BAB I PENDAHULUAN. Di zaman modern sekarang ini, hampir semua negara mengklaim menjadi

dokumen-dokumen yang mirip
Tugas dan Fungsi MPR Serta Hubungan Antar Lembaga Negara Dalam Sistem Ketatanegaraan

AMANDEMEN (amendment) artinya perubahan atau mengubah. to change the constitution Contitutional amendment To revise the constitution Constitutional

Hubungan Antar Lembaga Negara IRFAN SETIAWAN, S.IP, M.SI

I. PENDAHULUAN. praktik ketatanegaraan Indonesia. Setiap gagasan akan perubahan tersebut

BAB XIII AMANDEMEN UNDANG UNDANG DASAR 1945

JANGAN DIBACA! MATERI BERBAHAYA!

Faridah T, S.Pd., M.Pd. NIP Widyaiswara LPMP Sulawesi Selatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

keberadaan MK pd awalnya adalah untuk menjalankan judicial review itu sendiri dapat dipahami sebagai and balances antar cabang kekuasaan negara

BAB I PENDAHULUAN. adanya pemerintah yang berdaulat dan terakhir yang juga merupakan unsur untuk

Cita hukum Pancasila harus mencerminkan tujuan menegara dan seperangkat nilai dasar yang tercantum baik dalam Pembukaan maupun batang tubuh UUD 1945.

PENDAHULUAN. kendatipun disebut sebagai karya agung yang tidak dapat terhindar dari

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan perppu (peraturan pemerintah pengganti undang-undang). 1 Karena

BAB I PENDAHULUAN. Pergerakan reformasi yang digalakkan oleh mahasiswa dan masyarakat

KEWENANGAN MPR UNTUK MELAKUKAN PERUBAHAN UNDANG-UNDANG DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Menjamurnya lembaga negara, termasuk keberadaan komisi negara

KUNCI SOAL ULANGAN HARIAN I TAHUN PELAJARAN 2016/ 2017

II. TINJAUAN PUSTAKA. kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. tinggi negara yang lain secara distributif (distribution of power atau

ASAS HUKUM TATA NEGARA. Riana Susmayanti, SH.MH

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah Negara hukum. 1 Konsekuensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Konstitusi merupakan segala ketentuan dan aturan dasar mengenai

BAB III PELAKSANAAN TUGAS DAN KEWENANGAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM (DKPP) DALAM PEMILU LEGESLATIF DI KABUPATEN

KEDUDUKAN DAN FUNGSI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DI DALAM PROSES LEGISLASI PASCA AMANDEMEN UUD 1945 Oleh : Montisa Mariana, SH.,MH

CHECK AND BALANCES ANTAR LEMBAGA NEGARA DI DALAM SISTEM POLITIK INDONESIA. Montisa Mariana

BAB I PENDAHULUAN. susunan organisasi negara yang terdiri dari organ-organ atau jabatan-jabatan

POLITIK DAN STRATEGI (SISTEM KONSTITUSI)

PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

LEMBAGA NEGARA BERDASARKAN FILOSOFI NEGARA HUKUM PANCASILA. Oleh :

SKRIPSI. Diajukan Guna Memenuhi Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum. Oleh : Nama : Adri Suwirman.

Dua unsur utama, yaitu: 1. Pembukaan (Preamble) ; pada dasarnya memuat latar belakang pembentukan negara merdeka, tujuan negara, dan dasar negara..

PERAN KELEMBAGAAN NEGARA DI INDONESIA DALAM MEWUJUDKAN PEMERINTAHAN YANG EFEKTIF

BAB II KEDUDUKAN MAHKAMAH KONSTITUSI DALAM SISTEM KETATANEGARAAN INDONESIA

LEMBAGA LEMBAGA NEGARA. Republik Indonesia

TUGAS KEWARGANEGARAAN LATIHAN 4

Mengenal Mahkamah Agung Lebih Dalam

BAB II KOMISI YUDISIAL, MAHKAMAH KONSTITUSI, PENGAWASAN

BAB I PENDAHULUAN. negara yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan

INDEPENDENSI KOMISI YUDISIAL SEBAGAI LEMBAGA NEGARA DALAM MEWUJUDKAN CHECKS AND BALANCES SYSTEM DI NEGARA INDONESIA Marsudi Dedi Putra 2

Tugas Lembaga PKN. Disusun oleh: Rafi A. Naufal R. Raden M. Adrian Y.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tuntutan dari gerakan reformasi tahun 1998 adalah melakukan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Soal LCC 4 Pilar kehidupan berbangsa dan bernegara :)

Urgensi Menata Ulang Kelembagaan Negara. Maryam Nur Hidayat i-p enelit i P usat St udi Fakult as Hukum UI I

Tinjauan Konstitusional Penataan Lembaga Non-Struktural di Indonesia 1

SISTEM POLITIK INDONESIA

SMP. 1. Jaminan terhadap hak-hak asasi manusia dan warga negara 2. Susunan ketatanegaraan suatu negara 3. Pembagian & pembatasan tugas ketatanegaraan

KEDUDUKAN LEMBAGA NEGARA DI INDONESIA PASCA AMANDEMEN UUD NEGARA TAHUN 1945

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibentuk maka ditarik tiga. kesimpulan, yakni:

BAB I PENDAHULUAN. disingkat UUD RI Tahun 1945, adalah hukum dasar tertulis (basic law)

PERGESERAN KEKUASAAN LEMBAGA NEGARA PASCA AMANDEMEN UUD 1945

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

ara urut ut UUD 1945 Hasil Amandemen

Kedudukan Majelis Permusyawaratan Rakyat Dalam Struktur Ketatanegaraan Indonesia Pasca Amandemen UUD 1945

PENGENALAN MAHKAMAH KONSTITUSI DAN PENDIDIKAN KESADARAN BERKONSTITUSI 1 Oleh: Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH. 2

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Provinsi dan Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten/Kota 1 periode 2014-

KEWEWENANGAN PRESIDEN DALAM BIDANG KEHAKIMAN SETELAH AMANDEMEN UUD 1945

BAB II MAHKAMAH KONSTITUSI SEBAGAI BAGIAN DARI KEKUASAAN KEHAKIMAN DI INDONESIA. A. Penyelenggaraan Kekuasaan Kehakiman Sebelum Perubahan UUD 1945

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Sistem Pemerintahan Negara Menurut UUD 1945 Hasil Amandemen

RANGKUMAN KN KEDAULATAN ARTI : KEKUASAAN TERTINGGI

REFLEKSI DAN PROSPEK DEWAN PERWAKILAN DAERAH DALAM SISTEM ADMINISTRASI NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

LEMBAGA NEGARA DALAM PERSPEKTIF AMANDEMEN UUD 1945 H. BUDI MULYANA, S.IP., M.SI

PEMBAGIAN KEKUASAAN ( HORIZONTAL DAN VERTIKAL ) Maulana Mukhlis, S.Sos. M.IP. blog.unila.ac.id/maulana

MAKALAH. Kedudukan dan Fungsi DPD dalam Kerangka Kelembagaan Legislatif Indonesia. Oleh : Dinoroy Marganda Aritonang

LEMBAGA NEGARA DAN PEMBAGIAN KEKUASAAN HORISONTAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membuat UU. Sehubungan dengan judicial review, Maruarar Siahaan (2011:

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MEKANISME CHECKS AND BALANCES ANTARA PRESIDEN DAN DPR DALAM SISTEM PEMERINTAHAN PRESIDENSIAL DI INDONESIA 1 Oleh : Hezky Fernando Pitoy 2,

UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah perkembangan ilmu hukum tata negara, konstitusi diberi

SENGKETA KEWENANGAN ANTAR LEMBAGA NEGARA. Oleh: Muchamad Ali Safa at 1

UU & Lembaga Pengurus Tipikor L/O/G/O

BAB I PENDAHULUAN. 1.4 Metode penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pelaku sepenuhnya dari kedaulatan rakyat Indonesia, Presiden sebagai kepala

MPR Pasca Perubahan UUD NRI Tahun 1945 (Kedudukan MPR dalam Sistem Ketatanegaraan)

BAB I PENDAHULUAN. serta berbagai percobaan-percobaan yang diadaptasi oleh negara-negara di

BAB I PENDAHULUAN. untuk rakyat (Abraham Lincoln). Demokrasi disebut juga pemerintahan rakyat

KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN WEWENANG DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN DALAM SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIA

It s me. Contact : : :

BAB I PENDAHULUAN. tanggal 17 Agustus 1945, Republik yang baru ini belum mempunyai Undang-

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam beberapa bagian, tetapi tidak dipisahkan. Hal ini membawa konsekuensi

yang hanya dibentuk karena keputusan presiden tentunya lebih rendah lagi tingkatan dan derajat perlakuan hukum terhadap pejabat yang duduk di

Oleh: Totok Soeprijanto Widyaiswara Utama pada Pusdiklat Pengembangan Sumber Daya Manusia Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan

AMANDEMEN UUD 1945 IZA RUMESTEN RS

Kewenangan MPR Dalam Pemberhentian Presiden dan Wakil Presiden

SISTEM PEMBAGIAN KEKUASAAN. 1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan b. Kelas /Semester : X / Gasal

KEDUDUKAN DAN KEWENANGAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT DALAM ERA REFORMASI

BAB I PENDAHULUAN. atas hukum, yang kekuasaan tertinggi dalam negara berada di tangan rakyat.

BAB I Pendahuluan. A. Latar belakang Masalah

2 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rak

BAB I PENDAHULUAN. kehakiman diatur sangat terbatas dalam UUD Buku dalam pasal-pasal yang

I. PENDAHULUAN. Perubahan Undang-Undang Dasar tahun 1945 (UUD tahun 1945) tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang (UU) tehadap Undang-Undang Dasar (UUD). Kewenangan tersebut

KEDUDUKAN MAHKAMAH KONSTITUSI DALAM PROSES PEMBERHENTIAN PRESIDEN DAN/ATAU WAKIL PRESIDEN DALAM MASA JABATANNYA DI INDONESIA OLEH: RENY KUSUMAWARDANI

DPR Sebagai Pembuat Undang Undang

SILABUS PEMBELAJARAN

Pendidikan Kewarganegaraan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di zaman modern sekarang ini, hampir semua negara mengklaim menjadi penganut paham demokrasi. Seperti dapat diketahui dari penelitian Amos J. Peaslee pada tahun 1950, dari 83 UUD negara-negara yang diperbandingkannya, terdapat 74 negara yang konstitusinya secara resmi menganut prinsip kedaulatan rakyat. 1 Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem penyelenggaraan suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat. 2 Perbedaannya terletak pada siapa pelaksana kedaulatan tersebut dan bagaimana melaksanakannya. Hal itu dikarenakan dalam negara modern adalah utopia jika mengharapkan rakyat melaksanakan sendiri seluruh kedaulatan yang dimilikinya. Inilah yang membedakan jenis demokrasi (kedaulatan rakyat) yang diterapkan oleh suatu negara. Mengacu pada konsep trias politica dengan segala konteks dan pengertian yang dianut, maka kekuasaan yang terdapat pada sebuah negara meliputi kekuasaan eksekutif, legislatif dan yudikatif. Pembatasan kekuasaan dengan membagi kekuasaan ke dalam tiga cabang tersebut merupakan usaha untuk 1 Amos J. Peaslee, 1950, Constitution of Nation, Vol I, Concord, New Haven, The Rumford Press, hlm. 8. Terpetik dalam Jimly Asshiddiqie, 2006, Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia, Jakarta, Konstitusi Press, hlm. 140. 2 http://id.wikipedia.org/wiki/demokrasi. 1

mencegah kekuasaan terpusat pada satu tangan, sehingga pendelegasian kekuasaan yang ada pada rakyat (kedaulatan rakyat) tidak disalahgunakan. Konstitusi bagi sebuah negara, apalagi negara yang menyebut dirinya sebagai negara demokrasi merupakan sebuah keniscayaan. Selain untuk menjamin hak asasi warga negara, konstitusi juga merupakan instrumen untuk membatasi kekuasaan dari para penguasa. Dalam konstitusi, UUD 1945 Pasal 1 ayat (2) sebelum perubahan menyatakan, kedaulatan adalah di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Ketentuan tersebut menunjukan bahwa, kedaulatan dalam Negara Republik Indonesia berada di tangan rakyat dan bahwa kedaulatan rakyat itu dilaksanakan oleh MPR. Dalam ketentuan itu, MPR adalah lembaga tertinggi yang melaksanakan kedaulatan rakyat, kemudian dilimpahkan dan didistribusikan pelaksanaannya kepada lembaga-lembaga negara lain yang disebut lembaga tinggi negara yang kedudukannya di bawah MPR, lembaga-lembaga tersebut adalah: 1. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR); 2. Presiden; 3. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR); 4. Dewan Pertimbangan Agung (DPA); 5. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan; 6. Mahkamah Agung (MA). Dengan demikian UUD 1945 sebelum perubahan, dari segi kelembagaannya, konsep kedaulatan rakyat itu diorganisasikan melalui sistem 2

pembagian kekuasaan (distribution of power) bersifat vertikal dalam arti perwujudan kekuasaan itu dibagikan secara vertikal ke bawah kepada lembagalembaga tinggi negara di bawah lembaga pemegang kedaulatan rakyat. 3 Setelah UUD 1945 mengalami perubahan yang dilakukan dalam empat tahap, yaitu pada tahun 1999, 2000, 2001 dan 2002, terjadi perubahan-perubahan dalam struktur ketatanegaraan. Dari perubahan-perubahan tersebut ada lembaga negara yang dihapuskan dalam sistem ketatanegaraan, yaitu; Dewan Pertimbangan Agung (DPA). Namun demikian dari hasil perubahan tersebut ada juga beberapa lembaga negara yang diintrodusir dan diakomodasi yaitu, Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Mahkamah Konstitusi (MK) dan Komisi Yudisial (KY), sehingga dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang diatur yaitu; 1. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR); 2. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR); 3. Dewan Perwakilan Daerah (DPD); 4. Presiden; 5. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK); 6. Mahkamah Agung (MA); 7. Mahkamah Konstitusi (MK) dan, 8. Komisi Yudisial (KY). Salah satu pasal hasil perubahan UUD 1945 yang cukup mendasar adalah pada Pasal 1 ayat (2) yang menyatakan, kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD. Secara tekstual ketentuan dalam pasal ini 3 Ibid, hlm. 72-73. 3

mengandung makna, bahwa pelaksanaan kedaulatan rakyat hanya dapat dilaksanakan bila sesuai dengan ketentuan yang telah diatur dalam UUD. Dalam pengertian lain, pelaksanaan kedaulatan rakyat dibatasi dan harus tunduk pada aturan konstitusi. Pasal 1 ayat (2) itu adalah dalam pengertian kedaulatan rakyat dilaksanakan oleh seluruh lembaga-lembaga negara yang terdapat dalam UUD 1945, baik yang bersifat utama maupun yang bersifat penunjang. Berdasarkan pemahaman ini, seluruh organ kekuasaan negara, baik eksekutif, legislatif maupun yudikatif pada hakikatnya melaksanakan kedaulatan rakyat dan menyelenggarakan kekuasaan pemerintahan negara berdasarkan persetujuan rakyat. Atas dasar itu, amandemen UUD 1945 mengubah konsep kedaulatan rakyat sehingga tidak lagi dilakukan sepenuhnya oleh MPR, tetapi oleh seluruh lembaga-lembaga negara yang diatur dalam UUD 1945. MPR bukan satu-satunya lembaga yang melaksanakan kedaulatan rakyat, tetapi hanya merupakan salah satu lembaga negara yang kedudukannya sejajar dengan lembaga-lembaga negara lainnya. Atas dasar itu pula menurut Jimly Asshiddiqie, konsep trias politica yang dianut dalam UUD 1945 pasca amandemen, dalam pengertian, kedaulatan rakyat itu ditentukan dan dibagikan secara horizontal dengan cara memisahkannya (separation of power) menjadi kekuasaan yang dinisbatkan sebagai fungsi 4

lembaga-lembaga negara yang sederajat dan saling mengendalikan satu sama lain berdasarkan prinsip checks and balances. 4 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka perumusan masalah yang diangkat dalam skripsi adalah: Bagaimanakah konsep kedaulatan rakyat dalam sistem ketatanegaraan pasca amandemen UUD 1945? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penulis menyusun skripsi ini adalah: 1. Penelitian ini bertujuan untuk membuat suatu elaborasi konsep kedaulatan rakyat dalam sistem ketatanegaraan Indonesia. 2. Penelitian ini juga bertujuan untuk menyajikan suatu gambaran yang tepat tentang perwujudan kedaulatan rakyat dalam sistem ketatanegaraan Indonesia. D. Manfaat Penelitian 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk memperkaya kepustakan ilmu hukum pada umumnya dan hukum tata negara pada khususnya. 4 Ibid, hlm. 73. 5

2. Secara pribadi penelitian ini sangat berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan penulis sebagai mahasiswa dan yang akan menjadi seorang sarjana hukum. 6