Julita Nainggolan, dr. Remi Zuraida, M.Si Fakultas Kedokteran Universitas Lampung No. Telpon:

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. cross-sectional, yaitu peneliti mempelajari hubungan antara asupan energi,

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. cross sectional. Pendekatan cross sectional adalah suatu penelitian noneksperimental

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tidaknya hubungan antara tingkat pengetahuan dan status ekonomi dengan

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDAPATAN KELUARGA DAN POLA ASUH DENGAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI DESA BONGKUDAI KECAMATAN MODAYAG BARAT Rolavensi Djola*

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kurang, gizi baik, dan gizi lebih (William, 2010).

HUBUNGAN JARAK KELAHIRAN DAN JUMLAH BALITA DENGAN STATUS GIZI DI RW 07 WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIJERAH KOTA BANDUNG

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional dengan

METODE. PAUD Cikal Mandiri. PAUD Dukuh. Gambar 2 Kerangka pemilihan contoh. Kls B 1 :25. Kls A:20. Kls B 2 :30. Kls B:25. Kls A:11

III. METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional analitik

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI ANAK BATITA MALNUTRISI DI POSYANDU DESA SEMBUNGAN BOYOLALI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode cross sectional, dimana data yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode analisis cross sectional. Metode cross

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI BAIK DAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAYO SELINCAH KOTA JAMBI TAHUN 2014

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian payung yang berjudul

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran

HUBUNGAN SIKAP IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAWAH LEBAR KOTA BENGKULU

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, observasional dengan

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

GAMBARAN KARAKTERISTIK KELUARGA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DAN BURUK DI KELURAHAN LANDASAN ULIN TENGAH KECAMATAN LIANG ANGGANG KOTA BANJARBARU

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional

METODOLOGI. n = (Z /2) 2 X σ 2. n = X n = 54 siswa

Jurnal Respati, Kesehatan, Vol. 2, No. 1, April 2012: 1 5 1

BAB 3 METODE PENELITIAN Disain Penelitian Disain penelitian yang digunakan adalah metode survei yaitu dengan rancangan cross-sectional.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terpadu kepada masyarakat dalam upaya untuk mengatasi masalah kesehatan serta

METODE PENELITIAN. n= z 2 1-α/2.p(1-p) d 2

ANALISIS TERHADAP FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB GIZI KURANG PADA BALITA DI DESA BANYUANYAR KECAMATAN KALIBARU BANYUWANGI

METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 1-5 TAHUN DI DESA PEKUNCEN BANYUMAS TAHUN 2013

METODE. n = Z 2 P (1- P)

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2025 adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik dengan pendekatan

Jurnal Care Vol 3 No 3 Tahun 2015

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI DESA BATURETNO KECAMATAN BANGUNTAPAN KABUPATEN BANTUL TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN USIA PENYAPIHAN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DUKUH PUNDONG SRIHARDONO BANTUL YOGYAKARTA TAHUN INTISARI

III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDAPATAN DAN PENGELUARAN PANGAN-NON PANGAN KELUARGA DENGAN STATUS GIZI ANAK PRASEKOLAH DI KELURAHAN SEMANGGI

III. METODE PENELITIAN. waktu dengan tujuan untuk mencari hubungan Faktor-Faktor Resiko

METODE PENELITIAN. n1 = = 35. n2 = = 32. n3 =

BAB I PENDAHULUAN. yang berusia antara satu sampai lima tahun. Masa periode di usia ini, balita

METODE PENELITIAN 1 N

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu suatu

III. METODE PENELITIAN. dilakukan pada saat yang bersamaan dalam satu waktu (Notoatmojo, 2003)

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA KENCANA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan cross

III. METODE PENELITIAN. desain cross sectional study, yaitu peneliti mempelajari hubungan antara

Oleh: Una Zaidah,SE.,M.Kes Dosen Tetap Fakultas Kesehatan Masyarakat UNTB

BAB 1 PENDAHULUAN. yang apabila tidak diatasi secara dini dapat berlanjut hingga dewasa. Untuk

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh Jenis dan Cara Pengambilan Data

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan dilaksanakan adalah penelitian studi analitik,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode observasional-analytic yang merupakan

Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Volume IV No.1 Edisi Juni 2011, ISSN: X

STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN BONTO MANAI KELURAHAN ALLEPOLEA WILAYAH KERJA PUSKESMAS LAU KABUPATEN MAROS

ABSTRAK. Kata kunci: anak balita, perkembangan, indeks antropometri, pertumbuhan, motorik kasar

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI MALALAYANG KECAMATAN MALALAYANG. Nonce Nova Legi

Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN. d 2. dimana n : Jumlah sampel Z 2 1-α/2 : derajat kepercayaan (1.96) D : presisi (0.10) P : proporsi ibu balita pada populasi (0.

METODE PENELITIAN. n =

METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN. cross sectional, dimana variabel bebas yaitu perilaku makan pagi (sarapan)

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik dengan pendekatan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober tahun 2014.

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian adalah metode observasional analitik dengan pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan sukses di masa depan, demikian juga setiap bangsa menginginkan

PENGARUH PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERHADAP STATUS GIZI BAYI USIA 7-12 BULAN. Kolifah *), Rizka Silvia Listyanti

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan pendekatan cross-sectional, yaitu suatu penelitian untuk

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI KOTA SIBOLGA TAHUN 2014

BAB III METODE PENELITIAN

Persetujuan Pembimbing. Jurnal FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA HUIDU KECAMATAN LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO

METODE PENELITIAN. Disain dan Tempat Penelitian. Teknik Penarikan Contoh. di = di/d x 100

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan desain cross

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Diare Pada Balita di Kelurahan Jaya Mekar Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

KEBIASAAN MENGONSUMSI JAJAN TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK SEKOLAH PENGGUNA KATERING DAN NON-KATERING

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

KEJADIAN KEK DAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KALONGAN KABUPATEN SEMARANG

DAFTAR PUSTAKA. Agus.M K Dasar-Dasar Ilmu Gizi. Malang : Universitas Muhammadiyah Malang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan. penderita asma yang mengikuti senam asma.

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Balita BGM di Desa Karangpasar Wilayah Kerja Puskesmas Tegowanu

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KELUARGA SADAR GIZI DI DESA SILEBO-LEBO KECAMATAN KUTALIMBARU KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2015

Transkripsi:

62 HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP GIZI IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAJABASA INDAH KELURAHAN RAJABASA RAYA BANDAR LAMPUNG Julita Nainggolan, dr. Remi Zuraida, M.Si Fakultas Kedokteran Universitas Lampung No. Telpon: 081361174466. Email: juli_niezz@yahoo.com ABSTRAK Pengetahuan gizi Ibu dan sikap gizi Ibu sangat berhubungan dengan status gizi balita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap gizi ibu dengan status gizi balita di wilayah kerja Puskesmas Rajabasa Indah Kelurahan Rajabasa Raya Bandar Lampung. Penelitian dilakukan dengan metode observasional dengan pendekatan cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini seluruh Ibu dari balita yang menjadi responden di wilayah kerja Puskesmas Rajabasa Indah kelurahan Rajabasa Raya yang berjumlah 264 respoden. Sampel yang digunakan sebanyak 159 responden dengan teknik pengambilan sampel secara Accidental sampling. Data dianalisis secara univariat, bivariat dan multivariat. Hasil penelitian penelitian terdapat 100 (46,9%) yang memiliki status gizi kurang, 59 (37,1%) siswa dengan status gizi baik, 87 (54,7%) responden yang pengetahuan kurang, 72 (45,3%) responden dengan baik, 82 (51,6%) responden yang memiliki sikap kurang, 77 (48,4%) responden dengan sikap baik. Analisis Bivariat menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan gizi Ibu dengan status gizi balita dan ada hubungan yang signifikan antara sikap gizi Ibu dengan status gizi balita (p=0,000). Analisis Multivariat menunjukkan ada pengaruh antara pengetahuan gizi Ibu, dan sikap gizi Ibu dengan status gizi balita hal ini dapat dilihat dari nilai odds ratio (EXP{B}) masingmasing variabel. (EXP{B}) variabel pengetahuan gizi Ibu (0,22), dan sikap gizi Ibu (0,15). Variabel pengetahuan gizi Ibu merupakan faktor yang paling kuat pengaruhnya terhadap status gizi balita. Kata kunci : Status Gizi Balita, Pengetahuan Gizi Ibu, Sikap Gizi Ibu PENDAHULUAN Khumaidi (1989) menyatakan bahwa dari segi gizi, kebiasaan makan ada yang baik atau dapat menunjang terpenuhinya kecukupan gizi dan ada yang buruk (dapat menghambat terpenuhinya kecukupan gizi), seperti adanya pantangan atau tabu yang berlawanan dengan konsep-konsep

63 gizi. Menurut Williams (1993), masalah yang menyebabkan malnutrisi adalah tidak cukupnya pengetahuan gizi dan kurangnya pengertian tentang kebiasaan makan yang baik. Kebiasaan makan dalam rumah tangga penting untuk diperhatikan, karena kebiasaan makan mempengaruhi pemilihan dan penggunaan pangan dan selanjutnya mempengaruhi tinggi kekurangan gizi pada balita. Keadaan sosial ekonomi dan kebudayaan banyak mempengaruhi pola makan di daerah pedesaan. Terdapat pantangan makan pada balita misalnya anak kecil tidak diberikan ikan karena dapat menyebabkan cacingan, kacang-kacangan juga tidak diberikan karena dapat menyebabkan sakit perut atau kembung (Baliwati, 2004). rendahnya mutu makanan rumah tangga. Kurangnya gizi pada balita dapat disebabkan sikap atau perilaku ibu yang menjadi faktor dalam pemilihan makanan yang tidak benar. Pemilihan bahan makanan, tersedianya jumlah makanan yang cukup dan keanekaragaman makanan ini dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan ibu tentang makanan dan gizinya. Ketidaktahuan ibu dapat menyebabkan kesalahan pemilihan makanan terutama untuk anak balita (Mardiana, 2005). Kurangnya pengetahuan tentang gizi dan kesehatan pada orang tua, khususnya ibu merupakan salah satu penyebab terjadinya Seorang ibu yang memiliki pengetahuan dan sikap gizi yang kurang akan sangat berpengaruh terhadap status gizi balitanya dan akan sukar untuk memilih makanan yang bergizi untuk anaknya dan keluarganya. Gizi yang baik adalah gizi yang seimbang, artinya asupan zat gizi harus sesuai dengan kebutuhan tubuh. Gizi kurang pada anak di usia balita membawa dampak pertumbuhan otak dan tingkat kecerdasan terganggu, hal ini disebabkan karena kurangnya produksi protein dan kurangnya energi yang diperoleh dari makanan dan pengetahuan juga sikap ibu sangat penting untuk mencegah terjadinya

64 angka gizi kurang pada balita. Untuk itu perlu diukur dari pengetahuan dan sikap ibu akan status gizi balita melalui tahapan wawancara/kuisioner. Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah Apakah Ada Hubungan Pengetahuan dan Sikap Gizi Ibu dengan Status Gizi Balita, di Puskesmas Rajabasa Indah Kelurahan Rajabasa Raya. Tujuan umum penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu dan sikap gizi ibu dengan status gizi balita usia di Kelurahan Rajabasa Raya. Sedangkan tujuan khususnya adalah: pertama, Mengetahui tingkat pengetahuan gizi ibu di wilayah kerja Puskesmas Rajabasa Indah kelurahan Rajabasa Raya Bandar Lampung. Kedua, Mengetahui sikap gizi ibu di wilayah kerja Puskesmas Rajabasa Indah Kelurahan Rajabasa Raya Bandar Lampung. Ketiga, Mengetahui Status gizi balita di wilayah kerja Puskesmas Rajabasa Kelurahan Rajabasa Mengetahui hubungan pengetahuan gizi Ibu dengan status gizi balita di wilayah kerja Puskesmas Rajabasa Indah Kelurahan Rajabasa Raya Bandar Lampung. Kelima, Mengetahui hubungan sikap gizi Ibu dengan status gizi balita di wilayah kerja Puskesmas Rajabasa Indah Kelurahan Rajabasa Raya Bandar Lampung. Keenam, Mengetahui adanya pengaruh Pengetahuan dan sikap gizi Ibu terhadap status gizi balita di wilayah kerja Puskesmas Rajabasa Indah kelurahan Rajabasa Raya. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Pendekatan cross sectional adalah suatu penelitian non-eksperimental dalam rangka mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek yang berupa penyakit atau status kesehatan tertentu, dengan model pendekatan point time (Pratiknya, 2008). Raya Bandar Lampung. Keempat,

65 Populasi menurut Notoadmodjo (2002) adalah keseluruhan objek penelitian. Populasi penelitian ini adalah semua ibu dan balita yang berkunjung ke puskesmas Rajabasa Indah kelurahan Rajabasa raya dan populasi yang diperoleh adalah sebanyak 264 balita dari 5 posyandu. Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Arikunto,2006). ). Pada penelitian ini sampel yang didapat adalah sebanyak 159 balita dari 5 posyandu yang terletak di Kelurahan Rajabasa Raya. Besar sampel diperoleh dengan rumus : n = Keterangan : n =Ukuran sampel. N = Ukuran populasi. d= Tingkat ketepatan. (Notoatmojo, 2003). n = n = n = n = 159,03 n = 159orang Penelitian dilaksanakan di di wilayah kerja Puskesmas Rajabasa Indah Kelurahan Rajabasa Raya Bandar Lampung pada bulan oktober November 2011. Data yang telah diperoleh dari proses pengumpulan data akan diubah kedalam bentuk tabel-tabel, kemudian data diolah menggunakan program SPSS 17 for Windows. Kemudian, proses pengolahan data menggunakan program komputer ini terdiri dari beberapa langkah pertama : Koding, untuk mengkonversikan (menerjemahkan) data yang dikumpulkan selama penelitian ke dalam simbol yang cocok untuk keperluan analisis, langkah kedua Data entry, memasukkan data ke dalam komputer, langkah ketiga Verifikasi, melakukan pemeriksaan secara visual terhadap data yang telah dimasukkan ke komputer, langkah keempat Output komputer, hasil analisis yang telah dilakukan komputer kemudian dicetak.

66 PEMBAHASAN Penelitian mengenai hubungan antara pengetahuan dan sikap gizi ibu dengan status gizi balita di wilayah kerja Rajabasa Indah Kelurahan Rajabasa Raya. Sampel penelitian diperoleh dengan teknik Accidental Sampling sehingga sampel penelitian adalah responden yang datang ke posyandu Kelurahan Rajabasa Raya pada saat penelitian dilakukan (Notoatmodjo, 2005). Jumlah sampel yang diteliti sebanyak 159 responden. Tabel 5. Jumlah posyandu di Kelurahan Rajabasa Raya ada 5 posyandu No Posyandu Orang Persentase 1 Cantik manis 54 34% 2 Bina 22 14% 3 Violet 25 16% 4 Asapah 38 24% 5 Plamboyan 20 12% Total 159 100% mengukur tinggi badan dengan menggunakan microtoise yang mempunyai ketelitian 0,1 cm, pengambilan data mengenai pengetahuan dan sikap gizi respon diperoleh dengan melakukan wawancara dengan instrumen penelitian yang digunakan berupa kuesioner. Dari hasil wawancara diperoleh data mengenai identitas responden meliputi nama, tanggal lahir, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan orangtua responden melalui metode kuesioner dari 20 pertanyaan yang terdiri dari 10 pertanyaan mengenai pengetahuan dan 10 pertanyaan mengenai sikap dan pengumpulan data sekunder yaitu dengan memperoleh data dari masing-masing posyandu. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan mengunakan analisis univariat dan analisis Penelitian telah dilakukan dengan pengambilan data melalui data primer dan data sekunder. Data primer berupa penimbangan berat badan balita dengan menggunakan timbangan injak yang mempunyai tingkat ketelitian 0,5 kg dan bivariat. Berdasarkan penelitian yang dilakukan didapatkan 159 responden. Responden dikelompokkan berdasarkan umur, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan orang tua.

67 Berdasarkan hasil penelitian didapatkan responden dengan umur rata-rata usia balita yang menjadi sampel penelitian di wilayah kerja puskesmas Rajabasa Indah Kelurahan Rajabasa Raya Bandar Lampung yaitu usia 3 bulan sampai usia 5 tahun kelompok umur responden disajikan dalam Tabel 6. Tabel 6. Karakteristik balita berdasarkan umur Umur Orang Persentase 3bulan 20 13% 4bulan 25 16% 5bulan 27 17% 6bulan 20 13% 7bulan 9 6% 8bulan 10 6% 9bulan 10 6% 10bulan 7 4% 11bulan 5 3% 1tahun 9 6% 2tahun 6 4% 3tahun 3 2% 4tahun 4 2% 5tahun 4 2% Total 159bali 100% laki-laki dan sebanyak 99 balita berjenis kelamin perempuan. Tabel 7. Karakteristik balita berdasarkan jenis kelamin Jenis Orang Persentase Laki-laki 60 38% Perempuan 99 62% Total 159 100% Data sebaran kelompok pekerjaan orang tua responden disajikan dalam Tabel 8. Dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan orang tua terbanyak dari 159 responden yaitu Sekolah Menengah Pertama (SMP) Tabel 8. Karakteristik balita berdasarkan pendidikan orang tua Pendidikan Orang Persentase SD 55 35% SMP 60 38% SMA 26 16% Diploma 10 6% Sarjana 8 5% Total 159 100% Data sebaran kelompok jenis kelamin responden disajikan dalam Tabel 7. Dapat diketahui bahwa dari 159 responden, sebanyak 60 balita yang berjenis kelamin Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 159 responden terdapat 87 (54,7%) orang yang memiliki pengetahuan kurang dan 72 (45,3%) orang yang memiliki pengetahuan baik.

68 Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 159 responden terdapat 82 (51,6%) orang yang memiliki sikap kurang dan 77 (48,4%) orang yang memiliki sikap baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 159 responden terdapat 100 (62,9%) balita yang memiliki status gizi kurang dan 59 (37,1%) balita yang memiliki status gizi baik. Status gizi balita diukur menurut indikator IMT/U dari WHO (World Health Organization) Antropometri 2005. Berdasarkan Tabel Z Score standar baku WHO Antropometri 2005 status gizi dikategorikan kurang menurut indikator IMT/U apabila Z-Score= <-2,0 SD (Standar Deviasi) dan dikategorikan baik apabila Z-Score= -2,0 SD s/d +2,0 SD. Hasil analisis bivariat untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu dengan status gizi balita dapat diketahui bahwa dari 72 orang responden yang berpengetahuan baik, 33 di antaranya (45,8%) memiliki balita dengan status gizi kurang, sedangkan 39 orang responden lainnya (54,2%) memiliki balita dengan status gizi baik. Selain itu, dari 87 orang responden yang berpengetahuan kurang, 67 diantaranya (77,0%) memiliki balita dengan status gizi kurang, sedangkan 20 orang responden lainnya (23,0%) memiliki balita dengan status gizi baik. Hasil analisis bivariat untuk mengetahui hubungan sikap gizi ibu dengan status gizi balita dapat diketahui bahwa dari 77 orang responden yang bersikap baik, 33 diantaranya (42,9%) memiliki balita dengan status gizi kurang, sedangkan 44 orang responden lainnya (57,7%) memiliki balita dengan status gizi baik. Selain itu, dari 82 orang responden yang bersikap kurang, 67 diantaranya (81,7%) memiliki balita dengan status gizi kurang, sedangkan 15 orang responden lainnya (18,3%) memiliki balita dengan status gizi baik. Hasil analisis multivariat Diperoleh nilai odds ratio atau (EXP{B}) dari semua variabel, yaitu (EXP{B}) pengetahuan gizi ibu (0,22), (EXP{B}) sikap gizi ibu (0,15) dari hasil ini dapat dilihat bahwa p< 0,000

69 sehingga variabel ini memenuhi syarat untuk menggunakan analisis multivariat. Variabel pengetahuan merupakan faktor yang paling kuat pengaruhnya terhadap status gizi, hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien regresi yang lebih besar dibandingkan dengan koefisien regresi variabel sikap. Hasil penelitian ini tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rinda Sari (2009), respon yang mempunyai sikap positif terhadap pemberian makanan bergizi dan seimbang sebesar 75% dan responden yang mempunyai sikap negatif sebesar 25%. Dari data hasil penelitian tersebut memperlihatkan bahwa sebagian besar responden mempunyai sikap positif terhadap usaha peningkatan pemenuhan nutrisi balita, hal ini sejalan dengan tingkat pengetahuan yang baik dan berpengaruh terhadap sikap yang baik pula. Sikap positif ini merupakan asset yang dapat digunakan oleh pemerintah setempat sebab sikap yang baik memiliki kontribusi yang cukup signifikan terhadap perilaku masyarakat dalam usaha pemenuhan gizi balita. Berdasarkan analisis regresi logistik berganda diperoleh hasil bahwa pengetahuan gizi ibu dan sikap gizi ibu mempengaruhi status gizi balita variabel pengetahuan gizi ibu merupakan faktor yang paling kuat hubungannya dengan status gizi balita, hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien regresi yang lebih besar dibandingkan dengan koefisien variable sikap gizi dan dari nilai Area Under Curve bahwa sebesar 21,8% (lemah) dikarenakan dari data yang didapat variabel pengetahuan ibu tentang gizi masih rendah dan sikap gizi ibu juga rendah sehingga sangat mempengaruhi hasil dari area under curve, dan 78,2% lainya oleh faktor lain yang mempengaruhinya bisa dari faktor pendidikan orang tua balita, ekonomi yang kurang dan faktor lingkungan. dalam upaya peningkatan status gizi balita,

70 Dalam penelitian ini, pengetahuan gizi ibu menjadi faktor yang berhubungan paling kuat dengan status gizi balita. Hal ini juga telah dibuktikan dalam beberapa penelitian, bahwa ibu yang berpengetahuan rendah sangat berhubungan dengan status gizi keluarga dan balita (Neisser, 1996). Lestari Ningsih (2000) mengatakan bahwa penyediaan bahan makanan dan menu yang tepat untuk anak balita dalam meningkatkan status gizi balita akan terwujud bila ibu mempunyai tingkat pengetahuan yang baik. Seseorang yang hanya tamat SD belum tentu tidak mampu dalam menyusun makanan yang memenuhi persyaratan gizi untuk balitanya di banding orang yang memilki pendidikan yang lebih tinggi, karena bila ibu rajin mendengarkan informasi dan selalu turut serta dalam penyuluhan gizi tidak mustahil pengetahuan gizi siibu akan bertambah dan menjadi lebih baik. Hanya saja perlu dipertimbangkan bahwa tingkat pendidikan ibu dan mudah tidaknya siibu menyerap dan memahami pengetahuan gizi yang diperolehnya. KESIMPULAN Berdasarkan uraian dan pembahasan mengenai hubungan antara pengetahuan dan sikap gizi ibu dengan status gizi balita di wilayah kerja Rajabasa Indah kelurahan Rajabasa Raya Bandar Lampung maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut : pertama, pengetahuan gizi ibu yang dikategorikan baik sebanyak 54,2%, sedangkan pengetahuan ibu tentang status gizi balitanya yang dikategorikan kurang sebanyak 77,0% di wilayah kerja puskesmas Rajabasa Indah Kelurahan Rajabasa Raya Bandar Lampung.Kedua, sikap gizi ibu yang dikategorikan baik sebanyak 57,7%, sedangkan sikap Ibu tentang status gizi balitanya yang dikategorikan kurang sebanyak 81,7% di wilayah kerja puskesmas Rajabasa Indah Kelurahan Rajabasa Raya Bandar Lampung. Ketiga, status gizi balita dikategorikan baik sebanyak 62,9%, status gizi balita dikategorikan kurang sebanyak

71 37,1% di wilayah kerja puskesmas Rajabasa Indah Kelurahan Rajabasa Raya Bandar Lampung. Keempat, ada hubungan bermakna antara pengetahuan gizi ibu dengan status gizi balitanya di wilayah kerja puskesmas Rajabasa Indah Kelurahan Rajabasa Raya Bandar Lampung (p=0,000). Kelima, ada hubungan bermakna antara sikap gizi ibu dengan status gizi balitanya di wilayah kerja puskesmas Rajabasa Indah Kelurahan Rajabasa Raya Bandar Lampung (p=0,000). Keenam, Pengetahuan gizi ibu dan sikap gizi ibu mempengaruhi status gizi balita (p=0,000) dan pengetahuan gizi ibu merupakan faktor yang paling kuat hubungannya dengan status gizi balita, hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien regresi yang lebih besar dibandingkan dengan koefisien variabel sikap gizi ibu. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Ayu,S. D. 2008. Pengaruh Program Pendampingan Gizi Terhadap Pola Asuh, Kejadian Infeksi dan Status Gizi Balita Kurang Energi Protein.www.undip.ac.id Diunduh tanggal 7 September 2010. Azwar, Saifuddin. 1997. Sikap Manusia. Pustaka Pelajar: Yogyakarta. Baliwati, F.Y. 2004. Pengantar Pangan dan Gizi, Penebar Swadaya, Jakarta Budiyanto, MAK. 2002. Dasar-Dasar Ilmu Gizi. UMM Press ; Malang Depkes RI. 2004. Analisis Situasi Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Gizi Masyarakat. Jakarta. Dewi, I. C. 2010. Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu Terhadap Status Gizi Balita. Skripsi Program Pascasarjana FK Undip. Almatsier, S. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Djokomoelyanto R. 1989. Monitoring Mendidik Pencegahan Endemik

72 dan Kretin Endemik. Paper, F.K. UNDIP: Semarang. Gibson, R.S. 1990. Principles of Nutritional Assessment. Oxford: Oxford. University Press. Khumaidi M. 1989. Gizi Masyarakat. DepartemenPendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dan Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi IPB, Bogor. Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hadi, I. 2005. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Balita di Kelurahan Neglasari dan Kedaung Wetan, Skripsi, FKM-UI, Depok Harper, L.J., Deaton, B.J, dan Driskel, J.A., 2005.Food,Health, and Agriculture. Jakarta: UI Press. Karsin, ES. 2004. Peranan Pangan dan Gizi dalam Pembangunan dalam Pengantar Pangan dan Gizi. Jakarta: Penebar Swadaya. Mardiana. 2006. Hubungan Perilaku dengan Status Gizi Balita di Puskesmas Tanjung Beringin Kecamatan Hinai Kabupaten, Skripsi Program S1 Ilmu kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakt Universitas Sumatera Utara. Moehji, S. 2003. Ilmu Gizi Penanggulangan Gizi Buruk. Papas Sinar Siinanti. Jakarta. Notoatmodjo, S. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta. -------------------.1997. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: PT Rineka Cipta. Khomsan, A. 2003. Pangan dan Gizi Untuk Kesehatan. Raja Grafindo Persada. Jakarta

73