STUDI PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG GIZI PADA BALITA DI DESA KOTARAYA BARAT

dokumen-dokumen yang mirip
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU BAYI BALITA TENTANG MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DI POSYANDU DEWI SRI I KATEGUHAN SAWIT BOYOLALI TAHUN 2016

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANAJEMEN LAKTASI

PENGARUH PENYULUHAN MP ASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU DALAM PEMBERIAN MP ASI DI PUSKESMAS SAMIGALUH I

MENARA Ilmu Vol. X Jilid 2 No.70 September 2016

PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN

REPI SEPTIANI RUHENDI MA INTISARI

ABSTRAK. meninggal sebanyak 49 bayi dan 9 bayi diantaranya meninggal disebabkan karena diare. 2 Masa pertumbuhan buah hati

PENGETAHUAN DAN SIKAP LANSIA TERHADAP PENURUNAN FUNGSI PENGLIHATAN DI DAERAH YAYASAN PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA AL- KAUTSAR PALU

Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BINTUHAN KABUPATEN KAUR

GAMBARAN KARAKTERISTIK KELUARGA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DAN BURUK DI KELURAHAN LANDASAN ULIN TENGAH KECAMATAN LIANG ANGGANG KOTA BANJARBARU

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI KURANG PADA BALITA TERHADAP KEJADIAN GIZI KURANG DI DESA PENUSUPAN TAHUN 2013

PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH KEMBANG BALITA USIA 1-2 TAHUN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo. Kelurahan Tomulabutao memiliki Luas 6,41 km 2 yang berbatasan

Nisa khoiriah INTISARI

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG IKTERUS FISIOLOGIS PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN ABSTRAK

Kegiatan Pemberantasan Tuberkulosis Paru di Puskesmas Sakti Kabupaten Pidie Tahun 2010)

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI ANAK BATITA MALNUTRISI DI POSYANDU DESA SEMBUNGAN BOYOLALI

Kata Kunci : Pengetahuan, Pemberian ASI, ASI Eksklusif.

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMENUHAN GIZI PADA ANAK SEKOLAH DASAR KELAS 1-6 DI SD MOJOROTO II KOTA KEDIRI

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DI DESA BUTUH KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DENGAN SIKAP TENTANG PENCEGAHAN HIV/AIDS DI RW 15 KELURAHAN UMBULMARTANI NGEMPLAK SLEMAN YOGYAKARTA

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) DI PUSKESMAS KEDUNG MUNDU KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

Eko Heryanto Dosen Program Studi S.1 Kesehatan Masyarakat STIKES Al-Ma arif Baturaja ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOJONG II KABUPATEN PEKALONGAN

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN SALURAN ASI DI BPM SUWARNI SIDOHARJO SRAGEN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KADER DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANTEE BIDARI LHOK NIBONG KABUPATEN ACEH TIMUR

Jurnal Harapan Bangsa, Vol.1 No.1 Desember 2013 ISSN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terpadu kepada masyarakat dalam upaya untuk mengatasi masalah kesehatan serta

Puskesmas Bilalang Kota Kotamobagu

GAMBARAN KETIDAKBERHASILAN IBU DALAM PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAPURAN RAYA

HUBUNGAN PENGETAHUAN KADER DENGAN PENANGANAN GIZI BALITA BAWAH GARIS MERAH (BGM) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEMUH 01 KECAMATAN GEMUH KABUPATEN KENDAL

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA HARJOBINANGUN PURWOREJO GITA APRILIA ABSTRAK

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN

BAB I PENDAHULUAN atau 45% dari total jumlah kematian balita (WHO, 2013). UNICEF

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DIPUSKESMAS CAWAS

BAB I PENDAHULUAN. Mulai dari kelaparan sampai pola makan yang mengikuti gaya hidup yaitu

SIKAP IBU BEKERJA YANG MEMILIKI BAYI 0-6 BULAN TENTANG ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS KEBAKKRAMAT I KARANGANYAR. Yanti 1, Ika Tristanti 2

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS JATIBOGOR TAHUN 2013

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI USIA 1 TAHUN DI PUSKESMAS DEPOK I SLEMAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN SIKAP IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAWAH LEBAR KOTA BENGKULU

BAB V PEMBAHASAN. terhadap pengetahuan ibu tentang pola makan balita di Desa Sambirejo,

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG POSYANDU TERHADAP STATUS GIZI ANAK BALITA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI BAIK DAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAYO SELINCAH KOTA JAMBI TAHUN 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK) Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan lima tahun. Pada usia ini otak mengalami pertumbuhan yang

GAMBARAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU MENYUSUI DALAM PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DI SURADADI TAHUN

BAB PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN

MEDICA MAJAPAHIT. Vol 5. No. 2 Oktober Sri Sudarsih 1, Pipit Bayu Wijayanti 2 *)

E-Jurnal Obstretika. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Makanan Bergizi Dengan Pemberian Makanan Pendamping Asi

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA DALAM MENGHADAPI DYSMENORRHEA PADA SISWI KELAS XI SMA NEGERI 3 SLAWI

PENGARUH PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERHADAP STATUS GIZI BAYI USIA 7-12 BULAN. Kolifah *), Rizka Silvia Listyanti

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BAYI TENTANG POSYANDU DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN IBU DAN BAYI DI POSYANDU

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PERILAKU PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS DEPOK I SLEMAN YOGYAKARTA

PERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KELUARGA SADAR GIZI DI DESA SILEBO-LEBO KECAMATAN KUTALIMBARU KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2015

BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIA MP ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN PADA TAHUN 2012 JURNAL

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI BALITA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU DESA JOTOSANUR KECAMATAN TIKUNG TAHUN 2008

GAMBARAN PELAKSANAAN KELAS IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS PADURESO KABUPATEN KEBUMEN Tri Puspa Kusumaningsih

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari

GAMBARAN KARAKTERISTIK KELUARGA BALITA PENDERITA GIZI BURUK DI KABUPATEN BENGKULU SELATAN TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan anak di periode selanjutnya. Masa tumbuh kembang di usia ini

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN SIKAP IBU BALITA TENTANG GIZI TERHADAP STATUS GIZI PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAN HERAN KECAMATAN RENGAT BARAT TAHUN 2012

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

PENGETAHUAN IBU DALAM PEMENUHAN GIZI TERHADAP TUMBUH KEMBANG BALITA DI PUSKESMAS LAK-LAK KUTACANE ACEH TENGGARA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam bab ini akan dibahas tentang latar belakang penelitian, masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI PADA ANAK USIA 0-11 BULAN

Kata kunci : pengetahuan, sikap ibu hamil, pemilihan penolong persalinan.

Asti Nurilah Khadar 1, Dewi Hanifah 2

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI HB 0 PADA BAYI BARU LAHIR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEUREUDU KABUPATEN PIDIE JAYA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. ganda yaitu masalah kurang gizi dan gizi lebih. Kurang energi protein (KEP) pada

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU KESEHATAN GIGI DAN MULUT IBU HAMIL DI PUSKESMAS MANTRIJERON

Kata Kunci: Pengetahuan, KIPI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG GIZI DENGAN KELUARGA SADAR GIZI (KADARZI) PADA BALITA DESA CIKONENG

PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTERI TENTANG ANEMIA DEFISIENSI BESI DI SMA NEGERI 15 MEDAN

SUMMARY. Jihan S. Nur NIM :

BAB I PENDAHULUAN. merupakan unsur kualitas SDM. Sumber daya manusia yang berkualitas dapat

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya paling besar mengalami masalah gizi. Secara umum di Indonesia

GAMBARAN FACTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

Neneng Siti Lathifah Prodi Kebidanan Universitas Malahayati Bandar Lampung

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DI POSYANDU BUNGA KRISAN TULAKAN SINE NGAWI

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR DI DESA CANDIROTO KECAMATAN KOTA KENDAL KABUPATEN KENDAL ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usia harapan hidup orang Indonesia semakin meningkat seiring

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG ANTENATAL CARE DIPUSKESMAS JEPON KABUPATEN BLORA. Oleh

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG MEMANDIKAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI LULUT BANJARMASIN ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP PEMBERIAN ASI PADA IBU MENYUSUI DI DESA LOLONG KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN PEKALONGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas dan produktif. Untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ASI EKSKLUSIF PADA KELAS IBU HAMIL TAHUN 2013

KARAKTERISTIK IBU MEYUSUI DALAM PEMBERIAN ASI. Danik Riawati Akademi Kebidanan Mamba ul Ulum Surakarta ABSTRAK

HUBUNGAN PEKERJAAN DAN PENDIDIKAN IBU TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI DESA PULO ARA KECAMATAN KOTA JUANG KABUPATEN BIREUEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah gizi pada hakikatnya adalah masalah kesehatan

Transkripsi:

STUDI PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG GIZI PADA BALITA DI DESA KOTARAYA BARAT Bernadeth Rante Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Palu Abstrak : Masalah gizi semula dianggap sebagai masalah kesehatan yang hanya dapat ditanggulangi dengan pengobatan medis atau kedokteran. Saat ini telah diketahui bahwa gejala klinis gizi kurang adalah akibat ketidakseimbangan antara manusia dan lingkungannya. Lingkungan ini mencakup lingkungan alam, biologis, sosial budaya maupun ekonomi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan dan sikap ibu tentang gizi pada balita di Desa Kotaraya Barat. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif, yaitu untuk mendapatkan pengetahuan dan sikap ibu tentang gizi pada balita di Desa Kotaraya Barat. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki anak dengan status gizi kurang dan gizi buruk, yaitu 29 Ibu. Cara pengambilan sampel menggunakan tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan accidental sampling yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel. Pada penelitian ini sampel yang digunakan adalah sama ibu-ibu yang memilki anak dengan status gizi kurang dan gizi buruk yaitu sebanyak 29 orang. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa responden yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 27 orang (93,10%) sedangkan yang cukup baik sebanyak 2 orang (6,90%) dan yang memiliki sikap baik sebanyak 15 orang (61.74%) sedangkan yang kurang baik sebanyak 14 orang (48,27%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden berpengetahuan baik dan memiliki sikap yang baik. Bagi pihak petugas kesehatan khususnya di Puskesmas Mepanga agar lebih meningkatkan pelayanan kesehatan dengan seringnya melakukan penyuluhan tentang gizi balita khususnya di Desa Kotaraya Barat. Kata kunci: Pengetahuan, Sikap, dan Gizi Balita Pendahuluan Masalah gizi semula dianggap sebagai masalah kesehatan yang hanya dapat ditanggulangi dengan pengobatan medis atau kedokteran.saat ini telah diketahui bahwa gejala klinis gizi kurang adalah akibat ketidak seimbangan antara manusia dan lingkungannya.lingkungan ini mencakup lingkungan alam, biologis, sosial budaya maupun ekonomi. Masing-masing faktor tersebut mempunyai peran yang kompleks dan berperan penting dalam etiologi penyakit gizi kurang. Gizi yang baik pada umumnya akan meningkatkan resistensi tubuh terhadap penyakit-penyakit infeksi. Sebaliknya kekurangan gizi berakibat kerentanan seseorang terhadap penyakit infeksi. Malnutrisi sebenarnya tidak perlu menjadi masalah pada anak-anak di Indonesia, jika keluarga-keluarga mematuhi pemberian makananyang baik, maka anak-anak akan tumbuh sehat, kuat dan memiliki status gizi yang baik (Santoso, 2005). Pemberian makanan pada balita dapat mempengaruhi Status gizi balita, karena status gizi balita merupakan indikator terhadap status gizi masyarakat.kelompok ini merupakan kelompok yang rentan terhadap kekurangan gizi, dengan demikian jika status gizi balita di suatu wilayah termasuk kategori baik, maka dapat diasumsikan secara umum status gizi masyarakat tersebut juga tergolong baik. Sebaliknya jika status gizi balita di suatu wilayah termasuk kategori buruk, maka dapat diasumsikan secara umum status gizi masyarakat di wilayah tersebut juga tergolong buruk. Hasil riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 dalam Laporan Nasional 2007, Badan Penelitian dan Pengembangan Bernadeth Rante, Studi Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Gizi Pada Balita di Desa... 52

Kesehatan Depkes RI (2008), menunjukkan bahwa prevalensi gizi kurang secara nasional adalah sebesar 13,0% dari seluruh jumlah Balita yang ada di Indonesia (DepKes RI, 2007). Di Negara-negara berkembang seperti Indonesia, banyak anak yang menjadi kurus karena orang tua tidak tahu atau tidak mampu menyediakan makanan yang dibutuhkan tubuhnya. Beberapa penyakit menahun dapat menyebabkan anak menderita kekurangan gizi. Anak yang menjadi kurus karena suatu penyakit biasanya akan pulih kembali kalau sudah sembuh,sedangkan anak yang mendadak kehilangan sejumlah berat badannya harus diperiksa ke dokter (Suryabudhi, 2005). Status gizi balita kemungkinan dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap ibu. Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, hal ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu yaitu pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003). Pengetahuan gizi sangat penting untuk dipahami dan dimengerti terutama bagi ibu yang memiliki anak balita, karena ibu tersebut harus bisa mengetahui tentang kebutuhan gizi bagi balitanya. Pengetahuan ibu akan status gizi anak yang baik, berdampak pada pengetahuan ibu pada pemberian nutrisi pada balita. Sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksana motif tertentu (Notoatmodjo, 2003). Demikian halnya dengan sikap ibu balita, jika sikap ibu kurang perhatian terhadap status gizi balita dapat berakibat terjadinya gizi kurang bahkan gizi buruk pada balita. Berdasarkan data Profil Kesehatan Sulawesi Tengah Tahun 2012, dari 169.731balita yang ditimbang ada terdapat 13.150 (7.75%) balita yang mengalami gizi kurang dan 3.369 (1.98%) mengalami gizi buruk. Untuk Kabupaten Parigi Moutong dari 30.726 balita yang ditimbang ada 4.633 (15.08) balita mengalami gizi kurang dan 1.237 (4.03%) mengalami gizi buruk, (Dinkes Sulawesi Tengah, 2012). Data yang diperoleh dari Puskesmas Mepanga, untuk Desa Kotaraya Barat dari 155 balita, gizi buruk 5 balita (3,22%), gizi kurang sebanyak 24 balita (15.48%). Dari hasil studi pendahuluan pada bulan Maret 2014, didapatkan bahwa masih ada ibu yang belum memahami pentingnya gizi bagi pertumbuhan balita dan masih ada yang belum membawa balita ke pusat layanan kesehatan bila mengalami masalah atau gangguan kesehatan. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa ibu yang mempunyai anak yang menderita gizi buruk, mengemukakan bahwa mereka sebenarnya tahu tentang gizi balita, akan tetapi mereka disibukkan dengan pekerjaan dan sebagian besar dari mereka bekerja di sawah, sehingga dalam pemenuhan gizi anak mereka sering terabaikan. Dari data yang ada menunjukkan bahwa kasus gizi kurang di Desa Kotaraya Barat masih cukup tinggi, sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengetahuan dan sikap ibu tentang gizi pada balita di Desa Kotaraya Barat. Pada Tahun 2014 dari bulan Januari sampai dengan bulan Maret 2014, jumlah balita yang ada di Desa Kotaraya Barat adalah 29 orang. Tujuan Penelitian ini adalah diketahuinya gambaran pengetahuan dan sikap ibu tentang gizi pada balita di Desa Kotaraya Barat. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif, dengan tujuan untuk memberikan gambaran tentang sesuatu keadaan secara obyektif yaitu untuk mendapatkan gambaran pengetahuan dan sikap Ibu tentang gizi pada Balita di Desa Kotaraya Barat. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki anak dengan status gizi kurang dan gizi buruk, yaitu sebanyak 29 orang. Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan total populasi, yaitu sebanyak 29 orang. Sedangkan tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini Bernadeth Rante, Studi Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Gizi Pada Balita di Desa... 53

adalah menggunakan accidental sampling yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel. Pada penelitian ini sampel yang digunakan adalah semua ibu yang memiliki anak dengan status gizi kurang dan gizi buruk yang datang berkunjung ke Posyandu sebanyak 29 orang. Definisi Operasional 1. Gizi balita yang dimaksud dalam penelitian ini adalah semua zat makanan yang diperlukan oleh balita yang terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, mineral, dan vitamin. 2. Pengetahuan adalah Segala sesuatu yang diketahui dan dipahami oleh Ibu tentang gizi balita yaitu pengertian gizi, penggolongan unsur-unsur gizi, kecukupan gizi balita, cara mengelola makanan balita. Alat Ukur : kuesioner Cara Ukur : Wawancara Skala ukur : Ordinal Hasil Ukur: Baik, jika jawaban responden 76% - 100% Cukup, jika jawaban responden 56% - 75% Kurang baik, jika jawaban responden > 56% 3. Sikap adalah Segala respon Ibu tentang gizi anak balitanya. Alat ukur : Kuesioner Cara ukur : Wawancara Skala ukur : Ordinal Hasil Ukur : 0 Kurang baik jika skor jawaban<median (33) 1 Baik jika skor jawaban Median (33) Analisa univariat yaitu untuk mengetahui distribusi frekwensi dan proporsi masing-masing variabel yang diteliti. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut (Sabarguna, 2008): Keterangan : n = sampel Me = median f P x 100 n Keterangan p : Persentase f : Frekwensi n : Jumlah responden HASIL PENELITIAN Karakteristik Responden Umur Responden Tabel 1. Distribusi frekuensi berdasarkan umur responden di Desa Kotaraya Barat tahun 2014. Umur F % 10-20 21-30 31-40 5 13 11 17,24 44,83 37,93 Sumber: data primer, 2014 Pada Tabel 4.1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden berumur antara 10-20 tahun yaitu sebanyak 5 orang (17,24%), yang berumur 21-30 tahun sebanyak 13 orang (44,83%) dan responden yang berumur 31-40 tahun sebanyak 11 orang (37,93%). Pendidikan Responden Tabel 2. Distribusi frekuensi berdasarkan pendidikan responden di Desa Kotaraya Barat tahun 2014. Pendidikan F % SD SMP SMA 10 9 10 34,48 31,03 34,48 Sumber: data primer, 2014 Pada Tabel 4.2 menunjukkan bahwa sebagian besar responden berpendidikan SD sebanyak 10 orang (34,48%), yang berpendidikan SMA sebanyak 10 orang (34,48%), sedangkan yang berpendidikan SMP sebanyak 9 orang (31,03%). Bernadeth Rante, Studi Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Gizi Pada Balita di Desa... 54

Pekerjaan Responden Tabel 3. Distribusi frekuensi berdasarkan pekerjaan responden di Desa Kotaraya Barat tahun 2014. Pekerjaan F % IRT Tani Wiraswasta 24 2 3 82,76 6,90 10,34 Sumber: data primer, 2014 Pada Tabel 4.3 menunjukkan bahwa sebagian besar responden adalah Ibu rumah tangga (IRT) sebanyak 14 orang (48,28%), responden yang memiliki pekerjaan bertani sebanyak 2 orang (6,90%) dan responden yang memiliki pekerjaan wiraswasta sebanyak 3 orang (10,34%). Distribusi frekuensi pengetahuan Ibu tentang gizi pada Balita Tabel 4. Distribusi frekuensi Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Balita Di Desa Kotaraya Barat Kecamatan Mepangan Kebupaten Parigi Moutong tahun 2014. Pengetahuan F % Baik Cukup Kurang baik 27 2 0 93,10 6,90 0 Sumber: data Primer, 2014 Berdasarkan Tabel 4.1 di atas, dari 29 Ibu yang memiliki pengetahuan baik tentang status gizi Balita yaitu 27 orang (93,10%) dan yang memiliki pengetahuan cukup baik sebanyak 2 orang (6,90%). Distribusi frekuensi sikap Ibu tentang gizi pada Balita Tabel 5. Distribusi frekuensi Sikap Ibu Tentang Gizi Balita Di Desa Kotaraya Barat Kecamatan Mepangan Kebupaten Moutong tahun 2014. Sikap F % Baik Kurang baik 15 14 61,74 48,27 Sumber: data Primer, 2014 Parigi Berdasarkan tabel 4.5 di atas, dari 29 Ibu yang memiliki sikap kurang baik tentang gizi Balita lebih banyak yaitu 15 orang (61.74%) dan yang memiliki sikap kurang baik sebanyak 14 orang (48.27%). Pembahasan Pengetahuan Ibu tentang gizi Balita Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa responden, yang memiliki pengetahuan baik yaitu sebanyak 27 orang (93,10%), sedangkan yang memiliki pengetahuan cukup baik yaitu sebanyak 2 orang (6,90%). Hal ini berarti Ibu memiliki pemahaman yang baik. Menurut asumsi peneliti bahwa pengetahuan Ibu baik 93,10%, karena Ibu telah tahu serta memahami tentang pemberian gizi pada Balita. Selain itu hal ini juga dapat disebabkan oleh banyak sumber informasi yang didapatkan, misalnya televisi, radio dan sebagainya serta Ibu juga rajin dalam mengikuti penyuluhan tentang gizi balita yang diberikan oleh petugas kesehatan, sehingga banyak informasi yang mereka dapatkan. Hal ini sejalan dengan pendapat Notoatmodjo (2012), mengemukakan bahwa Pengetahuan merupakan hasil tahu dan terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Pengetahuan dapat diperoleh antara lain melalui pendidikan baik kurikuler, nonkurikuler dan ekstrakurikuler. Pengetahuan juga dapat diperoleh dari pengetahuan orang lain diantaranya dengan mendengar, melihat langsung dan melalui alat komunikasi seperti televisi, radio, buku, dan lain-lain. Bernadeth Rante, Studi Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Gizi Pada Balita di Desa... 55

Menurut asumsi peneliti bahwa ibu yang memiliki pengetahuan cukup baik (6,90%) disebabkan kurang aktifnya ibu datang ke Puskesmas untuk mengikuti penyuluhan maupun program pemberian makanan tambahan, sehingga ibu kurang mendapatkan informasi tentang pentingnya gizi bagi anak balita, mengatur makanan dan memperhatikan setiap makanan yang diberikan pada balitanya yaitu tentang pemberian zat gizi seperti karbohidrat, protein, vitamin dan mineral yang diberikan sesuai dengan umur balitanya. Pendidikan yang lebih tinggi membuat Ibu lebih mudah menerima informasi baik dari media elektronik yang setiap saat dapat diperoleh dan dilihat oleh Ibu dalam upaya mereka meningkatkan pengetahuan dan memperhatikan pemberian gizi pada Balita, dan dikaitkan dengan pekerjaan Ibu yaitu sebagian besar adalah Ibu rumah tangga (IRT). Hal ini sejalan dengan pendapat Notoadmodjo (2003) dalam Wawan (2010) mengemukakan bahwa pengetahuan sangat erat dengan pendidikan maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Pengetahuan itu sendiri dapat diperoleh dari jalur formal melalui bangku pendidikan maupun dari jalur nonformal/informal, misalnya lewat bacaan, media massa, pelatihan, pengalaman pribadi dan lain-lain. Dan Marsetyo & Karta (2005) mengatakan bahwa, pengetahuan gizi sangat penting untuk dipahami dan dimengerti terutama bagi kaum ibu yang memiliki anak balita karena ibu tersebut harus bisa mengetahui tentang kebutuhan gizi yang diperoleh oleh balitanya seperti pemberian ASI eksklusif yang diberikan sampai umur empat bulan, sedang lama ASI diberikan sampai umur dua tahun. Sedang mengenai makanan tambahan, makanan yang diberikan pada saat bayi memerlukan zat-zat gizi yang kadarnya sudah berkurang pada ASI. Makanan tambahan ini diberikan sesudah bayi berumur empat bulan, misalnya sari buah atau buah-buahan, makanan lumat dan akhirnya makanan lembek. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Junaidi (2012) yaitu tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi anak usia prasekolah di taman kanak-kanak Nurul Huda Kecamatan Indra Jaya Kabupaten Pidie tahun 2012 menunjukkan bahwa sebagian besar pengetahuan ibu tentang gizi termasuk dalam katagori baik yaitu 93 reponden (75,0%) sedangkan ibu yang pengetahuan tentang gizi katagori kurang baik sebanyak 31 responden (25%). Sikap Ibu tentang gizi Balita Hasil analisis univariat bahwa dari 29 Ibu yang diteliti menunjukan sebagian besar, yang memiliki sikap baik yaitu 61.74% sedangkan yang memilki sikap kurang baik yaitu 48.27%. Hal ini respon Ibu baik dalam pemberian gizi pada Balita. Menurut asumsi peneliti bahwa sebagian besar sikap ibu dalam pemberian gizi pada balita baik, disebabkan karena ibu sudah mampu mengatur cara pemberian makanan, cara mengolah makanan, sehingga kebutuhan gizi balita dapat dipenuhi. Dan Ibu yang bersikap kurang baik disebabkan karena sebagian besar responden sering menjadi buruh tani harian, sehingga mereka tidak sempat membawa balitanya ke Posyandu, karena mereka mulai bekerja jam 05.00 sampai jam 18.00. Sejalan dengan pendapat Notoatmodjo (2003), menjelaskan bahwa terdapat berbagai tingkatan salah satunya yaitu Menerima (Receiving) yang diartikan bahwa orang (subyek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (obyek). Misalnya sikap orang terhadap gizi dapat dilihat dari kesediaan dan perhatian orang itu terhadap ceramah-ceramah tentang gizi. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap suatu objek. Dan menurut Azwar (2005) dalam Wawan (2010), salah satu faktor yang mempengaruhi sikap yaitu pengalaman pribadi adalah suatu dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu sikap akan lebih Bernadeth Rante, Studi Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Gizi Pada Balita di Desa... 56

mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional. Serta menurut Mardikanto (1993) dalam Rahmawati (2007) bahwa pengaruh sikap dipengaruhi oleh sejauh mana isi komunikasi atau rangsangan dimengerti, dipahami, dan diterima sehingga memberi respon positif. Chandra (2007) mengemukakan bahwa sikap seseorang dipengaruhi oleh beberapa factor diantaranya adalah pengalaman pribadi, dan budaya. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati (2007) yang menunjukkan bahwa terjadi peningkatan rerata sikap terhadap tiga kelompok responden yakni kelompok dengan menggunakan audiovisual, kelompok modul dan kelompok kontrol. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar responden yang memiliki pengetahuan baik (93,10%) dibandingkan dengan Ibu Balita yang memiliki pengetahuan cukup baik (6,90%). 2. Hasil penelitian bahwa sebagian besar responden yang memiliki sikap baik (61,74%) dibandingkan dengan sikap yang kurang baik (48,27%). Daftar Pustaka Azwar, 2005. Pegetahuan dan Sikap Kesehatan, PT. Rineka Cipta, Jakarta. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan, 2008. Laporan Nasional 2007, Jakarta Chandra, 2007. Pendidikan dan Prilaku Kesehatan, PT. Rineka Cipta, Jakarta. Dinkes Sulawesi Tengah, 2012. Profil Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah, Palu Depkes RI, 2007, Pedoman Penyelenggaraan Program Gizi Balita, Ditjen Gizi, Jakarta. Junaidi, (2012), Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Gizi Anak Usia Prasekolah Di Taman Kanak- Kanak Nurul Huda Kecamatan Indra Jaya Kabupaten Pidie Tahun 2012, available at : http://ejournal.unigha.ac.id/data/journal %20%20SAINS%20Riset%20vol%203 %20no%201.pdf diakses tanggal 11 Juni 2014. Marsetyo dan Karta, 2005, Ilmu Gizi (Korelasi Gizi Kesehatan dan Produktivitas Kerja). Rineka Cipta, Jakarta Notoatmodjo, 2012, Promosi Kesehatan & Perilaku Kesehatan. Rineka Media.Jakarta. Notoatmodjo, 2003, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta. Puskesmas Mepanga, 2014, Data Sekunder Puskesmas Mepanga. Rahmawati, I (2007), Pengaruh Penyuluhan dengan Media Audiovisual terhadapa Pengatahuan, Sikap, dan Perilaku Ibu Balita Gizi Kurang dan Gizi Buruk di Kota Waringin Barat Propinsi Kalimantan Tengah, Jurnal Gizi Klinik Indonesia, Vol. 4 No. 2, Edisi Nopember 2007. Sabarguna, 2008, Karya Tulis Ilmiah Untuk Mahasiswa D3 Kesehatan, Sagung Seto, Jakarta. Santoso, dkk, 2005, Kesehatan dan Gizi, PT. Rineka Cipta, Jakarta Suryabudhi, 2005, Cara Merawat Bayi dan Ank-anak, Pionir Jaya, Jakarta. Wawan A. & Dewi M. 2010. Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku Manusia. Nuha Medika. Yogyakarta. Bernadeth Rante, Studi Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Gizi Pada Balita di Desa... 57