PERAN PUSAT PELATIHAN PERTANIAN PERDESAAN SWADAYA (P4S) DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT TANI Oleh Lisa Marianah, SP. BALAI PELATIHAN PERTANIAN JAMBI 1. Latar Belakang Menurut data statistik tahun 2012, 6,01 % tingkat pendidikan petani Indonesia tidak tamat SD, 14,14 % tamat SD, 28,07 % lulus SMP, 20,74 % tamat SMA, dan 31,05% lulus perguruan tinggi. Secara ekonomi, sekitar 56 persen petani kita hidup secara subsistem dengan rata-rata luas kepemilikan lahan kurang dari 0,5 hektare dan pendapatan Rp16 juta/hektare/tahun. Mayoritas profesi masyarakat Indonesia adalah petani, sehingga negara kita juga disebut dengan negara agraris. Karena kaya akan sumberdaya alam dan terkenal dengan kesuburan tanahnya. Akan tetapi pertanian kita masih kalah jika dibandingkan dengan negara lain. Hal ini dapat dilihat dari masih banyaknya komoditas yang kita impor dari negara lain. Diantaranya beras, kedelai, dan masih banyak yang lainnya. Ini menunjukkan bahwa hasil pertanian kita belum mencukupi kebutuhan kita sendiri. Ada banyak faktor kenapa produktifitas pertanian kita rendah salah satunya adalah tingkat pendidikan dan juga keterampilan yang kurang di tingkat petani. Untuk itu perlu adanya dukungan dari pemerintah dan kita semua untuk melatih dan memberdayakan petani disekitar kita agar mampu melakukan budidaya pertanian yang bisa berdaya saing juga menambah nilai tambah yang akhirnya bisa meningkatkan kesejahteraan bagi petani itu sendiri. Pemberdayaan masyarakat tani adalah proses perubahan pola pikir, perilaku dan sikap petani dari subsistem tradisional menjadi petani modern berwawasan agribisnis melalui proses pembelajaran yang berkelanjutan. Program ini meliputi tiga aspek, yaitu: 1) pemberdayaan sumber daya manusia petani; 2) pemberdayaan kelembagaan petani; dan 3) pemberdayaan usaha tani. Banyak sekali lembaga yang dibentuk pemerintah untuk memberdayakan masyarakat tani, yaitu Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) Pelatihan pemerintah pusat dan juga daerah serta lembaga mandiri masyarakat. Salah satu lembaga mandiri
masyarakat yang cukup berperan dalam pemberdayaan masyarakat tani adalah P4S. 2. Rumusan Masalah Sebagaimana kita ketahui bahwa banyak sekali program yang digalakkan pemerintah untuk memfasilitasi peningkatan sumber daya masyarakat petani Indonesia. Juga badan atau lembaga yang dibentuk untuk mewadahi kegiatan tersebut. Akan tetapi karena mayoritas mata pencaharian masyarakat indonesia adalah petani dan butuh pelatihan untuk meningkatkan keterampilan. Sehingga lembaga atau badan instansi yang ada saat ini untuk mengadakan pelatihan belum cukup dan masih harus didukung oleh lembaga lain yang ada di masyarakat itu sendiri. Berdasarkan data Badan statistik yang tertera di latar belakang diketahui bahwa 30 % tingkat pendidikan masyarakat yang sudah mengenyam perguruan tinggi dan ini dapat dimanfaatkan sebagai penggerak atau fasilitator untuk pemberdayaan masyarakat tani secara swadaya. Salah satunya adalah P4S yang dikelola oleh petani itu sendiri dengan kemampuan yang cukup dan untuk petani. 3. Apa itu P4S P4S atau Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya merupakan lembaga pelatihan di bidang pertanian pedesaan yang dikelola dan dimiliki oleh petani, baik perorangan maupun kelompok. Hal ini menunjukkan perwujudan kemandirian di bidang pelatihan pertanian, yang didukung oleh sumber daya manusia yang profesional, inovatif, kreatif dan berwawasan global. Untuk mewujudkan P4S yang profesional, inovatif, kreatif dan berwawasan global perlu dirumuskan rencana strategis secara sistematis, terpadu dan terukur dalam pengelolaan dan pengembangan P4S. Pusat pelatiahan pertanian dan pedesaan swadaya (P4S) yang terbentuk dari, oleh dan untuk petani lebih menekankan pada kemandirian dan pemberdayaan serta keswadayaan potensi petani. Proses penumbuhan P4S merupakan serangakaian kegiatan untuk memotivasi dan mendorong terbentuknya P4S melalui berbagai kegiatan bimbingan dan pelatihan. Adapun indikator yang harus dipenuhi oleh P4S sebagai berikut: 1. Memiliki sarana prasarana yang layak untuk melaksanakan pelatihan/ permagangan.
2. Memiliki instrumen kelembagaan yang dapat mengelola organisasi P4S. 3. Dapat melaksanakan penyelenggaraan pelatihan/permagangan. 4. Memiliki ketenagaan fasilitator yang berkompeten. 5. Memiliki pengembangan usaha dan jejaring kerja. 4. Penumbuhan dan Pengembangan P4S P4S sebagai kelembagaan pelatihan pertanian diharapkan dapat secara langsung berperan aktif dalam pembangunan pertanian melalui pengembangan sumber daya manusia pertanian dalam bentuk pelatihan/permagangan bagi petani dan masyarakat di wilayah dan lingkungan sekitarnya. P4S memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat penyebarluasan dan penerapan teknologi tepat guna di kalangan petani dan masyarakat pedesaan. P4S juga ikut berperan serta dalam proses pembangunan pertanian dan pedesaan dengan menjalankan fungsinya sebagai lembaga pelatihan dan permagangan. P4S yang ada di masyarakat tidak tumbuh dengan sendirinya, untuk itu perlu strategi penumbuhan dan pengembangan P4S sebagai berikut : 1. Menciptakan Lingkungan yang kondusif bagi tumbuh kembangnya P4S; 2. Mengembangkan kelembagaan P4S menjadi lembaga penyelengara pelatihan pertanian yang andal; 3. Meningkatkan kemampuan pengelola P4S sebgai penyelengara pealtiha pertanian yang professional; 4. Mengembangkan sarana dan prasarana P4S sesuai standar yang berlaku; 5. Meningkatkan jejaring kerja P4S dengan pemangku kepentingan; 6. Mengembangkan P4S sesuai dengan kebutuhan dan potensi yang dimiliki. Selain strategi, dalam penumbuhan dan pengembangan P4S yang perlu perhatikan bahwa P4S yang kita bentuk memilki atau mengandung azas-azas yang telah ditetapkan dalam pengelolaan P4S. Azs yang harus dipenuhi dalam penumbuhan dan pengembangan P4S sebagai berikut: 1. Azas Keswadayaan P4S dikembangkan dengan tetap menjaga kemandirian melalui kemampuan memecahkan sendiri masalah yang diharapkan baik maslah teknis, social maupun ekonomi. 2. Azas Demokrasi
Dalam melaksanakan setiap kegiatan, pengelola P4S dan penguna jasa mengadakan kesepakatan dan keterlibatan bersama secara aktif. 3. Azas Kekeluargaan P4S yang tumbuh dan kembang sebagai suatu kesatuan keluarga yang utuh menjalin kekerabatan antara pengelola dengan peserta yang mengikuti pelatihan 4. Azas Manfaat Keberadaan P4S dapat memberikan Manfaat sebagai ma-syarakat sekitarnya. 5. Azas keterpaduan Penumbuhan dan pengembangan P4S merupakan bagian integral dari pembangunan pertanian, sehingga terjadi keselarasan dan keserasian. Ada 6 (enam) rinsip dalam penumbuhan dan pengembangan P4S yaitu sebagai berikut : 1. Pinsip Kerakyatan dan Keberpihakan Penumbuhan dan pengembangan P4S, dilakukan dari, oleh dan untuk petani serta ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan kekeluarganya dengan memanfaatkan sumber daya mereka miliki secara optimal 2. Prinsip kemandirian Prinsip Kemandirian dimaksutkan untuk mendorong tumbuh kembangnya keswadayaan dibidang agribinis, sehingga tidak tergantung kepada pemerintah dan pihak lainya. 3. Prinsip Kemitraan dan Kerjasama Dalam pengembangan P4S dipandang sebagai tenaga kerja pemerintah yang sejajar dalam melakukan pembinaan dan bimbingan kepada petani/masyarakat yang dilaksanakan secara petani/masyarakat yang dilaksanakan secara transparan dan saling, menguntungkan. 4. Prinsip integrasi dan Sinergi Penumbuhan dan pengembangan P4S merupakan bagian integral dari pembangunan pertanian dan pembangunan wilayah. 5. Prinsip bertahap dan Berkelanjutan Penumbuhan pengembangan P4S dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan kemampuan dan kondisi setempat yang didasarkan pada suatu perencanaan berkesenambungan.
6. Prinsip pengembangan Usaha Penumbuhan dan pengembangan P4S berbanding lurus dengan pengembangan usaha pengelolaan. P4S yang sudah ada dimasyarakat perlu didampingi dan dibina agar terus berkembang. Pengembangan P4S ini dilakukan secara bertahap dengan melihat dan memperhatikan aspek-aspek yang menjadi sasaran dalam pengembangan. Aspek pengembangan P4S terdiri dari : 1. Pengembangan Kelembagaan. Pengembangan kelembagaan P4S ditempuh melalui pengembangan organisasi, manajeman dan administrasi dalam bentuk pelatihan, bimbingan dan konsultasi secara berkala, bertahap dan berjenjang. 2. Pengembangan Sarana dan prasarana Pengembangan sarana dan prasarana ditempuh melalui pemenuhan kelengkapan P4S sesuai standar. 3. Pengembangan ketenagaan Pengembangan ketenagaan P4S ditempuh melalui pengembangan kualitas pengetahuan, keterampilan dan sikap sumber daya manusia pengelola, pelatih/instruktur, dan sumberdata manusia P4S lainnya. 4. Pengembangan Penyelenggaraan Pengembangan penyelenggaraan P4S ditempuh melaui pealtihan, bimbingan dan konsultasi dalam segi manajemen, metodologi, monitoring dan evaluasi pelatihan. 5. Pengembangan Jejaring Kerja Penegmbangan jejaring Kerja ditempuh melalui kegiatan pealtihan, bimbingan dan konstultasi dalam segi mengindestifikasi, menganalisis, serta menmanfaatkan peluan kerja sama dengan berbagai pihak. P4S sebagai kelembagaan pelatihan pertanian diharapkan dapat secara langsung berperan aktif dalam pembangunan pertanian melalui pengembangan sumber daya manusia pertanian dalam bentuk pelatihan/permagangan bagi petani dan masyarakat di wilayah dan lingkungan sekitarnya. P4S memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat penyebarluasan dan penerapan teknologi tepat guna di
kalangan petani dan masyarakat pedesaan. P4S juga ikut berperan serta dalam proses pembangunan pertanian dan pedesaan dengan menjalankan fungsinya sebagai lembaga pelatihan dan permagangan.
DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2011. Petunjuk Pelaksanaan Pembinaan Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya Serta Petunjuk Pelaksanaan Permagangan Petani di Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya. Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian, Kementerian Pertanian, Jakarta. PERMENTAN Nomor: 03/Permentan/PP.410/1/2010 tanggal 20 Januari 2010 tentang Pedoman Pembinaan Kelembagaan Pelatihan Swadaya yang dijabarkan dalam Peraturan Kepala BPPSDMP Nomor: 4/Per/KP.430/J/1/11 tanggal 11 Januari 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) Pembinaan P4S serta Permagangan Petani di P4S. Anonim. 2010. Pedoman Pembinaan Kelembagaan Pelatihan Pertanian Swadaya. Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian, Puslattan, Kementerian Pertanian, Jakarta. Anonim. 2007. Pedoman Penumbuhan dan Pengembangan P4S. Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian, Puslattan, Kementerian Pertanian, Jakarta.