BAB IV KEBIJAKAN DIVIDEN A. Tujuan Kompetensi Khusus Setelah mengikuti perkuliahan, diharapkan mahasiswa mampu: Memahami pengertian kebijakan dividen Mengerti dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi dividen Mengetahui macam-macam kebijakan dividen Mengetahui kebijakan, Stock Dividen, Stock Split dan Repurchase Stock. B. Tugas Latihan Mahasiswa menyelesaikan soal-soal yang terdapat di akhir bab. 22
BAB IV KEBIJAKAN DIVIDEN A. Pengertian Kebijakan Dividen Kebijakan dividen adalah suatu trade off, apakah dividen kas dibayarkan setinggi-tingginya, ataukah dibayarkan serendah-rendahnya. Bila dividen dibayarkan setinggi- tingginya, harga pasar saham ada kemungkinan akan meningkat, namun di sisi lain, pertumbuhan investasi perusahaan relatif lambat, karena jumlah laba ditahan (return earrning) yang digunakan untuk membiayai pertimbuhan investasi tersebut relatif sedikit. Sebaliknya, bila dividen dibayarkan serendah-rendahnya, harga pasar saham kemungkinan akan menurun, namun di sisi lain, pertumbuhan investasi perusahaan relatif cepat, karena jumlah laba ditahan yang digunakan untuk membiayai pertumbuhan investasi relatif besar; Selama proyek investasi memberikan return > dibanding required rate of return, maka proyek investasi tersebut layak dibiayai dengan laba ditahan, jika masih terdapat sisa laba ditahan, setelah pembiayaan investasi, maka laba ini akan dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen kas. Sebaliknya, jika proyek investasi menawarkan return < required rate of return, maka proyek investasi tidak layak dibiayai, oleh karena itu bayarlah dividen setinggi-tingginya; Sebagian besar perusahaan mendistribusikan labanya kepada pemegang saham dalam bentuk cash dividen. Selain itu perusahaan juga dapat mendistribusikan labanya dalam bentuk stock dividen dan stock split B. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kebijakan Dividen 1. Posisi likuiditas perusahaan. Posisi kas atau likuiditas, merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan sebelum cash dividen dibayarkan. Makin kuat posisi likuiditas, maka makin tinggi tingkat dividen payout rationya. 2. Tingkat pertumbuhan perusahaan; 3. Kebutuhan dana untuk membayar hutang; 4. Adanya kepentingan pengawasan atau control terhadap perusahaan 23
C. Macam-macam kebijakan dividen 1. Kebijakan dividen yang stabil; 2. Kebijakan dividen dengan dengan penetapan jumlah dividen minimal plus jumlah ekstra tertentu; 3. Kebijakan dividen dengan penetapan payout ratio yang konstan; 4. Kebijakan dividen yang fleksibel D. Kebijakan, Stock Dividen, Stock Split dan Repurchase Stock S T O C K D I V I D EN 1. Stock dividen adalah pembagian dividen dalam bentuk saham, biasanya dinyatakan dalam persentase tertentu dari jumlah saham yang beredar. Stock dividen mengakibatkan kapitalisasi dari sebagian laba ditahan sehingga komposisi modal sendiri dari suatu perusahaan akan berubah; 2. Sebuah perusahaan mempunyai modal sendiri sebagai berikut: Saham biasa (400.000 lembar @ Rp.1.000 Rp.400.000.000 Laba ditahan Rp. 75.000.000 Jumlah Bila perusahaan menetapkan stock dividen 5%, hal ini menunjukkan jumlah lembar saham yang beredar akan bertambah 20.000 (5% x 400.000). Bila harga pasar saham saat ini Rp.1.500, maka jumlah modal sendiri perusahaan setelah srock dividen adalah sebagai berikut: Saham biasa (400.000 lembar @ Rp.1.000 Agio saham (Rp.500 x 20.000) Laba ditahan (Rp.75.000.000-Rp.30.000.0000 Jumlah Rp.420.000.000 Rp.10.000.000 Rp.45.000.000 24
S T O C K S P L I T 1. Stock Split (pemecahan saham) sehingga jumlah lembar saham yang beredar menjadi lebih besar. Tujuannya adalah untuk membuat saham lebih liquid (lebih sering diperdagangkan). Penyebabnya adalah harga saham terlalu mahal atau jumlah saham yang beredar terlalu sedikit. 2. Sebuah perusahaan mempunyai modal sendiri sebagai berikut: Saham biasa (400.000 lembar @ Rp.1.000 Rp.400.000.000 Laba ditahan Rp. 75.000.000 Jumlah modal sendiri Bila perusahaan menetapkan stock split down 1:2, artinya 1 lembar saham baru akan ditukar dengan 2 lembar saham lama, maka modal perusahaan setelah stock split down adalah sebagai berikut: Saham biasa (200.000 lembar @ Rp.2.000 Rp.400.000.000 Laba ditahan Rp. 75.000.000 Jumlah modal sendiri Stock split tidak mempengaruhi aliran kas (cash flow), total aset, dan proporsi kepemilikan saham 1. Trading range theory. Teori ini menyatakan bahwa alasan manajemen melakukan stock split, adalah adanya kesimpulan bahwa harga pasar saham dianggap terlalu mahal, sehingga daya beli investor tidak dapat menjangkau harga saham. Dengan adanya stock split, diharapkan daya beli investor dapat menjangkau harga pasar saham, sehingga perdagangan pasar saham dapat bergairah kembali. Demikian juga bilamana harga saham dianggap terlalu rendah. 2. Signaling theory. Teori ini menyatakan bahwa perusahaan yang melaksanakan kebijaksanaan stock split adalah perusahaan yang mempunyai kinerja keuangan cukup baik. Pengumuman 25
stock split juga merupakan sinyal bahwa earning dan cash dividen akan meningkat. Peningkatan earning dan cash dividen merupakan gambaran prospek perusahaan yang baik. Stock split memerlukan biaya yang tidak sedikit, sehingga hanya perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang baik saja, yang dapat melakukan stock split. REPURCHASING OF STOCK 1. Bila perusahaan mempunyai kas yang berlebihan, sementara tidak terdapat kesempatan investasi yang menguntungkan, maka pendistribusian dana dengan cara membeli kembali saham yang beredar sekaligus pembayaran cash dividen dapat dilakukan oleh perusahaan; 2. Sebuah perusahaan mempunyai modal sendiri sebagai berikut: Keuntungan neto sesudah pajak Rp. 1.000.000 Jumlah lembar saham yang beredar 10.000 lembar Pendapatan per lembar saham Rp.100 Harga per lembar saham Rp. 1.425 dividen sekaligus pembelian kembali sebagian saham yang beredar, maka perhitungan adalah sebagai berikut: P = Px + (D/S) P = Harga equilibrium pembelian kembali saham ( equilibrium repurchase price) Px = Harga per lembar saham D = Jumlah dana yang akan didistribusikan S = Jumlah lembar saham sebelum repurchasing of stock. Repurchase of stock, dapat dilakukan dengan tiga cara; 1. Tender offer. Perusahaan melakukan penawaran resmi, dengan harga di atas harga pasar; 2. Negoitiated basis. Pembelian kembali saham dilakukan terhadap pemegang saham besar (major stockholder); 3. Open market repurchase. Pembelian kembali saham dilakukan melalui pasar modal 26
SOAL-SOAL LATIHAN: 1. PT. Indraloka pada tahun 2001 mempunyai laba setelah pajak sebesar Rp150.000.000,- dan membagikannya sebagai dividen tunai sebesar Rp90.000.000,-. Laba tersebut telah dengan tingkat pertumbuhan sebesar 7,5% per tahun selama 8 tahun. Tahun 2009 perusahaan memperoleh laba sebesar Rp195.000.000,-. Kesempatan investasi yang ada senilai Rp225.000.000,-. Hitunglah dividen yang dibayarkan bila perusahaan menggunakan kebijakan: a) Dividend Payout Ratio yang konstan b) Pertumbuhan dividen yang stabil c) Residual dividen bila dipertahankan debt to total asset ratio 40%. 2. PT. Aggora pada akhir tahun 2005 mempunyai struktur equity sebagai berikut: Modal saham (Rp1.200 x 250.000 lbr) =Rp 300.000.000,- Agio saham =Rp 200.000.000,- Laba ditahan =Rp 500.000.000,- Jumlah modal sendiri =Rp1.000.000.000,- Perusahaan akan memberikan stock dividen sebanyak 30% atau 75.000 lembar saham. Harga saham tersebut sebesar Rp5.200,- per lembarnya. Tentukanlah struktur modal sendiri yang baru dan hitunglah harga per lembar saham!! 27
28