Dian Anggraini Devi Farah Azizah Timotius Jositrianto

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, PENYETORAN, DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN (PPH) PASAL 21 ATAS KARYAWAN TETAP PT.

ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 ATAS KARYAWAN PADA PT. BUMI SRIWIJAYA ABADI

DAFTAR PUSTAKA. Anastasia Diana dan Lilis Setiawati Perpajakan Indonesia, Andi, Yogyakarta.

ANALISIS SISTEM DAN PROSEDUR PEMBAYARAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL (Studi pada Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. karangan Prof. Dr. Mardiasmo (2011:1) pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara

ANALISIS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA CV INDAH UTAMA 171

ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) PASAL 21 TERHADAP PEGAWAI TETAP DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA TAHUN 2014

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) pada pembangunan di masing-masing daerah. Terutama kota Medan yang

ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN KARYAWAN DI PT. ASTINAPUTERA EKAPERKASA SANGASANGA. Gunawan, Titin Ruliana, Eka Yudhyani ABSTRAKSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya

BAB II LANDASAN TEORI PAJAK PENGHASILAN. II.1.1. Pengertian dan Pelaksanaan Pajak Penghasilan

EVALUASI MEKANISME PPh PASAL 21 PADA PT AIN TAHUN PAJAK Iramaulina Damanik Rachmat Kurniawan Fharel Hutajulu

ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) PASAL 21 UNTUK PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA KANTOR DIREKTORAT JENDERAL KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

ANALISIS PERHITUNGAN, PENYETORAN, PELAPORAN, DAN PENCATATAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 ATAS PEGAWAI TETAP PADA PT X

BAB I PENDAHULUAN. langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran

Subject 2 Income Tax Article 21

PERHITUNGAN DAN PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) PASAL 21 ATAS PEGAWAI TETAP PADA PT. PLN (PERSERO) CABANG MEDAN. Mangasi Sinurat, SE, M.

ANALISIS PENERAPAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN PADA PT SM ANUGRAH RAYA TAMA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

BADAN KANTOR PELAYANAN PAJAK ORANG PRIBADI. Syarat Objektif Syarat Subjektif. Wilayah tempat kedudukan. Wilayah tempat tinggal

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-32/PJ/2009 TENTANG

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI. pembangunan yang berguna bagi kepentingan bersama. atau definisi pajak yang berbeda-beda, namun demikian berbagai definisi

ANALISIS PEMOTONGAN, PENYETORAN, DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 (Studi Kasus Pada PT. Cipta Kridatama)

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional untuk mencapai masyarakat adil dan makmur.

BAB II DASAR TEORI. wajib, berupa uang dan/atau barang, yang dipungut oleh penguasa. berdasarkan norma-norma hukum, guna untuk menutup biaya produksi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

Sistem/Cara Pemungutan Pajak ada 3, yaitu:

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Pajak Menurut Undang Undang Pasal 1 angka 1 Ketentuan Umum

PENGARUH PENERAPAN PP 46/2013 TERHADAP PERHITUNGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PPH PADA WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

BAB I PENDAHULUAN. keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. beberapa sektor pajak masih perlu dilakukan upaya-upaya peningkatan

BAB IV PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN UNTUK MENGEFISIENKAN BEBAN PAJAK PADA PT BPR WS

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah iuran rakyat kepada Kas Negara berdasarkan Undang-undang (yang dapat

PERHITUNGAN, PENYETORAN, DAN PELAPORAN SPT MASA PPH PASAL 21

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan negara Republik Indonesia adalah negara hukum yang

BAB II LANDASAN TEORI. pajak, diantaranya pengertian pajak yang dikemukakan oleh Prof. Dr. P. J. A. Adriani

M. TAHIR MATTATA STIE-YPUP

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak

Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi Volume 16 No. 03 Tahun 2016

PERHITUNGAN, PENYETORAN, PELAPORAN DAN PENCATATAN PPH PASAL 21 DAN PPN

ANALISIS PERHITUNGAN DAN PEMOTONGAN PPh PASAL 21 PADA KARYAWAN PT. BPR PRIMAESA SEJAHTERA MANADO

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan masalah penerimaan negara.

Subject 2 Income Tax Article 21

PEMERIKSAAN PAJAK BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2009 ATAS PPH PASAL 21 CV FAZAR UTAMA DI SAMARINDA

BAB I PENDAHULUAN. didapatkan melalui iuran wajib dari warga negaranya yang disebut pajak.

BAB II KERANGKA TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Pajak merupakan komponen yang sangat penting dalam keberlangsungan

badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan

ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 PADA PT JAYA MESTIKA INDONESIA. Dewi Indriati

BAB II LANDASAN TEORI. serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari negara secara. langsung, untuk memeliahara negara secara umum.

TINJAUAN PEMUNGUTAN, PERHITUNGAN, DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 ATAS GAJI PEGAWAI TETAP PADA DINAS PENDAPATAN PEMERINTAH KOTA CIMAHI

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menurut Rochmat Soemitro, seperti yang dikutip Waluyo (2008:3)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki tujuan dan inti yang sama yaitu merumuskan pengertian pajak sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dimana persaingan menjadi semakin ketat dan bersifat global,

BAB I PENDAHULUAN. membiayai pengeluaran Negara baik pengeluaran rutin maupun pembangunan, perpajakan yang baik guna menghimpun dana dari masyarakat.

ANALISIS AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA CV. KARYA NATAL

BAB I PENDAHULUAN. (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan

Magdalena Judika Siringoringo. Oloan Simanjuntak

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pembangunan nasional yang berlangsung terus menerus dan

BAB I PENDAHULUAN. negara dengan selalu mengharapkan bantuan dari luar negeri tanpa adanya

DAFTAR PERTANYAAN. penyetoran dan pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21?

Abstrak. Kata Kunci: Eksposur Pajak; Pajak Ditanggung Perusahaan; PPh pasal 21; PPh Pasal 23. Abstract

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Menurut Andriani (1991) dalam Waluyo (2011), pajak adalah iuran kepada negara

Putusan Nomor : Put-68238/PP/M.IVB/10/2016. Jenis Pajak : PPh Pasal 21. Tahun Pajak : 2011

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pengalaman praktis di lapangan yang secara langsung. berhubungan dengan teori teori keahlian yang diterima di bangku

PAJAK PENGHASILAN. Tujuan Instruksional :

EVALUASI PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN (PPH) 21 ATAS PENGHASILAN KARYAWAN PADA PDAM TIRTA JAYA MANDIRI KABUPATEN SUKABUMI

ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PPh 21 SEBAGAI UPAYA PENGHEMATAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN BADAN (STUDI KASUS PADA PT Z)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Andreuw Kristian Pantow, Analisis Perhitungan. ANALISIS PENGHITUNGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21

PELATIHAN PENGISIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA USAHA KECIL

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan membangun negara untuk lebih berkembang dan maju, termasuk

ANALISIS PERHITUNGAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA MANADO

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Bab ini berisi kajian landasan teori dan hasil penelitian sebelumnya yang. digunakan untuk menjawab masalah penelitian.

Makalah Tentang Pajak Penghasilan Karyawan Pasal 21 / PPh21

Analisis Paket Kebijakan Pemerintah di Sektor Perpajakan terhadap Penghasilan Karyawan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara yang sedang berkembang, Indonesia berupaya untuk

Penerapan Tax Review atas Pajak Penghasilan Pada PT Indo

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH definisi pajak yaitu iuran rakyat

PENUNJUKAN BENDAHARA SEBAGAI PEMOTONG/PEMUNGUT PAJAK PAJAK NEGARA BAB I

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PETUNJUK PENGISIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 PETUNJUK UMUM

ANALISIS PENGENAAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 ATAS GAJI PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA DINAS KEBUDAYAAN, PARIWISATA, PEMUDA OLAHRAGA KOTA BANJARBARU

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lainnya dengan nama

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara hukum yang menjunjung tinggi hak dan kewajiban

BAB I PENDAHULUAN. Sumber penerimaan negara berasal dari dana publik yang harus dikelola

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian Pajak sesuai dengan Undang-Undang Ketentuan Umum

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia di singkat RI adalah negara di Asia Tenggara, yang

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 31/PJ/2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SPT Masa Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pasal 26

PAJAK PENGHASILAN UMUM DAN NORMA PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESI PENELITIAN. pemerintah kepada masyarakat guna mewujudkan cita-cita bersama yaitu

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan suatu bangsa. Pendapatan dari penerimaan pajak yang

LAMPIRAN LAMPIRAN 1. Universitas Kristen Maranatha

mendasar yaitu dari sistem official assessment menjadi sistem self assessment.

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan yang utama di Indonesia

BAB 3 GAMBARAN UMUM SEJARAH BESARAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (TAHUN )

OLEH: Yulazri M.Ak. CPA

Transkripsi:

ANALISIS PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, PELAPORAN, dan PENYETORAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) PASAL 21 ATAS KARYAWAN TETAP (Studi Kasus Pada PT. Sarah Ratu Samudera) Dian Anggraini Devi Farah Azizah Timotius Jositrianto PS Perpajakan, Jurusan Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya, 105030407111025@mail.ub.ac.id ABSTRACT PT. Sarah Ratu Samudera is a company that concern on forwading sector in Surabaya. PT. Sarah Ratu Samudera withholding Income Tax Article 21 every month over the employee. Problems experienced by the company often incorrectly calculating and reporting and late payment of Income Tax Article 21 payable. This research was conducted in PT. Sarah Ratu Samudera Surabaya. This study was conducted to see how the calculation mechanism, withholding, payment and reporting of Income Tax Article 21 above the regular employees using withholding tax system. The study was conducted by using descriptive methods and data collection technique using documentation and interviews. Calculation of Income Tax Article 21 PT. Sarah Sarah Samudera for income received on a regular full-time employees is correct, but PT. Sarah Ratu Samudera does not count the number of Income tax Article 21 for irregular income received by employees in, named THR. Mistakes made by the company in calculating Income Tax Article 21 payable in August and December 2013 will result the amount of taxes paid and reported not as it should be. Article 21 are paid and reported smaller. Keywords: Withholding of Income tax Article 21, Payment, Reporting PENDAHULUAN Sebagai salah satu sumber penerimaan penting bagi negara, pajak digunakan untuk membiayai pengeluaran negara. Pembayaran pajak adalah wujud kewajiban warga negara untuk berperan secara langsung dan bersamasama untuk iuran dalam rangka pembiayaan dan pembangunan nasional. Diperlukan kesadaran serta pemahaman wajib pajak tentang pajak guna memenuhi kebutuhan dan untuk menyelenggarakan kepentingan negara. Peran pajak dalam APBN Indonesia cukup besar dari tahun ke tahun bahkan mencapai lebih dari setengah penerimaan secara keseluruhan. Karenanya peran serta masyarakat sebagai wajib pajak tidak hanya dalam hal memenuhi kewajiban pembayaran pajak berdasarkan ketentuan perpajakan tetapi juga diperlukan kemampuan untuk menghitung pajaknya sendiri dengan benar sangatlah diharapkan. Namun kenyataannya masih sering dijumpai adanya tunggakkan pajak sebagai akibat tidak dilunasinya utang pajak sebagaimana mestinya atau bahkan ada semacam penghindaran pajak yang mungkin dilakukan oleh wajib pajak baik berupa perlawanan aktif maupun pasif (Lumbantoruan, 2002). Menurut Gunadi (2002:55) Pemotongan pajak pada sumbernya merupakan cara yang paling efisien untuk menghasilkan penerimaan negara. Dengan pemotong yang relatif dan secara administratif tertib dapat diperoleh penerimaan segera yang meliputi sejumlah besar wajib pajak orang pribadi dan sekaligus sosialisasi kewajiban pajak ke seluruh masyarakat. Pemberi kerja juga berkewajiban dan bertanggung jawab untuk menghitung, memotong, membayar serta melaporkan jumlah pajak yang harus dipotong dan disetor atas penghasilan orang pribadi sehubungan dengan suatu pekerjaan, jasa, maupun kegiatan yang dilakukan sesuai dengan sitem withholding tax. Perusahaan berkewajiban memotong pajak penghasilan atas karyawan pada saat karyawan memperoleh gaji setiap bulan. Perusahaan sering kali melakukan kesalahan dalam melakukan perhitungan PPh 21 karyawannya, sehingga menimbulkan pajak yang dibayarkan perusahaan menjadi kecil tidak sesuai dengan PER-31/PJ/2012. Terkadang perusahaan juga melakukan upaya-upaya pelanggaran hukum misalnya perusahaan menyetor dan melaporkan pajak terutang, hal itu akan merugikan perusahaan karena nantinya perusahaan akan dikenai sanksi atas kean tersebut. Berdasarkan hal tersebut, perusahaan diminta untuk melakukan perhitungan, pemotongan, penyetoran dan pelaporan PPh 21 atas karyawan sesuai dengan peraturan yang ada, yakni PER-31/PJ/2012. PT. Sarah Ratu Samudera merupakan perusahaan swasta yang berlokasi di Kota 1

Surabaya. Perusahaan ini bergerak di bidang Forwading yakni usaha jasa yang mengurus semua kegiatan yang diperlukan dalam terlaksananya pengiriman dan penerimaan barang. PT. Sarah Ratu Samudera yang berdiri sejak tahun 2008 memiliki karyawan tetap sejumlah 30 karyawan. PT. Sarah Ratu Samudera memberi imbalan berupa gaji, tunjangan dan bonus yang disesuaikan dengan kinerjanya kepada semua karyawannya. Meskipun dengan jumlah karyawan tetap sebanyak 30 karyawan, dalam prakteknya PT. Sarah Ratu Samudera sering kali melakukan kesalahan dalam menghitung PPh Pasal 21 atas karyawannya. Berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini dilakukan dengan bertujuan untuk mengetahui bagaimana mekanisme perhitungan, pemotongan, penyetoran dan pelaporan PPh Pasal 21 atas karyawan tetap di PT. Sarah Ratu Samudera yang disesuaikan dengan PER-31/PJ/2012 tentang pedoman teknis pemotongan, penyetoran dan pelaporan PPh Pasal 21. TINJAUAN TEORI Pengertian Pajak Soemahamidjaja dalam Suandy (2009:9) menyatakan bahwa pajak adalah iuran wajib, berupa uang dan/atau barang, yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma-norma hukum, guna untuk menutup biaya produksi barang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum. Sistem Pemungutan Pajak Sistem pemungutan pajak dibedakan menjadi tiga. Menurut Mardiasmo (2009:7) sistem pemungutan pajak yaitu: 1. Official Assessment System Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada fiskus (aparatur pajak) dan wajib pajak bersifat pasif. 2. Self Assessment System Wajib pajak bersifat aktif, dimana wewenang dalam menentukan jumlah pajak terutang dilakukan oleh wajib pajak sendiri, mulai menghitung sampai melaporkan. 3. Withholding Tax System Wewenang menentukan jumlah pajak terutang ada pada pihak ketiga (pemotong) yakni bukan fiskus, bukan juga wajib pajak. Pajak Penghasilan Definisi Pajak Penghasilan Penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan seseorang untuk memenuhi kehidupan ekonomisnya selama satu periode, yakni selama satu tahun, sepanjang kemampuan tersebut berupa uang atau yang dapat diukur dengan uang, sama dengan jumlah konsumsi selama setahun. ( Muda, 2005:32) Pelaporan Pajak Penghasilan Menurut Mulyono (2010:95) Pelaporan atas pelunasan Pajak Penghasilan (PPh) dapat dilakukan oleh berbagai pihak, seperti: 1. Wajib pajak, pelaporan Pajak Penghasilan (PPh) oleh wajib pajak dapat dilakukan dengan pola; bulanan, triwulan dan tahunan. 2. Pemungut Pajak Penghasilan (PPh) yang berkedudukan sebagai pembeli maupun penjual, berkewajiban membayar dan melapor PPh yang dipungut. 3. Pemotong Pajak Penghasilan (PPh) yang semuanya berkedudukan sebagai pembeli jasa berkewajiban membayar dan melapor PPh yang sudah dipotong. 4. Yang menyerahkan barang, pelaporan PPh yang dilakukan oleh yang menyerahkan barang dilakukan pada berbagai kegiatan seperti yang termasuk dalam PPh Pasal 22. 5. Petugas pajak, PPh yang dibayarkan kepada petugas pajak hanya terjadi pada PPh atas fiskal luar negeri, pelaporan PPh atas fiskal luar negeri dilakukan oleh petugas fiskal setiap bulan. Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Definisi Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Menurut PER-31/PJ/2012 pasal 1 ayat 2 Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 adalah pungutan resmi yang ditujukan kepada masyarakat atas penghasilan berupa gaji, upah, honor, tunjangan, serta pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa dan kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi Subjek Pajak dalam negeri, sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan. Subjek Pajak Penghasilan Pasal 21 Subjek Pajak Penghasilan Pasal 21 yang dipotong adalah pihak yang menerima penghasilan (pegawai, penerima pensiun, penerima upah, dan orang pribadi lainnya) sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa atau kegiatan yang dibedakan menjadi subjek pajak dalam negeri dan luar negeri, dengan hak dan kewajiban. (Radianto (2010:75). Objek Pajak Penghasilan PPh Pasal 21 Objek PPh Pasal 21 adalah penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi Subjek Pajak Dalam Negeri yang dapat dipakai 2

untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan dengan nama dan bentuk apapun (Diana dan Setiawati, 2009:409) Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 Pemotongan PPh Pasal 21 menurut Diana dan Setiawati (2009:409) adalah: 1. Pemberi kerja (perusahaan) yang membayar gaji, upah sehubungan dengan pekerjaan. 2. Bendahara pemerintah 3. Dana pensiun yang membayarkan iuran pensiun dan pembayaran lain dengan nama dan bentuk apapun dalam rangka pensiun. 4. Badan yang membayar honorarium atau pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan jasa, termasuk jasa tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas. 5. Penyelenggara kegiatan yang melakukan pembayaran sehubungan dengan pelaksanaan suatu kegiatan. Tarif Pajak Penghasilan Pasal 21 Tarif Pajak Penghasilan Pasal 21 sesuai dengan Pasal 17 ayat (1) Undang-Undang No 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan: Tabel 1. Tarif PPh Pasal 21 Tarif Pajak PPh OP Penghasilan Kena Pajak (PKP) 5% Sampai dengan Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) 15% Diatas Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) s.d Rp. 250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah) 25% Diatas Rp. 250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah) s.d Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) 30% Diatas Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) Sumber: Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Penghasilan Kena Pajak (PTKP) PTKP merupakan batasan minimal penghasilan yang tidak dikenakan pajak bagi wajib pajak orang pribadi yang berstatus sebagai pegawai yang mencakup pegawai tetap, pegawai tidak tetap, pensiunan, pemagang, calon pegawai, pegawai lepas, pegawai harian, distributor MLM maupun kegiatan sejenis. Sesuai dengan PMK RI NOMOR : 162/PMK.011/2012 tentang perubahan PTKP pada tahun 2012, maka PTKP pada tahun 2013 yakni sebagai berikut: Tabel 2. Besarnya PTKP tahun 2013 sampai sekarang Keterangan PTKP tahun 2013 Diri wajib pajak orang pribadi Tambahan untuk wajib pajak yang kawin Rp. 24.300.000 sebelumnya Rp. 15.840.000 Rp. 2.025.000 sebelumnya Rp. 1.320.000 Rp. 24.300.000 sebelumnya Rp. 15.840.000 Tambahan untuk seorang isteri, penghasilan digabung dengan penghasilan suami. Tambahan untuk anggota Rp. 2.025.000 keluarga sedarah dan sebelumnya keluarga semenda garis Rp. 1.320.000 keturunan lurus dan anak angkat, yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3 orang untuk setiap keluarga Sumber: PMK RI NOMOR : 162/PMK.011/2012 METODE PENELITIAN Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, maka jenis penelitian pada penelitian ini adalah deskriptif. Berdasarkan judul diatas maka fokus penelitian adalah: 1. Penghasilan Karyawan Tetap PT. Sarah Ratu Samudera. 2. Mekanisme perhitungan dan pemotongan PPh Pasal 21 PT. Sarah Ratu Samudera disesuaikan dengan PER-31/PJ/2012. 3. Mekanisme penyetoran dan pelaporan PPh Pasal 21 PT. Sarah Ratu Samudera disesuaikan dengan PER-31/PJ/2012. Penelitian ini dilakukan di PT. Sarah Ratu Samudera beralamat di Gedung Graha YKPP Unit II-04B, Jl. Veteran Nomor 6-8 Surabaya, Jawa Timur, dan situs penelitian dilakukan di Bagian Akuntansi Keuangan dan Bagian MSDM PT. Sarah Ratu Samudera. Sumber data yang digunakan pada penelitian ini yakni : 1. Data Primer, berupa wawancara yang diperoleh oleh peneliti langsung dari responden. 2. Data Sekunder, berupa dokumen dan laporan yang berkenaan dengan penelitian ini. Teknik Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi dilakukan di PT. Sarah Ratu Samudera, serta mewawancarai informan yang 3

bersangkutan. Tahap-tahap Analisis data yang akan dilakukan sebagai berikut: 1. Analisis penghasilan karyawan tetap PT. Sarah Ratu Samudera. 2. Analisis perhitungan dan pemotongan PPh Pasal 21 atas karyawan tetap PT. Sarah Ratu Samudera disesuaikan dengan PER- 31/PJ/2012. 3. Analisis penyetoran dan pelaporan PPh Pasal 21 atas karyawan tetap PT. Sarah Ratu Samudera disesuaikan dengan PER- 31/PJ/2012. 4. Menginterprestasikan data yang telah diperoleh dam dianalisis untuk membuat pemecahan masalah terkait dengan Pajak Penghasilan Pasal 21. 5. Membuat kesimpulan dan saran atas hasil penelitian. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Penghasilan Karyawan Tetap PT. Sarah Ratu Samudera PT. Sarah Ratu Samudera merupakan perusahaan di bidang jasa (forwading) yang memiliki 30 karyawan. Karyawan yang berjumlah 30 tersebut merupakan karyawan tetap, untuk memberikan imbalan kepada karyawan PT. Sarah Ratu Samudera memberikan gaji, tunjangan makan, dan uang lembur bagi karyawan setiap bulan. Serta memberikan Tunjangan Hari Raya (THR) setahun dua kali, yakni pada hari raya Idul Fitri dan Natal, ditahun 2013 ini diberikan pada bulan Agustus dan Desember. Imbalan yang diberikan PT. Sarah Ratu Samudera kepada karyawannya setiap bulan merupakan penghasilan teratur, yakni gaji, tunjangan makan dan lembur, sesuai dengan PER-31/PJ/2012 Pasal 1 ayat 15 dan Tunjangan Hari Raya (THR) merupakan penghasilan tidak teratur yang diterima oleh karyawan PT. Sarah Ratu Samudera. Sesuai dengan PER-31/PJ/2012 Pasal 1 ayat 16. Analisis Perhitungan dan Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 Karyawan Tetap disesuaikan dengan peraturan perpajakan PER-31/PJ/2012 PT. Sarah Ratu Samudera berkewajiban untuk menghitung PPh Pasal 21 atas karyawan tetap setiap bulan dengan menggunakan sistem witholding tax. Perhitungan tersebut dilakukan oleh bagian Akuntansi Keuangan dibantu bendahara dan seksi pelaporan PT. Sarah Ratu Samudera. Perusahaan menyesuaikan perhitungan sesuai dengan Undang-Undang No.36 tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan. PPh Pasal 21 terutang PT. Sarah Ratu Samudera pada tahun 2013 sebesar Rp. 8.612.165,5 atas penghitungan dari 30 karyawan tetap. Berdasarkan analisis perhitungan PPh Pasal 21 yang dilakukan, perusahaan masih belum efektif dalam melaksanakan kewajiban memotong PPh Pasal 21 tersebut. Kesalahan tersebut berakibat PPh Pasal 21 terutang yang dipotong oleh bendahara menjadi lebih kecil daripada yang seharusnya dibayarkan. Atas kesalahan hitung yang dilakukan PT. Sarah Ratu Samudera pada bulan tersebut, terdapat selisih PPh Pasal 21 terutang berdasarkan perhitungan perusahaan dan berdasarkan perhitungan yang telah disesuaikan dengan PER-31/PJ/2012 sebagai berikut: Tabel 3. Selisish PPh Pasal 21 tahun 2013 Masa Pajak Perhitungan Perusahaan (Rp) Berdasarkan PER- 31/PJ/2012 (Rp) Selisih (Rp) Agustus 718.050 3.745.463 3.066.750 Desember 681.950 3.814.763 3.168.000 Pada Tabel 3 perhitungan PPh Pasal 21 PT. Sarah Ratu Samudera tidak sesuai dikarenakan PT. Sarah Ratu Samudera hanya menghitung atas penghasilan teratur (gaji, imbalan lembur, dan tunjangan makan) yang diterima karyawan. Seharusnya perusahaaan mengitung PPh Pasal 21 atas penghasilan tidak teratur (Tunjangan Hari Raya), yang diterima karyawan satu tahun dua kali, pada bulan Agustus dan Desember. PPh 21 terutang PT. Sarah Ratu Samudera pada tahun 2013 seharusnya Rp. 14.864.915,5 sedangkan yang dibayarkan dan dilaporkan hanya Rp. 8.612.165,5. Analisis Penyetoran dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas Karyawan Tetap menurut PER-31/PJ/2012. Penyetoran PPh Pasal 21 PT. Sarah Ratu Samudera dilakukan paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya di Bank Mandiri cabang Veteran Surabaya. Dari kesalahan hitung dan potong, perusahaan juga sudah dipastikan kurang bayar dalam menyetor PPh Pasal 21 bulan Agustus 2013 dan Desember 2013. Proses pelaporan PPh Pasal 21, PT. Sarah Ratu Samudera dilakukan setiap tanggal 20 bulan berikut di KPP Pratama Surabaya Krembangan Jawa Timur. Perusahaan masih kurang patuh dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. Terlihat dalam proses pelaporan SPT, PT. Sarah Ratu Samudera masih sering dalam melaporkan SPT Masa. Pada proses pelaporan PT. Sarah Ratu Samudera juga melakukan kesalahan dan proses pelaporan. PPh Pasal 21 terutang yang dilaporkan PT. 4

Sarah Ratu Samudera kurang dari yang seharusnya terutang. Tabel 4. Kepatuhan penyetoran dan pelaporan PPh Pasal 21 PT. Sarah Ratu Samudera tahun 2013 Bulan Penyetoran Pelaporan Januari Terlambat Februari Terlambat Maret Terlambat April Mei Juni Terlambat Juli Terlambat Agustus September Terlambat Oktober Terlambat November Desember Tabel 4 menjelaskan bahwa dalam menyetor dan melapor atas PPh Pasal 21 perusahaan masih sering. Kean pembayaran dan pelaporan tersebut dikarenakan bertepatan dengan hari libur, yang seharusnya dilakukan pada hari aktif berikutnya, tetapi seksi pelaporan perusahaan lupa untuk membayar dan lapor PPh Pasal 21 terutang. Dampak yang akan ditimbulkan dari kesalahan-kesalahan yang dilakukan PT. Sarah Ratu Samudera Dampak yang ditimbulkan atas kesalahan-kesalahan yang dilakukan PT. Sarah Ratu Samudera 1. Salah hitung dan potong PPh Pasal 21 akan mengakibatkan timbulnya SKPKB (Surat Ketapan Pajak Kurang Bayar) kepada PT. Sarah Ratu Samudera. 2. Sanksi sebesar 2% per bulan, yang diakibatkan nya menyetor PPh Pasal 21. 3. Denda sebesar Rp. 100.000 per SPT, atas kean melapor SPT PPh Pasal 21. Dari dampak yang ditimbulkan diatas, PT. Sarah Ratu Samudera harus bertanggung jawab atas semua kesalahan yang terjadi pada proses pemotongan PPh Pasal 21. Untuk denda dan sanksi tersebut menjadi tanggunggan perusahaan, karena sistem pemotongan PPh Pasal 21 yang digunakan PT. Sarah Ratu Samudera menggunakan sistem withholding tax. Dimana kewajiban PPh Pasal 21 menjadi tanggung jawab perusahaan. Penutup Kesimpulan Ketidakpatuhan PT. Sarah Ratu Samudera disebabkan oleh kesalahan hitung dan pemotongan PPh Pasal 21 terutang, yang kemudian berakibat terhadap penyetoran dan pelaporannya. Pada bulan Agustus dan Desember perusahaan salah hitung karena hanya menghitung atas gaji, tunjangan makan dan imbalan lembur. Padahal, seharusnya pada bulan tersebut, perusahaan juga harus menghitung PPh 21 atas Tunjangan Hari Raya. Dari kelalaian tersebut, secara otomatis perusahaan juga salah dalam setor dan lapor PPh 21 terutang. Terlambat dalam setor dan lapor PPh Pasal 21 terutang juga menjadi kesalahan lain yang dilakukan perusahaan. Terlambat setor sebanyak empat kali dan lapor sebanyak tiga kali dalam satu tahun. Kesalahan yang dilakukan seksi pelaporan PT. Sarah Ratu Samudera tersebut mengakibatkan timbulnya sanksi dan denda sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku. Saran 1. PT. Sarah Ratu Samudera harus mempertahan dan meningkatkan kepatuhan di bidang perpajakan, yakni melakukan proses pemotongan PPh Pasal 21 terutang dengan menggunakan sistem withholding tax yang sesuai dengan Undang-Undang perpajakan yang berlaku. 2. PT. Sarah Ratu Samudera juga harus mengetahui informasi-informasi mengenai Undang-Undang maupun peraturan perpajakan yang terbaru, sehingga tidak terjadi kesalahan dalam perhitungan dan pemotongan pajak terutang. 3. Perusahaan juga harus memperkerjakan karyawan sesuai keahlian terutama di bidang perpajakan supaya tidak lagi ada kesalahan yang dilakukan Bagian Akuntansi Keuangan perusahaan maupun Seksi Pelaporan yang akan 5

merugikan perusahaan dalam melaksanakan withholding tax perusahaannya yakni menghitung, menyetor dan melaporkan pajak. Daftar Pustaka. 2007. Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Nomor 28 Tahun 2007. 2008. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan. 2012. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor: PER-31/PJ/2012 tentang Pedoman Teknis. 2012 Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor: 162/PMK.011/2012 Diana, Anastasia dan Setiawati, Lilis. 2009. Perpajakan Indonesia:Konsep, Aplikasi dan Penuntun Praktis. Yogyakarta: Andi Gunadi. 2002. Ketentuan Perhitungan dan Pelunasan Pajak Penghasilan.Jakarta: Salemba Empat. Mardiasmo. 2009. Perpajakan Edisi Revisi 2009. Yogyakarta: Andi. Muda, Markus. 2005. Perpajakan Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Mulyono, Djoko. 2010. Panduan Brevet Pajak:Pajak Penghasilan. Yogyakarta: Andi Radianto, Wirawan. 2010. Memahami Pajak Penghasilan dalam Sehari. Jakarta: Graha Ilmu. Suandy,Erly. 2009. Hukum Pajak.Jakarta:Salemba Empat Lumbantoruan, Amber. 2002. Analisa Perbedaan Perhitungan Laba Kena Pajak Menurut Laporan Keuangan Komersial dan Laporan Keuangan Fiskal. Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Jenderal Sudirman 6