BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Salah saji dalam laporan keuangan dapat terjadi karena berbagai sebab. Salah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Objek dari penelitian dalam skripsi ini adalah seluruh perusahaan go public yang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang terjadi. Perkembangan yang terjadi membuat perusahaan satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. auditee. Ada lima jenis pendapat auditor (IAI,2001), yaitu: 1. pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion),

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Peran laporan keuangan tidak hanya berlaku di internal suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk dapat survive melainkan harus mampu memiliki keunggulan bersaing

BAB I PENDAHULUAN. masalah keuangan (financial distress) yang dihadapi suatu perusahaan. Financial

BAB I PENDAHULUAN. Audit adalah kegiatan pengumpulan dan evaluasi terhadap bukti-bukti yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendapatan suatu negara merupakan hal yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan suatu entitas bisnis merupakan ciri dari sebuah lingkungan

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar Sarjana Akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang

BAB I PENDAHULUAN. Auditor eksternal akan menghasilkan opini audit. Going concern merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. keberanian mengungkapkan kelangsungan (going concern) perusahaan klien.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, pertumbuhan perusahaan sangat meningkat di Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Eva Lestari / Pembimbing Dr. Sri Supadmini SE., MM

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup (going concern) usahanya. Kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. terus beroperasi secara berkesinambungan untuk suatu masa yang tidak tertentu

BAB I PENDAHULUAN. pada perusahaan besar, seperti Enron dan WorldCom di Amerika yang UKDW

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN OPINI GOING CONCERN AUDITOR PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

BAB I PENDAHULUAN. dalam melakukan evaluasi dan pengambilan keputusan tepat. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Laporan keuangan perusahaan adalah salah satu sarana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum (SPAP, 2004 alinea 1).

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, mengakibatkan permintaan akan laporan keuangan perusahaan

BAB V PENUTUP. sebelumnya maka kesimpulan pada penelitian ini adalah : audit going concern sehingga H 1 ditolak. Hal ini sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. kinerja perusahaan dalam suatu periode tertentu. Tujuan dari laporan keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak terjadinya krisis moneter yang berlanjut dengan krisis ekonomi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan keuangan menurut PSAK no.1 revisi 2009 (IAI, 2012) adalah suatu

ANALISIS PENGARUH KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, KUALITAS AUDITOR, OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN

BAB I PENDAHULUAN. Makin banyaknya jumlah perusahaan yang go public menyebabkan arus

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan manipulasi akuntansi. Peristiwa ini pernah terjadi pada beberapa

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan quantitative research (penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidupnya melalui asumsi going concern (

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan instrumen penting yang harus disajikan oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sejak terjadinya krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun 1998, banyak

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN Free Trade Area (AFTA) 2015 telah berlangsung. AFTA merupakan kerja

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk memproduksi barang berkualitas tinggi dengan biaya rendah

BAB V PENUTUP. Penelitian ini meneliti mengenai pengaruh pergantian dewan komisaris,

BAB I PENDAHULUAN. sepuluh (10) postulat tersebut adalah kontinuitas usaha / going concern. Maksud dari

BAB III METODA PENELITIAN. Data penelitian yang meliputi laporan keuangan yang telah dipublikasi yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyusun laporan keuangan suatu entitas sehingga jika suatu entitas

BAB I PENDAHULUAN. yang penting bagi investor dalam mengambil keputusan untuk berinvestasi. Dan

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan masalah kelangsungan usaha sebelum perusahaan. wajar tanpa pengecualian (Lennox, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. bertambahnya jumlah perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO)

BAB I PENDAHULUAN. memberikan indikasi kelangsungan usaha (going concern) perusahaan tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan semakin meningkat. Perusahaan Go Public diwajibkan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Subjek tersebut dipilih dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. principal) dengan kepentingan berbeda tersebut (Lee, 1993: 50, 65), yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Going concern adalah kelangsungan hidup suatu badan usaha dan

BAB III METODE PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia yang diambil dari website Data diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dari pernyataan di atas menarik untuk ditelusuri mengapa asumsi going concern

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seorang kreditor memiliki kemampuan untuk menginvestasikan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tujuan lainnya (Gitosudarmo, 2002:5). Perusahan harus terus memperoleh laba agar

BAB V PENUTUP. Berdasarkan penelitian, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: terhadap Audit Delay tidak terdukung. Dengan demikian profitabilitas

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah 131 perusahaan pada tahun Banyaknya perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Banyak pihak menempatkan auditor sebagai pihak yang paling. mengeluarkan opini going concern. Auditor dalam mengeluarkan opini,

BAB III METODE PENELITIAN. melalui metode purposive sampling yang dipilih berdasarkan kriteria-kriteria. tahun penelitian ( )

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan pasar modal dewasa ini meningkat dengan sangat pesat dan

BAB I PENDAHULUAN. dianggap memberikan informasi yang salah. (going concern). Auditor perlu memberikan suatu pernyataan mengenai

BAB I PENDAHULUAN. tidak terbatas (Syahrul,2000). Asumsi going concern memiliki arti bahwa

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 1997, membawa dampak buruk bagi going concern (kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. sumber eksternal untuk mendapatkan dana ialah dengan go public atau. menjual saham perusahaan kepada para investor di pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai sektor. Indikator pesatnya pertumbuhan perusahaan tersebut dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN. selaku pengelola atas sumber daya yang telah dipercayakan perusahaan. Maka

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan entitas bisnis telah banyak diwarnai oleh kasus hukum yang

BAB I PENDAHULUAN. dari permasalahan ekonomi. Permasalahan ekonomi yang terjadi dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan merupakan ringkasan informasi yang menyajikan

BAB I PENDAHULUAN. bermasalah (Petronela, 2004 dalam Santosa dan Wedari 2007). Going concern. (Syahrul, 2000 dalam Rahman dan Siregar, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. (Riyatno, 2007). Untuk menghasilkan integritas yang baik atas suatu laporan

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup usahanya. Going concern merupakan asumsi dasar dalam. manajemen untuk menstabilkan kondisi keuangan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan usaha. Selain strategi, perusahaan juga memerlukan keuangan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

audit delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Daftar Efek Syariah

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari laporan keuangan telah dijelaskan dalam Statement of

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya.. Berikut penjabaran dari beberapa penelitian terdahulu beserta

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang diambil oleh pengguna (user) akan selalu berpedoman pada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari keberadaan suatu entitas ketika didirikan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Go public merupakan salah satu strategic planning yang dapat diambil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Astuti dan Ramantha (2014) melakukan penelitian dengan judul pengaruh

PENDAHULUAN. Dengan dibentuknya ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun karena AEC mensyaratkan adanya penghapusan aturan-aturan yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebanyak 25 perusahaan baru di tahun 2011, 23 perusahaan baru di

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mengkomunikasikan faktor-faktor mengenai perusahaan dan sebagai dasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. principal (pemilik usaha). Di dalam hubungan keagenan terdapat suatu kontrak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan memperoleh laba (profit oriented). Laba menjadi tolok ukur

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Auditor bertanggung jawab untuk mendeteksi adanya salah saji dalam laporan keuangan. Salah saji dalam laporan keuangan dapat terjadi karena berbagai sebab. Salah saji dapat terjadi karena kesalahan yang dilakukan secara tidak sengaja oleh penyusun laporan keuangan (error) maupun kesalahan yang dilakukan oleh penyusun laporan keuangan yang dilakukan secara sengaja (fraud). Auditor memiliki tanggung jawab untuk memberikan keyakinan pada pengguna laporan keuangan bahwa laporan keuangan yang telah diaudit tersebut telah disajikan secara wajar dan bebas dari salah saji yang material serta sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Sesuatu yang material merupakan sesuatu yang penting hingga dapat mempengaruhi keputusan yang dibuat oleh pengguna dari laporan keuangan. Maka dari itu, pertimbangan materialitas atas laporan keuangan bukan hanya masalah teknis atau perhitungan saja namun juga membutuhkan pemikiran dan pertimbangan profesional dari auditor yang telah berpengalaman. Dalam suatu perikatan audit, pihak auditor, umumnya partner atau manager, melakukan suatu proses untuk menentukan materialitas dari suatu laporan keuangan yang sedang diaudit. Materialitas dalam audit merupakan suatu konsep yang berkaitan dengan batas minimum dari kesalahan yang terjadi dalam penyajian laporan keuangan yang dampaknya dapat mempengaruhi keputusan dari pengguna laporan keuangan. Materialitas berguna untuk membantu auditor dalam menentukan apakah salah saji yang terdapat dalam laporan keuangan dapat mempengaruhi keputusan penggunanya atau 1

tidak. Tidak ada suatu standar mengenai bagaimana auditor seharusnya melakukan pertimbangan atas besarnya materialitas atau faktor-faktor seperti apa yang harus diikutsertakan dalam memperhitungkan besarnya materialitas dari suatu laporan keuangan. Meskipun begitu, terdapat pedoman-pedoman bagi auditor mengenai bagaimana sebaiknya auditor menentukan tingkat materialitas suatu laporan keuangan. Pedoman yang digunakan ini biasanya ditentukan oleh kantor akuntan publik dimana auditor tersebut bekerja. Auditor menentukan materialitas untuk keseluruhan laporan keuangan, baru setelah itu untuk kelas-kelas transaksi maupun saldo-saldo akun dalam laporan keuangan. Pertimbangan materialitas ini dilakukan pada proses perencanaan dan evaluasi audit. Pertimbangan materialitas yang dilakukan oleh auditor mencakup pertimbangan kuantitatif dan kualitatif. Auditor umumnya cenderung memandang materialitas dari segi kuantitatif, yang mana semakin besar perubahan atau salah saji yang terjadi maka auditor akan menganggapnya semakin material. Pertimbangan tingkat materialitas dengan melihat pada faktor kuantitatif dapat dilakukan dengan menganalisa laporan keuangan perusahaan secara keseluruhan, maupun memperhitungkan efeknya terhadap laba bersih atau total aset. Sedangkan dengan faktor kualitatif dilakukan dengan menggunakan pemikiran dan penalaran profesional dari seorang auditor berdasarkan pengalaman yang dimilikinya terhadap praktik akuntansi yang dilakukan perusahaan dalam menyusun laporan keuangannya. Hal inilah yang dapat menyebabkan perbedaan besarnya materialitas yang ditetapkan oleh auditor. Auditor yang memiliki tingkat materialitas lebih rendah, diperkirakan akan mendeteksi lebih banyak kesalahan yang dinilai material terhadap keseluruhan laporan keuangan. 2

Laporan keuangan suatu perusahaan memuat berbagai informasi penting yang dapat memaparkan bagaimana kondisi keuangan perusahaan dalam suatu periode. Dari laporan keuangan tersebut dapat terlihat apakah kondisi keuangan perusahaan dalam kondisi stabil dan sehat atau tidak. Auditor diperlukan untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan untuk memberikan keyakinan bagi para pengguna laporan keuangan bahwa laporan keuangan tersebut telah bebas dari salah saji material dan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku. Apabila auditor menilai bahwa dalam suatu laporan keuangan terdapat salah saji yang disebabkan oleh kekeliruan ataupun penyimpangan dari standar akuntansi yang berlaku yang dinilai material, maka auditor dapat mengemukakan temuan dan pendapatnya atas temuan ini dalam laporan auditnya. Pendapat auditor terhadap salah saji yang material dapat mendorong mereka untuk menerbitkan opini audit going concern. Apabila hal ini terjadi berarti auditor, berdasarkan hasil auditnya, memiliki kesangsian atas kemampuan perusahaan untuk melanjutkan usahanya karena adanya salah saji material tersebut. Opini audit going concern sering dikaitkan dengan prediksi bahwa perusahaan tersebut akan bangkrut dalam kurun waktu tidak lama lagi setelah laporan keuangan diterbitkan. Namun begitu, tidak semua perusahaan yang mendapat opini audit going concern langsung bangkrut pada tahun berikutnya atau dalam waktu dekat. Auditor tidak bertanggung jawab untuk meramalkan kapan suatu perusahaan akan bangkrut, namun dalam suatu proses audit, kelangsungan hidup suatu perusahaan harus dipertimbangkan oleh auditor dalam mengemukakan opini atas laporan keuangan dengan mengacu pada laporan keuangan yang telah diaudit. Oleh karena itu, penerbitan opini audit going concern oleh auditor ini dapat dianggap sebagai peringatan dini bahwa perusahaan ini berada pada kondisi yang kurang sehat. Penerbitan opini audit going concern ini dapat dijadikan dorongan bagi 3

para manajemen perusahaan untuk memperbaiki kondisi keuangan perusahaan dan menarik investor sehingga perusahaan dapat terselamatkan dan terhindar dari kebangkrutan. Penerbitan opini audit going concern juga berpengaruh bagi auditor. Reputasi kantor akuntan publik dipertaruhkan ketika opini yang dinyatakannya tidak sesuai dengan kondisi perusahaan. Dalam hal ini, semakin sering auditor menerbitkan opini audit going concern, maka kemungkinan auditor tersebut untuk kehilangan kliennya semakin besar. Hal ini disebabkan oleh kecenderungan klien untuk menunjuk auditor yang telah memiliki kredibilitas dengan harapan bahwa auditor tersebut jarang mengeluarkan opini audit going concern sehingga apabila auditornya terus menerus menerbitkan opini audit going concern maka klien dapat lebih memilih untuk mengganti auditornya dengan harapan untuk memperkecil kemungkinan untuk menerima opini audit going concern. Penelitian ini merupakan penelitian replikasi dari penelitian Ryu dan Roh pada tahun 2007, namun penelitian ini memiliki beberapa perbedaan dengan penelitian sebelumnya, yaitu: 1. Dalam penelitian ini, peneliti hanya menggunakan sembilan variabel kontrol. Peneliti tidak mengikutsertakan variabel kontrol perubahan satu tahun pada current ratio dan rasio long term debt to total assets karena hasil penelitian sebelumnya menunjukkan kedua variabel tidak signifikan dalam mengendalikan auditor untuk menerbitkan opini audit going concern. Selain itu, untuk variabel ukuran perusahaan, peneliti memilih menggunakan perhitungan skala logaritma dari total aktiva daripada total pendapatan yang digunakan dalam penelitian sebelumnya. 4

2. Populasi yang digunakan pada penelitian sebelumnya diperoleh dari perusahaan yang aktif yang terdaftar di PC Compustat dengan berfokus pada perusahaan yang mengalami financial distress (ditentukan dengan menggunakan Z Score yang dikembangkan oleh Altman (1968)). Sedangkan populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI yang mengalami kondisi financial distress yang ditentukan dengan model revisi Altman (1993). 3. Tahun yang digunakan dalam penelitian sebelumnya adalah 1996 dan 1999, sedangkan dalam penelitian kali ini menggunakan periode laporan tahun 2008 2010. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Analisis Pengaruh Penilaian Materialitas Oleh Auditor Terhadap Keputusan Penerbitan Opini Going Concern. I.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka penelitian difokuskan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan dalam kecenderungan penerbitan opini audit going concern oleh auditor karena perbedaan tingkat materialitas yang dimilikinya. I.3. Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan fokus permasalahan yang telah dikemukakan, maka yang menjadi konsep penelitian ini adalah mengenai apakah auditor yang memiliki tingkat materialitas lebih rendah cenderung menerbitkan opini audit going concern dibandingkan dengan 5

auditor yang memiliki tingkat materialitas yang lebih tinggi dengan menginvestigasi apakah terdapat pengaruh antara kantor akuntan publik dengan penerbitan opini audit going concern karena perbedaan tingkat materialitasnya. Periode yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2008-2010. I.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang dikemukakan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk: 1. Menganalisis dan menguji apakah perbedaan materialitas oleh auditor (dibedakan berdasarkan kantor akuntan publiknya; KAP yang berafiliasi dengan KAP Big Four dan KAP yang berafiliasi dengan KAP non-big Four) mempengaruhi penerbitan opini audit going concern. 2. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui apakah hasil penelitian Ryu et al., yang menyatakan bahwa auditor dari kantor akuntan publik Big Four memiliki kemungkinan lebih kecil untuk menerbitkan opini audit going concern dibandingkan auditor dari KAP non-big Four karena memiliki tingkat materialitas yang lebih besar dapat diaplikasikan pada perusahaan yang terdapat di Indonesia. 3. Menganalisis variabel kontrol yang terdiri dari opini audit tahun sebelumnya, audit lag, current ratio, return on assets, cash flow from operation to total liabilities, default hutang, arus kas operasi negatif, ukuran perusahaan, dan kerugian berulang dari kegiatan operasi yang dapat mengendalikan auditor dalam keputusannya menerbitkan opini going concern. Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut: 6

1. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan peneliti mengenai pertimbangan materialitas yang ditetapkan auditor dan hubungannya dengan penerbitan opini audit going concern. 2. Bagi auditor dan calon auditor independen, penelitian ini diharapakan dapat bermanfaat sebagai bahan pertimbangan dan bahan referensi dalam memberikan opini audit going concern kepada klien. 3. Bagi investor dan calon investor, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan investasi berkaitan dengan going concern (kelangsungan usaha) suatu perusahaan sehingga para investor dan calon investor dapat mengambil keputusan yang tepat sebelum melakukan investasi. 4. Bagi akademik, penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi mengenai going concern (kelangsungan hidup) suatu perusahaan serta materialitas yang ditetapkan auditor dan dapat bermanfaat bagi para mahasiswa akuntansi Bina Nusantara University. 5. Bagi penelitian selanjutnya, diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan para pembaca dan dapat dijadikan bahan referensi dalam melakukan penelitian di masa yang akan datang. 6. Bagi manajemen perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pedoman dalam membuat kebijakan-kebijakan di perusahaan serta menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan perusahaan. I.5. Ringkasan Metodologi Penelitian Penelitian yang akan dilakukan merupakan replikasi dari penelitian Ryu dan Roh (2007) yaitu The Auditor s Going-Concern Opinion Decision. Secara umum, jenis dari 7

penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian berbentuk kuantitatif dengan pengujian hipotesis yang risetnya adalah riset kausal. Dimensi waktu risetnya menggunakan banyak waktu dan banyak sampel (pooled data). Kedalaman risetnya kurang mendalam tetapi generalisasinya tinggi (studi statistik). Metode pengumpulan datanya adalah tidak langsung yaitu dengan metode dokumentasi. Unit analisis yang digunakan adalah perusahaan yang terdaftar di BEI yang mengalami financial distress selama periode 2008-2010. Adapun model empiris beserta variabel-variabel yang digunakan penulis dalam melakukan penelitiannya adalah sebagai berikut: OPDIT = β 0 + β 1 KAP + β 2 PO + β 3 ALAG + β 4 CURR + β 5 ROA + β 6 CFTL + β 7 Notasi: DFLT + β 8 NCFO + β 9 SIZE + β 10 RLSS + ε OPDIT = Dummy variabel opini audit (kategori 1 untuk perusahaan dengan opini audit going concern (GC) dan 0 untuk perusahaan dengan opini audit non going concern (NGC). β KAP = Konstanta = Dummy variabel kantor akuntan publik (kategori 1 untuk auditor dari KAP Big Four dan 0 untuk auditor dari KAP non-big Four) PO = Dummy variabel opini audit yang diterima pada tahun sebelumnya (kategori 1 bila opini audit going concern (GC) dan 0 bila opini audit non going concern (NGC)) ALAG = Selisih hari antara akhir periode akuntansi sampai diterbitkannya laporan auditor independen. 8

CURR ROA CFTL DFLT = Current ratio atau rasio lancar (current assets dibagi current liabilities) = Return on Assets (net income dibagi total assets) = Rasio cash flow from operations to total liabilities = Dummy variabel default hutang (kategori 1 jika perusahaan dalam keadaan default atau sedang dalam proses negosiasi untuk merestrukturisasi hutangnya, dan 0 jika tidak) NCFO = Dummy variabel Arus Kas Operasi Negatif (kategori 1 untuk arus kas dari kegiatan operasi yang negatif dan 0 untuk yang bukan) SIZE = Ukuran perusahaan, diukur dengan total aktiva perusahaan (total assets) dalam skala logaritma RLSS = Kerugian berulang dari kegiatan operasi (recurring loss from operation). Merupakan dummy variabel dengan kategori 1 apabila laba bersih menunjukkan angka negatif pada tahun berjalan dan tahun sebelumnya, 0 jika tidak. ε = Kesalahan Residual (Error) I.6. Sistematika Pembahasan Dalam penulisan skripsi ini, akan diuraikan pembahasan yang terdiri dari: BAB I PENDAHULUAN Berisi tentang latar belakang pemilihan judul, identifikasi masalah, ruang lingkup penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ringkasan metodologi penelitian, dan sistematika pembahasan. 9

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Berisi tentang teori-teori yang diperoleh melalui studi pustaka dari berbagai literatur yang berkaitan dengan masalah penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya untuk selanjutnya digunakan sebagai landasan dalam menarik hipotesis, serta memaparkan penelitian terdahulu. BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN Berisi objek yang akan diteliti, desain penelitian yang meliputi jenis dan sumber data, penentuan jumlah sampel, metode pengumpulan sampel, operasionalisasi variabel, dan metode analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini. BAB IV HASIL PENELITIAN Berisi tentang hasil penelitian yang telah dilaksanakan dan pembahasannya, meliputi deskripsi sampel penelitian, deskripsi variabel penelitian, dan analisis data. BAB V PENUTUP Berisi kesimpulan yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan, keterbatasan yang terdapat dalam penelitian, dan saran yang dapat diberikan peneliti. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 10