PERBEDAAN PERMENDAGRI 3 TAHUN 2005 DAN PERMENDAGRI 54 TAHUN 2009

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 54 TAHUN 2009 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 125 TAHUN 2011 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI

PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR TAHUN 2014 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

BERITA DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI BARITO UTARA PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 26 TAHUN 2012 PERATURAN WALIKOTA DEPOK TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA DEPOK

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI BALI

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL,

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR

- 1 - BUPATI KOLAKA TIMUR PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI KOLAKA TIMUR NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA MOJOKERTO PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG

-1- GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 52 TAHUN 2012 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI PAPUA

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 24 TAHUN 2012

BUPATI CIAMIS. PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR : 21A TAHUN 2013 LAMPIRAN : 1 (satu) TENTANG

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR

WALIKOTA DUMAI PERATURAN WALIKOTA DUMAI NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG TATA NASKAH DINAS DILINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA DUMAI

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 90 TAHUN 2011 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA

GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN

F. Surat Edaran G. Surat Biasa H. Surat Keterangan I. Surat Perintah J. Surat Ijin K. Surat Perjanjian L.

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 26 TAHUN 2010 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TIMUR

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 100 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 110 TAHUN 2009 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SUMEDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 15-AA TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH

- 1 - GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 60 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS PEMERINTAH DAERAH

PERATURAN BUPATI BERAU

SALINAN SESUAI ASLINYA

PERATURAN BUPATI ROKAN HULU NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN ROKAN HULU

RANCANGAN PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 68 TAHUN 2011 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA

BUPATI BULUNGAN SALINAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BULUNGAN

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 43 TAHUN 2011 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN JEMBRANA

BUPATI BATANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BATANG NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN ALOR

4. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 1951 tentang Lambang Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1951 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 36 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BUPATI GUNUNGKIDUL PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 56 TAHUN 2009

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 48 TAHUN 2011 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TIMUR

WALIKOTA BIMA PERATURAN WALIKOTA BIMA NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR NOMOR 40 TAHUN 2010 TENTANG KETENTUAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 23 TAHUN 2017 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 113 TAHUN 2010 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

TATA NASK AH B A G I A N O R G A N I S A S I P E M E R I N TA H K A B U PAT E N S I D O A R J O 2018

-1- BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 90 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS BAGI PEMERINTAHAN DESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BANDUNG BARAT

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI MENTERI DALAM NEGERI,

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 55 TAHUN 2010 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 55 TAHUN 2010 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

17. telaahan staf 2. surat edaran; 18. pengumuman; 3. surat biasa; 19. laporan; 4. surat keterangan; 20. rekomendasi; 5.

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 55 TAHUN 2010 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 85

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 52 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 26 TAHUN 2006 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

Powered by TCPDF (

LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 60 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS PEMERINTAH DAERAH

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI DAN OTONOMI DAERAH NOMOR 48 TAHUN 2000 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KOTA

BUPATI BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI

WALIKOTA BANDA ACEH PERATURAN WALIKOTA BANDA ACEH NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BANDA ACEH

Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 09 TAHUN 2009

WALIKOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 21 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI WALIKOTA BEKASI,

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 NOMOR 11 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI DAN OTONOMI DAERAH NOMOR 47 TAHUN 2000 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROPINSI

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO

PENGELOLAAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA TASIKMALAYA

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR : 23 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO

BUPATI ACEH TIMUR. SURAT KUASA Nomor... a. Nama :... b. Jabatan :... MEMBERI KUASA. Kepada: a. Nama :... b. Jabatan :... c. NIP. :......

TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH. Biro organisasi Dan Kepegawaian Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Tengah

BUPATI ACEH TIMUR. SURAT KUASA Nomor... a. Nama :... b. Jabatan :... MEMBERI KUASA. Kepada : a. Nama :... b. Jabatan :... c. NIP. :......

Transkripsi:

PERBEDAAN PERMENDAGRI 3 TAHUN 2005 DAN PERMENDAGRI 54 TAHUN 2009 1. Judul : PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA 2. BAB II Pasal 2 : Azas-azas Tata Naskah Dinas terdiri dari : a. Azas Dayaguna dan Hasilguna b. Azas Pembakuan c. Azas Pertanggungjawaban d. Azas Keterkaitan e. Azas Kecepatan dan Ketepatan f. Azas Keamanan 3. Tidak terdapat pasal tentang prinsip-prinsip penyelenggaraan naskah dinas 4. Pasal 5 : Pengelolaan surat masuk dan surat keluar tidak diperinci 5. Pasal 5 : Tingkat keamanan surat : a. Sangat Rahasia (SR) b. Rahasia I c. Konfidensial (K) d. Biasa (B) 6. Pasal 5 : Kecepatan penyampaian : a. Amat Segera/Kilat : 24 jam b. Segera : 2 x 24 jam c. Biasa : 5 hari 7. Pasal 5 : Jenis kertas tidak rinci Tidak menyebutkan warna dari kop surat 8. Pasal 5 : Warna tinta adalah hitam setelah surat diterima 9. Lampiran I romawi I huruf A : Instruksi termasuk dalam naskah dinas produk hukum Judul : PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA BAB II Pasal 2 : Asas tata naskah dinas terdiri atas : a. asas efisien dan efektif b. asas pembakuan c. asas akuntabilitas d. asas keterkaitan e. asas kecepatan dan ketepatan f. asas keamanan BAB II Pasal 4 : Prinsip-prinsip penyelenggaraan naskah dinas terdiri atas : a. ketelitian b. kejelasan c. singkat dan padat ; dan d. logis dan menyakinkan Pasal 7 dan 8: Pengelolaan surat masuk dan surat keluar dijelaskan rinci Pasal 9 : Tingkat keamanan surat : a. Sangat Rahasia (SR) b. Rahasia I c. Penting (P) d. Konfidensial (K) e. Biasa (B) Pasal 10 : Kecepatan proses : a. Amat Segera/Kilat : 24 jam b. Segera : 2 x 24 jam c. Penting : 3 x 24 jam d. Biasa : 5 hari Pasal 11 : a. Kertas yang digunakan untuk naskah dinas adalah HVS 80 gram c. Penyediaan surat berlambang Negara berwarna kuning emas atau logo daerah berwarna dicetak di atas kertas 80 gram Pasal 12 : Warna tinta tidak disebutkan setelah surat diterima Pasal 15 : Instruksi termasuk dalam naskah dinas surat

- 2-10. Lampiran I romawi I huruf B: Lembaran daerah dan STTPP tidak termasuk dalam naskah dinas bentuk surat 11. Lampiran I romawi IV angka 1 : Penggunaan a.n., u.b., Plh, Plt dan Pj : Huruf c : Pejabat ad interim (ai, ditulis a kecil, i kecil) ditulis di belakang nama jabatan yang menjadi wewenangnya Huruf d dan e : Penggunaan menyebutkan pejabat yang berhak menggunakan Pj dan Plh Pelaksana Tugas (Plt), ditulis di depan nama jabatan yang menjadi wewenangnya, dipergunakan untuk mengisi kekosongan pimpinan atau pejabat struktural pada suatu jabatan struktural, yang dikarenakan pejabat struktural definitive tersebut mendapat tugas kedinasan yang harus meninggalkan kantor atau berhalangan karena sesuatu hal dalam jangka waktu tertentu. 12. Lampiran I romawi II : Kewenangan Angka 1 Bupati/Walikota : Huruf d : Bupati/Walikota dapat mendelegasikan penandatanganan naskah dinas tertentu kepada Pejabat yang ditunjuk secara tertulis dengan Peraturan Bupati/Walikota, kecuali Peraturan Daerah. 13. Lampiran I romawi II : Kewenangan Angka 1 Bupati/Walikota : Huruf e : Peraturan Daerah Peraturan Bupati/Walikota Keputusan Bupati/Walikota dst 14. Ketentuan tentang pendelegasian kewenangan penandatanganan perizinan di bidang pelayanan yang bersifat lintas sektor tidak diatur Pasal 15 : Lembaran daerah dan STTPP termasuk masuk dalam naskah dinas bentuk surat Pasal 17 huruf : Tidak mengatur pejabat ad interim Plt merupakan pejabat sementara pada jabatan tertentu yang mendapat pelimpahan wewenang penandatanganan naskah dinas, karena pejabat definit belum dilantik. Plh merupakan pejabat sementara pada jabatan tertentu yang mendapat pelimpahan wewenang penandatanganan naskah dinas, karena pejabat definitive berhalangan sementara. Pejabat yang disingkat Pj. merupakan pejabat sementara untuk jabatan gubernur, bupati dan walikota. Tidak mengatur pengecualian pendelegasian penandatanganan naskah dinas Pasal 33 (2) Bupati/Walikota menandatangani naskah dinas.(ada tambahan naskah dinas berikut) : surat keterangan melaksanakan tugas STTPP Pasal 34 : (1) Bupati/Walikota mendelegasikan penandatanganan perizinan di bidang pelayanan yang bersifat lintas sektor kepada SKPD yang membidangi pelayanan perizinan terpadu. (2) Penyelenggaraan perizinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) secara fungsional menjadi tanggung jawab SKPD yang bersangkutan.

- 3-15. Lampiran I romawi II : Kewenangan Angka 2 Wakil Bupati/Wakil Walikota : Huruf b : (1) tidak ada (2) tidak mengatur penggunaan atas nama Bupati/Walikota untuk menandatanganan naskah dinas yang dilakukan oleh Wakil Bupati/Walikota 16. Lampiran I romawi II : Kewenangan Angka 3 Sekretaris Daerah : Huruf f : Sekretaris Daerah atas nama Bupati/Wallikota menandatangani : 1) Peraturan Bupati/Walikota 2) Keputusan Bupati/Walikota 3) dst 17. Lampiran I romawi II : Kewenangan Angka 4 Asisten : Huruf e : Asisten atas wewenang jabatannya menandatangani naskah dinas : 1. Surat Edaran 2. Surat Keterangan 3. Surat Perintah 4. Surat Tugas 5. Surat Undangan 6. Surat Panggilan 7. Pengumuman 8. Telegram/Radiogram 9....dst Huruf d : Asisten atas nama Sekretaris Daerah menandatangani naskah dinas : 1. Surat Edaran 2. Surat Keterangan 3. Surat Perintah 4. Surat Tugas 5. Surat Undangan 6. Surat Panggilan 7. Pengumuman 8. Telegram/Radiogram 9....dst Pasal 35 : (1) Wakil Bupati/Wakil Walikota menandatangani naskah dinas.(ada tambahan naskah dinas berikut) : surat perintah tugas surat keterangan melaksanakan tugas telaahan staf Naskah dinas yang dimaksud (angka (1) dan angka (2)) pada Permendagri 54 Tahun 2009 tidak ada pada Permendagri 3 tahun 2005 (2) Wakil Bupati/Wakil Walikota atas nama Bupati/Walikota menandatangani naskah dinas meliputi.(dst) Pasal 36 : (1) Sekretaris Daerah menandatangani naskah dinas.(ada tambahan naskah dinas berikut) : rekomendasi daftar hadir sertifikat Naskah dinas yang dimaksud pada Permendagri 54 Tahun 2009 tidak ada pada Permendagri 3 tahun 2005 (2) Sekretaris Daerah atas nama Bupati/ Walikota menandatangani naskah dinas meliputi : a. Dalam bentuk dan susunan produk hukum berupa keputusan bupati/walikota; dan b. (ada tambahan naskah dinas berikut): Nota Dinas Piagam STTPP Pasal 37 : (1) Asisten menandatangani naskah dinas berikut : a. Nota dinas b. Nota pengajuan konsep naskah dinas c. Lembar disposisi d. Telaahan staf e. Laporan f. Surat pengantar g. Notulen; dan h. Memo 2. Asisten atas nama Sekretaris Daerah menandatangani naskah dinas bentuk dan susunan surat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 terdiri atas : (ada tambahan naskah dinas berikut) Surat biasa Surat perintah perjalanan dinas Nota pengajuan konsep naskah dinas Surat pengantar; dan Daftar hadir Naskah dinas yang dimaksud (angka (1) dan angka (2)) pada Permendagri 54 Tahun 2009 tidak ada pada Permendagri 3 tahun 2005

- 4-18. Tidak mengatur tentang staf ahli Pasal 38 : Staf ahli menandatangani naskah dinas dalam bentuk dan susunan surat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 terdiri atas : a. Nota pengajuan konsep naskah dinas b. Telaahan staf; dan c. laporan 19. Lampiran I romawi II : Kewenangan Angka 7 Pimpinan Satuan Organisasi di lingkungan Kabupaten/Kota Huruf a dan b Pasal 39 (1) Kepala SKPD menandatangani naskah dinas dama bentuk dan susunan surat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 terdiri atas : (ada tambahan naskah dinas berikut) Rekomendasi Berita acara Memo Daftar hadir Sertifikat Naskah dinas yang dimaksud pada Permendagri 54 Tahun 2009 tidak ada pada Permendagri 3 tahun 2005 20. Lampiran I romawi II : Kewenangan Tidak mengatur tentang kewenangan penandatangan naskah dinas oleh Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan (2) Kepala SKPD atas nama bupati/walikota menandatangani naskah dinas dalam bentuk dan susunan surat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 terdiri atas : b. Dalam bentuk dan susunan surat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 terdiri atas : (ada tambahan naskah dinas berikut) 1. Surat biasa 2. Surat keterangan 3. Surat perintah ; dan 4. Surat undangan Pasal 39 ayat (3) : Kepada badan pendidikan dan pelatihan selaku kepala SKPD atas nama bupati/walikota menandatangani naskah dinas dalam bentuk dan susunan surat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 terdiri atas : a. Surat biasa ; b. Surat undangan ; c. Pengumuman ; d. Laporan ; e. Telegram ; f. Piagam ; g. Sertifikat ; dan h. STTPP

- 5-21. Lampiran I romawi II : Kewenangan Angka 6 Sekretaris Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Huruf a : Tidak mengatur penggunaan atas nama Bupati/Walikota untuk menandatanganan naskah dinas yang dilakukan oleh Sekretaris DPRD 22. Tidak mengatur tentang kewenangan penandatanganan naskah dinas oleh Kepala UPT Dinas/Badan 23. Tidak mengatur tentang kewenangan penandatanganan naskah dinas oleh Sekretaris Dinas/Badan/Kantor 24. Lampiran I romawi II : Kewenangan Angka 7 Pimpinan Satuan Organisasi di lingkungan Kabupaten/Kota Huruf c : Tidak mengatur penggunaan atas nama Bupati/Walikota untuk menandatanganan naskah dinas yang dilakukan oleh Camat Pasal 40 : (1) Sekretaris DPRD menandatangani naskah dinas dalam bentuk dan susunan surat sebagaimana dimaksud dalam pasal 15 terdiri atas : (ada tambahan naskah dinas berikut) Surat izin Surat perjanjian Surat kuasa Surat keterangan melaksanakan tugas Rekomendasi Berita acara Memo Naskah dinas yang dimaksud pada Permendagri 54 Tahun 2009 tidak ada pada Permendagri 3 tahun 2005 (2) Sekretaris DPRD atas nama bupati/walikota menandatangani naskah dinas meliputi : a. Dalam bentuk produk hukum keputusan bupati/walikota, dan b. Dalam bentuk dan susunan surat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 terdiri atas : 1. surat biasa ; 2. surat keterangan ; dan 3. surat perintah Diatur dalam Pasal 41 Diatur dalam Pasal 42 Pasal 43 (1) Camat menandatangani naskah dinas dalam bentuk dan susunan surat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 terdiri atas : (ada tambahan naskah dinas berikut) Surat izin Surat perjanjian Surat perintah perjalanan dinas Surat keterangan melaksanakan tugas Telaahan staf Rekomendasi Naskah dinas yang dimaksud pada Permendagri 54 Tahun 2009 tidak ada pada Permendagri 3 tahun 2005 (2) Camat atas nama bupati/walikota menandatangani naskah dinas dalam bentuk dan susunan surat sebagaiman dimaksud dalam Pasal 15 terdiri atas : c. Surat biasa d. Surat keterangan e. Surat perintah ; dan f. Surat undangan

- 6-25. Lampiran I romawi II : Kewenangan Angka 5 Kepala Bagian 26. Lampiran I romawi II : Kewenangan Angka 7 Pimpinan Satuan Organisasi di lingkungan Kabupaten/Kota Huruf d : Tidak mengatur penggunaan atas nama Camat untuk menandatanganan naskah dinas yang dilakukan oleh Lurah Dalam Pasal 44 (2) Kepala Bagian, kepala bidang atas nama kepala SKPD menandatangani naskah dinas dalam bentuk dan susunan surat sebagaimana dimkasud dalam pasal 15 terdiri atas : (ada tambahan naskah dinas berikut) Surat biasa Surat keterangan Naskah dinas yang dimaksud (angka (1) dan angka (2)) pada Permendagri 54 Tahun 2009 tidak ada pada Permendagri 3 tahun 2005 Pasal 45 (1) Lurah menandatangani naskah dinas dalam bentuk dan susunan surat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 terdiri atas : (ada tambahan naskah dinas berikut) Surat perjanjian Surat keterangan melaksanakan tugas Telaahan staf Berita Daerah Naskah dinas yang dimaksud pada Permendagri 54 Tahun 2009 tidak ada pada Permendagri 3 tahun 2005 (2) Lurah atas nama camat menandatangani naskah dinas dalam bentuk dan susunan surat sebagaiman dimaksud dalam Pasal 15 terdiri atas : a. Surat biasa b. Surat keterangan c. Surat perintah ; dan d. Surat undangan 27. Tidak mengatur tentang kewenangan penandatanganan naskah dinas oleh kepala subbagian, kepala subbidang, kepala seksi Pasal 46 (1) Kepala subabagian, kepala subbidang, kepala seksi menandatangani naskah dinas dalam bentuk dan susunan surat sebagaimanan dimaksud dalam pasal 15 terdiri atas : a. Nota dinas b. Nota pengajuan konsep naskah dinas c. Telaahan staf; dan d. Laporan (2) Kepala subabagian, kepala subbidang, kepala seksi atas nama sekretaris, kepala bagian, kepala bidang menandatangani naskah dinas dalam bentuk dan susunan surat sebagaimanan dimaksud dalam pasal 15 terdiri atas : a. Surat perintah b. Nota dinas; dan c. Daftar hadir

- 7-28. Lampiran I romawi III : Pembubuhan Paraf a. Pembubuhan Paraf Secara Hierarkhis Tidak menyebutkan tentang pembubuhan paraf pada produk hukum yang lebih dari satu lembar b. Pembubuhan Paraf Koordinasi 2) Bentuk dan Model Paraf Koordinasi dari Pejabat yang bersangkutan diserahkan pengaturannya di Daerah. 29. Tidak mengatur tentang pelaksanaan pendelegasian penandatanganan naskah dinas Lampiran huruf C : Paraf dan Penulisan Nama 1. Pembubuhan Paraf Hierarkhis : e. naskah dinas dalam bentuk produk dan susunan produk hukum/surat yang lebih dari satu lembar, setiap lembarnya diparaf pada pojok kiri kertas bagian bawah. 2. Pembubuhan Paraf Koordinasi : c. Paraf koordinasi dibuat dalam bentuk stempel persegi empat. Pasal 47 : (2) Pelaksanaan pendelegasian penandatanganan naskah dinas ditetapkan dengan keputusan gubernur atau keputusan bupati/walikota 30. Tidak mengatur tentang penggunaan warna tinta Pasal 48 : (1) Tinta yang digunakan untuk naskah dinas berwarna hitam (2) Tinta yang digunakan untuk penandatanganan dan paraf naskah dinas berwarna biru tua (3) Tinta yang dipergunakan untuk keperluan keamanan naskah dinas berwarna merah 31. Tidak menyebutkan rinciannya Pasal 51 : Stempel Perangkat Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 huruf a, terdiri dari atas : a. stempel SKPD dan atau lembaga lain; b. stempel SKPD untuk keperluan tertentu; dan c. stempel UPT 32. Pasal 13 : Stempel untuk keperluan tertentu ditetapkan dengan Peraturan Bupati/Walikota Pasal 54 : (1) Ukuran stempel SKPD untuk keperluan tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51 huruf b, meliputi : a. ukuran garis tengah lingkaran luar stempel jabatan dan stempel perangkat daerah adalah 1,8 cm ; b. ukuran garis tengah lingkaran tengah stempel jabatan dan stempel perangkat daerah adalah 1,7 cm ; c. ukuran garis tengah lingkaran dalam stempel jabatan dan stempel perangkat daerah adalah 1,2 cm ; dan d. jarak antara 2 (dua) garis yang terdapat dalam lingkaran dalam maksimal 0,5 cm. (2) Stempel perangkat daerah untuk keperluan tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipergunakan untuk kartu tanda penduduk, kartu pegawai, tanda pengenal, asuransi kesehatan dan sejenisnya.

- 8-33. Tidak mengatur tentang penyimpan stempel Pasal 59 : (1) Kewenangan pemegang dan penyimpan stempel jabatan untuk naskah dinas dilakukan oleh unit yang membidangi urusan ketatausahaan pada sekretariat daerah ; (2) Kewenangan pemegang dan penyimpan stempel perangkat daerah dilakukan oleh unit yang membidangi urusan ketatausahaan pada setiap SKPD ; (3) Unit yang membidangi urusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) bertanggungjawab atas penggunaan stempel. (4) Penunjukkan pejabat pemegang dan penyimpan stempel sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan dengan Keputusan kepala SKPD. 34. Tidak mengatur tentang pengamanan stempel naskah dinas. 35. Pasal 20 : (1) Kop naskah dinas Bupati/Walikota menggunakan Lambang Negara berwarna hitam dan ditempatkan di tengah atas, sedangkan kop naskah dinas Bupati/Walikota menggunakan Kop (2) Kop naskah dinas DPRD Kabupaten/Kota memuat sebutan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN/KOTA dengan menggunakan Lambang Daerah berwarna hitam dan ditempatkan di bagian kiri atas (3) Kop Naskah Dinas Perangkat Daerah memuat sebutan Pemerintah Kabupaten/Kota, Nama Perangkat Daerah, Alamat, Nomor Telepon, Nomor Faksimile dan Kode Pos, menggunakan Lambang Daerah berwarna hitam dan ditempatkan pada bagian kiri atas (4) Kop Naskah Dinas Pemerintah Kecamatan dan Kelurahan memuat sebutan Pemerintah Kabupaten/Kota diiukuti nama Kecamatan, nama Kelurahan, alamat, nomor telepon, nomor faksimile dan kode pos (5) Kop Naskah Dinas Perangkat Desa menggunakan kop lambang daerah Pasal 60 : (1) Untuk pengamanan stempel naskah dinas di lingkungan pemerintah daerah menggunakan kode ; (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai standarisasi kode pengamanan stempel sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur tersendiri oleh gubernur, bupati/walikota Pasal 62 : (1) Kop naskah dinas jabatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 huruf a, untuk gubernur/wakil gubernur, bupati/wakil bupati dan walikota/wakil walikota menggunakan : (3) Kop naskah dinas perangkat daerah kabupaten/kota memuat sebutan pemerintah kabupaten/kota, nama satuan kerja perangkat daerah, alamat, nomor telepon, nomor faksimile, website, e-mail dan kode pos ; (4) Kop naskah dinas kecamatan memuat sebutan pemerintah kabupaten/kota, nama kecamatan, alamat, nomor telepon, nomor faksimile, website, e-mail dan kode pos ; (5) Kop naskah dinas kelurahan memuat sebutan pemerintah kabupaten/kota, nama kecamatan, kelurahan, alamat, nomor telepon, nomor faksimile, website, e-mail dan kode pos.

- 9-36. Pasal 24 : (1) Sampul Naskah Dinas di Lingkungan Pemerintah Kabupaten/Kota berbentuk empat persegi panjang dan berwarna coklat muda jenis kertas Cassing. 37. Pasal 26 : (1) Kop Sampul Naskah Dinas Bupati/Walikota menggunakan Lambang Negara berwarna hitam dan ditempatkan pada tengah atas. (2) Kop Sampul Naskah Dinas Perangkat Daerah menggunakan Lambang Daerah berwarna hitam dan ditempatkan pada bagian kiri atas. (3) Kop Sampul Naskah Dinas Perangkat Daerah menggunakan Kop Lambang Daerah. Tidak mengatur sampul UPT 38. Pasal 29 : (1) Papan Nama Satuan Kerja Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten/Kota, berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran 1 (satu) berbanding 2 (dua) berisi Nama Satuan Kerja Perangkat Daerah, Alamat, Telepon dan Kode Pos Wilayah (2) Papan Nama Satuan Kerja Perangkat Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berwarna dasar putih dengan tulisan huruf balok berwarna hitam. Pasal 30 : Bentuk, Ukuran dan Isi Papan Nama Satuan Kerja Perangkat Daerah di Lingkunngan Pemerintah Kabupaten/Kota sebagaimana tercantum dalam Lampiran V Peraturan Menteri ini. 39. Tidak mengatur tentang pelaporan pelaksanaan naskah dinas Pasal 67 : (2) Jenis sampul naskah dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menggunakan kertas cassing dengan warna : a. Putih untuk sampul naskah dinas jabatan sebagaimana dimaksud pasal 65 huruf a ; dan b. Coklat untuk sampul naskah dinas perangkat daerah sebagaimana dimaksud pasal 65 huruf b. Pasal 68 (1) Sampul naskah dinas jabatan berisi lambang Negara berwarna kuning emas dan nama jabatan dan alamat, nomor telepon, faksimile, e-mail, website dank ode pos di bagian atas (2) Sampul perangkat daerah berisi nama pemerintah provinsi atau kabupaten/kota, nama SKPD yang bersangkutan, alamat, nomor telepon, facsimile, e-mail, website dan kode pos di bagian tengah atas (3) Sampul UPT berisi nama pemerintah provinsi atau kabupaten/kota, nama SKPD dan UPT yang bersangkutan dan alamat, nomor telepon, faksimile, e-mail, website dan kode pos di bagian tengah atas Pasal 71 : Ukuran papan nama di lingkungan pemerintah daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70 disesuaikan dengan besar bangunan Pasal 72 : (3) Jenis bahan dasar, warna, besar huruf papan nama kantor gubernur, kantor bupati/walikota, perangkat daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur oleh gubernur dan bupati/walikota Pasal 76 : (1) Bupati/Walikota melaporkan pelaksanaan naskah dinas di lingkungan pemerintah kabupaten/kota kepada gubernur (2) Gubernur melaporkan pelaksanaan naskah dinas di lingkkungan pemerintah provinsi dan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan naskah dinas di lingkungan pemerintah kabupaten/kota kepada Menteri Dalam Negeri

- 10-40. Tidak mengatur tentang pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan naskah dinas Pasal 77 : (1) Menteri Dalam Negeri melakukan pembinaan dan pengawasan atas penyelenggaraan naskah dinas di lingkungan pemerintah provinsi dan kabupaten/kota (2) Gubernur melakukan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan naskah dinas di lingkungan pemerintah kabupaten/kota