Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia PEMBIAYAAN UMKM DALAM PAKET KEBIJAKAN EKONOMI SEPTEMBER 2015

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBIAYAAN UMKM DALAM PAKET KEBIJAKAN EKONOMI SEPTEMBER 2015

KEMENTERIAN KUKM DEPUTI PEMBIAYAAN

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentan

PENANDATANGANAN MOU. Divisi Bisnis Usaha Kecil

KREDIT USAHA RAKYAT. Disampaikan dalam Pembukaan Pembekalan PPB MU KP Tahun 2017 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI

BAB I PENDAHULUAN. modal untuk usaha agar usaha tersebut berjalan lancar. Sektor perdagangan

- 1 - MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Nomor : /Dep.2/II/2018 Jakarta, Februari 2018 Lampiran : 1 (satu) berkas Perihal : Koperasi sebagai Penyalur KUR

PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PERLUASAN KREDIT USAHA RAKYAT DENPASAR, 20 APRIL 2011

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA

I.PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Menengah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. (KSP), UMKM mampu menyerap 99,9 persen tenaga kerja di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Ketimpangan Komposisi Kredit Perbankan. Oleh M. Firdaus (Deputy SEN ASPPUK)

KEBIJAKAN OTORITAS JASA KEUANGAN STIMULUS PERTUMBUHAN EKONOMI NASIONAL DAN PENINGKATAN SUPPLY VALUTA ASING DI SEKTOR JASA KEUANGAN 7 OKTOBER 2015

PEDOMAN KOPERASI SEBAGAI PENYALUR KREDIT USAHA RAKYAT (KUR)

2016, No Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

BUKU KUMPULAN PERATURAN TAHUN 2016 KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) K R E D I T U S A H A R A K Y A T KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN

BAB I PENDAHULUAN. berbagai pihak cukup besar dalam perekonomian nasional. Pada akhir tahun 2015

KUMPULAN PERATURAN KREDIT USAHA RAKYAT 2015

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

BAB I PENDAHULUAN. melanda bangsa Indonesia pada tahun konvensional, sehingga memilih untuk berhubungan dengan lembaga

TANYA-JAWAB SEPUTAR KUR

I. PENDAHULUAN. Jumlah (Unit) Perkembangan Skala Usaha. Tahun 2009*) 5 Usaha Besar (UB) ,43

PROGRAM KREDIT USAHA RAKYAT

BAB I PENDAHULUAN. serangan krisis. Pada tabel penyerapan tenaga kerja BPS, pada tahun 1997

BAB I PENDAHULUAN. Sebenarnya masalah dan kendala yang dihadapi masih bersifat klasik yang selama

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

Tabel 1. Perkembangan Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Menurut Skala Usaha Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2000

2 meningkatkan kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi terutama yang berpihak kepada usaha mikro, kecil, dan menengah; d. bahwa berdasarkan pertimbangan

I. PENDAHULUAN. Pertambangan. Industri Pengolah-an (Rp Milyar) (Rp Milyar) na

BAB I PENDAHULUAN. (UMKMK), penciptaan lapangan kerja, dan penanggulangan kemiskinan,

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia ekonomi di Indonesia semakin meningkat. Hal ini tidak

PAKET KEBIJAKAN EKONOMI TAHAP III DAN IV

BISNIS PROGRAM DAN KEMITRAAN PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

2015, No Mikro, Kecil, dan Menengah tentang Pedoman Pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat; Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tent

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi yang berubah cepat dan kompetitif dengan

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Skala Usaha, Jumlah, dan Perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Indonesia Tahun 2006 s.d. 2007

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Koordinator Bida

2016, No dan Menengah Nomor 8 Tahun 2015 tentang Pedoman Pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat; Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015

Strategi Pengembangan UMKM dengan Mengatasi Permasalahan UMKM Dalam Mendapatkan Kredit Usaha

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

K L I P I N G. Kamis, 10 Oktober Berita terkait LPDB-KUMKM Demikian kliping ini disampaikan sebagai bahan informasi.

Evaluasi Implementasi Kebijakan Kredit Usaha Rakyat Dalam Rangka Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan, Koperasi (UMKMK).

Banking Weekly Hotlist (04 Januari 08 Januari 2016)

2016, No Komite Kebijakan Pembiayaan bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Nomor 8 Tahun 2015 tentang Pedoman Pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat; M

Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. (UMKM) dalam pertumbuhan perekonomian suatu negara sangat penting. Ketika

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terbukti memiliki peran dan

BRANCHLESS BANKING UNTUK MENINGKATKAN FINANCIAL INCLUSION: Mendorong Akses Perbankan untuk Lebih Pro-Poor

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 50 /SEOJK.03/2017

ADHI PUTRA ALFIAN DIREKTUR PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UKM BATAM, 18 JUNI 2014

BAB I PENDAHULUAN. uang giral serta sistem organisasinya. Lembaga keuangan dibagi menjadi lembaga

Indonesia Eximbank: Konsep Implementasi Lembaga Pembiayaan Ekspor di Indonesia

PERAN FINANCIAL INCLUSION DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN: Mendorong KUR untuk Lebih Pro-Poor

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1

OOTORITAS JASA KEUANGAN ReREPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh suatu bangsa dalam upaya untuk meningkatkan pendapatan dan

2 Bank dan pertumbuhan ekonomi, kebijakan dimaksud perlu disesuaikan kembali. Kebijakan countercyclical ini difokuskan untuk mendorong pertumbuhan Pem

PEMBIAYAAN USAHA PERTANIAN: Peran dan Fungsi FP2S Dalam Akselerasi KUR

Ciawi, 21 Agustus 2017

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelaku bisnis di Indonesia sebagian besar adalah pelaku usaha mikro, kecil

VI. MEKANISME PENYALURAN KREDIT BNI TUNAS USAHA (BTU) PADA UKC CABANG KARAWANG

DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN Drs. Braman Setyo, M.Si

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sampai saat ini, sektor perbankan masih memegang peranan yang sangat

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

RAPAT KOORDINASI TERBATAS TAHUN ANGGARAN 2017

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tantangan dan Peluang UKM Jelang MEA 2015

I. PENDAHULUAN. (NSB) termasuk Indonesia sering berorientasi kepada peningkatan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. dalam kondisi ini. Akibat adanya rasionalisasi maupun pemutusan hubungan kerja

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V GAMBARAN UMUM RUMAH SUTERA ALAM

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, pada tahun jumlah pengusaha di Indonesia sebanyak dimana 99,7% atau

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LANDASAN TEORI. konsumen untuk mendapatkan kebutuhan dan keinginan dari masing-masing

ekonomi Kelas X BANK SENTRAL DAN OTORITAS JASA KEUANGAN KTSP & K-13 A. Pengertian Bank Sentral Tujuan Pembelajaran

Pengenalan Terhadap Perkumpulan Akses Keuangan Indonesia (PAKINDO) Jakarta, 5 Oktober 2016

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

Skema Pembiayaan Kelautan dan Perikanan

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pertama, Kedua, Ketiga, Keempat, Kelima, Keenam, Pertama, Kedua, Ketiga, Keempat, Kelima,

BAB I PENDAHULUAN. dari orang lain, maupun dengan jalan memperedarkan alat-alat penukar uang

BAB II TINJAUAN UMUM USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH

PNM Permodalan Nasional Madani

Rancangan Program/Kegiatan Prioritas Deputi Bidang Pembiayaan Tahun 2017

BAB I PENDAHULUAN. pertanian, peternakan serta jasa sangat erat kaitan dan apabila telah terjalin kerjasama yang

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Perkembangan penyaluran kredit UMKM BPD di Indonesia. mencapai 304,492 milyar rupiah atau meningkat sebesar 13,02 persen

Ringkasan Informasi Produk/Layanan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Perbankan Pasal 1 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. dibanding usaha besar yang hanya mencapai 3,64 %. Kontribusi sektor

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan dalam banyak hal. Baik itu dari segi pemerintahan, pendidikan

Ketua Komisi VI DPR RI. Anggota Komisi VI DPR RI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka kesimpulan dari Kredit Usaha Rakyat (KUR) BJB yaitu Kredit

Dukungan OJK dalam Membangun Perekonomian Indonesia. Deputi Komisioner Pengawasan IKNB 2 Otoritas Jasa Keuangan Jakarta 3 Mei 2016

Akuntansi Modal Bank K E L O M P O K 4 : H A F I L I A P O N G G O H O N G S U S A N T I A S S A S A R W I N D A S A R I R I K I K U M A U N A N G

Transkripsi:

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia PEMBIAYAAN UMKM DALAM PAKET KEBIJAKAN EKONOMI SEPTEMBER 2015 SURABAYA, 8 OKTOBER 2015

OUTLINE PEMBIAYAAN UMKM DALAM PAKET KEBIJAKAN PEMERINTAH PEMBIAYAAN UMKM DI BIDANG EKSPOR PENYALURAN KREDIT USAHA RAKYAT KEBIJAKAN PEMBIAYAAN UMKM DARI OTORITAS JASA KEUANGAN PENURUNAN BOBOT RESIKO KREDIT KEPADA USAHA MIKRO, KECIL, MENENGAH (UMKM) YANG DIJAMIN OLEH LEMBAGA PENJAMIN/ASURANSI KREDIT BERSTATUS BADAN USAHA MILIK DAERAH PENINGKATAN BATASAN NOMINAL KREDIT DAN PENYEDIAAN DANA DALAM JUMLAH KECIL YANG PENILAIAN KUALITASNYA HANYA DIDASARKAN ATAS KETEPATAN PEMBAYARAN POKOK DAN/ATAU BUNGA PENINGKATAN BATASAN NOMINAL KREDIT KEPADA UMKM YANG PENILAIAN HANYA DIDASARKAN ATAS KETEPATAN PEMBAYARAN POKOK DAN/ATAU BUNGA

Penyaluran Kredit dan Pertumbuhan Ekonomi Tahun Kredit (Rp triliun) % Pertumbuhan Ekonomi (%) 2015 3679,87 11,28 4,71 2014 3674,31 11,58 5,02 2013 3292,87 21,60 5,78 2012 2707,86 23,08 6,23 2011 2200,09 24,59 6,49 2009 1765,85 22,81 6,22 2009 1437,93 9,96 4,63 2008 1307,69 30,51 6,02 2007 1002,01 26,47 6,35 2006 792,30 5,50 Sumber: Statistik Perbankan Indonesia (SPI) per Maret 2015 Ket: Penyaluran kredit kepada pihak ketiga

Penetrasi Kredit di Indonesia Masih Sangat Rendah Rasio Kredit ke Sektor Swasta Dalam Negeri (% terhadap PDB 2013) Filipina Indonesia Banglades Kamboja 36 38 42 45 India 52 Brasil 71 Vietnam 97 Malaysia Singapura 124 129 Tingkok 140 Thailand Afrika Selatan 154 156 Sumber: World Bank 2014 Kompas, 19 Mei 2015

KONDISI & POLA PEMBIAYAAN USAHA BELUM LAYAK USAHA DAN BELUM BANKABLE USAHA BESAR ± 4,95 ribu (0,01%) LAYAK GO PUBLIC Pasar Modal LAYAK USAHA DAN BANKABLE KLASTER 3 LAYAK USAHA DAN BELUM BANKABLE KLASTER 2 KLASTER 4 KLASTER 1 KLASTER 6 KLASTER 5 Jumlah:*) ± 38,19 Jt (70%) KONDISI Jumlah:*) ± 16,36 Jt (30%) Jumlah:*) ± 361,3 Rb (60%) Jumlah:*) ± 240,9 Rb (40%) ± 4,4 Rb (10%) Jumlah:*) ± 39,85 Rb (90%) USAHA MENENGAH ± 44,28 ribu (0,08%) USAHA KECIL ± 602,19 Ribu (1,01%) USAHA MIKRO ± 54,55 juta (98,85%) POLA PEMBIAYAAN Perbankan Sumber Lainnya Perbankan Plafon 2009:129,428 milyar UM 30,91% UK 32,34% UMi 36,75% Program KUMK SUP 005 Program LPDB KUKM Perbankan Program Pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil Program Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Program LPDB KUKM Program Pemberdayaan Usaha Mikro Program Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) PENDUDUK MISKIN ± 29,89 juta jiwa (12,36%) (Data BPS 2011) Deputi Bidang Pembiayaan, Diolah dari Berbagai Sumber MISKIN FAKIR MISKIN PROGRAM PERLINDUNGAN SOSIAL (PNPM) Program Pemberdayaan Sosial Program pemberdayaan Fakir Miskin

KEBIJAKAN PEMBIAYAAN UMKM OLEH PEMERINTAH

KREDIT MURAH BAGI EKSPORTIR Dalam rangka membantu pengusaha ekspor skala usaha kecil atau usaha menengah yang mengalami kesulitan keuangan karena menurunnya permintaan ekspor, maka Pemerintah menyediakan kredit sebesar Rp. 5 milyar hingga Rp. 50 milyar dengan suku bunga sesuai BI rate, saat ini 7,5%. Jangka waktu pinjaman sekitar 1 tahun. Kebijakan ini merupakan bagian dari skema National Interest Account yang ditugaskan kepada Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI). Untuk mendapatkan kredit tersebut pengusaha dapat mengajukan usulan kepada LPEI. Penawaran kredit ini sementara berlangsung 6 bulan kedepan. Jumlah kredit yang dialokasikan hingga Desember 2015 sebesar Rp. 700 milyar.

KREDIT USAHA RAKYAT Sasaran Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah UMKM yang produktif, layak/feasible dan belum memenuhi persyaratan agunan bank : Usaha produktif : usaha yang menghasilkan barang dan atau jasa, memberikan nilai tambah dan meningkatkan pendapatan pelaku usaha. Usaha layak : usaha yang memberikan laba sehingga mampu membayar seluruh hutang termasuk bunga dalam jangka waktu tertentu dan memberikan sisa keuntungan bagi pengembangan usaha. Tidak dapat memenuhi persyaratan agunan : usaha yang belum dapat memenuhi persyaratan bank khususnya penyediaan agunan.

SEKTOR USAHA YANG DIBIAYAI Sektor Usaha yang dibiayai KUR yaitu bidang usaha sektor pertanian, perikanan, industri pengolahan dan perdagangan yang terkait (hulu terintegrasi). Mengacu Laporan Bank Umum (LBU), 19 sektor ekonomi : UMKM di sektor pertanian (kode sektor ekonomi 1) UMKM di sektor perikanan (kode sektor ekonomi 2) UMKM di sektor industri pengolahan (kode sektor ekonomi 4); UMKM di sektor perdagangan kode LBU 512111 s.d 525400 (terlampir). 9

PENYALURAN KUR 2015 Total penyaluran KUR sejak 14 Agustus 2015 sampai dengan 30 September 2015 adalah: Bank Pelaksana Plafon (Rp Juta) KUR Mikro Debitur Plafon (Rp Juta) KUR Ritel Debitur BRI 3.110.580 218.272 406.840 2.195 Bank Mandiri 141.700 7.441 207.490 2.731 BNI 220 14 80.248 373 TOTAL 3.252.500 225.727 694.578 5.299 Total penyaluran KUR (Rp Juta) 3.947.078 Total Debitur KUR 231.026 10

FITUR KUR MIKRO No. Uraian Pedoman Pelaksanaan KUR Mikro 1 Suku Bunga KUR Mikro maksimal 12% efektif per tahun 2 Plafon Pinjaman KUR Mikro maksimal Rp 25 juta 3 Maksimal Plafon Maksimal Rp 75 juta 4 Cakupan Penjaminan Kesepakatan Bank Pelaksana dan Perusahaan Penjamin 5 Target Group Usaha mikro yang produktif, layak dan belum memenuhi persyaratan agunan. 6 Pengecekan SID KUR Mikro perlu pengecekan SID 7 Basis Data Pengembangan Sistem Informasi Kredit Program (SIKP) secara bertahap dengan server dari Kementerian Keuangan. 8 Jangka Waktu Kredit KI = 4 tahun KMK = 2 tahun 11

FITUR KUR MIKRO No. Uraian Pedoman Pelaksanaan KUR MIkro 9 Jangka Waktu Perpanjangan 10 Tarif dan Perhitungan IJP 11 Penyaluran Linkage 12 Agunan Pokok Agunan Tambahan KI = 8 tahun KMK = 4 tahun Kesepakatan Bank Pelaksana dan Perusahaan Penjamin Linkage Chanelling) Kegiatan usaha. Sesuai penilaian Bank Pelaksana KUR Mikro namun tanpa perikatan. 13 Online Sistem Bank Pelaksana dan Perusahaan Penjamin berkewajiban untuk membangun online sistem 14 Sektor Usaha mikro di sektor pertanian, perikanan, industri pengolahan dan perdangangan yang terkait 12

FITUR KUR RITEL No. Uraian Pedoman Pelaksanaan KUR Ritel 1 Suku Bunga KUR Ritel maksimal 12% efektif 2 Plafon Pinjaman > Rp 25 juta s.d. Rp 500 juta 3 Maksimal Plafon Tidak diatur 4 Cakupan Penjaminan Kesepakatan Bank Pelaksana dan Perusahaan Penjamin 5 Target Group Usaha mikro dan atau usaha kecil yang produktif, layak dan belum memenuhi persyaratan agunan. 6 Basis Data Pengembangan Sistem Informasi Kredit Program (SIKP) secara bertahap dengan server dari Kementerian Keuangan. 7 Jangka Waktu Kredit KI = 4 tahun KMK = 2 tahun 13

FITUR KUR RITEL No. Uraian Pedoman Pelaksanaan KUR Ritel 8 Jangka Waktu Perpanjangan 9 Tarif dan Perhitungan IJP 10 Penyaluran Linkage 11 Agunan Pokok Agunan Tambahan KI = 8 tahun KMK = 4 tahun Kesepakatan Bank Pelaksana dan Perusahaan Penjamin Linkage Chanelling) Kegiatan usaha. Sesuai penilaian Bank Pelaksana. 12 Online Sistem Bank Pelaksana dan Perusahaan Penjamin berkewajiban untuk membangun online sistem 13 Sektor Usaha mikro dan atau usaha kecil di sektor pertanian, perikanan, industri pengolahan dan perdagangan yang terkait 14

FITUR KUR TKI No. Uraian Pedoman Pelaksanaan KUR TKI 1 Suku Bunga Maksimum 12% efektif per tahun 2 Plafon Pinjaman Maksimum Rp 25 juta 4 Bank Pelaksana BRI, Mandiri, BNI, BII Maybank, Bank Sinarmas 5 Target Group TKI dengan negara tujuan Singapura, Malaysia, Taiwan, Hongkong, Brunei Darussalam, Jepang, Korea Selatan 6 Pengecekan SID KUR TKI perlu pengecekan SID 7 Basis Data Pengembangan Sistem Informasi Kredit Program (SIKP) secara bertahap dengan server dari Kementerian Keuangan. 8 Jangka Waktu Kredit Maksimum sesuai dengan kontrak kerja atau 3 tahun. 15

KEBIJAKAN PEMBIAYAAN UMKM OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN

Penurunan bobot resiko kredit kepada UMKM yang dijamin oleh lembaga penjamin/asuransi kredit berstatus BUMD Permasalahan Diperlukan kebijakan yang countercyclical dan bersifat sementara untuk mendorong pertumbuhan kredit dan ekonomi dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian. Diperlukan kebijakan yang mendukung program-program pemerintah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi khususnya dalam penyaluran kredit kepada UMKM Regulasi yang diterbitkan Kredit kepada UMKM yang dijamin oleh Lembaga Penjamin/Asuransi Kredit berstatus BUMD dapat dikenakan bobot risiko sebesar 50% sepanjang: Skema penjaminan / asuransi kredit memenuhi persyaratan; Lembaga penjaminan / asuransi kredit berstatus BUMD tersebut memenuhi persyaratan yang ditetapkan ; dan Lembaga penjaminan /asuransi kredit berstatus BUMD memiliki peringkat dari lembaga pemeringkat yang diakui oleh OJK setara BBB- atau mendapat rekomendasi dalam bentuk tertulis dari OJK untuk melakukan program penjaminan Manfaat yang diberikan Mendorong peran lembaga penjamin / asuransi kredit berstatus BUMD dalam penyaluran kredit kepada UMKM Meningkatkan kredit kepada UMKM 17

Peningkatan batasan nominal kredit dan penyediaan dana dalam jumlah kecil yang penilaian kualitasnya hanya didasarkan atas ketepatan pembayaran pokok dan/atau bunga Permasalahan Diperlukan kebijakan yang countercyclical dan bersifat sementara untuk mendorong pertumbuhan kredit dan ekonomi dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian. Diperlukan kebijakan untuk mendorong penyaluran kredit kepada debitur kecil Regulasi yang diterbitkan Penetapan kualitas kredit kepada 1 (satu) debitur atau 1 (satu) proyek dengan jumlah sampai Rp 5 milyar (semula hanya Rp 1 milyar) dapat hanya didasarkan atas ketepatan pembayaran pokok dan /atau bunga. Manfaat yang diberikan Mendorong bank untuk meningkatkan pemberian kredit kepada debitur kecil yang penilaian kualitasnya hanya didasarkan atas ketepatan pembayaran pokok dan / atau bunga. 18

Peningkatan batasan nominal kredit kepada UMKM yang penilaian hanya didasarkan atas ketepatan pembayaran pokok dan/atau bunga Permasalahan Diperlukan kebijakan yang countercyclical dan bersifat sementara untuk mendorong pertumbuhan kredit dan ekonomi dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian. Diperlukan kebijakan untuk mendukung program-program pemerintah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi terutama yang berpihak kepada UMKM Regulasi yang diterbitkan Kredit kepada UMKM dengan jumlah: lebih dari Rp 5 milyar (semula hanya Rp 1 milyar) s.d Rp 20 milyar, bagi bank yang memenuhi kriteria antara lain peringkat Kualitas Penerapan Manajemen Risiko untuk risiko kredit sangat memadai, rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum sesuai ketentuan, dan Peringkat Komposit Tingkat Kesehatan paling kurang 3; lebih dari Rp 5 milyar (semula hanya Rp 1 milyar) s.d Rp 10 milyar, bagi bank yang memenuhi kriteria antara lain peringkat Kualitas Penerapan Manajemen Risiko untuk risiko kredit sangat memadai, rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum sesuai ketentuan, dan Peringkat Komposit Tingkat Kesehatan paling kurang 3; Manfaat yang diberikan Mendorong bank untuk meningkatkan pemberian kredit kepada UMKM yang penilaian kualitas kreditnya hanya didasarkan atas ketepatan pembayaran pokok dan / atau bunga 19

T E R I M A K A S I H KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN www.ekon.go.id