STRATEGI MANAJEMEN. Oleh : I Kadek Martha Prayoga ( )

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. hanya manusia yang berkualitas saja yang mampu hidup di masa depan

NOMOR 20 TAHUN 1982 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK PERTAHANAN KEMANAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. membuat negera kita aman, bahkan sampai saat ini ancaman dan gangguan

Oleh : Uci Sanusi, SH., MH

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kepemimpinan adalah bagian dari kehidupan manusia, dan haruslah

BAB II GAMBARAN UMUM

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG INTELIJEN NEGARA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan rakyat. Pada kehidupan sekarang ini, semua

A. LATAR BELAKANG MASALAH

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BELA NEGARA

Surat untuk Ibu dan Bapak Guru Dari Mendikbud *

SAMBUTAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PADA PERINGATAN HARI GURU NASIONAL 2014 TANGGAL 25 NOVEMBER 2014

Widyaiswara Berkarakter

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP. memberikan bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa, dan negara. Pasal 4 menjelaskan pula bahwa. warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab dalam rangka

KODE ETIK GURU INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Manfaat Penelitian, (5) Penegasan Istilah. kuatlah yang membawa bangsa ini mewujudkan cita-citanya. Peran serta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan

Devi Tirttawirya FIK UNY 1

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tonggak kehidupan bangsa. Tanpa pendidikan. bangsa akan menjadi bodoh dan mudah dibodohi oleh bangsa lain.

1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini mengenai hubungan antara variabel Kecerdasan Spiritual,

BAB II LANDASAN TEORI

Seminar Internasional, ISSN Peran LPTK Dalam Pengembangan Pendidikan Vokasi di Indonesia

pentransferan ilmu pengetahuan kepada peserta didik. Kebudayaan R.I. Fuad Hasan berpendapat bahwa, "Sebaik apapun kurikulum jika

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PROSES PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN SMA NEGERI 10 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. keadilan sosial. Didalamnya sekaligus terkandung makna tugas-pekerjaan yang harus

MEMBANGUN KARAKTER BANGSA MELALUI PEMBINAAN PROFESIONALISME GURU BERBASIS PENDIDIKAN NILAI. Prof.Dr.H.Sofyan Sauri, M.Pd

- 1 - PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA

Bab I : Kejahatan Terhadap Keamanan Negara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Meina Nurpratiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Pertahanan. Komunikasi dan Elektronika. Negara.

KODE ETIK GURU INDONESIA PEMBUKAAN

Tugas dan Peran Guru. Mata kuliah : Profesi Kependidikan Dosen Pengampu : Arief Ertha Kusuma, S.Pd.,M.Pd. A. Tugas dan Peran Guru Sebagai Pribadi

Sambutan Presiden RI pd Prasetya dan Pelantikan Perwira TNI dan Polri, 2 Juli 2013, di Surabaya Selasa, 02 Juli 2013

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA

OKYENDRA PUTRI BESTARI, 2015 PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN KI HAJAR DEWANTARA TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK SWASTA SE-KECAMATAN CIMAHI UTARA

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1

Kamis, 29 November 2012

BAB I PENDAHULUAN. Karakter guru mempunyai pengaruh yang sangat besar sekali

REFORMASI KESEHATAN PERLU DILAKSANAKAN

Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa negara Indonesia adalah negara kepulauan. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki wilayah laut

Bagian Tiga Nilai-nilai Dasar dan Nilai-nilai Operasional Pasal 5

PERANG DI INDONESIA. Pada tahun 1942, Jepang menjajah Indonesia. Betapa kejamnya Jepang terhadap Indonesia, sampai

MENJADI PAHLAWAN Oleh: Janedjri M. Gaffar (Sekretaris Jenderal Mahkamah Kostitusi RI)

Bahasa Jepang merupakan alat untuk berkomunikasi lisan dan tulisan. Berkomunikasi dalam bahasa Jepang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui

PERAN PENDIDIK DALAM SISTEM PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULAN A. Latar Belakang Masalah

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E

KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

I. PENDAHULUAN. generasi muda untuk mempunyai jiwa kemanusiaan.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SAMBUTAN MENTERI NEGARA PEMUDA DAN OLAHRAGA RI PADA ACARA PERINGATAN HARI SUMPAH PEMUDA KE-83 TAHUN 2011

BAGAIMANA MENGENAL DIRI ANDA

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Karena keberhasilan pendidikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. cerita pahlawan Indonesia melalui sebuah game dengan menggunakan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

MEMAHAMI HAKIKAT HARI PENDIDIKAN NASIONAL

Sambutan Presiden RI pada Puncak Peringatan Hari Anak Nasional Tahun 2012, Jakarta, 29 Agustus 2012 Rabu, 29 Agustus 2012

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen adalah pengelolaan usaha, kepengurusan, ketatalaksanaan,

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG INTELIJEN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PEMBANGUNAN

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Dengan berakhirnya Perang Dunia kedua, maka Indonesia yang

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN

STANDART OPERASIONAL PROSEDURE ( SOP ) PENGGALANGAN

KOMPETENSI GURU 1. Kompetensi Profesional 2. Kompetensi Kepribadian

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 157 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENGASUHAN PRAJA LEMBAGA PENDIDIKAN KEDINASAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat hakiki dalam menjamin kelangsungan hidup negara tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan ditujukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia,

AMANAT TERTULIS PRESIDEN RI PADA PERINGATAN HARI BELA NEGARA Sabtu, 19 Desember 2015

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,

KESINAMBuNGAN BUDAYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Hasanah Ratna Dewi, 2015

Menurut kamus bahasa Indonesia, Karakter memiliki arti sifat-sifat. Negara dan bangsa akan maju jika ada prinsip kejujuran. Salah satu bangsa yang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1997 TENTANG MOBILISASI DAN DEMOBILISASI

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 3, Tamb

BAB I PENDAHULUAN. mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur di medan juang.

BAB IV. Pembinaan Narapidana, untuk merubah Sikap dan Mental. Narapidana agar tidak melakukan Tindak Pidana kembali setelah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yanti Nurhayati, 2013

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. tinggi serta mau bersaing dalam tantangan hidup. Akan tetapi sistem

BAB I PENDAHULUAN. dapat mencapai tujuan akhir dari proses pendidikan. dan ilmu pengetahuan yang mereka miliki sangatlah minim sekali.

SAMBUTAN KETUA UMUM FKPPI DALAM ACARA RAPIMPUS FKPPI 2014 "POLA PIKIR FKPPI DALAM MENGABDI PADA KEPENTINGAN RAPAT PIMPINAN PUSAT FKPPI 2014

UU 27/1997, MOBILISASI DAN DEMOBILISASI. Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 27 TAHUN 1997 (27/1997) Tanggal: 3 OKTOBER 1997 (JAKARTA)

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA

Transkripsi:

STRATEGI MANAJEMEN Oleh : I Kadek Martha Prayoga (2016081017) UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA TAHUN AJARAN 2016/2017

Soal 1. Apa yang engkau peroleh? Bahas dan jelaskan! 2. Guru adalah panutan bagi peserta didiknya. Bahas dan jelaskan dengan teori tersebut! 3. Kaisar Hirohito setelah Jepang dibom bertanya "kita masih punya berapa guru?" Mengapa? Bahas dan jelaskan! 4. Apa tanggungjawab Guru dalam dunia pendidkan anak dalam era Neocortical warfare? Bahas dan jelaskan! Jawaban 1. Setelah saya membaca jurnal tersebut, yang saya tangkap dan pahami adalah tentang perang. Secara umum yang kita ketahui perang adalah suatu permusahan antara dua kelompok, golongan, bahkan negara untuk menguasai wiliayah atau mencari kebenaran sehingga terjadinya konflik. Perang diindikasikan selalu menggunakan senjata ataupun fisik, sehingga terjadi pertumpahan darah. Di jaman seperti saat ini perang fisik tidak lagi menjadi cara untuk menguasai wilayah atau mencari kebenaran, akan tetapi untuk sekarang ini banyak negara menggunakan sistem perang informasi. Perang Informasi merupakan suatu tindakan secara langsung atau tidak langsung yang dilakukan untuk memanipulasi, meniadakan, mengacaukan atau menghancurkan informasi dan sistem informasi lawan, baik pada masa damai, pada masa krisis atau pada masa perang yang menyentuh pada bidang sosial, ekonomi, industri atau sistem informasi elektronik militer. Tujuannya adalah untuk mendapatkan keuntungan bidang informasi atas lawan serta untuk mempengaruhi perilaku, menangkal atau mengakhiri konflik atau jika gagal, untuk memenangkan perang dengan cepat dengan pengeluaran modal, sumber daya dan personel yang minimum serta korban yang minimum dikedua belah pihak. Perang Informasi meliputi tindakan-tindakan yang diambil untuk menjaga integritas sistem informasi sendiri dari segala bentuk eksploitasi, korupsi, atau kehancuran pada saat kita memanfaatkan, mengacaukan atau merusak informasi lawan, manakala kita memperoleh keuntungan informasi dari penggunaan kekuatan. Jadi Perang Informasi tidak pernah mengenal dimensi waktu baik pada masa damai maupun pada masa perang, serta informasi dapat mempengaruhi

perilaku dalam memenangkan suatu peperangan tanpa pengorbanan biaya dan jiwa yang besar. Pada banyak literatur pengertian Perang Informasi banyak mengarah pada pengertian tentang perang media atau opini yang menjurus pada propaganda. Namun bila dilihat pada literatur lain, pengertian Perang Informasi menyangkut 3 aspek: Perang Komando dan Pengendalian, Perang Elektronika, dan Psychological Warfare. a. Perang Komando dan Pengendalian (Kodal) Perang kodal merupakan perang yang dilakukan secara terpadu pada operasi-operasi pengamanan, pengelabuan militer, perang elektronika, perang psikologi dan penghancuran fisik yang didukung oleh intelijen untuk mengurangi/ mempengaruhi efektivitas kodal lawan. Penggunaan Perang Informasi pada sistem kodal dalam operasi militer dapat bersifat offensif maupun defensive. Adapun jenis Perang Informasidalam sistem kodal adalah: (1) Serangan pada Kodal. Serangan pada sistem kodal bertujuan untuk mencegah efektifitas dan kekuatan kodal lawan dengan cara melakukan tindakan menyerang (offensif) terhadap sistem kodal lawan; (2) Perlindungan pada Kodal. Perlindungan terhadap informasi kodal bertujuan untuk mempertahankan efektifitas sistem kodal, dengan cara membelokkan dan meniadakan setiap upaya lawan dalam mempengaruhi kodal kawan/sendiri. b. Perang Elektronika Perang elektronika merupakan suatu tindakan militer yang melibatkan penggunaan energi elektromagnetik yang diarahkan untuk mengendalikan, mengurangi atau menyerang spektrum elektomagnetik lawan, guna menjamin efektifitas penggunaan spektrum elektromagnetik sendiri. Dalam perang elektronika digolongkan dalam tiga bagian yaitu: (1) Dukungan Elektronika (Electronic Support). Dukungan Elektronika (Electronic Support) lazim dikenal dengan nama Electronic Support Measures (ESM), merupakan perang elektronika yang melibatkan tindakan untuk mencari, menangkap,

mengenali dan menentukan sumber energi elektromagnetik yang dipancarkan dengan sengaja atau tidak sengaja dengan maksud mengenali dan mengetahui sasaran untuk merencanakan operasi selanjutnya; (2) Serangan Elektronika(Electronic Attack). Serangan Elektronika merupakan tindakan ofensif yang menggunakan gelombang elektromagnetik, dengan maksud mengurangi atau melumpuhkan efektifitas kemampuan elektronika musuh. Serangan elektronika dahulu dikenal dengan nama Electronic Counter Measures (ECM). Contoh dari serangan elektronika antara lain jamming dan pengelabuan elektromagnetik; (3)Perlindungan Elektronika (Electronic Protection). Perlindungan Elektronika dahulu dikenal dengan istilah Electronic Counter-Counter Measures (ECCM) merupakan perang elektronika yang melibatkan sarana pasif dan aktif untuk melindungi personel, fasilitas dan perlengkapan dari setiap efek pernika kawan atau lawan yang dapat menurunkan, menetralisasi serta menghancurkan kemampuan tempur kawan. c. Psychological Warfare Perang psikologi meliputi berbagai rencana yang digunakan untuk melakukan propaganda yang tujuan utamanya mempengaruhi opini, emosi, sikap dan perilaku dari serangan kelompok musuh (asing) disamping dapat digunakan untuk mempengaruhi opini, emosi, sikap dan perilaku kelompok sendiri (warga negara) dalam mendukung tujuan nasional. Dalam Ensiklopedia Internasional dirumuskan secara singkat bahwa perang psikologi merupakan aplikasi dari psikologi dalam pelaksanaan suatu peperangan dengan tujuan untuk memperoleh kemenangan tanpa kekerasan. Kegiatan yang biasa dilakukan dalam psycological warfare bersifat propaganda. Beberapa jenis propaganda antara lain: (a) White Propaganda. Propaganda putih merupakan aktifitas yang dilakukan secara terang-terangan terutama di media dengan maksud mendapat simpati dari pihak sendiri seperti tentang keberhasilan dalam pelaksanaan pertempuran dengan menyiarkan melalui televisi, radio atau

media lain; (b) Black Propaganda. Propaganda hitam merupakan propaganda terselubung yang tidak dikenal sumbernya, propaganda ini bersifat merugikan yang dapat menjatuhkan mental atau sikap dan emosi lawan dengan maksud dapat mematahkan semangat lawan; (c) Gray Propaganda. Merupakan propaganda yang tidak jelas identitasnya antara sumber yang bersahabat atau sumber pihak musuh yang tidak bersahabat. Beberapa ahli menilai bahwa propaganda ini sebagi propaganda hitam yang kurang mantap karena masih bersifat samar. 2. Guru bagi siswa adalah panutan, idola, atau figur teladan. Identifikasi siswa terhadap gurunya bukan saja pada karakter kepribadiannya yang sederhana, jujur, adil, lugas, disiplin, empatik, dan sebagainya, tetapi juga pada penampilan fisik seperti cara berjalan, berpakaian, dan bersurban. Identifikasi ini terjadi karena siswa melihat langsung teladan yang hidup. Guru memerankan diri secara total sebagai figur panutan bagi siswa. Guru sebagai pendidik dan panutan, yaitu: a. Harus mengenal tabiat dan bakat serta kemampuan siswa. b. Berusaha menyalurkan bakat anak sesuai dengan minatnya. c. Berusaha menyesuaikan anak didik sesuai dengan pergaulan dan membimbingnya menjadi warga masyarakat yang baik. d. Sebagai barometer nilai dan norma hidup bagi siswa, baik tingkah lakunya, tutur katanya, dan kehidupan sehari-hari. Peran guru sebagai panutan atau contoh bagi siswa. Setiap siswa mengharapkan guru mereka dapat menjadi contoh atau model baginya. Oleh karena itu tingkah laku pendidik harus sesuai dengan norma-norma yang dianut oleh masyarakat, bangsa dan negara. Karena nilai-nilai dasar negara dan bangsa Indonesia adalah Pancasila, maka tingkah laku pendidik harus selalu diresapi oleh nilai-nilai Pancasila. 3. Melihat seorang guru seperti melihat sebuah masa depan cerah yang telah dijanjikan untuk dunia ini. Ingatkah kita ketika Jepang pernah terpuruk dengan hancurnya kota Nagasaki dan Hiroshima oleh bom Amerika. Jepang saat itu

lumpuh total, korban meninggal mencapai jutaan, belum lagi efek radiasi bom tersebut yang dalam perkiraan membutuhkan 50 tahun untuk menghilangkan itu semua. Maka Jepang terpaksa menyerah kepada sekutu, dan setelah itu Kaisar Hirohito mengumpulkan semua jendral masih hidup yang tersisa menanyakan kepada mereka Berapa jumlah guru yang tersisa?. Para jendral pun bingung mendengar pertanyaan Kaisar Hirohito dan menegaskan kepada Kaisar bahwa mereka masih bisa menyelamatkan dan melindungi Kaisar walau tanpa guru. Namun, Kaisar Hirohito kembali berkata, Kita telah jatuh, karena kita tidak belajar. Kita kuat dalam senjata dan strategi perang. Tapi kita tidak tahu bagaimana mencetak bom yang sedahsyat itu. Kalau kita semua tidak bisa belajar bagaimana kita akan mengejar mereka? Maka kumpulkan sejumlah guru yang masih tersisa di seluruh pelosok kerajaan ini, karena sekarang kepada mereka kita akan bertumpu, bukan kepada kekuatan pasukan. Betapa bernilainya seorang guru di mata Kaisar saat itu sama seperti betapa bernilainya guru saat ini. Jepang menjadi negara maju seperti saat ini tak lepas dari pengaruh dan campur tangan guru. Tanpa guru, mungkin Jepang saat ini akan tetap terpuruk dan takkan menjadi salah satu negara yang ditakuti oleh negara lain. Bahkan saat ini, Jepang telah menjadi ancaman serius untuk negara yang pernah menjadikkannya terpuruk, yakni Amerika. Kemajuan Jepang tersebut hanyalah sebuah ilustrasi dan pengibaratan yang sangat sederhana tentang pentingnya sosok guru. Pahlawan bukanlah hanya seorang yang rela berkorban darah demi sebuah tujuan, dan merdeka bukanlah hanya sebuah pengakuan yang tertulis dan terlihat. Guru merupakan seorang pahlawan walau dia tak pernah mengorbankan darahnya. Dia mengajar, membimbing, menjadi teladan menuju sebuah kemerdekaan. Kemerdekaan dari kebodohan serta kemiskinan dengan ilmu yang telah diajarkan olehnya. Apakah pernah terpikirkan seorang guru untuk menjadi pahlawan? Sungguh tidak, namun gelar itu telah tersemat dengan gagahnya karena apa yang telah dilaksanakannya. Ada sebuah bibit tanaman, yang jika ditanam dengan baik maka dia akan memberikan dampak dan hasil yang dapat digunakan selama-lamanya ketika tanaman itu dipanen. Memang, perlu kesabaran menunggu bibit itu siap untuk

dipanen, perlu waktu yang lama, bahkan memerlukan biaya yang tidak sedikit agar bibit itu tetap terjaga subur dan segar. Bibit itu memerlukan pot atau ladang yang luas, pupuk yang subur, air yang cukup, udara yang segar, cahaya yang menyinari di kala dia membutuhkan, serta seorang yang dapat memperhatikannya dengan baik setiap hari. Segala hal perlu diperhatikan untuk meraih panen yang maksimal, dan itu semua tidak mudah, karena hasil yang luar biasa lahir dari usaha yang luar biasa. Manusia yang mendapatkan pendidikan yang baik ibarat ditanam dengan cara yang baik. Hal-hal yang berhubungan dengan suburnya tanaman itu adalah faktor-faktor pendidikan yang menunjang dan mempersiapakan dirinya menjadi generasi yang luar biasa suatu hari nanti. Ketika dipanen, maka dia siap memberikan kesejahteraan bagi mereka yang berada di sekitar dirinya. Ibarat para petani yang telah memasuki musim panen, maka tibalah waktunya para petani untuk berbahagia. 4. Guru adalah figur seorang pemimpin. Guru adalah sosok arsitektur yang dapat membentuk jiwa dan watak anak didik. Guru mempunyai kekuasaan untuk membentuk dan membangun kepribadian anak didik menjadi seorang yang berguna bagi agama, nusa dan bangsa. Guru bertugas mempersiapkan manusai susila yang dapat diharapkan membanguun dirinya dan membangun bangsa dan Negara. Dalam Undang-Undang Guru dan Dosen disebutkan bahwa guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevalusi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan menengah. Tugas guru secara umum adalah mendidik. Dalam oprasionalisasinya, mendidik adalah rangkaian proses mengajar, memberikan dorongan, memuji, menghukum, membentuk contoh dan membisakan.

Tugas khusus seorang guru antara lain sebagai berikut: a. Sebagai pengajar (Intruksional) Sebagai pengajar (intruksional), guru bertugas merencanakan progam pengajaran, melaksanakan progam yang telah disusun dan melaksanakan penilaian setelah progam itu dilaksanakan b. Sebagai pendidik (Edukator) Sebagai pendidik (edukator) guru bertugas mengarahkan peserta didik pada tingkat kedewasaan yang berkepribadian sempurna. c. Sebagai pemimpin (Managerial) Sebagai pemimpin, guru bertugas memimpin dan mengendalikan diri sendiri, peserta didik dan masyarakat yang terkait, menyangkut upaya pengarahan, pengawasan, pengorganisasian, pengontrolan, partisipasi atas progam yang dilakukan. Menurut Debdikbud, tugas utama seorang guru antara lain: Tugas bidang profesi/tugas profesional Guru merupakan profesi/jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Jenis pekerjaan ini tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang kependidikan. Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup/kepribadian. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada peserta didik. Tugas guru dalam bidang kemanusiaan Di sekolah, guru harus dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua.ia harus mampu menarik simpati sehingga ia menjadi idola para peserta didiknya. Pelajaran apapun yang diberikan, hendaknya dapat menjadi motivasi bagi peserta didiknya dalam belajar.bila seorang guru dalam penampilannya sudah tidak menarik, maka kegagalan pertama adalah Ia tidak akan dapat menambahkan benih pengajarannya itu kepada para peserta didiknya. Para peserta didik akan enggan menghadapi guru yang tidak menarik. Pelajaran itu tidak dapat diserap sehingga setiap lapisan (homoludens, homopuber, dan hompsapiens) dapat mengerti bila menghadapi guru.

Tugas dalam bidang kemasyarakatan Masyarakat menempatkan guru pada tempat yang lebih terhormat dilingkungannya karena dari seorang guru diharapkan masyarakat dapat memperoleh ilmu pengetahuan. Ini berarti bahwa guru berkewajiban mencerdaskan bangsa menuju pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berdasarkan Pancasila. Tugas guru tidaklah terbatas di dalam masyarakat, bahkan guru pada hakikatnya merupakan komponen strategis yang memilih peran yang penting dalam menentukan gerak maju kehidupan bangsa. Bahkan keberadaan guru merupakan faktor condiso sine quanom yang tidak mungkin digantikan oleh komponen manapun dalam kehidupan bangsa sejak dulu, terlebih-lebih pada era kontemporer ini. Keberadaan guru bagi suatu bangsa amatlah penting, apalagi bagi suatu bangsa yang sedang membangun, terlebih-lebih bagi keberlangsungan hidup bangsa ditengah-tengah lintasan perjalanan zaman dengan teknologi yang kian canggih dan segala perubahan serta pergeseran nilai yang cenderung memberi nuansa kepada kehidupan yang menuntut ilmu dan seni dalam kadar dinamik untuk dapat mengadaptasikan diri. Semakin akurat para guru melaksanakan tugasnya, semakin terjamin tercipta dan terbinanya kesiapan dan keandalan seseorang sebagai manusia pembangunan. Dengan kata lain, potret dan wajah diri bangsa di masa depan tercermin dari potret diri para guru masa kini, dan gerak maju dinamika kehidupan bangsa berbanding lurus dengan citra para guru di tengah-tengah msyrakat. Sejak dulu, guru menjadi panutan masyarakat. Guru tidak hanya diperlukan oleh para murid di ruang-ruang kelas, tetapi juga diperlukan oleh masyarakat lingkungannya dalam menyelesaikan aneka ragam permasalahan yang dihadapi masyarakat. Tampaknya masyarakat mendudukkan guru pada tempat yang terhormat dalam kehidupan masyarakat, yakni di depan memberi suri teladan, di tengah-tengah membangun, dan di belakang memberi dorongan dan motivasi. Ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.

Kedudukan guru yang demikian itu senantiasa relevan dengan zaman dan sampai kapanpun diperlukan. Kedudukan guru seperti itu merupakan penghargaan masyarakat yang tidak kecil. Artinya bagi para guru, sekaligus merupakan tantangan yang menuntut prestise dan prestasi yang senantiasa terpuji dan teruji dari setiap guru, bukan saja di depan kelas, di batas-batas pagar sekolah, tetapi juga di tengah-tengah masyarakat,