PERANAN SEKTOR AGROINDUSTRI TERHADAP PEREKONOMIAN KABUPATEN ROKAN HILIR: ANALISIS STRUKTUR INPUT-OUTPUT

dokumen-dokumen yang mirip
PERANAN SEKTOR PETERNAKAN DAN PERIKANAN TERHADAP PEREKONOMIAN PROVINSI RIAU: ANALISIS STRUKTUR INPUT-OUTPUT

PERANAN SEKTOR AGROINDUSTRI TERHADAP PEREKONOMIAN PROVINSI RIAU: ANALISIS STRUKTUR INPUT-OUTPUT

PERANAN SEKTOR PERKEBUNAN TERHADAP PEREKONOMIAN PROVINSI RIAU: ANALISIS STRUKTUR INPUT-OUTPUT

PERANAN SEKTOR PERTANIAN TERHADAP PEREKONOMIAN PROVINSI RIAU: ANALISIS STRUKTUR INPUT-OUTPUT

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Peranan Sektor Agroindustri Terhadap Perekonomian Kota Bogor

V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional

PENGARUH INVESTASI SEKTOR PERTANIAN DAN INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN DI PROVINSI SULAWESI TENGAH

The Contribution Of Agricultural Sector in the Economy at Bone Bolango Regency By

VI. SEKTOR UNGGULAN DALAM STRUKTUR PEREKONOMIAN WILAYAH KEPULAUAN PROVINSI MALUKU Sektor-Sektor Ekonomi Unggulan Provinsi Maluku

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN KABUPATEN MANDAILING NATAL PROVINSI SUMATERA UTARA

Boks 1. TABEL INPUT OUTPUT PROVINSI JAMBI TAHUN 2007

DAMPAK RESTRUKTURISASI INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) TERHADAP KINERJA PEREKONOMIAN JAWA BARAT (ANALISIS INPUT-OUTPUT)

III. METODE PENELITIAN. deskriptif analitik. Penelitian ini tidak menguji hipotesis atau tidak menggunakan

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional

Produk Domestik Bruto (PDB)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. sektor, total permintaan Provinsi Jambi pada tahun 2007 adalah sebesar Rp 61,85

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

DAMPAK INVESTASI SWASTA YANG TERCATAT DI SEKTOR PERTANIAN TERHADAP PEREKONOMIAN JAWA TENGAH (ANALISIS INPUT-OUTPUT)

GAMBARAN UMUM SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI (SNSE) KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

ANALISIS KETERKAITAN SEKTOR AGROINDUSTRI TERHADAP PEREKONOMIAN DI PROVINSI LAMPUNG

ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR INDUSTRI TERHADAP PDRB KOTA MEDAN

Produk Domestik Regional Bruto Gross Regional Domestic Product

PDB per kapita atas dasar harga berlaku selama tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 13,8% (yoy) menjadi Rp30,8 juta atau US$ per tahun.

I. PENDAHULUAN Industri Pengolahan

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN III TAHUN 2014

gula (31) dan industri rokok (34) memiliki tren pangsa output maupun tren permintaan antara yang negatif.

ANALISIS KEBUTUHAN INVESTASI BIDANG USAHA UNGGULAN BERBAHAN BAKU PERTANIAN DALAM SUBSEKTOR INDUSTRI MAKANAN DI KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU


III. METODE PENELITIAN

JIIA, VOLUME 1 No. 2, APRIL 2013

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional, terlebih dahulu kita harus menganalisa potensi pada

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2011

ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR PERIKANAN PADA STRUKTUR PEREKONOMIAN JAWA TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II-2011

KATA PENGANTAR. Lubuklinggau, September 2014 WALIKOTA LUBUKLINGGAU H. SN. PRANA PUTRA SOHE

Sumber : Tabel I-O Kota Tarakan Updating 2007, Data diolah

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan

Produk Domestik Regional Bruto

M E T A D A T A. INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 2 Penyelenggara Statistik

TABEL - IV.1 PERKEMBANGAN NILAI PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) MENURUT SKALA USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 TAHUN

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2014

JIIA, VOLUME 2 No. 3, JUNI 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN I-2014

VI. SEKTOR UNGGULAN DALAM STRUKTUR PEREKONOMIAN MALUKU UTARA

I. PENDAHULUAN. perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode. berikutnya. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara

BERITA RESMI STATISTIK

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I TAHUN 2012

TABEL - VII.1 PERKEMBANGAN NILAI INVESTASI MENURUT SKALA USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 TAHUN

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

PENDAPATAN NASIONAL. Andri Wijanarko,SE,ME. 1

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pendapatan rata-rata masyarakat pada wilayah tersebut. Dalam menghitung

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

PENDAPATAN REGIONAL REGIONAL INCOME

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

D a f t a r I s i. iii DAFTAR ISI. 2.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 2.9 Sektor Jasa-Jasa 85

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pendapatan regional adalah tingkat (besarnya) pendapatan masyarakat pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I TAHUN 2014

GROWTH (%) SHARE (%) JENIS PENGELUARAN 2011** 2012*** Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.

ANALISIS INPUT-OUTPUT KOMODITAS KELAPA SAWIT DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan

JURNAL GAUSSIAN, Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman Online di:

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III TAHUN 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN III TAHUN 2009

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

Keterangan * 2011 ** 2012 ***

VII. STRUKTUR PEREKONOMIAN WILAYAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BERDASARKAN KAJIAN TABEL I-O ANTAR WILAYAH

Kinerja ekspor mengalami pertumbuhan negatif dibanding triwulan sebelumnya terutama pada komoditas batubara

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PERTUMBUHAN DAN STABILITAS PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO DI KABUPATEN BOJONEGORO

M E T A D A T A INFORMASI DASAR. 1 Nama Data : Produk Domestik Bruto (PDB) 2 Penyelenggara. Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, : Statistik

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional dalam rangka

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2014

IX. KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Hasil analisis angka pengganda (multiplier) meliputi value added multiplier

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO

PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU TRIWULAN I TAHUN 2011

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

BERITA RESMI STATISTIK

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

Pendapatan Regional/ Regional Income

Pendapatan Regional/ Regional Income

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

BERITA RESMI STATISTIK

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

Keterkaitan Sektor Ekonomi di Provinsi Jawa Timur

Statistik KATA PENGANTAR

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

I. PENDAHULUAN. dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA

Transkripsi:

PERANAN SEKTOR AGROINDUSTRI TERHADAP PEREKONOMIAN KABUPATEN ROKAN HILIR: ANALISIS STRUKTUR INPUT-OUTPUT THE ROLE OF THE AGROINDUSTRY SECTOR TO ECONOMY OF KABUPATEN ROKAN HILIR ANALYSIS OF THE INPUT-OUTPUT STRUCTURE Desy Tri Artika 1), Djaimi Bakce 2), Fajar Restuhadi 2) Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Riau desytriartikanasution@yahoo.com Abstract In some countries, particularly developing countries, agroindustry is considered one of its driving force in the economy of the country. This research aims to analyze the role of agroindustry sector to the economy of lower Rokan through input-output structure of the review. The data used in this research in the form of input-output table on the basis of producer price in 2011 with 18 x 18 classification of sectors and sourced from Bappeda of Kabupaten Rokan Hilir. The research results showed: First, agroindustry have a high role to the economy of Kabupaten Rokan Hilir. The two sectors of the agro-industries which have a high contribution of the industrial sector is in a row of wood, sawn and processed, the industrial sector of food, beverages and tobacco. Second, from the output s side, a component of the establishment of agro-industries sector output was more driven by investment, followed by exports and consumption. Third, from the input s side, the sectors of agro-industries are more driven by the producer surplus, folowed by wage-salaries and intermediate input. Based on these result, in order to encourage economic growth in agro-industries then it needs to be an effort to increase investment either by government or businessmen through the accumulation of capital comes from the surplus business. One of attempts to increased the investment is accumulation of capital source from producer surplus. Keywords: the role of agroindustry sector, input-output table, producer surplus 1) Mahasiswa Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Riau. 2) Staf Pengajar Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Riau.

Pangsa PDRB (Persen) PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam perekonomian Indonesia, sektor pertanian masih memegang peranan penting. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa sektor pertanian merupakan pemasok bahan pangan, bahan baku industri, dan sumber pendapatan bagi masyarakat petani di Indonesia Sektor pertanian membutuhkan sektor-sektor perekonomian lainnya untuk memberikan nilai tambah yang tinggi, salah satunya sektor industri pengolahan (agroindustri). Kontribusi sektor ekonomi dan laju pertumbuhan ekonomi menggambarkan perekonomian yang ada di Kabupaten Rokan Hilir. Kontribusi sektor ekonomi mengalami peningkatan dari tahun 2008-2012, kecuali sektor pertambangan dan penggalian. penurunan kontribusi sektor pertambangan dan penggalian dikarenakan barang tambang dan galian merupakan sumberdaya alam yang tidak dapat diperbarui (unrenewable). Hal ini dapat dilihat melalui Gambar 1 berikut ini. 80.00 70.00 60.00 50.00 40.00 30.00 20.00 10.00 0.00 2008 2009 2010 2011 2012 Tahun Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih Konstruksi Perdagangan, Hotel dan Restoran Angkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Jasa-Jasa Sumber: BPS Kabupaten Rokan Hilir, 2013 Gambar 1. Perkembangan Pangsa PDRB Sektor Ekonomi Kabupaten Rokan Hilir Berdasarkan Harga Konstan Keseluruhan kontribusi sektor industri pengolahan berasal dari sektor industri pengolahan tanpa migas (BPS Kabupaten Rokan Hilir, 2013). Pada Gambar 1 di atas terlihat kontribusi sektor industri pengolahan Kabupaten Rokan Hilir mengalami peningkatan setiap tahun. Hal ini mengindikasikan bahwa peran industri pengolahan semakin meningkat. Namun demikian, laju pertumbuhan sektor industri pengolahan berfluktuasi dari tahun ke tahun. Hal ini mengindikasikan bahwa pertumbuhan pengembangan sektor industri pengolahan tidak stabil. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 2 di bawah ini.

Laju Pertumbuhan (Persen) 12.00 10.00 8.00 6.00 4.00 2.00 Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi 0.00 2008 2009 2010 2011 2012 Tahun Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Jasa-Jasa Sumber: BPS Kabupaten Rokan Hilir, 2013 Gambar 2. Perkembangan Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Rokan Hilir Tanpa Migas Berdasarkan Harga Konstan Dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi sektor industri pengolahan (agroindustri) maka perlu dianalisis faktor-faktor yang mendorong pengembangan sektor industri pengolahan (agroindustri) dari sisi output maupun sisi input. Tabel input-output Kabupaten Rokan Hilir menyajikan gambaran mengenai output dan input Kabupaten Rokan Hilir dalam bentuk matriks. Nilai baris pada tabel menggambarkan distribusi output sektor ekonomi. Nilai kolom pada tabel menggambarkan penggunaan input dalam proses produksi suatu sektor. Dari sisi struktur output yang akan dianalisis yaitu output antara, konsumsi, investasi, dan ekspor. Dari sisi analisis struktur input yang akan dianalisis adalah input antara, upahgaji, surplus usaha, penyusutan pajak tak langsung. Dengan demikian, tujuan dari penulisan artikel ini yaitu menganalisis peranan sektor agroindustri terhadap perekonomian Kabupaten Rokan Hilir dari sisi output dan dari sisi input. METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator keberhasilan pembangunan ekonomi. Aktivitas sektor-sektor perekonomian dapat dilihat melalui Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) wilayah tersebut. PDRB adalah ukuran besarnya kemampuan sesuatu wilayah untuk menghasilkan barang dan jasa dalam satu tahun tertentu. Nilai PDRB juga menunjukkan nilai tambah yang diciptakan sektor-sektor perekonomian Kabupaten Rokan Hilir. Dengan menganalisis nilai PDRB dapat dilihat efek langsung suatu sektor terhadap perekonomian Kabupaten Rokan Hilir. Keberhasilan pembangunan dapat dilihat melalui indikator ekonomi seperti laju pertumbuhan ekonomi wilayah tersebut. Kontribusi sektor industri

pengolahan mengalami peningkatan dari tahun 2008-2012. Namun laju pertumbuhan sektor industri pengolahan mengalami fluktuasi. Hal ini mengindikasikan adanya kendala dalam pengelolaan sektor industri pengolahan di Kabupaten Rokan Hilir sehingga pertumbuhan sektor industri pengolahan menjadi terhambat. Agroindustri memiliki peranan yang strategis di Kabupaten Rokan Hilir. Peranan sektor agroindustri dapat diketahui dengan menganalisis struktur output dan struktur input sektor agroindustri. Analisis sisi output melihat distribusi output sektor industri pengolahan lebih dominan digunakan sebagai output antara, konsumsi, investasi, atau ekspor. Sementara analisis sisi input adalah dengan menelaah penggunaan input produksi yang terbesar berasal dari input antara, tenaga kerja, surplus usaha, penyusutan atau pajak tak langsung. Setelah menganalisis struktur ekonomi agroindustri dapat dirumuskan implikasi kebijakan untuk meningkatkan peranan sektor agroindustri dalam perekonomian Kabupaten Rokan Hilir. Adapun alur kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 3 berikut ini. Peranan sektor industri pengolahan terhadap perekonomian Kabupaten Rokan Hilir Sektor agroindustri Permasalahan: 1. Kontribusi sektor agroindustri mengalami peningkatan setiap tahun namun laju pertumbuhan sektor agroindustri mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. 2. Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi sektor agroindustri, perlu diketahui komponen pendorong sisi output dan sisi input. Analisis struktur output Output antara (Z ij ) Konsumsi (C) Investasi (I) Ekspor (X) Analisis struktur input Input Antara (Z ij ) Upah dan gaji (W) Surplus usaha (S) Penyusutan (D) Pajak tak langsung (IT) Analisis struktur input-output Peranan sektor agroindustri dan implikasi kebijakan pembangunan ekonomi di Kabupaten Rokan Hilir. Gambar 3. Kerangka Pemikiran Studi Peranan Sektor Agroindustri Terhadap Perekonomian Kabupaten Rokan Hilir: Analisis Struktur Input- Output

Data dan Sumber Data Adapun jenis data yang digunakan dalam penulisan jurnal ini adalah data sekunder. Data sekunder yang digunakan adalah tabel inputoutput Kabupaten Rokan Hilir tahun 2011 klasifikasi 50 x 50 sektor yang diperoleh dari Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Rokan Hilir. Metode Analisis Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif struktur input-output sektor agroindustri Kabupaten Rokan Hilir. Analisis deskriptif tabel input-output untuk mengetahui proporsi sektor agroindustri melalui sisi input maupun output serta mengetahui kontribusi komponen pembentuk input dan output sektor agroindustri. Sebelum dilakukan analisis deskriptif, tabel input-output klasifikasi 50 x 50 sektor diagregasi menjadi 18 x 18 sektor. Pengagregasian dilakukan dengan menguraikan (disagregasi) sektor agroindustri sementara sektor lainnya tidak diuraikan (agregasi). Tujuan dilakukan agregasi adalah untuk mempermudah analisis data dan memfokuskan pada tujuan penelitian. PERANAN SEKTOR AGROINDUSTRI TERHADAP PEREKONOMIAN KABUPATEN ROKAN HILIR Berdasarkan Tabel inputoutput klasifikasi 18 x 18 sektor, sektor agroindustri memberikan peranan yang besar terhadap perekonomian Kabupaten Rokan Hilir. Kontribusi sektor agroindustri adalah 10,12 persen dari total output perekonomian. Hal ini disajikan pada Gambar 4 berikut ini. 10,12% 3,88% 86,00% Sektor Lainnya Sektor Agroindustri Sektor Industri Lainnya Sumber: Bappeda Kabupaten Rokan Hilir, 2011(diolah) Gambar 4. Kontribusi Sektor Ekonomi Terhadap Perekonomian Kabupaten Rokan Hilir Tahun 2011. Tingginya kontribusi sektor agroindustri mengindikasikan bahwa sektor agroindustri mampu menciptakan nilai tambah yang besar terhadap perekonomian Kabupaten Rokan Hilir. Untuk lebih detailnya akan dibahas kontribusi masingmasing sektor agroindustri dari sisi output maupun dari sisi input. Struktur Output Sektor Agroindustri Output merupakan nilai dari seluruh produk (barang/jasa) yang dihasilkan oleh sektor produksi di suatu wilayah domestik (BPS Indonesia, 2008). Nilai output total meliputi output antara dan permintaan akhir. Output antara merupakan permintaan barang dan

jasa yang akan digunakan sebagai input bagi sektor lain. Selanjutnya permintaan akhir terdiri dari konsumsi rumah tangga (C), investasi (I), konsumsi pemerintah (G) dan ekspor netto (X-M). Menurut Sukirno (2010) konsumsi rumahtangga adalah nilai perbelanjaan yang dilakukan oleh rumahtangga untuk membeli berbagai jenis kebutuhannya dalam satu tahun tertentu. Investasi adalah pengeluaran untuk membeli barang 23,36% modal yang dapat menaikkan produksi barang dan jasa di masa yang akan datang. Konsumsi pemerintah adalah semua pengeluaran atas barang dan jasa yang diperoleh di dalam negeri. Ekspor yaitu pembelian negara lain atas barang buatan perusahaanperusahaan dalam negeri. Gambar 5 memperlihatkan komponen pendorong sektor agroindustri dari sisi output. 8,52% 16,48% 97,63% Output Antara Konsumsi Investasi Ekspor Sumber: Bappeda Kabupaten Rokan Hilir, 2011 (diolah) Gambar 5. Kontribusi Sektor Agroindustri Terhadap Output Perekonomian Kabupaten Rokan Hilir Tahun 2011. Dari sisi output, komponen pembentuk sektor agroindustri lebih didorong oleh investasi, diikuti oleh output antara dan konsumsi. Struktur output sektor agroindustri yang didorong oleh investasi menunjukkan bahwa masyarakat di Kabupaten Rokan Hilir melakukan upaya penghematan dengan berinvestasi pada sektor agroindustri. Kontribusi ouput yang tinggi terhadap investasi mengindikasikan bahwa sektor agroindustri merupakan sektor potensial yang akan dikembangkan dalam jangka panjang di Kabupaten Rokan Hilir. Menurut Kuncoro (2010), sektor agroindustri memiliki kemampuan untuk meningkatkan nilai tambah terhadap perekonomian Kabupaten Rokan Hilir. Pada Gambar 6 memperlihatkan kontribusi sektorsektor agroindustri terhadap total output sektor agroindustri. Dari sisi output, sektor yang memberikan kontribusi tertinggi terhadap total investasi sektor agroindustri adalah sektor industri kayu, gergajian dan awetan, diikuti sektor industri kertas, percetakan dan penerbitan, dan sektor industri barang dari kayu, rotan dan bambu. Meskipun memberikan kontribusi yang tinggi pada investasi, sektor industri kayu, gergajian dan awetan, sektor industri kertas, percetakan dan penerbitan, dan sektor industri barang dari kayu, rotan dan bambu bukan sektor primadona di Kabupaten Rokan Hilir. Ketiga sektor tersebut umumnya berkembang di luar Kabupaten Rokan Hilir. Sektor agroindustri yang berpotensi untuk dikembangkan dan menjadi unggulan

di Kabupaten Rokan Hilir adalah sektor industri minyak dan lemak karena pengembangan yang paling terbesar adalah pengembangan sektor kelapa sawit. Selanjutnya sektor agroindustri yang juga menjadi primadona adalah sektor industri pengolahan dan pengawetan makanan khususnya industri pengolahan dan pengawetan ikan. Ramli (2013) menyatakan bahwa sampai saat ini Kabuapaten Rokan Hilir masih dikenal sebagai daerah penghasil ikan dengan produksi ikan mencapai 59,808.93 ton pada tahun 2010. 6,12% 4,07% 3,45% 2,71% 0,87% 23,47% Industri Kayu Gergajian dan Awetan Industri Kertas, Percetakan dan Penerbitan Industri Barang dari Kayu, Rotan dan Bambu 18,07% Industri Makanan,Minuman dan Tembakau Lainnya Industri Minyak dan Lemak Industri Penggilingan dan Pembersihan Padi dan Biji-Bijian Lainnya 20,71% Industri pengolahan dan pengawetan makanan 20,53% Industri Tekstil, Pakaian Jadi dan Alas Kaki Industri Mie, Makaroni dan Sejenisnya Sumber: Bappeda Kabupaten Rokan Hilir, 2011 (diolah) Gambar 6. Kontribusi Sektor Agroindustri Terhadap Investasi di Kabupaten Rokan Hilir Tahun 2011 Oleh karena itu, pengembangan sektor agroindustri yang berpotensi dengan keadaan wilayah Kabupaten Rokan Hilir adalah pengembangan sektor industri minyak dan lemak dan sektor industri pengolahan dan pengawetan ikan. Meskipun kedua sektor ini memberikan kontribusi output yang rendah namun sektor-sektor agroindustri tersebut berpotensi untuk dikembangkan. Untuk mendorong perkembangan sektor agroindustri di bidang perikanan dan perkebunan maka upaya yang perlu dilakukan adalah mendorong investasi pada sektor tersebut. Hal ini dapat dilihat melalui kontribusi investasi yang tinggi terhadap struktur output di Kabupaten Rokan Hilir. Struktur Input Sektor Agroindustri Input adalah besarnya biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi. Nilai input total terdiri dari input antara dan input primer. Input antara merupakan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk barang dan jasa yang digunakan habis dalam proses produksi. Sementara itu, input primer merupakan input atau biaya yang timbul sebagai akibat dari pemakaian faktor produksi dalam suatu kegiatan ekonomi. Input primer terdiri dari upah dan gaji (W), surplus usaha (S), penyusutan (D) dan pajak tak langsung (IT). Upah dan gaji adalah balas jasa berupa uang maupun barang terhadap tenaga kerja yang terlibat dalam kegiatan produksi. Surplus usaha adalah balas jasa atas kewiraswastaan dan pendapatan atas

kepemilikan modal. Penyusutan adalah biaya yang dikeluarkan atas pemakaian barang dan modal tetap dalam kegiatan produksi. Sementara pajak tak langsung adalah selisih antara pajak tak langsung dengan subsidi (BPS Indonesia, 2008). Dari sisi input, komponen pembentuk sektor agroindustri lebih didorong oleh surplus usaha (lihat Gambar 7). Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar agroindustri di Kabupaten Rokan Hilir merupakan industri padat modal. Penyediaan modal pada sektor agroindustri dapat berupa penyediaan peralatan atau mesin. Surplus usaha merupakan bentuk investasi tak langsung, dimana pemilik modal menanamkan kembali modal yang dimilikinya. 11,06% 2,95% 11,23% 44.34 30,43% Input Antara Upah dan Gaji Surplus Usaha Penyusutan Pajak Tak Langsung Sumber: Bappeda Kabupaten Rokan Hilir, 2011 (diolah) Gambar 7. Kontribusi Sektor Agroindustri Terhadap Input Perekonomian Kabupaten Rokan Hilir Tahun 2011 Pada Gambar 8 memperlihatkan bahwa sektor agroindustri yang memberikan kontribusi terbesar terhadap surplus usaha adalah sektor industri kayu, gergajian dan awetan. Hal ini mengartikan bahwa sektor industri kayu, gergajian dan awetan merupakan industri yang bersifat padat modal (capital intensive). Sektor industri kayu, gergajian dan awetan merupakan padat modal karena dalam kegiatan produksinya membutuhkan lebih banyak modal seperti penggunaan alat-alat berat atau mesin industri skala besar. Selanjutnya diikuti sektor indutsri kertas, percetakan dan penerbitan dan sektor industri barang dari kayu, rotan dan bambu. 4,90% 3,80% 0,96% Industri Kayu Gergajian dan Awetan 5,27% 24,24% Industri Kertas, Percetakan dan Penerbitan 9,25% Industri Makanan,Minuman dan Tembakau Lainnya Industri Minyak dan Lemak Industri Tekstil, Pakaian Jadi dan Alas Kaki 11,73% 19,91% 19,94% Industri Penggilingan dan Pembersihan Padi dan Biji-Bijian Lainnya Industri Barang dari Kayu, Rotan dan Bambu Industri pengolahan dan pengawetan makanan Industri Mie, Makaroni dan Sejenisnya Sumber: Bappeda Kabupaten Rokan Hilir, 2011 (diolah) Gambar 9. Kontribusi Sektor Agroindustri Terhadap Surplus Usaha di Kabupaten Rokan Hilir Tahun 2011

PENUTUP Sektor agroindustri memiliki peranan yang cukup besar terhadap perekonomian Kabupaten Rokan Hilir. Berdasarkan analisis struktur output menunjukkan sektor agroindustri didorong oleh investasi. Sedangkan analisis struktur input memperlihatkan sektor agroindustri didorong oleh surplus usaha. Sektor yang memberikan kontribusi terbesar terhadap investasi dan surplus usaha adalah sektor industri kayu, gergajian dan awetan. Meskipun demikian, sektor industri kayu, gergajian dan awetan bukan sektor primadona di Kabupaten Rokan Hilir. Sektor yang berpotensi dikembangkan di Kabupaten Rokan Hilir adalah sektor industri minyak dan lemak serta sektor industri pengolahan dan pengawetan ikan. Berdasarkan hasil temuan tersebut, dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi sektor agroindustri baik dari sisi output maupun input diperlukan upaya peningkatan investasi langsung dan tidak langsung melalui akumulasi modal yang berasal dari surplus usaha. Kebijakan yang perlu dikeluarkan oleh pemerintah terkait dengan pembangunan sektor industri minyak dan lemak dan sektor industri pengolahan dan pengawetan makanan adalah dengan membangun sektor hilir dari sektor industri minyak dan lemak serta sektor industri pengolahan dan pengawetan ikan di Kabupaten Rokan Hilir. Badan Pusat Statistik. 2008. Teknik Penyusunan Tabel Input-Output. Badan Pusat Statistik, Jakarta. Badan Pusat Statistik Kabupaten Rokan Hilir. 2013. Rokan Hilir dalam Angka 2013, Bagansiapiapi. Kuncoro, M. 2010. Masalah, Kebijakan, dan Politik Ekonomika Pembangunan. Penerbit Erlangga, Jakarta. Nazara, S. 2005. Analisis Input- Output. Lembaga Penerbit FEUI, Jakarta Ramli, M. 2013. Perkembangan dan Kontribusi Subsektor Perikanan Terhadap PDRB Kabupaten Rokan Hilir Riau. Jurnal Perikanan dan Kelautan. Volume 18, No. 1, halaman 11-21, terbit tahun 2013. Sukirno, S. 2011. Makroekonomi: Teori Pengantar. Raja Grafindo Persada, Jakarta. DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik. 2008. Kerangka Teori dan Analisis Tabel Input-Output. Badan Pusat Statistik, Jakarta.