BAB 1 PENDAHULUAN. terbaik yang dapat membantu para manajer dalam mengelola organisasi perusahaan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kerja yang aman dan nyaman serta karyawan yang sehat dapat mendorong

BAB I PENDAHULUAN. berperan sebagai pengolah bahan mentah kelapa sawit untuk menghasilkan minyak

1 PENDAHULUAN. Sumber : Direktorat Jendral Perkebunan (2014) Gambar 2 Perkembangan Produksi CPO Indonesia

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. efesien dan tangguh serta dapat menunjang sektor industri. Kemudian sektor

BAB 1 PENDAHULUAN. Manajemen rantai pasok, sebagai subyek penelitian, masih dalam masa

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan oleh perusahaan. Bahan baku suatu perusahaan industri dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kondisi full capacity serta dapat menghasilkan kualitas produk seratus persen.

TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Industri. Oleh: LIBER SIBARANI NIM:

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengolahan tandan buah segar (TBS) di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dimaksudkan untuk

SISTEM INFORMASI BIAYA POKOK UNTUK MEMPRODUKSI CPO DI PKS TANAH PUTIH. Oleh AHMAD FAUZI LUBIS

BAB I PENDAHULUAN. proses kemajuan dan kemunduran suatu perusahaan, artinya meningkatkan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. minyak goreng, margarine, shortening, food emulsifier, coffee whitener, filled

Tugas dan Tanggung Jawab Tiap-Tiap Jabatan pada Struktur. Organisasi. Menurut data bagian kantor Pabrik Minyak Kelapa Sawit PT.

BAB I PENDAHULUAN. Seumantoh adalah perusahaan yang bergerak dalam pengolahan Tandan Buah

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT Perkebunan Nusantara III disingkat PTPN III (Persero), merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. mempertimbangkan manfaat namun juga dampak risiko yang ditimbulkan.

Lampiran 1. Instrumen (Kuisioner) Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan atau organisasi untuk dapat meningkatkan kinerja karyawan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin ketat akan berdampak pada ketatnya

Pemilik. Komisaris. Direktur. Internal Audit. Office. Gudang. Timbangan. Personalia. Umum. Keamanan

LAMPIRA N. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. dicapai. Ketiga tujuan tersebut antara lain: laba perusahaan yang maksimal,

DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul... i Halaman Pengajuan... ii Halaman Pengesahan... iii Kata Pengantar... iv Daftar Isi... vi Daftar Tabel...

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. PT Perkebunan Nusantara III merupakan salah satu dari 14 Badan

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI

BAB I PENDAHULUAN. berkembang pesat di Indonesia. Sejak tahun 2006 Indonesia telah menjadi

Manajemen Pengolahan Kelapa Sawit di PTPN. Oleh : Rediman Silalahi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Pabrik Kelapa Sawit Lubuk Besar PT. Tidar

Optimalisasi Pengadaan Tandan Buah Segar (TBS) Sebagai Bahan Baku Produksi Crude Palm Oil dan Palm Kernel PT. Ukindo-Palm Oil Mill

PENGUKURAN DAN ANALISA PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) DI PTPN IV UNIT USAHA SAWIT LANGKAT

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. kelapa sawit berkapasitas 45 ton/jam. Lokasi terletak di desa Sukadamai Kec

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat- syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik. Oleh Ario Noviansyah NIM.

BAB I PENDAHULUAN. Pengendalian kualitas merupakan taktik strategi perusahaan dalam persaingan

BAB I PENDAHULUAN. dicapai.untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan modal salah satunya adalah

BAB II PROFIL PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) KEBUN SAWIT LANGKAT

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin pesat, memacu industri-industri

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. PT Dinamika Cipta Sentosa berdiri sejak Tahun 1993, bidang usaha yang dijalani oleh

PERANCANGAN TATA LETAK PABRIK KELAPA SAWIT SEI BARUHUR PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI

BAB I PENDAHULUAN. dicapai oleh perusahaan adalah pencapaian laba optimum. Pencapaian laba dirasa

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. Potensi bahaya dan risiko kecelakaan kerja antara lain disebabkan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. 3. Mutu produksi, misalnya: Asam Lemak Bebas (ALB) minyak sawit. maksimum 3,5 %, kadar air inti sawit maksimum 7% dan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris mempunyai beberapa keunggulan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. adalah Undang-Undang Keselamatan Kerja (UUKK) No. 1 tahun Undangundang

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. dalam bidang industri pengolahan minyak goreng. Perusahaan Permata Hijau

Oleh: Ridzky Nanda Seminar Tugas Akhir

TUGAS AKHIR WINDA WAHYUNI SILITONGA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dimana sektor pertanian merupakan

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS EFEKTIVITAS PERALATAN PRODUKSI PADA PT. BAHARI DWIKENCANA LESTARI KABUPATEN ACEH TAMIANG

IV. METODE PENELITIAN

RINGKASAN EKSEKUTIF PALTI SILITONGA,

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. PT. Salim Ivomas Pratama Tbk Kabupaten Rokan Hilir didirikan pada

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR :... TAHUN... TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI MINYAK SAWIT MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. PERKEBUANAN NUSANTARA VII (Persero) UNIT BEKRI KAB. LAMPUNG TENGAH PROV. LAMPUNG. Oleh :

I. PENDAHULUAN. berkualitas. Nilai dari sumber daya manusia akan tampak jelas ketika perusahaan. asset jika sumber daya manusianya berkualitas.

BAB III PEMBAHASAN. telah mengembangkan konsep biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. meminimisasi terhambatnya proses produksi jika terjadi kerusakan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Mesin dan peralatan di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) memiliki variasi yang

DAFTAR ISI. Halaman LEMBAR PENGESAHAN... i KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN. dapat bertahan dalam persaingan maka perlu diterapkan kebijakan-kebijakan dalam

BAB I LATAR BELAKANG

2013, No.217 8

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki rencana pengembangan. bisnis perusahaan untuk jangka waktu yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Otomasi adalah penggunaan berbagai sistem kontrol untuk peralatan operasi seperti

PENENTUAN UMUR EKONOMIS BOILER DENGAN METODE BIAYA TAHUNAN RATA RATA DI PTPN III PKS KEBUN RAMBUTAN TEBING TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

I. U M U M. TATA CARA PANEN.

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pemerintah sedang menggalakkan produksi non-migas,

KAJIAN JUMLAH TANDAN BUAH SEGAR DAN GRADING DI PT. SAWIT SUKSES SEJAHTERA KECAMATAN MUARA ANCALONG KABUPATEN KUTAI TIMUR PROPINSI KALIMANTAN TIMUR

I. PENDAHULUAN. manusia dalam memecahkan masalah-masalah yang rumit sehingga didapatkan

TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik. Oleh KRISMES SIMANJUNTAK

BAB I PENDAHULUAN. salah satu penghasil minyak. Kebutuhan akan minyak nabati didalam negeri

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kreativitas, dan usaha mereka kepada organisasi. Oleh karena itu, manusia

BAB2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Tahun

ANALISIS PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE MARVIN E. MUNDEL DI PTPN IV PKS PABATU, TEBING TINGGI

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Tata letak pabrik merupakan landasan utama dalam pengaturan tata letak

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain

TUGAS AKHIR MESTIKA Y. D. OPPUSUNGGU

BAB I PENDAHULUAN. untuk pengembangan perusahaan. Perusahaan harus mampu membangun dan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan knowledge based economy (ekonomi berbasis pengetahuan) dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 27/PJ/2017

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Total Quality Management (TQM) merupakan filosofi dan praktik manajemen terbaik yang dapat membantu para manajer dalam mengelola organisasi perusahaan agar efektivitas operasi dan kinerja perusahaan lebih meningkat. Karena itu, tingkat kesadaran terhadap Total Quality Management (TQM) telah meningkat dan tumbuh menjadi bidang penelitian yang well-established. Meningkatnya kompetisi global yang didukung oleh regulasi yang pro bisnis, telah memotivasi setiap organisasi perusahaan untuk mengadopsi Total Quality Management (TQM) sebagai strategi dalam memenuhi persyaratan pelanggan. TQM telah dipandang sebagai filosofi manajemen dalam mencapai keunggulan perusahaan dalam semua aspek bisnis melalui perbaikan secara terus menerus pada organisasi secara luas. Karena itu, TQM diyakini memberikan kontribusi terhadap daya saing dan kinerja organisasi (Chase et al., 2005). Beberapa hasil penelitian menunjukan, banyak perusahaan mengalami masalah dalam pengembangan TQM dan masalah yang teridentifikasi bahwa perubahan budaya organisasi menjadi penghalang utama penerapan TQM, antara lain lemahnya hubungan kerja sama pada tingkat fungsional (Plowman, 1990). Untuk itu dapat diduga penerapan TQM akan mengalami masalah apabila tidak di dukung komitmen dari pimpinan serta dapat dilaksanakan seluruh anggota untuk perubahan dan perbaikan secara berkelanjutan.

PT.Perkebunan Nusantara III telah memperoleh sertifikat Indonesian Industries Standard Certificate (IIS), International Quality Certificate ISO 9001:2000 dan 14001:1996, serta pabrik pengolahan sawit khususnya PKS Rambutan PTPN III telah tersertifikasi dan menghasilkan produksi CPO tingkat tracebility serta melaksanakan implementasi Total Quality Management (TQM). Total Quality Management (TQM) merupakan filosofi dan praktik manajemen terbaik (best management practices) yang dapat membantu pengelolaan organisasi agar lebih efektif dalam upaya peningkatan mutu dan kinerja perusahaan. Karena itu, TQM juga dianggap sebagai salah satu kunci sukses dalam upaya memasuki pasar global bagi perusahaan bisnis di era global. ISO 9000 merupakan suatu kumpulan standar manajemen mutu dan standar proses, bukan standar produk. ISO 9000 merupakan fondasi dari TQM, atau sebuah kerangka kerja dimana TQM bisa dikembangkan. Karena itu, manfaat yang bisa didapatkan setiap perusahaan dengan mengadopsi ISO 9000 adalah sebagai mekanisme kontrol untuk membantu kesuksesan transisi dari ISO 9000 ke praktik TQM yang lebih baik. Keduanya dapat diadopsi secara parsial maupun secara simultan, karena baik TQM maupun ISO 9000 dapat berjalan sendiri-sendiri atau dapat juga saling melengkapi dalam mendorong usaha pencapaian kinerja bisnis yang lebih baik. PKS Rambutan mengolah bahan baku tandan buah segar (TBS) kelapa sawit dari kebun seinduk (PTPN III) untuk menghasilkan crude palm oil (CPO) dan inti sawit (Kernel). Pencapaian kinerja perusahaan selama 4 (empat) tahun terakhir mulai tahun 2010 sampai dengan 2013 pada perolehan produksi minyak sawit (CPO) dengan tren

penurunan dan perolehan produksi inti sawit (Kernal) dengan tren penurunan, seperti ditunjukkan pada Gambar 1.1. (Sumber: Data PKS.Rambutan) Gambar 1.1. Data Produksi CPO dan Kernel PKS Rambutan Pada Gambar 1.1 memperlihatkan perolehan produksi hasil pengolahan pabrik kelapa sawit (PKS) Rambutan dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 mengalami penurunan antara lain: produksi minyak sawit (CPO) sebesar 5.189.640 Kg atau 9,93% sedangkan produksi Inti sawit (Kernel) selisih lebih sebesar 143.812 Kg atau 1,45%, hal tersebut tidak menggambarkan perbaikan berkelanjutan (contiunius improvement) yang seharusnya untuk perusahaan yang telah implementasi Total Quality Management (TQM) perolehan produksi minyak (CPO) dan inti sawit (Kernel) menunjukan peningkatan secara garis lurus.

Perolehan produksi minyak sawit dan inti sawit harus diimbangi dengan mutu hasil proses pengolahan, dimana rata-rata mutu minyak sawit (CPO) sampai dengan bulan oktober 2014, seperti ditunjukkan pada Gambar 1.2. (Sumber: Data PKS.Rambutan) Gambar 1.2. Data Mutu Produksi Minyak Sawit (CPO) Pada Gambar 1.2 menunjukkan mutu produksi minyak sawit (CPO) masih berfruktuatif yaitu asam lemak bebas (ALB) 2,51% hingga 3,62% (Norma 3,5%) sedangkan kandungan air 0,10% hingga 0,20% (Norma 0,15%) sedangkan mutu produksi inti sawit (kernel), seperti ditunjukkan pada Gambar 1.3.

(Sumber: Data PKS.Rambutan) Gambar 1.3. Data Mutu Produksi Inti Sawit (Kernel) Pada Gambar 1.3 menunjukkan mutu produksi inti sawit (kernel) yaitu kandungan kotoran 5,52% hingga 6,79% (Norma 6%) sedangkan kandungan air 5,36% hingga 8,40% (Norma 7%) sehingga memerlukan komitmen bersama antara pimpinan dan karyawan dalam mengawasi dan melaksanakan sistem operasional prosedur (SOP) sesuai ketentuan sehingga tidak menimbulkan peningkatan biaya pada proses ulang atau proses blending dengan mutu minyak sawit yang lebih baik untuk menghindari klaim mutu dari pihak pemasok atau eksternal. Pelaksanakan perbaikan/pemeliharaan peralatan permesinan di pabrik kelapa sawit (PKS) Rambutan mengacu pada prosedur kerja (PK) dan instruksi kerja (IK) PTPN3. Untuk pekerjaan corrective maintenance mengacu pada PK 3.02.02 tentang

Pelaksanaan Pekerjaan Bidang Teknik, dimana setiap pelaksanaan breakdown maintenance harus mengacu pada Work Order yang diminta oleh pengguna alat. Untuk pekerjaan preventive mengacu pada IK 3.02-01/03 tentang pemeliharaan/perawatan mesin & Instalasi PKS. Sedangkan untuk pekerjaan Predictive Maintenance mengacu pada PK 3.02-03 mengenai Monitoring Utilitas, Instalasi Proses dan Pekerjaan Bidang Teknik. Namun demikian, dalam pelaksanaan pemeliharaan di PKS Rambutan lebih sering dengan cara Breakdown Maintenance yaitu pemeliharaan yang dilakukan setelah terjadi kerusakan. Sistem ini belum dapat memberikan data yang akurat tentang kapan suatu mesin atau komponen akan mengalami kerusakan. Biaya pemeliharaan peralatan dan permesinan pabrik (eksploitasi) dan biaya penggantian permesinan (investasi) yang dikeluarkan perusahaan dalam pelaksanaan perbaikan berkelanjutan mengalami peningkatan secara bersamaan yang seharusnya dengan pelaksanaan preventif maintenance sesuai schedule dan life time peralatan akan meminimalkan terjadinya breakdown maintenance sehingga biaya perbaikan dan pemeliharaan dapat diperhitungkan dalam perencanaan biaya investasi dan eksploitasi. Pada Gambar 1.4 menunjukkan kenaikan biaya investasi tidak mengurangi biaya eksploitasi dalam melaksanakan pemeliharaan peralatan/permesinan pabrik stasiun proses/lantai kerja pabrik pada stasiun clarifikasi dan stasiun pengutipan inti diuraikan pada Tabel 1.1 dan 1.2.

(Sumber : Data PKS Rambutan) Gambar 1.4. Biaya Investasi dan Eksploitasi Pabrik Pada Tabel 1.1. menjelaskan kenaikkan biaya eksploitasi pada tiap lantai kerja atau stasiun proses dipabrik dari tahun 2010-2014 mengalami peningkatan terutama stasiun pressan, stasiun clarifikasi dan stasiun pengutipan inti. Tabel 1.1. Biaya Eksploitasi Peralatan Pabrik No Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 1 Stasiun Penerimaan 202.728.570 221.474.455 184.047.383 156.443.561 199.640.236 TBS 2 Stasiun Rebusan 442.983.166 652.957.136 516.651.509 384.139.767 491.307.466 3 Stasiun Hoisting 435.155.766 364.052.180 347.379.583 189.425.631 257.906.834 Crane 4 Stasiun Pressan 751.532.239 680.090.395 750.728.635 646.531.199 766.432.967 5 Stasiun Clarifikasi 824.497.674 618.982.472 881.578.479 446.254.955 828.662.559 6 Stasiun Empty 54.686.712 44.658.189 70.776.406 55.495.746 55.501.600 Bunch Hopper 7 Stasiun Tangki 19.938.395 22.555.592 58.848.661 38.010.308 31.654.041 Penimbunan Minyak 8 Stasiun 295.474.027 87.609.815 209.714.830 169.803.240 286.237.073 Depericarper 9 Stasiun Pengutipan 646.392.421 738.154.222 434.781.066 331.977.069 515.556.429 Inti 10 Stasiun Fat fit 100.896.013 87.799.282 79.114.165 70.780.875 48.309.846 11 Stasiun Instalasi 68.108.540 104.451.723 80.559.627 76.207.809 59.664.779 Listrik Jumlah 3.842.393.723 3.622.785.461 3.614.220.344 2.565.070.160 3.540.873.830 Sumber: Olah data PKS Rambutan

Pada Tabel 1.2. menjelaskan biaya investasi pada tiap lantai kerja atau stasiun proses dipabrik dari tahun 2010-2014 digunakan untuk pergantian mesin-mesin baru terutama stasiun rebusan, stasiun hoisting crane, stasiun klarifikasi dan stasiun pengutipan inti. Tabel 1.2. Biaya Investasi Peralatan Pabrik No Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 1 Stasiun Penerimaan 34.500.000-112.092.500 68.475.000 - TBS 2 Stasiun Rebusan 599.180.700 2.591.132.410 845.310.700 1.258.703.421 1.033.106.490 3 Stasiun Hoisting Crane 27.812.500 1.316.870.100 21.100.320 1.044.503.550 1.260.743.485 4 Stasiun Pressan 633.434.983-265.900.000 495.630.000-5 Stasiun Clarifikasi 1.118.969.150 1.827.189.550 146.315.000 9.500.000 712.554.494 6 Stasiun Empty Bunch 13.437.500 172.149.350 - - 269.037.930 Hopper 7 Stasiun Tangki 268.600.000 190.300.000 - - - Penimbunan Minyak 8 Stasiun Depericarper 1.241.534.660 266.942.500-99.140.000 12.852.000 9 Stasiun Pengutipan Inti 85.000.000 37.709.640 621.300.270 773.610.270 1.054.227.710 10 Stasiun Fat fit - 1.498.989.683 265.003.500-73.050.000 11 Stasiun Power Plant 2.064.449.984 100.774.300 419.827.800-205.330.750 12 Stasiun Boiler 46.409.000 1.802.477.280 964.312.940-770.241.036 13 Stasiun Instalasi Listrik - 816.175.000 310.965.400-179.154.740 14 Stasiun Instalasi Air - - 152.292.200 815.707.200 652.039.772 Jumlah 6.133.237.477 10.620.709.813 4.124.420.630 4.565.269.441 6.222.338.407 Sumber: Olah data PKS Rambutan Penelitian ini menggunakan komitmen pimpinan sebagai komitmen manajer dan manajemen lini (asisten manajer) dalam pencapaian kinerja perusahan, ketaatan akan peraturan dan prosedur kerja sehingga kualitas dan kuantitas produksi pabrik kelapa sawit (PKS) mengalami perbaikan sistem kualitas dan peningkatan produksi serta seberapa besar penerapan total quality management (TQM) mampu mengukur efektifitas manajemen dalam bidang produksi, maintenace personalia dan lingkungan eksternal/internal secara keseluruhan.

1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang terlihat bahwa pelaksanaan TQM belum berjalan secara optimal sehingga perlu dilakukan penelitian dimana dapat dirumuskan masalah: Seberapa besar komitmen pimpinan (manajer) mengimplementasikan pilar total quality management (TQM) sehingga meningkatkan kinerja PKS Rambutan, PTPN III (persero). Sehubungan dengan masalah diatas maka beberapa pertanyaan yang perlu ditemukan jawabannya ialah: 1. Seberapa besar hubungan antara komitmen pimpinan, implementasi pilar TQM dan kualitas produk terhadap kinerja perusahaan? 2. Seberapa besar hubungan antara komitmen pimpinan terhadap implementasi pilar TQM? 3. Seberapa besar hubungan antara komitmen pimpinan dan implementasi pilar TQM terhadap kualitas produk? 1.3. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara empiris tingkat hubungan apakah memberi pengaruh signifikan antara komitmen pimpinan dan implementasi pilar Total Quality Management terhadap kualitas produk dalam kinerja perusahaan di PKS Rambutan, PTPN III (persero).

1.4. Manfaat Hasil Penelitian Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi perusahaan hasil penelitian ini dapat menjadi masukan/rekomendasi dalam perbaikan berkelanjutan sistem maintenace, pencapaian kualitas dan kuantitas produksi serta konsistensi pada implementasi pilar Total Quality Management di PKS Rambutan PTPN III (persero). 2. Bagi mahasiswa akan berguna untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam pemanfaatan metoda ilmiah pada implementasi pilar Total Quality Management di Pabrik Kelapa Sawit. 3. Bagi Perguruan Tinggi hasil penelitian ini dapat sebagai tambahan literatur yang dapat dimanfaatkan oleh para peneliti di bidang industri sejenis. 1.5. Batasan Penelitian Batasan-batasan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: 1. Penelitian hanya dilakukan pada PKS Rambutan, PTPN III (persero) meliputi pimpinan puncak (Manajer), departemen Administrasi umum, departemen laboratorium, departemen teknik dan departemen produksi melalui pengisian quisioner kepada karyawan dalam menilai komitmen pimpinan (manajer) terhadap implementasi pilar Total Quality Management dalam peningkatan mutu produk dan peningkatan kinerja perusahaan.

2. Penelitian hanya pada tahap penilaian hubungan signifikan antara komitmen pimpinan, implementasi pilar TQM terhadap kualitas produk dan kinerja perusahaan. 1.6. Sistematika Penulisan Laporan Agar lebih mudah untuk dipahami dan ditelusuri, maka penulisan tesis ini disusun ke dalam tujuh bab. Bab 1 (Pendahuluan) menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, batasan masalah, asumsi yang digunakan dan sistematika penulisan laporan. Bab 2 (Landasan Teori) memaparkan tinjauan-tinjauan kepustakaan yang berisi teori-teori dan pemikiran-pemikiran yang digunakan sebagai landasan dalam pembahasan serta pemecahan masalah. Landasan teori yang digunakan adalah bertujuan untuk menguatkan metode dan teknik yang dipakai untuk memecahkan permasalahan dalam penelitian di perusahaan. Bab 3 (Kerangka Konseptual) menjelaskan konsep penelitian yang dilaksanakan. Dilanjutkan dengan penjelasan tentang definisi variabel yang harus dipakai pada saat penelitian dan tahapan-tahapan yang dilakukan pada saat penelitian hingga hipotesa penelitian. Bab 4 (Metodologi Penelitian dan Hipotesis Penelitian) menguraikan tahapan-tahapan yang harus dilakukan pada saat penelitian. Selain itu, pada Bab ini membahas mengenai penjelasan secara ringkas tiap tahapan penelitian dengan disertai diagram alirannya. Bab 5 (Pengumpulan dan Pengolahan Data) mengidentifikasi data penelitian yang diperoleh dari hasil pengamatan dan dokumen perusahaan sebagai bahan untuk melakukan pengolahan data yang akan dilakukan. Hasil pengolahan data tersebut

digunakan sebagai dasar dalam analisis dan pemecahan masalah. Bab 6 (Analisis dan Perbaikan) hasil pengolahan data akan dianalisis hubungan korelasi variabel terhadap hipotesis yang telah dilakukan apakah terdapat hubungan yang signifikan mempengaruhi antara variabel. Bab 7 (Kesimpulan dan Saran) memberikan tanggapan hasil pemecahan masalah dari pengolahan data yang telah dilakukan dan saran perbaikan untuk masa akan datang.