TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN MAHASISWA KKNM-PPMD INTEGRATIF UNIVERSITAS PADJADJARAN PERIODE JUNI-JULI 2011

dokumen-dokumen yang mirip
Pendahuluan Perkembangan KKN (Era 50, 70, 2000) SK Rektor Unpad: 1875/J06/Kep/PP/2003 tanggal 6 Agustus 2003 => KKN Wajib PPM Dikti (orientasi pemberd

Komitmen itu diperbaharui

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN

MATERI KKNM PPMD INTEGRATIF WAWASAN KKNM

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN MAJENE

PEMERINTAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN

BERITA DESA TANJUNGSARI PERATURAN DESA TANJUNGSARI TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA TANJUNGSARI KECAMATAN SUKAHAJI KABUPATEN MAJALENGKA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 6 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA/KELURAHAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

LEMBARAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DESA DAWAN KLOD NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG

STRATEGI PEMBENTUKAN DAN PENDAMPINGAN POSDAYA

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Tata Tertib,Penyusunan Program Kerja, Pelaporan, dan Penilaian Kuliah Kerja Nyata. Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Jember 2016

BUKU MATERI PEMBEKALAN KKNM-PPMD INTEGRATIF UNIVERSITAS PADJADJARAN PUSAT PENGEMBANGAN KKNM DAN PKM LPPM UNIVERSITAS PADJADJARAN 2013

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG

PENILAIAN, MONITORING, DAN EVALUASI PROGRAM KKN

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG

TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB V PENUTUP Kesimpulan

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABANAN,

PERATURAN DESA BOJONGGENTENG KECAMATAN JAMPANGKULON KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 8 TAHUN 2017

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelaksanaan KKNM

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DAN LEMBAGA ADAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN DESA JATILOR KECAMATAN GODONG

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN

VII. PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DI DESA JEBED SELATAN

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2007

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PERATURAN DESA NANGGUNG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA NANGGUNG

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 8 TAHUN 2007

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

PROGRAM KERJA DAN EVALUASI KKN TEMATIK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR,

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ALOR TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR,

BAB VI PROFIL KARANG TARUNA KELURAHAN TENGAH. Nitro PDF Trial. Periode Tahun Kepemimpinan MHR MHR MHR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH

WALIKOTA PRABUMULIH PERATURAN WALIKOTA PRABUMULIH NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2008 NOMOR 4

METODE KAJIAN. Tipe Dan Aras Kajian. Tipe Kajian

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN

VII. Pola Hubungan dalam Lembaga APKI di Kecamatan Kahayan Kuala Kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah

BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PASER NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

METODOLOGI KAJIAN. Metode dan Strategi Kajian

Pas foto Ukuran 4 x 6

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 4 TAHUN 2008 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR: 4 TAHUN 2008

PROPOSAL KEGIATAN KKNM PPMD INTEGRATIF JUDUL USULAN

PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SISTEMATIKA LAPORAN AKHIR PROGRAM KKN-PPM

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2007 NOMOR 3 LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 29 TAHUN 2006 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 9 TAHUN 2007 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

RENCANA KEGIATAN KKN-PPM BAB I DESKRIPSI KEGIATAN

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tema Memajukan Desa Demulih melalui Gerakan Indonesia Melayani, Gerakan Indonesia Bersih dan Gerakan Indonesia Tertib.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tema Kegiatan 1.2 Lokasi Kegiatan 1.3 Bidang Kegiatan 1.4 Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB V PENUTUP. Reguler 61 Universitas Ahmad Dahlan tertanggal dari 26 Januari 24 Februari

BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 8.1 Kesimpulan. 1. Proses pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan desa wisata di

VII. STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN KELOMPOK TANI KARYA AGUNG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 04 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 42 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN BULAN BHAKTI GOTONG ROYONG MASYARAKAT

PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 48 TAHUN 2017 TENTANG

Tahapan Pemetaan Swadaya

TINJAUAN PROGRAM PEMBANGUNAN PRASARANA DAN SARANA DESA POLA IMBAL SWADAYA

Transkripsi:

TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN MAHASISWA KKNM-PPMD INTEGRATIF UNIVERSITAS PADJADJARAN PERIODE JUNI-JULI 2011 Disusun oleh: BIDANG PERENCANAAN PUSBANG KULIAH KERJA NYATA MAHASISWA UNIVERSITAS PADJADJARAN LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 2011 1

TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN MAHASISWA KKNM-PPMD INTEGRATIF UNIVERSITAS PADJADJARAN PERIODE JUNI-JULI 2011 A. Latar Belakang Sebagaimana tema dari KKNM-PPMD Integratif, yaitu Belajar Bersama Masyarakat, pada dasarnya dalam KKNM-PPMD Integratif semua stakeholders yang terlibat, terutama dosen, mahasiswa, maupun masyarakat melakukan sebuah proses pembelajaran. Inti dari pembelajaran adalah bagaimana semua stakeholders dapat mempelajari kehidupan masyarakat sehingga dapat memahami kondisi yang sesungguhnya terdapat dalam masyarakat, baik potensi, masalah, maupun cara masyarakat mengatasi permasalahan yang terjadi dalam kehidupannya selama ini. Proses memahami kondisi kehidupan masyarakat itu dilakukan melalui pemetaan sosial. Dalam pemetaan sosial, proses pengumpulan data dilakukan secara partisipatif. Masyarakat tidak hanya menjadi objek pengumpulan data, tetapi masyarakat merupakan subyek dalam pengumpulan data mengenai dirinya. Masyarakat akan menjadi sumber informasi yang sekaligus juga melakukan penelaahan terhadap informasi yang disampaikannya. Dengan proses yang seperti ini, informasi yang disampaikan oleh masyarakat tidak hanya akan berguna bagi mahasiswa, tetapi juga dapat berguna bagi masyarakat. Secara tidak langsung masyarakat akan memperoleh pemahaman tentang apa yang sedang terjadi dalam kehidupannya dan dapat menentukan tindakan yang perlu dilakukan untuk kepentingan dirinya secara kolektif. Dalam kegiatan KKNM-PPMD Integratif, pemetaan sosial bukan hanya sekedar teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dan mempelajari kehidupan masyarakat, melainkan juga menjadi media bagi mahasiswa untuk dapat merasakan kehidupan masyarakat. Melalui pemetaan sosial, mahasiswa akan mendapatkan pengalaman langsung baik melalui pengamatan maupun terlibat langsung dalam berbagai aktivitas masyarakat sehari-hari. Keterlibatan ini akan memberikan impresi pada diri mahasiswa mengenai kehidupan masyarakat. Dengan bimbingan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), mahasiswa melakukan pengumpulan data, analisis data dan mendiskusikan informasi yang dihimpun mengenai kehidupan masyarakat; termasuk di dalamnya adalah memahami bagaimana masyarakat menggunakan kearifan lokal dan memelihara nilai-nilai luhur serta budaya untuk pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development). Proses bimbingan ini penting, agar mahasiswa tidak salah dalam memahami kondisi masyarakat. Pada saat yang sama dosen melaksanakan program pengabdian masyarakat yang berorientasi pada pemecahan masalah. Pada saat itu mahasiswa belajar melakukan fasilitasi dalam pelaksanaan program pengabdian masyarakat bersama dosen. Pemecahan 2

masalah menjadi output belajar yang harus dapat didokumentasikan. Setiap pembelajaran dari proses ini pula menjadi knowledge yang dikelola sebagai bank pengetahuan untuk dapat dipergunakan menjadi informasi yang berharga pada siklus berikutnya. Kehadiran mahasiswa bukan untuk menambah masalah bagi masyarakat maupun mahasiswa itu sendiri. B. Dasar Pengetahuan, Sikap, dan Keterampilan Untuk dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan yang diharapkan dalam KKNM-PPMD Integratif, mahasiswa perlu memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dibutuhkan agar kegiatan yang dilakukan dapat berjalan efektif. Pengetahuan, sikap, dan keterampilan itu akan diperoleh mahasiswa melalui kegiatan pembekalan yang diselenggarakan sebelum pelaksanaan lapangan. Namun, tidak seluruh pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dibutuhkan akan disampaikan dalam pembekalan, karena mahasiswa dapat memperolehnya dalam kegiatan perkuliahan maupun dari berbagai sumber lainnya. 1. Pengetahuan Dasar a. Wawasan KKNM-PPMD integratif b. Sosial kemasyarakatan c. Peran pemerintah dalam pembangunan d. Partisipasi masyarakat dalam kegiatan pembangunan e. Gender dan pembangunan 2. Keterampilan dan Sikap a. Kemampuan empati b. Pendekatan sosial c. Observasi dan wawancara d. Pemetaan sosial e. Identifikasi tokoh f. Kajian kelembagaan g. Analisis kehidupan masyarakat h. Teknik brainstorming i. Bekerja dalam kelompok j. Pengorganisasian kegiatan k. Pembuatan Blog C. Tahapan Kegiatan Tahapan kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa dalam kegiatan KKNM-PPMD Integratif adalah tahap pra lapangan, tahap lapangan, dan tahap pasca lapangan. 3

Tahap Pra Lapangan 1. Pembentukan kelompok dan penempatan mahasiswa (Plotting) Mahasiswa mengelompokkan diri ke dalam kelompok per desa. Mahasiswa diberikan kesempatan untuk memilih desa yang sudah ditentukan sebagai lokasi KKNM, untuk selanjutnya ditetapkan oleh Pusbang KKNM 2. Pembekalan KKNM Mengikuti pembekalan yang sudah dijadwalkan, Kehadiran pada pembekalan menjadi bagian dari rangkaian KKNM-PPMD Integratif karena akan dilakukan ujian pembekalan pada akhir masa pembekalan KKN. Pembekalan KKN mahasiswa terdiri dari: 1) Pembekalan dari Pusbang KKNM o Pembekalan dari Pusbang KKNM berisi pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan oleh mahasiswa peserta KKN, yang meliputi: i. Wawasan KKNM-PPMD Integratif ii. Wawasan Sosial Kemasyarakatan dan Pendekatan Sosial iii. Wawasan Program (tahapan kegiatan mahasiswa) o Pada akhir masa pembekalan oleh Pusbang KKNM mahasiswa harus mengikuti ujian pembekalan. 2) Pembekalan dari DPL o Dalam pembekalan dari DPL, disampaikan: Informasi mengenai gambaran desa lokasi KKNM (hasil pemetaan sosial awal oleh DPL) dan Rencana program PKM dosen (termasuk jika ada perubahan dari proposal awal yang diajukan). o Berdasarkan paparan dari DPL mengenai informasi gambaran desa dan rencana program PKM dosen, mahasiswa memperoleh gambaran keadaan desa dan aktivitas bersama masyarakat yang mungkin dilakukan serta sinergis dengan program PKM dosen Tahap Lapangan Sebagaimana telah disampaikan pada bagian awal bahwa pemetaan sosial ini bukan hanya sebagai alat untuk pengumpulan data, namun juga sebagai media untuk melakukan kegiatan pembelajaran di dalam masyarakat. Artinya, informasi yang dibutuhkan untuk pemetaan sosial akan dengan sendirinya dapat dihimpun ketika mahasiswa melakukan aktivitas keseharian bersama masyarakat. Agar seluruh mahasiswa mendapatkan pengalaman yang relatif sama maka kelompok akan perlu melakukan pembagian lokasi untuk aktivitas yang sama diantara anggota kelompok; misalnya berdasarkan wilayah dusun. Sebagai acuan mengenai ruang lingkup data yang perlu dihimpun, mahasiswa dapat menggunakan instrumen pemetaan sosial 4

yang sudah disiapkan. Aspek-aspek informasi dalam pemetaan sosial yang perlu dihimpun dapat dilengkapi sesuai dengan kondisi desa lokasi KKN. Dalam rangkaian pelaksanaan KKN, mahasiswa dapat memanfaatkan kesempatan waktu yang ada untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu yang dapat dilakukan bersama masyarakat. Kegiatan ini juga akan dapat dimanfaatkan untuk mendukung proses menghimpun informasi dari masyarakat serta belajar mengorganisasikan kegiatan bersama masyarakat. Kegiatan dalam tahapan lapangan adalah: 1. Orientasi wilayah Memperkenalkan diri kepada aparat formal baik tingkat desa, dusun, RW, maupun RT serta menjelaskan rencana dan tujuan KKN beserta lingkup kegiatannya. Melakukan observasi lingkungan untuk mengidentifikasi kondisi sarana-prasana, tataguna lahan, pola pemukiman, dan aksesibilitas. Mempelajari berbagai informasi yang ada tentang kondisi kehidupan masyarakat di lokasi KKN berdasarkan informasi awal dari DPL ataupun dari potensi desa. Sumber keterampilan: pendekatan sosial, observasi, wawancara 2. Orientasi Tata Pemerintahan Desa Mempelajari administrasi pemerintahan desa dan pelayanan pemerintah desa kepada warga masyarakat desa serta ikut serta dalam proses pelayanan tersebut. Mempelajari berbagai program pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah desa dan tingkat pemerintahan diatasnya serta pencapainnya. Mempelajari kondisi demografis masyarakat desa sehingga dapat memperoleh gambaran kualitas sumberdaya manusia masyarakat desa. Informasi dapat diperoleh melalui berbagai data sekunder, wawancara, maupun pengamatan. Sumber keterampilan: analisis data sekunder, wawancara 3. Orientasi Pranata Pemerintahan Desa dan Kepemimpinan Mempelajari kelembagaan pemerintahan desa secara formal, seperti LMD, LPM, dan kelembagaan lainnya yang mempengaruhi penyelenggaraan pemerintahan desa. Mengidentifikasi tokoh yang meliputi tokoh formal, informal, wanita, pemuda/pemudi, agama, adat, preman, petugas lapangan dari instansi-instasni tertentu, pendamping masyarakat dalam suatu proyek yang sudah/sedang berjalan, serta tokoh lainnya yang dipandang berpengaruh terhadap masyarakat. Informasi tokoh dapat diperoleh melalui komunikasi informal dengan warga masyarakat maupun dengan memperhatikan struktur sosial yang ada. Sumber keterampilan: identifikasi tokoh, wawancara, observasi 5

4. Orientasi Aktivitas Ekonomi Masyarakat Desa Mahasiswa ikut terlibat bersama masyarakat dalam menjalankan aktivitas ekonominya. Misalnya, jika masyarakat desa tersebut bermata pencaharian sebagai petani, maka mahasiswa akan mengikuti kegiatan petani dalam mengelola lahan pertaniannya. Dalam mengikuti aktivitas ekonomi masyarakat, mahasiswa akan memperoleh pengalaman dan dapat mempelajari seluruh rangkaian kegiatan ekonomi masyarakat. 5. Orientasi Pranata Ekonomi Masyarakat Desa Mahasiswa mempelajari lembaga keuangan atau lembaga pereknomian serta lembaga lain yang terkait langsung maupun tidak langsung dengan aktivitas mata pencaharian masyarakat. Seperti: pasar, perkreditan, perbankan, P3A, Poktan. Informasi pranata ekonomi dihimpun dari masyarakat secara partisipatif sehingga dapat menemukan gambaran mengenai pengaruh maupun dukungan lembagalembaga tersebut terhadap aktivitas mata pencaharian masyarakat. 6. Orientasi Pola Hidup Sehat Masyarakat Mahasiswa mempelajari pola hidup masyarakat dalam menjaga dan memelihara kesehatan diri dan lingkungannya. Melalui kehidupan sehari-hari, mahasiswa dapat merasakan kondisi lingkungan dan berbagai fasilitas yang dimiliki masyarakat. Mahasiswa mengidentifikasi daerah-daerah yang lingkunganya tidak sehat, kualitas hidup masyarakatnya, serta aspek kesehatan lainnya. 7. Orientasi Pranata Kesehatan (Puskesmas, Posyandu, Kader Kes, PLKB) Mahasiswa mengobservasi berbagai fasilitas kesehatan yang tersedia di desa seperti puskesmas, posyandu, pos pelayanan kesehatan, serta kader-kader kesehatan di desa. Melalui mereka, mahasiswa memperoleh gambaran kualitas kesehatan masyarakat serta aksesibilitasnya. Mahasiswa dapat melibatkan diri dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh, misalnya, pos yandu yang terdapat di setiap RW. Aktivitas kader kesehatan dapat tergambarkan pula melalui kegiatan posyandu ini. 8. Orientasi Aktivitas Kepemudaan Mahasiswa dapat memperoleh gambaran mengenai aktivitas keseharian para pemuda dengan cara mendekatkan diri kepada para pemuda. Dialog yang dilakukan secara luas dengan para pemuda dan keterlibatan dalam berbagai aktivitas pemuda memudahkan komunikasi dengan para pemuda. Kedekatan dengan para pemuda memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk lebih mendalami kehidupan mereka dalam kaitannya dengan kondisi pemuda dan masyarakat, baik secara sosial maupun dalam akvitas ekonominya. 9. Orientasi Pranata Kepemudaan (Karang Taruna, Kegiatan Produktif) Mahasiswa mengidentifikasi dan mempelajari lembaga-lembaga kepemudaaan melalui pelibatan diri dalam kegiatan organisasi pemuda di desa. Bersama para pemuda desa, 6

mahasiswa dapat mengembangkan organisasi pemuda yang ada agar dapat mengembangkan krativitas melalui organisasi pemuda yang ada. Kegiatan pemuda ini diharapkan dapat pula mempermudah mahasiswa dalam mengakses informasi baik mengenai kepemudaan di desa maupun mengenai hal-hal lain yang dibutuhkan. 10. Orientasi Aktivitas Keagamaan Mahasiswa melibatkan diri dalam berbagai kegiatan keagamaan yang diselenggarakan masyarakat, seperti kegiatan pengajian untuk ibu-ibu, bapak-bapak, maupun pemuda yang biasanya diselenggarakan secara terpisah. Kegiatan keagamaan ini biasanya cukup efektif untuk digunakan sebagai media dalam mensosialisasikan berbagai program kepada masyarakat, sehingga sangat efektif pula bagi mahasiswa untuk mendekatkan diri kepada masyarakat. Kegiatan pengajian ini biasanya dipimpin oleh oleh seorang tokoh agama. 11. Orientasi Pranata Keagamaan (Pengajian, DKM) Berkaitan dengan kegiatan keagamaan, dalam masyarakat tumbuh bebagai lembaga yang dibentuk untuk mendukung kegiatan keagaam tersebut. Lembaga tersebut dapat berada sebagai bagian dari mesjid, seperti DKM, Remaja Mesjid, mapun di luar lembaga mesjid. Mahasiswa mengidentifikasi keberadaan lembaga-lembaga tersebut dan kegiatankegiatannya serta pengaruhnya terhadap kegiatan keagaman dalam masyarakat serta aspek kehidupan masyarakat lainnya secara keseluruhan. 12. Orientasi Sosial Budaya Masyarakat Mahasiswa melibatkan diri dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan serta mempelajari kondisi sosial budaya masyarakat yang berupa kebiasaan-kebiasaan, adat istiadat, kesenian daerah yang tumbuh dalam masyarakat. Berbagai aspek sosial budaya masyarakat ini tumbuh menjadi penopang bagi masyarakat dalam mempertahankan keberadaannya, memenuhi berbagai kebutuhan masyarakat, dan menjaga adanya ketertiban dan keteraturan dalam kehidupan masyarakat. 13. Orientasi Pranata Sosial Budaya (Gotong Royong, Arisan, Kesenian, Pariwisata) Selama hidup dalam masyarakat di lokasi KKN, mahasiswa merasakan sendiri keberadaan pranata sosial budaya yang tumbuh dalam masyarakat baik berupa norma-norma, kesenian, maupun berbentuk lembaga formal. Mahasiswa mengidentifikasi pranata sosial budaya yang tumbuh dalam masyarakat serta dpat terus dikembangan untuk kehudpan masyarakat. 14. Kristalisasi masalah dan potensi desa Mahasiswa bersama masyarakat melakukan kristalisasi masalah sehingga dapat dirumuskan permasalahan pokok yang sebenarnya terdapat di daerah tersebut. Mahasiswa bersama masyarakat melihat keterkaitan antara masalah pokok yang teridentifikasi dengan potensi yang dimiliki masyarakat dapat menentukan potensi yang dapat dioptimalkan untuk mengatasi masalah tersebut. Berdasarkan potensi yang dimiliki, dibuat peringkat untuk menentukan prioritas penyelesaian masalah. Penentuan prioritas ini dilakukan terhadap prioritas 7

masalah dalam masyarakat secara keseluruhan dan ditetapkan juga prioritas masalah yang berkaitan dengan program PKM dari DPL. Tujuan: untuk melihat secara lebih rinci peta permasalahan sehingga memperkaya pemahaman dalam membuat solusi yang layak untuk diterapkan serta membuat peringkat melalui penilaian terhadap kegiatan usaha berdasarkan manfaat, ketersediaan potensi, serta hambatan-hambatan yang ada. Sumber keterampilan: Teknik Pengorganisasian Masalah, Teknik Pembuatan Bagan Peringkat. 15. Pembuatan Blog Mahasiswa mendisain blog yang akan dibuat untuk menyajikan berbagai informasi mengenai desa lokasi KKN. Disain blog dibuat semenarik mungkin, namun mudah untuk dikelola oleh masyarakat yang akan melanjutkan pengelolaan blog tersebut. Dalam rangka pembuatan dan pengelolaan blog tersebut, maka mahasiswa harus mempersiapkan dan melibatkan warga masyarakat dan pemerintah desa yang akan mengelola blog selanjutnya. Informasi yang disajikan meliputi berbagai aspek sebagaimana yang terdapat dalam instrumen pemetaan sosial. Jenis informasi yang disajikan dapat disesuaikan dengan ketersediaan ruangan yang dapat disediakan dalam disain blog. Isi dari blog mencakup: informasi statis (gambaran kondisi wilayah desa yang dapat terus di-update) dan informasi dinamis (aktivitas kemasyarakatan dalam bentuk berbagai kegiatan) Sebelum melakukan posting, mahasiswa harus mendapatkan ijin dan pernyataan tertulis dari kepala desa yang menyatakan mengijinkan untuk memuat berbagai informasi mengenai desa di dalam blog desa. Tujuan: menyajikan informasi mengenai kondisi desa secara online untuk menyampaikan informasi kepada berbagai pihak yang ingin mengetahui kondisi desa tersebut, memberitakan dinamika kegiatan kemasyarakatan di desa, serta mempromosikan berbagai potensi yang dimiliki desa tersebut. Sumber keterampilan: Pembuatan blog 16. Stabilisasi Kegiatan stabilisasi ini perlu dilakukan untuk memastikan bahwa perubahan yang terjadi dalam masyarakat sebagai akibat dari kegiatan yang dilakukan mahasiswa KKN tidak mengganggu kehidupan masyarakat. Stabilisasi ini dilakukan sebagai tanda berakhirnya kegiatan KKN, namun Tim PKM dosen masih akan melakukan kegiatan PKM sesuai dengan rencana program 8

PKM. Maka dari itu, sangat penting untuk memastikan bahwa kondisi masyarakat tetap kondusif untuk keberlanjutan program. Dalam tahap stabilisasi ini dilakukan pula penyampaian kegiatan yang sudah dilakukan selama KKN dan pencapaian hasilnya kepada pihak aparat desa, dengan harapan akan dapat ditindaklanjuti secara mandiri oleh masyarakat. Mahasiswa berpamitan secara formal kepada masyarakat sebagai bentuk penghormatan dan rasa terima kasih. Catatan: Diantara rangkaian kegiatan pokok di atas, mahasiswa dapat mengembangkan kegiatan bersama masyarakat yang dinilai perlu dan mendukung kegiatan PKM dosen. Tahap Pasca Lapangan Penulisan Laporan Mahasiswa menyusun laporan KKN dan mengkonsultasikannya kepada DPL, sehingga secara materi dapat dinilai layak oleh DPL sebagai laporan KKNM- PPMD Integratif. Laporan KKN disusun berdasarkan catatan kegiatan mahasiswa selama pelaksanaan KKN. Oleh karena itu, setiap mahasiswa harus melakukan pencatatan dan pendokumentasian yang baik mengenai aktivitas individu dan kelompok pada kegiatan KKN. Penyerahan Laporan Laporan KKN diserahkan kepada Pusbang KKNM LPPM melalui DPL masingmasing selambat-lambatnya 2 (dua) minggu setelah kegiatan KKN selesai. Sebaiknya penulisan laporan KKN sudah mulai dikerjakan sejak masih berada di desa. Secara skematis, rangkaian kegiatan mahasiswa dalam KKNM-PPMD Integratif dapat digambarkan sebagai berikut: 9

TAHAPAN KEGIATAN MAHASISWA KKNM-PPMD INTEGRATIF PERIODE JUNI-JULI TAHUN 2011 APR MEI J U N I J U L I AGS NO ASPEK/KEGIATAN IV 28 29 13-19 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 IV I II PRA LAPANGAN 1. Pembentukan kelompok x 2. Pembekalan Umum oleh LPPM Pembekalan oleh DPL 3. Pemberangkatan LAPANGAN 4. Orientasi wilayah 5. Orientasi pemerintahan desa x 6. - Kelembagaan Pemerintahan/ Kepemimpinan 7. Orientasi aktivitas ekonomi masy. x 8. - Kelembagaan ekonomi 9. Orientasi kependidikan x 10. - Kelembagaan pendidikan dalam masy. 11. Orientasi pola hidup sehat x 12. - Kelembagaan kesehatan 13. Orientasi aktivitas pemuda x 14. - Kelembagaan pemuda 15. Orientasi aktivitas x 10

keagamaan 16. - Kelembagaan agama 17. Orientasi budaya masy x 18. - Kelembagaan budaya 19. Membuat dan isi blog 20. Finalisasi blog x 21. Stabilisasi PASCA LAPANGAN 22. Penulisan laporan 23. Penyerahan laporan Catatan: - Timeline kegiatan ini dapat disesuaikan dengan kondisi dan perkembangan kegiatan lapangan. - Yang dimaksud dengan kelembagaan adalah organisasi/kelompok ataupun perorangan yang secara langsung terkait dan mempengaruhi aktivitas masyarakat. x 11