Kata kunci : analisa kesetimbangan massa, peran serta masyarakat, lembaga motivator dan lembaga pengelola sampah mandiri.

dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA

EVALUASI SISTEM PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH DI KOTA TRENGGALEK

KAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT (STUDI KASUS DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA)

PENGELOLAAN SAMPAH PERMUKIMAN DI KAWASAN PERDESAAN KABUPATEN PONOROGO ( STUDI KASUS KECAMATAN BUNGKAL )

STRATEGI PENINGKATAN KINERJA PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI PESISIR DI KELURAHAN LEMBANG KABUPATEN BANTAEN

STRATEGI PENINGKATAN KINERJA PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI PESISIR KELURAHAN LEMBANG KABUPATEN BANTAENG

Kata Kunci: Evaluasi, Masa Pakai, Reduksi, Pengomposan, Daur Ulang

Kata kunci : Sampah, Reduksi, daur ulang, kawasan komersial dan Malioboro

PENGELOLAAN SAMPAH DI KAWASAN PURA BESAKIH, KECAMATAN RENDANG, KABUPATEN KARANGASEM DENGAN SISTEM TPST (TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU)

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MEREDUKSI SAMPAH DI KECAMATAN TENGGILIS MEJOYO, SURABAYA TIMUR

KAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN BUBUTAN SURABAYA

PENGEMBANGAN FASILITAS PENGOLAHAN SAMPAH DI KECAMATAN KELAPA DUA KABUPATEN TANGERANG

KAJIAN PENGADAAN DAN PENERAPAN TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU (TPST) DI TPA km.14 KOTA PALANGKA RAYA

TUGAS AKHIR Perencanaan Pengolahan Sampah Rumah Tangga di Kecamatan Rungkut Kota Surabaya YOANITA PUSPITA RATIH

KAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH DI TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU LAHUNDAPE KECAMATAN KENDARI BARAT KOTA KENDARI

BAB V IMPLEMENTASI PROGRAM KOMPOSTING RUMAH TANGGA

EVALUASI DAN OPTIMALISASI MASA PAKAI TPA SUNGAI ANDOK KOTA PADANG PANJANG

Pengelolaan Sampah Terpadu. Berbasis Masyarakat Kelurahan Karang Anyar

APLIKASI TEKNOLOGI DAUR ULANG DALAM RANGKA MEREDUKSI VOLUME SAMPAH DI KAWASAN KUTA KABUPATEN BADUNG

Pengaruh Stasiun Peralihan Antara Terhadap Pengelolaan Sampah Permukiman di Kecamatan Tambaksari, Surabaya

OPTIMALISASI MASA PAKAI TPA MANGGAR KOTA BALIKPAPAN

KAJIAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN MATARAM

Jarak tangki septik ke sumber air bersih 10 m, ke bangunan 1,5 m. Ada bidang resapan. Ada jaringan pipa air limbah.

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BUPATI POLEWALI MANDAR

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN

STUDI EMISI KARBON DARI SAMPAH PEMUKIMAN DENGAN PENDEKATAN METODE US-EPA DAN IPCC DI KECAMATAN TEGALSARI SURABAYA PUSAT

PERENCANAAN MATERIAL RECOVERY FACILITY KECAMATAN ARJASA, KABUPATEN JEMBER MATERIAL RECOVERY FACILITY DESIGN FOR ARJASA DISTRICT, JEMBER REGENCY

PERENCANAAN MATERIAL RECOVERY FACILITY SECARA MANUAL DI TPA BULUSAN BANYUWANGI

BAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA

EVALUASI UNTUK PENGEMBANGAN SISTEM PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI KOTA MARTAPURA DARI SEGI PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN

Widya Anantya, ST, M.EnvMan

STRATEGI PENINGKATAN PENGELOLAAN PRASARANA SANITASI DI WILAYAH PERMUKIMAN PESISIR KOTA KUPANG

16,0 13,5. TPST Seminyak TPST Br. Pelase Transfer Depo Kuta

KAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH B3 RUMAH TANGGA DI KECAMATAN TANDES KOTA SURABAYA

BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pengelolaan Sampah. Pedoman.

STRATEGI PENGELOLAAN ASET SISTEM PERSAMPAHAN DI KOTA POSO

Studi Timbulan Komposisi Dan Karakteristik Sampah Domestik Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru

KAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK MENINGKATKAN PELAYANAN ASET DI KABUPATEN KARAWANG

Potensi Penerapan Pengelolaan Sampah Permukiman Berbasis 3R di Kelurahan Tunjungsekar Kota Malang

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI,

TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH SEMESTER GANJIL 2016/2017

Perencanaan Material Recovery Facility Di Kecamatan Kedungkandang Kota Malang

EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH KABUPATEN GIANYAR

KEGIATAN PENGELOLAAN SAMPAH MANDIRI. Oleh : Warga RW.16 Karanganyar Brontokusuman

BAB III METODE PERENCANAAN

BAB VI STRATEGI DAN PERANCANGAN PROGRAM

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN SAMPAH

NILAI EKONOMI SAMPAH INSTITUSI (STUDI KASUS SAMPAH KAMPUS ITS SUKOLILO, SURABAYA)

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN SAMPAH

PERATURAN DESA SEGOBANG NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA SEGOBANG,

LAMPIRAN II HASIL ANALISA SWOT

STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN DI KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA LISA STUROYYA FAAZ

B. Identifikasi Kelemahan (Weakness). Sedangkan beberapa kelemahan yang ada saat ini diidentifikasikan sebagai berikut: Sektor air limbah belum

KATA PENGANTAR. bertujuan untuk mewujudkan perbaikan kualitas fungsi lingkungan hidup yang berkelanjutan,

EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA MAUMERE

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

SONNY SAPUTRA PEMBIMBING Ir Didik Bambang S.MT

IVI- IV TUJUAN, SASARAN & TAHAPAN PENCAPAIAN

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

KONSEP PENANGANAN SAMPAH TL 3104

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan pengelolaan yang berkelanjutan air dan sanitasi untuk semua. Pada tahun 2030,

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR : 3 TAHUN 2016 TENTANG

INVENTARISASI SARANA PENGELOLAAN SAMPAH KOTA PURWOKERTO. Oleh: Chrisna Pudyawardhana. Abstraksi

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI BIREUEN,

PENGELOLAAN SAMPAH 3R BERBASIS PEMBERDAYAN MASYARAKAT MELALUI KOMBINASI BANK SAMPAH DAN TPS 3R

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG,

LOMBA KEBERSIHAN ANTAR RUKUN TETANGGA SE- BOGOR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA

Pengaruh Reduksi Sampah di Tempat Penampungan Sementara (TPS) terhadap Produksi Gas Rumah Kaca di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Kota Madiun

Hasil Analisa SWOT Kabupaten Grobogan tahun 2016

PERENCANAAN MATERIAL RECOVERY FACILITY DI KECAMATAN SUKOLILO- SURABAYA

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

1. Pendahuluan PENDAMPINGAN MASYARAKAT DALAM PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA UNTUK MENDUKUNG PROGRAM URBAN FARMING

BANTAENG, 30 JANUARI (Prof. DR. H.M. NURDIN ABDULLAH, M.Agr)

STRATEGI PENGELOLAAN ASET SISTEM PERSAMPAHAN DI KOTA POSO

Lay out TPST. ke TPA. Pipa Lindi

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN. sampah yaitu dari paradigma kumpul angkut buang menjadi pengolahan yang

1.2 Telah Terbentuknya Pokja AMPL Kabupaten Lombok Barat Adanya KSM sebagai pengelola IPAL Komunal yang ada di 6 lokasi

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG

BAB I PENDAHULUAN. mengabaikan pentingnya menjaga lingkungan hidup. Untuk mencapai kondisi

Timbulan dan Pengurangan Sampah di Kecamatan Klojen Kota Malang

TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH SEMESTER GANJIL 2015/2016

LAPORAN AKHIR PKM-M. Oleh:

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN DI KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA STUDY ON HOUSEHOLD HAZARDOUS WASTE MANAGEMENT AT WONOKROMO DISTRICT SURABAYA

Tabel Skor Air Limbah Domestik Skor

PERENCANAAN TEKNIS OPERASIONAL PENGELOLAAN SAMPAH PERMUKIMAN DI KECAMATAN JATIASIH, KOTA BEKASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

KAJIAN PENINGKATAN UMUR PAKAI TPA TANAH GROGOT DAN PEMANFAATAN SAMPAH DI KECAMATAN TANAH GROGOT KABUPATEN PASER PROPINSI KALIMANTAN TIMUR

UPAYA MINIMASI LIMBAH PADAT RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DOKTER KARIADI SEMARANG DENGAN PENERAPAN STRATEGI CLEANER PRODUCTION

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

Industri Petis. Densitas Sampah h(k (kg/m3) Komposisi Sampah. Industri Petis A Hari ke- Industri Petis B Hari ke- Ratarata

Pengelolaan Sampah Mandiri Berbasis Masyarakat. Oleh: Siti Marwati, M. Si Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY

Transkripsi:

KAJIAN PELAKSANAAN SISTEM REDUKSI SAMPAH DOMESTIK SKALA RUMAH TANGGA DAN KOMUNAL KELURAHAN JAMBANGAN KECAMATAN JAMBANGAN KOTA SURABAYA Saprizul Kamil 1) dan Yulinah Trihadiningrum 2) 1) DPLH Kabupaten Indramayu (ir_kamil@telkom.net) 2) Jurusan Teknik Lingkungan FTSP-ITS Surabaya ABSTRAK Pelaksanaan sistem reduksi sampah domestik skala rumah tangga dan komunal di Kelurahan Jambangan Kecamatan Jambangan Kota Surabaya merupakan fenomena menarik untuk dikaji dalam penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan analisis kesetimbangan massa, mengamati proses kegiatan dan fasilitas sistem reduksi serta menentukan prosentase reduksi sampah domestik skala rumah tangga & komunal; mengkaji peran serta masyarakat dan kelembagaan dalam sistem reduksi sampah domestik skala rumah tangga dan komunal. Penelitian ini dimulai dengan pengambilan sampel responden pengguna komposter rumah tangga sebanyak 30 sampel dari populasi 248 pengguna komposter rumah tangga. Pengumpulan data melalui pengamatan langsung, survei, wawancara dan mempelajari dokumen yang ada. Dari hasil analisis kesetimbangan massa sampah dapat disimpulkan bahwa timbulan sampah 3.092,28 kg/hari dan prosentase reduksi sampah sekitar 79,81%. Peran serta masyarakat dalam menyediakan wadah sampah dan komposter rumah tangga masih sangat rendah dan masih tergantung pada bantuan Yayasan Uli Peduli. Pendekatan Yayasan Uli Peduli ke masyarakat dalam melaksanakan program pengelolaan sampah dilakukan melalui motivator yang bekerja menurut struktur kelembagaan. Implementasi bentuk organisasi/lembaga pengelola sampah mandiri di lapangan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat melalui mekanisme pelaksanaan sistem reduksi sampah domestik baik pembagian tugas maupun secara gotong royong. Kata kunci : analisa kesetimbangan massa, peran serta masyarakat, lembaga motivator dan lembaga pengelola sampah mandiri. PENDAHULUAN Latar Belakang Direktorat Jenderal Tata Perkotaan dan Tata Perdesaan (2003) menyebutkan bahwa dalam lima tahun terakhir ini pengelolaan kebersihan kota di Indonesia mengalami penurunan sebagai akibat timbulnya krisis ekonomi. Pada tahun 2000 hanya 32,1% penduduk perkotaan yang mendapat pelayanan persampahan atau sejumlah 35,2 juta orang dari penduduk sejumlah 109,4 juta di 384 kota seluruh Indonesia. Kondisi ini jauh lebih buruk dari kondisi hasil catatan Biro Pusat Statistik tahun 1998, di mana 49,9% penduduk dapat terlayani. Situasi yang digambarkan di atas menggambarkan beratnya untuk mengusahakan pelayanan pengelolaan persampahan dalam memenuhi target kesepakatan Konferensi Tingkat Tinggi Bumi Johannesburg pada tahun 2015. Targetnya adalah tambahan pelayanan 50% dari yang belum memperoleh pelayanan

selama ini. Tambahan pelayanan yang diusahakan ini merupakan amanat yang tertuang dalam Millennium Development Goal (MDG), bahwa pada tahun 2015 minimal 50% penduduk yang selama ini belum terlayani akan mendapat pelayanan pengelolaan persampahan. Kota Surabaya merupakan salah satu kota di Indonesia yang mempunyai kasus persampahan yang belum terpecahkan sampai sekarang. Massa sampah domestik kota Surabaya sebanyak 2.610 ton/hari (Dinas Kebersihan Kota Surabaya, 2004) merupakan beban pengelolaan sampah bagi Dinas Kebersihan Kota Surabaya. Karena hal tersebut mempengaruhi aspek keuangan daerah dan aspek lingkungan. Salah satu solusi penanganan sampah domestik Kota Surabaya yang telah berjalan dan menunjukkan keberhasilan, yaitu partisipasi warga masyarakat dalam kegiatan sistem reduksi sampah domestik skala rumah tangga dan komunal di Kelurahan Jambangan Kecamatan Jambangan Kota Surabaya. Sistem reduksi sampah di Kelurahan Jambangan merupakan fenomena menarik untuk dipelajari agar sistem reduksi sampah domestik skala rumah tangga dan komunal dapat diaplikasikan di daerah-daerah lain. Beberapa hal yang menarik dalam fenomena tersebut antara lain adanya partisipasi warga masyarakat untuk memilah dan mengolah sampah rumah tangga maupun secara komunal dan keterlibatan Yayasan Uli Peduli melalui lembaga motivator dalam pemberian motivasi dan penyuluhan sistem reduksi sampah terhadap warga masyarakat. Penelitian ini difokuskan pada pelaksanaan sistem reduksi sampah domestik skala rumah tangga dan komunal Kelurahan Jambangan Kecamatan Jambangan Kota Surabaya dengan kajian aspek teknis, aspek peran serta masyarakat dan aspek kelembagaan. Tujuan Penelitian 1. Menentukan laju timbulan dan komposisi sampah, mengamati proses kegiatan dan fasilitas dalam sistem reduksi serta menentukan prosentase reduksi sampah domestik skala rumah tangga dan komunal (aspek teknis); 2. Mengkaji peran serta masyarakat dalam sistem reduksi sampah domestik skala rumah tangga dan komunal (aspek peran serta masyarakat); 3. Mengkaji peran serta kelembagaan dalam sistem reduksi sampah domestik skala rumah tangga dan komunal (aspek kelembagaan). METODE PENELITIAN Pengumpulan Data Wawancara adalah bentuk komunikasi langsung antara peneliti dan responden. Komunikasi berlangsung dalam bentuk tanya jawab baik berstruktur maupun tidak berstruktur tentang kelembagaan yang berperan dalam sistem reduksi sampah domestik skala rumah tangga dan komunal Kelurahan Jambangan. Pengamatan langsung terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan warga masyarakat, kelompok pengelola sampah rumah tangga tingkat Rukun Tetangga maupun petugas kebersihan serta fasilitasnya yang ada berkaitan dengan sistem reduksi sampah domestik skala rumah tangga dan komunal di Kelurahan Jambangan. Survei dilakukan dengan kuesioner untuk memperoleh gambaran timbulan dan komposisi sampah rumah tangga, pengetahuan, sikap dan psikomotorik warga D-4-2

masyarakat dalam pelaksanaan sistem reduksi sampah domestik skala rumah tangga dan komunal. Metode dokumenter digunakan untuk memperoleh data kelembagaan melalui catatan tertulis maupun laporan penelitian. Variabel Operasional Penelitian Variabel-variabel yang diteliti adalah: Variabel timbulan sampah meliputi dimensi laju timbulan sampah rumah tangga dan komunal dengan indikator berat sampah rata-rata dalam satu hari. Variabel komposisi sampah meliputi dimensi komposisi sampah rumah tangga dan komunal baik didaur-ulang maupun tidak didaur-ulang dengan indikator komposisi sampah basah dan kering. Variabel peranan masyarakat meliputi dimensi persepsi dan sikap masyarakat dengan indikator pelatihan dan pemilahan sampah. Variabel peranan lembaga meliputi dimensi organisasi, sumberdaya manusia dan aktifitas dengan indikator bentuk organisasi, kualitas dan kuantitas SDM serta jenis kegiatan. Pengolahan Data Data diolah dengan: Analisis kesetimbangan massa sampah, untuk mengetahui laju timbulan dan komposisi sampah serta prosentase reduksi sampah domestik skala rumah tangga dan komunal; Analisis isi ( content analysis), menggambarkan peranan kelembagaan motivator, kegiatan-kegiatan yang terjadi beserta fasilitasnya dalam sistem reduksi sampah domestik skala rumah tangga dan komunal; Analisis deskriptif, untuk mengetahui karakteristik setiap variabel pada responden (warga masyarakat) dalam pelaksanaan sistem reduksi sampah domestik skala rumah tangga dan komunal; Analisis SWOT, mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi sistem reduksi sampah domestik skala rumah tangga dan komunal di masa mendatang. HASIL PENELITIAN Aspek Teknis 1. Dilihat dari Tabel 1, bahwa komposisi sampah domestik. Jambangan paling besar adalah jenis sampah organik sebesar 55,71%, kemudian disusul jenis sampah kertas sebesar 15,98%, jenis sampah plastik 13,7%, dan jenis sampah lain-lain sebesar 5,48%. Jenis sampah berupa kain/tekstil, karet/kulit, kayu, dan logam sekitar 1% hingga 3%. D-4-3

Tabel 1. Hasil Analisis Komposisi Sampah Domestik Kelurahan Jambangan Jenis sampah Timbulan sampah kg/hari/rumah Jumlah rumah Timbulan sampah kg/hari % komposisi Recovery factor (%) Sampah organik 1,22 1412 1722,64 55,71 92,0 Kertas/karton 0,35 1412 494,2 15,98 73,0 Plastik 0,30 1412 423,6 13,70 73,0 Kain/tekstil 0,05 1412 70,6 2,28 100,0 Karet/kulit 0,05 1412 70,6 2,28 74,0 Kayu 0,05 1412 70,6 2,28 55,0 Gelas/kaca 0,03 1412 42,36 1,37 73,0 Logam 0,02 1412 28,24 0,91 73,0 Lain-lain 0,12 1412 169,44 5,48 0,0 Jumlah 2,19 3092,28 100,00 2. Tabel kesetimbangan massa memberikan gambaran jumlah timbulan sampah domestik Kelurahan Jambangan, massa sampah daur-ulang serta massa sampah non daur-ulang. Tabel 2. Hasil Perhitungan Kesetimbangan Sampah Domestik Kelurahan Jambangan Jenis sampah Timbulan sampah kg/ hari/rumah Jumlah rumah Timbulan sampah kg/hari % komposisi Recovery factor (%) Massa Daur-Ulang (kg) % Daur- Ulang Massa Non Daur- Ulang % Non Daur- Ulang Sampah organik 1,22 1412 1722,64 55,71 92,0 1.584,83 64,2 137,81 22,1 Kertas/karton 0,35 1412 494,2 15,98 73,0 360,77 14,6 133,43 21,4 Plastik 0,30 1412 423,6 13,70 73,0 309,23 12,5 114,37 18,3 Kain/tekstil 0,05 1412 70,6 2,28 100,0 70,60 2,9 0,00 0,0 Karet/kulit 0,05 1412 70,6 2,28 74,0 52,24 2,1 18,36 2,9 Kayu 0,05 1412 70,6 2,28 55,0 38,83 1,6 31,77 5,1 Gelas/kaca 0,03 1412 42,36 1,37 73,0 30,92 1,3 11,44 1,8 Logam 0,02 1412 28,24 0,91 73,0 20,62 0,8 7,62 1,2 Lain-lain 0,12 1412 169,44 5,48 0,0 0,00 0,0 169,44 27,1 Jumlah 2,19 3092,28 100,00 2.468,03 100,0 624,25 100,0 Massa sampah domestik dari Kelurahan Jambangan sebesar 3092,28 kg/hari melalui rangkaian proses sistem reduksi sampah domestik skala rumah tangga dan komunal akhirnya terbagi menjadi massa sampah daur-ulang sebesar 2.468,03 kg/hari dan massa sampah non daur-ulang (residu) sebesar 624,25 kg/hari. Jadi prosentase sampah domestik yang berhasil direduksi adalah sebesar: 2.468,03 x 100% = 79,81% 80%. 3.092,28 Aspek Peran Serta Masyarakat Responden dipilih secara random stratified sampling tiap RT/RW dengan prosentase masing-masing terhadap jumlah responden. Hasil analisis deskriptif dapat diterangkan sebagai berikut: D-4-4

1) 66,7% responden memperoleh wadah sampah dari Yayasan Uli Peduli, biaya sendiri 20%, bantuan RT 6,7% dan bantuan kelurahan 3,3%, sedangkan responden memperoleh komposter rumah tangga dari bantuan Yayasan Uli Peduli sebanyak 30 orang. Hal ini menunjukkan partisipasi warga masyarakat untuk membiayai wadah sampah rumah tangga dan komposter rumah tangga sendiri masih rendah dan lebih banyak warga masyarakat tergantung pada bantuan Yayasan Uli Peduli; 2) Responden pernah mengikuti pelatihan kader lingkungan sebesar 63,3% dan sisanya 36,7% tidak mengikuti pelatihan tersebut karena responden tidak tahu dan tidak punya waktu. Hal ini dikarenakan jatah jumlah peserta pelatihan terbatas dan dapat mengikuti pelatihan pada kesempatan berikutnya. Dan kemungkinan minat masyarakat belum/tidak tertarik terhadap pelatihan tersebut, karena menyita waktu pekerjaan lain. 3) Sebagian besar responden melakukan kegiatan pemilahan sampah 96,7% dan sisanya 3,3% tidak melakukan pemilahan dengan alasan tidak mempunyai waktu. 4) Kegiatan pemilahan sampah yang dilakukan oleh ibu sendiri 33,3%, ibu + bapak/pembantu 10%, ibu + anak 10% dan semua anggota keluarga 43,3%; 5) Responden memperoleh pengetahuan cara pemilahan yang didapat dari Yayasan Uli Peduli 86,7%, PKK 6,7% dan kader lingkungan 3,3%; 6) Responden mengolah sampah basah melalui komposter rumah tangga 93,3% dan dibuang ke wadah sampah 6,7%; 7) Komposter rumah tangga yang pernah menghasilkan kompos hanya 3,3% dan sisanya 96,7% belum menghasilkan kompos karena faktor peralatan/konstruksi dan komposisi sampah antara lain: a. 20% responden menyatakan komposter belum dipasang, karena kendala biaya instalasi di tempat; b. 33,3% komposter baru dipasang sejak satu minggu hingga 5 bulan lalu; c. 43,3% mengalami gangguan binatang tikus, kadar air tinggi akibat hujan dan kelebihan sampah makanan, tumbuhnya jamur, dan kerusakan peralatan/perpipaan pada komposter sehingga tidak optimal proses pengomposan, serta kurang perawatan pada komposter tersebut. 8) Pengolahan sampah kering oleh responden sebagian besar dikumpulkan secara komunal untuk dijual ke pengepul 50%, dijual sendiri ke pengepul 23,3% dan sisanya dibuang ke wadah sampah 23,3%. Aspek Kelembagaan Pendekatan Yayasan Uli Peduli ke masyarakat dalam melaksanakan program pengelolaan sampah dilakukan melalui motivator yang bekerja menurut struktur kelembagaan sebagaimana tercantum pada Gambar 1. D-4-5

Koordinator Lapangan Komunikator Litter Bug Net Working Asisten Koordinator Tabulator Junior Leader Senior Leader 7 Motivator 10 Motivator Wilayah Binaan Wilayah Binaan Keterangan : Garis komando Garis kemitraan Garis koordinasi Gambar 1 Bagan Struktur Organisasi Kelembagaan Motivator (Sumber : Yayasan Uli Peduli, 2005) Bagan struktur organisasi pada Gambar 1 diterangkan sebagai berikut : 1. Koordinator Lapangan bertugas mengkoordinasi semua elemen dalam pengembangan dan pembinaan kegiatan pengelolaan sampah mandiri dan bertanggung jawab kepada Yayasan Uli Peduli; Di samping itu juga koordinator lapangan menjalin kerjasama dengan pihak komunikator; 2. Komunikator merupakan humas (hubungan masyarakat); 3. Tabulator bertugas merekapitulasi data lapangan yang berkaitan dengan prasarana dan sarana persampahan; 4. Asisten koordinator bertugas membantu koordinator lapangan untuk bekerjasama dengan litter bug (pengepul, tukang rombeng, bandar daur ulang, konsumen) dan net working (antar LSM); 5. Junior/Senior leader bertugas mengkoordinasi motivator di lapangan dalam rangka memotivasi para kader lingkungan dan warga masyarakat; 6. Motivator adalah tenaga penyuluh yang memberikan penerangan kepada kader lingkungan serta warga masyarakat sekaligus mendorong motivasi kader lingkungan D-4-6

dan warga masyarakat untuk mempraktekkan kegiatan pemilahan sampah basah dan kering di tempat sumbernya masing-masing. 7. Wilayah binaan adalah suatu wilayah domisili kader lingkungan. Faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman selama pelaksanaan sistem reduksi sampah domestik skala rumah tangga dan komunal yang terjadi di Kelurahan Jambangan dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Matrik SWOT Kekuatan (S) Kelemahan (W) Analisis Lingkungan Internal Analisis Lingkungan Eksternal Peluang (O) Timbulan sampah cukup tinggi dengan komposisi yang memiliki nilai ekonomi Kegiatan pemilahan sampah basah 93,3% dan sampah kering 73,3% yang dilakukan di rumah Kader lingkungan 131 orang Komposter rumah tangga 248 unit Komposter komunal 2 unit Strategi SO KK miskin 21%, KK menengah 65% Keterbatasan pendidikan warga masyarakat SD-SLTA 86,7% Kepedulian masyarakat menyediakan wadah sampah dan komposter rumah tangga sendiri sangat rendah Ada ketergantungan warga masyarakat pada bantuan Yayasan Uli Peduli Harga komposter rumah tangga tergolong mahal Kinerja komposter kurang memadai Strategi WO Keputusan Walikota Surabaya No. 273 Tahun 1991 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Sistim Pengumpulan Sampah Secara Terpisah Antara Sampah Basah Dan Sampah Kering Dalam Wilayah Kota Surabaya Bantuan Yayasan Uli Peduli berupa gerobak sampah, komposter rumah tangga, komposter komunal, motivator, pelatihan kader lingkungan Adanya program pembinaan masyarakat (pelatihan kader lingkungan) Adanya market sampah daur-ulang Ancaman (T) Membuat buku panduan sistem reduksi sampah domestik skala rumah tangga dan komunal Menetapkan bentuk format lembaga pengelola sampah mandiri tingkat RT/RW Menetapkan daerah binaan sebagai daerah percontohan pelaksana sistem reduksi sampah domestik skala rumah tangga dan komunal Membuat daftar harga jenis sampah daur-ulang Membentuk organisasi kader lingkungan sebagai sarana perkumpulan bagi para kader lingkungan Strategi ST Mengadakan workshop pemberdayaan sampah dengan mengundang para pakar kreatifitas daur-ulang sampah Memberikan bantuan wadah sampah dan komposter rumah tangga dengan kewajiban membayar retribusi sampah secara kontinu oleh warga masyarakat Membatasi jenis sampah basah yang dibuang ke komposter rumah tangga dengan menitipkan jenis sampah makanan kepada petugas kebersihan untuk dimasukkan ke komposter komunal Strategi WT Kontrak kerjasama Yayasan Uli Peduli dan tim Unesa akan berakhir Mengadakan lomba pemilahan sampah basah dan kering, lomba kebersihan dan lomba kader lingkungan terbaik Mengangkat kader lingkungan terbaik/berpengalaman sebagai motivator dan diperbantukan pada kantor Kelurahan Memberlakukan sistem reward bagi yang berprestasi dan punishment bagi yang melanggar ketentuan D-4-7

Dari analisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pelaksanaan sistem reduksi sampah domestik skala rumah tangga dan komunal, maka dapat diusulkan rencana strategi sebagai berikut: 1. Membuat buku panduan pelaksanaan sistem reduksi sampah domestik skala rumah tangga dan komunal. 2. Membentuk organisasi kelompok pengelola sampah mandiri tingkat RT/RW seperti yang dapat dilihat pada Gambar 2. Ketua Kelompok Sekretaris Bendahara Pelaksana Penerimaan dan Pencatatan Pelaksana Pengangkutan, Penjualan dan Pengadaan Pelaksana Pemberdayaan, Ketrampilan dan Penghijauan Pelaksana Kesejahteraan Keluarga dan Rekreasi WARGA MASYARAKAT TINGKAT RT/RW Gambar 2. Usulan Struktur Organisasi Kelompok Pengelola Sampah Mandiri Tingkat RT/RW Adapun uraian tugas bagian-bagian organisasi kelompok pengelola sampah mandiri di tingkat RT, yaitu sebagai berikut: a) Ketua Kelompok Pengelola Sampah Mandiri bertugas mengkoordinasi bagianbagian kelompok agar tercapai tujuan kelompok sesuai visi dan misi kelompok; b) Sekretaris, bertugas membantu ketua dalam bidang kesekretariatan; c) Bendahara, bertugas membantu ketua dalam bidang keuangan dan akuntasi pembukuan; d) Pelaksana Penerimaan dan Pencatatan, bertugas menerima, menimbang dan mencatat berat sampah kering yang diterima dari warga masyarakat RT/RW; e) Pelaksana Pengangkutan, Penjualan dan Pengadaan, bertugas mengangkut dan menjual sampah kering ke pengepul/pembeli dengan keuntungan semaksimal mungkin serta membeli barang sesuai kebutuhan kelompok; f) Pelaksana Pemberdayaan, Ketrampilan dan Penghijauan bertugas memanfaatkan sampah kering sebagai sumber kreativitas sekaligus sebagai sumber pendapatan dan memanfaaatkan kompos untuk pemeliharaan lingkungan; g) Pelaksana Kesejahteraan Keluarga dan Rekreasi bertugas merencanakan dan merealisasikan komitmen kesejahteraan keluarga dan rekreasi dengan memanfaatkan kas pemasukan kelompok. D-4-8

KESIMPULAN, SARAN DAN REKOMENDASI Kesimpulan Aspek Teknis 1. Timbulan sampah Kelurahan Jambangan sebesar 3.092,28 kg/hari. 2. Prosentase sampah yang berhasil direduksi sebesar 79,81% terhadap massa sampah total. Aspek Peran Serta Masyarakat 1. Partisipasi warga masyarakat untuk membiayai wadah sampah rumah tangga dan komposter rumah tangga sendiri masih rendah dan lebih banyak warga masyarakat tergantung pada bantuan Yayasan Uli Peduli; 2. Sebagian besar responden melakukan kegiatan pemilahan sampah sebesar 96,7% dan sisanya 3,3% tidak melakukan pemilahan dengan alasan tidak mempunyai waktu. 3. Kegiatan pemilahan sampah yang dilakukan oleh ibu sendiri 33,3%, ibu + bapak/pembantu 10%, ibu + anak 10% dan semua anggota keluarga 43,3%; 4. Responden memperoleh pengetahuan cara pemilahan yang didapat dari Yayasan Uli Peduli 86,7%, PKK 6,7% dan kader lingkungan 3,3%; 5. Responden mengolah sampah basah melalui komposter rumah tangga 93,3% dan dibuang ke wadah sampah 6,7%; 6. Pengolahan sampah kering oleh responden sebagian besar dikumpulkan secara komunal untuk dijual ke pengepul 50%, dijual sendiri ke pengepul 23,3% dan sisanya dibuang ke wadah sampah 23,3%. Aspek Kelembagaan Organisasi kelembagaan motivator berfungsi sebagai pelaksana pemberian motivasi terhadap para kader lingkungan dan warga masyarakat di daerah binaan. Kinerja organisasi tersebut masih dalam tahap pengembangan. Saran Perlu dilakukan studi penelitian dampak perkembangan pelaksanaan sistem reduksi sampah domestik skala rumah tangga dan komunal Kelurahan Jambangan terhadap daerah sekitarnya. Rekomendasi 1. Kepedulian Yayasan Uli Peduli pada program pelaksanaan sistem reduksi sampah hendaknya seimbang dengan tingkat kepedulian warga masyarakat, khususnya dalam jumlah bantuan wadah sampah dan komposter rumah tangga agar tidak menunjukkan adanya ketergantungan masyarakat pada bantuan Yayasan Ulu Peduli. 2. Diusulkan rencana membentuk organisasi kelompok pengelola sampah mandiri tingkat RT/RW. 3. Bila dirasakan perlu untuk membentuk organisasi kader lingkungan dalam rangka penguatan jaringan sosial, agar tercipta ikon masyarakat pemilah sampah basah dan kering dalam struktur masyarakat. D-4-9

DAFTAR PUSTAKA Budimanta, A., Prasetijo, A. dan Rudito, B. (2004) Corporate Social Responsibility: Jawaban Bagi Model Pembangunan Indonesia Masa Kini. Indonesia Center for Sustainable Development (ICSD), Jakarta. Dinas Kebersihan Kota Surabaya (2004) Data Statistik Sampah Kota Surabaya. Direktorat Jenderal Tata Perkotaan dan Tata Perdesaan (2003) Executice Summary: National Action Plan Bidang Persampahan. Departemen Permukiman Dan Prasarana Wilayah. Rangkuti, F. (2004) Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis : Reorientasi Konsep Perencanaan Strategis untuk Menghadapi Abad 21. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta. Tchobanoglous, G., Theisen, H. dan Vigil, S. (1993) Integrated Solid Waste Management: Engineering Principles and Management Issues. McGraw-Hill International Editions. Singapore. Triyogo, Rika S. (2005) Handout : Aspek Sosial Dalam Metodologi Penelitian Kualitatif. FKM Universitas Airlangga, Surabaya. D-4-10