PENGARUH KONDISI SOSIAL KELUARGA TERHADAP TINGKAT KENAKALAN SISWA SMPN 1 PRAMBON TAHUN PELAJARAN 2013/2014

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja awal merupakan masa transisi, dimana usianya berkisar

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan yang serba sulit dan masa-masa membingungkan

MAKALAH PANCASILA OLEH : MIKHAEL ALEXIUS WAHIDMA NIM : : SYSTEM INFORMASI(S1-SI) DOSEN. : MOHAMMAD IDRIS.P,Drs,MM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DENGAN PERILAKU KENAKALAN REMAJA SISWA KELAS VII SMPN 2 PAGERWOJO TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KENAKALAN REMAJA PELAKU TATO

HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KEMATANGAN EMOSIONAL SISWA KELAS XI SMA NEGERI PUNUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

HUBUNGAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP PGRI 1 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN IDENTITAS DIRI PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015

KORELASI ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PERILAKU AGRESIF SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SEMEN TAHUN AJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. Remaja sedang mencari-cari figur panutan, namun figur itu tidak ada didekatnya.

JURNAL. Oleh: LAILAFIL FITRIANA NPM: Dibimbing Oleh : 1. Drs. Setya Adi Sancaya, M.Pd. 2. Santy Andrianie, M.Pd.

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS XI SMA N NAWANGAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. Hampir setiap hari kasus perilaku agresi remaja selalu ditemukan di media

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Intany Pamella, 2014

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VII - C SMP MUHAMMADIYAH KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015

Hubungan Antara Kematangan Emosi Dan Kepercayaan Diri Dengan Penyesuaian Diri Pada Remaja Awal Di SMK PGRI 3 KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini masalah kenakalan remaja semakin dirasa meresahkan

BAB I PENDAHULUAN. dewasa dimana usianya berkisar antara tahun. Pada masa ini individu mengalami

HUBUNGAN ANTARA PENGENDALIAN DIRI DENGAN PERILAKU MEMBOLOS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PAKEL TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. perilaku menyimpang. Dalam perspektif perilaku menyimpang masalah sosial

BAB I PENDAHULUAN. sampai pelanggaran status hingga tindak kriminal (Kartono, 2013:6).

HUBUNGAN ANTARA SOSIALISASI TEMAN SEBAYA TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU PESERTA DIDIK KELAS XI SMK PGRI 4 KOTA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PERILAKU AGRESIF PADA REMAJA

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN SOSIAL TERHADAP KENAKALAN REMAJA PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SUMBER GEMPOL TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL FACEBOOK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa seorang individu mengalami peralihan dari

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. dan Effendi (1995) penelitian eksplanatory yaitu tipe penelitian untuk

KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN SOSIAL UNTUK MENGATASI KENAKALAN REMAJA PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 1 SEMEN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna. Memperoleh GelarSarjana Pendidikan (S.Pd.) Program Studi Bimbingan dan Konseling OLEH :

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN PENYESUAIAN DIRI SISWA KELAS VIII SMPN 1 PRAMBON KABUPATEN NGANJUK TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PENGARUH TEKNIK KARYAWISATA DALAM BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP KECAKAPAN SOSIAL SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 8 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN PERILAKU AGRESIF SISWA KELAS VIII SMPN 3 NGADIROJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

KORELASI ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KENAKALAN REMAJA SISWA KELAS X-3 SMA NEGERI 1 MOJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN PENGELOLAAN EMOSI DENGAN PERILAKU AGRESIF SISWA KELAS X UPTD SMAN 1 MOJO KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015

KONSEP DIRI SISWA YANG BERASAL DARI KELUARGA BROKEN HOME

HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DI RUMAH PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KEBONAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. peralihan dari satu tahap anak-anak menuju ke tahap dewasa dan mengalami

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA KARENA KENAKALAN REMAJA DI RT RW VI KELURAHAN DARMO SURABAYA

HUBUNGAN KENAKALAN REMAJA DI SEKOLAH DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SMPN 2 KANDANGAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Program Studi Bimbingan dan Konseling OLEH :

BAB I PENDAHULUAN. manusia, yang menjembatani masa kanak-kanak dengan masa dewasa (Santrock,

Disusun Oleh: ENDANG RETNONINGSIH NPM :

PENGARUH KELOMPOK TEMAN SEBAYA TERHADAP PERILAKU AGRESIFITAS PADA PESERTA DIDIK KELAS X DI SMA PAWYATAN DAHA KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kembang remaja. Istilah remaja sendiri berasal dari bahasa latin yaitu adolescere

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK DALAM MENANGANI SISWA MEMBOLOS PADA KELAS IX SMP NEGERI 5 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2015/2016

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Bimbingan Konseling OLEH:

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DENGAN PENGENDALIANN DIRI PESERTA DIDIK KELAS VII SMPN 5 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015

HUBUNGAN KELENGKAPAN FASILITAS SEKOLAH DENGAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS XI SMK NEGERI KEBONAGUNG KABUPATEN PACITAN TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bagi perubahan besar sebuah negara. Ujung tombak sebuah negara ditentukan

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KENAKALAN REMAJA. NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi

HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DI MTS NEGERI PUNCU KABUPATEN KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KEMATANGAN EMOSI SISWA KELAS VII DI SMPN 2 KRAS TAHUN PELAJARAN 2014/2015

KENAKALAN REMAJA DITINJAU DARI KONSEP DIRI DAN JENIS KELAMIN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN INTENSITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL KELUARGA DENGAN KONSEP DIRI SISWA KELAS VIII DI SMPN 2 PAPAR KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

KORELASI DUKUNGAN SOSIAL DAN KONSEP DIRI DENGAN AGRESIFITAS REMAJA

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan Bimbingan dan Konseling OLEH :

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PERILAKU DELINKUEN PADA REMAJA SMA NEGERI 1 POLANHARJO. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh

ARTIKEL SKRIPSI OLEH : RITA BUDIANTO NPM:

Oleh: NURFATMAWATI NPM : P

JURNAL HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PERILAKU AGRESIF SISWA KELAS VII SMP PGRI 1 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan Bimbingan Konseling FKIP UNP Kediri

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Jurusan Bimbingan dan Konseling

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel Tergantung : Kecenderungan Kenakalan Remaja

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Progam Studi PPKn OLEH :

BAB II TINJAUAN TEORI. yang luas, dari tingkah laku yang tidak dapat diterima secara sosial

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Bimbingan dan Konseling OLEH:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. psikis, maupun secara sosial (Hurlock, 1973). Menurut Sarwono (2011),

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Juurusan BIMBINGAN DAN KONSELING

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

HUBUNGAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KEMAMPUAN ADAPTASI SOSIAL SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUMBERGEMPOL TAHUN PELAJARAN 2014/2015

HUBUNGAN LAYANAN BIMBINGAN KARIER DENGAN PEMILIHAN PEKERJAAN SISWA KELAS XI SMK BHAKTI MULIA PARE KABUPATEN KEDIRI TAHUN PELAJARAN

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 2 CAMPURDARAT TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

ARTIKEL SKRIPSI OLEH : WIKANINGSIH NPM P

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DENGAN KENAKALAN REMAJA (JUVENILE DELINQUENCY) PADASISWA DI SMA NEGERI 2 BABELAN

EFEKTIVITAS LAYANAN INFORMASI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PUNCU TAHUN AJARAN 2016/2017

HUBUNGAN KEDISIPLINAN DI SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X SMK KARTANEGARA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI DALAM KELUARGA DENGAN TATA KRAMA PADA PESERTA DIDIK KELAS VII SMPN 2 KAUMAN TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2015/2016

HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KEMATANGAN EMOSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI I REJOTANGAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2014/2015

HUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI KELUARGA TERHADAP RASA PERCAYA DIRI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 8 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. yang menjembatani masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Pada usia ini individu

JURNAL PENGARUH PERCERAIAN ORANG TUA TERHADAP KECERDASAN EMOSI SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 PAPAR TAHUN PELAJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. Salah satunya adalah krisis multidimensi yang diderita oleh siswa sebagai sumber

Disusun Oleh: PRIYONO NPM : P

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. menyenangkan, dimana terjadi juga perubahan pada dirinya baik secara fisik,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa yang penuh konflik, karena masa ini adalah

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU DELIKUEN SKRIPSI

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN PRIBADI TERHADAP PERILAKU DISIPLIN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 NGANTRU TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PENGARUH BIMBINGAN KARIR TERHADAP ARAH PILIHAN KARIR SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 4 TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DENGAN PENGENDALIAN PERILAKU MENYIMPANG DI SMA PAWYATAN DAHA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Oleh: SITI SULAIKAH LATIF NPM : PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

EFEKTIVITAS TEKNIK BIBLIOKONSELING UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU ASERTIF SISWA KELAS X SMAN LOCERET NGANJUK TAHUN PELAJARAN 2016/2017

HUBUNGAN TEMAN SEBAYA DENGAN KENAKALAN REMAJA DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI

I. PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan suatu masa, dimana individu berjuang untuk tumbuh menjadi sesuatu,

PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SOSIODRAMA TERHADAP KEMANDIRIAN SISWA KELAS VIII MTs NEGERI KANDAT TAHUN PELAJARAN 2014/2015

SKRIPSI UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI. Disusun Oleh : MUHAMMAD AGUNG NUGROHO NPM :

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR DI KELAS PADA SISWA KELAS VIII SMP N 2 PACITAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Transkripsi:

PENGARUH KONDISI SOSIAL KELUARGA TERHADAP TINGKAT KENAKALAN SISWA SMPN 1 PRAMBON TAHUN PELAJARAN 2013/2014 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada JurusanBimbingan Konseling Oleh : KIKI RISTIYAWATI MARETA NPM: 10.1.01.01.0149 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA UN PGRI KEDIRI 2014 1

2

3

PENGARUH KONDISI SOSIAL KELUARGA TERHADAP TINGKAT KENAKALAN SISWA SMPN 1 PRAMBON TAHUN PELAJARAN 2013/2014 KIKI RESTIYAWATI MARETA NPM. 10.1.01.01.0149 Dosen Pembimbing 1 : Drs. Setya Adi Sancaya, M.Pd. Dosen Pembimbing 2 : Risaniatin Ningsih, S.Pd., M.Psi. UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI ABSTRAK Banyak faktor yang menjadi pencetus dari kenakalan remaja. Salah satu yang akan dibahas ini adalah kenakalan remaja yang berkaitan dengan keluarga. Keluarga merupakan sosialisasi manusia yang terjadi pertama kali sejak lahir hingga perkembangannya menjadi dewasa. Itulah sebabnya sebelum berlanjut kepada kenakalan remaja yang disebabkan oleh faktor yang lebih banyak lagi, maka akan lebih baik mulai memperhatikan dari permasalahan yang paling mendasar yaitu keluarga Permasalahan penelitian ini (1) bagaimana kondisi sosial keluarga SMPN 1 Prambon (2) Bagaimana tingkat kenakalan siswa SMPN 1 Prambon (3) bagaimana pengaruh kondisi sosial keluarga terhadap tingkat kenakalan siswa. Identitas remaja, baik sebagai pelajar ataupun pekerja sama-sama mempunyai kesempatan untuk melakukan kenakalan, baik itu kenakalan biasa, kenakalan khusus maupun kenakalan yang menjurus pada pelanggaran dan kejahatan. Remaja yang memiliki waktu luang banyak seperti mereka yang tidak bekerja dan masih pelajar kemungkinannya lebih besar untuk melakukan kenakalan.. Demikian juga dengan kondisi sosial keluarga, bahwa keluarga yang nota bene-nya keluarga yang utuh pun tidak menjamin anak untuk tidak melakukan kenakalan, terlebih lagi keluarga yang tingkat kondisi sosialnya rendah, maka kemungkinan besar anaknya akan melakukan kenakalan pada tingkat yang lebih berat. Sebaliknya bagi keluarga yang tingkat keberfungsian sosialnya tinggi, maka kemungkinan anak-anaknya melakukan kenakalan sangat kecil, apalagi kenakalan khusus. Oleh karena itulah pada umumnya bahwa ada hubungan negatif antara fungsi sosial keluarga dengan kenakalan remaja, artinya bahwa semakin tinggi fungsi sosial keluarga akan semakin rendah kenakalan yang dilakukan oleh remaja. Sebaliknya semakin ketidak-berfungsian sosial suatu keluarga, maka semakin tinggi tingkat kenakalan remajanya. Kata Kunci : kondisi sosial keluarga, kenakalan remaja I. LATAR BELAKANG Selama rentang kehidupan manusia banyak terjadi perubahan baik yang bersifat psikis maupun fisik yang dimulai sejak lahir sampai meningggal dunia. Dari semua fase perkembangan dan pertumbuhan manusia tersebut, salah satu fase yang penting dan menjadi pusat perhatian adalah fase remaja. Karena seorang remaja adalah generasi penerus bangsa yang nantinya akan menjadi pemimpin dan penerus perjuangan bangsa ini dan pada masa sebelum kemerdekaan Negara Republik Indonesia, remaja merupakan aktor penting yang ikut andil dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa. Selain itu, salah satu alasan 4

mengapa masa remaja menjadi masa yang penting dan menjadi salah satu pusat perhatian para pakar psikologi perkembangan, sosial maupun pendidikan adalah karena adanya masa transisi. Masa transisi adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak kemasa remaja dan masa transisi inilah yang menjadikan emosi remaja kurang stabil (storm and stress). Masa transisi ini menurut Ray (2008, dalam www.yoyooh.com) memungkinkan dapat menimbulkan masa krisis yang biasanya ditandai dengan kecenderungan munculnya perilaku-perilaku menyimpang atau dalam studi psikologi sosial biasa disebut dengan istilah kenakalan remaja atau Juvenile Delinquency. Kenakalan-kenakalan yang dilakukan oleh remaja di bawah usia 17 tahun yang disebabkan oleh kondisi keluarga yang tidak harmonis pun sangat beragam, mulai dari perbuatan yang bersifat amoral maupun anti sosial. Seperti; berkata jorok, mencuri, merusak, kabur dari rumah, indisipliner di sekolah, membolos, membawa senjata tajam, merokok, berkelahi dan kebut-kebutan di jalan, sampai pada perbuatan yang sudah menjurus pada perbuatan kriminal atau perbuatan yang melanggar hukum, seperti; pembunuhan, perampokan, pemerkosaan, seks bebas, pemakaian obat-obatan terlarang, dan tindak kekerasan lainnya yang sering diberitakan dimedia-media masa. Hampir setiap hari kasus kenakalan remaja selalu kita temukan di media-media massa, dimana sering terjadi di Kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya dan Medan, salah satu wujud dari kenakalan remaja adalah tawuran yang dilakukan oleh para pelajar atau remaja. Data di Jakarta tahun 1992 tercatat 157 kasus perkelahian pelajar. Tahun 1994 meningkat menjadi 183 kasus dengan menewaskan 10 pelajar, tahun 1995 terdapat 194 kasus dengan korban meninggal 13 pelajar dan 2 anggota masyarakat lain. Tahun 1998 ada 230 kasus yangmenewaskan 15 pelajar serta 2 anggota Polri, dan tahun berikutnya korban meningkat dengan 37 korban tewas. Terlihat dari tahun ke tahun jumlah perkelahian dan korban cenderung meningkat. Bahkan sering tercatat dalam satu hari terdapat sampai tiga perkelahian di tiga tempat sekaligus (Tambunan, dalam e-psikologi, 2001). Lebih jauh dijelaskan bahwa dari 15.000 kasus narkoba selama dua tahun terakhir, 46 % di antaranya dilakukan oleh remaja, selain itu di Indonesia diperkirakan bahwa jumlah prostitusi anak juga cukup besar. Departemen Sosial memberikan estimasi bahwa jumlah prostitusi anak yang berusia 15-20 tahun sebanyak 60% dari 71.281 orang. Unicef Indonesia menyebut angka 30% dari 40-150.000, dan Irwanto menyebut angka 87.000 pelacur anak atau 50% dari total penjaja seks (Sri Wahyuningsih dalam Dep.Sos, 2004). Selain itu suasana keluarga 5

yang menimbulkan rasa tidak aman dan tidak menyenangkan serta hubungan keluarga yang kurang baik dapat menimbulkan bahaya psikologis bagi setiap usia terutama pada masa remaja. Hal ini diperkuat dengan adanya hasil diskusi (www.kstv.com) yang dilakukan pihak Polresta Blitar tahun 2009 dengan para guru pembimbing se-kota Blitar. Dari hasil diskusi ini terungkap bahwa salah satu penyebab munculnya kenakalan pelajar itu adalah akibat keluarga yang tidak harmonis atau yang biasa disebut dengan keluarga broken home, sehingga orang tua sendiri lemah dalam melakukan pengawasan terhadap anak-anaknya. Padahal menurut Mardiya (2009) keluarga merupakan lingkungan yang utama bagi anak. Karena di lingkungan keluarga inilah anak akan menghabiskan sebagian besar waktunya. Anak akan tinggal di lingkungan keluarga tidak kurang dari 60% dari keseluruhan waktu dalam sehari, jadi lingkungan keluarga akan menjadi cermin anak. Sehingga baik- buruknya anak juga sangat tergantung kepada keluarga. Karena keluarga merupakan dunia keakraban yang diikat oleh tali batin, sehingga menjadi bagian yang vital dari kehidupannya. II. METODE Pada dasarnya pendekatan penelitian dibagi atas pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, analisis data bersifat kuantitatif/ statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Sedangkan penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, analisis data bersifat induktif/ kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi (Sugiyono 2008:15). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan Korelasi design dengan menggunakan Korelasional Design sesuai dengan namanya. Untuk mengetahui hubungan antar variabel bebas dengan variabel terikat. Penelitian ini dibangun dengan teori yang sudah matang, yang berfungsi untuk mengatahui, meramalkan dan mengontrol suatu fenomena (Arikunto, 2010: 386). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik korelasi dengan menerapkan Korelasional Design. Pada desain ini untuk mengetahui hubungan antar variabel bebas dengan variabel terikat. Penelitian ini dibangun dengan teori yang sudah matang, yang berfungsi untuk mengatahui, meramalkan dan mengontrol suatu fenomena. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda, hewan, gejala tes atau peristiwa sebagai sumber data yang 6

memiliki karakteristik tertentu dalam suatu penelitian. (Nawawi dalam Warsito, 1998, h.49). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa yang terdiri dari kelas VII, VIII, IX dan jumlah keseluruhan siswa yaitu 939. Sampel dalam penelitian ini dilakukan secara acak, setiap kelas VII, dan VIII hanya diambil perwakilannya saja sekitar 5 orang siswa/ kelas. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti. Menurut Sugiyono (2008:118) Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajarai semua yang ada pada populasi, misalnya keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi. Menurut Suharsimi Arikunto (2010:107) untuk sekedar ancerancer maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik siambil semuanya, sehingga penelitiannya merupakan penelitian yang populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil 10% atau lebih. Maka n n 90 90 = 47, 36 dibulatkan 47 responden (siswa). 2 2 n. d 1 90.01 1 1,9 Jadi jumlah sampelnya yaitu 47 responden (siswa). Teknik pengambilan sampel ini purposive sampling yakni pengambilan data berdasarkan ciri-ciri atau sifat-sifat yang ada dalam populasi yang sudah diketahui sebelumnya. III. HASIL DAN KESIMPULAN Hipotesis yang diuji adalah Ha : Ada pengaruh kondisi sosial keluarga terhadap tingkat kenakalan siswa sedangkan Ho: Tidak adanya pengaruh kondisi sosial keluarga terhadap tingkat kenakalan siswa. Hasil Analisis menunjukan bahwa rhitung sebesar 0,5812 rtabel sebesar 0,279 pada taraf signifikansi 5%, akibatnya Ho ditolak, Ha diterima tetapi bila rtabel r hitung maka H0 diterima, Ha ditolak. Hasil penelitian menyatakan adanya pengaruh negatif antara sosial keluarga terhadap kenakalan siswa dapat dierima. Berdasarkan hasil uji hipotesis yang dipeoleh dapat diketahui bahwa koefisien korelasi antara kondisi sosial keluarga dengan kenakalan siswa adalah 0,5812 dengan p>0,05. Hasil tersebut menunjukan adanya pengaruh negatif yang sangat signifikan antara kondisi sosial keluarga terhadap tingkat kenakalan siswa. Berdasarkan penelitian secara umum dapat dinyatakan bahwa kondisi sosial keluarga sangat berpengaruh terhadap timbulnya kenakala siswa. Hal ini sesuai dengan landasan teori yang digunakan pada bab sebelumnya, yaitu keluarga memiliki peranan yang penting dalam perkembangan anak (Sudarsono, 2004, h.125). senada dengan penelitian yang dilakukan oleh 7

Masngudin HMS (2008) menyebutkan bahwa keluarga yang kondisi sosialnya buruk maka kemungkinan besar anaknya akan melakukan kenakalan pada tingkat yang lebih berat. Sebaliknya bagi keluarga yang tingkat kondisi sosial keluarganya baik maka kemungkinan anak-anaknya melakukan kenakalan sangat kecil, apalagi kenakalan khusus. Sehingga hasil analisis menunjukan adanya pengaruh kondisi sosial keluarga terhadap tingkat kenakalan siswa. Kondisi sosial keluarga di SMPN 1 Prambon mayoritas sangat kurang baik (18 orang siswa atau 34,6153%). Kenakalan siswa di SMPN 1 Prambon sebagian besar sangat tinggi (23 orang siswa atau 44,2307% ). Ada pengaruh kondisi sosial keluarga terhadap tingkat kenakalan siswa. IV. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Basri. H. 2001. Keluarga Sakinah Tinjauan Psikologi dan Agama. (edisi empat). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Departemen Sosial. 2004. Penelitian Model Pemberdayaan keluarga Dalam Mencegah Tindak Tuna Sosial Oleh Remaja Perkotaaan. http://www.depsos.go.id/balitbang. Hawari, Dadang. 2008. Membina Keluarga Bahagia. Jakarta: Pustaka Antara Hurlock, E.B. 2002. Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan sepanjang Rentang Kehidupan. (terjemahan). Jakarta: Erlangga. Kartono, K. 2003. Patologi Sosial 2. Kenakalan Remaja. Jakarta: Rajawali Perss. Murni, A. 2004. Hubungan Persepsi Terhadap Keharmonisan Keluarga Dan Pemantauan Diri pada Dengan Kecenderungan Perilaku Delikuen Pada Remaja. Tesis. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (tidak diterbitkan). Monks, F.J,K dan Haditono, S.R. 2000. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Nuryoto, S. 2002. Kemandirian Remaja ditinjau dari Tahap Perkembangan, Jenis Kelamin dan Peran Jenis. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. Priyatno, Duwi. 2012. Belajar Praktis Analisis Parametik dan Non Parametik Dengan SPSS dan Prediksi Pertanyaan Pendadaran Skripsi dan Tensis. Yogyakarta: Gava Media. Rahmawati, A. 2005. Hubungan Antara konsep Diri dan Persepsi Tentang Peran Ganda Ibu Bekerja Dengan ketakutan Akan Sukses Remaja Perempuan Di sekolah Kondukasi dan Non-Koedukasi. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. Riduwan.2009. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta. Sarwono, S.W. 2002. Psikologi Remaja. Edisi Enam. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Simandjuntak, B. 2003. Latar Belakang Kenakalan Remaja. Bandung: Penerbit Alumni. 8

Soerjono Soekanto. 2001. Sosiologi Penyimpangan, Rajawali, Jakarta. Suryabrata, S. 2011. Psikologi Kepribadian. Jakarta: Rajawali Press. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta. Tambunan, R. 2001. Perkelahian Pelajar. www.e-psikologi.com. 9