BAB III TROWULAN DAN NILAI-NILAI HISTORISNYA

dokumen-dokumen yang mirip
PROFIL KECAMATAN. 1. Nama : KECAMATAN PABERIWAI. 2. Ibu Kota Kecamatan : KANANGGAR. 3. Tahun Berdiri : 5 JUNI

SD kelas 4 - BAHASA INDONESIA BAB 1. INDAHNYA KEBERSAMAANLatihan Soal 1.7

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang


PROFIL KECAMATAN. 1. Nama : KECAMATAN KARERA 2. Ibu Kota Kecamatan : NGGONGI 3. Tahun Berdiri : 4. Batas Wilayah : a) Adminitrasi Pemerintahan :

PROFIL KECAMATAN. a) Adminitrasi Pemerintahan :

BAB I PENDAHULUAN. pembentukannya setiap budaya yang dimunculkan dari masing-masing daerah

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

Katalog BPS:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pada masa lalu, wilayah nusantara merupakan jalur perdagangan asing

PROFIL KECAMATAN DALAM PENGEMBANGAN

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dengan ibukota Pringsewu terletak 37 kilometer sebelah

Nama Kecamatan : Haharu Jumlah Desa / Kelurahan : 7 Desa Nama Desa atau kelurahan yang sekretarisnya PNS: Rambangaru,kadahang,Wunga,Napu

PROFIL KECAMATAN ANGKONA


V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Gambar 4. Kerangka Habitat Equivalency Analysis V. GAMBARAN UMUM WILAYAH. Wilayah penelitian pada masyarakat Kecamatan Rumpin secara

Statistik Daerah Kabupaten Bintan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. pemerintahan Propinsi Lampung di Bandar Lampung adalah 77 km.

kaurkab.bps.go.id Statistik Daerah Kecamatan Padang Guci Hilir 2016 Halaman i

Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALANGKA RAYA

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Deli Serdang. Berada di jalur lintas Sumatera, desa ini terletak diantara dua kota besar di


STATISTIK KECAMATAN MUARA SAHUNG 2016

Profil Kabupaten Aceh Singkil

STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2013

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kapur IX adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Lima Puluh Kota,

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BENGKONG

4.1. Letak dan Luas Wilayah

KABUPATEN HALMAHERA SELATAN

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BONDOWOSO 2015


3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis

BAB II. DESKRIPSI DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayahnya sekitar 389

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH

GAMBARAN UMUM WILAYAH. tenggara dari pusat pemerintahan kabupaten. Kecamatan Berbah berjarak 22 km

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dusun dan terletak di bagian selatan Gunungkidul berbatasan langsung dengan

STATISTIK DAERAH KECAMATAN KOTA MUKOMUKO

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA POLOBOGO

Statistik Daerah Kabupaten Bintan

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

Selayang Pandang Kabupaten Musi Rawas Utara 1


PERANCANGAN GRIYA SENI DAN BUDAYA TERAKOTA DI TRAWAS MOJOKERTO

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Pringsewu, secara geografis Kabupaten

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO

BAB II PROFIL WILAYAH. acuan untuk menentukan program kerja yang akan dilaksanakan selama KKN

DAFTAR LAMPIRAN. Lowokwaru kota Malang. Memiliki curah hujan 1883 mm/thn, ketinggian 452 Meter dari


Batas-batas Desa Pasir Jambu adalah sebagai berikut:

IV.GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Gedung Aji memiliki luas wilayah sekitar 114,47 km 2 beribukota di

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

BAB III MENELUSURI WILAYAH DAN MASYARAKAT DESA RENDENG. berbatasan dengan Desa Tileng, Sebelah Timur Desa Malo dan sebelah barat

PROFIL DESA. Profil Kelurahan Loji. Kondisi Ekologi

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN BARAT 2015

GAMBARAN UMUM LOKASI

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Naga Beralih adalah salah satu Desa yang ada di Kecamatan Kampar Utara.

V. GAMBARAN UMUM. administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur.


V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN BEJI

BAB IV GAMBARAN UMUM


STATISTIK DAERAH KECAMATAN LOBALAIN 2016

Kecamatan Kepulauan Joronga Dalam Angka 2011

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian


SAMBUTAN. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan rahmat dan ridho-nya kepada kita sekalian.

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Awal terbentuknya Desa Margo Mulyo Pada tahun 1960 terjadi bencana alam

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Keadaan Umum Wilayah Kecamatan Labuhan Maringgai


IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Pugung memiliki luas wilayah ,56 Ha yang terdiri dari

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan

BAB V SUMBER DAYA ALAM

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menerus meningkat, memerlukan modal yang besar jumlahnya. Pengembangan kepariwisataan merupakan salah satu alternatif yang

STATISTIK DAERAH KECAMATAN PEGANDON 2016

Statistik Daerah. Kecamatan Andam Dewi. Katalog BPS : Sopo Godang Raja U

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang


IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. wilayah Kabupaten Lampung Utara berdasarkan Undang-Undang No.6 Tahun

DAFTAR ISI.. HALAMAN JUDUL. HALAMAN PRASYARAT GELAR SARJANA LEMBAR PENGESAHAN.. HALAMAN PENETAPAN PANITIA UJIAN UCAPAN TERIMKASIH ABSTRACT...

KATALOG BPS BADANPUSATSTATISTIK KABUPATENACEHSELATAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

IV KONDISI UMUM KAWASAN PERENCANAAN

BAB II DESKRIPSI LOKASI OBJEK PENELITIAN. Batang Hari. Candi ini merupakan peninggalan abad ke-11, di mana Kerajaan

BAB I PENDAHULUAN. Kecamatan Susukan merupakan salah satu Kecamatan yang berada di

(Monografi Desa Ngijo 2011). 6,5 Sedangkan horizon B21 dalam cm: warna 5YR 3/3

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SEMPOR. membuat sungai dari sebelah barat (Sungai Sampan), sedang yang muda

KATALOG BPS:

PETA WILAYAH KECAMATAN SURUH

Transkripsi:

BAB III TROWULAN DAN NILAI-NILAI HISTORISNYA A. Kondisi Obyektif Kecamatan Trowulan Trowulan adalah sebuah wilayah yang sarat dengan nilai-nilai historis yang meliputinya, hal ini dapat kita lihat dari perjalanan trowulan sebagai sebuah pemukiman, pada masa majapahit trowulan adalah Wilwatikta atau yang terkenal sebagai ibu kotanya kerajaan Majapahit. Oleh karena itu Trowulan menjadi sangat penting dalam banyak hal sebagai bagian dari penelitian yang dilakukan oleh para ahli, khususnya tentang Islam dan Majapahit. 1 Untuk mengetahui bagaimana kondisi obyek penelitian, kaitannya dengan keris dan masyarakat Trowulan sebagai masyarakat pendukung peradabannya, maka penulis akan memberikan gambaran singkat bagaimana kondisi obyektif dari kecamatan Trowulan yang dahulunya berfungsi sebagai ibu kota kerajaan majapahit. Pada bagian ini selanjutnya penulis akan menggambarkan kondisi obyektif Trowulan, yang pada masanya sebagai sebuah wilayah yang memiliki nilai historis dan sebagai saat ini menjadi sebuah wilayah yang kompleks dengan modernisasi. 2 1 Pembahasan tentang Trowulan sebagai bagian histories majapahi akan penulis bahas pada bab selanjutnya. 2 Data yang disampaikan penulis adalah data kondisi obyektif kecamatan Trowulan pada era modernisasi, tepatnya pada tahun 2009 2010, abad 21. 55

56 Trowulan secara obyektif dapat kita ketahui melalui penelusuran dan pengumpulan data yang terdapat di kabupaten Mojokerto ataupun yang terdapat di kecamatan Trowulan. Selain itu, data mengenai kecamatan Trowulan dapat di akses melalui situs resmi pemerintahan kabupaten Mojokerto. Maka secara terperinci penulis akan menggambarkan kondisi obyektif kecamatan Trowulan, berdasarkan data yang penulis dapatkan melalui situs internet dan ataupun data yang bisa kita dapatkan secara langsung dari kecamatan Trowulan, sehingga pembaca tidak mengalami kesulitan dalam membaca kondisi objektif kecamatan Trowulan. 3 Berikut adalah peta kondisi obyektif kecamatan trowulan 4 : 1. Geografi 1 Luas Wilayah : 3.704.320 HA 2 Topografi 2.1 Luas Kemiringan Lahan a. Datar (0-2 0 ) : (0-2) b. Bergelombang (3-15 0 ) : - c. Curam (16-40 0 ) : - d. Sangat Curam (> 40 0 ) : - 2.2 Ketinggian Diatas Permukaan Laut a. < 500 : <500 b. 500 1000 : - c. > 1000 : - 3 Data ini adalah data yang diambil dari situs resmi pemerintah kabupaten mojokerto, Sumber : Kecamatan tahun 2009 2010. Untuk mengetahui secara lengkap dapat di akses melalui www.pemkab-mojokerto.go.id 4 Penulis menyampaikannya dalam bentuk tabel dengan tujuan agar tersampaikan secara sederhana dan mudah untuk dipahami oleh pembaca.

57 3 Keadaan Iklim total Curah Hujan : - Kelembaban Udara : - Curah Hujan : 1.590,6 MM Kecepatan Angin : 132,55 MM/Th 4 Panjang Perbatasan dg Kec. Lain : - Pemerintahan 1 Administrasi Pemerintahan a. Jumlah Kelurahan : - b. Jumlah Desa : 16 Desa c. Jumlah Dusun : 60 Dusun d. Jumlah RW : 89 RW e. Jumlah RT : 338 RT 2 Aparatur Pemerintahan 2.1 Jumlah PNS a. Golongan I : 1 b. Golongan II : 11 c. Golongan III : 13 d. Golongan IV : 2 2.2 Kekuatan Potensi Linmas a. Desa : 16 Orang b. Laki-Laki : 74 Orang/ Desa c. Perempuan : - d. Jumlah : 1.184 Orang Demografi 1 Kependudukan 1.1 Jumlah Penduduk a. Laki Laki : 35.827 Orang

58 b. Perempuan : 35.337 Orang c. Jumlah : 71.164 Orang 1.2 Jumlah Kelahiran Menurut Jenis Kelamin a. Laki Laki : 64 jiwa b. Perempuan : 65 jiwa c. Jumlah : 129 jiwa d. Rata Kelahiran / 1000 pend. : - 1.3 Jumlah Kematian a. Laki Laki : 22 jiwa b. Perempuan : 14 jiwa c. Jumlah : 36 jiwa d. Rata Kematian / 1000 pend. : - 2. Kesejahteraan Sosial dan Ekonomi 1 Perkembangan Strata Keluarga Sejahtera a. Keluarga Prasejahtera : 3.431 KK b. Keluara Sejahtera I : 3.449 KK c. Kelarga Sejahtera II : 7.557 KK 2 Panti Asuhan a. Panti Sosial Anak : 5 Jiwa b. Panti Sosial Lainnya : - 3 Potensi dan Sumber Kesejateraan Sosial a. Karag Taruna : 20 Organisasi b. Tenaga Kesehatan Sosial Mas. : - c. Organisasi Sosial : 4 Organisasi Kesehatan 1 Sarana Kesehatan a. Rumah Sakit : - b. Rumah Sakit Bersalin : -

59 c. Balai Pengobatan : 1 d. Puskesmas : 1. Rawat Inap : 1 Unit 2. Rawat Jalan : 1 3. Pembantu : 3 Unit 4. Keliling : 2 Unit e. Apotik : 1 Unit 2 Tenaga Kesehatan a. Dokter Umum : 4 Orang b. Dokter Spesialis : - c. Dokter Gigi : 2 Orang d. Bidan : 16 Orang b. Bidan di desa : - c. Perawat : - d. Ahli Penyehatan Lingkungan : 2 Orang Pertanian 1 Padi a. Luas Tanam : 3.704,320 Ha b. Luas Panen : 3.188 Ha c. Rata-Rata Produksi : - d. Produksi : 22,316 Ton e. Jumlah Konsumsi : - 2 Kedelai a. Luas Tanam : 419 Ha b. Luas Panen : 419 Ha c. Rata-Rata Produksi : - d. Produksi : 590,79 Ton 3 Jagung a. Luas Tanam : 893 Ha b. Luas Panen : 893 Ha

60 c. Rata-Rata Produksi : - d. Produksi : 6.072,40 Ton Perikanan 1 Sungai a. Luas Area : 3.00 HA b. Rata-Rata Produksi : 300 Kg/Ha c. Produksi : 300 Kg/Ha 2 Kolam a. Luas Area : 5.678 Ha b. Rata-Rata Produksi : - c. Produksi : 2.000 Kg 3 Keramba a. Luas Area : - b. Rata-Rata Produksi : - c. Jumlah Produksi : - Peternakan 1 Ternak Yang Dipotong a. Sapi : 2.044 Ekor b. Kambing : 2.512 Ekor c. Domba : 1.559 Ekor 2 Unggas a. Daging : 11.000 Kg b. Telur : 1.213 Kg c. Susu : -

61 Pariwisata 1 Jumlah Obyek Wisata a. Alam : - b. Buatan : 1 Buah c. Sejarah : 14 Buah 2 Jumlah Hotel a. Bintang Lima : - b. Bintang Empat : - c. Bintang Tiga : - d. Bintang Dua : - e. Bintang Satu : - f. Non Bintang : - 3. Agama 1 Jumlah Pemeluk Agama a. Islam : 68.272 Jiwa b. Kristen : 198 jiwa c. Katholik : 33 Jiwa d. Hindu : 17 Jiwa e. Budha : 13 jiwa 2 Sarana Ibadah a. Masjid : 64 buah b. Langgar : 225 buah c. Mushola : 13 Buah d. Gereja Kristen : 1 Buah e. Gereja Katholik : - f. Pura / Kuil : - g. Wihrara : 1 Buah

62 Berdasarkan data-data diatas, dapat kita amati bahwa wilayah trowulan yang begitu luas sarat akan nilai-nilai historis. Hal ini dapat kita lihat dari data pariwisata yang dimiliki oleh kecamatan Trowulan dimana dalam data tersebut terdapat 14 obyek wisata yang mengandung nilai historis. 5 Di sisi lain, aspek sosial keagamaan yang ada di Trowulan tentu dapat kita amati pula berkaitan dengan budaya masyarakat lokal yang hingga saat ini masih ada dan di wariskan kepada generasi penerusnya, yaitu tradisi menjaga keris sebagai bagian dari sisa peradaban yang masih mereka miliki hingga saat ini. B. Trowulan dan Nilai-nilai Historis didalamnya Trowulan sebagaimana kita ketahui merupakan sebuah wilayah yang mempunyai nilai sejarah tinggi. Hal ini tentu tidak lepas dari keberadaan Majapahit sebagai sebuah kerajaan besar yang pernah ada di Jawa, kerajaan Majapahit tersebut mempunyai ibu kota yang bernama Wilwatikta (Trowulan). 6 Selanjutnya Trowulan merupakan Kecamatan di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Indonesia. Kecamatan ini terletak di bagian barat Kabupaten Mojokerto, berbatasan dengan wilayah Kabupaten Jombang. Trowulan terletak di jalan nasional yang menghubungkan Surabaya-Solo. Di kecamatan ini terdapat puluhan situs seluas hampir 100 kilometer persegi berupa bangunan, temuan arca, gerabah, dan pemakaman peninggalan 5 Diambil dari situs resmi pemerintah kabupaten mojokerto, Sumber : Kecamatan tahun 2009 2010. Untuk mengetahui secara lengkap dapat di akses melalui www.pemkab-mojokerto.go.id. 6 http://id.wikipedia.org/wiki/trowulan,_mojokerto

63 Kerajaan Majapahit. Diduga kuat, pusat kerajaan berada di wilayah ini yang ditulis oleh Mpu Prapanca dalam kitab Kakawin Nagarakretagama dan dalam sebuah sumber Cina dari abad ke-15. Trowulan dihancurkan pada tahun 1478 saat Girindrawardhana berhasil mengalahkan Kertabumi, sejak saat itu ibukota Majapahit berpindah ke Daha. Penelitian di Trowulan di masa lampau dipusatkan pada peninggalan monumental berupa candi, makam, dan petirtaan (pemandian). Belakangan ini penggalian arkeologi telah menemukan beberapa peninggalan aktivitas industri, perdagangan, dan keagamaan, serta kawasan permukiman dan sistem pasokan air bersih. Semuanya ini merupakan bukti bahwa daerah ini merupakan kawasan permukiman padat pada abad ke-14 dan ke-15. Peta situs-situs Trowulan Berdasarkan sumber berita dari China yang ditulis oleh Ma-Huan, masyarakat Majapahit pada Abad XV berjumlah sekitar 200-300 keluarga. Selain

64 penduduk asli, ada pendatang yang berasal dari Arab Barat dan China. Saat itu, mereka sudah mengenakan kain dan baju. Untuk kaum laki-laki memiliki rambut panjang dan terurai, sedangkan rambut perempuan disanggul. Sementara anak laki-laki pada masa itu, selalu membawa keris yang tangkainya terbuat dari emas, cula badak, atau gading. Bahasa yang digunakan penduduk asli sangat halus dan indah. Sebab, mereka menggunakan bahasa Jawa Kuno. Mereka juga sudah pandai menulis di lembaran daun kajang (anyaman dari bambu) dengan menggunakan pisau tajam. Mereka hidup dengan panduan kitab hukum dan perundang-undangan yang sangat dihormati. Dalam keseharian, masyarakat Trowulan lebih banyak menggunakan bahasa Jawa. Namun, bahasa Indonesia juga digunakan dalam berbagai kegiatan resmi. a. Rumah Penggalian arkeologi mengungkapkan lantai bata dan dinding permukiman. Dalam beberapa kasus ditemukan dua atau tiga lapisan bangunan yang bertumpuk. Permukiman ini dilengkapi dengan sumur dan saluran air. Ditemukan pula tempat penyimpanan air dan sumur yang dibatasi susunan bata dan tembikar. b. Taman Majapahit Menjelang akhir tahun 2008, pemerintah Indonesia menyeponsori eksplorasi besar-besaran di situs yang dipercaya sebagai bekas lokasi istana Majapahit. Jero Wacik, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia menyatakan bahwa Taman Majapahit akan dibangun di kawasan ini dan akan

65 rampung pada tahun 2009. Pembangunan kawasan ini bertujuan untuk mencegah kerusakan situs Trowulan akibat industri pembuatan bata rumahan yang tumbuh banyak di kawasan ini. 7 Taman Majapahit ini memperluas area Museum Trowulan yang telah ada dan menjadi sarana wisata edukasi dan rekreasi yang bertema sejarah Majapahit. Akan tetapi, proyek ini menimbulkan kontroversi dan mengundang protes dari arkeolog dan sejarahwan, karena pembangunan fondasi bangunan Pusat Informasi Majapahit di situs Segaran sebelah selatan Museum Trowulan, telah merusak situs arkeologi tersebut. Struktur tembok bata dan sumur Jobong yang sangat berharga berserakan dan rusak di lokasi pembangunan. Pemerintah berdalih bahwa metode penggalian yang diterapkan tidak merusak situs jika dibandingkan dengan metode pengeboran. 8 Sejak saat itu pembangunan Taman Majapahit ditunda untuk meneliti dampak pembangunan terhadap situs arkeologi. c. Agama dan Kepercayaan Dulu, masyarakat Trowulan menganut agama Hindu, Buddha. Kepercayaan lokal dan agama Islam juga berkembang pada masa itu. Raja atau pemimpin masyarakat memeluk satu agama, tapi juga menjadi pelindung bagi para pemeluk agama lain. 7 Diambil dari Http://id.wikimedia.org/wiki/Trowulan,-mojokerto#cite_note-2 8 Sumber diakses melalui Http://id.wikimedia.org/wiki/Trowulan,-mojokerto#cite_note-3

66 Kehidupan beragama masyarakat Trowulan saat ini tidak jauh berbeda dengan masyarakat pada zaman Majapahit. Semua agama yang ada di Indonesia, juga berkembang di Trowulan. Ternyata Trowulan menjadi titik temu berbagai agama dan kepercayaan. Masyarakat yang berbeda agama ini bisa hidup damai, berjalan dengan penuh kerukunan serta saling menghargai. Penduduk Trowulan saat ini kebanyakan memeluk agama Islam. Itu ditandai dengan adanya 63 bangunan masjid dan 184 musala. Islam sudah dianut masyarakat Trowulan sejak Abad ke-14 dengan ditemukannya sejumlah makam di Troloyo. Hingga kini, makam tersebut selalu didatangi oleh para peziarah dari berbagai wilayah Indonesia. 9 d. Mata Pencaharian Wilayah Majapahit yang meliputi wilayah pesisir dan pedalaman, menjadikan masyakaratnya kaya akan berbagai macam mata pencaharian. Pada zaman itu ada dua kelompok mata pencaharian, yaitu kegiatan keagamaan (sembahyang, membangun, dan memperbaiki lingkungan) dan kegiatan umum (bertani, berternak, kerajinan, berdagang, berlayar, dan kesenian). Sedangkan, pekerjaan masyarakat Trowulan menurut data Januari 2009, di antaranya adalah petani, perajin, pegawai, dan lainnya. Walau di Trowulan masih banyak sawah dan kebun, penduduknya kebanyakan bekerja sebagai pemahat patung yang terbuat dari tanah liat, logam, kaca, dan batu. Pahatan mereka masih 9 http://www.berani.co.id/artikel_detail.aspx?id=2270

67 mengandalkan gaya Majapahit. Bahkan, ada juga yang bekerja sebagai pembuat batu bata. 10 e. Industri Banyak perhiasan emas yang berasal masa ini telah ditemukan di Jawa Timur. Meskipun tidak terdapat banyak tambang emas di Jawa, impor emas dari Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi memungkinkan pengrajin emas untuk berproduksi dan bekerja di Jawa. Salah satu kecamatan di Trowulan disebut Kemasan, yang berasal dari kata mas yang berarti emas. Perhiasan emas serta peralatan pengrajin emas ditemukan di dekat daerah ini. Mangkuk tembikar kecil yang mungkin pernah digunakan untuk melumerkan emas, alas tempa perunggu serta batu rata bundar berkaki tiga yang digunakan sebagai alas untuk menempa dan mengukir logam. Sejumlah besar tanah liat yang digunakan untuk melumerkan dan mencetak perunggu juga ditemukan di dusun Pakis. Beberapa perunggu digunakan untuk mencetak uang gobog, koin besar yang sering digunakan sebagai azimat. Beberapa benda logam lain juga ditemukan, diantaranya lampu perunggu berukir, wadah air, genta, dan benda-benda lain yang mungkin digunakan untuk upacara keagamaan dan instrumen musik gendang perunggu. Benda serupa yang terbuat dari kayu dan bambu masih dapat ditemukan di Jawa dan Bali. Banyak juga ditemukan 10 Ibid.http://www.berani.co.id/Artikel_Detail.aspx?ID=2270

68 peralatan besi yang mungkin didatangkan ke Jawa karena Jawa memiliki sedikit tambang bijih besi. f. Uang dan Pasar Celengan tanah liat Majapahit dari abad ke-14 sampai ke-15. Trowulan, Jawa Timur. (Koleksi Museum Nasional Jakarta) Naskah Nawanatya menyebutkan mengenai pejabat kerajaan yang bertugas untuk melindungi pasar. 'Delapan ribu keping uang tunai tiap harinya' diterima pejabat ini. Uang tunai yang dimaksud dalam naskah ini adalah uang kepeng Cina, yang menjadi mata uang resmi Majapahit sejak tahun 1300, menggantikan sebagian fungsi mata uang emas dan perak yang telah digunakan selama berabadabad. Uang logam atau koin China ini disukai karena tersedia dalam nilai kecil atau uang receh, sangat cocok untuk transaksi sehari-hari di pasar. Temuan ini menggambarkan perubahan ekonomi di Trowulan yang ditandai dengan munculnya usaha dan pekerjaan yang lebih terspesialisasi, pembayaran dengan upah, dan perolehan barang kebutuhan sehari-hari dengan cara jual-beli. Bukti penting persepsi masyarakat Jawa abad ke-14 terhadap uang tergambarkan dalam wujud celengan babi dengan lubang di punggungnya untuk memasukkan uang logam. Hubungan antara figur babi dengan wadah uang sangat jelas; dalam bahasa Jawa dan bahasa Indonesia, kata 'celengan' dapat berarti wadah tepat menyimpan uang atau menabung. Sedangkan akar katanya sendiri 'celeng' yang berarti babi hutan. Wadah uang dalam bentuk lain juga ditemukan.

69 g. Tembikar Seni tembikar adalah kegiatan utama masyarakat Majapahit. Kebanyakan perabot tembikar digunakan untuk keperluan rumah tangga, seperti untuk memasak atau wadah penyimpanan, dengan hiasan terbatas pada bentuk garisgaris cat merah. Lampu minyak kelapa dari tembikar juga umum ditemukan. Tembikar terhalus buatannya umumnya berupa wadah seperti gentong, guci, dan kendi dengan dinding yang tipis, bentuk yang indah, serta permukaan halus berkilau warna merah yang didapat dengan cara pengampelasan baik sebelum atau sesudah pembakaran. Karya tembikar ini dipastikan sebagai hasil karya pengrajin tembikar yang mahir dan profesional. Wadah air adalah produk tembikar urban utama Majapahit dan banyak gentong air bulat ditemukan. Ada pula wadah air berbentuk kotak yang dihiasi motif pemandangan bawah air dan pemandangan lainnya. Patung tembikar dari tanah liat diproduksi dalam jumlah besar dan menggambarkan banyak hal. Mulai dari figur dewa, manusia, hewan, miniatur bangunan, dan pemandangan. Fungsi pastinya belum diketahui; mungkin memiliki banyak fungsi. Beberapa figur tanah liat mungkin merupakan bagian dari kuil kecil tempat persembahyangan di masing-masing rumah penduduk seperti yang kini ada di Bali. Contoh dari barang tembikar dalam bentuk miniatur bangunan dan hewan juga ditemukan di dekat bangunan suci di gunung Penanggungan. Beberapa figur lainnya merupakan penggambaran yang jenaka atas orang-orang asing dan pendatang di Majapahit, mungkin secara sederhana juga digunakan sebagai mainan anak-anak.