PERAN PUSAT PELATIHAN PERTANIAN PERDESAAN SWADAYA (P4S) DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT TANI. Oleh Lisa Marianah, SP. BALAI PELATIHAN PERTANIAN JAMBI

dokumen-dokumen yang mirip
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.52, 2010 Kementerian Pertanian. Pelatihan. Pertanian Swadaya. Pedoman.

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Permentan/PP.410/1/2010 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN KELEMBAGAAN PELATIHAN PERTANIAN SWADAYA

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELOLAAN INKUBATOR AGRIBISNIS PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT) PELATIHAN PERTANIAN

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 61/Permentan/OT.140/11/2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 07/Permentan/OT.140/1/2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN GENERASI MUDA PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 61/Permentan/OT.140/11/2008 TENTANG

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) Pusat Pendidikan, Standardisasi dan Sertifikasi Profesi Pertanian. Tahun 2013

RENCANA KERJA TAHUNAN

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013

PEDOMAN UMUM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KEHUTANAN BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) Pusat Penyuluhan Pertanian. Tahun 2013

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38/PERMEN-KP/2013 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENYULUHAN PERIKANAN

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN EKONOMI PETANI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

3. Indikator Kinerja Aktivitas (IKA)

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR... TAHUN... TENTANG

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

PENDAHULUAN Latar belakang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lemb

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.454, 2014 KEMENTAN. Penilaian. Pusat Pelatihan. Pertanian. Pedesaan. Berprestasi. Pedoman.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 52 TAHUN 2002 TENTANG

1. Indikator Kinerja Utama (IKU) 2. Indikator Kinerja Kunci (IKK) 3. Indikator Kinerja Aktivitas (IKA) B P P S D M P TA 2016

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.42/Menhut-II/2012 TENTANG PENYULUH KEHUTANAN SWASTA DAN PENYULUH KEHUTANAN SWADAYA MASYARAKAT

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam rangka meningkatkan kontribusi sektor pertanian terhadap

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN B O G O R

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA,

PROFESIONALISME DAN PERAN PENYULUH PERIKANAN DALAM PEMBANGUNAN PELAKU UTAMA PERIKANAN YANG BERDAYA

KATA PENGANTAR. Jakarta, Mei a.n Kepala Badan, Dr. Ir. Edi Abdurachman, MS, MSc

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Manokwari, Juni 2012 Ketua, Dr. Drs. Susanto, M.Si. NIP

2018, No Menteri Pertanian sebagaimana dimaksud dalam huruf a perlu ditinjau kembali; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud da

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA : 120/Permentan/OT.140/11/2013

KATA PENGANTAR. Lembang, Juni 2012 Kepala, Ir. Muchransyah Achmad.M.Si NIP

BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO

PENYULUHAN DAN KEBERADAAN PENYULUH

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49,

2016, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan L

PERATURAN BUPATI KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH

WALIKOTA PADANG PERATURAN DAERAH KOTA PADANG NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG

BAB IV TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07/PERMENTAN/OT.140/2/2015

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

Semakin tinggi tingkat pendidikan petani akan semakin mudah bagi petani tersebut menyerap suatu inovasi atau teknologi, yang mana para anggotanya terd

Oleh: Bito Wikantosa Kasubdit Perencanaan dan Pembangunan Partisipatif

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46/Permentan/OT.140/4/2014 TENTANG

PENGANTAR. Ir. Suprapti

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 22 TAHUN 2007 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI INDRAMAYU,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 106 TAHUN 2017 TENTANG KAWASAN SAINS DAN TEKNOLOGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BINA PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN PERHUTANAN SOSIAL NOMOR: P. 1 /V-SET/2014 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2012

4. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republi

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

BAB I PENDAHULUAN. dan pembangunan nasional sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas hidup

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG I R I G A S I

RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2013

BAB VI PEMBAHASAN. pelaksanaan, dan hasil terhadap dampak keberhasilan FMA agribisnis kakao di

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18/PRT/M/2012 TENTANG

PEDOMAN PENILAIAN PETANI BERPRESTASI BAB I PENDAHULUAN

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya

PEDOMAN PENILAIAN BALAI PENYULUHAN KECAMATAN BERPRESTASI BAB I PENDAHULUAN

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

LAKIP BPPSDMP TAHUN 2011 RINGKASAN EKSEKUTIF

Visi dan Misi Provinsi Sulawesi Selatan Visi Sulawesi Selatan sebagaimana telah dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

PEDOMAN PELAKSANAAN PENINGKATAN KAPASITAS BP3K

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG JASA LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAMBI,

LD NO.14 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL I. UMUM

PENDAHULUAN Latar Belakang

PEMERINTAH KOTA KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap manusia harus memenuhi kebutuhannya, guna kelangsungan hidup.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 1 TAHUN 2009

PEDOMAN TEKNIS PEMBERDAYAAN PEKEBUN TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR BERKELANJUTAN TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2012

2016, No Kehutanan tentang Penyuluh Kehutanan Swasta dan Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 199

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN NOMOR.. TAHUN TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN : 2013 NOMOR : 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

PEDOMAN PELAKSANAAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN PENYULUH PERTANIAN SWADAYA TAHUN 2016

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

Transkripsi:

PERAN PUSAT PELATIHAN PERTANIAN PERDESAAN SWADAYA (P4S) DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT TANI Oleh Lisa Marianah, SP. BALAI PELATIHAN PERTANIAN JAMBI 1. Latar Belakang Menurut data statistik tahun 2012, 6,01 % tingkat pendidikan petani Indonesia tidak tamat SD, 14,14 % tamat SD, 28,07 % lulus SMP, 20,74 % tamat SMA, dan 31,05% lulus perguruan tinggi. Secara ekonomi, sekitar 56 persen petani kita hidup secara subsistem dengan rata-rata luas kepemilikan lahan kurang dari 0,5 hektare dan pendapatan Rp16 juta/hektare/tahun. Mayoritas profesi masyarakat Indonesia adalah petani, sehingga negara kita juga disebut dengan negara agraris. Karena kaya akan sumberdaya alam dan terkenal dengan kesuburan tanahnya. Akan tetapi pertanian kita masih kalah jika dibandingkan dengan negara lain. Hal ini dapat dilihat dari masih banyaknya komoditas yang kita impor dari negara lain. Diantaranya beras, kedelai, dan masih banyak yang lainnya. Ini menunjukkan bahwa hasil pertanian kita belum mencukupi kebutuhan kita sendiri. Ada banyak faktor kenapa produktifitas pertanian kita rendah salah satunya adalah tingkat pendidikan dan juga keterampilan yang kurang di tingkat petani. Untuk itu perlu adanya dukungan dari pemerintah dan kita semua untuk melatih dan memberdayakan petani disekitar kita agar mampu melakukan budidaya pertanian yang bisa berdaya saing juga menambah nilai tambah yang akhirnya bisa meningkatkan kesejahteraan bagi petani itu sendiri. Pemberdayaan masyarakat tani adalah proses perubahan pola pikir, perilaku dan sikap petani dari subsistem tradisional menjadi petani modern berwawasan agribisnis melalui proses pembelajaran yang berkelanjutan. Program ini meliputi tiga aspek, yaitu: 1) pemberdayaan sumber daya manusia petani; 2) pemberdayaan kelembagaan petani; dan 3) pemberdayaan usaha tani. Banyak sekali lembaga yang dibentuk pemerintah untuk memberdayakan masyarakat tani, yaitu Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) Pelatihan pemerintah pusat dan juga daerah serta lembaga mandiri masyarakat. Salah satu lembaga mandiri

masyarakat yang cukup berperan dalam pemberdayaan masyarakat tani adalah P4S. 2. Rumusan Masalah Sebagaimana kita ketahui bahwa banyak sekali program yang digalakkan pemerintah untuk memfasilitasi peningkatan sumber daya masyarakat petani Indonesia. Juga badan atau lembaga yang dibentuk untuk mewadahi kegiatan tersebut. Akan tetapi karena mayoritas mata pencaharian masyarakat indonesia adalah petani dan butuh pelatihan untuk meningkatkan keterampilan. Sehingga lembaga atau badan instansi yang ada saat ini untuk mengadakan pelatihan belum cukup dan masih harus didukung oleh lembaga lain yang ada di masyarakat itu sendiri. Berdasarkan data Badan statistik yang tertera di latar belakang diketahui bahwa 30 % tingkat pendidikan masyarakat yang sudah mengenyam perguruan tinggi dan ini dapat dimanfaatkan sebagai penggerak atau fasilitator untuk pemberdayaan masyarakat tani secara swadaya. Salah satunya adalah P4S yang dikelola oleh petani itu sendiri dengan kemampuan yang cukup dan untuk petani. 3. Apa itu P4S P4S atau Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya merupakan lembaga pelatihan di bidang pertanian pedesaan yang dikelola dan dimiliki oleh petani, baik perorangan maupun kelompok. Hal ini menunjukkan perwujudan kemandirian di bidang pelatihan pertanian, yang didukung oleh sumber daya manusia yang profesional, inovatif, kreatif dan berwawasan global. Untuk mewujudkan P4S yang profesional, inovatif, kreatif dan berwawasan global perlu dirumuskan rencana strategis secara sistematis, terpadu dan terukur dalam pengelolaan dan pengembangan P4S. Pusat pelatiahan pertanian dan pedesaan swadaya (P4S) yang terbentuk dari, oleh dan untuk petani lebih menekankan pada kemandirian dan pemberdayaan serta keswadayaan potensi petani. Proses penumbuhan P4S merupakan serangakaian kegiatan untuk memotivasi dan mendorong terbentuknya P4S melalui berbagai kegiatan bimbingan dan pelatihan. Adapun indikator yang harus dipenuhi oleh P4S sebagai berikut: 1. Memiliki sarana prasarana yang layak untuk melaksanakan pelatihan/ permagangan.

2. Memiliki instrumen kelembagaan yang dapat mengelola organisasi P4S. 3. Dapat melaksanakan penyelenggaraan pelatihan/permagangan. 4. Memiliki ketenagaan fasilitator yang berkompeten. 5. Memiliki pengembangan usaha dan jejaring kerja. 4. Penumbuhan dan Pengembangan P4S P4S sebagai kelembagaan pelatihan pertanian diharapkan dapat secara langsung berperan aktif dalam pembangunan pertanian melalui pengembangan sumber daya manusia pertanian dalam bentuk pelatihan/permagangan bagi petani dan masyarakat di wilayah dan lingkungan sekitarnya. P4S memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat penyebarluasan dan penerapan teknologi tepat guna di kalangan petani dan masyarakat pedesaan. P4S juga ikut berperan serta dalam proses pembangunan pertanian dan pedesaan dengan menjalankan fungsinya sebagai lembaga pelatihan dan permagangan. P4S yang ada di masyarakat tidak tumbuh dengan sendirinya, untuk itu perlu strategi penumbuhan dan pengembangan P4S sebagai berikut : 1. Menciptakan Lingkungan yang kondusif bagi tumbuh kembangnya P4S; 2. Mengembangkan kelembagaan P4S menjadi lembaga penyelengara pelatihan pertanian yang andal; 3. Meningkatkan kemampuan pengelola P4S sebgai penyelengara pealtiha pertanian yang professional; 4. Mengembangkan sarana dan prasarana P4S sesuai standar yang berlaku; 5. Meningkatkan jejaring kerja P4S dengan pemangku kepentingan; 6. Mengembangkan P4S sesuai dengan kebutuhan dan potensi yang dimiliki. Selain strategi, dalam penumbuhan dan pengembangan P4S yang perlu perhatikan bahwa P4S yang kita bentuk memilki atau mengandung azas-azas yang telah ditetapkan dalam pengelolaan P4S. Azs yang harus dipenuhi dalam penumbuhan dan pengembangan P4S sebagai berikut: 1. Azas Keswadayaan P4S dikembangkan dengan tetap menjaga kemandirian melalui kemampuan memecahkan sendiri masalah yang diharapkan baik maslah teknis, social maupun ekonomi. 2. Azas Demokrasi

Dalam melaksanakan setiap kegiatan, pengelola P4S dan penguna jasa mengadakan kesepakatan dan keterlibatan bersama secara aktif. 3. Azas Kekeluargaan P4S yang tumbuh dan kembang sebagai suatu kesatuan keluarga yang utuh menjalin kekerabatan antara pengelola dengan peserta yang mengikuti pelatihan 4. Azas Manfaat Keberadaan P4S dapat memberikan Manfaat sebagai ma-syarakat sekitarnya. 5. Azas keterpaduan Penumbuhan dan pengembangan P4S merupakan bagian integral dari pembangunan pertanian, sehingga terjadi keselarasan dan keserasian. Ada 6 (enam) rinsip dalam penumbuhan dan pengembangan P4S yaitu sebagai berikut : 1. Pinsip Kerakyatan dan Keberpihakan Penumbuhan dan pengembangan P4S, dilakukan dari, oleh dan untuk petani serta ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan kekeluarganya dengan memanfaatkan sumber daya mereka miliki secara optimal 2. Prinsip kemandirian Prinsip Kemandirian dimaksutkan untuk mendorong tumbuh kembangnya keswadayaan dibidang agribinis, sehingga tidak tergantung kepada pemerintah dan pihak lainya. 3. Prinsip Kemitraan dan Kerjasama Dalam pengembangan P4S dipandang sebagai tenaga kerja pemerintah yang sejajar dalam melakukan pembinaan dan bimbingan kepada petani/masyarakat yang dilaksanakan secara petani/masyarakat yang dilaksanakan secara transparan dan saling, menguntungkan. 4. Prinsip integrasi dan Sinergi Penumbuhan dan pengembangan P4S merupakan bagian integral dari pembangunan pertanian dan pembangunan wilayah. 5. Prinsip bertahap dan Berkelanjutan Penumbuhan pengembangan P4S dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan kemampuan dan kondisi setempat yang didasarkan pada suatu perencanaan berkesenambungan.

6. Prinsip pengembangan Usaha Penumbuhan dan pengembangan P4S berbanding lurus dengan pengembangan usaha pengelolaan. P4S yang sudah ada dimasyarakat perlu didampingi dan dibina agar terus berkembang. Pengembangan P4S ini dilakukan secara bertahap dengan melihat dan memperhatikan aspek-aspek yang menjadi sasaran dalam pengembangan. Aspek pengembangan P4S terdiri dari : 1. Pengembangan Kelembagaan. Pengembangan kelembagaan P4S ditempuh melalui pengembangan organisasi, manajeman dan administrasi dalam bentuk pelatihan, bimbingan dan konsultasi secara berkala, bertahap dan berjenjang. 2. Pengembangan Sarana dan prasarana Pengembangan sarana dan prasarana ditempuh melalui pemenuhan kelengkapan P4S sesuai standar. 3. Pengembangan ketenagaan Pengembangan ketenagaan P4S ditempuh melalui pengembangan kualitas pengetahuan, keterampilan dan sikap sumber daya manusia pengelola, pelatih/instruktur, dan sumberdata manusia P4S lainnya. 4. Pengembangan Penyelenggaraan Pengembangan penyelenggaraan P4S ditempuh melaui pealtihan, bimbingan dan konsultasi dalam segi manajemen, metodologi, monitoring dan evaluasi pelatihan. 5. Pengembangan Jejaring Kerja Penegmbangan jejaring Kerja ditempuh melalui kegiatan pealtihan, bimbingan dan konstultasi dalam segi mengindestifikasi, menganalisis, serta menmanfaatkan peluan kerja sama dengan berbagai pihak. P4S sebagai kelembagaan pelatihan pertanian diharapkan dapat secara langsung berperan aktif dalam pembangunan pertanian melalui pengembangan sumber daya manusia pertanian dalam bentuk pelatihan/permagangan bagi petani dan masyarakat di wilayah dan lingkungan sekitarnya. P4S memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat penyebarluasan dan penerapan teknologi tepat guna di

kalangan petani dan masyarakat pedesaan. P4S juga ikut berperan serta dalam proses pembangunan pertanian dan pedesaan dengan menjalankan fungsinya sebagai lembaga pelatihan dan permagangan.

DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2011. Petunjuk Pelaksanaan Pembinaan Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya Serta Petunjuk Pelaksanaan Permagangan Petani di Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya. Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian, Kementerian Pertanian, Jakarta. PERMENTAN Nomor: 03/Permentan/PP.410/1/2010 tanggal 20 Januari 2010 tentang Pedoman Pembinaan Kelembagaan Pelatihan Swadaya yang dijabarkan dalam Peraturan Kepala BPPSDMP Nomor: 4/Per/KP.430/J/1/11 tanggal 11 Januari 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) Pembinaan P4S serta Permagangan Petani di P4S. Anonim. 2010. Pedoman Pembinaan Kelembagaan Pelatihan Pertanian Swadaya. Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian, Puslattan, Kementerian Pertanian, Jakarta. Anonim. 2007. Pedoman Penumbuhan dan Pengembangan P4S. Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian, Puslattan, Kementerian Pertanian, Jakarta.