ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS AKTIVA TETAP BERWUJUD PADA CV WIDITAMA MANDIRI. Hartono Saputra Jurusan Akuntansi Politeknik PalComTech Palembang

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PERHITUNGAN PENYUSUTAN AKTIVA TETAP BERWUJUD DAN PENGARUHNYA TERHADAP LABA RUGI PADA PT. GENDARIN INDONESIA CABANG PALEMBANG

AKTIVA TETAP BERWUJUD

ANALISA PERLAKUAN AKUNTANSI AKTIVA TETAP BERWUJUD PADA UD. PANCA BAKTI MARTAPURA KALIMANTAN SELATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA CV. KRUWING INDAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

AKUNTANSI AKTIVA TETAP GUNA MENDUKUNG KEWAJARAN LAPORAN KEUANGAN (STUDI KASUS PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA X PG. NGADIREDJO KEDIRI)

Analisis Perlakuan Akuntansi Atas Aset Tetap Berdasarkan SAK ETAP Pada CV. Sekonjing Ogan Ilir

BAB I PENDAHULUAN. posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan yang dipimpinnya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian akuntansi Menurut Accounting Principle Board (ABP) Statement

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi. usaha harmonisasi) standar akuntansi dan pilihan metode, teknik

CENDEKIA AKUNTANSI Vol. 1 No. 2 Mei 2013 ISSN

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI AKTIVA TETAP BERWUJUD DAN HUBUNGANNYA TERHADAP KEWAJARAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT MULYA JATRA SIDOARJO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Perlakuan Akuntansi Aset Tetap Pada Pt.XYZ Tanjungpinang Adelyana Agness Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji ABSTRAK

BAB II LANDASAN TEORITIS

AKTIVA TETAP (FIXED ASSET)

PENERAPAN PSAK NOMOR 16 TENTANG KAPITALISASI BIAYA REPARASI AKTIVA TETAP (KENDARAAN JENIS FUSO DAN PS) PADA PT. STAR CARGO SAMARINDA SYAHMI AISYAH

AKTIVA TETAP BERWUJUD (FIXED ASSETS)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PENERAPAN PENYUSUTAN AKTIVA TETAP BERWUJUD DAN PENGARUHNYA PADA LAPORAN KEUANGAN PTPN X PG WATOETOELIS SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. CV. Rajawali Perkasa melakukan usaha dagang bahan-bahan bangunan.

BAB III SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP BERWUJUD PADA PT HERFINTA FRAM AND PLANTATION

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 5 Aktiva Tetap Berwujud (Tangible - Assets)

PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS AKTIVA TETAP MESIN PADA PT BABA RAFI INDONESIA OUTLET NGINDEN SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan. menghasilkan, ada beberapa defenisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli.

Materi: 12 ASET: PENGHENTIAN. (Dihapus, Dijual, Ditukar)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Akuntansi memiliki definisi yang berbeda-beda, tergantung dari sudut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kebutuhan transportasi pada masa sekarang ini merupakan kebutuhan yang

ANALISIS PERHITUNGAN PERSEDIAAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DAN MENURUT PERPAJAKAN PADA CV ALAM ABADI MULIA PALEMBANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB XVIII AKUNTANSI ASET TETAP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perlengkapan dan sarana pendukung lainnya untuk memperlancar pekerjaan dalam rangka

BAB II KAJIAN TEORI. jangka waktu kurang dari 1 tahun (seperti tagihan) modal, semua milik usaha yang

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Carl (2015:3), Akuntansi (accounting) dapat diartikan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. entitas pada tanggal tertentu. Halim (2010:3) memberikan pengertian bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian aset tetap (fixed asset) menurut Reeve (2012:2) adalah :

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN.

PENYUSUTAN (Depreciation)

Materi: 11 ASET (ASSETS) (PEROLEHAN, DEPRESIASI & KLASIFIKASI BIAYA ASET)

ANALISIS PENERAPAN METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP DAN KETERKAITANNYA TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PG. TOELANGAN SIDOARJO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. KONSEP DAN PRISIP AKUNTANSI

BAB II LANDASAN TEORI. Akuntansi yang mengatur tentang aset tetap. Aset tetap adalah aset berwujud yang

PERLAKUAN AKUNTANSI PIUTANG DAGANG (PSAK NO.09) PADA LAPORAN KEUANGAN PT. KEBAYORAN PHARMA SAMARINDA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat memberikan pelayanan sebaik-baiknya dengan manajemen yang

BAB 2 LANDASAN TEORITIS. Aset tetap termasuk bagian yang sangat signifikan dalam perusahaan. Jika

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 7 ASET TETAP. dilakukan agar bisa digunakan secara optimal selama umur ekonominya.

PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS AKTIVA TETAP BERWUJUD PT. GEMA KARYA ABADI

odul ke: Adjusting Process Jurnal Penyesuaian akultas FASILKOM Yustika Erliani SE, MMSI rogram Studi Sistem Informasi

Analisis Cost Of Capital dan Pengaruhnya Terhadap Laba Pada PT Bumi Jasa Utama-Kalla Rent Makassar

AKTIVA TETAP TAK BERWUJUD (Intangible Fixed Assets)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENERAPAN METODE PENYUSUTAN GARIS LURUS PADA AKTIVA TETAP BERWUJUD DI BALAI BESAR PENDIDIKAN PENYEGARAN DAN PENINGKATAN ILMU PELAYARAN (BP3IP)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. benar-benar sesuai dengan kebutuhan, sehingga investasi yang dilakukan terhadap

JURNAL PENYESUAIAN. Armini Ningsih Politeknik Negeri Samarinda

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan juga mempunyai tujuan yang ingin dicapai.

Tinjauan Terhadap Pengelolaan Aset Tetap Pt.Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 2 Bandung

BAB V KESIMPULAN. akuntansi sewa pada PT. Seruni Inti Mandiri didapatkan kesimpulan sebagai berikut :

Materi: 13. INTANGIBLE ASSETS (Aset Tidak Berujud)

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak lain yang berkepentingan dengan perusahaan. Melalui proses

ANALISIS DEPRESIASI KENDARAAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTA DHARMA DI SAMARINDA

JURNAL ANALISIS PENERAPAN METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP TERHADAP LABA PERUSAHAAN PADA CV. NEW WIJAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. langkah yang ditempuh oleh pemerintah untuk memajukan sektor ekonomi

EVALUASI PENERAPAN METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP DAN PENGARUHNYA TERHADAP LABA PERUSAHAAN

BAB II LANDASAN TEORI. keharusan untuk berhubungan dengan pihak pihak lain yang terkait dengan

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya harus ditunjang

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORITIS. atau mempertanggungjawabkan. bersangkutan dengan hal-hal yang dikerjakan oleh akuntan dalam

ANALISIS COST OF CAPITAL

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian dan Penggolongan Aktiva Tetap. menentukan bagaimana sederhana dan kompleknya suatu badan usaha

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA CV. ABADI JASA. Latifa Tri Utami Jurusan Akuntansi Politeknik PalComTech Palembang.

Penerapan Metode Penyusutan Aktiva Tetap Berwujud Ditinjau Dari Sudut Pandang Akuntansi dan Perpajakan Pada PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk

PENERAPAN LAPORAN ARUS KAS YANG SESUAI DENGAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (Studi Kasus Pada PT. Kent Transindo Indonesia Cabang Kediri)

Transkripsi:

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS AKTIVA TETAP BERWUJUD PADA CV WIDITAMA MANDIRI Hartono Saputra Jurusan Akuntansi Politeknik PalComTech Palembang Abstrak Perusahaan adalah sebuah organisasi yang cenderung pada aktivitas usaha untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan, untuk mewujudkan hal tersebut, manajemen selaku pihak yang bertanggungjawab melaksanakan aktivitas perusahaan berkewajiban melakukan pengelolaan berbagai sumber daya yang ada dengan efektif dan efisien. Hal ini harus dilakukan pihak manajemen, mengingat kelangsungan hidup perusahaan akan sangat ditentukan dari pengelolaan sumber daya yang dimiliki.seperangkat data yang diperlukan untuk menilai pihak manajemen dalam melakukan pengelolaan sumber daya perusahaan dengan baik dan efisien serta sebagai bahan pertanggungjawaban kepada pihakpihak yang berkepentingan, data tersebut berupa informasi akuntansi yang disajikan dalam bentuk laporan keuangan. Kewajaran informasi yang terdapat dalam suatu laporan keuangan sangat ditentukan oleh kewajaran masingmasing unsurnya dimana salah satu unsur laporan keuangan tersebut adalah aktiva tetap berwujud yang terdapat dalam neraca. Aktiva tetap apabila ditinjau dari wujudnya terbagi menjadi dua bagian yaitu, aktiva tetap berwujud dan aktiva tetap tidak berwujud. Aktiva tetap Kata Kunci : Analisis,Perlakuan Akuntansi, Aktiva Tetap Berwujud. PENDAHULUAN CV. Widitama Mandiri adalah perusahaan yang bergerak di bidang supply barang. Aktiva tetap yang dimiliki CV. Widitama Mandiri berupa peralatan kantor dan kendaraan. Perlakuan akuntansi yang dilakukan oleh CV.Widitama Mandiri meliputi segala tindakan yang berhubungan dengan aktiva tetap tersebut yaitu saat penilaian dan pencatatan aktiva tetap serta penyaiannya dalam laporan keuangan. Kesalahan dalam menerapkan perlakuan akuntansi atas aktiva tetap akan mempengaruhi laporan keuangan, khususnya dalam laporan labarugi dan neraca. Hal ini jelas terlihat dalam menentukan besarnya harga perolehan aktiva tetap dan dalam mengkapitalisasi biayabiaya, dalam bentuk siap pakai, dicatat berdasarkan harga beli ditambah biaya seperti biaya pengangkutan, biaya asuransi kendaraan dan lain sebagainya yang terjadi dalam rangka menempatkan aktiva tetap tersebut pada kondisi dan tempat sehingga siap untuk digunakan. Penilaian aktiva tetap berwujud yang dilakukan oleh perusahaan dinyatakan atas dasar harga beli aktiva tetap berwujud yang tidak mengacu pada standar akuntansi keuangan yang mengharuskan bahwa suatu aktiva tetap diukur berdasarkan harga perolehan. Hal ini akan mempengaruhi biaya penyusutan yang dibebankan pada setiap periode akuntansi menjadi lebih rendah dari yang semestinya, sedangkan biaya lainlain CV. Widitama Mandiri dalam laporan laba rugi pada periode tersebut menjadi lebih besar dari yang seharusnya. CV.Widitama Mandiri memakai metode penyusutan garis lurus untuk semua aktiva tetap berwujud yang dimilikinya. 1

LANDASAN TEORI Aktiva Tetap Menurut Kusnadi dkk (2001:528) aktiva tetap adalah semua benda yang dimiliki oleh perusahaan yang memiliki nilai guna ekonomis serta mempunyai umur (masa) manfaat lebih dari satu periode akuntansi (satu tahun) dan diakui serta di ukur berdasarkan prinsip akuntansi yang diterima umum. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2007:16.2) aset tetap adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang dan jasa serta direntalkan kepada pihak lain untuk tujuan administratif, dan diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode akuntansi. Aktiva Tetap Berwujud Menurut Baridwan (2002:271) Aktiva tetap berwujud adalah Aktivaaktiva yang berwujud yang sifatnya relatif permanen yang digunakan dalam kegiatan normal perusahaan. Istilah permanen menunjukkan sifat dimana aktiva yang bersangkutan dapat digunakan dalam jangka waktu yang relatif lama. Untuk tujuan akuntansi, jangka waktu penggunaan ini dibatasi dengan lebih dari satu periode akuntansi. Jadi aktiva berwujud yang umurnya lebih dari satu periode akuntansi dikelompokkan sebagai aktiva tetap berwujud. Menurut Soemarso (2005:33) aktiva tetap berwujud adalah Aktiva tetap yang secara fisik ada. Penilaian dan Pelaporan Aktiva Tetap Berwujud Menurut Soemarso (2005 : 30) Penilaian dan pelaporan aktiva tetap berwujud dinilai sebesar nilai bukunya yaitu harga perolehan dikurangi dengan akumulasi peyusutan. Manfaat Ekonomi dari suatu aktiva tettap tidak lagi sebesar nilai bukunya, maka aktiva tersebut harus dinyatakan sebesar jumlah yang sepadan dengan nilai manfaat ekonomi yang tersisa. Penurunan nilai kegunaan aktiva tetap tersebut tercatat sebagai kerugian. Aktiva tetap di dalam laporan keuangan dirinci menurut jenisnya, seperti: tanah, gedung, mesinmesin, peralatan, kendaraan, dan lainlain. Akumulasi penyusutan disajikan sebagai pengurang terhadap aktiva tetap, baik seara sendirisendiri menurut jenisnya atau secara keseluruhan. Menurut Soemarso (2005:30) mengatakan bahwa permasalahan yang harus diperhatikan terhadap perlakuan akuntansi atas aktiva tetap adalah pada saat perolehan, pemakaian dan pada saat penghentian pemakaian. Depresiasi Menurut Baridwan (2002:307) depresiasi adalah sebagian dari harga perolehan aktiva tetap yang secara sistematis dialokasikan menjadi biaya setiap periode akuntansi. Menurut Committee on terminology dari AICPA yang dikutip dalam buku Zaki Baridwan (2002:308) depresiasi adalah suatu sistem akuntansi yang bertujuan untuk membagikan harga perolehan atau nilai dasar lain dari aktiva tetap berwujud dikurangi nilai sisa (jika ada), selama umur kegunaan unit itu ditaksir dalam suatu cara sistematis dan rasional. Menurut Wibowo (2002 : 161) Depresiasi adalah alokasi harga perolehan menjadi beban selama masa manfaat. 2

Harga Perolehan Menurut Baridwan (2002:309) harga perolehan adalah biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh suatu aktiva tetap agar dapat digunakan. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2007:16.2) harga perolehan adalah jumlah yang dibayarkan atau nilai wajar dari imbalan lain yang diserahkan untuk memperoleh suatu aset pada saat perolehan atau konstruksi atau jumlah yang dikeluarkan dari aset pertama ke aset lain. Nilai Sisa Menurut Baridwan (2002:309) nilai sisa (residu) adalah jumlah yang diterima bila aktiva itu sudah tidak dapat digunakan lagi. Menurut Soemarso (2005:33) Nilai sisa adalah taksiran nilai pasar aktiva pada akhir massa manfaat. HASIL DAN PEMBAHASAN Pembahasan Aktiva tetap merupakan salah satu unsur yang turut berperan dalam rangka meningkatkan pendapatan perusahaan. Aktiva tetap ada yang berperan langsung dan ada aktiva yang tidak dalam operasi perusahaan. Pencantuman nilai aktiva tetap dalam laporan keuangan harus dihitung secara benar dan tepat sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Perlakuan akuntansi meliputi segala tindakan yang berhubungan dengan aktiva tetap tersebut yaitu saat pencatatan aktiva dan penilaian tetap serta penyaiannya dalam laporan keuangan. Kesalahan dalam menerapkan perlakuan akuntansi atas aktiva tetap akan mempengaruhi laporan keuangan, khususnya dalam laporan labarugi dan neraca. Masalah akuntansi yang timbul adalah pada saat perolehan aktiva tetap yaitu penentuan jumlah dan elemen harga perolehan dan pencatatannya, dan selama pemakaian aktiva tetap adalah penentuan dan pencatatan penyusutan, sedangkan ketika pelepasan aktiva tetap adalah penentuan dan penyesuaian nilai buku serta pencatatan terhadap pelepasan aktiva tetap dan pengakuan terhadap laba atau rugi yang dilaksanakan oleh pelepasan aktiva tetap tersebut. Aktiva tetap yang dimiliki CV. Widitama Mandiri adalah 8 unit computer Pentium 4 yang dibeli tanggal 25 Januari dan 10 April tahun 2008, 2 unit AC dengan merek CHANGHONG CSC05 P3, mesin foto copy Xerox Tipe Vivace 400selanjutnya mesin fax dengan merek Canon All In One MX308 FAX serta mobil kijang jenis pick up dan motor SUPRA X 125. Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis menemukan bahwa CV. Widitama Mandiri melakukan kesalahan penentuan harga perolehan atas aktiva tetapnya yaitu : meja dan kursi, air conditioner, mesin foto copy dan mobil. Hal ini mengakibatkan kesalahan dalam perhitungan penyusutan dan ketidaktepatan penyajiannya dalam laporan keuangan. 3

1. Analisis Pencatatan Aktiva Tetap Pada CV.Widitama Mandiri Nama Berikut ini adalah tabel daftar aktiva tetap CV. Widitama Mandri Tabel 1. Daftar Aktiva Tetap CV. Widitama Mandiri Tahun 2008 Tanggal Perolehan Jumlah Unit Harga perolehan Umur Ekonomis Bia ya Penyusu tan peralatan kantor komputer 25Jan08 4 Rp 14.000.000 4 Rp 3.208.333 komputer 10Apr08 4 Rp 12.800.000 4 Rp 2.400.000 ac 26Jan08 2 Rp 3.089.000 4 Rp 707.896 meja kursi 25Jan08 Rp 5.000.000 4 Rp 1.145.833 lemari 25Jan08 3 Rp 2.096.000 4 Rp 480.333 mesin foto copy 02Mei08 1 Rp 8.400.000 4 Rp 1.400.000 fax 28Jan08 1 Rp 1.782.000 4 Rp 408.375 Rp 47.167.000 Rp 9.750.771 kendaraan mobil 10Jun08 1 Rp 100.000.000 8 Rp 7.291.667 motor 30Jan08 1 Rp 12.000.000 4 Rp 2.750.000 Rp 112.000.000 Rp 10.041.667 Sumber : CV.Widitama Mandiri Bedasarkan data yang bersunber dari CV.Widitama Mandiri ternyata perusahaan ini memperoleh aktiva tetap dengan cara pembelian tunai. Berdasarkan data yang ada mengenai perhitungan penentuan besarnya harga perolehan aktiva tetap, perusahaan ini belum menerapkan pencatatan sebagaimana mestinya sehingga terjadi ketidaktepatan dalam menentukan besarnya harga perolehan aktiva tetap. Hal ini jelas terlihat dalam mengkapitalisasi biayabiaya untuk menentukan besarnya harga perolehan aktiva tetap dimana seharusnya aktiva tetap yang diperoleh dalam bentuk siap pakai dicatat berdasarkan harga beli ditambah biaya yang terjadi dalam rangka menempatkan aktiva tetap tersebut pada kodisi dan tempat, sehingga siap untuk digunakan. Tanggal 25 Januari 2008 CV. Widitama Mandiri membeli meja dan kursi Seharga Rp 5.000.000,,biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 100.000,. Ayat Jurnal atas pembelian meja dan kursi menurut CV. Widitama Mandiri adalah sebagai berikut : Tabel 2. Jurnal Pembelian Meja dan Kursi CV Widitama Mandiri Meja dan Kursi Beban Lainlain Sumber :CV. Widitama Mandiri Rp. 5.000.000 Rp. 100.000 Rp. 5.100.000 4

Pencatatan atas pembelian meja dan kursi pada CV. Widitama Mandiri belum sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) no 16 tahun 2007 karena perusahaan mencatat harga perolehan sebesar Rp. 5.000.000, ak an tetapi menurut SAK harga perolehan aktiva tersebut seesar RP. 5.100.000,, sehingga ada perbedaan nilai menurut CV. Widitama Mandiri dengan Standar Akuntansi Keuangan. selisih Rp 100.000, oleh perusahaan dibebankan kepada beban operasional periode tersebut, yang seharusnya dimasukkan ke dalam harga perolehan. Ayat jurnal atas pembelian meja dan kursi menurut Penulis adalah sebagai berikut: Tabel 3. Jurnal Pembelian Meja dan Kursi (menurut penulis) Meja dan Kursi Sumber : Data Olahan Rp. 5.100.000 Rp. 5.100.000 Selanjutnya pada anggal 26 Januari 2008 CV.Widitama Mandiri membeli Air Conditioner seharga Rp 3.089.000, biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 50.000,. Ayat jurnal atas pembelian air conditioner menurut CV. Widitama Mandiri adalah sebagai berikut: Tabel 4. Jurnal Pembelian Air Conditioner CV Widitama Mandiri Air Conditioner Beban Lainlain Rp. 3.089.000 Rp. 50.000 Rp. 3.139.000 Sumber :CV. Widitama Mandiri Pencatatan atas pembelian Air Conditioner pada CV. Widitama Mandiri belum sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) No. 16 tahun 2007 karena perusahaan mencatat harga perolehan sebesar Rp. 3.089.000, akan tetapi menurut SAK harga perolehan aktiva tersebut seesar RP. 3.139.000,, sehingga ada perbedaan nilai menurut CV. Widitama Mandiri dengan Standar Akuntansi Keuangan. selisih sebesar Rp 50.000, oleh perusahaan dibebankan kepada beban operasional perode tersebut, yang seharusnya dimasukkan ke dalam harga perolehan. Ayat jurnal atas pembelian air conditioner menurut penulis sebagai berikut: Tabel 5. Jurnal Pembelian Air Conditioner (menurut penulis) Air Conditioner Sumber :Data Olahan Rp. 3.139.000 Rp. 3.139.000 Tanggal 2 Mei 2008 membeli Mesin foto copy seharga Rp 8.400.000, dengan biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 50.000, Ayat jurnal atas pembelian Mesin foto copy menurut CV. Widitama Mandiri adalah sebagai berikut: 5

Tabel 6. Jurnal Pembelian Mesin foto copy CV Widitama Mandiri Mesin foto copy Beban Lainlain Sumber :CV. Widitama Mandiri Rp. 8.400.000 Rp. 50.000 Rp. 8.450.000 Pencatatan atas pembelian mesin foto copy pada CV. Widitama Mandiri belum sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) No. 16 tahun 2007 karena perusahaan mencatat harga perolehan sebesar Rp. 8.400.000, akan tetapi menurut SAK harga perolehan aktiva tersebut seesar RP. 8.450.000,, sehingga ada perbedaan nilai menurut CV. Widitama Mandiri dengan Standar Akuntansi Keuangan. selisih sebesar Rp 50.000, oleh perusahaan dibebankan kepada beban operasional perode tersebut, yang seharusnya dimasukkan ke dalam harga perolehan. Ayat jurnal atas pembelian mesin foto copy menurut penulis adalah sebagai berikut: Tabel 7. Jurnal Pembelian Mesin foto copy (menurut penulis) Mesin foto copy Rp. 8.450.000 Rp. 8.450.000 Sumber :Data Olahan Tanggal 10 Juni 2008 CV.Widitama Mandiri membeli mobil jenis pick up seharga Rp 100.000.000, biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 418.000, Ayat jurnal atas pembelian mobil menurut CV. Widitama Mandiri adalah seagai berikut: Tabel 8. Jurnal Pembelian Mobil CV Widitama Mandiri Mobil Beban Lainlain Sumber :CV. Widitama Mandiri Rp. 100.000.000 Rp. 418.000 Rp. 100.418.000 Pencatatan atas pembelian Mobil pada CV. Widitama Mandiri belum sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) No. 16 tahun 2007 karena perusahaan mencatat harga perolehan sebesar Rp. 100.000.000, akan tetapi menurut SAK harga perolehan aktiva tersebut seesar RP. 100.418.000,, sehingga ada perbedaan nilai menurut CV. Widitama Mandiri dengan Standar Akuntansi Keuangan. selisih sebesar Rp 418.000, oleh perusahaan dibebankan kepada beban operasional perode tersebut, yang seharusnya dimasukkan ke dalam harga perolehan. Ayat jurnal atas pembelian mobil menurut penulis adalah sebagai berikut : 6

Tabel 9. Jurnal Pembelian Mobil (menurut penulis) Keterangan Mobil Sumber :Data Olahan Debit Rp. 100.418.000 Kredit Rp. 100.418.000 2. Analisis Penilaian Aktiva Tetap Pada CV. Widitama Mandiri Palembang Penilaian pada CV.Widitama Mandiri yaitu dengan cara menggunakan metode garis lurus. Metode Garis lurus dapat dihitung dengan menggunakan rumus : Penentuan besarnya harga perolehan aktiva tetap yang kurang tepat akan berpengaruh terhadap laporan keuangan yang disusun oleh perusahaan. Harga perolehan aktiva tetap menjadi lebih rendah dari yang semestinya dengan tidak dikapitalisasinya biaya yang biaya harga perolehan aktiva tetap. Hal ini juga mempengaruhi biaya penyusutan dibebankan pada setiap periode akuntansi akan menjadi lebih rendah dari yang semestinya, sedangkan biaya biaya ini akan menyebabkan biaya operasional dalam laporan aktivitas tersebut menjadi lebih rendah dari yang semestinya. Penentuan beban operasi yang kurang tepat nilainya akan berpengaruh pula terhadap labarugi aktivitas yang diperoleh perusahaan. Menurut Perusahaan harga perolehan aktiva tetap untuk Meja dan Kursi yang dibeli pada tanggal 25 Januari 2008 sebesar Rp 5.000.000, umur manfaat ditaksir 4 tahun, maka penyusutan untuk tahun 2008 dihitung sebagai berikut : Perhitungan penyusutann yang dilakukan perusahaan tidak tepat karena perusahan menentukan harga perolehan sebesar harga beli yaitu Rp. 5.000.000, sedangkan menurut SAK sebesar Rp.5.100.000, yaitu harga beli sebesar Rp. 5.000.000, ditambahkan biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 100.000,. Dengan demikian besar penyusutan untuk tahun 2008 adalah sebagai berikut : Menurut Perusahaan harga perolehan aktiva tetap untuk Meja Air Conditioner yang dibeli pada tanggal 26 Januari 2008 sebesar Rp 3.089.000, umur manfaat ditaksir 4 tahun, maka penyusutan untuk tahun 2008 dihitung sebagai berikut : 7

Perhitungan penyusutann yang dilakukan perusahaan tidak tepat karena perusahan menentukan harga perolehan sebesar harga beli yaitu Rp. 3.089.000, sedangkan menurut SAK sebesar Rp.3.139.000, yaitu harga beli sebesar Rp. 3.089.000, ditambahkan biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 50.000,. Dengan demikian besar penyusutan untuk tahun 2008 adalah sebagai berikut : Menurut Perusahaan harga perolehan aktiva tetap untuk Mesin foto copy yang dibeli pada tanggal 02 Mei 2008 sebesar Rp 8.400.000,, umur manfaat ditaksir 4 tahun, maka penyusutan untuk tahun 2008 dihitung sebagai berikut : Menurut Perusahaan harga perolehan aktiva tetap untuk Mobil yang dibeli pada tanggal 10 Juni 2008 sebesar Rp 100.000.000, umur manfaat ditaksir 4 tahun, maka penyusutan untuk tahun 2008 dihitung sebagai berikut : Perhitungan penyusutann yang dilakukan perusahaan tidak tepat karena perusahan menentukan harga perolehan sebesar harga beli yaitu Rp. 8.400.0000, sedangkan menurut SAK sebesar Rp.8.450..000, yaitu harga beli sebesar Rp. 8.400.000., ditambahkan biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 50.000,. Dengan demikian besar penyusutan untuk tahun 2008 adalah sebagai berikut : Perhitungan penyusutann yang dilakukan perusahaan tidak tepat karena perusahan menentukan harga perolehan sebesar harga beli yaitu Rp. 100.000.000, sedangkan menurut SAK sebesar Rp.100.418.000, yaitu harga beli sebesar Rp. 100.000.000., ditambahkan biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 4180.000,. Dengan 8

demikian besar penyusutan untuk tahun 2008 adalah seagai berikut : Berdasarkan perhitungann yang dilakukan tentang harga perolehan dan penusutan maka daftar aktiva yang sesuai dengan SAK adalah sebagai berikut : Nama Tabel 10. Daftar Aktiva Tetap CV Widitama Mandiri Tahun 2008 Menurut Penulis Tanggal Perolehan Jumlah Unit Harga Perolehan Umur Ekonomis Biaya Penyusutan peralatan komputer 25Jan08 4 Rp 4 Rp 3.208.333 komputer 10Apr08 4 Rp 4 Rp 2.400.000 ac 26Jan08 2 Rp 4 Rp 719.354 meja kursi 25Jan08 Rp 4 Rp 1.168.750 lemari 25Jan08 3 Rp 4 Rp 480.333 mesin foto 02Mei08 1 Rp 4 Rp 1.408.333 fax 28Jan088 1 Rp 4 Rp 408.375 Rp Rp 9.793.479 kendaraan mobil 10Jun08 1 Rp 8 Rp 7.322.146 motor 30Jan08 1 Rp 4 Rp 2.750.000 Sumber : Data Olahan Rp Rp 10.072.146 3. Analisis Penyajian Aktiva Tetap Pada Laporan Keuangan Berdasarkan data yang diuraikan sebelumnya mengenai pencatatan dan penilaian atas perlakuan akuntansi aktivaa tetap CV. Widitama Mandiri maka penulis menemukan perbedaan antara cata yang diperoleh dari perusahaan dengan hasil olahan penulis sendiri, hal ini terjadi karenaa Aktiva yang dibeli pada CV.Widitama Mandiri harga perolehannya hanya dicatat sebesar harga beli sedangkan biaya lain yang dikeluarkan sehubungan dengan perolehan aktiva tetap tidak dikapitalisasi ke dalam harga perolehan tetapi langsung dimasukkan sebagai biaya pada periode yang bersangkutan, hal ini tidak sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan sehingga terjadi ketidaktepatan dalam menentukan besarnya harga perolehan. Akibat adanya kesalahan dalam penentuan harga perolehan maka biaya penyusutan yang dibebankan pada setiap periode akuntansi akan menjadi lebih rendah dari yang semestinya sedangkan biaya operasionalnya menjadi lebih besar dari yang seharusnya, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel tabel berikut ini : 9

Tabel 11. Tabel Perbandingan Daftar Aktiva Tetap CV Widitama Mandiri Tahun 2008 Sumber : Data Olahan Berdasarkan tabel diatas terdapat perbedaan dalam perhitungan daftar aktiva tetap CV. Widitama Mandiri dan analis yaitu sebesar Rp. 50.000, pada harga perolehan Air Conditioner dan penyusutannya sebesar Rp. 11.418,, untuk meja dan kursi sebesar Rp. 100.000, pada harga perolehan dan Rp. 22.917, untuk penyusutannya, dan sebesar 50.000, pada harga perolehan mesin foto copy dan Rp 8.333 pada penyusutannya serta Rp. 418.000, pada harga perolehan mobil dan 30.479, pada penyusutannya. Hal ini terjadi karena CV. Widitama Mandiri mencatat aktivaa tetap dengan mencantumkan harga beli tanpaa menambahan biaya yang diperlukan untuk memperoleh aktiva tetap sebagai harga perolehannya. Akibatnya biaya penyusutan aktiva tetap pada CV. Widitama Mandiri menjadi lebih besar dari yang seharusnya. 10

Tabel 12. Laporan Labarugi CV Widitama Mandiri Tahun 2008 Berdasarkan perhitungan yang dilakukan sebelumnya penulis menemukan perbedaan antara perhitungan laporan Laba rugi CV. Widitama Mandiri dan yang penulis lakukan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam laporan labarugi yang dibuat oleh penulis dibawah ini.yaitu: Tabel 13. Laporan Labarugi CV Widitama Mandiri Tahun 2008 Berdasarkan tabel 12 dan 13 terjadi selsih pada laba operasi sebesar Rp. 544.812,. Hal ini terjadi karena CV.Widitama Mandiri mencatat biaya untuk memperoleh aktiva tetap sebesar Rp. 618.000, sebagai biaya operasional pada tahun berjalan 11

PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian dan analisa yang dilakukan tentang perlakuan akuntansi aktiva tetap pada CV.Widitama Mandiri maka penulis menyimpulkan bahwa pada saat perolehan aktiva tetap, harga perolehan pada CV.Widitama Mandiri hanya dicatat sebesar harga beli sedangkan biayabiaya yang dikeluarkan sehubungan dengan perolehan aktiva tetap tersebut dianggap sebagai biaya operasional, sehngga erdapat perbedaan yang cukup mendasar antara laporan keuangan perusahaan dengan analisis penulis yaitu dalam perhitungan daftar aktiva tetap yang dibuat oleh CV. Widitama Mandiri dan penulis yaitu sebesar Rp. 50.000, pada harga perolehan Air Conditioner dan penyusutannya sebesar Rp. 11.418,, untuk meja dan kursi sebesar Rp. 100.000, pada harga perolehan dan Rp. 22.917, untuk penyusutannya, dan sebesar 50.000, pada harga perolehan mesin foto copy dan Rp 8.333 pada penyusutannya serta Rp. 418.000, pada harga perolehan mobil dan 30.479, pada penyusutannya. Hal ini terjadi karena CV. Widitama Mandiri mencatat aktiva tetap dengan mencantumkapn harga beli tanpa menambahan biaya yang diperlukan untuk memperoleh aktiva tetap sebagai harga perolehannya. Akibatnya biaya penyusutan aktiva tetap pada CV. Widitama Mandiri menjadi lebih besar dari yang seharusnya. Terjadi selisih dalam perhitungan laporan Laba rugi CV. Widitama Mandiri dan penulis yaitu sebesar Rp. 544.813,, hal ini terjadi karena CV.Widitama Mandiri mencatat biaya untuk memperoleh aktiva tetap sebagai biaya operasional pada tahun berjalan. Hal ini pun membuat biaya penyusutannya menjadi lebih besar dari pada yang seharusnya. Perlakuan akuntansi aktiva tetap sangat berpengaruh dalam laporan keuangan. Perlakuan akuntansi pada saat perolehan dan penggunaan aktiva tetap yang tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan menyebabkan nilai aktiva tetap yang dilaporkan pada laporan keuangan tidak sesuai. Hal ini juga mempengaruhi biaya operasional dan jumlah laba yang terdapat pada laporan keuangan perusahaan. DAFTAR PUSTAKA Baridwan, Zaki. 2002. Intermediete Accounting. BPFE. Yogyakarta. Ikatan Akuntan Indonesia. 2007. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat. Jakarta. Kieso, Donald E et all. 2002. Akuntansi Intermediate. Edisi Kesepuluh. Jilid 2. Penerbit Erlangga. Jakarta. Kusnadi, Lukman Samsudin dan Kertahadi. 2001. Teori Akuntansi. Edisi 19. Jilid 1. Malang. Soemarso S.R. 2005. Akuntansi Suatu Pengantar. Buku 2. Edisi 5. Salemba Empat. Jakarta. Umar. 2007. Metode penelitian UntUk skripsi dan tesis bisnis. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 12

Waluyo, 2008, Perpajakan Indonesia, Salemba Empat, Jakarta. Weygandt, J. Jerry et all. 2007. Accounting Principles. Buku 1. Edisi 7. Salemba Empat. Jakarta. Wibowo dan abu bakar arif. 2002. Akuntansi Keuangan Dasar 1. Edisi 3. PT.Grasindo. Jakarta. Yusuf, A.L Haryono. 2001. DasarDasar Akuntansi. STIE YKPN.Yogyakarta. 13