Keuangan telah melakukan perubahan kelembagaan yaitu. peningkat- an efisiensi, efektivitas, dan produktivitas kinerja birokrasi dalam

dokumen-dokumen yang mirip
21 Universitas Indonesia

Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2013 dan 2012 dapat disajikan sebagai berikut:

Realisasi Belanja Negara pada TA 2014 adalah senilai Rp ,00 atau mencapai 90,41% dari alokasi anggaran senilai Rp ,00.

PENGANGGARAN SEKTOR PUBLIK

PENGELOLAAN PERBENDAHARAAN NEGARA DAN KESIAPAN PENYALURAN DAK FISIK DAN DANA DESA MELALUI KPPN

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

SISTEM PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA DAN PEMERINTAH PUSAT. Created By: Ilma Rafika Andhianty Nur Pratiwi

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun anggaran 2013, kewenangan atas pengesahan Daftar Isian

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 120/PMK.05/2009 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN TRANSFER KE DAERAH MENTERI KEUANGAN,

Laporan Keuangan Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian per 31 Desember 2012

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN RI


I. RINGKASAN. Laporan Keuangan Kementerian Pertanian Tahun 2009 (Audited)

I. RINGKASAN. Tabel 1. Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2012 dan 2011

LAPORAN KEUANGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2014 (AUDITED)

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015

PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

Ekonomi Bisnis dan Financial

Laporan Keuangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun Anggaran 2016 Audited

BAGIAN ANGGARAN 087 LAPORAN KEUANGAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (AUDITED)

Laporan Keuangan Satker Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Tengah (05) Dana Dekonsentrasi Kementerian Pertanian Semester II TA. 2014

PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH. Lab. Politik dan Tata Pemerintahan, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan oleh stakeholders atas pengelolaan keuangan negara/daerah. Bentuk

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB I PENDAHULUAN. diberlakukannya otonomi daerah. Sebelum menerapkan otonomi daerah,

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : Mewujudkan pengelolaan kas yang efisien dan optimal.

Bab IV Studi Kasus IV.1 Profil Direktorat Jenderal Perbendaharaan

BALAI BESAR INSEMINASI BUATAN SINGOSARI

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 64 TAHUN 2008 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP DEPARTEMEN DALAM NEGERI TAHUN 2009

I. RINGKASAN. Laporan Keuangan Kementerian Pertanian 2011 (Audited)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1. Pendahuluan A. LATAR BELAKANG. Reformasi pada pemerintahan Indonesia mengakibatkan perubahan

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59/PMK.06/2005 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT

BAB I PENDAHULUAN. Berkaitan dengan pengelolaan keuangan negara, pemerintah dengan

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 235/PMK.05/2011 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BADAN LAINNYA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG

BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

I. RINGKASAN. Laporan Keuangan Kementerian Pertanian Tahun 2010 (Audited)

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

MEKANISME PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

BAGIAN ANGGARAN 089 LAPORAN KEUANGAN

2013, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA. BAB I KETENTUAN UMU

BAB III PENCAIRAN DAN PENYALURAN DANA

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 02 LAPORAN REALISASI ANGGARAN


BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan semakin tingginya tuntutan masyarakat agar keuangan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENGADAAN PINJAMAN LUAR NEGERI DAN PENERIMAAN HIBAH

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 119/PMK.05/2007 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, Menteri Keuangan dapat menetapkan pola pengelolaan k

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Kementerian Keuangan. Keuangan. Kas.

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 225/PMK.05/2014 TENTANG

FORMULIR 1 PENJELASAN UMUM RENCANA KERJA KEMENTERIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun tentang Keuangan Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengetahui nilai sumber daya ekonomi yang dimanfaatkan untuk. menentukan ketaatannya terhadap peraturan perundang-undangan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan. daerah sebagai penyelenggara pemerintah daerah.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG PERBENDAHARAAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Halaman Kata Pengantar Pernyataan Tanggung Jawab. Daftar Tabel Daftar Grafik. viii Daftar Lampiran. ix Daftar Singkatan

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 152/PMK.02/2014 TENTANG

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI SAL DALAM RAPBN I. Data SAL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Laporan Keuangan. Konsolidasian. Prosedur.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN ( CALK )

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN BANDI

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015

BAB I PENDAHULUAN. pembagiaan dan pemanfaatan sumber daya nasional yang berkeadilan indonesia

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 76/PMK.05/2008 TENTANG PEDOMAN AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM MENTERI KEUANGAN,

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Analisis atas..., Desi Intan Anggraheni, FE UI, 2010.

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIANOMOR 277/PMK.05/2014TENTANG RENCANA PENARIKAN DANA, RENCANA PENERIMAAN DANA, DAN PERENCANAAN KAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Instansi pemerintah secara umum berperan dalam pemberian. pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan bidangnya masing-masing

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Persiapan Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual di Indonesia. Abstrak

KEBIJAKAN PENGANGGARAN SEKTOR PERTANIAN

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 66 TAHUN 2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.2. MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk

Kebijakan Pengalokasian, Penyaluran dan Pelaporan Dana Keistimewaan DIY

BAB 1 PENDAHULUAN. upaya-upaya secara maksimal untuk menciptakan rerangka kebijakan yang

2017, No pengelola penerimaan negara bukan pajak panas bumi diatur secara terpisah di dalam Peraturan Menteri Keuangan tersendiri; c. bahwa un

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG PERBENDAHARAAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. keuangan negara. Hal ini diindikasikan dengan telah diterbitkannya Undangundang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam upaya peningkatan kinerja dan institusi kelembagaannya, Kementerian Keuangan telah melakukan perubahan kelembagaan yaitu peningkat- an efisiensi, efektivitas, dan produktivitas kinerja birokrasi dalam menyusun kebijakan dan memberikan pelayanan kepada publik. Pada tahun 2002 telah dilakukan langkah penataan organisasi yang dimulai dari pemisahan tugas dan fungsi penganggaran, formulasi kebijakan, perbendaharaan, pengelolaan utang, serta tugas dan fungsi pengelolaan aset Negara. Sebagai tindak lanjut atas pemisahan dan penajaman tugas dan fungsi tersebut, secara struktur Kementerian Keuangan saat ini terdiri dari: Sekretariat Jenderal, Direktorat Jenderal Anggaran, Direktorat Jenderal Pajak, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan, Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang, Inspektorat Jenderal, Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, Badan Kebijakan Fiskal, dan Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan. Untuk memperkuat langkah tersebut, Menteri Keuangan melalui Keputusan Menteri Keuangan Nomor 30/KMK.01/2007 telah merancangkan dilaksanakan Reformasi Birokrasi yang meliputi berbagai program prioritas dibidang: (i) penataan organisasi, (ii) penyempurnaan business process, dan (iii) peningkatan sumber daya manusia (SDM).

Fokus reformasi di Kementerian Keuangan RI yang dijalankan saat ini menitikberatkan pada dua aspek, yakni bidang keuangan negara dan reformasi birokrasi. Reformasi keuangan negara yang dilaksanakan itu didasarkan pada landasan hukum, antara lain UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, dan UU Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. Secara umum tugas pokok dan fungsi Kementerian Keuangan meliputi tiga hal. Pertama, pengelolaan keuangan negara (APBN) mulai dari kebijakan fiskal, kebijakan penerimaan dan belanja negara, serta pengelola pembiayaan risiko. Kedua,Kementerian Keuangan merupakan bendahara umum negara yang melaksanakan APBN, pengelolaan aset, pemberian jaminan, dan pelaporan atas pelaksanaan APBN. Ketiga, Kementerian Keuangan berfungsi sebagai regulator, baik regulasi pasar modal, pembinaan lembaga keuangan nonbank (asuransi, dana pensiun, penjaminan kredit, dan simpanan) maupun regulasi akuntan publik dan valuator (penilai) aset. Sebagai Bendahara Umum Negara, berdasarkan tupoksi di atas Kementerian Keuangan wajib melaksanakan pelaporan atas pelaksanaan APBN, tujuannya untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara yaitu dengan penyampaian laporan pertanggungjawaban keuangan pemerintah yang memenuhi prinsip tepat waktu dan disusun mengikuti Standar Akuntansi Pemerintah yang telah diterima secara umum. Hal tersebut diatur dalam Undang- Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara yang mensyaratkan bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan

dan Belanja Negara (APBN)/Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) disusun dan disajikan dengan standar pemerintahan yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah. Sebagai langkah awal dari siklus anggaran yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban, pemerintah sebagai pihak eksekutif setiap tahun menyusun Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Nagara (RAPBN) dan menyampaikan kepada pihak legislatif (DPR) untuk mendapatkan persetujuan. Setelah adanya Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Nagara (RAPBN) mendapat persetujuan maka akan disahkan menjadi Anggaran Pendapatan dan Belanja Nagara (APBN) yang akan dijadikan sebagai dasar penyelenggaraan pemerintahan selama satu tahun kedepan, pihak eksekutif melaksanakannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan peraturan lain yang berhubungan dengan pelaksanaan anggaran tersebut. Pihak eksekutif bertanggungjawab atas penyelenggaraan keuangan tersebut kepada pihak legislatif dan rakyat. Anggaran Pendapatan dan Belanja Nagara (APBN) merupakan dokumen formal hasil kesepakatan antara eksekutif dan legislatif tentang belanja yang ditetapkan untuk melaksanakan kegiatan pemerintah dan pendapatan yang diharapkan untuk menutup keperluan belanja atau pembiayaan yang diperlukan. Anggaran mengkoordinasikan aktivitas belanja pemerintah dan memberi landasan bagi upaya perolehan pendapatan dan pembiayaan oleh pemerintah untuk suatu periode tertentu yang biasanya mencakup periode tahunan. Dengan demikian

fungsi anggaran dilingkungan pemerintah mempunyai pengaruh penting dalam akuntansi dan pelaporan keuangan, antara lain karena : 1. Anggaran merupakan pernyataan kebijakan publik. 2. Anggaran merupakan target fiskal yang menggambarkan keseimbangan antara belanja, pendapatan dan pembiayaan yang diinginkan. 3. Anggaran menjadi landasan yang memiliki konsekuensi hukum. 4. Anggaran memberi landasan penilaian kinerja pemerintah. 5. Hasil pelaksanaan anggaran dituangkan dalam laporan keuangan pemerintah sebagai syarat pertanggungjawaban pemerintah kepada publik. Dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintah yang baik (good governace), pengelolaan keuangan negara harus dilaksanakan secara profesional, terbuka, dan bertanggungjawab. Presiden selaku kepala pemerintahan memegang kekuasaan pengelolaan keuangan negara yang dikuasakan kepada Menteri Keuangan selaku pengelola fiskal dan wakil pemerintah dalam kepemilikan kekayaan negara yang dipisahkan. Sejalan dengan hal itu Menteri Keuangan bertanggung jawab atas pengelolaan aset dan kewajiban negara secara nasional. Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara (BUN) dan pejabat lain yang ditunjuk sebagai kuasa BUN bukan hanya sebagai kasir yang hanya berwenang melaksanakan penerimaan dan pengeluaran negara tanpa berhak menilai penerimaan dan pengeluaran anggaran tersebut melainkan juga sebagai pengawas keuangan dan manajer keuangan. Disamping kewenangan tersebut, juga diatur prinsip-prinsip yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsi-fungsi pengelolaan kas, perencanaan

penerimaan dan pengeluaran, pengelolaan utang piutang, investasi, dan barang milik negara. Selain itu Menteri Keuangan mempunyai kewenangan untuk mengatur dan menyelenggarakan rekening pemerintah, menyimpan uang negara dalam rekening kas umum negara pada bank sentral, serta ketentuan yang mengharuskan dilakukannya optimalisasi pemanfaatan dana pemerintah. Sebagai bentuk tanggung jawab atas penyelenggaraan pelaksanaan anggaran maka disusunlah laporan keuangan pemerintah yang berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 24 tahun tahun 2005 laporan keuangan tersebut disusun oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara (BUN) dan dikuasakan kepada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) sebagai Kuasa BUN di daerah yang mengelola secara langsung pendapatan dan belanja negara. Setiap bulan KPPN membuat laporan keuangan dalam bentuk Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) Tingkat Kuasa BUN yang memuat Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK), Neraca, Laporan Arus Kas dan Laporan Realisasi Anggaran, yang selanjutnya secara berjenjang dilaporkan ke eselon diatasnya. Dari 178 KPPN yang ada diseluruh Indonesia, LKPP Kuasa BUN yang dilaporkan dikonsolidasikanlah menjadi Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) Bendahara Umum Negara (BUN). LKPP BUN inilah yang selanjutnya menjadi laporan keuangan pemerintah RI. Tujuan umum laporan keuangan negara adalah untuk menyajikan informasi mengenai keuangan, realisasi anggaran, arus kas dan kinerja keuangan suatu entitas pelaporan yang bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya. Secara spesifik, tujuan pelaporan keuangan pemerintah adalah untuk menyajikan informasi yang berguna

untuk pengambilan keputusan dan untuk menunjukkan akuntabilitas pelaporan atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya, dengan : 1. Menyediakan informasi mengenai posisi sumber daya ekonomi, kewajiban dan ekuitas dana pemerintah; 2. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi sumber daya ekonomi, kewajiban dan ekuitas dana pemerintah; 3. Menyediakan informasi mengenai sumber, alokasi, dan pengguna sumber daya ekonomi; 4. Menyediakan informasi mengenai ketaatan realisasi terhadap anggaran; 5. Menyediakan beragam informasi mengenai cara etitas pelaporan mendanai aktivitasnya dan memenuhi kebutuhan kasnya; 6. Menyediakan informasi mengenai potensi pemerintah untuk membiayai penyelenggaraan kegiatan pemerintah; 7. Menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi kemampuan entitas pelaporan dalam mendanai aktivitasnya; Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP ) Tingkat Kuasa BUN KPPN Sidikalang per 31 Desember 2011 menunjukan data pendapatan negara sebesar Rp.506.131.769.200,- adalah berasal dari penerimaan perpajakan sebesar Rp. 503.966.470.200,- dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp.2.165.299.000,-, secara grafik dua jenis realisasi penerimaan tersebut dapat dilihat pada Grafik 1 sebagai berikut :

Rp 2.165 milyard,- PENERIMAAN PERPAJAKAN PNBP Rp.503.966 milyard,- Sumber LKPP KPPN Sidikalang per 31 Desember 2011` Gambar 1.1 Realisasi Penerimaan Dalam Negeri` Sedangkan belanja negara per 31 Desember Tahun Anggaran 2011 di lingkungan wilayah kerja KPPN Sidikalang sebesar Rp 301.287.510.200,- yang terdiri dari : Belanja Pegawai sebesar Rp. 129.366.215.000,- Belanja Barang sebesar Rp.44.866.071.000,- sementara pada Belanja Modal diperoleh sebesar Rp.15.052.271.000,- Bantuan Sosial sebesar Rp. 104.547.347.000,- Belanja Dana Perimbangan Rp. 6.936.484.000,- dan Belanja Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian sebesar Rp. 519.122.200,- Secara grafik dapat dilihat pada Grafik 2 dibawah ini :

Rp104.547 milyard,- Rp44.866 milyard,-- Rp.44.866 milyard R6.936.milyard,- Belanja Pegawai Belanja Barang Rp 519.122 juta,- Belanja Modal Belanja Bantuan Sosial Belanja Lain-lain Rp129.366 milyard,- Belanja Dana Perimbangan Belanja Otonomi Khusus & Perimbangan Sumber LKPP KPPN Sidikalang per 31 Desember 2011 Gambar 1.2 Grafik Realisasi Belanja Pemerintah Pusat KPPN Sidikalang Dengan semakin meningkatnya kebutuhan pemerintah untuk membiayai pengeluaran negara maupun untuk menggerakan sektor riil masyarakat, maka pemerintah dituntut untuk menyajikan data atau laporan yang benar, akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. LKPP merupakan laporan konsolidasi dari seluruh LKPP tingkat kuasa BUN yang disusun oleh seluruh KPPN di Indonesia. KPPN Sidikalang sebagai salah satu kuasa BUN di daerah telah menyusun laporan keuangan setiap tahunnya. LKPP tingkat kuasa BUN KPPN Sidikalang tahun 2006 sampai dengan 2011 menunjukan data sebagai berikut:

Tabel 1.1. Tingkat Kuasa BUNKPPN Sidikalang Periode 2006 2011 ( MilyarRupiah) Tahun Pendapatan Negara (Milyar Rupiah) Belanja Negara (Milyar Rupiah) Realisasi Anggaran Satker (Milyar Rupiah) Realisasi Anggaran (%) 2006 1058.641 963.190 988.691 103 2007 1001.691 1184.642 1206.515 102 2008 263.903 209.677 226.597 108 2009 493.963 322.869 356.639 110 2010 431.058 282.864 288.560 102 2011 505.612 300.768 280.091 93 Sumber : LKPP Tingkat KPPN Sidikalang periode 2006 sampai dengan 2011 Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan pendapatan negara yang masuk ke Rekening Kas Umum Negara (RKUN) untuk membiayai belanja negara yang bersumber dari APBN dan Bantuan Luar Negeri terhadap realisasi anggaran yang akan dituangkan dalam bentuk tesis dengan judul Analisis Pengaruh Pendapatan dan Anggaran Belanja Negara Terhadap Realisasi Anggaran Periode Tahun 2006 Sampai Dengan 2011 Pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Sidikalang. 1.2. Perumusan Masalah Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) adalah sebagai sumber pembiayaan untuk pelaksanaan anggaran belanja negara. Anggaran Pendapatan merupakan estimasi penerimaan yang akan diterima dalam satu tahun anggaran, sedangkan anggaran belanja merupakan pagu anggaran belanja yang disediakan untuk membiayai program dan kegiatan selama satu tahun anggaran Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara mempunyai peranan yang sangat strategis dalam mewujudkan tercapainya berbagai tujuan dan sasaran

pembangunan. Peranan strategis APBN tersebut berkaitan dengan fungsi utama kebijkan fiskal yaitu fungsi alokasi, fungsi distribusi dan fungsi stabilisasi. Dalam mencapai fungsi APBN maka pemerintah menyusun rencana program kerja yang dilaksanakan oleh Kementerian /Lembaga/Satker dalam bentuk Anggaran Belanja Negara. Dalam pelaksanaan anggaran tersebut setiap Kementerian Negara/Lembaga/Satker harus menyusun Rencana Penyerapan Anggaran yang berisikan rencana penyerapan anggaran belanja dari kegiatan yang akan dilaksanakan. Dengan pola penyerapan anggaran tersebut dapat mendorong percepatan anggaran, sehingga fungsi APBN dapat segera terealisasi dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Lambatnya penyerapan anggaran tentu akan mempengaruhi pelaksanaan program pemerintah, misalnya kebijakan fungsi APBN dalam melaksanakan fungsi alokasi anggaran yang diarahkan untuk mendukung kegiatan ekonomi nasional dalam memacu pertumbuhnan ekonomi (pro growth), menciptakan dan memperluas lapangan kerja (pro job), mengurangi kemiskinan (pro poor), dan pembanguan yang berwawasan lingkungan (pro environment). Dengan adanya Rencana Penyerapan Anggaran maka Kementerian/Lembaga dapat melakukan pengendalian dan pengawasan pelaksanaan kegitan dan penyerapan anggaran. Rencana Penyerapan Anggaran juga sebagai alat monitoring dan evaluasi untuk mengawasi pelaksanaan kegiatan dengan cara membandingkan realisasi anggaran dan rencana penyerapan anggaran, sehingga dapat memberikan gambaran berupa deviasi antara rencana dengan Realisasi Anggaran dan permasalahan atau kendala dalam pelaksanaan

anggaran. Dari hasil monitoring dan evaluasi terhadap penyerapan anggaran maka Kementerian/Lembaga/Satker dapat melakukan laporan keuangan. Berdasarkan Pasal 55 ayat(2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara menyatakan Menteri/Pimpinan Lembaga selaku Pengguna Anggaran /Pengguna Barang menyusun dan menyampaikan laporan keuangan yang meliputi Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Dan juga berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 24 Tahun 2005 Laporan Keuangan disusun oleh Menteri keuangan selaku Bendahara Umum Negara (BUN) dan dikuasakan kepada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) sebagai Kuasa BUN di daerah yang mengelola secara langsung pendapatan dan belanja negara. Setiap bulan KPPN membuat laporan keuangan dalam bentuk Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) Tingkat Kuasa BUN yang memuat Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK), Neraca, Laporan Arus Kas dan Laporan Realisasi Anggaran. Dari penjelasan diatas dalam penelitian ini masalah yang akan dibahas adalah tentang Pendapatan Negara, Belanja Negara, dan Realisasi Anggaran atas dasar Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) tingkat Kuasa BUN, maka masalah yang telah diidentifikasi di atas dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Apakah pendapatan Negara secara parsial berpengaruh terhadap realisasi anggaran pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Sidikalang. 2. Apakah belanja Negara secara parsial berpengaruh terhadap realisasi anggaran pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Sidikalang.

3. Apakah pendapatan dan belanja Negara secara bersama-sama berpengaruh terhadap realisasi anggaran pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Sidikalang. 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan identifikasi dan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah: 1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pendapatan Negara secara parsial terhadap realisasi anggaran pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Sidikalang. 2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh belanja Negara secara parsial terhadap realisasi anggaran pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Sidikalang. 3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pendapatan dan belanja Negara secara simultan terhadap realisasi anggaran pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Sidikalang. 1.4. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Sebagai sarana menerapkan pengetahuan teoritis dalam praktek pengelolaan pendapatan dan belanja negara yang dapat mempengaruhi realisasi anggaran khususnya pengelolaan pendapatan negara untuk membiayai belanja negara yang semakin kompleks dari tahun ke tahun.

2. Sebagai refrensi bagi para peneliti yang akan memperdalam bidang yang sama yaitu tentang faktor yang mempengaruhi realiasi anggaran dan keuangan negara. 3. Sebagai bahan pertimbangan bagi Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Sidikalang dalam menganalisis realisasi anggaran terhadap potensi penerimaan negara yang ada di tingkat kuasa BUN KPPN Sidikalang.