BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
PORTFOLIO EFISIEN & OPTIMAL

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keadaan perekonomian Indonesia yang saat ini menurun akibat melemahnya

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Teori Efisiensi Pasar (Efficiency Maket Hypotesis)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan lain dibandingkan dengan lembaga keuangan lainnya. Salah satu kegiatan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal adalah pasar dengan berbagai instrumen keuangan jangka panjang

BAB II. pengetahuan yang terbatas. Reksa dana mulai lahir di Indonesia pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. analisis investasi sering menghadapi masalah yaitu tentang penaksiran risiko yang

PENDAHULUAN. Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada. saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang.

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI

OVERVIEW. Strategi dalam investasi pada saham: Strategi pasif. Konsep dan perbedaan kedua strategi. Strategi aktif.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ketidakpastian kondisi penghasilan dan kebutuhan akan konsumsi di masa

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN II. LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Konsep risiko portofolio dari Harry M. Markowitz pada tahun 1950-an

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dua hal, yaitu risiko dan return. Dalam melakukan investasi khususnya pada

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 10.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham (stock) merupakan salah satu instrument pasar keuangan yang paling

MATERI 5 PEMILIHAN PORTFOLIO. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si.

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Sharpe et al (dalam, Setiyono 2016) pengumuman informasi

BAB I PENDAHULUAN. membeli Dolar. Situasi tersebut menimbulkan lebih banyak tekanan terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. memaksimalkan hasil (return) yang diharapkan dalam batas risiko yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Investasi merupakan penempatan sejumlah dana pada periode waktu tertentu

BAB I PENDAHULUAN. akan memberikan keuntungan berupa return (tingkat pengembalian) dalam dunia

RETURN YANG DIHARAPKAN DAN RISIKO PORTFOLIO ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANDRI HELMI M, SE., MM.

BAB I PENDAHULUAN. long-trem financial assets (Sartono, 2008). Salah satu kegiatan pasar modal

INVESTMENT ANALYSIS & PORTFOLIO MANAGEMENT

Total Ekuitas Nilai buku per lbr saham = Jumlah Saham Beredar

BAB I PENDAHULUAN. berupa capital gain. Menurut Indriyo Gitosudarmo dan Basri (2002: 133),

STRATEGI PORTOFOLIO SAHAM STRATEGI PORTOFOLIO SAHAM

(Studi Kasus Penggunaan M odel Indeks Tunggal Pada Saham - Saham Indeks LQ -45 Periode Febuari Januari 2008)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu dilakukan oleh Rosita (2010) pada periode

BAB 1 PENDAHULUAN. semuannya tidak dapat dipenuhi jika hanya mengandalkan gaji take home pay.

Konsep-konsep dasar dalam pembentukan portofolio optimal Perbedaan tentang aset berisiko dan aset bebas risiko. Perbedaan preferensi investor dalam

S A H A M. Pertemuan 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Investasi. cukup, pengalaman, serta naluri bisnis untuk menganalisis efek-efek mana yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan kapitalisasi pasar cukup besar. Pasar modal memiliki peran besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan dengan ditandai semakin maraknya kegiatan investasi di Pasar

NILAI INTRINSIK DAN NILAI PASAR

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 1.1 Analisis Portofolio Pada Aktiva Berisiko (Saham dan Emas)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Muhammad Fauzan Arif, 2014 Pengaruh Risiko Sistematis terhadap Return Ekspektasian Portofolio Saham

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis. Investasi dapat didefinisikan sebagai penundaan konsumsi sekarang untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan intermediasi memandang bahwa sebuah lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjuan Umum Terhadap Objek Studi Gambaran Umum LQ Kriteria Pemilihan Saham LQ45

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang akan menginvestasikan dananya (investor). Prinsip-prinsip

PENILAIAN SAHAM DAN STRATEGI PORTFOLIO SAHAM

PENILAIAN SAHAM DAN STRATEGI PORTFOLIO SAHAM. Andri Helmi M, SE., MM Manajemen Investasi dan Portofolio

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pasar modal merupakan salah satu tonggak penting dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. seseorang atau badan terhadap suatu perusahaan. Jika seseorang memiliki saham

LANDASAN TEORI. atau keuntungan atas uang tersebut (Ahmad, 1996:3). Investasi pada hakikatnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal (capital market) adalah suatu pasar dimana dana-dana jangka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal (capital market) merupakan tempat diperjualbelikannya

M.Andryzal Fajar

BAB 1 PENDAHULUAN. ikut serta dalam kepemilikan saham suatu perusahaan. Pasar modal merupakan

BAB II URAIAN TEORITIS. Rahayu (2006) melakukan penelitian dengan judul Reaksi Pasar Terhadap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian Pasar Modal. diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. karena pasar modal menyediakan fasilitas yang mempertemukan dua

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keberadaan pasar modal sangat bermanfaat bagi para investor dan dunia usaha

PENDAHULUAN. penempatan dana pada aset produktif dengan harapan akan mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. yang telah go public. Perusahaan yang tergolong perusahan go public ialah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keadaan perekonomian Indonesia yang selama beberapa tahun terakhir

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. memfasilitasi jual-beli sekuritas yang umumnya berumur lebih dari satu tahun,

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 11.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dengan penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP ABNORMAL RETURN SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA DENGAN MEMPERHATIKAN UKURAN PERUSAHAAN PERIODE

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kondisi perekonomian Indonesia belakangan ini menunjukkan kondisi yang

BAB I PENDAHULUAN. oleh manajer untuk menginformasikan prestasi prospek perusahaan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Menurut Hendrianto (2012) Teori sinyal menjelaskan bahwa pemberian sinyal

MATERI 7 EFISIENSI PASAR. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si.

BAB I PENDAHULUAN. yang luar biasa secara global. Krisis ini tentunya berdampak negatif bagi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. diakibatkan adanya informasi yang masuk ke pasar. Semakin cepat informasi baru yang

BAB III PORTOFOLIO OPTIMAL. Capital assets pricing model dipelopori oleh Treynor, Sharpe, Lintner

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. investor institusi, akan mampu memperoleh return tidak normal (abnormal

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan pasar modal di Indonesia memiliki peran penting bagi. berkembangnya perekonomian, karena para investor dan perusahaan,

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Pasar modal menurut Keppres No.60 tahun 1988 ialah bursa yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. masukan ke aktiva produktif selama periode waktu tertentu. Dengan adanya aktiva

Judul : Kinerja Portofolio Optimal Berdasarkan Model Indeks Tunggal (Studi pada Perusahaan Sektor Basic Industry and Chemicals

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah saham kepada public di pasar modal atau go public. Selain untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investasi adalah pemahaman hubungan antara return yang diharapkan dan. return yang diharapkan. (Tandelilin, 2001 : 3)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. diperdagangkan di Bursa Efek dan Pasar Uang, dengan tujuan menyebarkan

RETURN YANG DIHARAPKAN DAN RISIKO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. / stock. Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. produktif tersebut akan meningkatkan utility total (Hartono,2013:5). Umumnya

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu Negara

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.. Landasan Teori a. Saham Saham merupakan bukti kepemilikan sebagian dari perusahaan (Hartono, 2008: 25). Pemegang saham adalah pemilik dari perusahaan yang mewakilkan kepada manajemen untuk menjalankan operasi perusahaan (Hartono, 2008: 2). Saham biasa dikenal sebagai sekuritas penyertaan, sekuritas ekuitas, atau cukup disebut ekuitas (equities), menunjukkan bagian kepemilikan di sebuah perusahaan. Masing-masing lembar saham biasa mewakili satu suara tentang segala hal dalam pengurusan perusahaan dan menggunakan suara tersebut dalam rapat tahunan perusahaan dan pembagian keuntungan (Bodie, Kane, Marcus, 2006: 59). Pemegang saham biasa memiliki beberapa hak, yaitu (Hartono, 2008: 2-3): ) Hak Kontrol Hak pemegang saham untuk memilih pimpinan perusahaan. Pemegang saham dapat melakukan hak kontrolnya dalam bentuk memveto dalam pemilihan direksi atau pada tindakan-tindakan yang membutuhkan persetujuan pemegang saham. 2) Hak Menerima Pembagian Keuntungan Hak pemegang saham biasa untuk mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan. Bagian dari keuntungan perusahaan ini berupa deviden dan semua pemegang saham biasa memiliki hak yang sama. 3) Hak Preemptive Hak untuk mendapatkan persentasi kepemilikan yang sama jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham. Hak Preemptive memberi prioritas kepada pemegang saham lama untuk membeli tanbahan saham yang baru, sehingga persentase pemilikannya tidak berubah. Hal ini 6

7 bertujuan untuk tujuan melindungi hak kontrol dari pemegang saham lama dan melindungi harga saham lama dari kemerosotan nilai. Terdapat dua karakteristik saham biasa sebagai alat investasi, yaitu (Bodie, Kane, Marcus, 2006: 60): ) Klaim sisa: berarti pemegang saham berada di barisan terakhir dari pihakpihak yang memiliki klaim atas asset dan pendapatan perusahaan. Dalam likuidasi atas aset perusahaan, pemegang saham memiliki klaim setelah klaim dari pihak-pihak seperti kantor pajak, karyawan, pemasok, pemegang obligasi dan kreditor lain dibayarkan. Untuk perusahaan yang sedang tidak dilikuidasi, pemegang saham memiliki klaim atas sebagian hasil operasi yang tersisa setelah bunga dan pajak dibayarkan. Manajemen dapat membayar sisa tersebut sebagai deviden tunai kepada pemegang saham, atau menginvestasikan kembali ke dalam bisnis untuk meningkatkan nilai saham. 2) Kewajiban terbatas adalah mayoritas pemegang saham akan menanggung kerugian jika perusahaan gagal sebesar nilai investasi aslinya. Namun, tidak seperti perusahaan perorangan, yang kreditor-kreditor dapat menuntut sampai ke harta pribadi dari pemiliknya (rumah, mobil, perabotan) kerugian maksimal pemegang saham perusahaan hanyalah sebesar nilai saham yang dimilikinya. Mereka tidak bertanggung jawab secara pribadi atas kewajiban perusahaan. Suatu saham memiliki tiga jenis nilai, yaitu (Jogiyanto, 2008: 20; 25; 26): ) Nilai buku Nilai buku adalah aktiva bersih yang dimiliki oleh pemegang saham dengan memiliki satu lembar saham. 2) Nilai pasar Nilai pasar adalah harga dari saham di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar. 3) Nilai intrinsik Nilai intrinsik adalah nilai seharusnya dari suatu saham. b. Efisiensi Pasar Pasar modal efisien adalah pasar di mana harga semua sekuritas yang diperdagangkan telah mencerminkan semua informasi yang tersedia. Informasi yang dimaksud disini meliputi baik informasi masa lalu maupun informasi saat ini serta informasi yang yang bersifat pendapat atau opini rasional yang beredar di pasar yang bisa mempengaruhi perubahan harga

8 (Tandelilin, 200: 29). Konsep pasar efisien menyiratkan adanya suatu proses penyesuaian harga sekuritas menuju harga keseimbangan yang baru, sebagai respons atas informasi baru yang masuk ke pasar (Tandelilin, 200: 29). Beaver (989) dalam Jogiyanto (2008: 502) mendefinisikan efisiensi pasar sebagai hubungan antara harga-harga sekuritas dengan investasi. Jogiyanto (2008: 53) menjabarkan kondisi yang harus terpenuhi untuk tercapainya pasar efisien: ) Investor adalah penerima harga (price takers), yang berarti bahwa sebagai pelaku pasar, investor seorang diri tidak dapat mempengaruhi harga suatu sekuritas. Harga dari suatu sekuritas ditentukan oleh banyak investor yang menentukan demand dan supply. Hal seperti ini dapat terjadi jika pelaku-pelaku pasar terdiri dari sejumlah besar institusiinstitusi dan individual-individual rasional yang mampu mengartikan dan menginterpretasikan informasi dengan baik untuk digunakan menganalisis, menilai dan melakukan transaksi penjualan atau pembelian sekuritas bersangkutan. 2) Informasi tersedia secara luas kepada semua pelaku pasar pada saat yang bersamaan dan harga untuk memperoleh informasi tersebut murah. Umumnya pelaku pasar menerima informasi lewat radio, Koran atau media masa lainnya, sehingga informasi tersebut dapat diterima pada saat yang bersamaan. Untuk pasar yang efisien, harga dari informasi tersebut juga relatip sangat murah untuk diperoleh oleh publik. ( ). 3) Informasi yang dihasilkan secara acak (random) dan tiap-tiap pengumuman informasi sifatnya random satu dengan yang lainnya. Informasi dihasilkan secara random mempunyai arti bahwa investor tidak dapat memprediksi kapan emiten akan mengumumkan informasi yang baru. 4) Investor bereaksi dengan menggunakan informasi secara penuh dan cepat, sehingga harga dari sekuritas berubah dengan semestinya mencerminkan informasi tersebut untuk mencapai keseimbangan baru. Kondisi ini dapat terjadi jika pelaku pasar merupakan merupakan individu-individu yang canggih (sophisticated) yang mampu memahami dan menginterpretasikan informasi dengan cepat dan baik. c. Portofolio Portfolio merupakan terjemahan asli dari bahasa inggris yaitu portofolio, memberikan arti adanya minimum dua barang / aset yang dipegang atau dikelolanya, portofolio investasi, portofolio merk, portofolio mengajar dan sebagainya (Manurung, 2009: 48).

9 Teori portofolio Markowitz didasarkan pada beberapa asumsi (Reilly dan Brown, 2006: 202): ) Para investor mempertimbangkan setiap alternatif investasi seperti yang digambarkan pada distribusi probabilitas dari return yang diharapkan selama sebuah periode. 2) Para investor memaksimalkan utilitas yang diharapkan pada satu periode, dan kurva utilitas mereka menunjukkan pengurangan utilitas marginal dari kesejahteraan. 3) Para investor memperkirakan risiko portofolio dengan dasar keragaman dari return yang diharapkan. 4) Para investor mendasarkan keputusan mereka semata-mata hanya pada return dan risisko, jadi kurva utilitas mereka adalah fungsi dari return yang diharapkan dan variance (atau standar deviasi) yang diharapkan dari return saja. 5) Untuk tingkat risiko tertentu, para investor lebih memilih return yang lebih tinggi dari pada return yang lebih rendah. Begitupun pada tingkat return yang diharapkan tertentu, para investor lebih memilih risiko yantg lebih kecil dari pada risiko yang lebih besar. Portofolio yang efisien menurut Jogiyanto (2003: 80) adalah portofolio yang memberikan return ekspektasi terbesar dengan tingkat risiko yang sudah pasti atau porttofolio yang mengandung risiko terkecil dengan tingkat return ekspektasi yang sudah pasti. Sedangkan portofolio yang optimal adalah portofolio yang dipilih sesuai preferensi investor dari himpunan portofolio set (Tandelilin, 200: 57). Strategi portofolio: ) Strategi pasif Strategi pasif biasanya meliputi tindakan investor yang cenderung pasif dalam berinvestasi pada saham dan hanya mendasarkan pergerakan sahamnya pada pergerakan indeks pasar (Tadelilin 200: 329). Strategi yang digolongkan ke dalam strategi portofolio pasif adalah (Tadelilin 200: 330-33): a) Strategi beli dan simpan Investor membeli sejumlah saham dan tetap memegangnya untuk beberapa waktu tertentu. Tujuan strategi ini adalah untuk menghindari adanya biaya transaksi dan biaya tambahan lainnya yang terlalu tinggi jika terlalu sering bertransaksi.

0 b) Strategi mengikuti indeks Investor berharap bahwa kinerja investasinya pada sekumpulan sekuritas sudah merupakan duplikasi dari kinerja indeks pasar. 2) Strategi aktif Tindakan investor secara aktif dalam melakukan pemilihan dan jual-beli saham, mencari informasi, mengikuti waktu dan pergerakan harga saham serta berbagai tindakan aktif lainnya untuk menghasilkan return abnormal (Tadelilin 200: 329). Strategi yang digolongkan ke dalam strategi portofolio aktif adalah (Tadelilin 200: 332-335): a) Pemilihan saham Investor secara aktif melakukan analisis dan pemilihan saham-saham terbaik, yaitu saham yang memberikan hubungan tingkat return-risiko yang terbaik dibanding alternatif lainnya. b) Rotasi sektor Ada dua cara dalam melakukan strategi rotasi sektor, yaitu (Tadelilin 200: 333):. Melakukan investasi pada saham-saham perusahaan yang bergerak pada sektor tertentu untuk mengantisipasi perubahan siklis ekonomi di kemudian hari. 2. Melakukan modifikasi atau perubahan terhadap bobot portofolio saham-saham pada sektor industri yang berbeda-beda, untuk menghindari perubahan siklis ekonomi, pertumbuhan dan nilai saham perusahaan. c) Strategi momentum harga Investor mencari momentum atau waktu yang tepat, pada saat perubahan harga yang terjadi bisa memberikan keuntungan bagi investor melalui tindakan menjual atau membeli saham. d. Return Portofolio Sumber-sumber return investasi terdiri dari dua komponen utama, yaitu yield dan capital gain (loss). Dalam investasi di saham, yield

ditunjukkan oleh besarnya deviden yang diperoleh. Sedangkan capital gain (loss) merupakan kenaikan (penurunan) harga saham yang bisa memberikan keuntungan (kerugian) bagi investor (Tandelilin, 200: 02). ) Return realisasi portofolio Return realisasi portofolio adalah rat-rata tertimbang dari return-return realisasi tiap-tiap sekuritas tunggal di dalam portofolio (Jogiyanto, 2008: 239-240). R P Ket: R P w i R i n = n ( wi Ri ) : return portofolio : porsi sekuritas i terhadap seluruh sekuritas di portofolio : return realisasi dari sekuritas i : jumlah dari sekuritas tunggal 2) Return ekspektasi portofolio Return ekspektasi portofolio adalah rata-rata tertimbang dari return-return ekspektasi tiap-tiap sekuritas tunggal dalam portofolio (Jogiyanto, 2008: 240). E n ( RP ) = ( wi E( Ri )) Ket: E(R P) : return ekspektasi dari portofolio w i E(R i ) n : porsi sekuritas i terhadap seluruh sekuritas di portofolio : return ekspektasi dari sekuritas i : jumlah dari sekuritas tunggal e. Data Envelopment Analysis Anderson dalam Hadinata dan Manurung (2008) berpendapat bahwa Data Envelopment Analysis (DEA) merupakan metodologi nonparametrik yang didasarkan pada linear programming dan digunakan untuk menganalisis fungsi produksi melalui suatu pemetaan frontier produksi. Pada dasarnya prinsip kerja model DEA adalah membandingkan data input dan output dari

2 suatu organisasi data (decision making unit, DMU) dengan data input dan output lainnya pada DMU yang sejenis (Hadinata dan Manurung, 2008). Model DEA sebagai perangkat untuk mengukur kinerja memiliki keunggulan sebagai berikut (Hadinata dan Manurung, 2008): ) Model DEA dapat mengukur banyak variabel input dan output 2) Tidak diperlukan asumsi hubungan fungsional antara variabel-variabel yang diukur 3) Variabel input dan output dapat memiliki satuan pengukuran yang berbeda max h0 Hadinata dan Manurung (2008) menyatakan kinerja yang diukur adalah sejumlah penghematan yang dapat dilakukan pada faktor sumber daya (input) tanpa harus mengurangi jumlah output yang dihasilkan, atau dari sisi lain peningkatan output yang mungkin dihasilkan tanpa perlu dilakukan penambahan sumber daya. Charnes, Cooper, dan Rhodes (978) mengembangkan pengukuran efisiensi pengambilan keputusan dengan referensi yang dapat digunakan dalam mengevalusi program-program publik. Program-program merujuk pada kumpulan decision making units. Mereka mengemukakan formula berikut, untuk menentukan efisiensi, h0, dari decision making unit, (Charnes, Cooper, dan Rhodes, 978: 430): s r= = m subject _ to u r v x i s y r0 i0 r rj r = m u v x i y ij j =,..., n, u, 0; r =,..., s; i =,..., m. r v i Disini y rj dan x ij (semua positif) adalah output-output dan input-input DMU j dan u r, v i 0; adalah variabel bobot yang akan ditentukan oleh solusi masalah ini. Chen (2008: 257) menjelaskan lebih lanjut bahwa vi merupakan bobot yang

3 diberikan kepada input I, ur merepresentasikan bobot yang diberikan untuk output r, s adalah jumlah output, m adalah jumlah input, n adalah jumlah DMUs, dan h0 adalah nilai efisiensi dari DMU0. Chen (2008: 257) mengemukakan bahwa model CCR dikembangkan berdasarkan pada asumsi dari return to scale yang konstan. Banker, Charnes dan Cooper kemudian menyempurnakan model CCR dengan menambahkan variabel u0 yang terpisah dan memungkinkan penentuan efisiensi dari setiap DMU, baik kegiatan operasi sedang mengalami peningkatan, konstan atau penurunan return to scale. Banker, Charnes, dan Cooper dalam Chen (2008: 258) mengemukakan formula berikut, yang dikenal dengan model BCC: max h0 s u r r = = m y r0 v x i u i0 0 subject _ to s u r rj 0 r = m y v x i u ij j =,..., n, u, 0; r =,..., s; i =,..., m. r v i Pada model DEA CCR atau sering dikenal dengan nama constant return to scale, perbandingan input dan output bersifat konstan, penambahan nilai input dan output sebanding. Pada model DEA BCC yang juga dikenal dengan nama variable return to scale, peningkatan input dan output tidak berproporsi sama. Peningkatan proporsi bisa bersifat increasing return to scale (IRS) atau bisa juga bersifat decreasing return to scale (DRS) (Hadinata dan Manurung, 2008).

4 Perbandingan CCR/CRS dan BCC/VRS 2.2. Penelitian Terdahulu Dalam penelitiannya, Chen (2008) menerapkan dua model DEA untuk mengevaluasi efisiensi dari perusahaan-perusahaan dan membentuk portofolio dengan memilih saham-saham dengan efisiensi tinggi. Sebagai tambahan, Chen juga melakukan studi menggunakan size effect sebagai model untuk seleksi saham. Return dari ketiga portofolio yang terbentuk kemudian dibandingkan dengan rata-rata sektoral. Hasilnya menunjukkan bahwa portofolio yang dibangun dengan model DEA mencapai return yang superior terhadap rata-rata sektoral. Sedangkan portofolio yang dibangun berdasarkan size effect gagal mencapai return yang superior terhadap rata-rata sektoral. Dia (2009) mencoba merumuskan metodologi empat langkah yang berdasarkan data envelopment analysis untuk menyeleksi portofolio dari decision making units (DMU) yang dapat berupa saham, ataupun aset finansial lainnya. metodologinya kemudian diaplikasikan dengan seleksi portofolio saham, yang hasilnya dibandingkan dengan hasil dari metode yang dikemukakan Abdelziz, Aouni dan El Fayedh. Hasilnya metodologi empat langkah Dia (2009) mampu menghasilkan hasil yang sama dengan model yang dikemukakan Abdelziz dan El Fayedh dengan pengerjaan yang lebih mudah diaplikasikan dan dimengerti oleh para praktisi dan pengambil keputusan. Penelitian yang dilakukan oleh Hwang, Chuang dan Chen (200) memformulasikan model klasifikasi saham untuk membantu investor dalam membuat keputusan investasinya yang berhubungan dengan seleksi saham dengan

5 pendekatan dua dimensi, yaitu perubahan kinerja dan evaluasi harga saham. Perubahan kinerja dihitung dengan malmquist productivity index berdasarkan DEA. Sedangkan evaluasi harga saham dihitung menggunakan range adjusted measure (DEA-RAM). Hasilnya model klasifikasi saham yang diajukan mampu memprediksi return saham, memungkinkan investor institusional dan individual untuk mengurangi risiko-risiko yang berhubungan dengan investasi modal. 2.3. Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah suatu pernyataan sementara atau dugaan jawaban yang paling memungkinkan walaupun masih harus dibuktikan dengan penelitian. Hipotesis bermanfaat membantu peneliti agar proses penelitiannya lebih terarah. Berdasarkan teori dan penelitian sebelumnya di atas maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut: H : Return portofolio saham yang diseleksi dengan model Data Envelopment Analysis (DEA) superior terhadap return indeks sektoral.