Yorry Sistianti 1), Yuli Trisnawati 2)

dokumen-dokumen yang mirip
Linda Januarti Kamariatmi*), Sigit Ambar W.**), Gipta Galih Widodo***)

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MULTIPARA TERHADAP METODE INISIASI MENYUSUI DINI DI RSKIA X KOTA BANDUNG

Dinamika Kebidanan vol. 1 no. 2 Agustus 2011

ABSTRAK. Pembimbing II : Meilinah Hidayat, Dr., dr., M.Kes.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU IBU TENTANG PIJAT BAYI DI BPS SUHARTATIK DESA KALIWATES KEMBANGBAHU

Darmayanti Wulandatika. Program Studi D3 Kebidanan Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI TENTANG INISIASI MENYUSU DINI DI PUSKESMAS SIBELA SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menyusu sendiri pada ibu dalam satu jam pertama kelahirannya

ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR PERSEPSI DIRI TERHADAP PERILAKU INISIASI MENYUSUI DINI. Yuli Trisnawati ABSTRACT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN MINAT IBU MENYUSUI DENGAN PERAWATAN PAYUDARA DI RS PKU MUHAMMADIYAH KOTAGEDE

Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Inisiasi Menyusu Dini di BPS Hj. Umah Kec. Cidadap Kel. Ciumbuleuit Kota Bandung

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI FACTORS RELATED TO INITIATION OF BREAST-FEEDING EARLY

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI IBU BERSALIN DALAM PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERAN PETUGAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU PEKERJA YANG MEMPUNYAI BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS RAWASARI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menghasilkan suatu kesepakatan yang tercantum dalam MDG s

NGESTI WULAN SARI /IKM

Noor Cholifah a, Dwi Astuti b a,b. STIKES Muhammadiyah Kudus a. b

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas Tentang Perawatan Payudara dengan Motivasi Menyusui di RSUD Datu Sanggul Rantau Tahun 2012

GAMBARAN PARITAS DAN PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DI BPM HUSNIYATI PALEMBANG

Ni Nyoman Sumiasih 1. 1 Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Denpasar

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERAWATAN PAYUDARA TERHADAP PENGETAHUAN IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TRISEMESTER III DI RSUD SURAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dini adalah bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Sebenarnya bayi manusia

Jurnal Kebidanan 08 (01) Jurnal Kebidanan http : //www. journal.stikeseub.ac.id

KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN IBU POST PARTUM TENTANG INISIASI MENYUSU DINI (IMD) Di Ruang Siti Walidah RSU Muhammadiyah Ponorogo

PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP WAKTU PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA KARYAWAN DI YAYASAN NGUDI WALUYO UNGARAN ARTIKEL

HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN PENINGKATAN SUHU TUBUH BAYI BARU LAHIR DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI PUJI LESTARI MAWUNG TRUCUK

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DENGAN PRAKTIK PENCEGAHAN BENDUNGAN ASI (BREAST CARE) DI RB NUR HIKMAH KWARON GUBUG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Inisaiasi Menyusu Dini (IMD) merupakan proses satu jam pertama pasca bayi

KARYA TULIS ILMIAH TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI RUANG KEBIDANAN DI RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN.

PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA NEONATUS DI PUSKESMAS II KARANGASEM BALI TAHUN 2013

Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Asi Ekslusif Di Desa Rambah Samo Kecamatan Rambah Samo I Kabupaten Rokan Hulu

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN IMD PADA PASIEN PASCA PERSALINAN DI BPM RATNA WILIS PALEMBANG TAHUN 2016

Gambaran Pengetahuan dan Sikap Ibu Terhadap Pemberian Kolostrum pada Bayi di Desa Leyangan, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang

Kata Kunci : Pengetahuan, Pemberian ASI, ASI Eksklusif.

ABSTRAK PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satunya yaitu melalui promosi pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU PENCATATAN DAN PELAPORAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan satu-satunya yang paling sempurna

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEGAGALAN IBU DALAM MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI PUSKESMAS BANGETAYU SEMARANG

HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN PRODUKSI ASI PADA IBU MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NANGGALO PADANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DI WILAYAHKERJA PUSKESMAS PANCUR BATU KABUPATEN DELI SERDANG

ABSTRAK PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU PASCA MELAHIRKAN TERHADAP PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI DI RSUD UJUNGBERUNG BANDUNG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

Sartika Zefanya Watugigir Esther Hutagaol Rina Kundre

Sugiarti dan Vera Talumepa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMBERLAKUAN PEDOMAN PELAYANAN ASI EKSKLUSIF DAN INISIASI MENYUSUI DINI (IMD) DI RUMAH SAKIT BERSALIN (RSB) ASIH DIREKTUR RUMAH SAKIT BERSALIN ASIH,

PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP KECEPATAN PENGELUARAN COLOSTRUM DI WILAYAH PUSKESMAS POLANHARJO KLATEN

Putri, et al, Hubungan Antara Faktor Ibu dan Inisiasi Menyusu Dini dengan Pemberian ASI... Bagian Gizi Kesehatan Masyarakat 2

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN CARA MENYUSUI YANG BENAR PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUARA BUNGO I KABUPATEN BUNGO TAHUN 2017

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN DALAM PERAWATAN PAYUDARA PADA IBU POST PARTUM DI RS Dr.

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah proses alami bayi untuk menyusu,

HUBUNGAN PERSEPSI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA IBU BEKERJA DI KELURAHAN WIROGUNAN KOTA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG TABLET FE (STUDI DI PUSKESMAS BANGETAYU SEMARANG TAHUN 2013)

KORELASI LAMA INISIASI MENYUSUI DINI (IMD) TERHADAP PENGELUARAN ASI DI PUSKESMAS KALIBAGOR KABUPATEN BANYUMAS

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI DI RUANG MAWAR ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN TENTANG INISIASI MENYUSUI DINI (IMD) TERHADAP PERILAKU BIDAN MELAKUKAN INISIASI MENYUSUI DINI (IMD) Oleh:

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Sibela Kota Surakarta yang terletak

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. IBU Surakarta, yang dikumpulkan pada tanggal November 2013,

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013

121 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. saat lahir kurang dari gram. Salah satu perawatan BBLR yang

PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DENGAN WAKTU PENGELUARAN KOLOSTRUM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masa kehamilan (Prawirohardjo, 2000). Menurut Manuaba (2001), tujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.

BAB 1 PENDAHULUAN. pemberian (ASI) masih jauh dari yang diharapkan. Menurut Survei Demografi

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PERSALINAN PRETERM DI RUANG BERSALIN RUMAH SAKIT UMUM MEURAXA KOTA BANDA ACEH TAHUN 2012

PERILAKU PETUGAS KESEHATAN TERHADAP PELAKSANAAN DALAM PEMBERIAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) PADA IBU YANG MELAHIRKAN SECARA NORMAL DI RSIA

Hubungan Karakteristik Ibu Pasca Sectio Caesarea Terhadap Pelaksanaan Mobilisasi Dini di Rumah Bersalin dan Perawatan Anak Mutia Banjarbaru Tahun 2012

Kata kunci : pengetahuan, sikap ibu hamil, pemilihan penolong persalinan.

STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN

Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang 2)

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia tercatat angka kematian bayi masih sangat tinggi yaitu 2%

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BERSALIN DENGAN INISIASI MENYUSU DINI DI BIDAN PRAKTEK SWASTA BENIS JAYANTO NGENTAK KUJON CEPER KLATEN. Wahyuningsih ABSTRAK

Jurnal Care Vol. 4, No.3, Tahun 2016 KAITAN POLA MAKAN SEIMBANG DENGAN PRODUKSI ASI IBU MENYUSUI

GAMBARAN PENGETAHUAN TENAGA PARAMEDIS TENTANG PERAWATAN BAYI BARU LAHIR DI RUMAH SAKIT SARI MULIA BANJARMASIN

HUBUNGAN PERAN IBU DALAM PEMILIHAN ALAT PERMAINAN DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 4-6 TAHUN DI YAYASAN AR-RAHMAH KABUPATEN LUMAJANG

ASTRID FARMAWATI SINIPAR

ABSTRAK. Kata kunci : Pengetahuan, Sikap, Prevention of Mother To Child HIV Transmission (PMTCT) ABSTRACT

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERATURAN PEMERIKSAAN ANC PADA IBU HAMIL DI BPM Hj. MARUTI RAHAYU AMd. Keb DESA SUMBERNONGKO NGUSIKAN JOMBANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PERILAKU PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS DEPOK I SLEMAN YOGYAKARTA

Kata Kunci : Pengetahuan, sikap,dukungan petugas kesehatan,asi eksklusif

Zaiyidah Fathony. Program Studi D3 Kebidanan Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

SKRIPSI HUBUNGAN PENERAPAN KOMUNIKASI EFEKTIF PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD DR. ADNAAN WD PAYAKUMBUH TAHUN 2016

BAB II TINJAUAN TEORI. pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan (knowledge) adalah

PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMBU KABUPATEN DONGGALA

PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN KEBERHASILAN MENYUSUI BAYI DI BPM APRI OGAN ILIR

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI DI RUANG MAWAR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. H. SOEWONDO KENDAL

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP PERAWAT DALAM PELAKSANAAN RONDE KEPERAWATAN DI RUANG ASTER DAN ICCU RSUD dr.

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU TENTANG INISIASI MENYUSU DINI (IMD) KARYA TULIS ILMIAH

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III TENTANG INISIASI MENYUSUI DINI (IMD) DI BPS NY. ARIFIN JALAN WONOREJO KOTA SURABAYA

Stikes PKU Muhammadiyah Surakarta Abstrak. Abstract

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN SALURAN ASI DI BPM SUWARNI SIDOHARJO SRAGEN

Transkripsi:

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN MINAT MELAKUKAN INISIASI MENYUSUI DINI DI RSUD dr. R. GOETHENG TAROENA DIBRATA PURBALINGGA TAHUN 211 Yorry Sistianti 1), Yuli Trisnawati 2) Abstrak : Pelaksanaan IMD merupakan awal keberhasilan dalam pemberian ASI eksklusif. Data cakupan IMD di Kabupaten Purbalingga belum terlaporkan secara pasti demikian juga di wilayah RSUD Purbalingga. IMD juga membutuhkan waktu yang lama dan tidak semua ibu bersalin mau dilakukan IMD karena merasa capai dan ingin segera istirahat. Mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil trimester III dengan minat melakukan inisiasi menyusui dini di RSUD dr.r.goetheng Taroena Dibrata Purbalingga. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif correlation dengan desain cross sectional. Populasi penelitian adalah semua ibu hamil trimester III di ruang Poli Kandungan RSUD Purbalingga pada bulan Agustus 211 sebanyak 92 responden. Sampel penelitian sebanyak 48 orang dengan teknik purposive sampling. Analisis data menggunakanuji Korelasi Spearman Rank. Pengetahuan ibu hamil trimester III tentang Inisiasi Menyusui Dini sebagian besar cukup baik sebanyak 25 orang (52,1%). Sikap ibu hamil trimester III tentang Inisiasi Menyusui Dini sebagian besar cukup baik sebanyak 32 orang (66,7%). Minat melakukan Inisiasi Menyusui Dini oleh ibu hamil trimester III sebagian besar pada kategori sedang sebanyak 25 orang (52,1%). Ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan minat melakukan Inisiasi Menyusui Dini oleh ibu hamil trimester III (p = 3). Ada hubungan yang bermakna antara sikap dengan minat melakukan Inisiasi Menyusui Dini oleh ibu hamil trimester III (p = 42) Ada hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap dengan minat melakukan Inisiasi Menyusui Dini oleh ibu hamil trimester III. Ibu hamil hendaknya menambah pengetahuannya tentang IMD. bidan hendaknya memberikan informasi yang jelas tentang IMD kepada ibu hamil. Instansi kesehatan menyediakan leaflet tentang IMD. Kata Kunci :Pengetahuan, sikap, minat, IMD Pustaka : 35 (23 29)

Yorry Sistianti, Yuli Trisnawati, Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil 47 HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN MINAT MELAKUKAN INISIASI MENYUSUI DINI DI RSUD dr. R. GOETHENG TAROENA DIBRATA PURBALINGGA TAHUN 211 ABSTRACT The implementation of the IMD is an early success in exclusive breastfeeding. Data coverage in Purbalingga IMD has not reported exactly as well as hospitals in the region Purbalingga. IMD also takes a long time and not all birth mothers want to do IMD because he felt tired and wanted to get a break. Knowing the relationship of knowledge and attitudes third trimester pregnant women with an interest to early initiation of breastfeeding in hospitals dr.r.goetheng Taroena Dibrata Purbalingga. This study is a descriptive research design with cross sectional correlation. The study population was all pregnant women in the third trimester Poly Purbalingga Gynecology Hospital in August 211 as many as 92 respondents. Study sample as many as 48 people with a purposive sampling technique. Analysis of data using Spearman Rank Correlation test. Knowledge of third trimester pregnant women about the majority of Early Initiation of Breastfeeding is good enough as many as 25 people (52.1%). Third trimester pregnant women attitude about the majority of Early Initiation of Breastfeeding is good enough as many as 32 people (66.7%). Early Initiation of Breastfeeding interest in doing the third trimester pregnant women most of the category of being as many as 25 people (52.1%). There was a significant association between knowledge of interest to Early Initiation of Breastfeeding by the third trimester pregnant women (p =.3). There was a significant association between the attitude of interest to Early Initiation of Breastfeeding by the third trimester pregnant women (p =.42). There is a relationship between the level of knowledge and attitudes with the interest to Early Initiation of Breast feeding by the third trimester pregnant women. Pregnant women should increase their knowledge about IMD. midwives should provide clear information about the IMD to pregnant women. Health agencies providing leaflets about IMD. Keywords :Knowledge, attitudes, interests, IMD Bibiliography : 35 (23 29)

48 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 2, No. 4, Juni 212, 46-59 A. PENDAHULUAN Pelaksanaan IMD merupakan awal keberhasilan dalam pemberian ASI eksklusif. IMD atau Inisiasi Menyusui Dini adalah pemberian ASI pada bayi baru lahir dengan membiarkan bayi mencari puting susu ibunya. Proses ini dilakukan dengan cara bayi diletakan di dada ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu. Cara pemberian ASI dengan Inisiasi Menyusui Dini dapat melatih motorik anak sejak dini dan dapat mencegah atau menurunkan angka kematian bayi dan juga dipercaya dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh bayi terhadap penyakit-penyakit yang beresiko kematian tinggi seperti kanker syaraf, leukemia dan berdampak psikologis pada ibu dan bayi (Roesli, 28). Pelaksanaan IMD merupakan awal perilaku ibu selama menyusui, sebagai salah satu upaya menjaga dan memenuhi kebutuhan bayinya. Perilaku menurut Notoatmodjo (22) diperoleh melalui tahap pengetahuan, sikap dan tindakan positif akan berperilaku positif. Kurangnya pengertian dan pengetahuan ibu tentang manfaat IMD menjadi faktor terbesar yang menyebabkan ibu bersalin enggan melakukan IMD. Pemahaman ini sangat terkait dengan tingkat pengetahuan ibu hamil, secara teoritis dengan pengetahuan yang baik diharapkan lebih mudah untuk diadaptasikan pada hal-hal yang baru seperti pelaksanaan inisiasi menyusui dini. Sedangkan sikap merupakan reaksi tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau obyek (Notoatmodjo, 22). Dalam hal ini, pengetahuan ibu sangat erat kaitannya dengan sikap ibu terhadap inisiasi menyusui dini. Dimana jika pengetahuan ibu tentang asi kurang, tentunya sikap ibu pun dapat mempengaruhi pelaksanaan inisiasi menyusui dini. Padahal dampak inisiasi menyusui dini sangat baik, yaitu dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi serta mencegah terjadinya perdarahan post partum (Roesli, 28). Minat adalah sesuatu yang sangat penting bagi seseorang dalam melakukan kegiatan dengan baik. Sebagai suatu aspek kejiwaan, minat bukan saja dapat mewarnai perilaku seseorang, tetapi lebih dari itu minat mendorong orang untuk melakukan

Yorry Sistianti, Yuli Trisnawati, Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil 49 suatu kegiatan dan menyebabkan seseorang menaruh perhatian dan merelakan dirinya untuk terikat pada suatu kegiatan. Untuk itu tidak hanya pengetahuan dan sikap saja yang harus dimiliki oleh ibu hamil, tetapi minat yang tinggi pun bisa mempengaruhi dalam melakukan inisiasi menusui dini (Yustina, 26). Hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan pada tanggal 19 Maret 211 di RSUD dr.r.goetheng Taroenadibrata pada tahun 21 terdapat 119 bayi meninggal dari 764 bayi yang lahir, yang disebabkan oleh BBLR 41 kasus, Asfiksia 35 kasus, Intra Uterin Fetal Distress (IUFD) 37 kasus, Kelainan kongenital 3 kasus, Apnea 2 kasus dan Ikterik 1 kasus. Berdasarkan survey yang telah dilakukan di RSUD Purbalingga,data cakupan IMD belum terlaporkan secara pasti. Hasil studi pendahuluan dan wawancara kepada para bidan di RSUD Purbalingga, syarat IMD antara lain dapat dilakukan pada bayi baru lahir cukup bulan dan sehat, kondisi ibu juga dalam keadaan stabil, tersedianya tenaga medis dan paramedis terlatih. Selain itu, IMD juga membutuhkan waktu yang lama dan tidak semua ibu bersalin mau dilakukan IMD karena merasa capai dan ingin segera istirahat. Jadi tidak semua persalinan dilakukan IMD. Sedangkan hasil wawancara pada 2 ibu hamil trimester III, 15 orang menjawab belum tahu tentang IMD dan 5 orang melakukan IMD karena merasa membutuhkan dan mendapatkan dukungan dari suami dan keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil trimester III dengan minat melakukan inisiasi menyusui dini di RSUD dr.r.goetheng Taroena Dibrata Purbalingga. B. TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengetahuan a. Definisi pengetahuan Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini setelah orang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

5 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 2, No. 4, Juni 212, 46-59 tindakan seseorang (over behavior). Pengetahuan (Knowledge) adalah hasil tahu dari manusia terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang memungkinkan seseorang untuk memecahkan masalah yang dihadapinya (Notoatmodjo, 23). b. Tingkat pengetahuan Tingkat pengetahuan dalam domain kognitif menurut (Notoatmodjo, 23), mempunyai 6 tingkatan yaitu : 1) Tahu (Know) 2) Memahami ( Comprehension ) 3) Aplikasi (Application) 4) Analisis (Analysys) 5) Sintesa (Syntesis) 6) Evaluasi (Evaluation) c. Cara Memperoleh Pengetahuan Cara memperoleh pengetahuan yang dikutip dari (Notoatmodjo, 23) adalah sebagai berikut : 1) Cara kuno untuk memperoleh pengetahuan a) Cara coba salah (Trial and Error) b) Cara kekuasaan atau otoritas 2) Berdasarkan pengalaman pribadi 3) Cara modern dalam memperoleh pengetahuan d. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Notoatmodjo (27) antar lain : 1) Umur 2) Pendidikan 3) Pekerjaan 4) Pengalaman 5) Sosial Ekonomi e. Pengukuran pengetahuan Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara dan angket yang menaanyakan pengetahuan isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau responden ke dalam pengetahuan yang ingin kita ketahui atau akan dapat kita sesuaikan dengan tingkatan. Hasil pengukuran yang diperoleh dari angket sebagai berikut : 1) Baik, jika persentase jawaban : 76 % - 1% 2) Cukup baik, jika persentase jawaban : 56% - 75 % 3) Kurang baik, jika persentase jawaban : 56 % (Arikunto, 22 ) 2. Sikap a. Definisi sikap Definisi sikap menurut Thurrstone (2) yang dikutip Azwar (23)

Yorry Sistianti, Yuli Trisnawati, Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil 51 adalah afek positif atau afek negatif yang dikaitkan dengan suatu obyek psikologis. Sikap adalah keadaan mental dan syaraf dari kesiapan, yang diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh dinamik atau terarah terhadap respon individu pada semua obyek dan situasi yang berkaitan dengannya. Dari sini sikap dapat digambarkan sebagai kecenderungan subyek merespon suka atau tidak suka terhadap suatu obyek. b. Tingkatan Sikap menurut Notoatmodjo (27) meliputi : 1) Menerima (receiving) 2) Merespon (responding) 3) Menghargai (valuing) 4) Bertanggungjawab (responsible) c. Komponen Pokok Sikap 1) Komponen kognitif (cognitive) 2) Komponen afektif (affective) 3) Komponen perilaku (behaviour/conative) d. Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap Menurut (Azwar, 23) faktorfaktor yang mempengaruhi sikap adalah : 1) Pengalaman Pribadi. 2) Pengaruh Orang Lain yang Dianggap Penting 3) Pengaruh Kebudayaan 4) Media Massa 5) Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama 6) Pengaruh Faktor Emosional e. Cara Mengukur Sikap Pengukuran sikap dengan menggunakan kuisioner, kuisioner dibuat dalam bentuk pertanyaan yang telah disediakan jawaban dengan skala yang bertingkat. Skala yang digunakan skala likert. Jawaban dibuat dalam 4 (empat) alternatif jawaban dengan masing-masing dibuat skor menggunakan ketentuan sebagai berikut: Hasil kuisioner selanjutnya dibuat kategori sesuai pendapat Arikunto (22), tentang hasil pengukuran yang diperoleh dari angket sebagai berikut: 1) Baik, jika presentasi jawaban 76%-1% 2) Cukup Baik, jika presentasi jawaban 56%-75% 3) Kurang Baik, jika presentasi jawaban < 56% 3. Minat a. Definisi minat Secara bahasa minat berarti kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Minat merupakan

52 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 2, No. 4, Juni 212, 46-59 sifat yang relatif menetap pada diri seseorang. Minat besar sekali pengaruhnya terhadap kegiatan seseorang sebab dengan minat ia akan melakukan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya tanpa minat seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu (Poerwadarminta, 26). b. Unsur-Unsur Minat Unsur-unsur yang berkembang dalam minat menurut Rahman Abror (1999) meliputi : Kognisi (pengetahuan), emosi (perasaan) dan konasi (kehendak). Unsur kognisi artinya minat didahului oleh pengetahuan dan informasi obyek yang dituju. Unsur emosi disebabkan dalam memperoleh pengalaman-pengalaman disertai perasaan individu, sedangkan unsur konasi merupakan kelanjutan dari kedua unsur tersebut yang diwujudkan dalam bentuk dan hasrat untuk melaksanakan suatu kegiatan. c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Menurut Saleh dan Wahab (24) faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya minat dalam diri seseorang dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: 1) Faktor yang bersumber dari dalam individu yang bersangkutan, seperti: jenis kelamin, bobot, umur, pengalaman, perasaan mampu, dan kepribadian. 2) Faktor yang berasal dari luar individu (lingkungan) yang mencakup lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. d. Cara menimbulkan minat Minat dapat ditimbulkan dengan cara : (Effendi dan Praja, 1993 dalam Kusmiyati 21) 1) Membangkitkan suatu kebutuhan 2) Menghubungkan dengan pengalaman yang lampau. 3) Memeriksa kesempatan untuk mendapat hasil yang lebih baik. e. Pengukuran Minat Untuk mengukur rendahnya minat ibu hamil trimester III untuk melakukan Inisiasi Menyusui Dini dapat menggunakan skala Likert. Skala model Likert dapat untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang dalam fenomena sosial. Kategorisasi penilaian minat menurut Nursalam (23) dapat dibuat menjadi tiga kategori yaitu: 1) Rendah, jika seseorang menginginkan obyek minat (<6 %)

Yorry Sistianti, Yuli Trisnawati, Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil 53 2) Sedang, jika seseorang menginginkan obyek minat, akan tetapi dalam waktu segera (6% - 75 %) 3) Tinggi, jika seseorang sangat menginginkan obyek minat dalam waktu segera (76-1%) 4. Inisiasi Menyusui Dini a. Definisi Inisiasi menyusui dini (IMD) dalam istilah asing sering di sebut early inisiation adalah memberi kesempatan pada bayi baru lahir untuk menyusui sendiri pada ibu dalam satu jam pertama kelahirannya. Ketika bayi sehat diletakkan di atas perut atau dada ibu segera setelah lahir dan terjadi kontak kulit (skin to skin contact) merupakan pertunjukan yang menakjubkan, bayi akan bereaksi oleh karena rangsangan sentuhan ibu, dia akan bergerak di atas perut ibu dan menjangkau payudara. bayi menunjukan kesiapan untuk menyusui 3-4 menit setelah lahir (Roesli, 28). b. Tujuan Inisiasi Menyusui Dini 1) Memperkenalkan bonding attachment dengan ibu sesegera mungkin melalui inisiasi menyusui dini. 2) Mempertahankan kondisi bayi baru lahir dalam keadaan sehat secara optimal. 3) Mencegah hipotermi. 4) Mencegah perdarahan pasca persalinan. 5) Mempercepat produksi ASI. 6) Memberi perlindungan alamiah (imunisasi) bagi bayi. (Eddy Tiro, 25) c. Faktor-faktor yang mempengaruhi Inisiasi Menyusui Dini menurut Roesli (28), antara lain : 1) Faktor-faktor pendukung Terdiri dari faktor internal dan eksternal. Pengetahuan, sikap, pengalaman dan persepsi ibu merupakan faktor internal sedangkan fasilitas kesehatan, petugas penolong persalinan, keluarga dan orang terdekat serta lingkungan merupakan faktor eksternal. 2) Faktor-faktor penghambat. a) Bayi akan kedinginan b) Ibu kelelahan c) Tenaga kesehatan kurang tersedia. d) Kamar bersalin atau kamar operasi sibuk. e) Ibu harus di jahit.

54 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 2, No. 4, Juni 212, 46-59 f) Suntikan vitamin K dan tetes mata untuk mencegah penyakit gonore harus segera diberikan setelah lahir. g) Bayi harus segera dibersihkan, dimandikan, ditimbang, dan diukur. h) Bayi kurang siaga. i) Kolostrum tidak keluar atau jumlah kolostrum tidak memadai sehingga diperlukan cairan lain. j) Kolostrum tidak baik, bahkan berbahaya untuk bayi. C. METODE PENELITIAN Variabel bebas penelitian ini pengetahuan dan sikap ibu hamil trimester III. Variabel terikatnya yaitu minat melakukan inisiasi menyusui dini. Penelitian ini bersifat deskriptif correlation. Pendekatan yang digunakan adalah dengan pendekatan cross setional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil trimester III di ruang Poli Kandungan RSUD Purbalingga pada bulan Agustus 211 sebanyak 92 orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik accidental sampling sebanyak 48 orang. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisa univariat dengan distribusi frekuensi dan analisa bivariat dengan rumus uji spearman rank. D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Analisis Univariat a. Pengetahuan ibu hamil trimester III tentang Inisiasi Menyusui Dini di RSUD dr.r.goetheng Taroena Dibrata Purbalingga. Diagram 1. Pengetahuan ibu hamil trimester III tentang Inisiasi Menyusui Dini di RSUD dr.r.goetheng Taroena Dibrata Purbalingga Tahun 211 Cukup Baik; 25; 52.1% Baik; 5; 1.4% Berdasarkan diagram 1 di atas dapat diketahui bahwa pengetahuan ibu hamil trimester III tentang Inisiasi Menyusui Dini sebagian besar cukup baik sebanyak 25 orang (52,1%) dan sebagian kecil pada kategori baik sebanyak 5 orang (1,4%). Kurang Baik; 18; 37.5% Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil yang pengetahuannya kurang baik. Hal ini tidak terlepas dari banyaknya media informasi yang mudah diakses oleh ibu hamil. Selain

Yorry Sistianti, Yuli Trisnawati, Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil 55 itu, peran bidan desa juga tidak dapat dikesampingkan. Bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan kepada ibu hamil juga memberikan informasi tentang IMD kepada ibu hamil. Pengetahuan ibu hamil tentang IMD yang baik dapat menjadi faktor yang akan menunjang keberhasilan pelaksanaan IMD, karena adanya minat ibu yang semakin baik untuk melakukan IMD. Hal ini sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (23) yang menjelaskan bahwa pengetahuan merupaka salah satu fakor presdisposisi terbentuknya perilaku, yang dalam hal ini adalah dalam hal melakukan IMD. b. Sikap ibu hamil trimester III tentang Inisiasi Menyusui Dini di RSUD dr.r.goetheng Taroena Dibrata Purbalingga. Diagram 2. Sikap ibu hamil trimester III tentang Inisiasi Menyusui Dini di RSUD dr.r.goetheng Taroena Dibrata Purbalingga Tahun 211 Cukup Baik; 32; 66.7% Tidak Baik; ;.% Baik; 16; 33.3% Dini sebagian besar cukup baik sebanyak 32 orang (66,7%) dan sebagian kecil baik sebanyak 16 orang (33,3%). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa sikap ibu hamil trimester III tentang IMD sebagian besar cukup baik, dan tidak ada yang pada kategori kurang baik. Hal ini tidak terlepas dari pengetahuan ibu hamil yang cukup baik tentng IMD. Menuru Notoatmodjo (23) pengetahuan seseorang akan melandasi sikap yang akan mendorongnya untuk melakukan tindakan. Sikap yang baik tentang IMD akan mendukung terlaksananya pelaksanaan IMD pada saat ibu bersalin. c. Minat melakukan Inisiasi Menyusui Dini oleh ibu hamil trimester III di RSUD dr.r.goetheng Taroena Dibrata Purbalingga Diagram 3. Minat melakukan Inisiasi Menyusui Dini oleh ibu hamil trimester III di RSUD dr.r.goetheng Taroena Dibrata Purbalingga Tahun 211 Tinggi; 23; 47.9% Rendah; ;.% Sedang; 25; 52.1% Berdasarkan diagram 2 di atas dapat diketahui bahwa sikap ibu hamil trimester III tentang Inisiasi Menyusui Berdasarkan diagram 3 di atas dapat diketahui bahwa minat

56 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 2, No. 4, Juni 212, 46-59 melakukan Inisiasi Menyusui Dini oleh ibu hamil trimester III sebagian besar pada kategori sedang sebanyak 25 orang (52,1%) dan sebagian kecil pada kategori tinggi sebanyak 23 orang (47,9%). Minat melakukan Inisiasi Menyusui Dini oleh ibu hamil trimester III yang sebagian besar pada kategori tinggi disebabkan karena pengetahuan dan sikap yang dimiliki oleh ibu hamil tersebut. Minat berarti kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Minat merupakan sifat yang relatif menetap pada diri seseorang. Minat besar sekali pengaruhnya terhadap kegiatan seseorang sebab dengan minat ia akan melakukan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya tanpa minat seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu (Poerwadarminta, 26). Dengan demikian, minat yang sudah tinggi yang dimiliki oleh ibu hamil trimester III cenderung akan mendukung dilakukannya IMD pada saat ibu bersalin. 2. Analisis Bivariat a. Hubungan pengetahuan dengan minat melakukan Inisiasi Menyusui Dini oleh ibu hamil trimester III di RSUD dr.r.goetheng Taroena Dibrata Purbalingga Tabel 1. Hubungan pengetahuan dengan minat melakukan Inisiasi Menyusui Dini oleh ibu hamil trimester III di RSUD dr.r.goetheng Taroena Dibrata Purbalingga tahun 211 Minat Melakukan IMD Pengetahuan Rendah Sedang Tinggi Jumlah Ibu f % f % f % f % Baik Cukup Baik Kurang Baik 1 1 14 2 4 77,8 4 15 4 8 6 22,2 5 25 18 1 1 1 Jumlah 25 52,1 23 47,9 48 1 rs =,414; p= 3 Berdasarkan data pada tabel 1 diketahui bahwa responden dengan pengetahuan yang baik cenderung memiliki minat yang tinggi sebanyak 4 orang (8). Sedangkan responden dengan pengetahuan yang kurang baik

cenderung memiliki minat yang sedang sebanyak 14 orang (77,8). Hasil analisis menggunakan statistik Rank Spearman diperoleh nilai p = 3. Nilai p yang lebih kecil dari = 5, artinya ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan minat melakukan Inisiasi Menyusui Dini oleh ibu hamil trimester III di RSUD dr.r.goetheng Taroena Dibrata Purbalingga tahun 211. Hal ini menunjukan bahwa jika pengetahuan ibu hamil trimester III dalam kategori baik maka akan mempengaruhi tingginya minat dalam melakukan IMD. Dengan demikian, pengetahuan ibu hamil trimester III tentang Inisiasi Menyusui Dini yang semakin baik akan diikuti oleh meningkatnya minat ibu untuk melakukan IMD dan berlaku sebaliknya. Hal ini sesuai dengan pendapat Kurniawati D, (29) bahwa semakin tinggi pengetahuan yang dimiliki seseorang maka semakin besar pula minat seseorang dalam melakukan kegiatan yang bermanfaat baik untuk dirinya maupun bayinya. Minat merupakan suatu faktor yang berasal dari dalam diri manusia dan berfungsi sebagai pendorong dalam berbuat sesuatu yang akan terlihat pada indikator dorongan dari dalam, rasa senang, memberi perhatian, dan berperan serta dalam kegiatan. Untuk itu pengetahuan seseorang besar pengaruhnya terhadap minat melakukan IMD (Yustina, 26). b. Hubungan sikap dengan minat melakukan Inisiasi Menyusui Dini oleh ibu hamil trimester III di RSUD dr.r.goetheng Taroena Dibrata Purbalingga Tabel 2. Hubungan sikap dengan minat melakukan Inisiasi Menyusui Dini oleh ibu hamil trimester III di RSUD dr.r.goetheng Taroena Dibrata Purbalingga tahun 211 Minat Melakukan IMD Sikap Baik Cukup Baik Kurang Baik Yorry Sistianti, Yuli Trisnawati, Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil 57 Rendah Sedang Tinggi Jumlah f % f % f % f % 5 2 31,3 62,5 11 12 68,8 37,5 16 32 1 1 Jumlah 25 52,1 23 47,9 48 1 rs =,295; p= 42

58 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 2, No. 4, Juni 212, 46-59 Berdasarkan data pada tabel 2 diketahui bahwa responden dengan sikap yang baik cenderung memiliki minat yang tinggi sebanyak 11 orang (68,8). Sedangkan responden dengan sikap yang cukup baik cenderung memiliki minat yang sedang sebanyak 2 orang (62,5). Hasil analisis menggunakan statistik Rank Spearman diperoleh nilai p = 42 yang lebih kecil dari = 5, artinya ada hubungan yang bermakna antara sikap dengan minat melakukan Inisiasi Menyusui Dini oleh ibu hamil trimester III di RSUD dr.r.goetheng Taroena Dibrata Purbalingga tahun 211. Dengan demikian, sikap ibu hamil trimester III tentang Inisiasi Menyusui Dini yang semakin baik akan diikuti oleh meningkatnya minat ibu untuk melakukan IMD dan berlaku sebaliknya. Sikap ibu hamil seringkali diawali dan dipengaruhi oleh banyaknya rangsangan (stimuli) dari luar dirinya, baik berupa rangsangan pengetahuan, pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap penting, pengaruh kebudayaan, media masa maupun rangsangan emosional dari dalam dirinya. Rangsangan tersebut kemudian diproses dalam diri sesuai dengan karakteristik pribadinya sebelum akhirnya diambil keputusan dalam suatu tindakan. Karakteristik pribadi ibu hamil trimester III yang dipergunakan untuk memproses rangsangan tersebut sangat komplek dan salah satunya adalah motivasi ibu hamil trimester III terhadap minat melakukan IMD (Yustina, 26). E. KESIMPULAN 1. Pengetahuan ibu hamil trimester III tentang Inisiasi Menyusui Dini sebagian besar cukup baik sebanyak 25 orang (52,1%) dan sebagian kecil pada kategori baik sebanyak 5 orang (1,4%). 2. Sikap ibu hamil trimester III tentang Inisiasi Menyusui Dini sebagian besar cukup baik sebanyak 32 orang (66,7%) dan sebagian kecil baik sebanyak 16 orang (33,3%). 3. Minat melakukan Inisiasi Menyusui Dini oleh ibu hamil trimester III sebagian besar pada kategori sedang sebanyak 25 orang (52,1%) dan sebagian kecil pada kategori tinggi sebanyak 23 orang (47,9%). 4. Ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan minat

Yorry Sistianti, Yuli Trisnawati, Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil 59 melakukan Inisiasi Menyusui Dini oleh ibu hamil trimester III di RSUD dr.r.goetheng Taroena Dibrata Purbalingga tahun 211 (p = 3). 5. Ada hubungan yang bermakna antara sikap dengan minat melakukan Inisiasi Menyusui Dini oleh ibu hamil trimester III di RSUD dr.r.goetheng Taroena Dibrata Purbalingga 211 (p = 42). tahun F. DAFTAR PUSTAKA Azwar, S. (23). Sikap manusia, teori dan pengukurannya. Edisi kedua. Cetakan keempat. Pustaka belajar: Yogyakarta Notoatmodjo, S. (22). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.. (23). Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.. (27). Promosi kesehatan teori dan ilmu perilaku. Jakarta : Rineka Cipta. Nursalam, (28). Asuhan keperawatan Bayi dan Anak untuk Perawat dan Bidan. Jakarta : Salemba Medika. Roesli, U. (22). Bayi sehat berkat asi ekskulsif, makanan pendamping tepat dan imunisasi lengkap. Jakarta: Elex Media.. (28). Inisiasi menyusu dini plus asi eksklusif. Jakarta : Pustaka Bunda.