruel 2008). 1

2 2 Stunting menggambarkan keadaan gizi kurang yang sudah berjalan lama dan memerlukan waktu bagi anak untuk berkembang serta pulih kembali. Sejumlah penelitian memperlihatkan keterkaitan antara stunting dengan perkembangan motorik dan mental yang buruk dalam usia kanak-kanak dini, serta prestasi kognitif dan prestasi sekolah yang buruk dalam usia kanakkanak lanjut (Gibney, 2008). Stunting pada masa anak-anak dapat mengakibatkan gangguan perkembangan kognitif dan terhambatnya perkembangan mental dan motorik (Hautvast et al 2000). Akibat dari stunting lainnya, menurut beberapa penelitian yaitu, meningkatnya risiko infeksi dan kematian, keterlambatan perkembangan mental dan motorik, serta penurunan kapasitas kerja (Berkman et al 2002). Beberapa penelitian telah menemukan keterkaitan antara pertumbuhan tinggi badan dan perubahan perkembangan dalam usia 3 tahun pertama. Studi pada binatang menunjukkan bahwa cerebellum otak yang mengkoordinasi gerak motorik merupakan bagian yang paling rentan rusak lebih awal pada masa bayi ( Wani, 2010 cit. Cheung et al., 2001) sehingga malnutrisi diawal kehidupan anak akan menghambat perkembangan motorik. Pada anak yang stunting diduga akan mempunyai aktifitas motorik yang rendah ( Wani, 2010 cit. Olney et al., 2007; Grantham-McGregor et al., 1997). Prevalensi stunting secara nasional tahun 2013 adalah 37,2%, yang berarti terjadi peningkatan dibandingkan tahun 2010 (35,6%) dan 2007 (36,8%). Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul (2012) memperlihatkan prevalensi stunting sebesar 18,08%. Meskipun prevalensi stunting di Kabupaten Bantul lebih rendah daripada prevalensi nasional, namun angka ini merupakan yang tertinggi ke-2 di Provinsi Yogyakarta. Selain itu, faktor-faktor yang berhubungan dengan stunting seperti BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah), ibu hamil KEK dan ibu hamil anemia masih menjadi masalah di Kabupaten Bantul.

3 3 Untuk itu dirasa perlu untuk dilakukan penelitian mengenai hubungan antara kejadian stunting dengan perkembangan anak usia 6 23 bulan, dengan harapan apabila ditemukan permasalahan dapat ditangani sejak dini sehingga tidak berdampak lebih lanjut. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalahnya adalah: Apakah ada hubungan antara stunting dengan perkembangan anak usia 6 23 bulan di Kabupaten Bantul? C. Tujuan Penelitian 1. Umum Mengetahui hubungan antara kejadian stunting dengan perkembangan anak usia 6 23 bulan di Kabupaten Bantul. 2. Khusus a. Mengetahui gambaran status gizi anak usia 6 23 bulan berdasarkan indikator panjang badan menurut umur (PB/U) di Kecamatan Sedayu Kabupaten Bantul b. Mengetahui perkembangan anak usia 6 23 bulan di Kecamatan Sedayu Kabupaten Bantul c. Mengetahui hubungan antara kejadian stunting dengan perkembangan anak usia 6 23 bulan di Kecamatan Sedayu Kabupaten Bantul

4 4 D. Manfaat Penelitian 1. Sebagai masukan bagi tenaga kesehatan dan pihak yang terkait dalam mengambil kebijakan penanggulangan stunting pada anak usia 6 23 bulan 2. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang hal-hal yang menyebabkan gangguan pada perkembangan anak terutama diusia dua tahun pertama 3. Memberikan pengalaman dan meningkatkan wawasan bagi peneliti E. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian yang telah dilakukan dan mirip dengan penelitian ini, adalah : 1. Zulaikhah (2010), yang meneliti tentang hubungan status gizi dengan perkembangan anak usia 2 sampai 3 tahun di wilayah kerja Puskesmas Gambirsari Kota Surakarta. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan signifikan antara status gizi dengan perkembangan anak. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah pada subjek penelitian, beberapa variabel yang diteliti, serta metode pengukuran perkembangan anak. 2. Sutiari et al. (2011), yang meneliti tentang hubungan status gizi waktu lahir dengan pertumbuhan dan perkembangan anak usia prasekolah di Desa Peguyangan Kota Denpasar. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan signifikan antara status gizi waktu lahir dengan perkembangan anak usia prasekolah. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah pada subjek penelitian, beberapa variabel yang diteliti, serta metode pengukuran perkembangan anak.

5 5 3. Gunawan et al. (2011), yang meneliti tentang hubungan status gizi dan perkembangan anak usia 1 2 tahun. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat hubungan antara status gizi dengan perkembangan anak. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu pada subjek penelitian, variabel bebas dan metode pengukuran perkembangan anak.