EKSISTENSI KORPRI DAN PELAYANAN PRIMA

dokumen-dokumen yang mirip
Makin Eksis Dalam Wadah Korps Profesi Pegawai ASN

Eksistensi KORPRI dalam Meningkatkan Pelayanan Kepada Masyarakat Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014

3. Mewujudkan kesejahteraan, penghargaan, pengayoman dan perlindungan hukum untuk meningkatkan harkat dan martabat anggota 4.

= Eksistensi KORPRI dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat sejalan dengan amanat UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN)

KORPRI DAN PELAYANAN PADA MASYARAKAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

Pertama-tama marilah kita bersama-sama, memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-nya, kita dapat

KORPS PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KORPRI)

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR KORPS PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA

MENGOPTIMALKAN FUNGSI KORPRI SEBAGAI PENGAYOM, PELINDUNG DAN PEMBERI BANTUAN HUKUM BAGI ANGGOTANYA Oleh : Endiah Dwi Asih, S.Sos

SAMBUTAN SELAKU PENASIHAT NASIONAL KORPRI PADA HARI ULANG TAHUN KE-42 KORPRI TAHUN 2013

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta

SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SELAKU PENASIHAT NASIONAL KORPRI PADA HARI ULANG TAHUN KE-40 KORPRI TAHUN 2011

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,

SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SELAKU PENASIHAT NASIONAL KORPRI PADA HARI ULANG TAHUN KE-45 KORPRI TAHUN 2016

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 09 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATAKERJA SEKRETARIAT DEWAN PENGURUS KORPRI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

HUT KORPRI SEBAGAI MOMENTUM UNTUK TERUS MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK (Di Era Pelaksanaan Undang-Undang ASN)

Reformasi Birokrasi dalam Pencapaian Good Governance

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12/PRT/M/2012

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 143 TAHUN : 2012 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMENEP NOMOR : 6 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DEWAN PENGURUS KORPS PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERINGATAN HUT KE-42 KORPRI KABUPATEN KULONPROGO TAHUN 2013 Jum at, 29 November 2013

BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. permasalahannya berupa pola pikir pemerintah dalam struktur pemerintahan,

PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN : 2011 NOMOR : 28 SERI : D PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 28 TAHUN 2011 TENTANG

QANUN KOTA SABANG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DEWAN PENGURUS KORPS PEGAWAI NEGERI SIPIL REPUBLIK

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.

WALIKOTA PROBOLINGGO

PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG

PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 25/PER/M.KOMINFO/12/2011 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,

BUPATI ROKAN HILIR PERATURAN DAERAH ROKAN HILIR NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG

Revitalisasi Nilai Int-FLL (Integrity and Five Leadership Level) Sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik KOPRI

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR 66 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI SEKRETARIAT DEWAN PENGURUS KORPRI KOTA MEDAN

I. PENDAHULUAN. Ada kecenderungan bahwa beberapa indikator aparatur didalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi pada abad ke-21 ini, ternyata telah terjadi

PEMERINTAH KABUPATEN MAGETAN

REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44/PRT/M/2015

Jangka Panjang Nasional Tahun

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum

Kamis, 29 November 2012

BUPATI ACEH UTARA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH UTARA NOMOR 32 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN RINCIAN TUGAS SEKRETARIAT DEWAN PENGURUS KORPRI KABUPATEN

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dirasakan sangat penting, tidak hanya oleh pemerintah tapi juga oleh

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI KAPUAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA

BUPATI TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 02 TAHUN 2013 TENTANG

KORPRI PROFESIONAL, LAYANAN MASYARAKAT MAKSIMAL Oleh : waryoto

Eksistensi KORPRI dalam Meningkatkan Pelayanan Kepada Masyarakat Sejalan dengan Amanat UU Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara (ASN)

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung

Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia.

PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 3 TAHUN 2015

REFORMASI BIROKRASI DALAM UPAYA PENINGKATAN KINERJA DAN PELAYANAN PUBLIK RRI

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

sehingga benar-benar dapat diwujudkan tata kepemerintahan yang baik (Good governance)

I. PENDAHULUAN. Pegawai Negeri Sipil menurut undang-undang RI nomor 43 Tahun 1999 adalah

EKSISTENSI KORPRI SEBAGAI ADBI NEGARA TIDAK BOLEH GAPTEK DALAM MENYONGSONG DIBERLAKUKANNYA UNDANG-UNDANG ASN Oleh : IRIANTO BUDI RAHARDJO

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan sejarah Indonesia, khusususnya pada Era Orde Baru terdapat berbagai

BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 59 TAHUN 2011 PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU

A. Rencana Strategis Kementerian Sekretariat Negara 2010-

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN ANGGARAN 2011

BUPATI ALOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR,

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPANULI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG

Ragenda prioritas pembangunan

2017, No tentang Kode Etik Pegawai Badan Keamanan Laut; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembara

PENGARUH KEPEMIMPINAN, MOTIVASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI BADAN PERENCANAAN DAERAH (BAPEDA) KOTA SURAKARTA TESIS

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 31 TAHUN 2010

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 9 TAHUN 2009

Ingatlah, Bahwa Kechilafan Satu Orang Sahaja. Tjukup Sudah MenJebabkan Keruntuhan Negara. - dr. Roebiono Kertopati, Bapak Persandian RI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG

No kementeriannya diatur dalam undang-undang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Pas

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDO... NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. hadapi oleh pemerintah khususnya pemerintah daerah adalah bagaimana

Pemerintah Provinsi Riau

BAB I PENDAHULUAN. bidang pemerintahan sekarang ini telah terjadi perubahan yang sangat besar. Salah

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan. Pada Instansi pemerintahan kinerja biasa disebut sebagai sebuah

BAB I PENDAHULUAN. dan menjaga mutu layanan yang dihasilkan oleh suatu instansi. Perkembangan teknologi juga semakin pesat, di samping

BAB I PENDAHULUAN Pengawasan sebagai salah satu fungsi manajemen merupakan sarana

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

KAMUS KEPEGAWAIAN REPUBLIK INDONESIA Halaman 1

2013, No Menetapkan : 3. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

Transkripsi:

EKSISTENSI KORPRI DAN PELAYANAN PRIMA Korps Pegawai Republik Indonesia atau disingkat KORPRI adalah wadah untuk menghimpun seluruh Pegawai Republik Indonesia demi meningkatkan perjuangan, pengabdian, serta kesetiaan kepada cita-cita perjuangan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. KORPRI bersifat demokratis, mandiri, bebas, aktif, profesional, netral, produktif, dan bertanggung jawab. KORPRI secara resmi dibentuk setelah munculnya Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 1971 tentang KORPRI pada tanggal 29 November 1971, di mana disebutkan bahwa KORPRI merupakan satu-satunya wadah untuk menghimpun dan membina seluruh Pegawai Republik Indonesia di luar kedinasan (Pasal 2 ayat 2). Tujuan pembentukan korps pegawai ini adalah agar Pegawai Negeri Republik Indonesia ikut memelihara dan memantapkan stabilitas politik dan sosial yang dinamis dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. KORPRI adalah suatu organisasi profesi dan merupakan satusatunya wadah yang memiliki anggota seluruh Pegawai Negeri Republik Indonesia baik kementerian maupun nonkementerian yang meliputi Pegawai Negeri Sipil, Pegawai Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah, Badan Hukum Milik Negara dan/ Badan Hukum Pendidikan, Lembaga Penyiaran Publik Pusat dan Daerah, Badan Layanan Umum Pusat dan Daerah, dan Badan Otorita/ Kawasan Ekonomi Khusus yang kedudukan dan kegiatannya tidak terpisahkan dari kedinasan sebagaimana dituangkan dalam Keputusan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2010 tentang Pengesahan Anggaran Dasar Korps Pegawai Republik Indonesia Pasal 1 Ayat (1). Selama era Orde Baru, KORPRI dijadikan alat kekuasaan untuk melindungi pemerintah yang berkuasa pada waktu itu. Namun sejak era reformasi, KORPRI berubah menjadi organisasi yang netral, tidak berpihak terhadap partai politik 1

tertentu. Bahkan pada masa Presiden Republik Indonesia dijabat oleh Megawati Soekarnoputeri, ia memberikan batasan bahwa KORPRI harus senantiasa berpegang teguh pada profesionalisme. KORPRI tidak berfikir politik apapun, kecuali hanya untuk berjuang mensukseskan tugas negara, terutama dalam melaksanakan pengabdian bagi masyarakat, bangsa, dan negara. KORPRI dibentuk dalam rangka upaya meningkatkan kinerja, pengabdian, dan netralitas pegawai negeri, sehingga dalam pelaksanaan tugas sehari-hari lebih dapat berdaya guna dan berhasil guna. KORPRI merupakan organisasi profesi ekstra struktural, yang secara fungsional tidak bisa terlepas dari kedinasan maupun di luar kedinasan, sehingga keberadaan KORPRI sebagai aparatur negara, abdi negara, dan abdi masyarakat harus mampu menunjang pencapaian tugas pokok pada institusi tempat mengabdi. Menjelang Hari Ulang Tahun Ke-43 KORPRI, yang akan diperingati pada tanggal 29 November 2014 nanti, sejatinya hal tersebut adalah suatu hal yang perlu dan patut untuk disyukuri. Karena organisasi profesi KORPRI mampu bertahan dan tetap eksis selama hampir 43 tahun, hampir setengah abad, suatu masa yang bukan sebentar, melainkan masa yang cukup lama, dan telah melewati berbagai kondisi dan situasi pemerintahan yang jelas memiliki pengaruh terhadap kiprahnya dalam melaksanakan pengabdian kepada masyarakat, bangsa, dan negara. Hal tersebut diharapkan dapat membuat organisasi profesi KORPRI kian matang dan dewasa dalam melaksanakan pengabdian kepada masyarakat, bangsa, dan negara dengan lebih baik lagi. Pengabdian, yang dalam pengejawantahannya salah satunya adalah dalam bentuk pelayanan, bahkan dalam bentuk yang lebih baik lagi, yaitu pelayanan prima. Hampir setengah abad KORPRI telah menunaikan perannya sebagai pilar utama dalam mewujudkan tata pemerintahan yang bersih 2

dan berwibawa. Birokrasi pemerintah saat ini tampil dengan pelayanan yang semakin lebih baik. Peningkatan kerja aparatur negara melalui reformasi birokrasi, memiliki posisi yang sangat strategis terhadap keberhasilan pencapaian tujuan pembangunan nasional. Pelayanan publik yang bersih (transparan dan akuntabel), cepat, dan berkualitas merupakan kewajiban kita semua sebagai aparatur negara dalam mewujudkan pelayanan prima kepada masyarakat, karena pelayanan yang baik adalah kunci kemajuan pemerintahan. Kualitas pelayanan kepada masyarakat tentunya akan semakin baik jika segenap aparatur pemerintah mampu mengubah pola pikir dari mental penguasa/priyayi menjadi birokrasi yang bermental abdi masyarakat. Gerak dan dinamika pembangunan di segala bidang, termasuk pelayanan publik, kini sedang mengalami guncangan besar sebagai akibat terjadinya proses perubahan dalam berbagai dimensi, khususnya di bidang pemerintahan. Perubahan-perubahan itu harus kita terima sebagai suatu kenyataan, karena sistem pemerintahan kita memang mengatur demikian. Tidak jarang lagi perubahan struktur kepemimpinan di daerah yang semula sentralistik, kini menjadi desentralistik, berdampak terhadap munculnya permasalahan yang tidak pernah diperkirakan sebelumnya. Akumulasi kekecewaan masyarakat terhadap pelayanan aparatur pemerintahan, telah berlangsung lama dan menumbuhkan sikap pesimis masyarakat. Masyarakat memandang pelayanan aparatur pemerintah sangat mengecewakan, rumit, lamban, dan seringkali biaya yang dikeluarkan cukup mahal, bahkan terkadang dirasa tidak wajar. Reaksi negatif dan kekecewaan masyarakat terhadap rendahnya kualitas pelayanan aparatur pemerintah sangat banyak mengisi halaman-halaman komentar pada kolom di berbagai media massa, dengan berbagai judul kolom. Pengetahuan dan doktrinasi mengenai pelayanan prima menjadi sangat penting untuk ditanamkan ke dalam organisasi profesi KORPRI sedini mungkin, yang notabene para anggotanya adalah aparatur 3

pemerintahan, agar di dalam pelaksanaan tugasnya sebagai seorang aparat pemerintah kelak, pelayanan yang diberikan kepada masyarakat mencerminkan perilaku pelayanan yang sangat memuaskan masyarakat. Pelayanan merupakan suatu proses interaksi antara pemberi jasa dan penerima jasa. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pelayanan adalah suatu upaya menyiapkan dan mengurus apa yang diperlukan oleh orang lain. Bagaimana suatu pelayanan itu dipandang, sangat tergantung dari seberapa besar harapan orang yang mengalaminya. Kalau yang diharapkan tidak terlalu besar, maka pelayanan yang baik dapat merupakan suatu kejutan yang menyenangkan. Di lain pihak, jika satu pihak menaruh harapan besar, maka penerima layanan mudah kecewa dan dikecewakan oleh pelayanan yang dialami. Kalau pelayanan yang diharapkan tidak sesuai dengan yang diharapkan, maka disebut pelayanan yang buruk. Fungsi pelayanan dalam suatu kehidupan organisasi memiliki nilai strategis dibandingkan dengan fungsi organisasi lainnya. Ini karena fungsi pelayanan sangat berpotensi dalam menentukan kelanggengan, perkembangan, dan keunggulan suatu organisasi. Prima memiliki arti menunjukkan karakteristik total dari suatu produk (barang dan atau jasa) yang melebihi standar baku, sehingga pelanggan/masyarakat merasa mendapatkan sesuatu yang melebihi harapan. Jika dirangkaikan kedua kata pelayanan dan prima, maka dapat disimpulkan bahwa pelayanan prima adalah suatu upaya seseorang atau organisasi untuk memenuhi kebutuhan atau permintaan orang lain dengan cara yang memuaskan. Melayani masyarakat secara prima berarti membantu masyarakat memenuhi kebutuhannya dan dilakukan dengan cara terbaik dan bebas dari segala kekurangan atau kesalahan sehingga masyarakat merasa sangat puas atas layanan yang mereka terima. Pelayanan prima bertujuan untuk mewujudkan kepemerintahan yang baik. Pelayanan yang dimaksudkan adalah pelayanan publik sebagaimana 4

dijelaskan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang pelayanan publik pasal 1 dan pasal 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 yang mengatur tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam beberapa pasalnya seperti pasal 3 ayat (c), pasal 4 ayat (j), pasal 10 ayat (b), dan pasal 11 ayat (b) beberapa kali menyebutkan perihal pelayanan publik. Pelayanan publik yang seperti apa? Yaitu pelayanan prima kepada publik atau masyarakat yang mana juga sejalan dengan Panca Prasetya KORPRI, utamanya seperti yang tercantum pada poin ketiga, yaitu mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat di atas kepentingan pribadi dan golongan. Artinya, dalam melakukan pelayanan kepada masyarakat harus netral dan professional, dan mampu memberikan hasil yang sesuai bahkan melebihi harapan masyarakat. Dalam Panca Prasetya KORPRI jelas dirumuskan fungsi seorang pegawai negeri sipil. Jika panca prasetya KORPRI tersebut dilakukan dengan benar, maka objek pelayanan prima menjadi sesuatu yang dirindukan, diharapkan, dan diinginkan masyarakat. Reformasi birokrasi yang dilakukan pemerintah saat ini, tujuannya adalah untuk mewujudkan kepemerintahan yang baik, yaitu pemerintahan yang dapat berjalan dengan lebih efektif, efisien, ringkas, murah, tepat waktu, dan akuntabel. Tujuan akhirnya adalah agar tercipta pelayanan prima kepada masyarakat, sehingga masyarakat menjadi lebih pecaya dan lebih puas terhadap pelayanan publik yang dilakukan oleh pemerintah. Salah satu peran strategis aparatur pemerintah dalam mewujudkan kepemerintahan yang baik itu adalah memberikan pelayanan prima kepada masyarakat. Apa kaitan eksistensi organisasi profesi KORPRI yang hampir setengah abad eksis, dengan keharusan melakukan pelayanan prima kepada masyarakat? Dalam perjalanannya yang dipandang sudah cukup mapan, KORPRI haruslah bisa memperoleh pelajaran dari masa lalu, dan 5

tentu haruslah tetap terus belajar, agar para anggotanya mampu memberikan pelayanan prima yang berupa pelayanan publik secara baik, yang mana hal tersebut sejalan dan sejiwa dengan semangat reformasi birokrasi untuk mewujudkan kepemerintahan yang baik, juga merupakan pengejawantahan dari Panca Prasetya KORPRI, dan tentunya juga sejalan dengan amanat Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN), yang mengamanatkan peningkatan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan pasal 3 ayat (c), pasal 4 ayat (j), pasal 10 ayat (b), dan pasal 11 ayat (b). KORPRI, yang semakin dewasa, yang semakin mapan dalam perjalanannya, haruslah mampu menjadi pengemban amanat Undang- Undang Nomor 5 Tahun 2014, haruslah mampu menjalankan Panca Prasetya KORPRI, yang searah dan sejiwa dengan semangat reformasi birokrasi, menuju kepemerintahan yang baik, sehingga pelayanan prima yang memuaskan masyarakat dapat terwujud. Semoga KORPRI tetap eksis dan mampu untuk terus berkiprah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara kita, melalui pelayanan prima yang dilakukan secara total dan menyeluruh kepada masyarakat. Hidup KORPRI!! 6

7