Terminal penumpang bandar udara

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 STUDI PUSTAKA. Sastranegara Bandung, data fasilitas sisi darat (landside) berupa detail gedung

BAB III LANDASAN TEORI

EVALUASI PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA HUSEIN SASTRANEGARA

EVALUASI PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA HUSEIN SASTRANEGARA

BAB IV PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDARA INTERNASIONAL SAM RATULANGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Terminal kargo bandar udara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Kapasitas Terminal Penumpang Di Bandar Udara SMB II Palembang

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II: STUDI PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1986), Bandar Udara adalah. operator pelayanan penerbangan maupun bagi penggunanya.

BAB III LANDASAN TEORI

2015, No Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 75); 5

Kriteria penempatan pemancar sinyal ke segala arah berfrekuensi amat tinggi (VHF Omnidirectional Range / VOR)

standar Peraturan Direktur Jenderal EVALUASI KINERJA TERMINAL PENUMPANG INTERNASIONAL BANDAR UDARA JUANDA

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-4 1

Direktur Jenderal Perhubungan Udara tentang Penataan

KANTOR OTORITAS BANDAR UDARA WILAYAH I DITJEN PERHUBUNGAN UDARA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN RAKOR FASILITASI (FAL) UDARA

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan data yang ada yaitu pada tahun 2028 perkiraan jumlah penumpang

BAB III LANDASAN TEORI

Kata Kunci : Transposrtasi, Bandara, Terminal Penumpang Bandara Pusako Anak Nagari, Ikon Daerah

Pengembangan Terminal Bandar Udara Tunggul Wulung

EVALUASI KINERJA TERMINAL PENUMPANG 1A BANDAR UDARA INTERNASIONAL SOEKARNO-HATTA

PROYEKSI KEBUTUHAN PENGEMBANGAN TERMINAL BUILDING BANDAR UDARA (STUDI KASUS: BANDAR UDARA INTERNASIONAL SULTAN SYARIF KASIM II PEKANBARU)

Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang

ANALISIS KEBUTUHAN FASILITAS TERMINAL PENUMPANG DI BANDAR UDARA ADISUTJIPTO-YOGYAKARTA

PERENCANAAN PERLUASAN RUANG TUNGGU TERMINAL DOMESTIK BANDARA INTERNASIONAL AHMAD YANI SEMARANG

EVALUASI KINERJA TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA SENTANI JAYAPURA

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Hairul Azhar, 2014 kajian kapasitas terminal penumpang dan apron bandar udara h.as. hanandjoeddintanjungpandan

EVALUASI KINERJA TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA SENTANI JAYAPURA

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS KELAYAKAN TERMINAL PENUMPANG 1A BANDAR UDARA INTERNASIONAL SOEKARNO HATTA

2 Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

cxütçvtçztç hätçz gxüå ÇtÄ cxçâåñtçz UtÇwtÜ hwtüt g} Ä ~ e ãâà ctätçz~t etçt

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut PP RI NO 70 Tahun 2001 Tentang Kebandarudaraan Pasal 1

BAB 5 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

Perancangan fasilitas bagi pengguna khusus di bandar udara

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP BANDAR UDARA DAN TERMINAL

EVALUASI KINERJA TERMINAL PENUMPANG INTERNASIONAL BANDAR UDARA JUANDA. Karina Shaska Dosen Pembimbing : Ir. Hera Widiyastuti, MT

BAB II TINJAUAN OBJEK

BAB I PENDAHULUAN. memperlancar perekonomian sebagai pendorong, penggerak kemajuan suatu wilayah.

PENGEMBANGAN TERMINAL 3 SOEKARNO-HATTA INTERNATIONAL AIRPORT (SHIA)

Rambu - rambu terminal bandar udara

ANALISIS KEBUTUHAN FASILITAS TERMINAL PENUMPANG DOMESTIK BANDAR UDARA NGURAH RAI BALI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terminal dibangun sebagai salah satu prasarana yang. sangat penting dalam sistem transportasi.

BAB I PENDAHULUAN. Internasional Adisutjipto telah mencapai 5,8 juta penumpang atau lima kali lipat

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA Nomor : SKEP/91/V/2007 TENTANG PENILAIAN KINERJA BANDAR UDARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ANALISIS PENINGKATAN KAPASITAS TERMINAL BANDARA INTERNASIONAL SOEKARNO HATTA DENGAN VARIASI SISTEM PEMROSESAN

KEBUTUHAN RUANG TERMINAL PENUMPANG DOMESTIK BANDAR UDARA DI KULON PROGO YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Bandar udara atau bandara yang juga populer disebut dengan istilah airport

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. dan jasa penunjang bandara di kawasan Barat Indonesia sejak tahun 1984.

Development Designfor Tanjung Batu Harbour towards Sea Tolls Concept

2 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik In

BAB V PENUTUP. 1. Implementasi Sistem Manajemen K3 pada PT.Merpati terbagi menjadi tiga

Evaluasi Desain Terminal Penumpang Bandara New Yogyakarta International Airport

BAB II PROSES BISNIS. Sebuah korporat dalam perjalanan usahanya tentunya terkait atau didukung oleh

Survey Sterilisasi Bandara International sesuai standar pengawasan yang optimal dan efektif

KANTOR OTORITAS BANDARA WILAYAH IV BALI, AGUSTUS 2017 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

PENANGANAN PENUMPANG WCHR (WHEEL CHAIR) DI PT. GAPURA ANGKASA BANDARA SOEKARNO-HATTA CENGKARENG JAKARTA. Vidyana Mandrawaty STTKD Yogyakarta

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB V PENDEKATAN KONSEP PERANCANGAN BANDARA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut PP RI No.70 Tahun 2001 tentang Kebandarudaraan, Pasal 1 Ayat. sebagai tempat perpindahan antar moda transportasi.

Evaluasi Kinerja Gate Assignment pada Terminal 1 Keberangkatan Domestik Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya

Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang 1

KESIMPULAN DAN SARAN

Perancangan Ulang Interior Terminal Keberangkatan Bandar Udara Syamsudin Noor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut PP RI No.70 Tahun 2001 tentang Kebandar udaraan, Pasal 1 Ayat

Evaluasi dan Proyeksi Kebutuhan Terminal Building Bandar Udara (Studi Kasus Minangkabau International Airport)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Latar belakang Belakang pengadaan proyek

Revitalisasi adalah suatu proses atau cara dan perbuatan untuk menghidupkan kembali suatu hal yang sebelumnya terberdaya sehingga revitalisasi berarti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS TINGKAT KEBUTUHAN TERMINAL PENUMPANG DI BANDAR UDARA EL TARI KUPANG

BAB III LANDASAN TEORI. Gambar 3.1. Bandar udara dibagi menjadi dua bagian utama yaitu sisi udara (air

[[PERANCANGAN INTERIOR BANDARA INTERNASIONAL KERTAJATI MAJALENGKA]] BAB I PENDAHULUAN

BAB II BATASAN DAN PENGERTIAN TENTANG BANDAR UDARA

Personel fasilitas keamanan penerbangan yang telah memiliki lisensi

2015, No Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4956); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2012 tentang Pembangunan dan Pelestar

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG

Bandara Intemasional Hasanuddin Makassar ~..-.- BABV SISTEM STRUKTUR DAN UTILITAS

PERATURAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN NOMOR: PK.14/BPSDMP-2017 TENTANG

PERENCANAAN GEDUNG TERMINAL PENUMPANG BANDARA INTERNASIONAL JAWA BARAT

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 14 TAHUN 1989 TENTANG PENERTIBAN PENUMPANG, BARANG DAN KARGO YANG DIANGKUT PESAWAT UDARA SIPIL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagian untuk kedatangan, keberangkatan dan pergerakan pesawat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kriteria penempatan fasilitas komunikasi darat - udara berfrekuensi amat tinggi (VHF Air-Ground/ VHF A/G)

LAMPIRAN Tinjauan Terminal Penumpang Bandar Udara Internasional Pengertian Fungsi

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pelabuhan Teluk Bayur

Standar dan Regulasi terkait Perencanaan, Perancangan, Pembangunan, dan Pengoperasian Bandar Udara Juli 28, 2011

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

Standar Nasional Indonesia Terminal penumpang bandar udara ICS 93.120 Badan Standardisasi Nasional

Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1 4 Perancangan area terminal... 1 4.1 Terminal penumpang 120 m2... 2 4.2 Terminal penumpang 240 m2... 2 4.3 Terminal penumpang 600 m2... 3 5 Dasar-dasar perencanaan bangunan terminal penumpang... 3 5.1 Ruangan umum... 3 5.2 Ruangan semi steril... 4 5.3 Ruangan steril... 4 6 Sirkulasi penumpang... 5 6.1 Sirkulasi penumpang berangkat... 5 6.2 Sirkulasi penumpang datang/transit... 5 7 Standar luas terminal penumpang... 6 7.1 Standar luas terminal penumpang domestik... 6 7.2 Standar luas terminal penumpang internasional... 7 8 Kelengkapan ruang dan fasilitas... 7 9 Fasilitas lain... 9 10 Standar luas ruang terminal penumpang... 9 Daftar Tabel Tabel 1 Standar luas terminal penumpang domestik... 6 Tabel 2 Standar luas terminal penumpang internasional... 7 Tabel 3 Kelengkapan ruang dan fasilitas terminal penumpang standar (domestik dan internasional)... 8 Tabel 4 Kelengkapan ruang dan fasilitas lainnya... 9 Tabel 5 Perhitungan kebutuhan ruang terminal penumpang... 9 Daftar Gambar Gambar 1 Tata letak terminal penumpang luas 120 m2... 2 Gambar 2 Tata letak terminal penumpang luas 240 m2... 2 Gambar 3 Tata letak terminal penumpang luas 600 m2... 3 Gambar 4 Blok tata ruang domestik... 4 Gambar 5 Blok tata ruang internasional... 5 Gambar 6 Sirkulasi penumpang... 6 Lampiran A Terminal penumpang denah 120m2... 11 Lampiran B Terminal penumpang denah 240m2... 12 Lampiran C Terminal penumpang denah 600m2... 13 Bibliografi... 14 i

Prakata Standar Nasional Indonesia Terminal penumpang bandar udara disusun dengan maksud untuk memberikan pedoman dalam membangun/menyediakan fasilitas terminal penumpang di bandar udara, sehingga dihasilkan suatu terminal penumpang yang standar di bandar udara yang dapat memberikan suatu kenyamanan bagi pengguna jasa transportasi udara dan agar arus penumpang di bandara dapat berjalan lancar. SNI ini dirumuskan oleh Panitia Teknis Persyaratan Sarana dan Prasarana, Pengoperasian serta Pelayanan Transportasi Udara (74F). Standar ini telah dibahas dalam konsensus pada tanggal 21 Januari 2004 di Jakarta. ii

Terminal penumpang bandar udara 1 Ruang lingkup Standar ini diaplikasikan khusus di dalam lingkungan bandar udara dengan luas terminal penumpang 120 m 2, 240 m 2 dan 600 m 2 (domestik dan internasional). Standar ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan keamanan dan keselamatan operasi penerbangan. 2 Acuan normatif International Civil Aviation Organisation, Annex 9, Facilitation, Second Edition, July 1989 International Civil Aviation Organisation, Annex 17, Security, Second Edition, July 1989. International Civil Aviation Organisation, Annex 18, The Safe Transport of Dangerous Goods by Air, Second Edition, July 1989. Japan International Cooperation Agency, Basic plan for Terminal area, Civil Aviation Bureau, Ministry of transport, November 1993. International Air Transport Association, Airport Development Reference Manual, 8 th Edition, April 1995. 3 Istilah dan definisi 3.1 terminal penumpang semua bentuk bangunan yang menjadi penghubung sistem transportasi darat dan sistem transportasi udara yang menampung kegiatan-kegiatan transisi antara akses dari darat ke pesawat udara atau sebaliknya; pemprosesan penumpang datang, berangkat maupun transit dan transfer serta pemindahan penumpang dan bagasi dari dan ke pesawat udara. Terminal penumpang harus mampu menampung kegiatan operasional, administrasi dan komersial serta harus memenuhi persyaratan keamanan dan keselamatan operasi penerbangan, disamping persyaratan lain yang berkaitan dengan masalah bangunan. 4 Perancangan area terminal Bentuk zoning dasar dan fasilitas pada area terminal dijelaskan seperti dalam gambar dibawah. 1 dari 14

4.1 Terminal Penumpang 120 m² Gambar 1 Tata letak terminal penumpang luas 120 m 2 4.2 Terminal Penumpang 240 m² (Ground service equipment) Gambar 2 Tata letak terminal penumpang luas 240 m 2 2 dari 14

4.3 Terminal Penumpang 600 m² Gambar 3 Tata letak terminal penumpang luas 600 m 2 5 Dasar-dasar perencanaan bangunan terminal penumpang Dalam menerapkan persyaratan keselamatan operasi penerbangan, bangunan terminal dibagi dalam tiga kelompok ruangan, yaitu: 5.1 Ruangan umum Ruangan yang berfungsi untuk menampung kegiatan umum, baik penumpang, pengunjung maupun karyawan (petugas) bandara. Untuk memasuki ruangan ini tidak perlu melalui pemeriksaan keselamatan operasi penerbangan. Perencanaan fasilitas umum ini bergantung pada kebutuhan ruang dan kapasitas penumpang dengan memperhatikan: a) Fasilitas-fasilitas penunjang seperti toilet harus direncanakan berdasarkan kebutuhan minimum; b) Harus dipertimbangkan fasilitas khusus, misalnya untuk orang cacat; c) Aksesibilitas dan akomodasi bagi setiap fasilitas tersebut direncanakan semaksimal mungkin dengan kemudahan pencapaian bagi penumpang dan pengunjung; d) Ruangan ini dilengkapi dengan ruang konsesi meliputi bank, salon, kafetaria, money changer, P3K, informasi, gift shop, asuransi, kios koran/majalah, toko obat, nursery, kantor pos, wartel, restoran dan lain-lain. 3 dari 14

5.2 Ruangan semi steril Ruangan yang digunakan untuk pelayanan penumpang seperti proses pendaftaran penumpang dan bagasi atau check-in ; proses pengambilan bagasi bagi penumpang datang dan proses penumpang transit atau transfer. Penumpang yang akan memasuki ruangan ini harus melalui pemeriksaan petugas keselamatan operasi penerbangan. Di dalam ruangan ini masih diperbolehkan adanya ruang Konsesi. 5.3 Ruangan steril Ruangan yang disediakan bagi penumpang yang akan naik ke pesawat udara. Untuk memasuki ruangan ini penumpang harus melalui pemeriksaan yang cermat dari petugas keselamatan operasi penerbangan. Di dalam ruangan ini tidak diperbolehkan ada ruang Konsesi. Jadi dalam merancang bangunan terminal penumpang harus memperhatikan faktor keamanan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di dalam keselamatan operasi penerbangan. Pengelompokan ruang didalam bangunan terminal penumpang ini dijelaskan dalam gambar 4 dan gambar 5. Gambar 4 Blok tata ruang domestik 4 dari 14

keterangan : Q I BC : Quarantina : Imigrasi : Bea Cukai Gambar 5 Blok tata ruang internasional 6 Sirkulasi penumpang 6.1 Sirkulasi penumpang berangkat Penumpang yang akan bepergian menggunakan pesawat udara mulai dari bagian publik ke bagian semi steril untuk melakukan pemeriksaan dan pelaporan kemudian menuju bagian steril/ruang tunggu keberangkatan. 6.2 Sirkulasi penumpang datang/transit Penumpang yang datang dan turun dari pesawat mulai dari bagian steril ke bagian semi steril menuju bagian publik, atau ke bagian steril (untuk penumpang transit). Sirkulasi penumpang berangkat maupun datang/transit dijelaskan dalam gambar 6. 5 dari 14

Gambar 6 Sirkulasi penumpang 7 Standar luas terminal penumpang 7.1 Standar luas terminal penumpang domestik Luas bangunan terminal penumpang didasarkan atas jumlah pelayanan penumpang/ tahun dan jumlah penumpang waktu sibuk. Tabel 1 Standar luas terminal penumpang domestik Standar luas Jumlah standar luas terminal No penumpang/ tahun m 2 / jumlah Catatan penumpang Total/ m 2 waktu sibuk 1. 0-25.000-120 2. 25.001-50.000-240 standar luas 3. 50.001-100.000-600 terminal ini 4. 100.001-150.000 10 - belum mem- 5. 150.001-500.000 12 - perhitungkan 6. 500.001-1.000.000 14 - kegiatan 7. > 1.000.001 dihitung lebih - komersial detail 6 dari 14

7.2 Standar luas terminal penumpang internasional Tabel 2 Standar luas terminal penumpang internasional standar luas Jumlah terminal No penumpang/ tahun m 2 /jumlah Catatan penumpang Total/m 2 waktu sibuk Standar luas 1. 200.000-600 terminal ini belum mem- 2. > 200.000 17 - perhitungkan dihitung lebih kegiatan detail komersial 8 Kelengkapan ruang dan fasilitas Jenis, luas dan kelengkapan dari bangunan terminal penumpang disesuaikan dengan luas bangunan yang merupakan representasi dari jumlah penumpang yang dilayani dan kompleksitas fungsi dan pengguna yang ada. Kelengkapan ruang dan fasilitas bangunan terminal penumpang standar dijelaskan dalam tabel berikut. 7 dari 14

Tabel 3 Kelengkapan ruang dan fasilitas terminal penumpang standar (domestik dan internasional) Fasilitas Terminal Standar 120 m 2 (domestik) Kelengkapan ruang dan fasilitas a Teras kedatangan dan keberangkatan (curb side) b Ruang lapor diri (check in area) c Ruang tunggu keberangkatan (departure lounge) d Ruang pengambilan bagasi (banggage claim) e Toilet pria dan wanita (toilet) f Ruang administrasi (adiministration) g Telepon umum (public telephone) h Fasilitas pemadam api ringan i Peralatan pengambilan bagasi tipe meja j Kursi tunggu Terminal standar 240 m 2 (domestik) a b c d e f g h i j k l Teras kedatangan dan keberangkatan (curb side) Ruang lapor diri (check in area) Ruang tunggu keberangkatan (departure lounge) Toilet pria dan wanita ruang tunggu keberangkatan (toilet) Ruang pengambilan bagasi (baggage claim) Area komersial (concession area/room) Kantor airline (airline administration) Toilet pria dan wanita untuk umum (public toilet) Fasilitas telepon umum (public telephone) Fasilitas pemadam api ringan Peralatan pengambilan bagasi tipe gravity roller Kursi tunggu Terminal standar 600 m 2 (domestik) Terminal standar 600 m 2 (internasional) a Teras kedatangan dan keberangkatan (curb side) b Ruang lapor diri (check in area) c Ruang tunggu berangkat (departure lounge) d Toilet pria dan wanita ruang tunggu keberangkatan (toilet) e Ruang pengambilan bagasi (baggage claim) f Area komersial (concession area/room) g Kantor airline (airline administration) h Toilet pria dan wanita untuk umum (public toilet) i Ruang simpan barang hilang (lost & found room) j Fasilitas telepon umum (public telephone) k Fasilitas pemadam api ringan l Peralatan pengambilan bagasi tipe gravity roller m Kursi tunggu a Teras kedatangan dan keberangkatan (curb side) b Ruang lapor diri (check in area) c Ruang tunggu berangkat (departure lounge) d Toilet pria dan wanita ruang tunggu keberangkatan (toilet) e Ruang pengambilan bagasi (baggage claim) f Area komersial (concession area/room) g Kantor airline (airline administration) h Toilet pria dan wanita untuk umum (public toilet) i Ruang simpan barang hilang (lost & found room) j Fasilitas fiskal (fiscal counter) k Fasilitas imigrasi dan bea cukai (Immigration and custom) l Fasilitas karantina m Fasilitas telepon umum (public telephone) n Fasilitas pemadam api ringan o Peralatan pengambilan bagasi tipe gravity roller p Kursi tunggu 8 dari 14

9 Fasilitas lain Tabel 4 Kelengkapan ruang dan fasilitas lainnya Fasilitas Kelengkapan ruang dan fasilitas Fasilitas penyandang cacat Fasilitas untuk penumpang ( Ruang konsesi) penyediaan ramp untuk setiap perbedaan ketinggian lantai di dalam bangunan terminal penumpang (bagi pengguna kursi roda) restoran, kios, salon, kantor pos dan giro, bank, money changer, nursery, dll. Fasilitas penunjang bandar udara terminal/ kantor pengelola, ruang mekanikal dan elektrikal, ruang komunikasi, ruang kesehatan, ruang rapat, ruang pertemuan, dapur, catering, fasilitas perawatan pesawat udara. Fasilitas parkir Jumlah lot = 0.8 x penumpang waktu sibuk Luas = jumlah lot X 35 m 2 10 Standar luas ruang terminal penumpang Standar minimal luas ruang terminal penumpang ditentukan dalam tabel perhitungan kebutuhan ruang sebagai berikut: Tabel 5 Perhitungan kebutuhan ruang terminal penumpang No Jenis fasilitas Kebutuhan ruang Keterangan 1. Kerb Keberangkatan Panjang kerb keberangkatan: a = Jumlah penumpang berangkat L = 0,095 a.p. meter (+ 10 %) pada waktu sibuk 2. Hall Keberangkatan Luas area: b = Jumlah penumpang transfer A = 0,75 { a ( 1 + ƒ ) + b } m 2 c = Jumlah penumpang datang 3. Counter check-in Jumlah meja: Pada waktu sibuk N = ( a + b ) t 1 counter (+10 %) ƒ = Jumlah pengunjung per 60 penumpang 4. Area check-in Luas area: t1 = Waktu pemrosesan check-in A = 0,25 ( a + b ) m 2 (+ 10 % ) per penumpang ( menit) 5. Pemeriksaan Passport Jumlah meja: t2 = waktu pemrosesan passport Berangkat N = ( a + b ) t 1 posisi (+10 %) per penumpang (menit) 60 6. Pemeriksaan Passport Jumlah meja: p = proporsi penumpang yang Datang N = ( b + c ) t 1 posisi (+10 %) menggunakan mobil/taksi 60 9 dari 14

Tabel 5 (Lanjutan) No Jenis fasilitas Kebutuhan ruang Keterangan 7. Area pemeriksaan passport Luas area: A = 0,25 ( b + c ) m 2 u = rata-rata waktu menunggu terlama (menit) v = rata-rata waktu menunggu tercepat (menit) 8. Pemeriksaan Security Jumlah X-ray: (Terpusat) N = ( a + b ) unit i = proporsi penumpang menunggu 300 terlama 9. Pemeriksaan Security Jumlah X-ray: k = proporsi penumpang menunggu (Gate hold room) N = 0,2 m unit tercepat g-h m = max jumlah kursi pesawat 10. Gate hold room Luas area : terbesar yang dilayani A = ( m.s ) m 2 11. Ruang tunggu keberangkatan (belum termasuk ruang konsesi) Luas area: A = c ui + vk m2 (+ 10%) 30 g = waktu kedatangan penumpang pertama sebelum boarding di Gate hold room 12. Baggage claim area Luas area: h = waktu kedatangan penumpang (belum termasuk A = 0,9 c m2 ( + 10% ) terakhir sebelum boarding claim devices) di Gate hold room 13. Baggage claim Wide body aircraft: s = kebutuhan ruang per penum devices N = c.q / 425 pang (m2) Narrow body aircraft: N = c.r / 300 q = proporsi penumpang datang dengan menggunakan wide body aircraft 14. Kerb kedatangan Panjang kerb: r = proporsi penumpang datang L = 0,095 c p meter (+ 10%) dengan menggunakan narrow body aircraft 15. Hall Kedatangan Luas Area: (belum termasuk A = 0,375 ( b+c+2 c ƒ ) m2 ruang-ruang Konsesi) (+10%) 10 dari 14

Lampiran A (normatif) Terminal penumpang denah 120 m 2 Skala 1:100 Gambar A.1 Terminal penumpang denah 120 m 2 Skala 1:100 11 dari 14

Lampiran B (normatif) Terminal penumpang denah 240 m 2 Gambar B.1 Terminal penumpang denah 240 m 2 12 dari 14

Lampiran C (normatif) Terminal penumpang denah 600 m2 Skala 1:200 Gambar C.1 Terminal penumpang denah 600 m2 Skala 1:200 13 dari 14

Bibliografi 1. Keputusan Menteri Perhubungan NO. KM 14 1989, Penertiban penumpang, barang dan kargo yang diangkut pesawat udara sipil, Departemen Perhubungan, 1989. 2. Surat Kepututusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara NO. SKEP/ 40/ II/ 1995, Petunjuk pelaksanaan Keputusan Menteri Perhubungan nomor : KM. 14 Tahun 1989 tentang penertiban penumpang, barang dan kargo yang diangkut pesawat udara sipil, Departemen Perhubungan, 1995. 3. Surat Kepututusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara NO. SKEP/ 347/ XII/ 1999, tentang Standar rancang bangun dan / atau rekayasa fasilitas dan peralatan bandar udara, Departemen Perhubungan, tahun 1999 14 dari 14