ISNA MARATU RODIYAH TITIK (:) Penerbit Humanisna

dokumen-dokumen yang mirip
Karena Kita Adalah Hujan

Lucu memang.. Aku masih bisa tersenyum manis, melihatmu disana tertawa lepas bersamanya.

Berlari. Nurlaeli Umar

Mata ini sulit terpejam dan pendar-pendar rasa sakit di hati tidak dapat hilang menusuk dan menancap keras.

Budi Mulyanto. Hati Bicara

DIPA TRI WISTAPA MEMBILAS PILU. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

HW Prakoso. Yang Terabaikan. ~ Kumpulan Naskah Gatot!! ~ Publishing

Mencintai, adalah satu kata bermakna kompleks yang dapat mengubah seluruh hidup manusia. Mencintai adalah aku dan kamu. Dia dan orang lain.

DIAN TRIA YUNITA TULISAN HATI. Penerbit Nulisbuku

1 Curahan Hati Sebatang Pohon Jati

A. Rita. Penerbit. Karya Cinta

CHAPTER 1. There s nothing left to say but good bye Air Supply

Penantian Terakhir. Susi Retno Juwita. Penerbit Nulisbuku.com

Satu Hari Bersama Ayah

Oleh: Yasser A. Amiruddin

Yang Mencinta dalam Diam

Tuhan dalam Cerita. Pada paru-paru yang terhujam dangkal ke sukma. Dikala nafas mulai menepi pada gulita tanpa suara

RINDU. Puguh Prasetyo ~ 1

ZEITMASCHINE. Kumpulan Prosa MAS OKIS

hidup yang sebenarnya tidak hidup. Namun, selalu terlihat sangat nyata. Kadang aku bertanya, apa mungkin yang ku lihat di langit itu adalah apa yang

Someone! Susi Retno Juwita. Penerbit Nulisbuku.com

IQBAL AR. Nyanyian. Sebuah Kumpulan Puisi. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com NYANYIAN. Oleh: IQBAL AR. Copyright 2018 by IQBAL AR

Ini tepat tengah malam, Tepat saat aku merasa sendiri, Hanya aku dan hening, Tenggelam bersama aksara-aksara yang kutulisakan,

Perempuan dan Seekor Penyu dalam Senja

Dimana hati? Ia mati ketika itu juga..

Ditulis oleh Ida Ar-Rayani Selasa, 30 Juni :03 - Terakhir Diperbaharui Selasa, 18 Agustus :13

Sore yang indah bergerak memasuki malam. Langit yang bertabur warna keemasan mulai menghitam dengan taburan bintang-bintang. Aku masih duduk di kursi

Sebuah kata teman dan sahabat. Kata yang terasa sulit untuk memasuki kehidupanku. Kata yang mungkin suatu saat bisa saja meninggalkan bekas yang

2 Andika Pratama. Sanksi Pelanggaran Pasal 72. Undang-Undang Nomor 19 Tahun Tentang Hak Cipta

Alifia atau Alisa (2)

Ataupun rumah baginya adalah seseorang memeluk tubuh perindu dengan erat.

Tak Ada Malaikat di Jakarta

Pasang Surut Ombak Segare Sopianus Sauri XII IPA

Kisah Tentangmu. Sebuah kumpulan kisah-kisah tentangmu.. Zhie & Dilla

Kehidupan itu terlalu penuh dengan kebahagian bagi orang yang menyadarinya Tommy membaca kalimat terakhir dari sebuah novel yang diterbitkan melalui

Om Dompet. Pijak-pijak Sastra

Kodokhitamputih Dkk. #Cintaitu. Penerbit Kodok Hitam Putih. Nulisbuku.com. Bekerjasama dengan

Marwan. Ditulis oleh Peter Purwanegara Rabu, 01 Juni :25

Sepasang Sayap Malaikat

MEMBINGKAI WAKTU. Tarie Kertodikromo

Last Child Feat Giselle Seluruh Nafas Ini

TEMAN KESUNYIAN BUKU PUISI BAGUS EKO SAPUTRO

KUMPULAN PUISI KAHLIL GIBRAN

Bagaimana mungkin bisa Sekarang aku harus terbiasa dengan ketidakhadiranmu di sisiku? Alasan, perlukah alasan?

LUCKY_PP UNTUKMU. Yang Bukan Siapa-Siapa. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

CINTA TANPA DEFINISI 1 Agustus 2010

Aku menoleh. Disana berdiri seorang pemuda berbadan tinggi yang sedang menenteng kantong belanjaan di tangan kirinya. Wajahnya cukup tampan.

Terkadang ia adalah aku. Terkadang juga kamu. Ya, kamu, Jend!

Mulai Halaman 20. Oleh: Azizah Nur Fitriana dan Jaenal Jalalludin

Kegemaran 15. Bab 2. Kegemaran

Pada Suatu Masa. (abad VIII)

Dulu di lapangan hitam, kalo kakak PSB teriak, Kekuataaannn kita akan jawab,

JAKARTA Jakarta. Aku menemukan sebuah nama; kamu.

Teruntuk. Seluruh keluarga, kawan, serta mereka yang bersikap baik dan romantis kepadaku.

Lampiran 1 Lirik lagu

benaya DAN DARA hal dep.indd 1 10/03/ :00:39

Musim Semi Merah. Dyaz Afryanto

Tangis bersemayam dalam hujan. Tak terdengar rintik relung jiwa yang tengah merundung. # Oh Tuhan kenapa hujan ini tak kunjung berhenti?

NADIA AKU. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

Bagian 1 : Tak Kan Kubiarkan Kau Merebutnya Dariku!

Anam Rufisa. Catatan Anak Kelinci. Penerbit. Ana Monica Rufisa

JISA AFTA KITAB SEMILIR

Di bawah daun yang menggugur dan resah embun menembus kulitku di remang bulan malu-malu aku memikirkanmu

TEGAR PURNAMA SELURUHMU. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

Rima Perjalanan Cinta

Alin Ifa. Hadiah Terbaik. Penerbit. AFTSA Publisher

BATANG BERMANFAAT. Farhan Abdul Aziz M. Kau berjalan diatas kertas Kau menari-nari diatas kertas Kau berjasa bagi kita Kau adalah pahlawanku

Sample Upload. Perjalanan 60 hari

Jingga Senja kazuka s publisher

Fiction. John! Waktunya untuk bangun!

KiloMeter C L A R E S T A V A N I A

"Tapi mimpi itu inspirasi. Aku ragu untuk melangkah tanpa aku tau mimpiku."

Prolog. Entah kenapa puisi yang kugubah. Padahal aku bukannya mahir berkata-kata. Kurasa, ini karenamu juga:

KAU YANG HIDUP DALAM KATA-KATA

Oleh: Windra Yuniarsih

Stupid Love. June 21 st, 2013

Karya Kreatif Tanah Air Beta. Karya ini diciptakan untuk menuturkan isi hati Mama Tatiana di dalam buku hariannya. Karya

Untuk ayah.. Kisah Sedih.

Februari Kritik Sosial

Yarica Eryana. Destiny. Penerbit HKS

Aku termasuk yang mencintai senja. Mungkin kamu juga. Karena senja, kita bertemu. Sempat berpelukan, sebelum akhirnya kembali kesepian.

Ahli Ibadah dengan Pelacur yang Cantik Jelita Sebuku Roti Penebus Dosa

Rintik, rintik, Tiap tetesnya menyimpan kisah yang harus segera diceritakan. Sebelum semuanya kembali memuai ke awan.

Senja di pelupuk matanya mengantarkan warna kelabu dalam sanubariku. Aku sangat mengenalnya, tapi kali ini aku masih saja menikmati

Hari masih pagi di saat pertama kalinya Reandra mulai masuk sekolah setelah dua minggu lamanya libur kenaikan kelas. Hari ini adalah hari yang

MUARA HATI. Sedikit rasa curiga yang sempat terlihat dari matanya, kini hilang tak bersisa. Terlebih saat

KISAH KISAH YANG HAMPIR TERLUPAKAN

PERANG BERUJUNG MAKAN BUAH SIMALAKAMA

Cinta itu datang tanpa pernah dapat ditebak. Dia seperti angin yang masuk kedalam pintu hati tanpa pernah menyapa pemiliknya.

BAB 1. *** Seoul International High School

Kegiatan yang Menyenangkan

BigPut. FINDING the LOST PRECIOUS MEMORIES

KISSING THE MAID OF HONOR

huh, akhirnya hanya mimpi, ucapnya sambil mengusap dada.

Pergi Tak Kembali. Oleh: Firmansyah

MUNGKIN KU SALAH MENGARTIKAN

hijau tuanya, jam tangannya dan topinya. Ia sempat melihat Widya masih sedang membuat sarapan di dapur dekat kamar mandi. Dan pada saat kembali ke

Kata Mereka tentang KUMCER Pasir

Satu Nafas, Satu Cerita

Minho JiYeon Reminiscence

Transkripsi:

ISNA MARATU RODIYAH TITIK (:) Penerbit Humanisna

TITIK (:) Oleh: Isna Maratu Rodiyah Copyright 2013 by Isna Maratu Rodiyah Penerbit (Humanisna) humanisna.tumblr.com isna.maratu@yahoo.co.id Desain Sampul: (Ira Carlina Pratiwi) Diterbitkan melalui: www.nulisbuku.com 2

Ucapan Terimakasih: Terima kasih saya ucapkan kepada Allah swt. atas rahmat-nya sehingga ide terus mengalir di kepala ini. Terima kasih kepada Nabi Muhammad saw atas risalahnya bagi seluruh alam. Terima kasih kepada Ayah, Ibu, keluarga, dan para sahabat saya yang mendukung saya selama ini. Buku ini untukmu. Untukmu yang tengah mempertanyakan apa makna dari hanya sekadar menjadi titik. Untukmu yang tengah berseru dari kejauhan karena masih menerka-nerka apa makna dari sebuah titik. Dan untukmu yang telah memahami, bahwa menjadi titik adalah sebuah jati diri. Semoga bermanfaat. 3

Aku tak mau hanya sekadar menjadi pembaca dan pendongeng. Aku akan menuliskan dongengku sendiri. (Isna, 2013) 4

DAFTAR ISI A. TITIK (:) 1. Titik (.) 2. Koma (,) 3. Tanya (?) 4. Seru (!) 5. Titik (:) B. SAJAK-SAJAK HATI 1. Cukup 2. Kapal dan Mercusuar 3. Lagila Gicinta 4. Selembar Hati 5. Belajar Menjadi Pelupa 6. Langkah Pertama 7. Penjahit 8. Angin 5

9. Bulan Baru 10. Tentu Ibu 11. Ala Kakak 12. Kepada Adik 13. Kepada Perempuan 14. Kepada Cinta 15. Gerimis 16. Pintu dan Jendela 17. Semburat Mentari 18. Tentang Jarak 19. Kepada Waktu 20. Tentang Jodoh 21. Kepada Hujan 22. Cinta dalam Sepotong Roti 23. Dua Lajur 24. Irama Hujan 25. Menara Kita 26. Palung 6

A. TITIK (:) Kita ini hanyalah sebuah titik. Pilihannya hanya ada dua. Mau menjadi titik semata, atau melengkapi penanda lainnya. (Isna, 2013) 7

1. Titik (.) Pernahkah kamu mengarungi hidup, lalu tandatanda pemarkah itu datang menghampirimu? Ada koma yang membuatmu berjeda, ada tanya yang membuat hatimu bertanya, ada seru yang membuatmu harus berseru, atau mungkin ada titik? Sebuah titik yang hanya menjadi sekadar tempat pemarkah terakhir yang paling akhir. Sebuah titik sebagai penanda, bahwa sebuah kalimat bernama perjalanan hati telah menemukan ujungnya, walaupun harus bergumul dahulu dengan koma, dan menyatu dengan seru dan tanya. Sebuah pertanyaan telah menemukan jawabannya. 8

Namaku Titik. Lengkapku adalah Titik Den Malah. Orang tuaku yang memberiku nama itu. Kata mereka, namaku berasal dari bahasa Jawa Kuna. Titik artinya adalah penanda, den artinya adalah sebab atau saling berkorelasi, dan malah artinya adalah titik juga. Aku tak mengerti mengapa orang tuaku membubuhkan dua titik di namaku, namun di akhir kalimat pencarianku, aku mengerti mengapa mereka memberiku nama itu. Sebuah nama yang bahkan dari kecil aku tak tahu, namun menjadi tahu ketika ada beberapa siluet kokoh yang mencoba menjadi titikku yang lain. Ya, namaku memiliki dua titik. Dua titik yang saling berhubungan, dua titik yang saling berkorelasi, dan dua titik yang saling menjadi sebab akan titik lain. Namaku punya dua titik. Satu untukku, dan satu untuk seseorang yang akan menjadi akhir kalimat pencarianku ini. Namaku Titik. Orang-orang memanggilku Titik. Kata mereka aku lumayan cantik. Namun mereka tak tahu, bahwa hati ini harus terlebih dahulu merintik, 9

demi mencari pasangan titik yang lain. Ya, sebuah titik di dalam realita kehidupan yang berisik. Oleh karena itu, aku lebih suka menulis di tengah rerintikan itu. Berharap kehidupan akan lebih baik. Dan memang, semua terlihat lebih terang ketika kutuliskan. Namaku Titik. Orang tuaku lah yang menamaiku titik. Aku suka menulis, apalagi ketika tengah merintik. *** 10

2. Koma (,) Mengapa cinta di bumi ini bertebaran dimanamana? Mereka terlampau banyak, membuatku mudah terhenyak. Sesak. Bahkan untuk remaja usia tujuh belasan sepertiku, rasa-rasanya cinta hanya ibarat bola saja. Yang dengan mudahnya menjadi mainan kucingkucing jalanan itu, bahkan dengan menutup mata. Aku butuh kamu, koma. Yang akan membuatku sejenak berjeda dalam gesekan biola tak menghasilkan nada. Aku menginginkanmu, koma. Yang akan membuatku sedikit menghela dalam deru nafas kepala. Apakah aku ini lugu? Aku pikir, aku sudah cukup bisa menahan perihnya duri gelugu. Aku rasa, aku sudah cukup lihai dalam menebas ragu. 11

Dan kau pun hadir, Koma. Mengubah gundah ini menjadi sesuatu yang terlihat indah. Mempesona. Dan tiap hari bertemu bahkan tak mampu mengobati candu. Dengan Koma, aku bermesra ria dalam balutan usia. Dengan Koma, aku menggenggam jemari erat dalam balutan mentari hangat. Dengan Koma, aku memeluk lekuk bibirmu lama. Dengan Koma, aku mengulum duka-duka. Dan dengan Koma, aku merasa tak berjeda. Kita memang melaju. Melaju bersama lajur-lajur yang kita bangun bersama jalur-jalur kita sendiri. Kita memang melaju. Dan kita pun terus melaju. Tak peduli seberapa remuk lekuk dalam liuk ceruk mangkuk. Tak peduli seberapa darah mengalir semilir hilir. Juga tak peduli bahwa kamu adalah koma. Yang bahkan di dalam bahasa Indonesia menjadi penjeda. Namun, di realita kita ternyata lalai akan jeda. Akhirnya, kita terjerembab dalam samudera kehampaan. Menghambar bersama rasa yang di atas lajur-lajur di jalur-jalur telah banyak kita umbar. Adakah yang lebih pelik dari ini? Lebih pelik dari seseorang 12

yang sejatinya sebuah titik, namun ditakdirkan untuk bertemu dahulu dengan sebuah koma. Lebih pelik dari sesuatu yang kusebut titik koma? Yang di dalam bahasa kita mengandung arti penanda yang takkan pernah usai? Entahlah. Kau ya Koma. Yang tak pernah berjeda, meski sejatinya sebuah koma adalah penjeda. Kau-tak-memberi-jeda-pada-kalimat-hidupku. *** Rintik Pertama Cinta butuh jeda Agar kita kembali senada Agar sakit tak berpenyebab itu hilang dari dada Agar hatimu tak lagi pedas seperti lada Cinta kita butuh jeda *** Hujan tak terasa sudah menurunkan airnya sedari tadi, namun kamu masih saja menutup diri. 13

Mau kamu apa sekarang? Tanyaku. Sekali, dua kali, tiga kali, kau tetap saja membisu. Padahal biasanya kau lah yang lebih banyak bercerita, dan bahkan sesekali mengalahkan rintik hujan kita. Dan di seratus delapan puluh detik berikutnya, akhirnya aku dapat bernafas lega karena mulutmu bergerak, pertanda bahwa akan ada kata yang keluar dari sana. Aku nggak suka kamu sibuk. Semakin hari, kamu semakin ditelan bumi. Baru ketika aku memaksa, kamu baru mengabarkan rasa. Aku bener-bener nggak suka dikayakginiin!. Jawabmu mencoba memberi kesan tegar dan tegas. Namun aku tahu, semua itu tak dapat menutupi hujan dan parau suaramu yang mulai pias dengan waktu. Jangan cengeng. Bukankah kita berdua tak pernah menangis? Bahkan ketika kita sebulan yang lalu harus berhadapan dengan preman Pasar Kamis? Aku mencoba membesarkan hatinya. Mengapa tak boleh menangis? Apa kau tak pernah diajarkan apa guna Tuhan memberimu air mata?! Sentakmu galak. 14

Karena... Aku bingung harus menjawab apa. Karena apa, hah! Sahutmu meradang. Karena tangisanmu takkan mengubah kesibukanku. Kau tahu, aku tahu, kita pun tahu. Dunia kerja tak seperti dunia kuliah apalagi sekolah kita dulu. Aku juga tak menginginkan ini, tapi kumohon percayalah, beri aku waktu, beri kita jeda, nanti aku akan kembali. Jawabku mencoba menenangkannya. Kau tahu? Rasanya, aku ingin mengukir namamu di atas batu. Lalu batu itu kulemparkan kepadamu. Agar kau tahu, bagaimana sakitnya hatiku kala merindukanmu. Jawabmu setengah terisak. Aku tak menjawab atau bertanya kepadanya. Aku hanya mendekat dan memeluk raganya. Kau berontak. Berontak sebagai tanda bahwa kau tidak terima akan rasa sakit hati akan hubungan kita yang kuakui memang telah retak. Aku tetap memelukmu erat. Biar, biar saja kita mengalir seperti ini. Biar kau merasakan dekap hangat tubuh kita yang telah lama tak 15

bersua. Biar kau mengerti aliran nadi yang telah lama mati suri. Biar kau paham akan alasan-alasan yang tak butuh ku jelaskan. Bersamaan dengan redanya hujan sore itu, rontakmu telah rontok. Kau merekatkan peluk, aku merekatkan mata. Kau membuka telinga aku membuka cengkrama. Cengkrama bahwa kita akan baik-baik saja. Lalu setelah aku rasa kita kembali mengerti, aku melepasmu. Dan ku harap, kau juga akan mengikhlaskanku. Aku pergi. Titik Den Malah untuk Koma *** 16